PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Orde Baru adalah sebutan bagi masa pemerintahan Presiden Soeharto di Indonesia.
Orde Baru menggantikan Orde Lama yang merujuk kepada era pemerintahan Soekarno.Salah
satu penyebab yang melatarbelakangi runtuhnya orde lama dan lahirnya orde baru adalah
keadaan keamanan dalam negeri yang tidak kondusif pada masa Orde Lama.
Orde Baru hadir dengan semangat "koreksi total" atas penyimpangan yang dilakukan
oleh Soekarno pada masa Orde Lama. Orde Baru berlangsung dari tahun 1966 hingga 1998.
Dalam jangka waktu tersebut,ekonomi Indonesia berkembang pesat meskipun hal ini terjadi
bersamaan dengan praktik korupsi yang merajalela di negara ini. Selain itu, kesenjangan
antara rakyat yang kaya dan miskin juga semakin melebar.
Kekuasan Soekarno beralih ke Soeharto ditandai dengan keluarnya Surat Perintah
SebelasMaret (SUPERSEMAR) 1966. Setelah dikeluarkan Supersemar maka mulailah
dilakukan penataan pada kehidupan berbangsa dan bernegara sesuai dengan Pancasila dan
UUD 1945. Penataan dilakukan di dalam lingkungan lembaga tertinggi negara dan
pemerintahan. Dikeluarkannya Supersemar berdampak semakin besarnya kepercayaan rakya
kepada pemerintah karena Soeharto berhasil memulihkan keamanan dan membubarkan PKI.
Pada tanggal 23 Februari 1967, MPRS menyelenggarakan sidang istimewa untuk
mengukuhkan pengunduran diri Presiden Soekarno dan mengangkat Soeharto sebagai pejabat
Presiden RI. Dengan Tap MPRS No. XXXIII/1967 MPRS mencabut kekuasaan pemerintahan
negara dan menarik kembali mandat MPRS dari Presiden Sukarno. 12 Maret 1967 Jendral
Soeharto dilantik sebagai Pejabat Presiden Republik Indonesia. Peristiwa ini menandai
berakhirnya kekuasaan Orde Lama dan dimulainya kekuasaan Orde Baru.
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Bentuk Pemerintahan
Era orde baru menggunakan bentuk pemerintahannya yaitu berbentuk
Republik. Kata Republik sendiri berasal dari kata res publica yang artinya kepentingan
umum. Pemerintahan republik adalah bentuk pemerintahan yang berasal dari (dipilih)
rakyat dan dipimpin atau dikepalai oleh seorang presiden untuk masa jabatan tertentu.
Indonesia merupakan salah satu negara berbentuk kesatuan dengan bentuk
pemerintahan republik dan sistem pemerintahan berbentuk quasi presidensial
(presidensial dengan ciri-ciri parlementer).
Dalam pelaksanaannya bentuk pemerintahan republik dapat dibedakan menjadi 2 yaitu
republik absolut, republik konstitusional dan republik parlementer yang masing-masing
akan dijelaskan secara singkat dibawah ini.
Republik Absolut
Dalam sistem republik absolut pemerintahan diktator tanpa ada pembatasan
kekuasaan. Penguasa mengabaikan konstitusi dan untuk melegitimasi kekuasaannya
digunakanlah partai politik. Dalam pemerintahan ini parlemen memang ada namun
tidak berfungsi.
Republik Konstitusional
Dalam sistem republik konstitusional, presiden memegang kekuasaan kepala negara
dan kepala pemerintahan. Namun, kekuasaan presiden dibatasi oleh konstitusi. Di
samping itu, pengawasan yang efektif dilakukan oleh parlemen.
Republik Parlementer
Dalam sistem republik parlementer, presiden hanya sebagai kepala negara. Namun,
presiden tidak dapat diganggu-gugat. Sedangkan kepala pemerintahan berada di
tangan perdana menteri yang bertanggung jawab kepada parlemen. Dalam sistem ini
kekuasaan legislatif lebih tinggi dari pada kekuasaan eksekutif.
B. Sistem Pemerintahan
Melalui Surat Perintah Sebelas Maret (Supersemar), Soeharto mulai berkuasa
dan memperkenalkan sistem politik barunya yang disebut dengan Demokrasi
Pancasila. Pemerintahan yang sering disebut dengan orde baru ini, secara formil
berlandaskan pada Pancasila, UUD 1945, dan Tap MPRS. Orde baru berencana
merubah kehidupan sosial dan politik dengan landasan ideal Pancasila dan UUD 1945.
Jadi secara tidak langsung, Sukarno dan Soeharto sama-sama berpedoman pada UUD
1945. Rancangan Pembangunan Lima Tahun(Pelita) adalah salah satu program
besarnya untuk mewujudkan itu. Tahapan yang dijalani orde baru adalah merumuskan
dan menjadikan Pancasila sebagai ideologi Negara, sehingga pancasila membudaya di
masyarakat.
Ideologi pancasila bersumber pada cara pandang integralistik yang
mengutamakan gagasan tentang Negara yang bersifat persatuan. Sehingga pancasila
diformalkan menjadi satu-satunya asas bagi organisasi kekuatan politik dan organisasi
keagamaan-kemasyarakatan lainnya. Dan kesetiaan kepada ideologi-ideologi selain
pancasila disamakan dengan tindakan subversi. Di era ini, kekuatan politik bergeser
pada militer, teknokrasi dan birokrasi. Gagasan dan ide membutuhkan langkah praktis
untuk menyeimbangkan dan keseimbangan. Dan ini tidak terjadi pada masa demokrasi
pancasila. Ia hanya menjadi sebatas konsep besar yang tidak diterapkan dengan utuh.
Buktinya masih banyak penyelewengan yangironisnya berkedok demokrasi di dalam
pemerintah. Bisa diuraikan, masa-masa ini adalah dimana Negara dan rakyat
berhadap-hadapan dan pemerintah sangat mendominasi. Selama rezim orde baru
2
berkuasa, demokrasi pancasila yang dicanangkan dalam pengertian normatif dan
empirik tidak pernah sejalan. Ia hanya menjadi slogan kosong. Ia tidak lebih baik dari
dua model demokrasi sebelumnya karena penerapannya yang jauh dari kenyataan
berlawanan dengan tujuan demokrasi sendiri. Orde Baru justru menghambat dan
membelenggu kebebasan rakyat. Ia tidak sejalan dengan esensi dan substansi
demokrasi. Kekuasaan menjadi sentralistis pada kepemimpinan Soeharto. Demokrasi
baginya hanyalah alat untuk mengkristalisasikan kekuasaannya. Soeharto kembali
menghadirkan ‘demokrasi terpimpin kostitusional’ model barudengan melandaskan
ideologi pancasila sebagai dasar dan falsafah demokrasi.Selama tiga dasawarsa,
pemerintahannya menjadi rezim yang sangat kuat. Pemilihan Umum tidak lagi menjadi
sentral demokratisasi di Negara. Meski telah diadakan selama enam kali dimasa
Soeharto, Pemilu sama sekali tidak mencerminkan nilai-nilai demokratis. Masih terjadi
dominasi satu partai yang sebenarnya dikontrol dan dikelola oleh Soeharto yang
kekuasaannya didukung penuh oleh militer. Tidak ubahnya yang terjadi adalah
‘demokrasi’ yang membunuh demokrasi
C. Pembagian Kekuasaan
Sistem pemerintahan orde lama praktis telah berakhir dengan keluarnya surat perintah
11 Maret 1966. Kemudian lahirlah pemerintahan orde baru yang dipimpin oleh
pengemban Supersemar. Orde baru adalah suatu tatanan seluruh peri kehidupan
rakyat, bangsa dan negara yang diletakan kembali kepada kemurnian Pancasila dan
UUD 1945. Secara garis besar mekanisme kepimpinan lima tahunan sebagai wujud
pelaksanaan sistem pemerintahan masa orde baru meliputi kegiatan-kegiatan
kenegaraan berikut :
MPR yang terdiri dari anggota DPR, utusan-utusan daerah, utusan golongan, sebagai
hasil pemilu mengadakan sidang umum sekali dalam lima tahun.
o Menetapkan GBHN
o Memiiih presiden dan wakii presiden untuk masa lima tahun dengan tugas
melaksanakan GBHN yang telah ditetapkan MPR.
o Membentuk lembaga tinggi negara DPA dan BPK sesuai dengan ketentuan
Undang-Undang yang berlaku.
o Melaksanakan pemilihan umum tepat pada waktunya untuk membentuk DPR
dan MPR yang baru.
o Mengajukan APBN setiap tahun tepat pada waktunya dalam rangka
melaksanakan GBHN. d Membuat UU dengan persetujuan DPRdalarp rangkaian
melaksanakan UUD1945 dan GBHN.
3
D. Kelebihan dan Kekurangan Pemerintahan Era Orde Baru
4
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sejalan dengan dasar empirik sebelumnya, masa awal orde baru ditandai oleh
terjadinya perubahan besar dalam pegimbangan politik di dalam Negara dan masyarakat,
sebelumya pada era Orde Lama kita tahu bahwa pusat kekuasaan ada di tangan presiden,
militer dan PKI.
Namun pada Orde Baru terjadi pergeseran pusat kekuasaan dimana dibagi dalam
militer, teknokrat, dan kemudian birokrasi. Namun harapan itu akhirnya menemui ajalnya ketika
pada pemilu 1971, golkar secara mengejutkan memenangi pemilu lebih dari separuh suara
dalam pemilu.Itulah beberapa sekelumit cerita tentang Orde Lama dan Orde Baru, tentang
bagaimana kehidupan sosial, politik dan ekonomi di masa itu.
Yang kemudian pada orde baru akhirnya tumbang bersamaan dengan tumbangnya
Pak Harto atas desakan para mahasiswa di depan gendung DPR yang akhrinya pada saat itu
titik tolak era Reformasi lahir. Dan pasca reformasilah demokrasi yang bisa dikatakan
demokrasi yang di Inginkan pada saat itu perlahan-lahan mulai tumbuh hingga sekarang ini.
B. Saran
Sejak orde lama hingga reformasi, birokrasi selalu menjadi alat politik yang efisien
dalam melanggengkan kekuasaan. Bahkan masa orde baru, birokrasi sipil maupun militer
secara terang-terangan mendukung pemerintah dalam mobilisai dukungan dan finansial.
5
DAFTAR PUSTAKA
http://sistempemerintahannegaraindonesia.blogspot.co.id/2015/09/sistem-
pemerintahan-orde-baru-masa.html
http://www.zonanesia.net/2014/10/periodisasi-sistem-pemerintahan.html
http://anwarmyla.blogspot.co.id/2013/05/sistem-pemerintahan-presiden-
soeharto_11.html
6
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Alloh SWT, karena atas karunia dan Hidayahnya
penulis dapat menyelesaikan penyusunan karya tulis ini. Shalawat beserta salam semoga
selalu terlimpah curahkan kepada Nabi Muhammad SAW.
Juga tidak lupa penulis sangat mengharapkan sumbangan pikiran, kritik, serta saran
dari semua pihak demi perbaikan penyusunan Makalah yang baik.
Penulis
7ii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN................................................................................................ i
KATA PENGANTAR........................................................................................................ ii
DAFTAR ISI..................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................... 1
A. Latar Belakang................................................................................................... 1
B. Tujuan Penulisan Makalah.................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................... 2
A. Bentuk Pemerintahan......................................................................................... 2
B. Sistem Pemerintahan.........................................................................................2
C. Pembagian Kekuasaan......................................................................................3
D. Kelebihan dan Kekurangan................................................................................4
BAB III KESIMPULAN..................................................................................................... 5
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................ 6
8iii
LEMBAR PENGESAHAN
Judul :
Hari : ………………………………………….
Tanggal : ………………………………………….
9i