Anda di halaman 1dari 18

SATUAN ACARA PENYULUHAN

ROM PASIF PADA PASIEN STROKE

Pokok Bahasan : Penyakit Stroke


Sasaran : Keluarga Pasien Ny.A
Hari/Tanggal : Kamis, 11 november 2021
Waktu : 30 menit
Penyaji/penyuluh : Kiki Utari
Tempat : Bangsal Cempaka Ruang HCU
Jumlah : 2 orang

A. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah pemberian penyuluhan ini diharapkan Ibu, Bapak mampu
memahami gerakan ROM pasif pada pasien stroke.
2. Tujuan Khusus
Setelah pemberian penyuluhan ini diharapkan Ibu, Bapak mampu :
1. Menjelaskan Mengetahui pengertian ROM
2. Mengetahui Tujuan ROM
3. Memahami indikasi ROM
4. Memahami kontraindikasi ROM
5. Mengetahui Prinsip dasar latihan rentang gerak
6. Mengetahui jenis ROM
7. Mampu melakukan gerakan ROM Pasif

B. Sasaran
Keluarga dan Pasien

1
C. Pokok Bahasan
Pendidikan kesehatan tentang Kanker Tulang
1. Pengertian pengertian ROM
2. Tujuan ROM
3. Indikasi ROM
4. Kontraindikasi ROM
5. Prinsip dasar latihan rentang gerak
6. Jenis ROM
7. Gerakan ROM Pasif

D. Metode
1. Ceramah
2. Tanya jawab

E. Media
1. Lembar balik
2. Leaflet

2
F. Kegiatan
Tahap/wakt Kegiatan Pengajar Kegiatan Peserta
u
Pembukaan - Mengucapkan salam - Menjawab salam
5 menit - Memperkenalkan diri - Mendengarkan
- Menyampaikan topik dan - Mendengarkan
tujuan - Mendengarkan
- Menyampaikan kontrak dan
mekanisme penyuluhan
Pelaksanaan - Menggali pengetahuan dan - Menyampaikan
20 menit pengalaman keluarga tentang pengetahuan dan
Stroke Infark pengalaman tentang
Stroke Infark

- Menjelaskan pengertian ROM - Mendengarkan dan


memperhatikan

- Menjelaskan tujuan ROM - Mendengarkan dan


memperhatikan

- Menjelaskan indikasi ROM


- Mendengarkan dan
memperhatikan

- Mendengarkan dan
- Menjelaskan Kontraindikasi
memperhatikan
ROM

- Menjelaskan Prinsip dasar - Mendengarkan dan


latihan rentang gerak memperhatikan

- Menjelaskan jenis ROM - Mendengarkan dan


- Menjelaskan gerakan ROM memperhatikan
pasif

3
- Memberikan kesempatan pada - Mendengarkan dan
pasien untuk bertanya memperhatikan

- Menjawab pertanyaan yang


- Bertanya
diajukan

- Mendengarkan,
- Mengevaluasi pengetahuan memperhatikan serta
peserta tentang materi yang memberikan feedback
telah disampaikan
- Penyerahan/ pembagian leaflet - Menjawab pertanyaan

- Menerima leaflet

Penutup - Menyimpulkan materi - Menjawab


5 menit bersama peserta
- Mengakhiri pertemuan dan - Menjawab salam
memberikan salam
- Memberikan apresiasi/ - Bersama-sama tepuk
reinforcement atas perhatian tangan dan menutup
pasien materi

4
G. Kriteria Evaluasi
1. Evaluasi struktur
a) Peserta hadir di tempat pelaksanaan pada waktu yang telah ditentukan
b) Persiapan dilaksanakan satu hari sebelum acara
2. Evaluasi proses
a) Kegiatan berjalan dengan lancar dan tujuan mahasiswa tercapai dengan
baik
b) Masing-masing mahasiswa bekerja sesuai dengan tugas
c) Peserta antusias mendengarkan materi penyuluhan dari awal sampai akhir
d) Peserta tidak ada yang meninggalkan tempat selama proses penyuluhan
berlangsung
e) Peserta antusias bertanya sesuai dengan permasalahan yang mereka hadapi
f) Pelaksanaan penyuluhan berjalan dengan baik
3. Evaluasi hasil
a) Peserta penyuluhan dapat menjawab pertanyaan tentang pengertian,
etiologi dan pencegahan dengan benar.
b) Ada umpan balik poitif peserta seperti dapat menjawab pertanyaan yang
diajukan oleh penyaji.

5
Lampiran Materi
A. Pengertian
Adalah latihan gerakan sendi yang memungkinkan terjadinya kontraksi
dan pergerakan otot, dimana klien menggerakan masing-masing
persendiannya sesuai gerakan normal baik secara aktif ataupun pasif.
Latihan rentang gerak merupakan latihan gerak sendi yang dilakukan
secara teratur dan secara maksimal. Latihan range of motion adalah latihan
dengan menggerakkan semua persendian hingga mencapai rentang gerak
penuh tanpa menyebabkan rasa nyeri (Ellis & Bentz, 2005). Latihan range
of motion (ROM) adalah latihan yang dilakukan untuk mempertahankan
atau memperbaiki tingkat kesempurnaan kemampuan menggerakan
persendian secara normal dan lengkap untuk meningkatkan massa otot dan
tonus otot (Potter & Perry, 2005). Latihan range of motion (ROM)
merupakan istilah baku untuk menyatakan batas atau batasan gerakan
sendi yang normal dan sebagai dasar untuk menetapkan adanya kelainan
ataupun untuk menyatakan batas gerakan sendi yang abnormal (Arif, M,
2008).

B. Tujuan
Roring (2005) mengemukakan bahwa tujuan latihan range of motion,
yaitu: Latihan range of motion pasif
1) Mempertahankan mobilitas sendi dan jaringan ikat
2) Memperkecil efek pembentukan kontraktur
3) Menjaga elastisitas otot
4) Merangsang sirkulasi darah
5) Mengurangi nyeri
6) Membantu proses penyembuhan pada daerah yang cedera
7) Mempertahankan kesadaran pasien

6
C. Indikasi
Roring (2005) mengemukakan bahwa indikasi latihan range of motion,
yaitu: Latihan range of motion pasif
1) Latihan range of motion pasif digunakan pada bagian jaringan yang
meradang, dimana gerak aktif akan merusak proses penyembuhan.
2) Pasien yang tidak mampu atau tidak memungkinkan untuk
menggerakkan bagian tubuh secara aktif seperti koma, lumpuh atau
istirahat total.

D. Kontraindikasi
Ellis & Bentz (2005) mengemukakan bahwa kontraindikasi pada latihan
range of motion, yaitu sebagai berikut.
a. Penyakit Jantung dan Pernafasan
Latihan range of motion tidak boleh dilakukan pada pasien yang
memiliki penyakit jantung dan nafas karena latihan ini membutuhkan
energy yang lebih besar serta dapat meningkatkan sirkulasi darah
sehingga menambah beban jantung dan pernafasan dalam bekerja.
b. Gangguan jaringan ikat
Latihan range of motion tidak boleh dilakukan pada sendi yang
membengkak atau meradang atau jika ada cidera pada sistem
musculoskeletal di sekitar sendi karena latihan ini memberikan tekanan
pada jaringan lunak sendi dan struktur tulang sehingga dapat
menimbulkan nyeri.

E. Prinsip Dasar Latihan Rentang Gerak


Suratun et al. (2008) mengemukakan bahwa prinsip dasar latihan range of
motion, yaitu:
a. Latihan range of motion dilakukan perlahan dan hati-hati sehingga tidak
melelahkan pasien.
b. Program latihan range of motion direncanakan dengan memperhatikan
umur pasien, diagnosis, tanda-tanda vital, dan lamanya tirah baring.

7
c. Latihan range of motion sering diprogramkan oleh dokter dan
dikerjakan oleh ahli fisioterapi dan perawat.
d. Bagian-bagian tubuh yang dapat dilakukan latihan range of motion
adalah leher, jari, lengan, siku, bahu, tunit, kaki, dan pergelangan
tangan.
e. Latihan range of motion dapat dilakukan pada semua persendian atau
hanya pada bagian-bagian yang dicurigai mengalami proses penyakit.
f. Latihan range of motion dilakukan harus sesuai waktunya, misalnya
setelah mandi atau perawatan rutin telah dilakukan

F. Jenis – Jenis ROM


ROM  itu ada dua jenis, yaitu :
1)    ROM Aktif, yaitu  gerakan yang dilakukan oleh seseorang (pasien)
dengan menggunakan energi sendiri. Perawat memberikan motivasi,
dan membimbing klien dalam melaksanakan pergerakan sendi secara
mandiri sesuai dengan rentang gerak sendi normal (klien aktif).
Keuatan otot 75 %. Hal ini untuk melatih kelenturan dan kekuatan otot
serta sendi dengan cara menggunakan otot-ototnya secara aktif . Sendi
yang digerakkan pada ROM aktif adalah sendi di seluruh tubuh dari
kepala sampai ujung jari kaki oleh klien sendri secara aktif.
2)    ROM Pasif, yaitu energi yang dikeluarkan untuk latihan berasal dari
orang lain (perawat) atau alat mekanik. Perawat melakukan gerakan
persendian klien sesuai dengan rentang gerak yang normal (klien
pasif). Kekuatan otot 50 %. Indikasi latihan pasif adalah pasien
semikoma dan tidak sadar, pasien dengan keterbatasan mobilisasi
tidak mampu melakukan beberapa atau semua latihan rentang gerak
dengan mandiri, pasien tirah baring total atau pasien dengan paralisis
ekstermitas total (suratun, dkk, 2008). Rentang gerak pasif ini berguna
untuk menjaga kelenturan otot-otot dan persendian dengan
menggerakkan otot orang lain secara pasif misalnya perawat
mengangkat dan menggerakkan kaki pasien. Sendi yang digerakkan

8
pada ROM pasif adalah seluruh persendian tubuh atau hanya pada
ekstremitas yang terganggu dan klien tidak mampu melaksanakannya
secara mandiri.

G. Prosedur
1. Cuci tangan untuk mencegah transfer organisme.
2. Jaga privasi klien dengan menutup pintu atau memasang sketsel.
3. Beri penjelasan kepada klien mengenai apa yang akan anda kerjakan
dan minta klien untuk dapat bekerja sama.
4. Atur ketinggian tempat tidur yang sesuai agar memudahkan perawat
dalam bekerja, terhindar dari masalah
5. Posisikan klien denga posisi supinasi dekat dengan perawatan dan
buka bagian tubuh yang akan digerakkan.
6. Rapatkan kedua kaki dan letakkan kedua lengan pada masingmasing
sisi tubuh.
7. Kemnbalikan pada posisi awal setelah masing-masing gerakan. Ulangi
masing-masing gerakan 3 kali.
8. Selama latihan pergerakan, kaji

a. Kemampuan untuk menoleransi gerakan;


b. Rantang gerak (ROM) dari masing-masing persendian yang
bersangkutan.

9. Setelah latihan pergerakan, kaji denyut nadi dan ketahanan tubuh


terhadap latihan.
10. Catat dan laporkan setiap masalah yang tidak diharapkan atau
perubahan pada pergerakan klien, misalnya ada kekuatan atau
kontraktur.

9
H. GERAKAN ROM PASIF
1. Gerakan menekuk dan meluruskan sendi bahu :
a. Tangan satu penolong memegang siku, tangan lainnya
memengang lengan.
b. Luruskan siku naikan dan turunkan legan dengan siku tetap
lurus
c. Fleksi dan ekstensikan bahu.
Gerakkan lengan ke atas menuju kepala tempat tidur.
Kembalikan ke posisi sebelumnya
d. Abduksikan bahu.
Gerakkan lengan menjauhi tubuh dan menuju kepala klien
sampai tangan di atas kepala
e. Adduksikan bahu
Gerakkan lengan klien ke atas tubuhnya sampai tangan yang
bersangkutan menyentuh tangan pada sisi sebelahnya
f. Rotasikan bahu internal dan eksternal
- Letakkan lengan di samping tubuh klien sejajar dengan bahu
- Gerakkan lengan ke bawah hingga telapak tangan menyentyh
kasur, kemudian gerakkan ke atas hingga punggung tangan
menyentuh tempat tidur
2. Gerakan menekuk dan meluruskan siku :
Pegang lengan atas dengan tangan satu, tangan lainnya menekuk dan
meluruskan siku
a. Fleksi dan ekstensikan siku
- Bengkokkan siku hingga jari-jari tangan menyentuh dagu
- Luruskan kembali ke tempat semula
b. Pronasi dan supinasikan siku
- Genggam tangan kklien seperti orang yang sedang berjabat
tangan

10
- Putar telapak tangan klien ke bawah dank e atas, pastikan
hanya terjadi pergerakan siku, bukan bahu

3. Gerakan memutar pergelangan tangan :


a. Fleksikan pergelangan tangan
- Genggam telapak dengan satu tangan, tangan yang lainnya
menyangga lengan bawah
- Bengkokkan pergelangan tangan ke depan

b. Ekstensi pergelangan tangan.


Dari posisi fleksi, tegakkan kembali pergerakan tangan ke
posisi semula

11
c. Fleksi radial/radial deviation (abduksi)
Bengkokkan pergelangan tangan secara lateral menuju ibu jari

d. Fleksikan ulnar/ulnar deviation (adduksi)


Bengkokkan pergelangan tangan secara lateral kearah jari
kelima

12
4. Gerakan jari-jari tangan :
a. Fleksi
Bengkokkan jari-jari tangan dan ibu jari kea rah telapak tangan
(tangan menggenggam)

b. Ekstensi
Dari posisi fleksi, kembalikan ke posisi semula (buka genggaman
tangan)
c. Hiperekstensi
Bengkokkan jari-jari tangan ke belakang sejauh mungkin
d. Abduksi
Buka dan pisahkan jari-jari tangan
e. Adduksi
Dari posisi abduksi, kembalikan ke posisi semula

13
f. Oposisi
Sentuhkan masing-masing jari tangan dengan ibu jari

5. Gerakan Pinggul dan Lutut


Untuk melakukan gerakan ini, letakkan satu tangan dibawah lutut klien
dan tanganyang lainnya dibawah mata kaki klien
a. Fleksi dan ekstensi lutut dan pinggul
- Angkat kaki dan bengkokkan lutut
- Gerakkan lutut ke atas menuju dada sejauh mungkin
- Kembalikan lutut ke bawah, tegakkan lutut, rendahkan kaki
sampai pada kasur

b. Abduksi dan adduksi kaki


- Gerakkan kaki ke samping menjauhi klien
- Kembalikan melintas di atas kaki yang lainnya

14
c. Rotasikan pinggul internal dan eksternal
Putar kaki ke dalam, kemudian ke luar

6. Gerakan Telapak Kaki dan Pergelangan kaki dan telapak kaki


a. Dorsofleksi telapak kaki
- Letakkan satu tangan di bawah tumit
- Tekan kaki klien dengan lengan anda untuk menggerakkannya
kearah kaki

15
b. Fleksi plantar telapak kaki
- Letakkan satu tangan pada punggung dan tangan yang lainnya berada
pada tumit
- Dorong telapak kaki menjauh dari kaki

c. Fleksi dan ekstensi jari-jari kaki


- Letakkan satu tangan pada punggun kaki klien, letakkan tangan yang
lainnya pada pergelangan kaki
- Bengkokkan jari-jari ke bawah
- Kembalikan lagi pada posisi semula

16
d. Inversi dan eversi telapak kaki
- Letakkan satu tangan di bawah tumit, dan tangan yang lainnya
di atas punggung kaki
- Putar telapak kaki ke dalam, kemudian ke luar

7. Gerakan Leher
Ambil bantal di bawah kepala klien
a. Fleksi dan ekstensikan leher
- Letakkan satu tangan dibawah kepala klien, dan tangan yang
lainnya diatas dagu klien
- Gerakkan kepala ke depan sampai menyentuh dada, kemudian
kembalikan ke posisi semula tanpa disangga oleh bantal
b. Fleksi lateral leher
- Letakkan kedua tangan pada pipi klien
- Gerakkan kepala klien kea rah kanan dan kiri

8. Gerakan Hiperekstensi
Bantu klien untuk berubah pada posisi pronasi di sisi tempat tidur dekat
dengan perawat
a. Hiperekstensi leher
- Letakkan satu tangan di atas dahi, tangan yang lainnya pada
kepala bagian belakang
- Gerakkan kepala ke belakang
b. Hiperekstensi bahu
- Letakkan satu tangan di atas bahu klien dan tangan yang
lainnya di bawah siku klien
- Tarik lengan atas ke atas dan ke belakang
c. Hiperekstensi pinggul
- Letakkan satu tangan di atas pinggul. Tangan yang lainnya
menyangga kaki bagian bawah
- Gerakkan kaki ke belakang dari persendian pinggul

17
DAFTAR PUSTAKA

Potter, Patricia A. & Perry, Anne Griffin (2006). Buku Ajar Fundamental


Keperawatan, Edisi 4. Jakarta: EGC
Warfield, Carol . 1996 . Segala Sesuatu yang Perlu Anda Ketahui Terapi Medis .
Jakarta : Gramedia Widiasarana Indonesia.
Depkes RI, 1995. Penerapan Proses Keperawatan Pada Klien Dengan Gangguan
Sistem Muskuloskeletal. Jakarta. Bakti Husada.

18

Anda mungkin juga menyukai