Anda di halaman 1dari 2

Nama Mahasiswa : MAULIDIA

Nomor Induk : 834863565


Mahasiswa/NIM
Tanggal Lahir : 20 Juli 1999

Tugas : 02 Studi Kasus Pedagogi - Sudarto

Asal Perguruan Tinggi : Universitas Terbuka

Semester : VII

Fakultas : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Jurusan : Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD)

Tempat Tugas : SD Hang Tuah PWK Panjang

Dosen Pembimbing Lapangan : Lilis Sholihah

Tugas :

Setelah mendapatkan pembekalan, Anda mungkin akan mendapatkan tugas


di SD atau SMP yang lokasi berada di pinggiran. Kondisi orang tua hanya
menyerahkan putra putrinya semua ke sekolah karena memang tidak
punya rupiah. Kemudian secara kebetulan salah satu peserta didik di kelas
Anda penyandang disabilitas, hambatan keceerdasan / tuna grahita .

Pertanyaan :

a. Bagaimana sikap Anda ?

b. Tolong buatlah perencanaan sederhana terhadap kelas


tersebut agar semua peserta didik memperoleh
pembelajaran secara utuh.

Jawaban :

a. Sikap saya sebagai mahasiswa kampus mengajar yang mana kebetulan


saya merupakan mahasiswa FKIP PGSD dan mendapat penugasan di
Sekolah Dasar jelas saya akan menerima hal tersebut karena pada
pendidikan dasar, kehadiran pendidikan inklusi perlu mendapat
perhatian lebih. Pendidikan inklusif sebagai layanan pendidikan yang
mengikutsertakan anak berkebutuhan khusus (ABK) belajar  bersama
anak normal (non-ABK) usia sebayanya di kelas ank ar/biasa yang
terdekat dengan tempat tinggalnya.  Menerima ABK di Sekolah Dasar
terdekat merupakan mimpi yang indah yang dirasakan orang tua yang
memiliki anak dengan kebutuhan khusus.  Pendidikan inklusif berarti
bahwa sekolah harus MENERIMA/mengakomodasi semua anak, tanpa
kecuali ada perbedaaan secara fisik, intelektual, sosial, emosional,
bahasa, atau kondisi lain, termasuk anak penyandang cacat dan anak
berbakat, anak jalanan, anak yang bekerja, anak dari etnis, budaya,
bahasa, minoritas dan kelompok anak-anak yang tidak beruntung dan
terpinggirkan. Inilah yang dimaksud dengan one school for all. Namun,
kerjasama dan membangun komunikasi yang baik dengan orang tua
juga sangat dibutuhkan demi keberlangsungan pendidikan peserta
didik menjadi lebih baik lagi.

b. Perencanaan yang saya gunakan untuk menangani siswa


berkebutuhan khusus di sekolah reguler perlu memahami kondisi
siswa berkebutuhan khusus. Tiap siswa berkebutuhan khusus
perlu pendekatan yang berbeda agar dapat mengikuti proses
pembelajaran di kelas. Strategi yang digunakan untuk menangani
perilaku siswa berkebutuhan khusus maupun siswa lainnya dapat
dibagi menjadi dua yaitu :

1. Menggunakan beberapa pendekatan, seperti memberi


peraturan sejak awal pembelajaran, memberi nasehat pada
siswa, memberi peringatan, mendekati siswa yang masih
saling berbicara, dan memberi pujian secara langsung pada
siswa. Kita juga bekerjasama dengan orangtua, shadow
teacher, dan sesama guru pengampu mata pelajaran.

2. Menggunakan alat bantu seperti achievement chart, character


chart dan poin happy face dan sad face. Chart juga didukung
dengan pemberian hadiah sehingga siswa tidak hanya
menngumpulkan stiker untuk chart tetapi juga hadiah lainnya.
Penggunaan berbagai metode pendekatan dan alat bantu yang
ada dianggap guru cukup efektif untuk menangani siswa
dengan berkebutuhan khusus yang ada di kelas tersebut. Siswa
berkebutuhan khusus menjadi lebih patuh terhadap peraturan
yang ada. Suasana kelas juga menjadi lebih tenang sehingga
membantu siswa berkebutuhan khusus berkonsentrasi di
kelas. Suasana kelas yang kondusif serta siswa berkebutuhan
khusus yang dapat mematuhi peraturan membuat siswa
berkebutuhan khusus mampu menerima materi pembelajaran
dengan baik.

Anda mungkin juga menyukai