Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PRAKTIKUM VII

KOMUNIKASI FARMASI
PELAYANAN INFORMASI OBAT 1

DOSEN PENGAMPU :
Apt. Sri Bintang Sahara M.K.N, M.Farm

DISUSUN OLEH :
Kelompok 10

1. Alif Wachidatul Fadillah (1902050259)


2. Diyah Elly Safitri (1902050250)
3. Firda Inayatillah (1902050269)
4. Nadia Anbar Faristika (1902050275)
5. Vicky Bagus Afrilian (1902050281)
6. Zurotul Muarifah (1902050299)

PROGRAM STUDI D3 FARMASI


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH LAMONGAN
2021

1
PRAKTIKUM 7
PELAYANAN INFORMASI OBAT 1

1.1 Asma
Asma merupakan suatu penyakit inflamasi kronik saluran pernafasan yang
ditandai oleh adanya obstruksi saluran pernafasan yang reversibel, inflamasi jalan
nafas, dan hiperesponsif saluran nafas terhadap rangsangan dimana jalan nafas
menyempit karena edema dan tidak stabil. Gejala yang timbul berupa sesak nafas
dan mengi akibat bronkospasme, edema mukosa, dan adanya pembentukan mukus.
Asma terdapat 2 jenis yaitu asma ekstrinsik yaitu bila terjadi serangan akut karena
alergi, dan asma intrinsik yaitu terjadi bukan karena adanya dasar alergi yang jelas
(Nael, 2006).
1.2 Faktor Resiko
Secara umum faktor risiko asma dibagi kedalam dua kelompok besar,yaitu
faktor risiko yang berhubungan penyebab berkembangnya asma dan pemicu
terjadinya serangan asma. Faktor risiko asma yang berasal dari faktor pasien yaitu:
1. Genetik
Penyakit asma dapat bersifat menurun karena terdapat banyak gen yang terlibat
dalam mekanisme terjadinya penyakit ini yaitu: produksi IgE spesifik, ekspresi
hiperresponsivitas saluran nafas, pembentukan mediator inflamasi seperti
sitokin, faktor pertumbuhan, penentuan rasio respon imun limfosit Th1 dan
Th2. Hingga saat ini belum diketahui gen spesifik yang menjadi faktor alergi.
2. Obesitas
Berat badan pasien dapat meningkatkan faktor risiko terjadinya asma hingga
50% pada pria atau wanita.
3. Jenis kelamin
Jenis kelamin laki- laki merupakan faktor risiko yang terjadi pada anak- anak
terutama pada usia dibawah 14 tahun prevalensinya lebih tinggi yaitu hingga 2
kali lipat jika dibandingkan dengan perempuan, sedangkan diumur dewasa

1
banyak terjadi pada perempuan. Hal tersebut belum diketahui secara pasti,
mungkin di karenakan ukuran paru-paru pada laki laki di usia anak anak lebih
kecil dan ukuran paru-paru pada wanita lebih besar saat usia dewasa (Ikawati,
2008).

Skenario 1. Vicky bagus seorang tenaga teknis kefarmasian yang


berprakteik di apotek UMLA
2. Vicky bagus ditugaskan apoteker di apotek tersebut
untuk membuat leaflet terkait informasi penggunaan
inhaler obat asma mekanisme kerja panjang
3. Tenaga teknis kefarmasian ditugaskan mengedukasi
pasien dengan lefleat yang sudah dibuat
Estimasi waktu 10 menit
Peran Kerangka Komunikasi :
Alif Wachidatul F (Pasien)
Vicky Bagus A (Tenaga teknis kefarmasian)
Tenaga Teknis 1. Memanggil pasien untuk penyerahan obat inhaler
Kefarmasian 2. Memastikan identitas pasien benar
Pasien Nama pasien : Alif
Umur : 20 tahun
Alamat : Pucuk
Riwayat alergi obat : tidak ada
Riwayat penyakit : asma
Riwayat pengobatan : tidak ada
Tenaga Teknis Menanyakan three prime question
Kefarmasian a) Bagaimana penjelasan Dokter, tentang obat yang
digunakan, masalah dan gejala yang ingin
dihilangkan?
b) Bagaimana penjelasan Dokter tentang cara pakai
obat tersebut ?
c) Bagaimana penjelasan Dokter tentang harapan

2
setelah minum obat ?

Pasien Menajwab three prime question


Dokter mengatakan obat ini mengatasi asma jika asma
kambuh
Tenaga Teknis Memberikan penjelasan penggunaan inhaler kepada pasien
Kefarmasian menggunakan lefleat yang sudah dibuat.

- Obat seretide 125 inhaler mengandung salmeterol


dan fluticasone propionate yang digunakan untuk
mengobati asma.
- Obat seretide bekerja dengan cara memperlebar
saluran udara di paru-paru sehigga udara dapat
mengalir keluar masuk paru-paru dengan lancar.
- Dosis : dewasa 2 hirup 2 kali sehari
- Efek samping : sakit kepala, iritasi tenggorokan,
gangguan suara
- Kontra indikasi : penderita yang hipersensitif
terhadap komponen obat

Cara penggunaan seretide inhalasi


1. Membuka tutup inhaler
2. Memegang inhaler tegak lurus dan mengocok tabung
inhaler
3. Menghembuskan nafas dengan pelan
4. Meletakkan mouthpiece diantara gigi tanpa
menggigitnya dan tutup bibir hingga mouthpiece
tertutup rapat
5. Memulai inhalasi pelan melalui mulut dan sekaligus
tekan canister

3
6. Melanjutkan inhalasi dengan pelan dan dalam
7. Menahan nafas sampai sekitar 10 detik
8. Ketika sedang menahan nafas, keluarkan inhaler dari
mulut
9. Menutup kembali inhaler (NACA, 2008).

Pasien Menanyakan penyimpanan inhaler


Tenaga Teknis Disimpan di tempat sejuk dan kering, terhindar dari paparan
Kefarmasian sinar matahari langsung
Tenaga Teknis Meminta pasien mengulangi cara penggunaan inhaler
Kefarmasian
Pasien Cara menggunakan inhalernya yaitu
1. Membuka tutup inhaler
2. Memegang inhaler tegak lurus dan mengocok tabung
inhaler
3. Menghembuskan nafas dengan pelan
4. Meletakkan mouthpiece diantara gigi tanpa
menggigitnya dan tutup bibir hingga mouthpiece
tertutup rapat
5. Memulai inhalasi pelan melalui mulut dan sekaligus
tekan canister
6. Melanjutkan inhalasi dengan pelan dan dalam
7. Menahan nafas sampai sekitar 10 detik
8. Ketika sedang menahan nafas, keluarkan inhaler dari
mulut
9. Menutup kembali inhaler
Tenaga teknis 1. Menyerahkan obatbeserta leaflet kepada pasien
kefarmasian 2. Menyampaikan saran-saran non farmakologi
Saran non farmakologi :
- Memperbanyak minum air putih
- Pola hidup sehat

4
- Hindari asap rokok
3. Menutup percakapan
Dokumentasi

Anda mungkin juga menyukai