Anda di halaman 1dari 17

TUGAS MAKALAH

JILBAB DALAM PRESPEKTIF ISLAM

KELOMPOK 1:

1. INDRIYANTI PUTRIYANINGSI (C1G121053)


2. IKTHA NOVITASARI (C1G121051)
3. WAODE WINDA (C1G121157)
4. NANDA MARDITA
5. LAODE MUHAMMAD MIRZAN (C1G121063)
6. LA ODE MUHAMMAD IRHAN
7. MAKMUR RAMADHAN
8. LA NIARA (C1G121127)
9. RIFIN (C1G121091)
10. ADAM(C1G121109)

PRODI ILMU PEMERINTAHAN


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS HALU OLEO

2021

KATA PENGATAR

Puji syukur kehadirat Tuhan yang maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-
Nya, penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Jilbab Dalam
Prespektif Islam” dengan tepatwaktu.

Makalah di susun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Agama.


Penulis mengucapkan terimaksih disampaikan kepada semua pihak yang telah
membantu di seleaikan nyama kalah ini.

Kami menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu,
saran dan kritik yang membangun di harapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Kendari

Penulis
BAB 1

PENDAHULUAN

A. LatarBelakang

Pada zaman globalisasi yang katanya modern ini, umat Islam terutama
kaum wanita dihadapkan pada tantangan dan godaan dari masuknya budaya barat
yang menjajah terhadap kebudayaan Islam, dan umat Islam dituntut untuk dapat
menjalankan syariat yang telah diajarkan dalam hidup beragama dan dapat
menunjukkan identitas keislaman mereka, baik dalam tingkah laku, dalam hidup
berbudaya bahkan dalam cara berpakaian .  Akhir-akhir ini, umat Islam seakan
terhenyak dengan derasnya arus pemikiran liberal yang menyerang sendi-sendi
ajaran Islam.

Wanita dalam agama Islam memperoleh perhatian yang sangat tinggi.


Wanita diperintahkan untuk menjaga kesuciannya,menjadi wanita mulia dan
memiliki kedudukan yang tinggi dan diwajibkan padanya untuk  berpakaian dan
berperhiasan yang telah disyariatkan kepadanya, tidak lain adalah untuk
mencegah kerusakan yang timbul akibat tabarruj (berhiasdiri). Ini pun bukan
untuk mengekang kebebasannya akan tetapi sebagai pelindung baginya agar tidak
tergelincir pada lumpur kehinaan atau menjadi sorotan mata.

Allah SWT berfirman:

  َ‫أن يُ ْع َر ْفنَ فَالَ ي ُْؤ َذ ْين‬ َ ِ‫ين َعلَ ْي ِه َّن ِم ْن َجالَبِيبِ ِه َّن َذل‬
ْ ‫ك أ ْدنَى‬ Jَ ِ‫ك َوبَنَاتِكَ َونِ َسا ِء ال ُم ْؤ ِمنِينَ يُ ْدن‬ ْ ْ‫يا َ أَيُّهَا النَّبِ ُّي قُل‬
َ ‫ألز َوا ِج‬

ِ ‫َو َكانَٱللَّهُ َغفُورًار‬


‫َّحي ًما‬
Yāayyuhan-nabiyyu qul li`azwājika wa banātika wanisā`il-mu`minīna yudnīna
'alaihinna min jalābībihinn, żālika adnā ay yu'rafna fa lāyu`żaīn, wakānallāhu
gafụrar raḥīmā

“Wahai Nabi! Katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-


istri orang mu’min: “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya keseluruh tubuh
mereka. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu
mereka tidak diganggu.” (Q.S. Al-Ahzab: 59)

Perintah  menutupi aurat mereka itu untuk menghindari dan menahan diri dari
perbuatan jelek (dosa), “karena itu mereka tidak diganggu”. Maka orang-orang
fasik tidak akan mengganggu mereka. Dan pada firman Allah SWT “karena itu
mereka tidak diganggu” sebagai isyarat bahwa mengetahui keindahan tubuh
wanita adalah suatu bentuk gangguan berupa fitnah dan kejahatan bagi mereka.

Maka dalam penulisan makalah ini kami selaku penulis akan berusaha
membahas  tentang cara umat muslim berpakain terutama pada pakaian wanita
yang dikhususkan pada pembahasan tentang jilbab.

Dalam makalah ini penulis member judul “Jilbab DalamPersfektif Islam”,


Semoga makalah ini dapat memberikan konstribusi pada ilmu pengetahuan Islam,
dan dapat bermanfaat untuk penulis dan untuk para pembaca, Aamiin ya
RabbalAlamiin.

B. RumusanMasalah

1. Menjelaskan Devinisi Jilbab


2. Menjelaskan Pendapat Para Ulama Yang Mewajibkan Jilbab
3. Pendapat Para Ulama Yang Tidak Mewajibkan Jilbab
4. Menjelaskan pandangan penulis
5. MenjelaskanPengertianCadar

C. Tujuan
1. Mengetahui Devinisi Jilbab
2. Mengetahui Pendapat Para UlamaYang Mewajibkan Jilbab
3. Mengetahui Pendapat Para Ulama Yang Tidak Mewajibkan
Jilbab
4. Mengetahui pandangan penulis
5. Mengetahui Pengertian Cadar

BAB  II

PEMBAHASAN

A. Definisi Jilbab

Secara terminology atau istilah, dalam kamus yang dianggap standard


dalam Bahasa Arab, akan kita peroleh pengertian jilbab sebagai berikut :

1. Lisanul Arab:

 "Jilbab berarti selendang, atau pakaian lebar yang dipakai wanita


untuk menutupi kepala, dada dan bagian belakang tubuhnya."

2. Al Mu'jamal-Wasit :

 "Jilbab berarti pakaian yang dalam (gamis) atau selendang


(khimar), atau pakaian untuk melapisi segenap pakaian wanita bagian luar untuk
menutupi semua tubuh seperti halnya mantel.

Dari rujukan kedua kamus di atas, dapat kita ambil kesimpulan bahwa  jilbab pada
umumnya adalah pakaian yang lebar, longgar dan menutupi seluruh bagian tubuh
sebagaimana disimpulkan oleh Al Qurthuby: "Jilbab adalah pakaian yang
menutupi seluruh tubuh."Tetapi bagi masyarakat Indonesia dan bahkan juga
Malaysia, jilbab umumnya diartikan sebagai selendang yang menutupi kepala
sampai leher dan dada.

AsbabunNuzul Ayat Tentang Jilbab


Asbabun-nuzul surat al-Ahzabayat 59 penting disebutkan, “Saat itu, kaum
wanita pada zaman Nabi SAW sering keluar ke padang pasir untuk buang hajat
(air besar). Sehingga banyak kaum laki-laki yang menyakini mereka sebagai
pekerja seks komersil (PSK) atau budak perempuan, karena tidak adanya tanda-
tanda khusus bagi perempuan merdeka dalam hal pakaian. Maka sebagian mereka
mengadukan hal ini kepada Nabi SAW “Karena sebab itulah ayat berjilbab itu
diwahyukan”.

Dalam tradisi masyarakat Islam Indonesia, hijab lebih sering digunakan


hanya untuk memisahkan ruangan, khususnya antara laki-laki dan perempuan agar
tidak bertatap muka. Sedangkan khimar sejak dulu dipahami sebagai kerudung.
Dengan perkembangan mutakhir, mode, barangkali hanya jilbab saja yang
lebihdikenal hingga kini.

B. Pendapat Para Ulama Yang MewajibkanBerJilbab

1. Pendapat Ulama Ahli Tafsir

Setelah mempelajari pengertian umum dan pengertian secara terminology


tentang jilbab ada baiknya juga kita merujuk uraian para ulama tafsir mengenai
jilbab:

1.1. Tafsir Ibnu Abbas

Dalam menafsirkan ayat jilbab tersebut, Ibnu Abbas menuturkan,


“Selendangatau jilbab tudung wanita hendaklah menutupi leher dan dada agar
terpelihara dari fitnah atau terjauh dari bahaya zina.

1.2. Tafsir Sayyid Qutb

Menurut Sayyid Qutb, dalam ayat tersebut Allah memerintahkan


kepada istri-istri Nabi dan kaum muslimah umumnya agar setiap keluar
rumah senantiasa menutupi tubuh, dari kepala sampai ke dada dengan
memakai jilbab tudung yang rapat, tidak menerawang, dan juga tidak tipis.
Hal demikian dimaksudkan untuk menjagai dentitas mereka sebagai
muslimah dan agar terpelihara dari tangan-tangan jahil dan kotor.
1.3. Tafsir Qurthuby

Allah SWT memerintahkan segenap kaum muslimah agar


menutupi seluruh tubuhnya, agar tidak memperagakan tubuh dan kulitnya
kecuali dihadapan suaminya, karena hanya suaminya yang dapat bebas
menikmati kecantikannya.

Kesimpulan dari uraian ulama tafsir di atas dapat kita simpulkan bahwa :

a) Para ulama tafsir umumnya sependapat bahwa memakai tudung


menutupi
aurat selain muka dan telapak tangan merupakan kewajiban yang
mendasar bagi setiap kaum muslimah, apabila mereka akan keluar
rumah, atau dalam rumah sendiri jika ada tamu selain muhrim.
b) Bentuk atau fesyen pakaian muslimah memang tidaklah diatur oleh Al
Qur'an secara terperinci, yang utama adalah memenuhi syarat, yaitu
menutup seluruh tubuh selain muka dan telapak tangan, tidak ketat,
tidak tipis dan juga tidak membentuk lekuk tubuh (ketat).

Firman Allah SWT dalamsurat An-Nur ayat31 :

ْ َ‫ا َو ْلي‬JJَ‫ َر ِم ْنه‬Jَ‫ا ظَه‬JJ‫ين ِزينَتَه َُّن إِاَّل َم‬


َ‫ ِر ْبن‬J‫ض‬ Jَ ‫ ِد‬J‫رُو َجه َُّن َواَل يُ ْب‬Jُ‫ظنَ ف‬ ْ َ‫ار ِه َّن َويَحْ ف‬ ِ J‫ْص‬ َ ‫نَ ِم ْن أَب‬J‫ُض‬ ْ ‫ت يَ ْغض‬ ِ ‫َوقُلْ لِ ْل ُم ْؤ ِمنَا‬
‫ولَتِ ِه َّن‬JJ‫ا ِء بُ ُع‬JJَ‫ين ِزينَتَه َُّن إِاَّل لِبُعُولَتِ ِه َّن أَوْ آَبَائِ ِه َّن أَوْ آَبَا ِء بُعُولَتِ ِه َّن أَوْ أَ ْبنَائِ ِه َّن أَوْ أَ ْبن‬Jَ ‫بِ ُخ ُم ِر ِه َّن َعلَى ُجيُوبِ ِه َّن َواَل يُ ْب ِد‬
َ‫ ِة ِمن‬Jَ‫ت أَ ْي َمانُه َُّن أَ ِو التَّابِ ِعينَ َغي ِْر أُولِي اإْل ِ رْ ب‬ ْ ‫أَوْ إِ ْخ َوانِ ِه َّن أَوْ بَنِي ِإ ْخ َوانِ ِه َّن أَوْ بَنِي أَ َخ َواتِ ِه َّن أَوْ نِ َسائِ ِه َّن أَوْ َما َملَ َك‬
‫ا ي ُْخفِينَ ِم ْن ِزينَتِ ِه َّن‬JJ‫أَرْ ُجلِ ِه َّن لِيُ ْعلَ َم َم‬JJِ‫ ِر ْبنَ ب‬J‫ض‬
ْ َ‫ا ِء َواَل ي‬J‫ت النِّ َس‬ ِ ‫وْ َرا‬JJ‫رُوا َعلَى َع‬Jَ‫ظه‬ ْ َ‫ ِل الَّ ِذينَ لَ ْم ي‬J‫ال أَ ِو الطِّ ْف‬
ِ J‫ال ِّر َج‬
َ‫َوتُوبُوا إِلَى هَّللا ِ َج ِميعًا أَيُّهَا ْال ُم ْؤ ِمنُونَ لَ َعلَّ ُك ْم تُ ْفلِحُون‬

Wa qul lil-mu`mināti yagḍuḍna min abṣārihinna wa yaḥfaẓna furụjahunna wa lā


yubdīna zīnatahunna illā mā ẓahara min-hā walyaḍribna bikhumurihinna 'alā
juyụbihinna wa lā yubdīna zīnatahunna illā libu'ụlatihinna au ābā`ihinna au ābā `i
bu'ụlatihinna au abnā`ihinna au abnā`i bu'ụlatihinna au ikhwānihinna au banī
ikhwānihinna au banī akhawātihinna au nisā`ihinna au māmalakat aimānuhunna
awittābi'īnagairi ulil-irbatiminar-rijāli awiṭ-ṭiflillażīna lam yaẓ-harụ 'alā 'aurātin-
nisā`i wa lā yaḍribna bi`arjulihinna liyu'lama mā yukhfīna min zīnatihinn, wa tụbū
ilallāhi jamī'an ayyuhal-mu`minụna la'allakum tufliḥụn

“Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan


pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan
perhiasannya, kecuali yang (biasa) Nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka
menutupkan kain kudung kedadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya
kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau
putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara laki-
laki mereka, atau putera-putera saudara lelaki mereka, atau putera-putera saudara
perempuan mereka, atau wanita-wanita islam, atau budak-budak yang mereka
miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap
wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah
mereka memukulkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan.
Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman
supaya kamu beruntung” (Q.S.An-Nur: 31).

Dalam ayat ini antara lain Alla.h SWT memerintahkan pada kaum
muslimah

a) Agar tidak memamerkan perhiasan kecuali sekadar yang biasa


terlihat  darinya seperti cincin dan gelang tangan.
b) Wajib menutupi dada dan leher dengan selendang, kerudung atau jilbab.
c) Perhiasan hanya boleh diperlihatkan kepada sepuluh kelompok manusia
yang disebutkan dalam ayat tersebut.
d) Janganlah sengaja menghentakkan kaki agar diketahui atau didengar orang
perhiasan yang tersembunyi (gelang kaki dan lain-lain)

C. Pendapat Ulama Yang TidakMewajibkan Jilbab

1.  Menurut Muhammad Sa’id Al-Asmawi


Muhammad Sa’id Al-Asmawi berpendapat bahwa jibab itu tak wajib.
Menurutnya jilbab adalah produk budaya Arab. Bahkan beliau mengatakan bahwa
ayat tentang hijab itu tidak mengandung ketetapan hokum qat’iy dan hadis-hadis
yang menjadi rujukan tentang pewajiban jilbab atau hijâb itu adalah
Hadis Ahad yang tak bias dijadikan landasan hokum tetap. Bila jilbab itu wajib
dipakai perempuan, dampaknya akan besar. Seperti kutipannya: “Ungkapan
bahwa rambut perempuan adalah aurat karena merupakan mahkota mereka.
Setelah itu, nanti nya akan diikuti dengan pernyataan bahwa mukanya, yang
merupakan singga sana, juga aurat. Suara yang merupakan kekuasaannya, juga
aurat; tubuh yang merupakan kerajaannya, juga aurat. Akhirnya, perempuan
serba-aurat.” Implikasinya, perempuan takbisa melakukan aktivitas apa-apa
sebagai manusia yang diciptakan Allah karena serba aurat.

Dalam kitab nya beliau menyatakan bahwa jilbab itu bukan suatu
kewajiban. Bahkan tradisi berjilbab di kalangan sahabat dan tabi’in, menurut Al-
Asymawi, lebih merupakan keharusan budaya daripada keharusan agama.

2.Muhammad Shahrur

Pakaian tertutup yang kini dinamai jilabab bukanlah kewajiban agama


tetapi ia adalah satu bentuk pakaian yang dituntut oleh kehidupan bermasyarakat
dan lingkungan serta dapat berubah dengan perubahan masyarakat 

D. PandanganPenulis

            Dari pendapat para ulama yang otoritatif, yang mempunyai kemampuan


yang tidak diragukan dalam kapasitas ilmu tafsir dan keilmuan dibidang fiqh,
seperti madhab empat, pandangan ulama tersebut bias disimpulkan, bahwa ayat-
ayat al-Quran yang berbicara tentang aurat dan pakaian wanita adalah bersifat
universal, berlaku untuk semua wanita, sebagaimana ketika ayat-ayat al-Quran
dan hadits Nabi yang berbicara tentang salat, jualbeli, pernikahan, haid, dan
sebagainya. Ayat-ayat itu tidak dikhususkan  hanya untuk orang Arab. Makanya
yang diseur dalam QS 24:31 adalah “mukminat”. Itu bias dipahami, sebab tubuh
manusia juga bersifat universal. Tidak ada bedanya antara tubuh wanita Arab,
wanita indonesia, wanita Amerika, wanita Cina, wanita Papua, dan sebagainya.
Bentuknya juga sama. Karena itu, pakaian dan aurat wanita juga bersifat
universal.

            Jika disepakati bahwa konsep teks al-Quran adalah bersifat “universal”


dan “final” maka hukum-hukum yang dikandungnya juga bersifat “final” dan
“universal”  tentu dengan memperhatikan dan mempertimbangkan faktor ‘illah.

            Tanpa bermaksud untuk memunculkan pandangan baru sebagai sebuah


pendapat, kami sampaikan bahwa kami tidak sependapat dengan para ulama yang
berpendapat tidak wajibnya berjilbab bagi kaum muslimah. Ditengah arus budaya
pornografi dan pornoaksi yang melanda masyarakat, dan munculnya arus budaya
jilbab dikalangan wanita muslimah,Tanpa mengurangi rasa hormat kami pada
para tokoh yang berpendapat tidak wajibnya jilbab kami akan melakukan
sebuahanalisisdalammakalahini,  maka kami menemukan beberapa keganjilan
tentang para pakar kontemporer yang berpendapat tentang tidak wajibnya
berjilbab.

      Al-Ashmawy ,Pendapatnya banyak ditolak oleh tokoh-tokoh ulama Mesir,


bahkan pendapat beliau ditolak oleh Mufti Negara Mesir “ Muhammad Sayyid
Tantawy” Beliau tegas mengatakan: Penafsiran al-Ashmawy  tentang jilbab,
merupakan penafsiran yang jauh dari kebenaran, karena ayat suci jelas
memerintahkan istri, anak beliau (Nabi SAW) dan wanita mukminah agar
senantiasa memperhatikan al- Himsyah (sopan, rasa malu).

Quraish Shihab didalam berbagai bukunya tentang jilbab ,selalu


mengkritisi pendapat tokoh ahli tafsir dan ahlifiqih yang tidak diragukan lagi
kemampuannya dalam berijtihad dan yang banyak diikuti hasil ijtihad nya dalam
ilmu agama. Padahal dalam pembahasan selain jilbab banyak sekali kita temukan
Quraish Shihab mengadopsi pendapat mereka. Dalam pembahasan liberal ini
(jilbab), Quraish Shihab hanya berkiblat kepada para cendekiawan seperti
;Muhammad Thahir bin Asyurtokoh liberal Tunisia, al-Ashmawy, dan Shahrur
yang  juga penganut paham liberal dan pluralisme agama. Ini jelas menunjukkan
sikap ketidak adilan ilmiah. Di samping, perbandingan tersebut memang terasa
dipaksakan.

Muhammad Shahrur, seperti yang dijelaskan quraish Shihab dalam


buku jilbab pakaian wanita muslimah ,mengatakan bahwa Syahrur sangat lemah
dalam disiplin ilmu agama dan tidak logis dalam membuat analgi keagamaan.

 Inilah analisa yang dapat kami sajikan dalam makalah ini, kiranya dapat
sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan bagi siapa saja yang
kebetulan membaca dan bagi kami khususnya.

E. Pengertian Cadar

MenurutMulhandi Ibn Haj yang dikutip dari jurnal Universitas


Wahid Hasyim Semarang , cadar adalah kain penutup muka atau sebagian
wajah wanita, minimal untuk menutupi hidung dan mulut sehingga hanya
matanya saja yang tampak.Dalam bahasa Arab, cadar disebut dengan
khimar, niqab, sinonim dengan burqa’.Sementara dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia  (KBBI), cadar berarti kain penutup kepala atau muka
(bagiperempuan).Dengan demikian, cadar dapat dipahami sebagai pakaian
perempuan yang menutupi bagian kepala dan wajah, sehingga yang Nampak
hanya kedua mata saja.

Hukum Cadar Menurut Islam

Adapun dalil yang menjadi dasar hukum cadar menurut firman Allah
SWT dalam Alquran, yakni:

1. Wanita yang Beragama Islam Wajib Menutup Aurat


Dalam agama Islam, setiap wanita memiliki kewajiban untuk
menutup aurat. Sebagaimana firman Allah SWT di dalam Alquran  pada
surat An-Nur (24) ayat 31 berikut:

“Katakanlah kepadawanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan


pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan
perhiasannya, kecuali yang (biasa) Nampak dari padanya. dan hendaklah
mereka menutupkan kain kudung kedadanya, dan janganlah menampakkan
perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah
suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami
mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera
saudara lelaki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka,
atau wanita-wanita Islam, atau budak- budak yang mereka miliki, atau
pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan
(terhadapwanita) atauanak-anak yang belum mengerti tentang aurat
wanita. Dan janganlah mereka memukulkan kakinya agar diketahui
perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertaubatlah kamu sekalian
kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.”

Allah SWT juga menyampaikan perintah untuk menutup aurat melalui surat
Al-Ahzabayat 59 yang berbunyi:

“Hai Nabi katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan


istri-istri orang mu’min: “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya
ketubuh mereka.” Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk
dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang.”

2. Hukum CadarMenurutMadzhab Hanafi

Menurutmadzhab Hanafi, di zaman sekarang perempuan yang masih


muda (al-mar`ahasy-syabbah) dilarang membuka wajahnya di antara laki-
laki. Bukan karena wajah itu termasuk aurat, tetapi lebih untuk menghindari
fitnah.wanita boleh menutupi wajahnya dengan cadar dan boleh
membukanya.Bukan karena wajah itu sendiri adalah aurat tetapi lebih
karena untuk mengindari fitnah.”

3. Hukum CadarMenurutMadzhab Maliki

Sementara madzhab Maliki menyatakan bahwa makruh hukumnya


wanita menutupi wajah baik ketika dalam shalat  maupun di luar shalat
karena termasuk perbuatan berlebih-lebihan (al-ghuluw).Namun di satu sisi
mereka berpendapat bahwa menutupi dua telapak tangan dan wajah bagi
wanita muda yang dikhawatirkan menimbulkan fitnah, ketika ia adalah
wanita yang cantik atau dalam situasi banyak munculnya kebejatan atau
kerusakan moral.

4. Hukum Cadar Menurut Madzhab Syafi’i

Dalam madzhab Syafi'i, terdapat silang pendapat mengenai hokum cadar.


Pendapat pertama menyatakan bahwa memakai cadar bagi wanita adalah
wajib.Pendapat kedua adalah sunah, sedang pendapat ketiga adalah
khilafulawla, menyalahi yang utama karena utamanya tidak bercadar.. Satu
pendapat menyatakan bahwa hokum mengenakan cadar bagi perempuan
adalah wajib. Pendapat lain (qila) menyatakan hukumnya adalah sunah. Dan
ada juga yang menyatakan khilafulawla.”Itulah hukumcadar menurut agama
Islam, berdasarkan Alquran dan pendapat para ulama. Adanya perbedaan
pendapat mengenai hokum cadar memang sesuatu yang wajar dalam agama
Islam .Hal ini karena perbedaan pendapat para ulama tentang pemahaman
teks-teks Alquran dan hadits merupakan suatu keniscayaan dan itu wajar
dalam konteks hokum furu’iyah sehingga perbedaan pendapat bias menjadi
opsi bagi umat Islam untuk memilih pendapat mana yang sesuai.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Adanya perbedaan diantara para ulama dalam menyikapi tentang hukum


jilbab. Agaknya yang menjadi sebab adalah  tidak adanya dalil yang menyatakan
mana batasan aurat, ada sebagian lagi ulama yang menyatakan bahwa berjilbab
bagi kaum hawa tidaklah wajib, dan sebagaian lagi yang kita kenal dengan ulama
mufasirin dan ulama madhab yang biasa kita kenal dengan ulama salaf,
berpendapat bahwa jilbab adalah wajib hukumnya bagi kaum muslimah.

Penulis dalam hal ini lebih condong untuk  mengikuti pendapat ulama’


salaf dan pengikutnya dengan alas an bahwa mereka secara ilmiah telah
mendapatkan pengakuan keilmuan lebih besar dari para ulama ulama’ sejak dulu
hingga sekarang. Dan sesungguhnya, praktik para shahabiyyat yang tidak
disanggah oleh Rasulullah dan pemahaman para shahabiyyin, serta penerimaan
ummat dari generasi ke generasi, secara keseluruhan, menjadi bukti
dan qarinah (petunjuk) bahwa yang dimaksud dalam ayat jilbab adalah para
wanita harus menutup seluruh anggota badan, tanpa kecuali, atau dengan
pengecualian wajah dan kedua telapak tangan.

            Demikianmakalah yang kami tulis, sebagai pemenuhan tugas yang


diberikan kepada kami, mudah-mudahan mempunyai efek manfaat bagi siapa saja
yang kebetulan membaca dan khususnya bagi kami para penulis. Kirany abanyak
kekurangan yang ada dalam makalah ini, kami mohon adanya kritik dan saran
yang dapat menjadikan kami lebih baik kedepannya.AmiinYaRabbalAlamiin.

B. Saran

Setelah melakukan penelitianini dan diperoleh kesimpulan sebagaimana


yang sudah disebutkan di atas, maka penulis memberikan beberapa saran sebagai
berikut: 1. Untuk Para Perempuan Perintah ber-jilbab wajib bagi para perempuan.
Tujuannya adalah agar tubuh dan aurat perempuan tertutupi dan bias menjaga diri
dari hal-hal yang tidak baik, seperti contoh pelecahan seksual. Oleh karenaitu,
hendaknya para perempuan muslimah lebih memperhatikan tentang tata cara
pemakaian jilbab yang baik dan benar yang sesuai dengan perintah Allah swt., dan
Rasul-Nya Muhammad saw., agar tidak mengundang syahwat laki-laki yang
melihatnya, yaitu dengan memakai jilbab yang longgar dan tebal yang dijulurkan
keseluruh tubuhnya dengan menampakkan sebahagian badan bagian atas yakni
muka dan kedua telapak tangan atau menampakkan sebelah mata atau kedua-
duanya (cadar).
DAFTAR PUSTAKA

Al-Zuhaili,Wahbah At-Tafsir Al-Munir fil Aqidah was Syari’ahwalManhaj,


(Beirut : DarulFikr, 1991)

 Al-Qurthubi ,Syamsuddin, Al-Jami’ li Ahkamil Qur’an, www. altafsir.com

Ibn Ashur, Muhammad Al-Tahir Maqasid Al-Shari’ah, (Tunisia :Sharikah Al-


Tunisia li al-Tauzi’,tt)

Hafidz, Rifki, jilbab dalampandanganislam,http://tifany.wordpress.com

IbnuMandzur, Lisanul Arab, (Beirut: Dar Shadir, tt)

IbnuKatsir, Al-Hafidz Tafsir Al-Qur’an Al-Adzim, (Cairo: DarulHadits, 2003)

Ibnu Abbas, TanwirulMiqbas min Tafsir Ibn Abbas, www. altafsir. com

Majma’ Al-Lughah Al-Arabiyyah. Al-Mu’’jam Al-Wasith, tt

Muhammad Said Al-Ashmawy,Haqiqat al-Hijab waHujjiyat al-  

Hadith,(Mesir:Madbuli al-Shagir,1995)
Muis,Fahrur Jilbab dalampandangan Al-Qur’an, http://fokammsi.wordpress.com

Quran DEPAG

Qardawy, Yusuf, Hadyu al-Islam FatawyMu'asirah, terj :As'ad Yasin,( Jakarta :


GemaInsaniPers, 1995)

Anda mungkin juga menyukai