“NU VS MUHAMMADIYAH”
PEMBIMBING
Angga Natalia,M.I.P
DI SUSUN OLEH
ARYA BIJAK
DIMAS SURYATAMA
DIAN SAPITRI
KRISMAN WINATA
1931040014
Puji dan Syukur kami mendoakan Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena limpahan
berkah Rahmat dan Berkah-Nya sehingga kelompok kami dapat menyusun makalah ini dengan
baik dan tepat waktu. Dalam makalah ini saya membahas "SEJARAH KETATA NEGARAAN
INDONESIA"
Makalah ini kami buat dari beberapa referensi. Alhamdulillah KELOMPOK kami bisa
menyelesaikannya dan tidak ada kendala dalam mengerjakan makalah ini. Oleh karena itu, kami
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu
dalam penyusunan makalah ini. Terutama kepada teman-teman yang pernah berpartisipasi dalam
grup kami
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan mendasar dalam tulisan ini. Oleh karena itu,
kami mengajak pembaca untuk memberikan saran dan kritik yang membangun. Semoga kritik
yang ada dari pembaca dapat memperbaiki makalah selanjutnya. Akhir kata semoga tulisan ini
dapat bermanfaat bagi kita semua.
Perkembangan sistem ketatanegaraan modern saat ini tidak terlepas dari perkembangan
masyarakat dalam upaya menuju masyarakat yang semakin demokratis. Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI), pengertian ketatanegaraan adalah ihwal tata negara mengenai seperangkat prinsip
dasar yang mencakup peraturan susunan pemerintahan, bentuk negara, dan sebagainya yang menjadi
pengaturan suatu Negara
BAB II
PEMBAHASAN
Dikutip dari buku Hukum Tata Negara yang ditulis oleh E. Hayati, dkk (2017: 1), Indonesia lahir
dari perjuangan bangsaa Indonesia yang diproklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945. Sejak tanggal
tersebut, sistem ketatanegaraan di Indonesia mengalami fluktuasi dari waktu ke waktu sesuai dengan
kondisi bangsa dan negara yang dihadapi pada waktu itu.Fluktuasi ketatanegaraan Indonesia dapat dilihat
baik sejak awal kemerdekaan maupun pasca amandemen Undang-Undang Dasar Republik Tahun 1945.
Secara garis besar, sejarah ketatanegaraan Indonesia dan perkembangannya dapat dibagi menjadi 4
periode, yaitu:
Periode pertama yang berlangsung pada 18 Agustus 1945–27 Desember 1949
Periode kedua yang berlangsung pada 27 Desember 1949–17 Agustus 1950
Periode ketiga yang berlangsung pada 17 Agustus 1950–5 Juli 1959
Periode keempat yang berlangsung pada 5 Juli 1959–sampai sekarang
Setelah proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945, sejarah ketatanegaraan di Indonesia pasca
kemerdekaan dapat dibagi menjadi 5 periode, yaitu:
2. RIS (1949–1950)
Belanda masih ingin menguasai Indonesia yang merdeka dan berdaulat. Terjadi perjanjian
Linggarjati 25 Maret 1947 yang menghasilkan:
Belanda mengakui RI berkuasa secara de facto atas Jawa, Madura, dan Sumatera.Di wilayah lainnya yang
berkuasa adalah Belanda.
Belanda & Indonesia akan bekerja sama dalam membentuk Republik Indonesia Serikat (RIS).
Terjadi Konferensi Meja Bundar: berubahnya dari negara kesatuan ke negara serikat.
Pada masa Hindia Belanda ini sistem pemerintahan yang dilaksanakan adalah Sentralistik.Asas yang
dipergunakan adalah dekonsentrasi yang dilaksanakan dengan seluas-luasnya.
Dari pembagian wilayah ini membuktikan bahwa pada masa pendudukan Jepang paham militeristik
menjadi model bagi pengaturan sistem ketatanegaraan di Indonesia.
Salah satu peraturan yang menjadi salah satu sumber hukum tata negara Republik Indonesia sebelum
Proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945 adalah Undang-Undang No.40 Osamu Seirei tahun 1942.
Osamu Seirei adalah peraturan atau Undang-Undang yang cenderung berbau otoriter/pemaksaan.[2]
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sejarah ketatanegaraan Indonesia sudah terjadi sejak masa pra Proklamasi kemerdekaan yang dimana ada
beberapa perubahan sistem ketatanegaraan.Pada masa penjajahan sistem ketatanegaran Indonesia masih
diperlakukan oleh kekuasaan para penjajah. Pada masa pasca Proklamasi Indonesia sudah mulai
membenah dalam sistem ketatanegaraan yang buktinya telah terjadi beberapa sitem ketatanegaraan yang
telah ditetapkan seperti pemberlakuan UUD 1945 pada tanggal 18 Agustus 1945, Konstitusi Indonesia
Serikat, Undang-Undang Dasar Negara Sementara Tahun 1950, Sistem ketatanegaraan Orde Baru, dan
yang terbaru setelah Reformasi menuju Konsolidasi sistem Demokrasi.
B. Saran
Dalam sistem ketatanegaran seharusnya pemerintahan Indonesia lebih memiliki sifat transparan, dimana
setiap permasalahan yang ada selalu bisa diikuti perkembangannya oleh masyarakat.Dan masyarakat
lebih tau tentang kinerja birokrasi ketatanegaraan Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
Handoyo, Hestu Cipto. 2015, Hukum Tata Negara Indonesia, Cahaya atma Pustaka: Yogyakarta.
Huda Ni’kmatul, Hukum Tata Negara Indonesia (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2014)cet.IX
Radjab Dasril, Hukum Tata Negara Indonesia (Jakarta : PT. Rineka Cipta, 2005)cet.II
http://enitawahyuni.blogspot.co.id/2015/03/sejarah-ketatanegaraan-indonesia-lengkap.html, diakses pada
tanggal 1 maret 2017.