Abstrak
Etilin Glikol (EG) pada proses akhir polikondensasi di industri polimer membutuhkan perawatan dengan cara
mendinginkan EG yang ada di tangki penampungan, EG yang telah didinginkan yaitu EG(spray) dapat digunakan kembali
untuk cairan semprot di peralatan ejektor yang fungsinya menjaga kestabilan suhu Uap EG pada proses pemvakuman,
sistem pendingin EG(spray) saat ini menggunakan Plate Heat Exchanger1(PHE1) dengan cairan dingin yaitu Air yang
diberi nama Air(Cooling), sistem pendingin ini memerlukan peningkatan kinerja untuk mendukung penambahan kapasitas
produksi, sehingga pada saat kapasitas bertambah kondisi pemvakuman tetap stabil. Metode penyelesaian masalah
dalam kasus ini yaitu optimasi sistem pendingin EG(spray) dengan cara melakukan pendinginan awal terhadap Air(Cooling)
menggunakan PHE2, cairan dingin yang digunakan di PHE 2 menggunakan Air yang di beri nama Air (Chilled) yang
mempunyai suhu 7ᵒC sampai 9ᵒC suhu ini lebih rendah dari Air(Cooling) yaitu sekitar 30ᵒC sampai 35ᵒC, keuntungan
menggunakan metode ini yaitu Air (Chilled didapat dengan memanfaatkan energi terbuang, dasar perhitungan perkiraan
suhu masuk dan keluar untuk cairan dingin dan panas di PHE1 dan PHE 2 menggunakan persamaan keseimbangan
energi. Hasil akhir dari optimasi sistem pendingin yaitu meningkatnya kinerja PHE1 dengan indikasi suhu keluaran
EG(spray) di PHE1 ada penurunan suhu sebesar 5.32ᵒC dari suhu sebelumnya yaitu 38.32ᵒC menjadi 33ᵒC.
73
Prosiding SEMNASTERA (Seminar Nasional Teknologi dan Riset Terapan)
Politeknik Sukabumi, 21 September 2019
D. Ejektor
Ejektor adalah perangkat yang banyak
digunakan sebagai pompa, kompresor, mixer,
pemanas atau alat transportasi di banyak industri,
penelitian mengenai pemasangan unit impeller pada
ejektor yang memungkinkan untuk mendapatkan
efisiensi dari ejektor dan mengurangi laju aliran
fluida dan konsumsi daya untuk operasinya [10].
74
Prosiding SEMNASTERA (Seminar Nasional Teknologi dan Riset Terapan)
Politeknik Sukabumi, 21 September 2019
Perhitungan:
A, U, Cc,Ch,q,qmax,E,NTU
Ejector 1
Ejector 2
Ejector 3
EG Vapour To Vaccum Pump
Tank
Dokumentasi,
Pembuatan laporan EG Spray Pump
75
Prosiding SEMNASTERA (Seminar Nasional Teknologi dan Riset Terapan)
Politeknik Sukabumi, 21 September 2019
76
Prosiding SEMNASTERA (Seminar Nasional Teknologi dan Riset Terapan)
Politeknik Sukabumi, 21 September 2019
= Valve
= Temp. Indication
Chille d Wate r
Supply/Re turn
Glycol to
4) Efektifitas[11] Eje ctor Spray
New HE
( )
77
Prosiding SEMNASTERA (Seminar Nasional Teknologi dan Riset Terapan)
Politeknik Sukabumi, 21 September 2019
Pada Tabel 4 merupakan nilai properti fluida Dari gambar 7 dapat dilihat bahwa dengan
panas dan fluida dingin hasil pengamatan, dapat dilakukannya penurunan suhu masuk fluida dingin
dilihat bahwa suhu masuk fluida dingin (Tc.in) (Tcin) maka suhu Keluaran fluida panas (Thout)
adalah 35 ᵒC dan suhu keluaran fluida panas (Th.out) menurun.
sebesar 38,32ᵒC.
B. Analisa Luas Area Perpindahan Panas
Tabel 5 yaitu kinerja dari proses pendinginan Dari hasil perhitungan luas area menggunakan
Air(Cooling) dapat dilihat bahwa suhu keluaran fluida persamaan-persamaan dari[11] terdapat perbedaan
panas(Thout) menurun menjadi 28 ºC. dengan aktual luas area (A) pada PHE2. luas area
PHE2 aktual yang digunakan lebih besar 23,71%
Tabel 5. PerhitunganPendinginan Awal Air(Cooling) dari PHE2 hasil perhitungan dikarenakan
Satuan Nilai perhitungan tidak menghitung faktor pengotor
Laju alir Air(Cooling) (kg/s) 24,83 (Rf=0). Kelebihan surface area untuk menjaga
Laju alir Air(chilled) (kg/s) 44,43 penurunan suhu keluaran dikarenakan faktor
panas spesifik Air(Cooling) (kJ/kg.K) 4,18 pengotor yang dapat mengurangi kinerja PHE.
panas spesifik Air(chilled) (kJ/kg.K) 4,22
Tcin Air(chilled) (ᵒC) 9
Tcout Air(chilled) (ᵒC) 12,89
C. Sistem Ejektor dan Vakum
Thin Air(Cooling) (ᵒC) 35 Setelah dilakukan penambahan PHE2, suhu di
Thout Air(Cooling) (ᵒC) 28 Ejektor dan pompa vakum dapat dilihat di Tabel 7.
Di ejektor 1, 2 dan 3 terlihat ada kenaikan dan
Tabel 6. PerhitunganPHE 1 Setelah Optimasi penurunan suhu lalu suhu Uap EG yang masuk ke
Satuan Nilai pompa vakum masih dalam batas normal yaitu
sebesar 46.7ºC. pada saat jumlah produksi dinaikan
Laju alir Air(Cooling) (kg/s) 24,83
menjadi 225 TPD.
Laju alir EG (spray) (kg/s) 12,39
panas spesifik Air(Cooling) (kJ/kg.K) 4,18 Tabel 7. Sebelum dan Sesudah Optimasi Sistem
panas spesifik EG(spray) (kJ/kg.K) 2,84
Before After Keterangan
Tcin Air(Cooling) (ᵒC) 28
Tout-EG Ejektor 1 37.4 41.3 Naik 3.9 ºC
Tcout Air(Cooling) (ᵒC) 35,4
Tout-EG Ejektor 2 57.6 65.9 Naik 8.4 ºC
Thin EG(spray) (ᵒC) 55
Tout-EG Ejektor 3 88.9 78.5 Turun 10.3 ºC
Thout EG(spray) (ᵒC) 33
Tin-EG Pompa 46.1 46.7 Naik 0.6 ºC
P- Pompa 105.1 95 Turun 10.1 mbar
Tabel 6 merupakan data properti fluida dan suhu,
Produksi 190 225 Naik 35 TPD
setelah dilakukan optimasi sistem pendingin
(Precooling), dapat dilihat bahwa suhu keluaran EG
adalah 33ºC.
Gambar 8 Menjelaskan tentang proses
kondensasi Uap EG di ejektor, Uap EG dari reaktor
polikondensasi masuk ke ejektor dan di ejektor uap
EG di kondensasi dengan cara disemprot oleh
EG(spray) yang telah melalui proses pendinginan di
PHE1, EG yang terkondensasi lalu ditampung
ditangki penampungan dan selanjutnya
disirkulasikan oleh pompa sentripugal untuk
digunakan kembali sebagai EG(spray), PHE2
merupakan Optimasi sistem pendingin dengan cara
melakukan pendinginan awal Air(cooling) untuk
meningkatkan kinerja di PHE1, Fluida dingin di
PHE2 yaitu Air (Chilled).
78
Prosiding SEMNASTERA (Seminar Nasional Teknologi dan Riset Terapan)
Politeknik Sukabumi, 21 September 2019
Ejector 1
Ejector 2
Ejector 3
EG Vapour To Vaccum Pump
EG Spray Pump
79
Prosiding SEMNASTERA (Seminar Nasional Teknologi dan Riset Terapan)
Politeknik Sukabumi, 21 September 2019
80