Anda di halaman 1dari 10

KETIDAKADILAN KESETARAAN GENDER YANG

MEMBUDAYA

kodrati. Oleh karenanya gender bervariasi dari


PENDAHULUAN satu tempat ke tempat lain dan dari satu waktu
Istilah gender diperkenalkan oleh para ke waktu berikutnya.
ilmuwan sosial untuk menjelaskan perbedaan Gender tidak bersifat kodrati, dapat
perempuan dan laki-laki yang bersifat bawaan berubah dan dapat dipertukarkan pada
sebagai ciptaan Tuhan dan yang bersifat manusia satu ke manusia lainnya tergantung
bentukan budaya yang dipelajari dan waktu dan budaya setempat. Kesetaraan
disosialisasikan sejak kecil. Pembedaan ini gender, dikenal juga sebagai keadilan gender,
sangat penting, karena selama ini sering sekali yaitu pandangan bahwa semua orang harus
mencampur adukan ciri-ciri manusia yang menerima perlakuan yang setara dan tidak
bersifat kodrati dan yang bersifat bukan didiskriminasi berdasarkan identitas gender
kodrati (gender). Perbedaan peran gender ini mereka. Yang berusaha untuk menciptakan
sangat membantu kita untuk memikirkan kesetaraan dalam bidang sosial dan hukum,
kembali tentang pembagian peran yang seperti dalam aktivitas demokrasi dan
selama ini dianggap telah melekat pada memastikan akses pekerjaan yang setara dan
manusia perempuan dan laki-laki untuk upah yang sama.
membangun gambaran relasi gender yang Dalam prakteknya, tujuan dari
dinamis dan tepat serta cocok dengan kesetaraan gender adalah agar tiap orang
kenyataan yang ada dalam masyarakat. memperoleh perlakuan yang sama dan adil
Perbedaan konsep gender secara sosial telah dalam masyarakat, tidak hanya dalam bidang
melahirkan perbedaan peran perempuan dan politik, di tempat kerja, atau bidang yang
laki-laki dalam masyarakatnya. Secara umum terkait dengan kebijakan tertentu. kesetaraan
adanya gender telah melahirkan perbedaan gender memberi kesempatan baik pada
peran, tanggung jawab, fungsi dan bahkan perempuan maupun laki-laki untuk secara
ruang tempat dimana manusia beraktivitas. setara/sama/sebanding menikmati hak-haknya
Sedemikian rupanya perbedaan gender ini sebagai manusia, secara sosial mempunyai
melekat pada cara pandang kita, sehingga kita benda-benda, kesempatan, sumberdaya dan
sering lupa seakan-akan hal itu merupakan menikmati manfaat dari hasil
sesuatu yang permanen dan abadi pembangunan.Suatu kondisi adil untuk
sebagaimana permanen dan abadinya ciri perempuan dan laki-laki melalui proses
biologis yang dimiliki oleh perempuan dan budaya dan kebijakan yang menghilangkan
laki-laki. hambatan-hambatan berperan bagi perempuan
Kata ―gender‖ dapat diartikan sebagai dan laki-laki. fair baik pada perempuan
perbedaan peran, fungsi, status dan maupun laki-laki.
tanggungjawab pada laki-laki dan perempuan Kesetaraan gender merupakan suatu
sebagai hasil dari bentukan (konstruksi) sosial norma yang seharusnya dijunjung tinggi oleh
budaya yang tertanam lewat proses sosialisasi masyarakat dengan mengacu pada ajaran
dari satu generasi ke generasi berikutnya. agama yang dianut masing-masing.
Dengan demikian gender adalah hasil Seperti halnya didalam agama Islam, melalui
kesepakatan antar manusia yang tidak bersifat kedua sumbernya Al Qur’an dan Sunnah,
menetapkan posisi dan kedudukan perempuan
setara dan seimbang dengan posisi dan sekretaris, guru Taman Kanakkanak;
kedudukan laki-laki. (Dr. Marzuki, M.Ag., kaum perempuan ramah dianggap genit;
2008.) Sehingga apabila kita memahami kaum laki-laki ramah dianggapperayu.
makna gender secara bijaksana dan obyektif 2. Subordinasi/Penomorduaan, yaitu adanya
berdasarkan dasar hukum dan agama yang anggapan bahwa salah satu jenis kelamin
dianut, tentu tidak akan memunculkan dianggap lebih rendah atau
penolakan terhadap konsep kesetaraan gender dinomorduakan posisinya dibandingkan
itu sendiri karena sesungguhnya kesetaraan dengan jenis kelamin lainnya. Contoh:
gender adalah hal yang positif. Sejak dulu, perempuan
Oleh karena itu, kesadaran tentang isu menguruspekerjaan domestik sehingga
kesetaraan gender merupakan hal yang perlu perempuan dianggap sebagai ―orang
diraih baik oleh kaum laki-laki maupun rumah‖ atau ―teman yang ada di
perempuan. Pemahaman tentang kesetaraan belakang‖.
gender yang positif pada masyarakat memiliki 3. Marginalisasi/Peminggiran, adalah
banyak manfaatnya dalam kehidupan terutama kondisi atau proses peminggiran terhadap
untuk mengurangi kasus-kasus ketidakadilan salah satu jenis kelamin dari
gender dan permasalahan rumah tangga. arus/pekerjaan utama yang berakibat
Adapun yang menjadi dasar bagi pekerja kemiskinan. Misalnya, perkembangan
sosial dalam melakukan intervensi ialah teknologi menyebabkan apa yang semula
pendidikan, umur, dan sumber. informasi dikerjakan secara manual oleh
masyarakat tentang seseorang yang perempuan diambil alih oleh mesin yang
benarbenar memahami konsep kesetaraan pada umumnya dikerjakan oleh laki-laki.
gender sesuai dengan pengertian 4. Beban Ganda/Double Burden, adalah
sesungguhnya dan menerima segala hal adanya perlakuan terhadap sal
tentang konsep tersebut maka ia akan ah
bertindak sesuai dengan pemahaman yang satujenis kelamin dimana ya
dimiliki. Inilah yang menjadi kunci agar ng
masyarakat terhindar dari kasus-kasus yang bersangkutan bekerja jauh leb
menunjukkan ketimpangan/diskriminasi ih
gender. banyakdibandingkan dengan jeni
Diskriminasi gender adalah segala kelamin lainnya. tersebut. s
Dengan demikian gender
bentuk tindakan yang menunjukkan keadaan
menyangkut aturan sosial yang berkaitan
atau posisi tidak setara antara laki-laki dan
dengan jenis kelamin manusia laki-laki dan
perempuan. Sebagaimana penjelasan
perempuan. Perbedaan biologis dalam hal alat
BKKBN (2007) bahwa Ketidakadilan atau
reproduksi antara laki-laki dan perempuan
diskriminasi gender sering terjadi dalam
memang membawa konsekuensi fungsi
keluargadan masyarakat serta di tempat kerja
reproduksi yang berbeda (perempuan
dalam berbagai bentuk, yaitu
mengalami menstruasi, hamil, melahirkan dan
1. Stereotip/Citra Baku, yaitu pelabelan
terhadap salah satu jenis kelamin yang menyusui; laki-laki membuahi dengan
seringkali bersifat negatif dan pada spermatozoa). Jenis kelamin biologis inilah
umumnya menyebabkan terjadinya merupakan ciptaan Tuhan, bersifat kodrat,
ketidakadilan. Misalnya, karena tidak dapat berubah, tidak dapat dipertukarkan
perempuan dianggap ramah, lembut, rapi, dan berlaku sepanjang zaman.
maka lebih pantas bekerja sebagai
Namun demikian, kebudayaan yang perempuan, tetapi juga bagi kaum laki-laki.
dimotori oleh budaya patriarki menafsirkan Berbagai pembedaan peran, fungsi, tugas dan
perbedaan biologis ini menjadi indikator tanggung jawab serta kedudukan antara laki-
kepantasan dalam berperilaku yang akhirnya laki dan perempuan baik secara langsung
berujung pada pembatasan hak, akses, maupun tidak langsung, dan dampak suatu
partisipasi, kontrol dan menikmati manfaat peraturan perundangundangan maupun
dari sumberdaya dan informasi. Akhirnya kebijakan telah menimbulkan berbagai
tuntutan peran, tugas, kedudukan dan ketidakadilan karena telah berakar dalam adat,
kewajiban yang pantas dilakukan oleh lakilaki norma ataupun struktur masyarakat.
atau perempuan dan yang tidak pantas Gender masih diartikan
dilakukan oleh laki-laki atau perempuan oleh masyarakat sebagai
sangat bervariasi dari masyarakat satu ke perbedaan jenis kelamin. Masyarakat
masyarakat lainnya. Ada sebagian masyarakat belum memahami bahwa gender adalah suatu
yang sangat kaku membatasi peran yang konstruksi budaya tentang peran fungsi dan
pantas dilakukan baik oleh lakilaki maupun tanggung jawab sosial antara laki-laki dan
perempuan, misalnya tabu bagi seorang laki- perempuan.
laki masuk ke dapur atau mengendong Kondisi demikian mengakibatkan kesenjangan
anaknya di depan umum dan tabu bagi peran sosial dan tanggung jawab sehingga
seorang perempuan untuk sering keluar rumah terjadi diskriminasi, terhadap laki-laki dan
untuk bekerja. Namun demikian, ada juga perempuan. Hanya saja bila dibandingkan,
sebagian masyarakat yang fleksibel dalam diskriminasi terhadap perempuan kurang
memperbolehkan lakilaki dan perempuan menguntungkan dibandingkan laki-laki.
melakukan aktivitas sehari-hari, misalnya Ketidakadilan gender merupakan bentuk
perempuan diperbolehkan bekerja sebagai kuli perbedaan perlakuan berdasarkan alasan
bangunan sampai naik ke atap rumah atau gender, seperti pembatasan peran,
memanjat pohon kelapa, sedangkan laki-laki penyingkiran atau pilih kasih yang
sebagian besar menyabung ayam untuk mengakibatkan terjadinya pelanggaran atas
berjudi. pengakuan hak asasinya, persamaan antara
laki-laki dan perempuan, maupun hak dasar
PEMBAHASAN Ketidakadilan Gender dalam bidang sosial, politik, ekonomi, budaya
Ketidakadilan gender (gender dan lain-lain.
inequalities) merupakan sistem dan struktur di Ketidakadilan dan diskriminasi gender
mana baik kaum laki-laki dan perempuan merupakan sistem dan struktur dimana baik
menjadi korban dari sistem tersebut. perempuan maupun laki-laki menjadi korban
Ketertinggalan perempuan mencerminkan dalam system tersebut. Berbagai pembedaan
masih adanya ketidakadilan dan ketidak peran dan kedudukan antara perempuan dan
setaraan antara laki-laki dan perempuan di laki-laki baik secara langsung yang berupa
Indonesia, hal ini dapat terlihat dari gambaran perlakuan maupun sikap, dan yang tidak
kondisi perempuan di Indonesia. langsung berupa dampak suatu peraturan
Sesungguhnya perbedaan gender dengan perundangundangan maupun kebijakan telah
pemilahan sifat, peran, dan posisi tidak menimbulkan berbagai ketidakadilan.
menjadi masalah sepanjang tidak melahirkan Ketidakadilan gender terjadi karena adanya
ketidakadilan. Namun pada kenyataannya keyakinan dan pembenaran yang ditanamkan
perbedaan gender telah melahirkan berbagai sepanjang peradaban manusia dalam berbagai
ketidak adilan, bukan saja bagi kaum bentuk yang bukan hanya menimpa
perempuan saja tetapi juga dialami oleh laki- pemerintah, tafsiran agama, keyakinan,
laki. tradisi dan kebiasaan, atau pengetahuan
Ketidakadilan gender ini dapat (Mansour Faqih, Analisis Gender dan
bersifat : Transformasi Sosial,(Yogyakarta:
1. Langsung, yaitu pembedaan perlakuan Pustaka Pelajar, 2007), h.14). Salah satu
secara terbuka dan berlangsung, baik bentuk paling nyata dari marginalisasi ini
disebabkan perilaku/sikap, norma/nilai, adalah lemahnya peluang perempuan
maupun aturan yang berlaku. terhadap sumber-sumber ekonomi.
2. Tidak langsung, seperti peraturan sama, Proses tersebut mengakibatkan perempuan
tapi pelaksanaannya menguntungkan jenis menjadi kelompok miskin karena
kelamin tertentu. peminggiran terjadi secara sistematis
3. Sistemik, yaitu ketidakadilan yang berakar dalam masyarakat.
dalam sejarah, norma atau struktur 4. Subordinasi Penomorduaan
masyarakat yang mewariskan keadaan (subordinasi) ini pada dasarnya
yang bersifat membedabedakan. merupakan keyakinan bahwa jenis
Ketidakadilan gender menurut kelamin tertentu dianggap lebih penting
beberapa pakar timbul dalam bentuk: atau lebih utama dibanding jenis kelamin
1. Stereotype Pelabelan atau penandaan yang lainnya (Leli Nurohmah dkk, Kesetaraan
seringkali bersifat negatif secara umum Kemajemukan dan Ham, Jakarta:
dan melahirkan ketidakadilan. Sebagai Rahima. Hal ini berakibat pada kurang
contoh, perempuan sering digambarkan diakuinya potensi perempuan sehingga
emosional, lemah, cengeng, tidak rasional, sulit mengakses posisi-posisi strategis
dan sebagainya. Stereotype tersebut yang dalam komunitasnya terutama terkait
kemudian menjadikan perempuan selama dengan pengambilan kebijakan.
ini ditempatkan pada posisi domestik, 5. Beban kerja lebih panjang dan lebih
kerapkali perempuan di identikan dengan banyak (double burden)Adanya anggapan
urusan masak, mencuci, dan seks (dapur, bahwa perempuan memiliki sifat
sumur, dan kasur). memelihara dan rajin serta tidak cocok
2. Kekerasan (violence) Kekerasan berbasis untuk menjadi kepala keluarga berakibat
gender, kekerasan tersebut terjadi akibat bahwa semua pekerjaan domestik rumah
dari ketidak seimbangan posisi tawar tangga menjadi tanggung jawab
(bargaining position) atau kekuasaan perempuan (Mansour Faqih, Analisis
antara perempuan dan lakilaki. Kekerasan Gender dan Transformasi Sosial,
terjadi akibat konstruksi peran yang telah Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007, h.21).
mendarah daging pada budaya patriarkal Untuk keluarga miskin perempuan selain
yang menempatkan perempuan pada bertanggung jawab terhadap pekerjaan
posisi lebih rendah. Cakupan kekerasan domestik, mereka juga mencari nafkah
ini cukup luas, diantaranya eksploitasi sebagai sumber mata pencarian tambahan
seksual, pengabaian hak-hak reproduksi, keluarga, ini menjadikan perempuan harus
trafficking, perkosaan, pornografi, dan bekerja ekstra untuk mengerjakan kedua
sebagainya. bebannya.
3. Marginalisasi Peminggiran terhadap kaum
perempuan terjadi secara Pengertian Tentang Keadilan
multidimensional yang disebabkan oleh Keadilan berasal dari kata adil,
banyak hal bisa berupa kebijakan menurut Kamus Bahasa Indonesia adil adalah
tidak sewenang- wenang, tidak memihak, multi burden. Perempuan juga lebih rentan
tidak bera sebelah. Adil terutama mengandung mengalami berbagai bentuk kekerasan.
arti bahwa suatu keputusan dan tindakan
didasarkan atas norma-norma yang objektif; Mengapa memilih aspek masalah gender dan
jadi tidak subjektif apalagi sewenang- lahirnya ketidakadilan?
wenang. Demikian pula dengan Kesetaraan Karena agar kita tahu bahwa di zaman
Gender setara atau sama. Samasama punya sekarang tidak ada yang namanya lelaki lebih
hak dan kewajiban yang sama tanpa adanya tinggi derajatnya atau wanita tidak bisa
Diksriminasi. melakukan hal yang dilakukan oleh lelaki ,
Pembedaan gender bisa memunculkan karena sekarang sudah ada yang namanya
ketidakadilan gender. kesetaraan dalam lelaki dan perempuan Cuma
Ketidakadilan gender terjadi karena adanya kudratnya yang tidak bisa berubah artinya
hubungan dan peran gender yang tidak wanita emang pada kudratnya diciptakan
seimbang antara laki-laki dan perempuan selalu ingin dilindungin dari lelaki tapi pada
dalam memperoleh peluang, kesempatan, ahekatnya wanita juga bisa melakukan apapun
partisipasi, manfaat, dan control dalam yang dilakukan para lelaki, Cuma pada zaman
melaksanakan dan menikmati hasil dahulu yang ada nama istilahnya wanita selalu
pembangunan baik di dalam maupun di luar ada dibawah laki-laki, dulu tidak boleh wanita
rumah tangga. Secara kodrati perempuan melakukan sesuatu yang dilakuka laki-laki,
memiliki vagina, rahim, kemampuan untuk justru itu untungnya sekarang ada yang
bisa hamil dan melahirkan. Namun karena namanya keadilan dalam perempuan namun
alasan menjalankan fungsi kodrati tersebut sayangnya tidak berjalan sesuai harapan kaum
maka perempuan seringkali di tempatkan di wanita karena mereka hanya diizinkan
ruang domestic. Perempuan dibatasi peran dan berkerja sebagai pernambah penghasilan saja.
posisinya di ruang public, karena ruang public
dianggap bukan wilayah perempuan. Lebih Kesetaraan Gender
jauh lagi pandangan dunia menempatkan Kesetaraan Gender adalah Kesamaan
perempuan sebagai makluk kedua setelah laki- kondidsi bagi laki-laki dan perempuan untuk
laki yang tidak pantas memimpin, maka memeperoleh kesempatan hak-haknya sebagai
pendidikan dan kesempatan kerja akan manusia, agar mampu beperan dan
mengutamakan lakilaki. Kondisi ini berpartisispasi dalam kegiatan
meminggirkan peran perempuan dalam politik,hukum,ekonomi, sosial budaya,
berbagai bidang. pendididkan dan pertahanan dan keamanan
Pandangan dunia juga menempatkan nasional (hankamnas) serta kesamaan dalam
perempuan harus cantik, lembut, melayani, menikmati hasil pembangunan.
maka perempuan akhirnya banyak dijadikan Terwujudnya kesetaraaan gender ditandai
obyek barang konsumsi agar bisa memenuhi dengan tidak adanya dikskriminnasi antara
tuntutan menjadi cantik. Perempuan menjadi laki-laki dan perempuan, dan dengan
rentan mengalami berbagai bentuk demikian mereka memiliki akses, kesempatan
ketidakadilan gender seperti contoh diatas berpartisipasi, kontrol atas pembangunan dan
yaitu peminggiran peran perempuan, dan memeperoleh manfaat yang setara dan adil
perempuan sebagai kelas kedua/subodinasi. dan pembangunan.
Perempuan meskipun sebagai pencari nafkah Sering dikemukakan bahwa dibanyak
utama tetap harus mengurus keluarga negara wanita sekarang memperoleh
sehingga mengalami beban yang berlebih/ kedudukan yang sama degan pria dimuka
hukum Dikemukakan pula bahwa sebab- mengganti kerugian tersebut. Dalam pasal
sebab wanita gagal untuk memepergunakan diatas mekemukakan bahwasannya kita harus
kesempatan dalam bidang ekonomi, sosial, menyadari dan melaksanakan segala aturan
dan politik yang diberikan kepada merka di yang berlaku, termasuk dengan menghargai
negara-negara tersebut adalah karena sikap dan menghormati sesama manusia / sesama
tradisional dan kerendahan atau kekurangan gender.
wanita sendiri. Jumlah wanita kini lebih separuh
Pengaruh sikap tradisional mengenai jumlah penduduk, yang merupakan sumber
keduduan wanita tidak dappat disangka. Akan tenanga kerja untuk pembangunan. Kita juga
tetapi dalil bahwa wanita dan pria adalah sama menyadari bahwa sekalipun di dalam UUD
kedudukannya dimuka hukum dapat Pasal 27 telah ditentukan bahwa semua warga
dipersoalkan memang benar bahwa Negara sama kedudukannya dalam hokum dan
kebanyakan negara mengakui prinsip pemerintahan dan bahwa setiap warganegara
persamaan hak pria dan wanita dalam berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang
konstitusi mereka, namun dalam kenyataan layak bagi kemanusiaan, tetapi sebenarnya
hal ini belum merupakan jaminan. Walaupun kaum wanita masih banyak tertinggal dalam
harus diakui bahwa pengakuan mengenai berbagai bidang yang perlu mendapat
persamaan kedudukan wanita dan pria dalam perhatian serius. Di bidang pendidikan, wanita
konstitusi sangat enting, namun yang paling terbelakang dari pria. Di kantor-kantor
menentukan kedudukan wanita adalah pemerintah, perusahaan.
undang – undang yang mengatur perkawinan, Melihat gejala ini,
perceraian, kekuasaan orang tua (terhadap organisasiorganisasi wanita bersama-sama
anaka), warisan harta data . karena itu untuk pemerintah telah menyusun suatu Plan of
mengetahui dan mengerti kedudukan dalam Action ( rencana kegiatan nasional wanita
wanita dalam negara tertentu, kita harus Indonesia ) yang berpangkal tolak pada
mempelajari hukum di negara tertentu, kita Internnational Plan of Action, yang dalam
harus mepelajari hukum yang bersangkutan Tahun Wanita Internasional 1985 dirumuskan
disamping juga mempelajari peraturan dan oleh konperesi mereka di Meksiko. Karena
kedudukan wanita dalam masyarakat dan rencana ini merupakan hasil pemikiran yang
keluarga. matang dari organisasi-organisasi wanita dan
Sebagaiamana keadaan masyarakat mencerminkan cita-cita serta aspirasi wanita
negara lain, Indonnesia juga mencamtumkan ini semua bidang secara terperinci, mudah-
persamaan kedudukan dalam hukum bagi pria mudahan Menteri Muda Urusan Peranan
dan wanita dalam UUD 1945, yaitu dalam Wanita dapat melaksanakannya melalui
pasal 27: ayat 1 menyatakan, segala warga berbagai program pemerintah.
negara sama kedudukannya didalam hukum
Tanggapan yang negatif pada
dan pemerintahan itu dengan tidak ada sementara kalangan terhadap wanita yang
kecualinya. Ayat 2: tiap-tiap warga negara
bekerja (terutama bagi wanita golongan
berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang menengah keatas) mulai berubah setelah
layak bagi manusia. Dalam pasa l365: tiap
kemerdekaan. Tanggapan negatif itu kini
perbuatan yang melanggar hukum, yang sudah menuju ke pengharagaan, walaupun
membawa kerugian kepada orang lain,
masih ada kecenderungan untuk menilai
mewajibkan orang yang karena salahnya wanita dari sudut kelemahan. Partisispasi
menerbitkan kerugian itu,
wanita didunia perusaahaan mulai meningkat
hal-hal tersebutlah yang juga meningkatkan berkembang dan ideal agar kaum pria tidak
pembangunan Indonesia. semena-mena memperlakukan wanita dan
Ternyata pula bahwa jumlah wanita seharusnya kaum wanita diberi izin untuk
yang bekerja makin bertambah. Alasanya melakukan apapun yang dilakukan pria akan
bermacam-macam, seperti misalnya tidak ada ketidakadilan dan tidak ada
keharusan ekonomi, mungkin ingin drikminasi terhadap perempuan.
membentuk karir karena pembangunan Sebagai suatu konstruksi sosial yang
memerlukan tenaga kerja, baik pria maupun telah terbangun sejak dahulu, konsep gender
wanita, dan sebagainya. Bagi rakyat di yang biasa dan banyak merugikan perempuan,
perdesaan di mana baik suami maupun isteri tidaklah kecil pengaruhnya. Berurat
harus bekerja menghidupkan keluarganya berakarnya pemahaman bias gender yang
dengan cara bercocok tanam, menumbuk banyak menguntungkan dan memberi hak-hak
padi, berdagang di pasar dan sebagainya, istimewa laki-laki,telah menjadi suatu kondisi
kedudukan wanita desa sangat kuat dalam normatif yang diyakini. Hal ini juga didukung
masyarakat, bahkan mereka merupakan budaya Aliran feminis sendiri, intinya diawali
faktor yang menentukan dalam kehidupan oleh persepsi tentang ketimpangan posisi
sosial dan ekonomi desa. perempuan di banding laki-laki di masyarakat.
Agar kaum pria tidak menganggap Akibat asumsi ini timbul berbagai upaya
kaum wanita lemah,rendah,dipandang untuk mengkitisi penyebab ketimpangan
sebelah mata. dan kaum pria tidak tersebut.
semenamena melakukan kaum wanita, dan Bermuara pada peduli dari masalah
dengan adanya kesetaraan dalam gender kaum perempuan dan sangat fokus pada perjuangan
wanita pun dapat membela dirinya karena bisa untuk menghapuskan ketidakadilan gender
juga melakukan apa yang dilakukan oleh yang telah menjadi ulasan pada tahun 80-an.
kaum pria. Agar tidak adanya lagi dikriminasi Dari berbagai potret perempuan tersebut satu
dalam wanita dan kaum pria tidak akan hal yang kelihatan perlu menjadi catatan,
memperlakukan kaum wanita dengan semena- bahwa ketika kita berbicara pada tataran
mena, dan kaum wanita bisa berjaga-jaga gender pada kondisi dewasa ini, tidaklah
ketika suatu saat para pria banyak macam seharusnya menjadi pandangan yang negatif
dengan adanya kesetara jadi kaum wanita bisa dengan mengarisbawahi bahwa persamaan
melakukan apa yang dilakukan pria kan, keadilan gender harus sama dengan laki-laki.
mereka juga bisa kerja mencari uang dengan Keadilan gender tidaklah diartikan
sendirinya. secara sempit bahwa adanya persamaan antara
laki-laki dan perempuan pada berbagai
Seharusnya dizaman yang canggih
bidang. Perbedaan secara biologis memang
seperti ini seharusnya kesetaraan antara pria
sangat kentara dan menimbulkan perbedaan
dan wanita semakin maju dan berkembang,
peran tertentu yang secara sosial telah
kaum wanita harusnya sudah bisa menjadi apa
dibakukan. Persamaan perolehan pendidikan
yang dia ingin tidak mesti harus mendapatkan
dari spirit emansipasi telah menjadikan
izin dari suaminya dan kaum wanita harusnya
kondisi sosial yang mau tidak mau mengalami
lebih bisa mempertahankan harga dirinya agar
perubahan. Pendidikan dan kesempatan yang
tidak diperlakukan dengan semena-mena dan
diberikan kepada kaum perempuan setidaknya
kaum wanita bisa mempertahankan semua
membawa pencerahan-pencerahan pada
yang menyangkut harga dirinya agar tidak di
pemikiran individu (perempuan).
dikriminasi. Seharusnya adanya kesetaraan
antara pria dan wanita yang sangat
Kalau selama ini norma sosial sangat alternatif pemecahan dan cara menegakkan
baku terhadap nilai patriarkhi di mana banyak keadilan gender yaitu:
kondisi-kondisi peran sosial perempuan di 1. Melakukan sosialisasi di dalam keluarga
dalam rumah dan di dalam masyarakat sebagai yang seimbang.
―harga mati‖, maka penyimpangan dari 2. Melakukan dekonstruksi bias gender di
kacamata normatif dahulu mulai mewarnai bidang pendidikan.
atmosfer sosial peran, fungsi dan tanggung 3. Melakukan dekonstruksi pada nilai-nilai
jawab antara laki-laki dan perempuan. Ada patriarkhi dalam konteks negara.
usaha dekonstruksi dengan diskusi yang 4. Melakukan reinterpretasi terhadap kitab
menghadirkan wacana terhadap kondisi apa suci.
benar memang perempuan bisa memperoleh 5. Mendukung visi Kantor Menteri Negara
keluasan untuk mengekspresikan keinginan, Pemberdayaan Perempuan yaitu
minat atau kariernya secara maksimal tanpa terwujudnya kesetaraan dan keadilan
mendapat sanksi sosial berupa kecaman dan gender.
ejekan. Bahwa kondisi diri mereka di rumah 6. Mendukung misi Kantor Menteri Negara
(domestik) tidak melaksanakan peran Pemberdayaan Perempuan yaitu:
maksimal sebagai ibu rumah tangga akan 7. Peningkatan kualitas hidup perempuan
mendapat penghargaan sosial yang sebanding 8. Penggalakan sosialisasi
dengan laki-laki atau suami yang sibuk kesetaraan gender
berkarier sama dengan perempuan yang 9. Penghapusan segala bentuk tindak
berkarier. kekerasan terhadap perempuan
Secara faktual perempuan masih 10. Penegakan hak asasi manusia (HAM) bagi
memang harus ―perkasa‖ kalau mau bekerja perempuan
dalam arti membantu ekonomi rumah tangga 11. Peningkatan kesejahteraan dan
ataupun aktualisasi diri, hal ini disebabkan perlindungan anak
ketika satu sisi kesepakatan sosial dibuka
misalnya persamaan pendidikan tetapi tidak PENUTUP
diikuti dengan terbukanya kesepakatan sosial
bahwa perempuan sebagai makhluk tidak Ketidakadilan dalam Kesetaraan
sempurna yang bisa saja ia menjadi kewalahan Gender yang membudaya adalah suatu
karena tugas, fungsi, dan tanggung jawabnya keadaan didalam kehidupan sosial
yang cukup banyak dan besar harus bisa Masyarakat yang dimana, Gender atau
dimaklumi. Masih dikecilkannya arti peran Lakilaki dan Perempuan mengalami suatu
ibu rumah tangga pada perempuan yang ketidakadilan terutama dalam perempuan.
memilih profesi total di rumah. Hal ini Yang nyatanya Perempuan diibaratkan
tergambar pada kesewenangan suami yang sedemikian rupa sehingga hak dan
kadangkala terwujud dalam kajian kekerasan keadilannya tidak nampak dalam kehidupan
di dalam rumah tangga. dimasyarakat. Pandangan—pandangan
Apakah menegakkan harapan keadilan Masyarakat tentang perempuan mengalami
gender adalah sebagai suatu yang sangat kesenjangan gender. Kita juga menyadari
mustahil, seperti sama beratnya dengan bahwa sekalipun di dalam UUD Pasal 27 telah
memerangi ketidakadilan sosial sepanjang ditentukan bahwa semua warga Negara sama
sejarah manusia. Berangkat dari perspektif kedudukannya dalam hokum dan
optimis dan sadarnya perjuangan kesetaraan pemerintahan dan bahwa setiap warganegara
masih sangat panjang maka ada beberapa berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang
layak bagi kemanusiaan, tetapi sebenarnya demikian mereka memiliki akses, kesempatan
kaum wanita masih banyak tertinggal dalam berpartisipasi, kontrol atas pembangunan dan
berbagai bidang yang perlu mendapat memeperoleh manfaat yang setara dan adil
perhatian serius. Di bidang pendidikan, wanita dan pembangunan.
terbelakang dari pria. Di kantorkantor Sering dikemukakan bahwa dibanyak
pemerintah, perusahaan. negara wanita sekarang memperoleh
Kesetaraan Gender adalah Kesamaan kedudukan yang sama degan pria dimuka
kondidsi bagi laki-laki dan perempuan untuk hukum Dikemukakan pula bahwa sebab-
memeperoleh kesempatan hak-haknya sebagai sebab wanita gagal untuk memepergunakan
manusia, agar mampu beperan dan kesempatan dalam bidang ekonomi, sosial,
berpartisispasi dalam kegiatan dan politik yang diberikan kepada merka di
politik,hukum,ekonomi, sosial budaya, negara-negara tersebut adalah karena sikap
pendididkan dan pertahanan dan keamanan tradisional dan kerendahan atau kekurangan
nasional (hankamnas) serta kesamaan dalam wanita sendiri.
menikmati hasil pembangunan.
Terwujudnya kesetaraaan gender ditandai
dengan tidak adanya dikskriminnasi antara
laki-laki dan perempuan, dan dengan
DAFTAR PUSTAKA
Alumni. 1979. Wanita dan Hukum. Bandung: Alumni.
Bestari, Shindi. 2017. Masalah Gender dan Lahirnya Ketidakadilan. (Online,
https://medium.com/@shindibestari/masalah-gender-dan-lahirnya-
ketidakadilandbf9accffd13, Diakses pada 3 Desember 2017).
Lembaga Konstitusi dan Bantuan Hukum Wanita dan Keluarga.1989. Anak dan Wanita Dalam Hukum.
Jakarta: LP3ES.
Mahfudhoh, Alifiah. 2017. Ketidakadilan Gender dan Contoh Kasusnya. (Online,
http://blog.unnes.ac.id/alifiamahfudhoh/2017/12/03/ketidak-adilan-gender-dan-
contohkasusnya/, Diakses pada 3 Desember 2017).
Santoso,Agus. 2012. Hukum Moral dan Keadilan. Jakarta: Prenamedia Group.
Widjaja, Gunawan. 2003. Perikatan Yang Lahir Dari Undang-Undang. Jakarta: PT Rajagrafindo Jaya.
View publication stats

Anda mungkin juga menyukai