Anda di halaman 1dari 13

Testis

Testis merupakan organ utama yang menghasilkan sel sperma untuk proses reproduksi.
Jaringan ikat yang mengisi ruang intertubular mengandung pembuluh darah dan limfe, fibrosit,
sel-sel mononuklear bebas dan sel-sel interstisial endokrin (sel Leydig). Jumlah sel interstisial
bervariasi pada spesies yang berbeda, dan tergantung pula pada umur hewan. Sel-sel interstisial
endokrin (sel Leydig) tersusun dalam kelompok atau berbentuk tali, sehingga tidak tiap sel dekat
dengan kapiler. Antara sel-sel yang berbatasan tersebut, terdapat kanalikuli interselular serta gap
junction. Bentuk sel-sel interstisial endokrin tidak teratur, sel-selnya polihedral dengan inti bulat
dengan kandungan kromatin perifer.

Gambar Histologi Testis

Epididymis
Epididymis mamalia merupakan alat kelamin aksesori dinamik, tergantung pada
androgen testikularis untuk memelihara status diferensiasi epitel. Secara histologis epididymis
dibungkus oleh membran yaitu mukosa, musculus, dan membran yang sangat tipis yang disebut
membran serosa. Membran mukosa berfungsi untuk menghasilkan mukus atau lendir sebagai
pelicin agar proses transpor spermatozoa lebih mudah. Musculus berfungsi untuk membantu
pergerakan spermatozoa di dalam epididymis dengan gerak meremas dan mendorong. Membran
serosa berfungsi untuk melindungi epididymis dari kontaminan dan mikroorganisme dari luar.
Epididymis berupa saluran yang dilewati sperma yang berbentuk seperti pipa yang lunak. Lubang
epididymis disebut lumen.
Ductus epididymis dibalut oleh epitel banyak lapis, dikitari oleh sedikit jaringan ikat longgar dan
otot polos dengan susunan melingkar. Lumen cauda epididymis dan saluran eksternal lainnya,
ductus deferens dan urethra adalah serupa pada saluran tubuler dari saluran reproduksi betina.
Tunika serosa di bagian luar, diikuti dengan otot daging licin pada bagian tengah dan lapisan
paling dalam adalah epithelial. Epididymis mempunyai empat fungsi yaitu, pengangkutan,
penyimpanan, pemasakan, dan pengentalan (konsentrasi) sperma.
Struktur ini, yang panjangnya diperkirakan sekitar 40 meter berperan untuk menyalurkan
sperma dari testes ke kelenjar kelamin aksesoris. Air diserap kembali guna meningkatkan
konsentrasi. Pemasakan dicapai karena ekskresi sel dan sperma disimpan terutama pada
epididymis bagian ekor.

Gambar Histologi Epididymis

Ductus Deferens
Ductus deferens merupakan kelanjutan dari ductus epididymis yang setelah membuat
lengkung tajam pada ujung ekor, kemudian berlanjut lurus membentuk ductus deferens dengan
ciri histologinya. Bagian awal ductus deferens terdapat dalam funiculus spermaticus. Rongga
perut, berlanjut dalam bentuk lipatan peritoneum (plica ductus deferentis). Lapisan mukosa
ductus deferens dibalut oleh epitel silindris banyak lapis, sebelum mencapai akhir saluran
saluran, epitel berubah menjadi silinder sebaris. Sel-sel silinder di dekat epididymis memiliki
mikrovili pendek dan bercabang.
Gambar Histologis Ductus Deferens
Ujung terminal ductus deferens, terlepas apakah membentuk ampulla (pada kuda, ruminansia,
anjing) atau tidak (pada babi, kucing), mengandung kelenjar tubuloalveolar bercabang sederhana
dalam propria-submukosa. Tunika muskularis pada bagian terminal ductus deferens terdiri dari
susunan bervariasi dari berkas otot polos, yang dikelilingi oleh jaringan ikat dengan banyak
pembuluh darah dari tunika adventisia. Lumen bagian ductus deferens yang berkelenjar dan
celah lebar dari kelenjar ke dalam lumen mengandung sejumlah spermatozoa pada semua hewan
piaraan (Dellmann dan Brown, 1992).
Ductus deferens berfungsi menyalurkan semen yang telah masak dari ekor epididymis
menjauhi kelenjar-kelenjar kelamin aksesoris, vesicula seminalis (seminal vesicles), kelenjar
cowpery, dan kelenjar prostata (yang umumnya disebut kelenjar-kelenjar kelamin sekunder).
Kelenjar-kelenjar itulah yang menghasilkan cairan yang lazim disebut semen. Cairan semen
tersebut banyaknya antara 5 sampai 10 cc dan diejakulasikan melalui penis ke dalam saluran
reproduksi betina.

Penis
Penis adalah organ kopulasi yang dimilki hewan jantan. Penis berfungsi untuk
mengeluarkan urin dan perletakan semen ke dalam saluran reproduksi hewan betina. Bagian
yang membentuk huruf S dalam keadaan relaks disebut dengan flexura sigmoidea yang
mempunyai jaringan pengikat lebih tinggi dari jaringan erektil.
penis berisi bagian-bagian yaitu tunica albuginea, corpus cavernosum urethra, corpus
cavernosum penis, uretra dan lumen. Berdasarkan hasil yang diperoleh dapat diketahui bagian
yang menyusun penis adalah tunica albuginea, jaringan ikat, corpus cavernosum penis yang
berfungsi untuk menegangkan penis, urethra, dan corpus cavernosum urethra yang berfungsi
untuk merelekskan penis. Menurut Dellmann dan Brown (1992), penis terdiri dari dua struktur
erektil, corpus cavernosa penis, corpus spongiosum penis, mengitari urethra spongiosa dan
glands penis. Corpus cavernosa penis dibalut oleh tunica albuginea, berbentuk jaringan ikat
pekat tidak teratur dan tebal, mengandung serabut elastik dan otot polos. Glans penis dibalut oleh
tunica albuginea yang kaya akan serabut elastik, berlanjut membentuk trabekula yang mengitari
rongga yang mengandung jaringan erektil, mirip dengan korpus spongiosum penis (pada kuda)
atau pleksus kaverna besar (pada anjing).

Gambar Histologis Penis

Ovarium
Ovarium merupakan kelenjar ganda, sebagai kelenjar eksokrin dan kelenjar endokrin,
misalnya mampu menghasilkan sekreta berupa ovum (sekresi eksokrin) dan menghasilkan
hormon ovarium, terutama estrogen dan progesteron (sekresi endokrin). Struktur ovarium sangat
bervariasi, tergantung pada spesies, umur, dan tahap siklus seksual. Ovarium dilapisi oleh epitel
kuboid rendah yang asalnya disebut epitel germinal dan dianggap bahwa oosit berasal dari epitel
ini. Epitel germinal, di bawahnya terdapat lapisan jaringan penghubung avaskular berwarna
pucat, tunika albuginea, yang terdiri dari serat kolagen yang tersusun parallel terhadap
permukaan organ. Zona luar ovarium, korteks, sangat seluler dan mempunyai komposisi sel
seperti fibroblast pada jaringan jala serat kolagen tipis. Zona dalam ovarium yang lebih kecil,
medulla, berwarna lebih pucat dan terdiri dari jaringan penghubung renggang yang mengandung
serat-serat lebih elastik, kadang-kadang sel otot polos,dan sejumlah arteri dan vena yang
berkelok-kelok.
Folikel dalam jumlah banyak terdapat di dalam korteks yang memperlihatkan ukuran
dengan rentang luas. Mayoritas adalah folikel primordial yang terdiri dari sferis besar yang
dilapisi oleh lapisan tunggal sel kuboid rendah atau skuamosa. Saat lahir, terdapat hanya jenis
folikel ini. Beberapa dari folikel ini mengalami perkembangan lanjutan untuk membentuk folikel
primer, dengan nya lebih besar dan dikelilingi oleh dua lapisan sel folikular atau lebih membesar
dan sel-sel mengelilingi yang disebut sel granulosa, berpoliferasi, meningkatkan diameter
folikel. dipindahkan ke satu sisi oleh perkembangan rongga terisi cairan yang terletak eksentrik
pada masa sel granulosa, disebut antrum. Stadium perkembangan, folikel ini disebut folikel
sekunder atau folikel antral. Satu dari kohort folikel yang tumbuh ini menjadi dominan,
meneruskan perkembangannya,mencapai diameter sampai 20 mm, dan menonjol dari permukaan
ovarium. Saat ovulasi dalam siklus tengah, dinding tipisnya ruptur dan ovum dikeluarkan.
Folikel antral besar lainnya menjalani proses alami degenerasi yang disebut atresia folikular.
Gambar Histologi Ovarium
Oviduct
Bagian dinding oviduct secara mikroskopis terdiri dari tiga lapis, lapisan terluar tunika
serosa yang tersusun oleh jaringan ikat, lapisan tengah tunika muskularis terdiri dari dua lapis
serabut otot yaitu yang berjalan longitudinal dan sirkuler, lapisan yang terdalam disebut tunika
mukosa kemudian di dalamnya terdapat lumen. Epitel oviduct berbentuk silinder sebaris atau
silinder banyak baris dengan silia aktif (kinosilia) pada epitel bagian terbesar, baik sel tipe
bersilia maupun tanpa silia dilengkapi dengan mikrovili. Sel-sel tinggi yang bersilia sering
tampak di daerah cranial ujung dari tuba uterina dan pada sapi betina, banyak yang tampak
justru pada saat berahi (estrus). Sel-sel yang bersekresi menjadi lebih tinggi daripada yang
bersilia terjadi selama fase luteal. Sekresinya menjamin ovum dengan nutrisi yang diperlukan.
Kelenjar epitel tidak tampak.
Mukosa langsung berhubungan dengan submukosa pada saluran reproduksi hewan
betina, karena lamina muskularis mukosa tidak ada. Lamina propria-submukosa terdiri dari
jaringan ikat longgar dengan banyak sel plasma, sel mast dan leukosit eosinofil. Tunika mukosa-
submukosa pada ampula membuat lipatan tinggi yang berfungsi untuk mensekresikan lendir agar
sel sperma dan ovum dapat lewat dengan mudah. Tunika muskularis terutama terdiri dari berkas
otot polos melingkar, memanjang dan miring. Lapis otot tersebut memberikan jalur radial
memasuki mukosa. Infundibulum dan ampula, tunika muskularis yang tipis dan tersusun oleh
lapis dalam melingkar dan sedikit berkas memanjang di sebelah luar terdiri dari otot polos.
Isthmus, lapis otot jelas dan berpadu dengan otot melingkat uterus. Tunika serosa ada dan terdiri
dari jaringan ikat mengandung pembuluh darah dan saraf yang berfungsi untuk melindungi
oviduct dari gesekan luar.
Gambar Histologi Oviduct

Uterus
Dinding uterus terdiri dari tiga lapis, mukosa-submukosa atau endometrium, tunika
muskularis atau myometrium, dan tunika serosa atau perimetrium. Endometrium terdiri dari dua
daerah yang berbeda dalam bangun serta fungsinya. Endometrium berfungsi untuk melindungi
bagian dalam uterus. Lapis superficial disebut zona fungsional, dapat mengalami degenerasi
sebagian atau seluruhnya selama masa reproduksi, estrus, dan dapat hilang pada beberapa
spesies. Suatu lapis dalam tipis yang disebut zona basalis tetap bertahan sepanjang daur. Zona
fungsional bila hilang, dapat diganti oleh lapis tersebut. Zona fungsional ruminansia selama
estrus, tampak rongga-rongga besar dan tidak teratur yang mengandung cairan antarsel, terdapat
pada zona fungsional disebut edema endometrium, selain itu terdapat juga bagian pada
endometrium dengan penebalan terbatas yang disebut karunkula. Karunkula ini banyak
mengandung fibroblast dan vaskularisasinya ekstensif. Myometrium terdiri dari lapis otot dalam
tebal yang umumnya tersusun melingkar dan lapis luar memanjang terdiri dari sel-sel otot polos
yang mampu meningkatkan jumlah serta ukurannya selama kebuntingan berlangsung. Fungsi
myometrium adalah memberi gerakan pada uterus untuk menjaga kebuntingan dan membantu
saat melahirkan karena gerakan ototnya. Bagian antara kedua lapis tersebut, terdapat lapis
vaskular yang mengandung arteria besar, vena serta pembuluh limfe. Pembuluh darah tersebut
memberikan darah pada endometrium. Perimetrium, atau tunika serosa terdiri dari jaringan ikat
longgar yang dibalut oleh mesotel atau peritoneum. Sel-sel otot polos terdapat dalam
perimetrium yang berfungsi untuk melindungi uterus. Pembuluh darah, pembuluh limfe dan
saraf terdapat pada lapis ini dalam jumlah banyak. Perimetrium, lapis memanjang dari
myometrium, dan lapis vaskular dari myometrium, seluruhnya berlanjut dengan bangun
ligamentum uterus (Dellmann dan Brown, 1992).

Gambar Histologi Uterus

Membran mukosa yang menyelimuti uterus adalah suatu struktur kelenjar yang disebut
tunika mukosa (endometrium). Ketebalan membran mukosa bervariasi seperti halnya
vaskularitasnya berdasar pada perubahan-perubahan hormonal ovarium ketika dalam masa
kebuntingan. Epitel yang menutupi membran mukosa pada ruminansia adalah epitel kolumnar
berstrata.
Histologi Testis
Testis dibungkus oleh tunika vaginalis pars parietalis dan tunika vaginalis pars visceralis
yang dipisahkan oleh celah berisi cairan serosa jaringan pengikat ini dilapisi mesotel sedangkan
tunika albuginea memiliki jaringan pengikat padat fibrosa. Tunika albuginea ini adalah lapisan
yang langsung menempel pada parenkim testis dan menebal membentuk septum yang
memisahkan lobulus testis. Di sepanjang septulum terdapat tunika vaskulosa yang berasal dari
jaringan pengikat longgar yang berbentuk anayaman dari pembuluh – pembuluh darah yang
nantinya akan berlanjut sebagai jaringan interstitial. Interstitial testis ini berisi makrofag,
fibroblas, mastosit dan sel mesenkim. Terdapat juga sel leydig yaitu sel endokrin pada testis yang
berfungsi sebagai produksi hormon kelamin laki – laki atau biasa disebut sebagai hormon
testosteron. Di bagian tengah testis terdapat mediastinum yaitu tempat penebalan sebagai tempat
berakhirnya septum testis atau 8 bisa disebut juga daerah penebalan diujung testis. Mediastinum
ini diisi oleh tubulus rektus dan rete testis. Tubulus rektus adalah bagian akhir dari tubulus
seminiferus dan memiliki epitel kuboid selapis. Sedangkan rete testis adalah lanjutan dari tubulus
rektus, sebuah ruangan yang memiliki dinding tidak rata dan memiliki epitel skuamus simpleks.
Rete testis ini nantinya akan berlanjut sebagai duktus efferen.
Tubulus seminiferus memiliki bentuk seperti pipa berkelok – kelok memiliki diameter
150 – 250 µm dan berfungsi sebagai pars sekretori dari kelenjar sitogenik. Dinding tubulus
seminiferus memiliki epitel yang berlapis yaitu 4 sampai 8 lapis. Terdapat sel spermatogenik
yaitu spermatogonium, spermatosit primer, spermatosit sekunder, spermatid, spermatozoa,
terdapat juga sel penyokong yaitu sel sertoli yang berfungsi menyokong pemberian nutrisi untuk
proses spermatogenesis dan terdapat membrana basalis. Lamina propianya terdapat sel – sel
mesenkhim dari jaringan interstitial dan sel myoid yang terdiri dari epiteloid dan jaringan
kontraktil.

Gambar Histologi Tubulus Seminiferus


Epididimis
Sering disebut anak buah pelir, letaknya sangat berdekatan dengan testis. Secara anatomis
terdiri atas caput, korpus dan kauda epididimis. Epididimis terdiri atas jaringan ikat mirip tunika
albuginea sebagai stroma dengan mengandung otot polos (jelas pada kuda) didalamnya terdapat
saluran yang merupakan parenkhim, yakni duktulis efferentes dan duktus epididimis.
Ductus Deferens
Berupa saluran tunggal yang keluar dari kauda epididimis. Pada hewan besar saluran ini
cukup panjang keluar dari epididimis membentuk Funikulus spermatikus (Spermatic cord) di
daerah leher skrotum, selanjutnya masuk rongga perut menuju uretra dalam rongga pelvis.
Lapisan mukosa ductus deferens dibalut oleh epitel silindris banyak lapis, sebelum mencapai
akhir saluran saluran, epitel berubah menjadi silinder sebaris. Sel-sel silinder di dekat epididymis
memiliki mikrovili pendek dan bercabang.

Anda mungkin juga menyukai