Anda di halaman 1dari 12

58 Jurnal JIBEKA Volume 11 No.

1 Agustus 2017

PENGAMBILAN KEPUTUSAN USAHA MANDIRI MAHASISWA


DITINJAU DARI FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL
Rina Irawati
Dosen STIE Malangkuçeçwara Malang

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keputusan mahasiswa memiliki usaha mandiri STIE
Malangkucecwara Malang ditinjau dari faktor internal dan eksternal. Jenis penelitian adalah deskriptif.
Sampel penelitian sejumlah 54 orang mahasiswa dari angkatan 2013-2015. Hasil penelitian membuktikan
bahwa mayoritas jenis kelamin mahasiswa memiliki usaha mandiri di STIE Malangkucecwara Malang
adalah wanita. Faktor internal mahasiswa memiliki usaha mandiri didasarkan atas berani mengambil
resiko, internal locus of control, motivasi memiliki pendapatan sendiri, kebutuhan akan kebebasan, dan ide
kreatif. Faktor eksternal yang mendorong mahasiswa memiliki usaha mandiri adalah: pengaruh role model,
dukungan keluarga dan teman, kesempatan, kepuasan menjalani hidup, dan pendidikan. Keputusan
mahasiswa memiliki usaha mandiri didasarkan oleh intuisi, pengalaman, fakta yang terjadi di lapangan,
wewenang, dan rasional. Faktor penghambat terbesar dalam berwirausaha adalah kegagalan usaha, dan
Faktor pendukung terbesar mahasiswa berwirausaha adalah orang tua. Hasil penelitian ini didukung oleh
penelitian terdahulu antara lain: Indarti, Nurul dan Rokhima Rostiani (2008), Yulia, Wasa dan Dwi Endah
Kusrini (2010), Zulkifli (2011), Ifham, Ahmad dan Avin Helmi (2011), dan Chasbiansari, Dyas (2007).
Kata kunci: Usaha mandiri mahasiswa, Pengambilan Keputusan.

Abstract
This study aims to determine the decision of students to have independent business STIE Malangkucecwara
Malang in terms of internal and external factors. The type of research is descriptive. The sample of this
research is 54 students from class of 2013-2015. The results of the study prove that the majority of sex
students have independent business in STIE Malangkucecwara Malang is a woman. Internal factors students
have independent business based on risk-taking, internal locus of control, self-generated motivation, the need
for freedom, and creative ideas. External factors that encourage students to have independent business are:
the influence of role models, family and friends support, opportunities, life satisfaction, and education. The
results of this study are supported by previous researches: Indarti, Nurul and Rokhima Rostiani (2008),
Yulia, Wasa and Dwi Endah Kusrini (2010), Zulkifli (2011), Ifham, Ahmad and Avin Helmi (2011), and
Chasbiansari, Dyas (2007).
Keywords: Student self-help, Decision Making.

PENDAHULUAN meningkat. Jumlah angkatan kerja meningkat,


Pada tahun 2008 krisis keuangan global sedangkan daya serap tenaga kerja dari beberapa
melanda dunia yang menyebabkan banyak industri melemah.
perusahaan di dunia gulung tikar sehingga
terpaksa mem-PHK atau merumahkan Saat ini lapangan pekerjaan di sektor
karyawannya. Hal ini berdampak bagi masyarakat formal semakin berkurang. Sedangkan lulusan
baik di lapisan atas, menengah dan bawah. sarjana ataupun diploma (sarjana muda) setiap
Masyarakat semakin sulit memperoleh tahun semakin meningkat. Fakta ini membuktikan
pendapatan guna memenuhi kebutuhan hidupnya. bahwa pemikiran kreatif dan inovatif para sarjana
Tingkat pengangguran semakin bertambah, harga- ini harus lebih banyak dikembangkan agar dapat
harga barang naik sedangkan pendapatan membuka peluang usaha baru. Tidak hanya
masyarakat tetap. bergantung dan berharap penuh dengan
Berdasarkan data terakhir BPS Agustus pemerintah atau instansi swasta lainnya. Sampai
2015 (www.mediaindonesia.com), angka pada saat ini pilihan berwirausaha belum
pengangguran di Indonesia pada tahun 2015 merupakan lapangan pekerjaan yang diminati dan
sebanyak 7,56 juta jiwa. Jumlah angkatan kerja dinanti bagi para sarjana yang sedang mencari
pada Agustus 2015 sebesar 122,38 juta. Hal ini pekerjaan. Banyak lulusan sarjana yang lebih
dikarenakan adanya PHK dan daya serap yang sebagai pencari kerja (job seeker) daripada
agak menurun, sehingga pengangguran pencipta kerja (job creator). Padahal dunia
Rina Irawati: Pengambilan Keputusan Usaha Mandiri Mahasiswa ............................................................59

wirausaha merupakan pilihan yang rasional dalam (usaha mandiri) adalah semangat, sikap, perilaku
situasi dan kondisi yang tidak bisa diandalkan ini. kemampuan seseorang dalam menangani usaha
Tetapi dengan adanya suatu persepsi negatif yang dan kegiatan yang mengarah pada upaya mencari,
memunculkan image buruk bahwa wirausaha itu menciptakan, menerapkan cara kerja, teknologi
adalah pekerjaan yang kurang menjanjikan dan dan produk baru dengan meningkatkan efisiensi
memberi tantangan besar, mengakibatkan banyak dalam memberikan pelayanan yang lebih baik dan
orang kurang berani melakukan wirausaha. memperoleh keuntungan yang lebih besar
Persepsi negatif ini sebenarnya berupa keyakinan- (http://akhmadsudrajat.wordpress.com, 2010).
keyakinan subyektif yang tidak mengandung Keputusan memiliki usaha mandiri ini didasari
kebenaran obyektif. Prasangka buruk ini disebut oleh faktor internal dan faktor eksternal. Faktor
dengan mitos, dan mitos ini harus segera internal merupakan dorongan untuk melakukan
dihilangkan (Ifham, 2010). wirausaha yang berasal dari dalam diri
mahasiswa, sedangkan faktor eksternal
Kewirausahaan saat ini sedang gencar merupakan dorongan untuk melakukan wirausaha
dilakukan terutama di dunia pendidikan. DIKTI yang berasal dari luar diri mahasiswa (Utami,
(Dirjen Pendidikan Tinggi) mencanangkan 2007 dalam Yulia, 2010).
program kewirausahaan mahasiswa menjadi
prioritas (Irwandi, 2009 dalam Yulia, 2010). Hal Rumusan masalah penelitian ini adalah:
ini sebagai upaya pembenahan sistem pendidikan (1) Bagaimana keputusan memiliki usaha mandiri
agar terjadi keselarasan antara pendidikan dan mahasiswa STIE Malangkucecwara Malang
dunia kerja. Peranan perguruan tinggi diperlukan ditinjau dari faktor internal?; dan (2) Bagaimana
untuk memberikan informasi, pengetahuan, keputusan memiliki usaha mandiri mahasiswa
pemahaman tentang kewirausahaan serta STIE Malangkucecwara Malang ditinjau dari
memberikan wadah bagi mahasiswa untuk faktor eksternal?. Adapun manfaat penelitian
berwirausaha. adalah: (1) Sebagai bahan masukan bagi pihak
manajemen STIE Malangkucecwara Malang
STIE Malangkucecwara Malang sejak untuk menyempurnakan kurikulum terutama mata
tahun 2009 sudah memasukkan mata kuliah kuliah Kewirausahaan; (2) Sebagai bahan
Kewirausahaan dan Mega Creativity dalam masukan bagi mahasiswa STIE Malangkucecwara
kurikulum pembelajaran. Mata kuliah itu mengenai faktor-faktor yang menjadi keputusan
diberlakukan sebagai mata kuliah wajib untuk mereka memiliki usaha mandiri; (3) Untuk
merubah mindset mahasiswa dari job seeker mengetahui sejauh mana aplikasi mahasiswa
menjadi job creator dan membekali mahasiswa terhadap keputusan memiliki usaha mandiri
menyusun sebuah proposal bisnis. Mahasiswa setelah memperoleh teori/ilmu di bangku kuliah;
setiap tahun juga dimotivasi untuk mengikuti dan (4) Sebagai bahan acuan (referensi) dalam
ajang Program Kreativitas Mahasiswa penelitian selanjutanya dengan menambah
Kewirausahaan (PKM-K) yang diselenggarakan variabel penelitian atau menggunakan metode
oleh DIKTI atau mengikuti program CSR dari analisis yang lain.
Bank Mandiri yaitu Wirausaha Muda Mandiri.
Hal ini tentu saja mendorong mahasiswa untuk TINJAUAN PUSTAKA
lebih berpikir kreatif dan inovatif dalam Tinjauan Penelitian Terdahulu
menciptakan produk yang berdaya jual, sehingga Indarti, Nurul dan Rokhima Rostiani
dapat membuka bisnis baru dan menambah (2008) meneliti terhadap 332 pelajar dari tiga
lapangan pekerjaan. Dengan berwirausaha perguruan tinggi di tiga negara berbeda yaitu
diharapkan ketergantungan untuk bekerja di Indonesia, Jepang dan Norwegia yang
sektor formal akan berkurang. menunjukkan bahwa keinginan mahasiswa
berwirausaha dan faktor-faktor yang
Saat ini banyak mahasiswa STIE mempengaruhinya berbeda di masing-masing
Malangkucecwara Malang yang mengambil negara. Hasil penelitian membuktikan bahwa self-
keputusan untuk memiliki usaha mandiri efficacy menjadi faktor kunci yang mempengaruhi
(berwirausaha) di samping kuliah. Pengambilan minat berwirausaha pada mahasiswa Norwegia.
keputusan merupakan suatu proses pemilihan Latar belakang pendidikan menjadi faktor utama
alternatif terbaik dari beberapa alternatif secara pada mahasiswa Indonesia. Penelitian Yulia,
sistematis untuk digunakan sebagai cara Wasa dan Dwi Endah Kusrini (2010) yang
pemecahan masalah. Sedangkan kewirausahaan mengambil obyek mahasiswa berwirausaha di
60 Jurnal JIBEKA Volume 11 No. 1 Agustus 2017

ITS Surabaya membuktikan bahwa hanya pengambilan keputusan adalah: (1) Investigasi
sebagian kecil saja mahasiswa yang menjalankan situasi, meliputi: identifikasi masalah, diagnosis
usaha sampingan selain kuliah, sebagian besar penyebab masalah, dan identifikasi tujuan dari
berasal dari luar Surabaya, tingkat IPK berkisar penyelesaian masalah melalui keputusan yang
3.00 – 3.50, dan banyak di antara mereka yang akan diambil; (2) Penentuan alternatif; (3)
pernah mengikuti kegiatan kewirausahaan tetapi Penilaian alternatif; dan (4) Implementasi dan
tidak pernah punya pengalaman berwirausaha. pengawasan.
Variabel IPK, kepribadian berani mengambil Terdapat enam tahap proses pengambilan
resiko, evaluasi diri dan pengaruh lingkungan keputusan rasional menurut Williams (2001)
keluarga secara signifikan berpengaruh terhadap yaitu: (1) Mendefinisikan masalah, (2)
kemepilikan usaha mandiri mahasiswa ITS. Mengidentifikasi kriteria keputusan, (3)
Zulkifli (2011) meneliti tentang faktor- Menimbang kriteria, (4) Membuat alternatif
faktor yang mempengaruhi keberhasilan dan pilihan tindakan, (5) Mengevaluasi setiap
kegagalan seorang wirausaha dihubungkan alternatif, dan (6) Memperkirakan keputusan yang
dengan pemilihan bidang usaha. Hasil penelitian paling optimal. Siswanto (2008) mengemukakan
membuktikan bahwa faktor tersebut adalah pendapat bahwa proses pengambilan keputusan
kepercayaan diri, orientasi terhadap tugas dan meliputi: (1) Penetapan tujuan spesifik serta
hasil, berani mengambil resiko, kepemimpinan pengukuran hasilnya, (2) Identifikasi
dan orisinalitas. Sedangkan penelitian Ifham, permasalahan, (3) Pengembangan alternatif, (4)
Ahmad dan Avin Helmi (2011) meneliti tentang Evaluasi alternatif, (5) Seleksi alternatif, (6)
hubungan kecerdasan emosi dan kewirausahaan Implementasi keputusan, serta (7) Pengendalian
pada mahasiswa. Hasil penelitian menunjukkan dan evaluasi.
bahwa kecerdasan emosi meliputi: emotional Sementara itu, George R. Terry (dalam Sudrajad,
literacy, emotional fitness, emotional depth, dan 2010) menyebutkan 5 dasar (basis) dalam
emotional alchemy. Sedangkan kewirausahaan pengambilan keputusan, yaitu: (1) intuisi; (2)
meliputi: kemampuan melihat peluang bisnis, pengalaman; (3) fakta; (4) wewenang; dan (5)
memiliki kepercayaan diri dan berperilaku baik rasional.
terhadap dirinya dan lingkungan, gaya Usaha Mandiri (Kewirausahaan)
kepemimpinan, adanya inisiatif, kreativitas dan Alma (2005) menyatakan bahwa istilah
inovasi, mampu menjadi pekerja keras, memiliki kewirausahaan berasal dari terjemahan
visi yang luas dan optimisme tinggi, berani Entrepreneurship yang diterjemahkan sebagai
mengambil resiko, dan sensitif terhadap kritik “perantara”. Wirausaha sendiri berasal dari
membangun. Penelitian Chasbiansari, Dyas bahasa Perancis, entrepreneur yang artinya adalah
(2007) membuktikan bahwa terdapat hubungan “antara”. Menurut Meredith (2000), seorang
positif dan signifikan antara kompetensi sosial wirausaha atau entrepreneur adalah orang yang
dan kewirausahaan pada mahasiswa Universitas mempunyai kesempatan melihat dan menilai
Diponegoro Semarang. kesempatan-kesempatan bisnis, mengumpulkan
sumber-sumber daya yang dibutuhkan guna
Pengambilan Keputusan mengambil keuntungan daripadanya dan
Menurut Williams (2001) pengambilan mengambil tindakan yang tepat guna memastikan
keputusan adalah proses memilih suatu sukses.
pemecahan masalah dari beberapa alternatif yang As’ad (2002) mengemukakan bahwa
tersedia. Sule (2008) menyatakan bahwa wirausahawan adalah individu yang memiliki
pengambilan keputusan merupakan proses kemampuan dan sikap mandiri, kreatif, inovatif,
memilih satu penyelesaian dari beberapa alternatif ulet, berpandangan jauh ke depan, pengambilan
yang ada. Maka dapat disimpulkan bahwa resiko yang sedang dan tanpa mengabaikan orang
pengambilan keputusan merupakan memilih dan lain dalam bidangnya atau masyarakat.
menetapkan satu alternatif yang dianggap paling Sedangkan menurut Schumpeter (Alma, 2005),
menguntungkan dari beberapa alternatif yang wirausahawan adalah individu yang mendobrak
dimiliki. Alternatif yang ditetapkan merupakan sistem ekonomi yang ada dan menggerakkan
keputusan. Kualitas keputusan yang diambil perekonomian masyarakat untuk maju ke depan.
tersebut merupakan standar dari efektivitas Dari berbagai definisi di atas dapat
mereka. disimpulkan bahwa kewirausahaan adalah
Stoner, Freeman dan Gilbert (1995) dalam kemampuan berpikir kreatif dan berperilaku
Sule (2008) menjelaskan bahwa proses inovatif (menciptakan sesuatu yang baru dan
Rina Irawati: Pengambilan Keputusan Usaha Mandiri Mahasiswa ............................................................61

berbeda) yang dijadikan dasar, sumber daya, kiat


dan proses menciptakan nilai tambah barang dan Berdasarkan data BPS (2001), jumlah
jasa yang dilakukan dengan keberanian usaha kecil di Indonesia sebanyak 14,1 juta usaha
mengambil resiko. Esensi dari kewirausahaan (96,1%) dari 14,66 juta usaha yang disurvei di
adalah menciptakan nilai tambah di pasar melalui luar sektor pertanian. Berarti para pengusaha di
proses pengkombinasian sumber daya dengan Indonesia kebanyakan adalah pengusaha kecil.
cara-cara baru dan berbeda agar dapat bersaing. Dengan demikian usaha kecil di Indonesia telah
Sukardi (dalam As’ad, 2003) menyatakan memberikan kontribusi sebesar 66,1% terhadap
bahwa seorang wirausahawan yang berhasil Pendapatan Nasional Bruto Indonesia. Hal ini
mempunyai karakteristik sebagai berikut: (1) menunjukkan perkembangan bisnis dan ekonomi
Supel dan fleksibel dalam bergaul, mampu di Indonesia sangat bergantung pada
menerima kritik dan mampu melakukan perkembangan dari bisnis yang dijalankan oleh
komunikasi yang efektif dengan orang lain; (2) usaha kecil.
Mampu dan dapat memanfaatkan kesempatan
usaha yang ada; (3) Berani mengambil resiko
yang telah diperhitungkan atas hal-hal yang akan Imbalan dalam Wirausaha
dikerjakan serta menyenangi tugas-tugas yang Setiap orang tertarik pada kewirausahaan karena
efektif dengan orang lain; (4) Memiliki berbagai imbalan yang dapat dikelompokkan
pandangan ke depan, cerdik, lihai, dapat menjadi tiga kategori dasar, yaitu: imbalan berupa
menanggapi situasi yang berubah-ubah serta laba, imbalan kebebasan dan imbalan berupa
tahan terhadap situasi yang tidak menentu; (5) kepuasan dalam menjalani hidup.
Mampu menemukan sesuatu yang orisinil dari 1) Imbalan berupa laba
pemikiran sendiri dan mampu menciptakan hal- Laba adalah salah satu cara dalam
hal serta kreatif; (6) Mempercayai kemampuan mempertahankan nilai perusahaan.
sendiri, kemampuan untuk bekerja mandiri, Wirausaha mengharapkan hasil yang tidak
optimis dan dinamis serta memiliki kemampuan hanya mengganti kerugian waktu dan uang
untuk menjadi pemimpin; (7) Menguasai berbagai yang diinvestasikan, tetapi juga memberikan
pengetahuan maupun ketrampilan dalam imbalan yang pantas bagi resiko dan inisiatif
menyusun, menjalankan dan mencapai tujuan yang mereka ambil dalam mengoperasikan
organisasi usaha, manajemen umum dan berbagai bisnis mereka sendiri. Dengan demikian
bidang pengetahuan lain yang menyangkut dunia imbalan berupa laba merupakan motivasi
usaha; (8) Memiliki motivasi yang kuat untuk yang kuat bagi wirausaha tertentu.
menyelesaikan tugasnya dengan baik, 2). Imbalan berupa kebebasan
mengutamakan prestasi, selalu memperhitungkan Kebebasan untuk menjalankan
faktor penghambat maupun penunjang, tekun, perusahaannya merupakan imbalan lain bagi
kerja keras, teguh dalam pendirian dan berdisiplin seorang wirausaha. Beberapa wirausaha
tinggi; dan (9) Memperhatikan lingkungan sosial menggunakan kebebasannya untuk
untuk mencapai taraf hidup yang lebih baik bagi menyusun kehidupan dan perilaku kerja
semua orang. pribadinya secara fleksibel. Seperti
mengerjakan urusan mereka dengan cara
Bisnis kecil sangat penting artinya bagi sendiri, memungut laba sendiri dan
perekonomian suatu negara. Sebagian besar mengatur jadwal sendiri.
perusahaan di Amerika Serikat mempekerjakan 3). Imbalan berupa kepuasan dalam menjalani
kurang dari 100 orang dan sebagian pekerja di hidup
Amerika Serikat dipekerjakan oleh perusahaan Wirausaha sering menyatakan
kecil. Sebesar 86,7% dari semua bisnis di kepuasan yang mereka dapatkan dalam
Amerika Serikat mempekerjakan 20 karyawan menjalankan bisnisnya sendiri. Pekerjaan
atau kurang, 11% lainnya mempekerjakan antara yang mereka lakukan memberikan
20-99 orang karyawan. Sebaliknya hanya 1% kenikmatan yang berasal dari kebebasan,
yang mempekerjakan 1000 atau lebih pekerja. dan kenikmatan ini merefleksikan
25,60% dari semua tenaga kerja di Amerika pemenuhan kerja pribadi pemilik barang dan
Serikat dipekerjakan oleh perusahaan yang jasa perusahaan. Banyak perusahaan yang
memiliki karyawan kurang dari 20 orang. 29,10% dikelola oleh wirausaha tumbuh menjadi
lainnya bekerja di perusahaan yang besar, akan tetapi ada juga yang relatif tetap
mempekerjakan 20-99 orang (Sunarto, 2007). berskala kecil.
62 Jurnal JIBEKA Volume 11 No. 1 Agustus 2017

Faktor-faktor Dalam Berwirausaha Lambing dan Kuehl (2000) menyatakan


Pada dasarnya faktor-faktor yang bahwa individu yang memiliki internal locus
mempengaruhi kewirausahaan dapat dibagi of control mempercayai bahwa kegagalan
menjadi dua, yaitu faktor internal dan faktor dan kesuksesan yang dialami ditentukan dari
eksternal. Faktor internal merupakan faktor dari usaha yang dilakukan. Individu yakin akan
dalam individu itu sendiri, sedangkan faktor kemampuan yang dimiliki dan berusaha
eksternal merupakan hasil interaksi individu keras mencapai tujuannya. Berdasarkan
dengan lingkungannya (Suryana, 2001 dalam penelitian Rotter (dalam Hisrich dan Peters,
Chasbiansari, 2007). 2000) terhadap wirausaha menunjukkan
Menurut Utami (2007), faktor-faktor yang bahwa internal locus of control berhubungan
mempengaruhi minat berwirausaha meliputi dua dengan motivasi berusaha dan berkorelasi
aspek yaitu: positf dengan kesuksesan dalam berkarir.
1) Faktor internal, terdiri dari: c) Kebutuhan akan kebebasan (need for
a) Faktor demografi, meliputi: independence)
(1) Usia. Perkembangan karir berjalan Kebutuhan akan kebebasan berarti
dengan proses perkembangan manusia. kebutuhan individu untuk mengambil
(2) Pendidikan. Semakin banyak seseorang keputusan sendiri, menentukan tujuan
tertarik untuk belajar dalam dunia sendiri serta melakukan tindakan untuk
pendidikan, akan meningkatkan mencapai tujuan dengan caranya sendiri.
usahanya. Hisrich dan Peters (2000) menyatakan
b) Kepribadian, meliputi: bahwa seorang wirausahawan diharuskan
(1) Ekstraversi untuk melakukan sesuatu berdasarkan
(2) Agreebleeness (kesepahaman) caranya sendiri, sehingga memiliki
(3) Berani mengambil resiko kebutuhan akan kebebasan yang tinggi.
(4) Kebutuhan berprestasi dan independen d) Nilai-nilai pribadi.
(5) Evaluasi diri Nilai pribadi akan menjadi dasar bagi
(6) Overconfidence individu pada saat mengambil keputusan
c) Motif pribadi, meliputi: dalam membuat perencanaan untuk
(1) Motif untuk bekerja mencapai kesuksesan. Nilai pribadi yang
(2) Motif untuk kreatif dianut seringkali berbeda dengan nilai yang
2) Aspek eksternal, yaitu aspek yang dimiliki orang lain. Oleh karena itu nilai
berasal dari luar diri seseorang untuk pribadi harus disampaikan sehingga tidak
melakukan wirausaha, meliputi: menimbulkan konflik yang mendasar ketika
a) Lingkungan keluarga suatu hubungan sedang berjalan. Hisrich dan
b) Lingkungan bekerja Peters (2000) menyatakan beberapa
penelitian menunjukkan bahwa wirausaha
Menurut Suryana (2001) dalam mempunyai sifat dasar mengenai proses
Chasbiansari (2007) faktor-faktor yang manajemen dan bisnis secara umum yang
mempengaruhi kewirausahaan antara lain: membantu individu menciptakan dan
1) Faktor internal, meliputi: mempertahankan bisnis yang dirintis. Sifat
a) Kebutuhan berprestasi (need for dasar meliputi nilai kemenangan bagi
achievement) individu yang berarti berhasil
Kebutuhan berprestasi mendorong individu mengaktualisasikan dirinya.
untuk menghasilkan yang terbaik. Lambing e) Pengalaman
dan Kuehl (2000) menyatakan bahwa tujuan Pengalaman diartikan pengalaman kerja
yang ingin dicapai seorang wirausahawan individu sebelum memutuskan
dipengaruhi oleh kebutuhan akan kewirausahaan sebagai pilihan karir. Hisrich
berprestasinya yang mendorong individu dan Peters (2000) menyatakan bahwa
menghasilkan yang terbaik dan biasanya pengalaman kerja mempengaruhi individu
memiliki inisiatif serta keinginan yang kuat dalam menyusun rencana dan melakukan
untuk mengungkapkan ide-ide dalam langkah-langkah selanjutnya.
pikirannya, menyampaikan gagasan demi
mencapai suatu kesuksesan. Faktor eksternal, meliputi:
b) Internal locus of control a) Role model
Rina Irawati: Pengambilan Keputusan Usaha Mandiri Mahasiswa ............................................................63

Role model merupakan faktor penting yang Jenis penelitian yang digunakan adalah
mempengaruhi individu dalam memilih penelitian deskriptif, yaitu menggambarkan pola-
kewirausahaan sebagai karir. Orang tua, pola yang konsisten dalam data, sehingga
saudara, guru atau wirausaha lain dapat hasilnya dapat dipelajari dan ditafsirkan secara
menjadi role model bagi individu. Individu singkat dan penuh makna (Kuncoro, 2003).
membutuhkan dukungan dan nasehat dalam Tehnik yang digunakan adalah survey yaitu
setiap tahapan dalam merintis usaha, role menyebarkan angket kepada responden untuk
model berperan sebagai mentor bagi diisi, serta melakukan tanya jawab langsung
individu. Individu juga akan meniru perilaku berkaitan dengan permasalahan penelitian.
yang dimunculkan oleh role model.
Pentingnya role model dalam mempengaruhi Variabel penelitian
pilihan karir didukung oleh penelitian Faktor internal, yaitu faktor yang berasal dari diri
Jacobowitz dan Vidler (dalam Riyanti, seseorang untuk melakukan suatu kegiatan. Item-
2001) yang menunjukkan bahwa 72% itemnya yaitu: (1) Berani mengambil resiko (risk
wirausahawan negara Atlantik memiliki taker), (2) Internal locus of control, (3) Motivasi
orang tua atau saudara wirausahawan. memperoleh pendapatan sendiri, (4) Kebebasan,
Individu berwirausaha dengan cara meniru dan (5) Ide kreatif.
orang tua atau saudara yang berwirausaha.
b) Dukungan keluarga dan teman Faktor eksternal, yaitu faktor yang berasal dari
Dukungan dari orang dekat akan luar diri seseorang untuk melakukan suatu
mempermudah individu sekaligus menjadi kegiatan. Item-itemnya antara lain: (1) Pengaruh
sumber kekuatan ketika menghadapi role model, (2) Dukungan keluarga dan teman,
permasalahan. dukungan dari lingkungan (3) Kesempatan, (4) Kepuasan menjalani hidup,
terdekat akan membuat individu mampu dan (5) Pendidikan.
bertahan menghadapi permasalahan yang Keputusan mahasiswa memiliki usaha
terjadi. mandiri, dengan item-item: (1) Berdasarkan
c) Pendidikan intuisi (perasaan yang sifatnya subyektif), (2)
Pendidikan formal berperan penting dalam Berdasarkan pengalaman, (3) Berdasarkan fakta
kewirausahaan karena memberi bekal yang ada di lapangan, (4) Berdasarkan wewenang,
pengetahuan yang dibutuhkan dalam dan (5) Berdasarkan rasional
mengelola usaha terutama ketika
menghadapi suatu permasalahan. Sekolah Populasi dan Sampel
atau universitas sebagai tempat Populasi adalah keseluruhan obyek penelitian
berlangsungnya pendidikan formal yang yang hendak diteliti. Populasi dalam penelitian
mendukung kewirausahaan akan mendorong ini adalah mahasiswa STIE Malangkucecwara
individu untuk menjadi seorang wirausaha Malang angkatan 2013-2015 sejumlah 1079
(Hisrich dan Peters, 2000). orang. Sampel adalah suatu himpunan bagian
(subset) dari unit populasi (Kuncoro, 2003).
Kerangka berpikir Dengan besarnya prosentasi sampel 5% dari
Berdasarkan dari uraian teori di atas, maka dapat populasi, maka sampel penelitian adalah
dibuat kerangka berpikir penelitian ini sebagai sebanyak 54 mahasiswa. Tehnik pengambilan
berikut: sampel menggunakan purposive sampling, yaitu
mengambil sampel dengan menggunakan kriteria
tertentu. Adapun kriteria sampel penelitian
adalah mahasiswa yang memiliki usaha mandiri.

Metode Analisis
Uji validitas.
Menurut Santoso (2002), uji validitas
digunakan untuk mengukur sah atau valid
tidaknya suatu kuisioner. Kuesioner dikatakan
Gambar 1. Kerangka berpikir valid atau sahih jika mampu mengukur apa yang
diinginkan oleh peneliti serta dapat
METODE PENELITIAN mengungkapkan data dari peubah yang diteliti
Jenis Penelitian secara tepat. Teknik yang digunakan untuk
64 Jurnal JIBEKA Volume 11 No. 1 Agustus 2017

mengukur validitas dengan mengkorelasikan skor perantauan. Hal ini mendorong mereka untuk
total item dengan skor masing-masing item. menjalankan wirausaha agar memiliki uang saku
Dengan kriteria apabila probabilitas dari masing- lebih guna mencukupi biaya hidup, ataupun
masing item kurang dari 0,05, maka item tersebut menambah tabungan karena jauh dari orang tua.
dikatakan valid. Mayoritas pekerjaan orang tua mahasiswa adalah
pegawai swasta dan wiraswasta yaitu masing-
Metode analisis deskriptif masing sebanyak 21 orang atau 21.4%. Jadi
Penelitian yang dilakukan dikategorikan mahasiswa sebenarnya telah terinspirasi dari
sebagai penelitian deskriptif karena bertujuan orang tuanya dengan melihat mereka melakukan
untuk mengumpulkan fakta dan menguraikannya usaha bisnis sejak muda. Salah satu faktor
secara menyeluruh dan teliti sesuai dengan penunjang kewirausahaan adalah dari
persoalan yang akan dipecahkan. Penelitian keteladanan. Dalam hal ini keteladanan dilihat
deskriptif adalah menggambarkan pola-pola yang dari pekerjaan orang tuanya.
konsisten dalam data, sehingga hasilnya dapat IPK mahasiswa mayoritas sudah baik,
dipelajari dan ditafsirkan secara singkat dan yaitu di atas 3.00 sebesar 36 orang (36%). Hal ini
penuh makna (Kuncoro, 2003). berarti bahwa walau mereka melakukan aktivitas
berwirausaha, ternyata tidak membuat prestasi
HASIL PENELITIAN akademis menurun. Artinya, mereka tidak
Deskripsi Responden terpengaruh dengan kegiatan time management
Mahasiswa dengan jenis kelamin yaitu membagi waktu yang seimbang antara
perempuan sebesar 33,7% (33 orang), sedangkan kuliah dengan berbisnis. Mayoritas mahasiswa
laki-laki 21,4% (21 orang). Berarti mahasiswi tidak memiliki pengalaman dalam berwirausaha
lebih tertarik menjalankan wirausaha sambil yaitu sebesar 40 orang (40.8%). Tetapi hal ini
kuliah daripada mahasiswa laki-laki. Hal ini tidak menyurutkan minat mereka untuk berbisnis
disebabkan karena mereka lebih menyukai sambil kuliah. Justru dengan kondisi seperti ini
melakukan bisnis untuk mengisi waktu luang dan akan menempa mental mereka dalam berusaha,
mendapatkan income sampingan selain uang saku sehingga kelak jika terjun ke dunia kerja nyata
dari orang tua. Selain itu mahasiswi lebih supel mereka tidak kaget dan bisa bertahan berdasarkan
dan luwes dalam menawarkan produk yang dijual. pengalaman mereka saat ini.
Mayoritas mahasiswa yang menjalankan Mayoritas mahasiswa tidak pernah
wirausaha berusia 21-22 tahun sebesar 44.4% (24 mengikuti kegiatan kewirausahaan, seperti
orang). Berarti mereka termasuk angkatan pelatihan, workshop, seminar, dan lain-lain
2014/2015 atau sedang berada di semester 3-4. sebesar 18 orang (18,4%). Namun hal itu tidak
Hal ini menunjukkan bahwa mahasiswa berada membuat nyali mahasiswa ciut atau patah
pada usia produktif dan kreativitasnya tinggi. semangat. Dengan kondisi seperti ini akan
Serta memiliki semangat yang tinggi untuk mendorong mereka untuk lebih aktif lagi
menjalankan usaha mandiri selain menempuh mengikuti kegiatan kewirausahaan, baik berupa
perkuliahan. Selain itu jaringan relasi dan pelatihan, workshop maupun seminar.
informasi juga sudah mulai luas sehingga
mempermudah kelancaran usaha yang mereka Uji Validitas
tekuni. Teknik yang digunakan untuk mengukur
Mayoritas mahasiswa adalah angkatan validitas dengan mengkorelasikan skor total item
2014/2015 sebanyak 25 orang (25.5%). Berarti mereka dengan skor masing-masing item. Dengan kriteria
sudah menempuh kuliah di tahun kedua atau semester apabila probabilitas dari masing-masing item
3-4. Di semester ini, mereka telah mendapatkan bekal kurang dari 0,05, maka item tersebut dikatakan
teori kewirausahaan dan manajemen di semester 1 lalu.
Sehingga dirasa sudah memiliki bekal pengetahuan
valid. Sehingga dapat dilanjutkan ke analisis
untuk memulai usaha mandiri, walau dalam scope yang berikutnya.
kecil. Mayoritas mahasiswa melakukan pengeluaran
sebulan sebesar Rp 1-2 juta. Dengan pengeluaran Analisis Deskriptif Variabel Faktor Internal
sebesar itu maka wajar mendorong mahasiswa mencari Berani Mengambil Resiko
usaha sampingan untuk dapat memperoleh Mayoritas responden menyatakan sangat
pendapatan lain guna mencukupi kebutuhannya. setuju (23 orang atau 23.5%) bahwa mental yang
Mayoritas mahasiswa bertempat tinggal di harus dimiliki seorang pewirausaha adalah berani
pondokan (kost) sebesar 42,6% (23 mahasiswa). mengambil resiko. Prinsipnya adalah jika tidak
Berarti sebagian besar mereka adalah anak berani mencoba mulai sekarang, kapan lagi. Oleh
Rina Irawati: Pengambilan Keputusan Usaha Mandiri Mahasiswa ............................................................65

karenanya walau di luar persaingan cukup ketat, kreativitas dalam berusaha. Entah dalam hal
pewirausaha tidak boleh merasa gentar. adanya keunikan produk atau jasa yang
Kegagalan adalah sukses yang tertunda. Di usia ditawarkan ke konsumen, atau pemasaran yang
yang masih belia, mahasiswa berani mengambil saat ini sudah banyak menggunakan kekuatan
resiko terjun ke dunia entrepreneur. sosial media, atau layanan (service) kepada
konsumen yang prima, dan lain sebagainya.
Internal Locus of Control Semakin kreatif suatu usaha, maka akan semakin
Mayoritas responden menyatakan setuju banyak konsumen yang dapat diraih.
(28 orang atau 28,6%) bahwa faktor internal
dalam berwirausaha adanya internal locus of Analisis Deskriptif Faktor Eksternal
control. Mereka percaya bahwa kegagalan dan Pengaruh Role Model
kesuksesnan yang dialami ditentukan dari usaha Mayoritas responden menyatakan setuju
pribadi yang dilakukan. Mereka yakin akan (28 orang atau 28.6%) bahwa dalam berwirausaha
kemampuan yang dimiliki, serta berusaha keras dibutuhkan pengaruh adanya role model. Orang
untuk mencapai tujuannya. tua, saudara, dosen, guru atau wirausaha lain
dapat menjadi role model bagi mahasiswa.
Motivasi Memperoleh Pendapatan Sendiri Mereka membutuhkan dukungan dan nasehat
Mayoritas responden menyatakan setuju dalam setiap tahapan dalam merintis usaha, role
(24 orang atau 24.5%) bahwa faktor internal model berperan sebagai mentor. Mahasiswa juga
berwirausaha adalah untuk memperoleh akan meniru perilaku yang dimunculkan oleh role
pendapatan sendiri. Seperti diketahui bahwa model.
mahasiswa memiliki banyak sekali kebutuhan,
seperti: uang kuliah, uang jajan, uang makan, dan Dukungan Keluarga dan Teman
aktivitas lain. Bahkan untuk mahasiswa yang Mayoritas responden (23 orang atau
hidup jauh dari orang tua dan harus kost atau 23.5%) menyatakan bahwa dukungan keluarga
kontrak rumah, mereka harus pintar-pintar dan teman sangat penting artinya dalam kegiatan
menghemat uang, bahkan mencari cara agar bisa berwirausaha. Dukungan dari orang terdekat akan
memperoleh pendapatan sampingan. Oleh karena mempermudah mahasiswa, sekaligus menjadi
mereka tidak ingin menambah beban orang tua, sumber kekuatan ketika menghadapi
maka hal ini mendorong mereka untuk melakukan permasalahan. Dukungan dari lingkungan
wirausaha untuk bisa mencukupi kebutuhan terdekat akan membuat mereka mampu bertahan
mereka setiap bulan, dan dapat menambah menghadapi permasalahan yang terjadi.
tabungan.
Kesempatan
Kebutuhan akan Kebebasan Mayoritas responden (29 orang atau 29.6%)
Mayoritas responden menyatakan setuju menyatakan setuju bahwa kesempatan merupakan
(29 orang atau 29.6%) bahwa faktor internal faktor eksternal pendukung kewirausahaan. Dengan
berwirausaha adalah kebutuhan akan kebebasan. melakukan time management yang baik, mahasiswa
dapat mempunyai kesempatan walaupun sedikit waktu
Maksud dari kebutuhan akan kebebasan berarti luangnya untuk melakukan kegiatan wirausaha. Seperti
kebutuhan mahasiswa untuk mengambil kata pepatah, time is money. Sekecil apapun waktu
keputusan sendiri, menentukan tujuan sendiri luang yang ada, itu berharga artinya. Kesempatan ini
serta melakukan tindakan untuk mencapai tujuan juga dapat diartikan, bahwa mahasiswa melihat adanya
dengan caranya sendiri. Seorang wirausahawan peluang usaha yang baik sehingga melakukan kegiatan
diharuskan untuk melakukan sesuatu berdasarkan ini di sela-sela kesibukannya kuliah.
caranya sendiri, sehingga memiliki kebutuhan
akan kebebasan yang tinggi. Selain itu, kebebasan Kepuasan Menjalani Hidup
dalam konteks ini adalah kebebasan menjadi bos Mayoritas responden menyatakan setuju
untuk diri sendiri, kebebasan mengatur waktu, (33 orang atau 33.7%) bahwa kepuasan menjalani
dan kebebasan memperoleh pendapatan. hidup merupakan faktor eskternal dalam
berwirausaha. Di usia muda seperti mereka, dapat
Ide Kreatif menghasilkan pendapatan sendiri dengan usaha
Mayoritas responden menyatakan setuju sendiri akan menambah kepuasan hidup mereka.
(32 orang atau 32.7%) bahwa dalam berwirausaha Karena mereka dapat memenuhi kebutuhan
dibutuhkan ide kreatif. Dalam persaingan usaha hidupnya dan bisa menambah tabungan mereka di
saat ini yang sangat ketat, sangatlah dibutuhkan luar bantuan rutin bulanan dari orang tua.
66 Jurnal JIBEKA Volume 11 No. 1 Agustus 2017

Semakin kepuasan bertambah, maka semakin giat mahasiswa berwirausaha. Kondisi rugi atau gagal
mereka menjalankan aktivitas ini. usaha bukanlah hal-hal yang perlu ditakuti oleh
seorang pewirausaha. Justru dengan kegagalan
Pendidikan yang dialami, akan menjadi cambuk bagi mereka
Mayoritas responden (29 orang atau untuk terus bangkit, berinovasi dan bahkan bisa
29.6%) setuju bahwa pendidikan merupakan membuka lapangan usaha kerja yang baru. Jika
faktor pendorong berwirausaha. Pendidikan fakta yang dialami adalah keuntungan yang besar,
formal berperan penting dalam kewirausahaan maka hal ini akan memacu pewirausaha untuk
karena memberi bekal pengetahuan yang bisa mempertahankan bisnis mereka dan tetap
dibutuhkan dalam mengelola usaha terutama mengatur strategi usaha agar terus bisa eksis di
ketika menghadapi suatu permasalahan. Sekolah bidang usahanya tersebut. Pengambilan keputusan
atau universitas sebagai tempat berlangsungnya berdasarkan data dan fakta empiris dapat
pendidikan formal yang mendukung memberikan keputusan yang sehat, solid dan baik.
kewirausahaan akan mendorong individu untuk Dengan fakta, tingkat kepercayaan terhadap
menjadi seorang wirausaha. pengambil keputusan dapat lebih tinggi, sehingga
orang dapat menerima keputusan yang dibuat itu
Deskripsi Analisis Keputusan Berwirausaha dengan rela dan lapang dada.
Berdasarkan Intuisi
Mayoritas responden (28 orang atau Berdasarkan Wewenang
28.6%) menyatakan setuju bahwa intuisi Mayoritas responden (31 orang atau
merupakan hal pendorong dalam pengambilan 31.6%) setuju bahwa pengambilan keputusan
keputusan berwirausaha. Pengambilan keputusan berwirausaha adalah karena wewenang. Dengan
berdasarkan intuisi adalah pengambilan menjadi pewirausaha maka kendali sepenuhnya
keputusan yang berdasarkan perasaan yang (wewenang) terletak pada diri mereka sendiri.
sifatnya subyektif. Agar pengambilan keputusan Mereka menjadi bos untuk diri sendiri.
berwirausaha berdasarkan intusi ini dapat Pengambilan keputusan berdasarkan wewenang
menghasilkan keputusan yang tepat, maka perlu biasanya dilakukan oleh pimpinan terhadap
didukung dengan hal-hal penunjang lainnya bawahannya, atau oleh orang yang lebih tinggi
seperti riset pemasaran yang akurat dan kedudukannya kepada orang yang lebih rendah
didasarkan atas intuisi yang positif. kedudukannya. Hasil keputusannya dapat
bertahan dalam jangka waktu yang cukup lama
Berdasarkan Pengalaman dan memiliki otentisitas (otentik), tetapi dapat
Mayoritas responden (26 orang atau menimbulkan sifat rutinitas, mengasosiasikan
26.5%) menyatakan setuju bahwa pengalaman dengan praktek diktatorial dan sering melewati
sebagai faktor pengambilan keputusan mahasiswa permasalahan yang seharusnya dipecahkan
berwirausaha. Dengan pengalaman yang dimiliki, sehingga dapat menimbulkan kekaburan
pewirausaha telah memahami seluk beluk
aktivitas usaha, baik secara internal maupun Berdasarkan Rasional
eksternal. Selain itu dengan pengalaman yang Mayoritas responden menyatakan setuju
dimiliki, tentu saja mereka mempunyai banyak (31 orang atau 31.6%) bahwa pengambilan
pengetahuan dan wawasan mengenai bisnis yang keputusan berwirausaha didasarkan atas
sedang digeluti. Dengan pengalaman pula, relasi rasionalitas. Pada pengambilan keputusan yang
bisnis telah dirajut. Sehingga mereka memiliki berdasarkan rasio, keputusan yang dihasilkan
network yang luas. Pengambilan keputusan bersifat objektif, logis, lebih transparan dan
berdasarkan pengalaman memiliki manfaat bagi konsisten untuk memaksimumkan hasil atau nilai
pengetahuan praktis, karena dengan pengalaman dalam batas kendala tertentu, sehingga dapat
yang dimiliki seseorang, maka dapat dikatakan mendekati kebenaran atau sesuai
memperkirakan keadaan sesuatu, dapat dengan apa yang diinginkan. Pengambilan
memperhitungkan untung-ruginya dan baik- keputusan secara rasional ini berlaku sepenuhnya
buruknya keputusan yang akan dihasilkan. dalam keadaan yang ideal. Jenis bidang usaha
yang akan menjadi aktivitas berwirausaha
Berdasarkan fakta yang terjadi di lapangan disesuaikan dengan peluang usaha, kemampuan
Mayoritas responden tidak setuju (26 internal dan eksternal, serta sesuai dengan sumber
orang atau 26.5%) bahwa fakta yang terjadi di daya yang dimiliki.
lapangan sebagai hal-hal yang menghambat
Rina Irawati: Pengambilan Keputusan Usaha Mandiri Mahasiswa ............................................................67

Deskripsi Faktor Penghambat Usaha Mandiri mahasiswa Norwegia. Sedangkan latar belakang
Mayoritas responden (23 orang atau pendidikan menjadi faktor utama pada mahasiswa
23.5%) menyatakan bahwa faktor penghambat Indonesia.
wirausaha mahasiswa adalah kegagalan usaha.
Hal ini disebabkan banyak faktor, antara lain: Penelitian Yulia, Wasa dan Dwi Endah
kurang pengalaman, kurang relasi, permodalan Kusrini (2010) yang mengambil obyek
yang tidak mencukupi, kesalahan manajemen, mahasiswa berwirausaha di ITS Surabaya
perencanaan usaha yang kurang matang, survey membuktikan bahwa hanya sebagian kecil saja
pasar yang kurang akurat, pemasaran yang kurang mahasiswa yang menjalankan usaha sampingan
gencar, produk kurang inovatif dan tidak selain kuliah, sebagian besar berasal dari luar
memiliki nilai lebih dibandingkan produk Surabaya, tingkat IPK berkisar 3.00 – 3.50, dan
pesaing, dan lain-lain. banyak di antara mereka yang pernah mengikuti
kegiatan kewirausahaan tetapi tidak pernah punya
Deskripsi Dukungan Wirausaha pengalaman berwirausaha. Variabel IPK,
Mayoritas responden (42 orang atau kepribadian berani mengambil resiko, evaluasi
42,9%) menyatakan bahwa mayoritas yang diri dan pengaruh lingkungan keluarga secara
mendukung kegiatan usaha mandiri mahasiswa signifikan berpengaruh terhadap kemepilikan
adalah orang tua. Dapat dipahami bahwa orang usaha mandiri mahasiswa ITS.
tua adalah orang terdekat mahasiswa. Tentu saja
merekalah yang mensupport penuh usahanya, Zulkifli (2011) dalam penelitiannya
baik materiil maupun non materiil. membuktikan bahwa faktor tersebut adalah
kepercayaan diri, orientasi terhadap tugas dan
PEMBAHASAN hasil, berani mengambil resiko, kepemimpinan
Dari paparan deskriptif di atas, diketahui dan orisinalitas. Sedangkan penelitian Ifham,
bahwa mayoritas jenis kelamin mahasiswa Ahmad dan Avin Helmi (2011) meneliti tentang
memiliki usaha mandiri di STIE hubungan kecerdasan emosi dan kewirausahaan
Malangkucecwara Malang adalah wanita, berusia pada mahasiswa. Hasil penelitian menunjukkan
21-22 tahun, sedang kuliah di tingkat dua atau bahwa kecerdasan emosi meliputi: emotional
semester 3 (angkatan 2014/2015), anak literacy, emotional fitness, emotional depth, dan
perantauan (tinggal di kos-kos an), IPK di atas 3, emotional alchemy. Sedangkan kewirausahaan
tidak memiliki pengalaman berwirausaha meliputi: kemampuan melihat peluang bisnis,
sebelumnya, dan tidak pernah mengikuti kegiatan memiliki kepercayaan diri dan berperilaku baik
wirausaha baik berupa seminar, pelatihan, terhadap dirinya dan lingkungan, gaya
ataupun workshop. Faktor penghambat wirausaha kepemimpinan, adanya inisiatif, kreativitas dan
adalah kegagalan usaha, sedangkan dukungan inovasi, mampu menjadi pekerja keras, memiliki
terbesar adalah dari orang tua. visi yang luas dan optimisme tinggi, berani
mengambil resiko, dan sensitif terhadap kritik
Faktor internal mahasiswa memiliki usaha membangun. Penelitian Chasbiansari, Dyas
mandiri didasarkan atas berani mengambil resiko, (2007) membuktikan bahwa terdapat hubungan
internal locus of control, motivasi memiliki positif dan signifikan antara kompetensi sosial
pendapatan sendiri, kebutuhan akan kebebasan, dan kewirausahaan pada mahasiswa Universitas
dan ide kreatif. Sedangkan faktor eksternal yang Diponegoro Semarang.
mendorong mahasiswa memiliki usaha mandiri
adalah: pengaruh role model, dukungan keluarga KESIMPULAN DAN SARAN
dan teman, kesempatan, kepuasan menjalani Kesimpulan
hidup, dan pendidikan. Sedangkan keputusan Tujuan penelitian ini adalah untuk
mahasiswa memiliki usaha mandiri didasarkan mengetahui keputusan mahasiswa memiliki usaha
oleh intuisi, pengalaman, fakta yang terjadi di mandiri STIE Malangkucecwara Malang ditinjau
lapangan, wewenang, dan rasional. dari faktor internal dan eksternal. Jenis penelitian
adalah deskriptif. Sampel penelitian sejumlah 54
Hal ini senada dengan penelitian yang orang mahasiswa dari angkatan 2013-2015. Uji
dilakukan oleh Indarti, Nurul dan Rokhima validitas menunjukkan bahwa seluruh item-item
Rostiani (2008). Hasil penelitian membuktikan nya adalah valid, sehingga dapat dilanjutkan pada
bahwa self-efficacy menjadi faktor kunci yang analisis selanjutnya.
mempengaruhi minat berwirausaha pada
68 Jurnal JIBEKA Volume 11 No. 1 Agustus 2017

Hasil penelitian membuktikan bahwa harus pintar-pintar melakukan time management


mayoritas jenis kelamin mahasiswa memiliki agar kedua aktivitas ini dapat berjalan beriringan.
usaha mandiri di STIE Malangkucecwara Malang Fokus utama adalah kuliah, dan mengisi waktu
adalah wanita, berusia 21-22 tahun, sedang kuliah luang yang positif dengan menjalankan bisnis
di tingkat dua atau semester 3 (angkatan sendiri.
2014/2015), anak perantauan (tinggal di kos-kos
an), IPK di atas 3, tidak memiliki pengalaman Orang tua sebagai supporter utama
berwirausaha sebelumnya, dan tidak pernah mahasiswa, seyogyanya juga mendukung
mengikuti kegiatan wirausaha baik berupa aktivitas positif ini. Karena banyak sekali manfaat
seminar, pelatihan, ataupun workshop. yang dipetik mahasiswa dalam berwirausaha.
Antara lain: memperoleh uang sendiri untuk jajan
Faktor internal mahasiswa memiliki usaha atau menabung, mengasah jiwa organisasi,
mandiri didasarkan atas berani mengambil resiko, mengasah jiwa bisnis, mengasah kemampuan
internal locus of control, motivasi memiliki berkomunikasi dan memecahkan masalah,
pendapatan sendiri, kebutuhan akan kebebasan, menambah luasnya relationship, mempersiapkan
dan ide kreatif. Sedangkan faktor eksternal yang mahasiswa untuk berkecimpung ke dunia kerja
mendorong mahasiswa memiliki usaha mandiri nyata.
adalah: pengaruh role model, dukungan keluarga
dan teman, kesempatan, kepuasan menjalani Pemerintah dapat terus mendukung
hidup, dan pendidikan. Sedangkan keputusan kegiatan wirausaha mahasiswa dengan
mahasiswa memiliki usaha mandiri didasarkan mengeluarkan berbagai macam hibah mahasiswa
oleh intuisi, pengalaman, fakta yang terjadi di yang kompetitif, sehingga mereka terpacu dan
lapangan, wewenang, dan rasional. termotivasi melakukan kegiatan ini. Selain itu,
meluncurkan program-program pelatihan dan
Faktor penghambat terbesar dalam workshop secara gratis melalui Disperindag untuk
berwirausaha adalah kegagalan usaha, dan menambah skill dan pengetahuan mahasiswa.
pendukung terbesar mahasiswa berwirausaha Pemerintah juga dapat meluncurkan program
adalah orang tua. Hasil penelitian ini didukung bantuan pendanaan bagi usaha kecil, untuk usaha
oleh penelitian terdahulu antara lain: Indarti, mahasiswa yang membutuhkan modal banyak.
Nurul dan Rokhima Rostiani (2008), Yulia, Wasa
dan Dwi Endah Kusrini (2010), Zulkifli (2011), DAFTAR PUSTAKA
Ifham, Ahmad dan Avin Helmi (2011), dan 1. Chasbiansari, Dyas. 2007. Kompetensi
Chasbiansari, Dyas (2007). Sosial dan Kewirausahaan Mahasiswa
Universitas Diponegoro Semarang.
Saran-saran Penelitian dipublikasikan. Diakses tanggal
Kegiatan wirausaha mandiri mahasiswa di 28 Maret 2016.
STIE Malangkucecwara Malang sudah mulai 2. Yulia, Wasa dan Dwi Endah Kusrini. 2010.
menggeliat. Oleh karenanya perlu ada dukungan Analisis Karakteristik Mahasiswa dan
dari pihak kampus dalam memfasilitasi aktivitas Faktor-faktor Yang Berpengaruh Terhadap
mereka. Pihak manajemen kampus dapat Kepemilikan Usaha Mandiri Mahasiswa
melakukan kegiatan bazaar atau pameran hasil ITS. Penelitian dipublikasikan. Diakses
produk mahasiswa untuk dijualbelikan, tanggal 28 Maret 2016.
mengikutkan mereka dalam ajang pameran 3. www.ditkelembagaan-
wilayah Kotamadya Malang, memberikan dikti.net/pedoman/143-program-mahasiswa-
pelatihan gratis dengan memanggil narasumber wirausaha. Program Mahasiswa Wirausaha
praktisi yang dapat memberikan wawasan ilmu Bagi Perguruan Tinggi Negeri. Diakses
kepada mereka, memberikan workshop dan tanggal 28 Maret 2016.
seminar tentang kewirausahaan. Dosen dalam 4. http://wardoyo.staff.gunadharma.ac.id.
melakukan proses belajar mengajar dapat Kewirausahaan. Diakses tanggal 28 Maret
menyelipkan motivasi kepada mahasiswa untuk 2016.
berani berwirausaha. 5. Badan Pusat Statistik. 2008. Angka statistik
pengangguran.
Untuk mahasiswa, karena aktivitas 6. www.mediaindonesia.com. 2010. Angka
berwirausaha ini dilakukan bersamaan dengan pengangguran di Indonesia. Diakses tanggal
kegiatan perkuliahan, maka seyogyanya mereka 29 Maret 2016.
Rina Irawati: Pengambilan Keputusan Usaha Mandiri Mahasiswa ............................................................69

7. Ifham, Ahmad dan Avin F Helmi. Hubungan


Kecerdasan Emosi dengan Kewirausahaan
pada Mahasiswa. Penelitian dipublikasikan.
Diakses tanggal 28 Maret 2016.
8. http://akhmadsudrajat.wordpress.com. 2010.
Konsep Dasar Pengambilan Keputusan.
Diakses tanggal 2 April 2016.
9. http://jarno.web.id. 2011. Awal Tahun 2011
Pengangguran Masih 9,25 juta. Diakses
tanggal 29 Maret 2016.
10. As’ad, Moh. 2002. Seri Ilmu Sumber Daya
Manusia: Psikologi Industri. Edisi 4.
Liberty. Yogyakarta.
11. Meredith, Geoffrey G, et al. 2000.
Kewirausahaan: Teori dan Praktek. Seri
terjemahan. Pustaka Binaman Pressindo.
Jakarta.
12. Nasution, Arman Hakim, dkk. 2001.
Membangun Spirit Entrepreneur Muda
Indonesia, Suatu Pendekatan Praktis dan
Aplikatif. Gramedia. Jakarta
13. Utami, Erlita Dhiah. 2007. Faktor-faktor
yang Mempengaruhi Minat Berwiraswasta
(Studi Deskriptif pada Usahawan Rental
Komputer di Sekaran Gunung Pati
Semarang). Penelitian dipublikasikan.
http://digilib.unnes.ac.id. Diakses tanggal 28
Maret 2016.
14. Yohnson, dkk. 2003. Motivasi Alumnus UK
Petra Menjadi Entrepreneurs. Jurnal
Manajemen dan Kewirausahaan vol 5 no 2
September 2003. Diakses tanggal 28 Maret
2016.
15. Sunarto. 2007. Manajemen. Penerbit Amus.
Yogyakarta.
16. Siswanto, HB. 2008. Pengantar Manajemen.
Penerbit PT Bumi Aksara. Jakarta.
17. Sule, Ernie Tisnawati dan Kurniawan
Saefullah. 2008. Pengantar Manajemen.
Penerbit Prenada media. Jakarta.
18. Williams, Chuck. 2001. Manajemen. Edisi
terjemahan. Salemba Empat. Jakarta.
19. Kuncoro, Mudrajad, 2003, Metode Riset
Untuk Bisnis dan Ekonomi (Bagaimana
meneliti dan menulis tesis ?), Erlangga,
Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai