Anda di halaman 1dari 13

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/301772243

Dinamika Komunikasi Politik Dalam Pemilihan Umum

Article  in  Jurnal Kajian Komunikasi · December 2013


DOI: 10.24198/jkk.vol1n2.6

CITATIONS READS
13 10,293

1 author:

Eko Harry Susanto


Tarumanagara University
144 PUBLICATIONS   143 CITATIONS   

SEE PROFILE

All content following this page was uploaded by Eko Harry Susanto on 14 June 2016.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


163

DINAMIKA KOMUNIKASI POLITIK


DALAM PEMILIHAN UMUM

Eko Harry Susanto


Fakultas Ilmu komunikasi Universitas Tarumanagara Jakarta

ABSTRAK

Kebebasan dalam berkomunikasi yang mewarnai kehidupan politik, berdampak terhadap tuntutan demokra-
tisasi bernegara yang faktual melalui pemilihan umum yang berkeadilan dan menghasilkan anggota legislatif
yang berpihak kepada rakyat. Penelitian tentang dinamika komunikasi politik dan Pemilihan Umum bertu-
juan untuk memberi gambaran tentang dinamika komunikasi politik dalam rangka menghadapi pemilihan
umum. Temuan penelitian mencakup, keberadaan para komunikator politik yang terdiri dari elite parpol dan
calon anggota legislatif, partisipasi masyarakat dalam menggunakan hak suara, dan kualitas anggota legis-
latif hasil pemilihan umum. Ketiga temuan tersebut merupakan faktor mendasar pendukung keberhasilan
pelaksanaan pemilihan umum yang menghasilkan anggota legislatif berkualitas. Penelitian ini menggunakan
metodologi kualitatif yang dititikberatkan pada penelusuran data yang berkaitan dengan pemilu legislatif.

Kata-kata kunci: Komunikasi politik, partisipasi masyarakat, kualitas anggota legislatif

POLITICAL COMMUNICATION DYNAMICS IN ELECTION

ABSTRACT

The freedom of communication which characterize political life, has impacts on the demands of the factual
state of democratization through fair general elections and produces legislators who sided with the people.
This research on the dynamics of political communication and General Election, aims to give an overview of
the dynamics in political communication confronting the general election. Finding includes the existence of
political communicators consisting of elite political parties and legislative candidates, people participation
in the use of voting rights, and quality of elected legislators through general election. Those three finding
are a fundamental factor to support the successful implementation of a general election which generates a
quality legislator. This study uses a qualitative methodology focused on data related to the legislative general
elections.

Keywords: Political communication, public participation, quality of legislative members

Korespondensi: Dr. Eko Harry Susanto, M.Si. Fakultas Ilmu komunikasi Universitas Tarumanagara Jakarta,
Jln. Letjen. S. Parman No. 1, Grogol, Jakarta Barat 11440. Email: ekohs@centrin.net.id, ekoharry@yahoo.com
164 Jurnal Kajian Komunikasi, Volume 1, No. 2, Desember 2013 hlm 163-172

PENDAHULUAN tuk berkomunikasi dan memperoleh informasi


untuk mengembangkan pribadi dan lingkungan
Memasuki kebebasan berkomunikasi pasca sosialnya, serta berhak untuk mencari, mep-
reformasi politik di Indonesia, pembicaraan eroleh, memiliki, menyimpan, mengolah, dan
politik di forum terbuka yang mengkritisi kebi- menyampaikan informasi dengan menggu-
jakan pemerintah menjadi hal yang biasa. Pada- nakan segala jenis saluran yang tersedia”.
hal, sebelumnya tidak mudah mengungkapkan Berpijak kepada ketentuan ini, maka ke-
kritik terhadap pelayanan publik di Indonesia. bebasan berkomunikasi merupakan hak mas-
Terlebih lagi jika kritik dan ketidaksepakatan yarakat. Menurut Bill Kovach dan Tom Rosen-
menyangkut pusat – pusat kekuasaan, yang thiel (dalam Haryanto, 2010: 7), “ hak atas
mengendalikan roda pemerintahan, jelas se- informasi merupakan hak dasar yang melekat
bagai tindakan yang sulit ditemukan. pada manusia, atau sebagai kesadaran manu-
Bahkan sebatas bernostalgia terhadap sisi sia untuk mengetahui hal – hal diluar dirinya”.
positif masa pemerintahan sebelumnyapun, su- Dalam penyelenggaraan pemerintah, hak ber-
lit diungkapkan di ruang – ruang publik, aki- komunikasi seringkali dikaitkan dengan komu-
bat kontrol ketat terhadap arus informasi later- nikasi politik atau penyampaian pesan – pesan
al maupun vertikal dari pemerintahan sebelum kepada khalayak atau rakyat yang didalamnya
reformasi politik. Terjadinya perubahan sistem mengandung kebijakan kekuasaan negara.
politik di Indonesia sejak tahun 1998, jelas Secara umum, komunikasi politik lazim
membawa dampak kompleks dalam kebebasan dikaitkan dengan pembicaraan politik atau pen-
mencari, menggunakan dan menyampaikan yampaian pesan politik verbal maupun non ver-
pendapat kepada rakyat. Karena satu sisi, me- bal yang dapat mempengaruhi rakyat maupun
nerima dengan gegap gempita kebebasan ber- pemerintah dalam suatu sistem politik. Atau
komunikasi, di pihak lainnya, justru merasa secara sederhana dapat disebutkan bahwa ko-
terganggu dan memposisikan demokrasi berko- munikasi politik adalah penyampaian pesan
munikasi merupakan biang keladi dari berbagai yang bermuatan politik dari suatu sumber ke-
masalah yang dihadapi bangsa dan negara. pada penerima untuk menciptakan pemahaman
Tentu saja dapat dimaklumi, mengingat pola makna bersama.
komunikasi dalam pemberitaan, penyiaran dan Mengingat komunikasi melekat pada setiap
pembicaraan publik, yang diunggulkan adalah orang sebagaimana, menurut Watzlawik (dalam
demi stabilitas nasional. Sebuah jargon komu- Bower dan Bradac, 1982: 3), “manusia adalah
nikasi politik populer pada massanya, yang mahluk yang tidak bisa tidak berkomunikasi”,
menghasilkan komunikasi linier datar dalam maka setiap tingkah laku manusia, termasuk
bingkai keserasian, keselarasan dan keseim- pada saat diam, dan tidak merespon pesan poli-
bangan. Dalam nuansa tanpa gejolak dan kes- tik dari suatu sumber, tetap saja menimbulkan
eragaman informasi satu arah tanpa interaksi makna yang berhubungan dengan nuansa poli-
egaliter, maka ruang – ruang publik diisi oleh tik.
komunikasi politik sebagai epigon retorika Dalam hubungannya dengan kehidupan
kekuasaan negara, yang cenderung mengede- berbangsa dan bernegara, Bambang Setiawan
pankan keberhasilan dibandingkan ketidak- (1990: 407) berpendapat, “komunikasi politik
mampuan mengemban sejumlah tugas pemba- adalah proses penyampaian pendapat, sikap dan
ngunan untuk seluruh rakyat, tanpa diferensiasi tingkah laku orang – orang, lembaga – lembaga
sosial, ekonomi dan politik. atau kekuatan – kekuatan politik dalam rangka
Karena itu, ketika Indonesia memasuki era mempengaruhi pengambilan keputusan politik,
kemerdekaan berekspresi sangat beralasan jika sedangkan yang dimaksud dengan politik ti-
selalu muncul pro dan kontra terhadap etika dak lain adalah kehidupan bernegara”. Secara
komunikasi atau pembicaraan di ruang pub- fleksibel, “komunikasi politik merupakan ko-
lik. Namun yang harus dijunjung tinggi ber- munikasi yang mengacu pada kegiatan politik”
sama tentang kebebasan berpendapat adalah (Nimmo, 2007: 8). Dengan demikian semua
landasan hukum kebebasan berkomunikasi. kegiatan bernuansa politis, yang dilakukan
Menurut Undang – Undang Dasar 1945, pasal oleh pemerintah, atau kekuasaan negara beser-
28F, menyebutkan: “Setiap orang berhak un- ta institusi pendukung maupun yang dilakukan
DINAMIKA KOMUNIKASI POLITIK DALAM PEMILIHAN UMUM 165

rakyat pada umumnya, merupakan bentuk ko- menggunakan haknya, karena berbagai alasan
munikasi politik yang bersifat individual maupun ketidakper-
Berpijak kepada uraian tersebut diatas, ma- cayaan bahwa anggota legislatif di pusat mau-
salah dalam penelitian ini adalah bagaimana pun daerah yang dihasilkan dalam pemilihan
para aktivis mampu menjadi komunikator poli- umum tidak berkualitas dan tidak berpihak ke-
tik, bagaimana cara mengajak khalayak supaya pada rakyat.
berpartisipasi dalam pemilihan umum dan pro-
fil yang seperti apa harapan terpilihnya anggota HASIL DAN PEMBAHASAN
legislatif.
Tujuan penelitian ini untuk menggambarkan Komunikasi politik dalam bentuk retorika,
dan menganalisis perilaku para komunikator pidato dan penyampaian pesan – pesan poli-
dalam dinamika politik nasional dan pemilihan tik seperti halnya kampanye di ruang publik
umum legislatif, bagaimana para komunikator maupun dalam kelompok kecil yang terjadi di
politik mempengaruhi partisipasi masyarakat, Indonesia, dapat diamati melalui berbagai as-
dan apa kriteria wakil rakyat yang berpihak ke- pek yang melekat dalam komunikasi politik.
pada rakyat. Sedangkan manfaat penelitian ini, Banyak sekali pidato – pidato dalam bingkai
diharapkan memberikan sumbangan pemikiran komunikasi politik dari para elite di Indonesia
apa yang seharusnya dilakukan oleh para aktiv- yang memiliki kaitan dengan pemilihan umum
is politik praktis, wakil rakyat ataupun anggota tahun 2014. Sebagaimana dalam Harian Re-
legislatif dan pihak – pihak yang bertanggung publika tentang Surya Paloh yang melakukan
jawab terhadap pelaksanaan pemilihan umum komunikasi politik dengan Megawati tentang
yang demokratis dan beradab. Sedangkan tin- Pemilihan Umum 2014 (Republika: 2103).
jauan pustaka memfokuskan kepada konsepsi Dalam komunikasi politik, sesungguhnya se-
mendasar tentang komunikasi politik, strategi tiap aspek memiliki peran tersendiri, walaupun
persuasi, pembiayaan iklan kampanye politik, tetap memiliki hubungan secara langsung atau-
sistem politik dan demokratisasi bernegara dari pun tidak langsung dalam aplikasinya. Lima
sudut kebebasan berkomunikasi. komponen dalam komunikasi politik tersebut
menyangkut (1) komunikator politik, (2) pesan
METODE PENELITIAN politik (3) media yang digunakan dalam komu-
nikasi politik, (4) khalayak komunikasi politik,
Metodologi yang digunakan dalam peneli- dan (5) Akibat yang ditimbulkan dari komuni-
tian ini bersifat kualitatif. Penelitian kualitatif kasi dalam politik. (Nimmo, 2007: 114).
dimaksudkan untuk memahami arti atau men- Komunikator politik adalah orang yang
cari makna dari peristiwa dan kaitan-kaitannya mempunyai kemampuan dalam menjalankan
dengan orang-orang biasa dalam situasi tertentu komunikasi politik. Melekat didalamnya adalah
(Moleong, 2005: 9). Esensinya, penelitian kual- posisi strategis sebagai “politikus”, yang menja-
itatif bertujuan mengungkap makna terhadap ga kredibilitas dan branding individual, atau in-
fenomena perilaku kehidupan manusia, baik stitusi dimana komunikator bernaung. Sebagai
dalam kapasitas sebagai individu, kelompok politikus, bisa berada di dalam atau di luar ja-
maupun masyarakat luas, yang berkaitan komu- batan pemerintah, namun harus tetap menjaga
nikasi politik dan partisipasi dalam pemilihan integritas nasional. Sejalan dengan kontestasi
umum. politik nasional, maka muncul pula “komu-
Upaya mengeksplorasi suatu peristiwa, ke- nikator politik profesional” yang memanfaat-
jadian dan simbol – simbol dalam penelitian kan saluran media mainstream maupun media
ini, menitikberatkan pada penelusuran doku- alternatif untuk mempengaruhi massa. Para
men dan informasi seputar dinamika politik komunikator politik bisa saja berasal dari “ak-
nasional yang berhubungan dengan pemilihan tivis” kelompok kepentingan (interest group)
umum anggota legislatif tahun 2014. Dengan tertentu dan pemuka pendapat (opinion lead-
mencermati gejala – gejala ketidakpercayaan er) yang memiliki posisi khusus di masyarakat.
masyarakat terhadap kemungkinan membeng- Hakikatnya politisi, komunikator profesional
kaknya golongan putih (golput) atau mereka dan aktivis sebagai komunikator politik, harus
yang terdaftar sebagai pemilih tetapi tidak memiliki kemampuan dalam melakukan ko-
166 Jurnal Kajian Komunikasi, Volume 1, No. 2, Desember 2013 hlm 163-172

munikasi politik sehingga berkesempatan dan makna bersama antara media massa dan khalay-
memiliki kapasitas sebagai pemimpin yang aknya. (Baran, 2012: 7). Sejalan dengan itu, Bi-
mampu mengorganisasikan pesan kepada kh- agi (2005: 7), menyatakan “Komunikasi massa
layak dengan baik. dari satu orang atau sekelompok orang melalui
Pesan politik dihubungkan dengan lambang perangkat transmiting (medium) untuk audiens
atau simbol, bahasa dan opini publik. Ketiga besar atau pasar”. Tujuannya untuk menyebar-
faktor itu selalu melekat dalam informasi poli- kan program dan ideologi supaya lebih dikenal
tik yang disebarkan oleh komunikator kepa- khalayak. Secara substansial, ideologi adalah
da masyarakat untuk mencapai tujuan politik. pikiran yang terorganisir, yakni nilai, orienta-
Simbol juga dapat mengkomunikasikan kon- si dan kecenderungan yang saling melengkapi
sep, gagasan umum, bentuk pemahaman mak- hingga membentuk perspektif – perspektif ide
na yang sederhana, dan mudah dipahami dalam yang diungkapkan melalui komunikasi dengan
hubungan antara komunikator politik dengan media teknologi dan komunikasi antar pribadi.
khalayak. Setidaknya berdasarkan penelusu- (Lull, 1998: 1).
ran data online melalui google, terdapat seki- Penggunaan media massa seperti media ce-
tar 1.090.000 tulisan yang mengandung kata tak, media elektronik maupun media-online,
komunikasi politik elite dalam pemilu 2014 untuk menyebarkan pesan politik yang dapat
(Kominfo, 2012) menjangkau sasaran khalayak heterogen dan
Dalam penyampaian pesan politik, digu- sangat luas. Mengutip pendapat Bernard He-
nakan “strategi persuasi” sebagai teknik pen- nessy (1990: 24), media massa memang memi-
yampaian pesan melalui kampanye, propaganda liki tanggungjawab untuk selalu memberikan
dan penggalangan opini publik. Menurut Dan informasi, tayangan dan siaran yang benar, aku-
Nimmo (2007: 125), strategi persuasi merupa- rat dan jelas. Dengan fungsi itu, media mampu
kan suatu alat yang dipergunakan oleh kelom- memasok kebutuhan informasi khalayak.
pok terorganisasi, untuk menjangkau individu Dalam komunikasi politik, fakta paling re-
– individu yang secara psikologis dimanipulasi alistis untuk dipakai sebagai ukuran keberhas-
dan digabungkan ke dalam organisasi. ilan penyampaian pesan, adalah meningkatn-
Penyebaran pesan politik dilakukan juga ya jumlah khalayak yang menyepakati apa isi
melalui “iklan politik” yang diarahkan kepada pesan. Lebih tegas lagi adalah bersedia men-
kelompok massa yang heterogen dan “retorika” jadi pengikut dari komunikator politik. Dalam
sebagai bentuk komunikasi transaksional un- kontestasi politik, harapannya adalah bersedia
tuk memperoleh manfaat timbal balik. Otto untuk memberikan suaranya dalam pemilihan
Klepper (1980: 21) menadaskan, bahwa tidak umum.
ada alat komunikasi untuk menyampaikan pe- Menambah pengikut dan jumlah khalayak
san yang dapat dipahami oleh khalayak, selain dapat dibentuk melalui opini yang dibentuk oleh
periklanan yang dapat mencapai publik seefek- komunikator politik. Persoalannya opini publik
tif iklan. Sedangkan retorika yang berkaitan bisa diterima secara luas oleh masyarakat atau
dengan komunikasi di depan publik, lebih men- ditolak karena tidak memberikan manfaat be-
garah kepada retorika deliberatif yaitu, jenis rarti bagi khalayaak. Komunikator politik wajib
retorika yang menentukan tindakan yang harus membangun pendapat umum, dengan meru-
diambil oleh khalayak dengan mempengaruhi muskan isu yang berhubungan dengan persain-
atau memaparkan aspek yang menarik perha- gan politik dan kegiatan politik lain yang dinilai
tian. (West dan Turner, 2008) bisa meningkatkan kepercayaan publik. Keber-
Namun strategi persuasi, iklan politik dan hasilan membuat opini publik adalah kunci dari
retorika tidak semata – mata mampu meraih terbentuknya khalayak dalam komunikasi poli-
dukungan massa, karena itu harus menggunakan tik, mengingat pendapat umum sangat sensitif
saluran komunikasi “interpersonal”, “saluran terhadap masalah yang menyangkut kepentin-
organisasi”, misalnya partai politik, kelompok gan dan dirasakan oleh masyarakat luas.
kepentingan dan organisasi massa yang memi- Jika pengaturan pesan dalam komunikasi
liki tujuan spesifik. Saluran lain yang sangat politik bisa menyentuh kebutuhan masyarakat
potensial untuk menyebarkan pesan politik secara mendasar dan dilakukan terprogram dan
melalui komunikasi massa untuk menciptakan berkesinambungan, maka dampak politik yang
DINAMIKA KOMUNIKASI POLITIK DALAM PEMILIHAN UMUM 167

dihasilkan adalah meningkatnya kredibilitas ikut serta secara aktif dalam kehidupan politik,
komunikator politik dengan partai politiknya. dengan jalan memilih kepala negara dan, secara
Menyampaikan pesan, informasi dan berita langsung atau tidak langsung, mempengaruhi
politik yang terus menerus dalam program so- kebijakan pemerintah.
sialisasi politik yang dilakukan oleh komunika- Esensinya partisipasi politik masyarakat
tor politik merupakan pembelajaran politik dan diperlukan untuk membangun keberadaban ber-
partisipasi politik dari masyarakat negara sebagaimana kritik yang dikemukakan
Ini bukan pekerjaan mudah, sebab jika kita Ketua Umum Partai Gerindra Suhardi (2013),
mencermati, data keterlibatan masyarakat da- bahwa warga negara yang tidak menggunakan
lam pemungutan suara sebagai perwujudan par- hak pilihnya (golput) dalam pemilu. Menurut-
tisipasi politik yang paling sederhana, semakin nya, orang-orang yang melakukan golput juga
menurun sejak pemilihan umum tahun 2004. ikut bertanggung jawab terhadap kehancuran
Golongan Putih (Golput) atau mereka yang ti- bangsa. Fenomena golput memang selalu ada
dak memanfaatkan hak pilihnya pada “Pemi- walaupun ada perbedaan di era Orde Baru dan
lu Legislatif” tahun 2004 sebesar 20.579.661 era Reformasi. Pada masa Orba, ajakan golput
orang atau sekitar 23,24 %. (Suara Pembaruan, adalah sebagai bentuk perlawanan politik, ter-
2009). hadap arogansi pemerintah yang dianggap tidak
Dalam Pemilu Legislatif tahun 2009, jum- menjunjung asa demokrasi. Pada era reformasi
lah golput 49.212.158 (27,77%). Jumlah ini leb- yang lebih demokratis, pengertian golput ada-
ih banyak, dibandingkan dengan perolehan su- lah bentuk dan fenomena dalam demokrasi.
ara Partai Demokrat, sebesar 21.703.137 suara. Dari beberapa sisi, sikap golput adalah idealis.
(Kompas, 10 Mei 2009). Sedangkan Pemilihan (Pikiran Rakyat, 2013).
Presiden tahun 2004, putaran pertama, jumlah Prinsip pemilihan umum yang demokratis,
yang tidak menggunakan hak suaranya sekitar harus berpijak kepada pemerintahan dari rakyat
23,47%. Pada putaran kedua meningkat menja- oleh rakyat dan untuk rakyat. Dengan demikian
di 24, 95%. Bahkan pada pemilihan Presiden ta- pemerintah mendapat kekuasaannya adalah dari
hun 2009 jumlahnya menjadi 27,77% atau seki- mereka yang diperintah. (Stephenson, 2001:
tar 49.212.158 orang yang tidak menggunakan 15). Demokratisasi dalam bernegara menun-
hak suara (Susanto, 2012: 98). tut penyelenggaraan pemilihan umum yang
Padahal pemilu tahun 2009, biaya iklan demokratis. Tidak ada tekanan dari berbagai pi-
politik yang dikeluarkan mencapai Rp 2,154 hak yang berkepentingan dalam kontestasi poli-
triliun. Naik tajam sekitar 335 persen dibanding tik nasional maupun internasional.
Pemilu 2004, dengan total dana iklan politik, Menurut Urofsky (2001: 2), untuk men-
di luar iklan pemerintah sekitar Rp 400 miliar. jalankan pemerintahan demokratis yang adil
Biaya komunikasi politik untuk mempengaruhi dan makmur, terdapat sejumlah prinsip untuk
pemilih, melalui iklan politik memang be- memahami dan mempraktekkan demokrasi se-
sar. Tanpa melihat biaya tersebut, “siapa” yang cara nyata, antara lain adalah pemerintahan yang
mengeluarkan, namun ternyata hanya bisa berdasarkan pada konstitusi sebagai hasil kese-
menarik suara kumulatif 121.504.481 suara pakatan bersama termasuk para pendiri nega-
sah, dari 176.367.056 pemilih terdaftar. ra, pemilihan umum yang dilaksanakan secara
Mencermati gambaran itu, sosialisasi politik demokratis bebas dari tekanan pihak manapun
perlu dilakukan secara berkesinambungan demi yang memiliki kepentingan, peran media yang
menarik partisipasi politik masyarakat. Jadi bu- bebas, independen, dan hak masyarakat untuk
kan hanya meningkat pada saat menjelang dia- mengetahui berbagai hal yang dikerjakan oleh
dakan pemungutan suara. Sebab sosialisasi poli- elite dalam kekuasaan negara dan badan– badan
tik merupakan proses memperkenalkan sistem publik yang berhubungan langsung maupun ti-
politik kepada seseorang, dan bagaimana orang dak langsung dengan rakyat. Selain masalah
tersebut menentukan tanggapan serta reaksinya tersebut, terdapat berbagai aspek lainnya yang
terhadap gejala – gejala politik (Rush dan Al- secara substantif, berkaitan dengan demokrati-
thoff, 1997: 27). Sementara itu, partisipasi poli- sasi dalam menjalankan pemerintahan.
tik menurut Budiardjo (2004: 183), merupakan Representasi demokrasi dalam pemerintahan
kegiatan sesorang atau sekelompok orang untuk adalah pelaksaan pemilihan umum yang bebas,
168 Jurnal Kajian Komunikasi, Volume 1, No. 2, Desember 2013 hlm 163-172

untuk menghasilkan pimpinan memerintah ber- visi, misi, dan program calon anggota legislatif
dasarkan konstitusi. James Madison (dalam di tingkat pusat maupun daerah dari partai poli-
Stephenson, 2001: 15) menyebutkan, “tujuan tik maupun calon presiden. Urgensi kampa-
dari semua konstitusi adalah, pertma untuk nye dalam pemilu juga tampak dari ketentuan
mendapatkan para penguasa, orang – orang yang terdapat dalam UU No.8/2012. Terdapat
yang memiliki kebijakan tertinggi untuk me- 68 pasal yang mengatur tentang kompleksitas
lihat dengan jelas, dan yang paling baik untuk pelaksanaan kampanye dalam pemilihan ang-
mengejar tujuan bersamaa masyarakat”. Jelas gota legislatif yang mengatur dari isi kampanye,
disdini bahwa fokus utama dari sebuah kon- tempat penyelenggaraan, batas waktu pelaksa-
stitusi adalah mencapai tujuan yang berman- naan kampanye dan sejuimlah aturan lain yang
faat untuk rakyat. Karena itu, pemilihan umum berupaya untuk meminimalisir pelanggaran da-
dengan beragam regulasi pendukungnya, tetap lam komunikasi politik yang memiliki potensi
mengutamakan kepentingan rakyat. konflik cukup tinggi.
Berdasarkan Undang – Undang Republik In- Sesungguhnya kampanye politik dalam
donesia Nomor. 8 tahun 2012 tentang Pemilihan pemilihan calon anggota legislatif sudah dim-
Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, ulai sejak seseorang mendaftarkan diri sebagai
Dewan Perwakilan Daerah, Dan Dewan Per- kandidat anggota legislatif. Sebab, syarat un-
wakilan Rakyat Daerah, “Pemilihan Umum tuk menjadi anggota legislatif atau Dewan
(Pemilu) adalah sarana pelaksanaan kedaula- Perwakilan Rakyat (DPR) Republik Indonesia
tan rakyat, yang dilaksanakan secara langsung, muapun Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil dalam (DPRD) yang berfokus kepada kepribadian dan
Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasar- berbagai aspek positif lain yang harus dimiliki
kan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Neg- kandidat anggota legislatif seperti yang dimuat
ara Republik Indonesia Tahun 1945. dalam pasal 51 UU No.8/2013. Tentu sangat
Dalam pandangan Stephenson (2001: 16), wajar mengingat anggota DPR/ DPRD ada-
pemilu adalah, “mewujudkan pemerintahan lah orang – orang terpilih yang menjadi wakil
dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat”. Di- rakyat yang memperjuangkan kesejahteraan
tentukan secara damai, memberikan semangat masyarakat.
kepada rakyat untuk menggunakan hak suara, Karena itu, calon anggota legislatif sejak dini
akses memberikan hak suara bersifat terbuka, harus terlibat dalam komunikasi politik dengan
kesetaraan suara- suara sehingga tidak ada su- rakyat. Bukan pada saat pencalonan saja dalam
araa yang dihitung lebih dari yang lain. Hasil bingkai instan, tetapi merintis sejak awal untuk
pemilu ditentukan melalui aturan sebelumnya, memperjuangkan aspirasi rakyat adalah keha-
dengan sesedikit mungkin kecurangan dan pe- rusan yang harus dijalankan secara konsisten.
nipuan dalam pencoblosan dan penghitungan Tidak bisa dikesampingkan, sejak reformasi
suara. politik, citra anggota legislatif belum sesuai
Dihubungkan dengan paradigma komunikasi harapan rakyat sebagai konstituen.
politik sebagai upaya penyampaian pesan – pe- Berikut polling Kompas (27 Agustus 2007)
san politik, pemilu memiliki signifikansi dengan yang menunjukkan citra DPR di masyarakat
masalah hak masyarakat untuk mengetahui pro- dengan hasil tidak sesuai harapan rakyat:
gram para kandidat dalam pemilu anggota legis-
latif. Perwujudan paling nyata dari testimoni ini Tabel 1 Polling Kompas tentang Citra DPR
adalah pelaksanaan kampanye, sosialisasi poli-
tik dan beragam kegiatan mengeksplorasi pesan Tidak
Tahun Baik Buruk
politik kepada rakyat melalui saluran – saluran tahu
organisasi, media massa konvensional maupun 2004 25% 68% 7%
media alternatif yang memiliki kekuatan dalam
menjangkau khalayak yang lebih luas. 2005 29% 60% 11%
Dalam pelaksanaan Pemilu aspek yang pal- 2006 28% 65% 7%
ing menonjol adalah masalah kampanye se-
bagai suatu kegiatan peserta Pemilu untuk 2007 27% 66% 7%
meyakinkan para pemilih dengan menawarkan Sumber : Harian Kompas, 27 Agustus 2007
DINAMIKA KOMUNIKASI POLITIK DALAM PEMILIHAN UMUM 169

Melihat tabel tersebut, citra anggota DPR Mencermati gambaran tersebut, kalau kita
selama empat tahun tidak sesuai harapan. Bisa ambil dari segi positifnya, maka harapan untuk
saja sebagian masyarakat sebagai pemilih, memperoleh wakil rakyat yang peduli terhadap
memang belum merasakan upaya DPR dalam aspirasi rakyat tetap ada. Walaupun jumlahn-
menyejahterakan rakyat secara faktual. Walau- ya terlampau kecil dibandingkan masyarakat
pun dalam tataran retorika politik, wakil rakyat yang mengungkapkan suara sumbang terh-
gemar mengusung jargon – jargon keberpi- adap kualitas wakil rakyat. Namun ternyata
hakan kepada rakyat. dalam perkembangannya, sampai menjelang
Kondisi ini tampaknya berlanjut pada tahun Pemilihan Umum DPR/DPRD, ternyata ki-
2011 yang tingkat kepercayaan publik semakin nerja parpol masih tidak memuaskan rakyat.
menurun. Hasil jajak pendapat Kompas tentang Harian Kompas dalam topik “Rapor Merah
Citra DPR, hanya 14,6% yang menyatakan bah- Kinerja Parpol” menunjukkan bahwa 69,20
wa citra DPR baik, sedangkan 78,2% menya- persen responden menayatakan tidak puas ter-
takan citra DPR buruk tidak sesuai yang mer- hadap kinerja parpol, 20,10 persen menyatakan
eka harapkan, dan 7,2% menyatakan tidak tahu puas, sedangkan 10,70 persen tidak menjawab.
atau tidak menjawab. (Kompas, 11 April 2011) (Kompas, 23 Desember 2013).
Lebih memprihatinkan pendapat masyarakat Dalam Diskusi Indonesia Satu “Quo Vadis”
terhadap kinerja DPR yang dinilai semakin DPR Bersih dan Prorakyat (Kompas, 2 Janu-
memburuk. Padahal dalam berbagai kesempa- ari 2014) memperlihatkan hal yang sama. Ja-
tan, para elite negeri ini mengkritisi agar anggo- jak Pendapat Kompas sejak tahun 2007 hingga
ta legislatif lebih berperan dalam menyejahtera- 2010 menunjukkan, 54,7 persen hingga 65,9
kan rakyat tanpa perbedaan sosial, ekonomi dan persen responden menilai kinerja DPR buruk.
politik. Dikemukakan oleh responden bahwa, Demikian juga Jajak pendapat Kompas awal
72,3% anggota DPR tidak peduli terhadap kri- Maret 2013 juga menunjukkan, 58 persen re-
tik mencapai 72,3 %, yang menyatakan DPR sponden menyatakan wakil rakyat saat ini lebih
peduli terhadap kritik 22,9 %, dan tidak Men- banyak membela kepentingan sendiri dan partai
jawab sebesar 4,8 % (Kompas, 2011). masing – masing daripadankepentingan rakyat
Selanjutnya polling paling akhir pada bulan dan bangsa.
Maret 2013 yang dilakukan Surat Kabar Hari- Oleh sebab itu untuk menepis anggapan
an Kompas, menyangkut kualitas wakil rakyat masyarakat yang cenderung masuk pada kutub
dikaitkan dengan mekanisme penjaringan caleg, negatif, para calon anggota legislatif selayaknya
juga menunjukkan hasil yang tidak jauh berbe- mampu membangun komunikasi politik dengan
da. Tabel dibawah ini menunjukkan pendapat rakyat, dengan memaparkan berbagai hal yang
responden terhadap kualitas wakil rakyat yang akan dilakukan jika terpilih sebagai anggota
akan bersaing memperebutkan kursi anggota legislatif. Memang terlampau klise, mengin-
legislatif pada Pemilu tahun 2014. gat semua caleg akan menyampaikan hal yang
sama. Tetapi dengan dukungan media massa
Tabel 2 Polling Kompas tentang pendapat responden yang independen, maka caleg yang menging-
mengenai kualitas wakil rakyat dalam Pemilu kari janji bisa dengan mudah untuk diberitakan
2014
oleh media massa.
Memang tidak mudah mencari caleg yang
Karakter wakil Rakyat Jumlah (%) konsisten dan transparan untuk menunjukkan
jati diri sebagai pendukung kompetensinya.
Wakil rakyat yang membela
39,6% Karena itu, demi membangun komunikasi poli-
kepentingan sendiri
tik yang baik dengan rakyat KPU juga berniat
Wakil rakyat yang aspiratif mengumumkan riwayat hidup para caleg se-
29,1%
pada kepentingan rakyat bagaimana yang dikemukanan di media massa.
“Komisi Pemilihan Umum mempublikasikan
Wakil rakyat yang hanya
26,2% daftar riwayat hidup para calon anggota leg-
membela kepentingan partai
islatif DPR. Publikasi riwayat hidup caleg di-
Tidak Memberikan Jawaban 1,2% harapkan memudahkan pemilih menilai calon
Sumber : Kompas, 25 Maret 2013. wakilnya di parlemen. Namun ada beberapa
170 Jurnal Kajian Komunikasi, Volume 1, No. 2, Desember 2013 hlm 163-172

caleg yang menolak riwayat hidupnya dipub- 60,12 % tidak mempersoalkan militer atau sip-
likasikan. Untuk caleg-caleg ini, KPU akan il. Sedangkan dihubungkan dengan masalah
memberi tanda dan masyarakat dapat menilai etnik, 65,48 responden tidak mempersoalkan
sendiri” (Kompas, 8 Juni 2013). Jawa ataupun Non Jawa. Komposisi jawaban
Dengan semakin terbukanya informasi dan responden tersebut menunjukkan kebebasan
komunikasi, maka anggota legislatif diharapkan berekspresi dalam pemilihan umum yang ber-
mampu mengelola komunikasi dengan rakyat jalan kearah demokratisasi bernegara.
secara baik sesuai dengan etika komunikasi. Sedangkan dalam survei Kompas (2 Februari
Terlebih lagi salah satu syarat Caleg legislatif 2009), faktor yang mempengaruhi pilihan caleg
seperti tercantum dalam UU No.8/2012 antara tahun 2009 adalah sebagai berkut:
lain adalah cakap dalam berbicara, membaca,
dan menulis dalam bahasa Indonesia. Kemam- Tabel 3 Polling Kompas tentang pendapat responden
puan berkomunikasi bagi calon anggota leg- mengenai faktor yang mempengaruhi pilihan
caleg 2009
islatif berguna dalam melakukan komunikasi
politik dihadapak khalayak seperti halnya kam-
panye. Karakter Mempengaruhi
Tdk
mempengaruhi
Kampanye Pemilu yang merupakan bagian
dari pendidikan politik masyarakat dan dilak- Sama Jenis
15,7% 84,3%
sanakan secara bertanggung jawab harus di- Kelamin
manfaatkan sebaik mungkin oleh para caleg. Sama
Pola pengorganisasian pesan yang baik berpi- 38,9 % 61,1%
Agama
jak kepada pengertian komunikasi yaitu proses Sama
penyampaian pesan dari komunikator kepada 12,8% 87,2%
Daerah
komunikan dengan tujuan membangun pema- Sama
haman makna bersama. Untuk mencapai pe- 17,3 % 82,7%
Etnis
mahaman bersama, caleg harus mengetahui apa Artis/
karakteristik masyarakat dan kehendak serta 5,9% 94,1%
Selebriti
kebutuhan rakyat secara faktual. Sumber : Kompas, 2 Februari 2009
Merujuk kepada Nimmo (2007: 2011),
“keputusan pemberi suara akan bergantung ke- Dari tabel tersebut, dapat disimpulkan bah-
pada karakter sosial dan demografi, citra diri wa masyarakat dalam menentukan pilihan, ti-
kandidat dan isu politik yang dikemukakan’. dak tersekat dalam semangat etnosentrisme
Pemberi suara sendiri ada yang rasional mem- atau kedaerahan, semangat sektarian yang lebih
perhitungkan secara tepat keuntungan yang di- mengedepankan nilai – nilai yang berlaku di
peroleh jika dia memilih kandidat. Pemberi su- lingkungannya dan merekapun ternyata tidak
ara reaktif yang cenderung melihat karakteristik peduli terhadap posisi caleg yang menyandang
berlawanan tidak akan dipilih. Pemberi suara status selebriti. Dengan demikian, caleg yang
responsif yang memberikan suaranya sebagai akan bersaing dalam Pemilu 2014, dapat mem-
bentuk kesetiaan terhadap partai politik tetyapi persiapkana diri untuk mengatur model kam-
untuk jangka pendek. Sedangkan pemberi suara panye dengan mengorganisasikan pesan yang
aktif adalah mereka yang kritis menganalisis berfokus kepada kepentingan khalayak.
profil, kampanye yang diusung dan track record Namun dalam koridor pemilu yang bebas dan
caleg. Namun secara umum, pemberi suara rahasia serta bebas dari tekanan pihak manapun,
dalam pemilu, akan mengkaitkan dengan citra sulit untuk mempengaruhi masyarakat untuk
partai, citra kandidat dan isu yang diusung konsisten memilih caleg sampai ke bilik suara.
Hasil survei Reform Institute yang banyak Dinamika politik yang sangat kompleks, dalam
dipublikasikan media pada awal Juli 2008, da- arti bukan sebatas urusan janji kampanye, ide-
lam menentukan pilihan caleg, pilihan pemberi ologi partai, orientasi kerja para caleg, tetapi
suara didasarkan pada (1) Kesamaan Agama: pemilu juga dihadapkan pada persoalan krusial
33,76%, (2) Anjuran Tokoh sebanyak 28,51%, dalam jerat politik uang yang semakin tampak
(3) Partai Pendukung: 28,13%. Selain itu, di- menggejala dalam kontestasi politik lokal mau-
hubungkan dengan sipil atau militer, sekitar pun nasional.
DINAMIKA KOMUNIKASI POLITIK DALAM PEMILIHAN UMUM 171

Dalam skeptisme politik dan ketidakper- dalam pencapaian keadilan dan kesejahteraan
cayaan terhadap elite partai, maka pilihan yang benar – benar dirasakan manfaatnya.
praktis dalam jerat politik uang menjadi biasa. Para komunikator politik, aktivis politik
Kendati demikian, demi memberikan pelaja- maupun anggota legislatif harus memiliki ke-
ran politik yang baik kepada rakyat, maka ca- berpihakan kepada rakyat untuk memperjuang-
leg yang memiliki kapasitas sebagai legislator, kan kepentingan seluruh rakyat tanpa diferensi
harus manjalankan komunikasi politik dengan nilai, sikap dan kepercayaan dalam kehidupan
khalayak agar krediblitasnya terjaga dan pemi- bernegara.
lih tidak menghiraukan godaan politik uang.
DAFTAR PUSTAKA
SIMPULAN
Baran, S. J. (2012). Pengantar komunikasi mas-
Komunikator politik tidak dapat melepas- sa: melek media dan budaya. Jakarta: Pener-
kan diri dari kemampuan dalam mengorgani- bit Erlangga
sasikan pesan kepada khalayak yang menuntut Biagi, S. (2005). Media impact: an introduc-
demokratisasi dalam bernegara, kesejahteraan tion to mass media. Seventh Edition, United
dan keadilan. Esensi komunikasi politik, khu- States: Thomson – Wadsworth.
susnya yang berhubungan dengan pengaturan Bower, J. W. & James J. B. (1982). Issues in
dan penyebaran pesan politik demi mempen- communication theory: a metatheoritical
garuhi khalayak ataupun calon pemilih. analysis, communication yearbook 5. Sage
Upaya mempengaruhi partisipasi masyarakat Publication.
dalam pemilihan umum, bukan pekerjaan mu- Budiardjo, M. (2004). Demokrasi di Indonesia:
dah, mengingat respon khalayak berbeda – beda demokrasi parlementer dan demokrasi pan-
tergantung dari karakter yang melekat. Penga- casila. Jakarta: Gramedia.
turan pesan dalam komunikasi politik yang Haryanto, I. (2010). Media di bawah dominasi
menyentuh kebutuhan masyarakat secara men- modal: ancaman terhadap hak atas informa-
dasar akan meningkatkan partisipasi masyarakat si” dalam azasi. Edisi Maret – April 2010
dalam kegiatan politik, khususnya pemilu dan Henessy, B. (1990). Pendapat umum, terjemah-
membangun kredibilitas komunikator politik an Airuddin Nasution, Jakarta: Erlangga.
dengan partai politiknya secara positif. Klepper, O. (1980). Advertising procedure. New
Anggota legislatif yang berpihak kepada Jersey: Prentice Hall Inc
rakyat merupakan harapan masyarakat dalam Kominfo. (2012). Komunikasi politik elite
memberikan suaranya dalam pemilu legislatif. pemilu 2014. Diakses dari https://www.goo-
Elite parpol dalam jargon demokratisasi ber- gle. m/#q=komunikasi+politik+elite+pemi-
negara, justru seringkali terperangkap dalam lu+2014.
jerat kebebasan memperjuangkan kepentingan Kompas. (2007). Citra DPR. Harian Kompas,
kelompok dan memicu kritik kepada anggota 27 Agustus 2007
legislatif. Kompas. (2009). Perolehan suara dalam Pemi-
Sedangkan saran yang peneliti ajukan ber- lu. Harian Kompas, 10 Mei 2009
dasarkan hasil penelitian ini antara lain adalah: Kompas. (2009). Faktor yang mempengaruhi
Komunikator politik seyogianya mempunyai pilihan caleg. 2 Februari 2009
kemampuan berkomunikasi di depan publik, Kompas. (2011). Kinerja DPR kini makin buruk
menyampaikan pesan secara jujur, memahami saja. Harian Kompas. 11 April 2011
media komunikasi yang dimanfaatkan ketika Kompas. (2013). Kualitas wakil rakyat buruk.
bicara dengan khalayak, mengetahui khalay- Harian Kompas 25 Maret 2013
ak yang menjadi sasasaran dalam komunikasi Kompas. (2013). Pemilu legislatif: daftar ri-
publik demi untuk mencapai tujuan yang telah wayat hidup caleg dipublikasikan” Rubrik
ditetapkan. Politik dan Hukum, Harian Kompas. Sabtu,
Dalam rangka mempengaruhi khalayak 8 Juni 2013
supaya partisipasi dalam pemilihan umum, Kompas. (2013). Rapor merah kinerja parpol,
para komunikator politik harus menyampaikan Harian Kompas. 23 Desember 2013
pesan yang menyentuh kebutuhan masyarakat Kompas. (2014). Diskusi Indonesia satu “Quo
172 Jurnal Kajian Komunikasi, Volume 1, No. 2, Desember 2013 hlm 163-172

Vadis” DPR bersih dan prorakyat. Harian sipol UGM tentang pembangunan. Cetakan
Kompas 2 Januari 2014 Kedua. Yogyakarta: Aditya Media.
Lull, James. (1999). Media: komunikasi dan ke- Suhardi. (2013). Gerindra kritik warga negara
budayan. Jakarta: Yayasan Obor. yang golput. Diakses 16 Desember 2013 dari
Moleong, L. J. (2005). Metodologi penelitian http//nasional.kompas.com/read/2013/11/01/
kualitatif. Bandung: Remaja Rosda Karya 2236319/Gerindra.Kritik.Warga.Negara.
Nimmo, D. (2007). Political communication yang.Golput.
and public opinion in America,atau komuni- Susanto, E. H. (2012). Iklan politik dan kega-
kasi politik: komunikator, pesan dan media, galan partai politik” dalam media dan ko-
Cetakan kedua, terjemahan Tjun Surjaman, munikasi politik (ed. Heri Budianto). Jakarta:
Bandung: Remaja Rosda Karya. Litera
Pikiran Rakyat. (2013). Diakses dari http:// Undang – Undang Dasar 1945. Sejarah UUD
www.pikiran-rakyat.com/node/262006. 1945 sejak pembentukan hingga amandemen
Republika. (2013). Surya Paloh bangun ko- pada zaman reformasi. Jakarta: Visi Media.
munikasi dengan Megawati. Diakses dari Undang - Undang Republik Indonesia Nomor
http://www.republika.co.id/berita/nasional/ 8 Tahun 2012 tentang Pemilihan Umum An-
politik/13/09/17/mt9gu5-surya-paloh-ban- ggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan
gun-komunikasi-politik-dengan-megawati Perwakilan Daerah, Dan Dewan Perwakilan
Rush, M. & Althoff, P. (1997). An Introduction Rakyat Daerah
to Political Sociology, atau Pengantar Sosi- West, R. & Turner, L. H. (2008). Pengantar te-
ologi Politik, terj. Kartini Kartono, Jkt: Ra- ori komunikasi: analisis dan aplikasi, atau
jawali Pers. introducing communication theory: analysis
Setiawan, B. (1990). Komunikasi politik dan and application. Jakarta: Salemba Humanika.
ketahanan nasional, percikan pemikiran Fi-
View publication stats

Anda mungkin juga menyukai