TENTANG
TRANSKRIPSI
Oleh kelompok 02
KLINIK VETERINER
FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
BANDA ACEH
2015
1
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI………......…………………..……………………….....................…………....2
BAB I Pendahuluan………….....………………..................……...………………………….3
1.1 Latar Belakang…………….........…………………..................…………………………..3
1.2 Rumusan Masalah………….........………………..................…………………………….4
1.3 Tujuan Pembahasan.............................................................................................................4
2
BAB I. PENDAHULUAN
Kata transkripsi berasal dari bahasa Inggris transcription atau bahasa latin transcriptio
yang berarti penyalinan atau perekaman. Secara fungsional, transkripsi diartikan sebagai
transfer informasi genetik yang terdapat dalam urut-urutan nukleotida DNA menuju ke urut-
urutan nukleotida RNA atau penyalinan atau perekaman informasi genetik yang ada pada
DNA (berupa urutan nukleotida) yang menghasilkan salinan atau rekaman berupa urutan
nukleotida RNA dan menggunakan DNA sebagai template (cetakannya). Pembuatan RNA
dengan menyalin sebagian berkas DNA, transkripsi merupakan bagian dari rangkaian
ekspresi genetik. Pengertian asli "transkripsi" adalah alih aksara atau penyalinan. Di sini,
yang dimaksud adalah mengubah "teks" DNA menjadi RNA. Sebenarnya, yang berubah
hanyalah basa nitrogen timin di DNA yang pada RNA digantikan oleh urasil.
Transkripsi berlangsung di dalam inti sel (nukleus) atau di dalam matriks pada mitokondria
dan plastida. Transkripsi dapat dipicu oleh rangsangan dari luar maupun tanpa rangsangan.
Pada proses tanpa rangsangan, transkripsi berlangsung terus-menerus (gen-gennya disebut
gen konstitutif atau "gen pengurus rumah", house-keeping genes). Sementara itu, gen yang
memerlukan rangsangan biasanya gen yang hanya diproduksi sewaktu-waktu; gen-nya
disebut gen regulatorik karena biasanya mengatur mekanisme khusus. Rangsangan akan
mengaktifkan bagian promoter. Promoter ini terletak di sebelah hulu bagian yang akan disalin
(disebut transcription unit) (Nicha, 2012).
Andrika, 2012 juga menyatakan, bahwa transkripsi berlangsung di dalam inti sel
(nukleus) atau di dalam matriks pada mitokondria dan plastida. Proses transkripsi adalah
proses sintesa RNA dari template DNA, bedanya basa RNA adalah Urasil (U) sebagai
3
gantinya timin (T). Jadi bila dalam untai DNA A maka hasil transkripsinya adalah U dan bila
pada DNA T, maka pada RNA menjadi A, bila pada DNA C maka hasil transkripsi pada
RNA adalah G dan sebaliknya. Contoh untai DNA AAACCGGCAAAA maka untai molekul
RNA hasil transkripsi adalah RNA UUUGGCCGUUUURNA adalah untai tunggal,
komplementernya DNA. RNA adalah pembawa pesan DNA urutan basa pada RNA dibaca
tiga-tiga disebut kodon, mendiktekan jenis asam amino yang dikode pada tahap translasi. Jadi
informasi genetik ditulis sebagai kodon dan ditranslasikan ke dalam rangkaian (urutan) asam
aminoEnzim untuk mentranskripsi DNA menjadi RNA disebut RNA polymerase.
umum
2. Memberikan penjelasan tentang proses terjadinya transkripsi pada eukariot dan prokariot
4
BAB II. PEMBAHASAN
Proses transkripsi hampir sama dengan replikasi DNA, tetapi terjadinya sintesis RNA
dua kali lipat lebih cepat daripada sintesis DNA. Seperti halnya pada replikasi DNA , RNA
akan disintesis mulai dari ujung 5’ ke ujung 3’ sehingga rantai RNA komplementer (yang
merupakan pasangan DNA template)yang dibentuk sacara antipararel terhadap rantai DNA
(arah 3’ ke 5’). Enzim yang berperan dalam transkripsi adalah RNA polimerase.
Transkripsi terjadi dalam tiga tahap, yakni inisiasi, elongasi dan terminasi. Pada tahap
inisiasi, RNA polimerase melekat pada promoter, yakni urutan basa nitrigen khusus pada
DNA yang dapat memberikan sinyal inisiasi transkripsi. Rantai DNA yang digunakan pada
proses perekaman gen hanya satu buah, dinamakan rntai sense. Sementara rantai lainnya
merupakan rantai noncoding atau antisense (tidak digunakan dalam transkripsi). Hal ini
dikanali dengan adanya promoter pada rantai sense. Umumnya, promotor memiliki urutan
gen TATAAT dan TIGASA dan rantai antisense mengandung komplementernya (ATATTA
dan AASTGT) yang akan dikenali oleh RNA polimerase.
Tahap elongasi ditunjukkan oleh aktivitas RNA polimerase yang bergerak sepanjang rantai
DNA sehingga dihasilkan rantai RNA yang didalamnya mengandung urutan basa nitrogen
pertama sebagai hasil perekaman (leader sequence). Setelah hasil perekaman basa nitrogan
berjumlah tiga puluh buah, suatu senyawa kimia akan berikatan dengan ujung 5’ RNA.
Senyawa kimi tersebut berfungsi sebagai penutup (chemical cap) yang akan memberikan
sinyal inisiasi tahap translasi dan berfungsi mencegah terjadinya degradasi RNA.
Ketika memasuki tahap terminasi, proses perekaman (transkripsi) berhenti dan molekul RNA
yang baru akan terpisah dari DNA template. Segera setelah molekul RNA terpisah, sebanyak
100-200 molekul asam adenilat berikatan pada ujung 3’ RNA. Penambahan senyawa kimia
tersebut menghasilkan urutan nukleotida adenin dalam jumlah yang banyak (poli A ; poli =
banyak) pada ujung 3’ RNA. Akhirnya dihasilkan produk transkripsi yang lengkap
dinamakan messenger RNA (mRNA) (Karmana, 2007).
5
(Karmana, 2007).
(Nicha, 2012).
6
Sebuah rantai DNA digunakan untuk mencetak rantai tunggal mRNA dengan bantuan
enzim polimerase. Enzim tersebut menempel pada kodon permulaan, umumnya adalah
kodon untuk asam amino metionin. Pertama-tama, ikatan hidrogen di bagian DNA yang
disalin terbuka. Akibatnya, dua utas DNA berpisah. Salah satu polinukleotida berfungsi
sebagai pencetak atau sense, yang lain sebagai gen atau antisense. Misalnya pencetak
memiliki urutan basa G-A-G-A-C-T, dan yang berfungsi sebagai gen memiliki urutan
basa komplemen C-T-C-T-G-A. Karena pencetaknya G-A-G-A-C-T, maka RNA hasil
cetakannya C-U-C-U-G-A. Jadi, RNA C-U-C-U-G-A merupakan hasil kopian dari DNA
C-T-C-T-G-A (gen), dan merupakan komplemen dari pencetak.
Secara singkat Proses transkripsi dimulai ketika enzim RNA polimerase berkontak
dengan protein pada DNA yang disebut promotor. Setelah tahap transkripsi dimulai dari
proses yang disebut inisiasi, yaitu ketika enzim RNA polimerase bergabung dengan
promotor.Pada tiap gen, promotor hanya mengkode untuk mentranskripsi satu untai
7
DNA saja. Bagian yang ditranskripsi berbeda antara satu gen dengan gen lainnya. Tahap
transkripsi berikutnya adalah pemanjangan RNA, RNA terpisah atau menjauh dari DNA
templatenya, sehingga kedua untai DNA dapat bergabung lagi, dilanjutkan dengan tahap
ketiga.Tahap ketiga transkripsi adalah terminasi, yaitu ketika RNA polimerase mencapai
urutan basa tertentu yang disebut terminator (Andrika, 2012).
Transkripsi berlangsung dalam tiga tahap, yaitu: tahap inisiasi, elongasi pada
umumnya, gen yang mengkode protein pada prokariot adalah gen dengan kopi tunggal
(single copy), sedangkan gen yang mengkode tRNA dan rRNA berupa gen dengan
jumlah kopi banyak (multiple copies). Organisasi gen dalam organisme prokariot disebut
operon. Suatu operon adalah organisasi beberapa gen struktural yang ekspresinya
dikendalikan oleh satu promoter yang sama.
Contoh dari operon adalah lac operon, operon yang mengendalikan kemampuan
metabolisme pada E. coli. Terdapat 3 macam gen dalam lac operon, yaitu gen Z
(mengkode β-galaktosidase), gen Y (mengkode permease), dan gen A (mengkode trans-
asetilase). Masing-masing gen struktural memiliki kodon inisiasi awal dan kodon
terminasi, tetapi ekspresinya dikendalikan oleh satu promoter yang sama. Pada saat
transkripsi, terbentuk 1 RNAd yang membawa kodon untuk 3 macam polipeptida yang
berbeda (polisistronik). Masing-masing polipeptida akan ditranslasi secara independen
dari satu untaian RNAd yang sama.
A. Inisiasi
Tahap inisiasi berupa pengenalan holoenzyme (RNA polimerase) pada tapak awal
inisiasi atau yang disebut sebagai promoter. Pengenalan promoter ini berlangsung
melalui pelekatan/pengikatan holoenzyme (RNA polimerase) pada posisi promoter.
Bagian RNA polimerase yang mengenali promoter adalah subunit τ (sigma). Semua
promoter mempunyai urut-urutan nukleotida yang sama atau sangat mirip. Pada E. coli
8
diketahui ada dua macam urut-urutan promoter yaitu 5'-TTGACA-3' (-35box) dan 5'-
TATAAT-3' (-10 box atau Pribnow box). -10 menunjuk pada lokasi box tersebut
terdapat berkaitan dengan posisi awal transkripsi.
Pada awal proses pengikatan RNA polimerase (holoenzime) dengan promoter disebut
sebagai "kompleks promoter yang tertutup" atau Closed promoter complex. Dalam
bentuk closed promoter complex, enzim polimerase menutupi atau "melindungi" sekitar
60 bp (base pairs) dari heliks ganda, bermula dari posisi di depan (upstream) -35 box
menuju ke arah -10 box. Diduga holoenzyme RNA polimerase secara khusus mengenali
-35 box sebagai tapak pengikatan DNA, meskipun kesimpulan ini masih kontroversial.
Akan tetapi dinyatakan lagi, bahwa -10 box adalah daerah yang jelas-jelas merupakan
tempat pemutusan ikatan hidrogen antara basa (yang disebut peleburan), maupun tempat
pertama terbukanya lilitan heliks ganda DNA.
B. Elongasi
Setelah tahap inisiasi selesai, maka dilanjutkan dengan tahap elongasi. Selama tahap
elongasi, RNA polimerase (core enzyme) memutuskan ikatan hidrogen, serta membuka
lilitan heliks ganda. RNA polimerase bergerak sepanjang molekul DNA dan
menghubungkan ribonukleotida-ribonukleotida ke ujung 3’ pada molekul RNA yang
sedang tumbuh, sesuai dengan macam basa pada DNA yang menjadi cetakannya. Proses
ini berlangsung dengan arah polimerisasi dari ujung 5’ ke ujung 3’. Selama
berlangsungnya polimerisasi, bagian molekul RNA yang telah terbentuk, secara bertahap
terlepas ikatannya dari untaian DNA pengkode, sehingga memungkinkan segera
terbentuknya kembali heliks ganda seperti semula. Dalam hubungan ini bagian DNA
yang terbuka, atau yang disebut "gelembung transkripsi" hanya mengandung pasangan
basa RNA-DNA sejumlah antara 12 sampai 17.
9
C. Terminasi
Proses elongasi pada akhirnya harus dihentikan, penghentian ini dinamakan terminasi,
proses terminasi transkripsi pada prokariot dapat dikelompokkan menjadi 2 kelas, yaitu:
(1) terminasi yang ditentukan oleh urutan nukleotida tertentu (rho-independent) dan (2)
terminasi yang diatur oleh suatu protein (faktor ρ) (rho-dependent). Kelas pertama
dicirikan oleh struktur jepit rambut dan lengkung. Dewasa ini diketahui adanya perbedaan
struktur antara terminasi yang tergantung pada faktor ρ (dependent terminator), dan yang
tidak tergantung pada faktor ρ atau ρ-independent terminator. Dalam hal ini struktur
terminator yang tidak tergantung pada faktor ρ memiliki suatu seri pasangan basa A-T
langsung mengikuti palindrom. Pasangan basa A-T ini menyebahkan terbentuknya suatu
seri 5 sampai 10 U pada ujung 3' dari RNA hasil transkripsi.
Pada prokariot, translasi terjadi sebelum transkripsi sepenuhnya dirampungkan. Hal ini
dimungkinkan karena pada prokariot molekul mRNA di translasikan berdasarkan arah dari
ujung 5` ke ujung 3`. Selain dari itu, pada prokariot tidak terdapat membran inti, sehingga
tidak ada yang memisahkan transkripsi dan translasi (sebagaimana yang terjadi pada
eukariot) sehingga translasi dapat segera dilakukan.
Mekanisme transkripsi secara umum pada organisme eukariot sama dengan pada
prokariot, yaitu melalui tahapan inisiasi, elongasi dan terminasi. Perbedaan antara transkripsi
pada eukariot dengan prokariotik adalah RNA polimerase tidak melekat pada DNA selama
proses inisiasi. Inisiasi transkripsi pada eukariot diperantarai oleh faktor-faktor transkripsi
yang bersifat spesifik untuk tiap macam RNA polimerase. Segera setelah inisiasi, RNA
polimerase langsung berikatan pada DNA. Ketiga macam RNA polimerase pada eukariot
membutuhkan prakondisi yang berbeda untuk terlibat dalam transkripsi. Tiga macam RNA
polimerase mengenali urutan promoter yang berbeda; dan membutuhkan perangkat protein
yang berbeda (disebut “faktor transkripsi” atau “transcription factor”). Berikut penjelasan
dari ketiga RNA polimerase yang bekerja pada eukariot.
A. RNA Polimerase I
10
B. RNA Polimerase II
RNA polmerase III, sebagaimana RNA polimerase II, tidak berada di nukleolus,
melainkan di nukleoplasma. RNA polimerase III ini mentranskripsikan gen-gen untuk inti
kecil RNAs dan tRNA. Tempt pelekatannya berada di antara gen-gen tersebut. Sedikit telah
disinggung di atas bahwa pada eukariot transkripsi terjadi tidak bersamaan dengan translasi.
Dengan adanya membran inti, pada eukariot dapat dibedakan tempat terjadinya transkripsi
dan translasi, transkripsi terjadi di dalam inti sedang translasi terjadi di sitoplasma. Waktunya
pun tidak dapat terjadi secara bersamaan, sebab sebelum dapat melakukan translasi, harus
merampungkan terlebih dahulu proses transkripsi. Proses transkripsi dan translasi pada
eukariotpun lebih kompleks daripada prokariot.
Pada eukariota, mRNA yang baru belum siap untuk ditranslasi. Ini harus melalui proses
tambahan sebelum meninggalkan inti. Ini mungkin termasuk splicing, editing, dan
poliadenilasi. Proses ini mengubah mRNA dengan berbagai cara. Modifikasi tersebut
memungkinkan gen tunggal yang akan digunakan untuk membuat lebih dari satu protein.
Splicing adalah menghilangkan intron dari mRNA (lihat Gambar di bawah). Intron
merupakan daerah yang tidak mengkode untuk protein. mRNA lainnya hanya terdiri dari
daerah yang mengkode untuk protein, yang disebut ekson. Ribonucleoproteins adalah
nukleoprotein yang mengandung RNA. Ribonuklearprotein nuklir kecil yang terlibat
dalam splicing pra- mRNA.
Editing mengubah beberapa nukleotida dalam mRNA. Misalnya, protein manusia yang
disebut apoB, yang membantu transportasi lipid dalam darah, memiliki dua bentuk yang
berbeda karena editing. Salah satu bentuknya adalah lebih kecil daripada yang lain karena
editing menambah sinyal stop lebih awal pada mRNA.
Poliadenilasi adalah menambahkan “ekor” ke mRNA. Ekor terdiri dari serangkaian As
(basa adenin). Ini menandai akhir dari mRNA. Hal ini juga terlibat dalam mengekspor
mRNA dari inti. Selain itu, ekor melindungi mRNA dari enzim yang mungkin
memecahnya (Kliksma, 2014).
11
BAB III. PENUTUP
3.1. Kesimpulan
c. Pada prokariot, proses transkripsi dan translasi berlangsung hampir secara serentak, artinya
sebelum transkripsi selesai dilakukan, translasi sudah dapat dimulai
e. Dengan demikian, ada jeda waktu antara transkripsi dengan translasi, yg disebut sebagai
fase pasca-transkripsi. Pada fase ini, terjadi proses : pemotongan dan penyambungan rna
(RNA-splicing), poliadenilasi (penambahan gugus poli-a pada ujung 3’mRNA), penambahan
tudung (cap) pada ujung 5’ mRNA dan penyuntingan mRNA.
3.2. Saran
Sebagai manusia yang penuh dengan kesalahan, penulis menyadari bahwa makalah ini masih
banyak kekurangannya. Oleh karena itu penulis mengharapkan adanya kritik dan saran yang
bersifat positif, guna penulisan makalah ini lebih baik lagi di masa yang akan datang.
12
DAFTAR PUSTAKA
Karmana, Oman. 2007. Cerdas Belajar Biologi: Untuk Kelas XII SMA/MA Program Ilmu
Pengetahuan Alam. Jakarta ; Grafindo.
13