Jurnal Riset Kesehatan: Farida Alhadar ) Irawati Umaternate
Jurnal Riset Kesehatan: Farida Alhadar ) Irawati Umaternate
http://ejournal.poltekkes-smg.ac.id/ojs/index.php/jrk
_________________________________________________________________
Program Studi Diploma III Kebidanan ; Polteknik Kesehatan Kementrian Kesehatan Ternate
Jl. Cempaka Kel. Tanah Tinggi Barat Kec. Kota Ternate Selatan. Maluku Utara
Abstrak
Perawatan payudara adalah suatu metode untuk meningkatkan produksi ASI. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui pengaruh perawatan payudara terhadap peningkatan produksi ASI pada ibu Post
Partum di wilayah kerja Puskesmas Kota Kecamatan Kota Ternate Tengah Tahun 2016. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa 95% dari 20 ibu hamil melakukan perawatan payudara jenis Senam
Payudara/Pijatan Payudara, Ibu hamil yang melakukan perawatan payudara ASInya keluar lancar
sebesar 95%. Hasil Produksi ASI perhari pada hari pertama 10–30 cc/hari adalah pada 8 orang (40%)
dan 20–40 cc/hari adalah juga pada 8 orang (40%), pada hari kedua produksi ASI sebesar 40–60
cc/hari pada 10 orang (50%), sedangkan pada hari ketiga produksi ASI meningkat menjadi 60-80
cc/hari pada 15 orang (75%). Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa ibu hamil yang tidak
melakukan perawatan payudara produksi ASInya tidak lancar sebanyak 15 orang (75%) dan ASI tidak
keluar sebanyak 5 orang (25%). Dari hasil penelitian tersebut disimpulkan bahwa ibu hamil lebih suka
melakukan Perawatan Payudara dengan Senam Payudara/Pijatan Payudara; Perawatan Payudara
dengan Senam Payudara/Pijatan Payudara produksi ASInya lebih lancar; Ibu hamil yang melakukan
perawatan payudara berpengaruh signifikan terhadap peningkatan produksi ASI.
Abstract
karena mengandung lebih dari 60% kebutuhan Solichah pada tahun 2011 dengan judul
bayi. Guna memenuhi semua kebutuhan bayi, “Hubungan dengan kelancaran pengeluaran
perlu ditambah dengan Makanan Pendamping ASI dengan hasil p = 0,0007 (Sholichah, 2011).
ASI (MPASI). Jika bayi tidak mau minum ASI, Dari laporan hasil Survei Demografi dan
maka kebutuhan gizi bayi tidak akan terpenuhi Kesehatan Indonesia (SDKI, 2007) diusia lebih
secara baik dan bayi akan mudah terkena dari 25 tahun sepertiga wanita di Dunia (38%)
penyakit. (Saryono dan Pramitasari, 2009). didapati tidak menyusui bayinya karena terjadi
Untuk mengatasi masalah tersebut salah pembengkakan payudara, dan di Indonesia
satunya adalah memberikan pengarahan angka cakupan ASI eksklusif mencapai 32,3%
tentang perawatan payudara kepada ibu hamil ibu yang memberikan ASI eksklusif pada anak
sebaiknya dilakukan pada usia kehamilan 18 mereka. Survei Demografi dan Kesehatan
minggu sampai usia kehamilan 40 minggu Indonesia (SDKI) tahun 2008 - 2009
atau masa kehamilan Trimester II dan III menunjukkan bahwa 55% ibu menyusui
(Geniofan, 2010), disamping melakukan Health mengalami mastitis dan puting susu lecet,
Education melalui penyuluhan-penyuluhan kemungkinan hal tersebut disebabkan karena
pada ibu hamil yang disertai demonstrasi cara kurangnya perawatan payudara selama
perawatan payudara sebelum dan setelah kehamilan. Berdasarkan penelitian di Surabaya
melahirkan dengan benar, serta peragaan pada tahun 2004 menunjukkan 46% ibu yang
tentang perawatan payudara pada saat kontrol memberikan ASI eksklusif pada anaknya dan
kehamilan dan kunjungan masa nifas, dimana yang melakukan perawatan payudara sekitar
penyuluhan tepat pada waktu ibu 34% (Varney, H., Kriebs, J & Gegor, C). Di
mengembangkan kemampuan dalam wilayah Kota Ternate ditemukan bahwa
mengambil keputusan yang merupakan cakupan ASI eksklusif pada tahun 2014 baru
informasi keterpaduan menalar ilmiah dan mencapai 73% dari target MDGs tahun 2015
sistematis (Anwar, 2005). Selain itu juga bisa yaitu sebesar 80%. Meskipun perbedaannya
melalui leaflet, alat peraga, poster-poster dan tidak terlalu besar namun tidak berarti
promosi melalui radio dan media lainnya. pemerintah dapat mengabaikan sebaliknya hal
Upaya ini dapat meningkatkan kemampuan ini haruslah dimaknai sebagai tantangan
ibu dalam perawatan payudara secara baik dan sekaligus peluang untuk keberhasilan yang
benar sebagai upaya preventif terhadap lebih baik lagi.Tenaga kesehatan dalam hal ini
masalah menyusui sehingga proses menyusui bidan mesti menganggap bahwa tugas mereka
dapat berjalan dengan lancar dan merupakan kedepan lebih berat sebab masih akan muncul
upaya untuk meningkatkan derajat kesehatan ibu-ibu hamil baru dan memerlukan
ibu dan bayi (Saryono dan Pramitasari, 2009). pendidikan kesehatan sesuai dengan
Penurunan produksi ASI pada hari-hari kebutuhannya. Disisi lain ditemukan fakta dari
pertama setelah melahirkan teknik menyusui hasil wawancara dengan beberapa bidan
kurang baik (Pertiwi, 2012). Hasil penelitian koordinator bahwa perawatan payudara pada
yang dilakukan perawatan payudara pada ibu ibu hamil yang dilakukan selama ini adalah
post partum dengan kelancaran pengeluaran masih berorientasi pada pemberian
ASI di desa Karang Duren Kabupaten penyuluhan atau dengan kata lain lebih
Semarang bahwa hasil penelitian ini ditekankan pada peningkatan pengetahuan dan
menunjukkan adanya hubungan antara belum secara spesifik pada implementasi, juga
perawatan payudara pada ibu post partum belum pernah dilakukan evaluasi terhadap
sangat berperan dalam kelancaran produksi hasil penyerapan pengetahuan pasca
ASI. Penelitian yang dilakukan oleh Pertiwi penyuluhan sehingga sulit untuk mengukur
pada tahun 2012 dengan judul “Faktor-faktor dan menilai seberapa besar penerapan
yang mempengaruhi proses laktasi ibu dengan pengetahuan mereka akan perawatan payudara.
bayi usia 0 – 6 bulan di Desa Cibeusi
Kecamatan Jatinangor”. Hasil penelitian 2. Metode
menunjukkan bahwa 47% ibu dapat disebabkan
oleh kurangnya rangsangan hormone prolaktin Tujuan penelitian ini adalah untuk
dan oksitosin yang menunjukkan bahwa mengetahui pengaruh perawatan payudara
konsidi dan perawatan payudara kurang baik, pada ibu hamil terhadap peningkatan produksi
55% ibu menunjukkan bahwa kondisi dan ASI pada ibu post partum di Puskesmas Kota
perawatan baik penelitian yang dilakukan oleh Kecamatan Kota Ternate Tengah.
10-40 2 10.0
Keterangan : 20-40 8 40.0
n = Besar Sampel
N = Besar Populasi 30-60 1 5.0
d2 = Tingkat Kepercayaan
5-10 1 5.0
Hasil penelitian diperoleh dari data hasil Berdasarkan tabel 3. didapatkan bahwa
observasi yang telah dianalisis dengan Fisher's pada kelompok ibu yang melakukan perawatan
Exact Test yang kemudian disajikan dalam payudara dengan jumlah ASI yang keluar pada
bentuk tabel disertai dengan narasi sebagai hari ke-1 yang jumlahnya 10–30 cc sebanyak
berikut : 40% (8 orang), 10-40 cc sebanyak 10% (2
orang), 20–40 cc sebanyak 40% (8 orang), 30–60
Tabel 1. Distribusi Responden Berdasarkan cc sebanyak 5% (1 orang) dan 5–10 cc
Jenis Perawatan Payudara Yang Dilakukan sebanyak 5% (1 orang).
Perawatan Payudara N %
Pemberian Nutrisi 1 5.0
Tabel 4. Distribusi Responden Berdasarkan
Senam payudara/Pijatan payudara 19 95.0 Hasil Produksi ASI (cc/Hari) Di Hari Kedua
Total 20 Pada Ibu Yang Melakukan Perawatan Payudara
N %
Tabel 6. Distribusi Responden Berdasarkan ASI keluar tidak lancar 15 75.0
Hasil Pengamatan Pada Kelompok Ibu Hamil ASI tidak keluar 5 25.0
Yang Tidak Melakukan Perawatan Payudara
Total 20 100.0
Hasil N %
Fisher's Exact Test 0.001
ASI keluar tidak lancar 15 75.0
Berdasarkan tabel 8. didapatkan hasil
ASI tidak keluar 5 25.0
signifikansi (Fisher's Exact Test) perbandingan
hasil antara ibu yang melakukan perawatan
Total 20 100.0
payudara dengan membandingkan dengan
nilai alfa (α) 0.05. Dari hasil perbandingan
Berdasarkan tabel 6. didapatkan bahwa tersebut didaptkan nilai sig 0.001 < alfa (α) 0.05,
pada kelompok ibu yang tidak melakukan hal tersebut menunjukkan bahwa perawatan
perawatan payudara sebagian besar yaitu 75% payudara signifikan pengaruhnya terhadap
(15 orang) yang ASI keluar tapi tidak lancar produksi ASI.
dan sebanyak 25% (5 orang) ASI tidak keluar. Pembahasan dari hasil yang keluar adalah
10–30 cc sebanyak 40 persen (8 orang), 10-40
Tabel 7. Data Crosstabs Antara Jenis Perawatan cc sebanyak 10 orang.
Payudara Dengan Hasil Pengamatan Pada Ibu Perawatan payudara selama kehamilan
Hamil Yang Melakukan Perawatan Payudara adalah salah satu bagian penting yang harus
Hasil diperhatikan sebagai persiapan untuk
Jenis Perawatan ASI menyusui nantinya. Payudara perlu
Total
Payudara ASI tidak dipersiapkan sejak masa kehamilan sehingga
lancar lancar
bila bayi lahir dapat segera berfungsi dengan
Pemberian Nutrisi
1 0 1 baik pada saat diperlukan.
Senam Payudara/ Berdasarkan tabel 1. diatas dapat
Pijatan Payudara 18 1 19 diketahui bahwa 95% atau sebanyak 19 orang
menggunakan jenis perawatan senam payudara
Total 19 1 20
atau pijatan payudara dan 5% atau hanya 1
orang yang melakukan perawatan payudara
Berdasarkan tabel 7. Responden yang dengan jenis pemberian nutrisi pada payudara.
melakukan perawatan payudara dengan jenis Hal ini menunjukkan bahwa kebanyakan ibu
senam Payudara/Pijatan Payudara, hasilnya hamil lebih berminat menggunakan jenis
adalah ASI lancar sebanyak 19 responden dan perawatan payudara dengan metode senam
yang tidak lancar hanya 1 responden. payudara atau pijatan payudara.
Hasil penelitian sebagaimana yang
Tabel 8. Analisis Pengaruh Pemberian disajikan pada tabel 2, diperoleh bahwa 95%
Perawatan Payudara Pada Ibu Hamil Terhadap atau 19 orang ibu hamil yang melakukan
Peningkatan Produksi ASI perawatan payudara produksi ASInya lancar
dan hanya 5% atau hanya 1 orang yang
produksi ASInya tidak lancar.
Produksi ASI di hari pertama, kedua dan
ketiga disajikan dalam tabel 3, 4 dan 5, dimana
pada hari pertama didapatkan bahwa pada
kelompok ibu yang melakukan perawatan
payudara dengan jumlah ASI persen (2 orang),
20–40 cc sebanyak 40% (8 orang), 3060 cc adalah ASI lancar sebanyak 19 responden dan
sebanyak 5% (1 orang) dan 5–10 cc sebanyak yang tidak lancar hanya 1 responden. Hasil ini
5% (1 orang). Hal ini memberi makna bahwa menunjukkan bahwa ibu hamil yang
ibu hamil yang melakukan perawatan melakukan perawatan payudara dengan senam
payudara produksi ASInya pada hari pertama Payudara/Pijatan Payudara hasilnya adalah
tertinggi mencapai 30-60 cc/hari namun hanya ASI lebih lancar. Dari 20 orang ibu hamil
5% dari jumlah ibu hamil atau hanya 1 orang hanya 1 orang saja yang ASInya tidak lancar.
dan lebih banyak ibu hamil pada hari pertama Hal ini dikarenakan Senam Payudara/Pijatan
memproduksi ASI antara 10–30 cc/hari dan 20- Payudara memiliki beberapa keunggulan dari
40 cc atau berjumlah masing masing 8 orang. perawatan dengan senam payudara atau
Pada hari kedua (tabel 4) jumlah ASI yang pijatan payudara adalah setelah persalinan Asi
keluar dengan jumlah 30-50 cc sebanyak 10% keluar lancar, puting menonjol, aereola bersih
(2 orang), 30-60 cc sebanyak 25% (5 orang), dan bayi dapat menyusui dengan baik bahkan
30–70 cc sebanyak 10% (2 orang), 40–60 cc pada 1 responden produksi ASInya berlebihan
sebanyak 50% (10 orang) dan 60–80 cc sehingga bisa ditampung ke botol susu sebagai
sebanyak 5% (1 orang). Hal ini menunjukkan ASI perah.
bahwa pada hari kedua separuh dari ibu hamil Berdasarkan tabel 8. didapatkan hasil
atau 50% ibu hamil memproduksi ASI 40–60 cc. signifikansi (Fisher's Exact Test) yaitu
Selanjutnya pada hari ketiga (tabel 5) perbandingan hasil antara ibu yang melakukan
didapatkan bahwa pada kelompok ibu yang perawatan payudara dan yang tidak
melakukan perawatan payudara dengan melakukan perawatan payudara dengan
jumlah ASI yang keluar jumlahnya 50-90 cc membandingkan nilai alfanya (α) 0.05. Dari
sebanyak 10% (2 orang), 60-80 cc sebanyak hasil perbandingan tersebut didapatkan nilai
75% (15 orang), 70–90 cc sebanyak 10% (2 sig 0.001<alfa (α) 0.05, hal tersebut
orang) dan 80–120 cc sebanyak 5% (1 orang). menunjukkan bahwa perawatan payudara
Hal ini menunjukkan bahwa produksi asi pada signifikan pengaruhnya terhadap produksi ASI.
ibu hamil lebih banyak terjadi pada hari ketiga Hasil ini didukung oleh hasil penelitian yang
yaitu sebanyak 15 ibu hamil atau 75% dengan dilakukan oleh Ulfin I. Djumadi di tahun 2014,
jumlah 60–80 cc. Produksi ASI yang terus dengan judul Hubungan antara Perawatan
meningkat ini disebabkan karena seringnya Payudara dengan Produksi ASI pada Ibu Primipara
bayi menyusui. Hal ini sesuai teori yang di Wilayah Kerja Puskesmas Wongkaditi Kota
mengatakan bahwa semakin sering seorang ibu Gorontalo menyimpulkan bahwa sebagian besar
menyusui si bayi, semakin banyak pula ASI ibu primipara yang melakukan perawatan
yang diproduksi oleh tubuh. payudara dengan baik, menghasilkan produksi
Berdasarkan tabel 6. didapatkan bahwa ASI yang banyak. Selanjutnya setelah diukur
pada kelompok ibu yang tidak melakukan dengan menggunakan uji Fisher’s Exact Test,
perawatan payudara sebagian besar yaitu 75% diperoleh hasil bahwa nilai Exact Sig. (2-sided)
(15 orang) yang ASI keluar tapi tidak lancar sebesar 0.002<0.05 dari nilai yang didapatkan
dan sebanyak 25% (5 orang) ASI tidak keluar. maka dapat yang berarti terdapat hubungan
Hal ini menunjukkan bahwa ibu hamil yang antara perawatan payudara dengan produksi
tidak melakukan perwatan payudara jelas ASI pada Ibu Primipara. Hasil penelitian itu
berpengaruh terhadap kelancaran ASI bahkan juga diketahui bahwa hasil analisis proporsi
tidak keluar sama sekali. Kenyataan ini sangat yaitu sebanyak 23 ibu primipara (67,6%)
menguatkan argumen landasan teori bahwa ibu memiliki perawatan payudara baik yang
hamil yang tidak melakukan perawatan produksi ASInya banyak.
payudara akan menghambat pemberian ASI Uraian hasil penelitian yang diperoleh ini
pada bayi antara lain puting susu tidak juga didukung oleh teori dan pendapat para
menonjol sehingga bayi sulit menghisap, ahli antara lain menurut (Saryono, 2009),
produksi ASI sedikit sehingga tidak cukup bahwa perawatan payudara saat kehamilan
dikonsumsi bayi, infeksi pada payudara, memiliki beberapa manfaat, antara lain:
payudara bengkak atau bernanah, muncul menjaga kebersihan payudara terutama
benjolan di payudara dan gizi kurang. kebersihan puting susu; melenturkan dan
Berdasarkan tabel 7, ibu hamil yang menguatkan puting susu sehingga
melakukan perawatan payudara dengan jenis memudahkan bayi untuk menyusu,
senam Payudara/Pijatan Payudara, hasilnya merangsang kelenjar-kelenjar air susu sehingga
6. Daftar Pustaka