Anda di halaman 1dari 15

OPTIMASI SISTEM ENERGI PADA CRUDE DISTILLATION PLANT

(Retrofit of Heat Exchanger Networks for Optimizing Crude Oil


Distillation Operation)

Dibuat untuk Memenuhi Persyaratan Mata Kuliah


Optimasi Sistem Energi Semester VII
Program Studi S1(Terapan) Teknik Energi
Jurusan Teknik Kimia

Dosen Pengajar :
Ahmad Zikri, S.T, M.T

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA


PALEMBANG
2014
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Distilasi minyak mentah adalah proses energi yang intensif yang merupakan
pusat penyulingan minyak bumi. Seiring berjalannya waktu, unit distilasi dan
jaringan penukar panas - penyulingan 'sistem' - mungkin perlu disesuaikan dengan
skenario operasi yang berbeda, baik didorong oleh alasan teknis (misalnya
perubahan dalam bahan baku kondisi atau spesifikasi produk) ataupun ekonomi
(misalnya pengurangan biaya operasi, peningkatan keuntungan, dll). Ada
interaksi yang kuat antara unit distilasi dan jaringan penukar panas. Hot stream
seperti pompa, kondensor dan produk destilasi aliran yang terintegrasi dengan
aliran dingin, seperti umpan minyak mentah dan reboilers. Kebutuhan energi
yang tersisa dipasok oleh bahan bakar minyak di tungku dan air pendingin.
Dalam beberapa tahun terakhir, berbagai publikasi telah mempertimbangkan
desain sistem destilasi minyak mentah. Karya awal (Watkins, 1979) fokus pada
desain kolom distilasi minyak mentah Grassroots berdasarkan heuristik dan
empiris korelasi. Kemudian, alat komputasi baru memfasilitasi pengembangan
metode yang lebih canggih untuk Grassroot atau retrofit desain (Chen, 2008).
Metodologi Retrofit diperkenalkan sebagai pilihan yang lebih ekonomis untuk
mengadaptasi peralatan dipasang untuk skenario operasi baru (misalnya
meningkatkan kapasitas, meningkatkan efisiensi energi), dibandingkan dengan
proyek-proyek Grassroots Design. sementara itu optimasi operasional dapat
diterapkan dengan relatif mudah di kedua unit distilasi dan Heat Exchanger
Network (HEN) itu, retrofit biasanya hanya diaplikasikan dalam HEN.
Makalah ini menyajikan sebuah metodologi baru untuk mengoptimalkan
sistem distilasi minyak mentah. Pendekatan yang diusulkan yaitu untuk
memodifikasi HEN yang ada. Pendekatan ini diterapkan dalam optimasi sistem
kilang penyulingan yang sudah ada untuk meningkatkan pendapatan produk dan
untuk mengurangi energi konsumsi dan biaya modal.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Hysys Simulation : Crude Oil Distillation Process


Pada proses pengoptimasian sistem energi pada Crude Oil Distillation Plant
yang meninjau proses heating dan cooling dibutuhkan Hysys Simulation dari
proses terlebih dahulu untuk mengidentifikasi proses heating dan cooling yang
terlibat pada proses distilasi crude oil tersebut.
Adapun flowsheet proses distilasi crude oil tersebut dapat dilihat pada gambar
dibawah ini :

Gambar 1. Flowsheet Crude Oil Distillation Process yang akan dioptimasi.

Gambar 2. Subflowsheet Distillation Column


Dari flowsheet tersebut, dapat dilihat bahwa terdapat sejumlah Heat
Exchanger yang digunakan dalam proses Crude Distillation tersebut baik untuk
proses heating yang membutuhkan hot utilities maupun proses cooling yang
membutuhkan cold utilities.

2.1.2 Hysys Case Extraction


Proses selanjutnya dilanjutkan dengan proses hysys case extraction dimana
proses ini bertujuan untuk mengekstrak semua data-data yang berhubungan
dengan sistem keenergian yang terdapat pada proses Crude Oil Distillation
tersebut untuk kemudian dimasukan kedalam program HX-Net. Adapun proses
ekstraksi data tersebut dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

Gambar 3. Extraction Wizard Crude Distillation


Pada proses ekstraksi akan teridentifikasi flowsheet yang terdapat pada proses
Crude Distillation tersebut
Setelah proses ekstraksi selesai, Program Aspen Energy Analyzer akan
mengidentifikasi, memproses, serta melakukan integrasi panas terhadap flowsheet
yang telah diupload tadi menggunakan teknologi pinch. Integrasi panas ini
kemudian ditampilkan dalam diagram jaringan penukar panas (Heat Exchanger
Network Diagram), menunjukkan aliran proses atau utilities mana yang memasuki
ataupun meninggalkan alat penukar panas yang diberikan. Hasil integrasi panas
untuk Crude Oil Distillation Process dapat dilihat pada gambar dibawah ini :

Gambar 5. HEN Design and Base Case untuk Proses Crude Oil Distillation.
Gambar tersebut merupakan desain awal HEN untuk proses Crude
Distillation sebelum dilakukan modifikasi ataupun optimasi apapun. Pada diagram
tersebut, garis horizontal mewakili aliran proses atau utilitas. Sebuah garis
horisontal biru menunjukkan aliran dingin yang menyerap energi dalam penukar
panas, sedangkan garis horizontal merah menunjukkan aliran panas yang
kehilangan energi dalam penukar panas. Aliran diberi nama sesuai dengan sebutan
mereka di Hysys Case, baik ke kiri (aliran panas) atau ke kanan (aliran dingin)
diagram. Suhu awal untuk aliran dingin adalah di sebelah kanan diagram,
sedangkan suhu akhir adalah di sebelah kiri. Suhu awal untuk aliran panas adalah
di sebelah kiri diagram, sedangkan suhu akhir adalah di sebelah kanan. Garis
vertikal dan lingkaran diisi mewakili pasangan penukar panas. Lingkaran merah
mewakili penukar panas dimana aliran proses panas atau utilitas yang diperlukan ,
sama, lingkaran biru mewakili penukar panas di mana aliran proses dingin atau
utilitas yang diperlukan.
Untuk mengetahui performa dari Heat Exchanger (Heat Exchanger
Performance) yang digunakan pada proses tersebut, dapat dilihat pada Tab
Performance seperti gambar dibawah ini :

Gambar 6. Tabel Performance untuk proses Crude Distillation


Tabel di sebelah kiri memberikan informasi biaya tahunan untuk utilitas
pemanasan dan pendinginan (Heating and Cooling Cost), biaya tahunan untuk
mengoperasikan jaringan penukar panas (Operating Cost), biaya modal pembelian
peralatan termasuk dalam jaringan penukar panas (Capital Cost), dan total biaya
tahunan kumulatif untuk mengoperasikan jaringan penukar panas (Total Cost).
Tabel di sebelah kanan memberikan informasi jumlah total pemanasan dan
pendinginan yang diperlukan dalam satuan energi, serta jumlah penukar panas dan
shell mereka dan juga termasuk jumlah dari daerah penukar panas dalam jaringan.
% Target kolom di setiap tabel menunjukkan apakah optimasi untuk jaringan
penukar panas dapat dilakukan. Sebagai contoh ditunjukkan pada Gambar 6,
karena 6,056e+008 Btu/hr mewakili 207,4 % dari target beban pemanasan,
pemanasan dapat dikurangi sebanyak 107,4 % melalui optimasi jaringan penukar
panas. Demikian pula, 6,248e+008 Btu/hr adalah 181,8 % dari target beban
pendinginan, setelah dilakukan optimasi akan menurun hingga 81,8 % .

2.1.3 Optimization of the Heat Exchanger Network


Mulailah proses optimasi jaringan penukar panas dengan memilih tombol

“ ” 'Enter Retrofit Mode'. Pilihan terletak di pojok kanan bawah dari


program Aspen Energy Analyzer. Pastikan bahwa ‘Create New Retrofit Scenario'
dipilih, dan kemudian klik 'Enter Retrofit Environtment'.
Dengan mengklik 'Enter Retrofit Environtment', akan muncul duplikat dari
original heat integration case akan muncul di kotak di sebelah kiri program
Aspen Energy Analyzer. Original Heat Integration Case bernama 'Scenario 1',
sementara retrofit clone bernama 'Scenario 1 1'.

Gambar 7. Original Heat Integration Case dan Retrofit Clone


Selanjutnya, agar proses optimasi dapat berjalan dengan baik, maka hal yang
harus dilakukan yaitu mencari rekomendasi desain optimum (Recommend Near-
optimal Design) dari HEN yang sudah ada. Dengan cara itu, maka kita akan
mendapatkan beberapa rekomendasi desain yang kemudian nantinya dapat kita
pilih yang mana yang akan kita optimasi. Caranya yaitu dengan memilih tombol

yang berada di pojok kanan bawah. Setelah dipilih maka akan muncul jendela
seperti dibawah ini :

Gambar 8. Jendela Recommend Near-optimal Designs

Selanjutnya pada kolom “Maximum Designs” kita isi dengan jumlah


rekomendasi desain yang kita inginkan. Dalam kasus ini, kami memasukkan
angka 10 sehingga nantinya akan dihasilkan 10 macam desain yang
direkomendasikan untuk nantinya dapat dipilih untuk dioptimasi. Adapun
beberapa hasil desain tersebut adalah sebagai berikut :
Desain 1 :

Desain 2 :
Desain 3 :

Desain 4 :
Dari hasil rekomendasi desain tersebut pun kita sebenarnya sudah bisa
memilih desain mana yang paling baik dan bisa diimplementasikan dalam proses
Crude Distillation untuk menghasilkan sistem energi yang baik. Hal tersebut bisa
dipertimbangkan dengan melihat parameter New Area Cost Index, Payback,
ataupun Operating Saving, namun untuk hasil yang lebih optimum, maka dari
hasil rekomendasi desain tersebut dapat kita optimasi lagi untuk mendapatkan
hasil yang lebih baik. Dalam kasus ini, kami memilih desain dengan nama
A_Design2 untuk dioptimasi.
Ada beberapa opsi yang bisa digunakan untuk mengoptimalkan integrasi
panas di Aspen Energy Analyzer untuk memfasilitasi proses perpindahan panas.
Area dapat ditambahkan ke penukar panas yang ada, penukar panas baru dapat
ditambahkan ke proses, serta satu atau lebih aliran penukar panas dapat disusun
kembali dengan penukar panas lain. Untuk memulai, pastikan bahwa
'SimulationBaseCase' dipilih di bawah 'Skenario 11' di kotak viewer, dan

melakukan optimasi dengan memilih “Modify Utility Heat Exchanger ”,

“Move One End of a Heat Exchanger ”, 'Move Both Ends of Heat

Exchanger ', 'Add a Heat Exchanger ', atau 'Add Area ' opsi
pada toolbar, seperti yang ditunjukkan pada gambar dibawah ini :

Gambar 9. Option for Optimization


Pada kasus ini, opsi optimasi pertama yang kami pilih yaitu “Modify Utility Heat

Exchanger ” Optimasi pertama menghasilkan desain baru dengan nama


A_Design2-1U dimana desain ini berhasil mengurangi Total Heating Load dari
6,056e+008 Btu/hr menjadi 3,242e+008 Btu/hr, serta Total Cooling Load dari
6,248e+008 Btu/hr menjadi 3,501e+008 Btu/hr. Desain baru HEN yang telah
dioptimasi dapat dilihat pada gambar dibawah ini :

Gambar 10. HEN Design sebelum(atas) dan setelah(bawah) optimasi


Gambar 11. Performance Tab HEN Design sebelum(atas) dan setelah(bawah)
optimasi

Seperti yang bisa dilihat pada tabel diatas, desain yang telah dioptimasi
memiliki nilai Heating Cost Index dan Heating load yang lebih kecil dari desain
original. Hal ini tentunya akan berdampak ke nilai Payback yang merupakan lama
waktu yang dibutuhkan oleh penghematan biaya operasi untuk memotong
pengeluaran biaya modal untuk mengimplementasikan desain baru yang telah
dioptimasi, yaitu ketika penghematan biaya operasi menjadi keuntungan bagi
operasi dari proses ini.
Dari proses Crude Distillation ini, ada banyak kemungkinan optimasi yang
tersedia untuk kita dengan menggunakan kombinasi dari opsi-opsi optimasi yang
ada seperti ‘Move End of HeatExchanger’, ‘Add a Heat Exchanger’, and ‘Add
Area’, dll tergantung nantinya mana yang paling cocok untuk diimplementasikan.
BAB III
PENUTUP

Aspen Energy Analyzer adalah software yang sangat powerful, hanya dalam
hitungan menit, menggunakan pinch metode analisis canggih untuk mengurangi
sejumlah besar biaya pemanasan dan pendinginan. Penghematan dalam biaya
pemanasan dan pendinginan yang dihasilkan pada akhirnya akan menghasilkan
keuntungan bagi pengguna dari Aspen Energi Analyzer. Dengan hanya beberapa
klik, Aspen Energy Analyzer menyediakan integrasi panas awal aliran proses dan
juga dapat memberikan rekomendasi desain yang optimal hingga 10 desain dan
hingga beberapa opsi untuk setiap optimasi yg dilakukan. Optimasi lebih lanjut
mengurangi beban pemanasan dan pendinginan dan biaya dari kasus awal. Aspen
Energy Analyzer dapat terintegrasi dengan Aspen Plus atau Aspen Hysys dimana
pada kasus pengolahan minyak bumi atau Crude Distillation dengan flowsheet
yang rumit hal itu tentu sangat membantu untuk dapat memaksimalkan
pendapatan dan meminimalkan ketergantungan pada pasokan utilitas.
DAFTAR PUSTAKA
Nicholas Brownrig, Jump Start: Aspen Energy Analyzer V8, Aspen Technology,
Inc.

Chen L., 2008, Heat-integrated crude oil distillation design. PhD Thesis, The
University of Manchester, Manchester, UK.

Andres Felipe Suarez Corredor, 2012, Heat Exchanger Network Optimization


using integrated specialized software from ASPENTECH and GAMS
Technology, Universidad Nacional de Colombia. Bogotá D.C. Colombia.

Anda mungkin juga menyukai