Setelah mendapatkan pembekalan, Anda mungkin akan mendapatkan tugas
di SD atau SMP yang lokasi berada di pinggiran. Kondisi orang tua hanya menyerahkan putra putrinya semua ke sekolah karena memang tidak punya rupiah. Kemudian secara kebetulan salah satu peserta didik di kelas Anda penyandang disabilitas, hambatan keceerdasan / tuna grahita .
Pertanyaan :
a. Bagaimana sikap Anda ?
b. Tolong buatlah perencanaan sederhana terhadap kelas
tersebut agar semua peserta didik memperoleh pembelajaran secara utuh.
Jawaban :
a. Sikap saya sebagai mahasiswa kampus mengajar yang mana kebetulan
saya merupakan mahasiswa FKIP PGSD dan mendapat penugasan di Sekolah Dasar jelas saya akan menerima hal tersebut karena pada pendidikan dasar, kehadiran pendidikan inklusi perlu mendapat perhatian lebih. Pendidikan inklusif sebagai layanan pendidikan yang mengikutsertakan anak berkebutuhan khusus (ABK) belajar bersama anak normal (non-ABK) usia sebayanya di kelas ank ar/biasa yang terdekat dengan tempat tinggalnya. Menerima ABK di Sekolah Dasar terdekat merupakan mimpi yang indah yang dirasakan orang tua yang memiliki anak dengan kebutuhan khusus. Pendidikan inklusif berarti bahwa sekolah harus MENERIMA/mengakomodasi semua anak, tanpa kecuali ada perbedaaan secara fisik, intelektual, sosial, emosional, bahasa, atau kondisi lain, termasuk anak penyandang cacat dan anak berbakat, anak jalanan, anak yang bekerja, anak dari etnis, budaya, bahasa, minoritas dan kelompok anak-anak yang tidak beruntung dan terpinggirkan. Inilah yang dimaksud dengan one school for all. Namun, kerjasama dan membangun komunikasi yang baik dengan orang tua juga sangat dibutuhkan demi keberlangsungan pendidikan peserta didik menjadi lebih baik lagi.
b. Perencanaan yang saya gunakan untuk menangani siswa
berkebutuhan khusus di sekolah reguler perlu memahami kondisi siswa berkebutuhan khusus. Tiap siswa berkebutuhan khusus perlu pendekatan yang berbeda agar dapat mengikuti proses pembelajaran di kelas. Strategi yang digunakan untuk menangani perilaku siswa berkebutuhan khusus maupun siswa lainnya dapat dibagi menjadi dua yaitu :
1. Menggunakan beberapa pendekatan, seperti memberi
peraturan sejak awal pembelajaran, memberi nasehat pada siswa, memberi peringatan, mendekati siswa yang masih saling berbicara, dan memberi pujian secara langsung pada siswa. Kita juga bekerjasama dengan orangtua, shadow teacher, dan sesama guru pengampu mata pelajaran.
2. Menggunakan alat bantu seperti achievement chart, character
chart dan poin happy face dan sad face. Chart juga didukung dengan pemberian hadiah sehingga siswa tidak hanya menngumpulkan stiker untuk chart tetapi juga hadiah lainnya. Penggunaan berbagai metode pendekatan dan alat bantu yang ada dianggap guru cukup efektif untuk menangani siswa dengan berkebutuhan khusus yang ada di kelas tersebut. Siswa berkebutuhan khusus menjadi lebih patuh terhadap peraturan yang ada. Suasana kelas juga menjadi lebih tenang sehingga membantu siswa berkebutuhan khusus berkonsentrasi di kelas. Suasana kelas yang kondusif serta siswa berkebutuhan khusus yang dapat mematuhi peraturan membuat siswa berkebutuhan khusus mampu menerima materi pembelajaran dengan baik.