Anda di halaman 1dari 12

HUKUM ISLAM TENTANG

PERNIKAHAN

RAHMI PUJI ASTUTI


XII.4 FARMASI
Dua alasan mengapa pernikahan itu
harus di atur oleh Allah SWT !
• Karena pernikahan termasuk ibadah yang
dianjurkan dan sebagai penyempurna separuh
agamanya

"Jika seseorang menikah, maka ia telah menyempurnakan


separuh agamanya. Karenanya, bertakwalah kepada Allah pada
separuh lainnya." (HR Baihaqi).
Dua alasan mengapa pernikahan itu
harus di atur oleh Allah SWT !
• Agar mendapatkan ketenangan hidup dan
Kedamaian dalam rumah tangga

"Dan, diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptkan


untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan
merasa tenteram kepadanya dan dijadikan- Nya di antaramu rasa kasih
dan sayang. Sesungguhnya, pada yang demikian itu benar-benar
terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir."
Mengapa nikah Muth'ah (Kontrak) itu
diharamkan dalam islam dan alasannya.

• mut’ah adalah kondisi pernikahan dimana laki – laki menikahi seorang


perempuan dengan sejumlah harta tertentu dan dalam jangka waktu
tertentu. Pernikahan tersebut akan berhenti jika waktu yang disepakati
telah habis, tanpa ada talak dan juga kewajiban memberi nafkah.
• Hukumnya HARAM
Karena nikah muth’ah tidak sah secara agama, Perkawinan kontrak, tidak
lain adalah perbuatan zina yang dilakukan oleh laki – laki dan perempuan.
Perbuatan tersebut jelas merugikan bagi pihak perempuan dan juga
keterunannya secara moral dan materi.
Mengapa nikah Muth'ah (Kontrak) itu
diharamkan dalam islam dan alasannya.

• Alasannya
 Tidak ada aturan saling mewarisi
Dalam perkawinan kontrak, tidak ada kewajiban untuk memberikan
hak waris kepada istri atau pun anak hasil perkawinannya, hingga
waktu yang telah disepakati berakhir. Hal tersebut tentu sangat
bertentangan dengan hukum Islam yang menyatakan bahwa, sebuah
keluarga dibangun untuk menciptakan kesejahteraan bagi seluruh
anggotanya.
Mengapa nikah Muth'ah (Kontrak) itu
diharamkan dalam islam dan alasannya.

 Perkawinan kontrak membawa dampak negatif


terhadap keturunannya

Sudah sangat jelas bahwa dalam pernikahan kontrak, keturunan yang


dilahirkan tidak mendapatkan pengakuan secara hukum tentang orang tua
terutama bapak. Seorang anak tidak akan mendapatkan hak untuk dinafkahi
ataupun hak waris yang menjamin kehidupannya dimasa datang. Kondisi
tersebut bukanlah ajaran yang diterapkan dalam Islam, karena melepaskan
tanggungjawab untuk menafkahi anak keturunannya .
Talak Bain Kubra
• Talak ba’in kubra adalah talak yang mana suami tidak berhak
untuk merujuknya kembali kecuali dengan akad dan mahar
baru serta dengan syarat istri tersebut harus sudah menikah
dengan lelaki lain secara sah.
• Jadi menikah dengan lelaki lain dengan nikah yang
sebenarnya, bukan nikah tahlil dan diisyaratkan dalam
pernikahannya dengan suami yang kedua harus sampai
berhubungan intim yang hakiki atau jimak.
Talak seperti ini adalah apabila suami menceraikan istrinya dengan talak tiga. Sebagaimana
firman Allah SWT dalam QS. Al-Baqarah [2]: (230).
Talak Kinayah
• Talak kinayah ialah talak yang disebut dengan kiasan, yang tersirat
dari tutur bahasa yang disampaikan suami, misalnya saja, “Pulang saja
ke orang tuamu” atau “Kamu bebas, urusanmu di tanganmu sendiri”
dan sebagainya. Beda dengan talak sharih yang dengan jelas, seperti
“Saya ceraikan kamu.”
• Pendapat yang rajih dari para ulama, bahwa talak kinayah tidak
dianggap jatuh talak kecuali dengan disertai niat, meskipun ada tanda-
tanda keadaan seperti konflik dan pertengkaran atau yang lainnya.
Terkadang ketika bertengkar, terucap talak kinayah namun dalam hati
tidak berniat bercerai, jika seperti ini, talak tidak jatuh.
Tentang Seorang Istri Yang Tidak Punya
Iddah
• Iddah (Arab: " ;‫ﻋﺪة‬waktu menunggu") di dalam agama Islam adalah
sebuah masa di mana seorang perempuan yang telah diceraikan
oleh suaminya, baik diceraikan karena suaminya mati atau karena
dicerai ketika suaminya hidup, untuk menunggu dan menahan
diri dari menikahi laki-laki lain.[1][2]
• Tujuannya adalah untuk menjaga hubungan darah suaminya.
Dikhawatirkan, seorang wanita sedang mengandung saat akan
menikah lagi sehingga anaknya menjadi anak pria yang dia
nikahi.[3]
• Seorang perempuan yang sedang dalam masa iddah
disebut mu’taddah.[4] Iddah sendiri menjadi 2, yaitu perempuan
yang ditinggal mati oleh suaminya (mutawaffa ‘anha) dan
perempuan yang tidak ditinggal mati oleh suaminya (ghair
mutawaffa ‘anha).[4]
Tentang Seorang Istri Yang Tidak Punya
Iddah
• Masa iddah tidak berlaku bagi muslimah yang berpisah dari
suaminya namun belum pernah melakukan hubungan badan.
Aturan masa iddah hanya berlaku bagi yang telah melakukan
hubungan suami istri. Hal ini sesuai dengan firman Allah
dalam QS al-Ahzab ayat 49, "Hai orang-orang yang beriman,
apabila kamu menikahi perempuan- perempuan yang beriman,
kemudian kamu ceraikan mereka sebelum kamu
mencampurinya maka sekali-sekali tidak wajib atas
mereka iddah bagimu yang kamu minta
menyempurnakannya."
Akibat Yang Akan Muncul Jika
Seseorang Melakukan Nikah Sirri
• Nikah sirri memiliki dampak negatif bagi status anak yang
dilahirkan di mata hukum, yakni: status anak yang dilahirkan
dianggap sebagai anak tidak sah. ... Namun jika terjadi
pengingkaran atau ayahnya tidak bertanggung jawab dengan
meninggalkan begitu saja anak hasil nikah sirri maka hal ini
akan merugikan anak.
• Dampak pernikahan siri bagi perempuan adalah
secara hukum, istri tidak dianggap sebagai isteri sah, tidak
berhak mendapat wariasan jika suami meninggal, tidak berhak
mendapat harga gono-gini bila terjadi perpisahan. Dampak
tersebut juga belaku bagi anak kandung hasil pernikahan siri.

Anda mungkin juga menyukai