Anda di halaman 1dari 6

PROSES PENYELESAIAN PERKARA PIDANA·1

Oleh : Drs. H. Eman Sulaeman, MH.

A. PEMERIKSAAN PERKARA PIDANA berawal dari terjadinya tindak


pidana (delik) yang berupa kejahatan (rechdelict/mala perse) atau pelanggaran
(westdelict/mala quia prohibita). Tindak pidana tersebut diterima oleh
penyidik melalui empat jalur :
1. Laporan; untuk tindak pidana biasa;
2. Aduan; untuk tindak pidana aduan (klachtdelicten);
3. Tertangkap tangan.
4. Diketahui sendiri oleh Penyidik.
B. PENYELIDIKAN

1. Arti : serangkaian tindakan penyelidik untuk mencari dan menemukan


suatu peristiwa yang diduga sebagai tindak pidana. Penyelidikan
merupakan sub fungsi dan bagian yang tak terpisahkan dari fungsi
penyidikan.
2. Tujuan : untuk mengumpulkan bukti permulaan yang cukup agar
ditemukan adanya tindak pidana, sehingga dapat dilanjutkan prosesnya ke
pengadilan.
3. Wewenang Penyelidik (Ps. 5 KUHAP)
a. Menerima laporan atau pengaduan dari seseorang tentang adanya
tindak pidana;
b. Mencari keterangan dan barang bukti;
c. Menyuruh berhenti seseorang yang dicurigai dan menanyakan serta
memeriksa tanda pengenal diri;
d. Mengadakan tindakan lain menurut hukum yang bertanggung jawab.
4. Sasaran Penyelidikan
a. Orang;
b. Benda/barang;
c. Tempat.
C. PENYIDIKAN

1. Arti : serangkaian tindakan penyidik untuk mencari serta mengumpulkan


bukti yang dengan bukti itu membuat terang tentang tindak pidana yang
terjadi guna menemukan tersangkanya.
2. Penyidik :
a. Penyidik POLRI, menimal berpangkat Aipda/Pelda
b. Penyidik PNS, minimal golongan II/b
- Di lingkungan Dirjen Pajak
- Di lingkungan Dirjen Imigrasi
- Di lingkungan Telekomunikasi
· Disampaikan dalam Pelatihan Advokat bagi Pengurus LPKBHI STAIN Jurai
1

Siwo, Metro Lampung, 15-17 Nopember 2013..

1
- Di lingkungan Dirjen Bea Cukai.
c. Penyidik Kejaksaan, terhadap tindak pidana tertentu yang mempunyai
ketentuan khusus acara pidana, misalnya :
- Tindak pidana Ekonomi
- Tindak pidana Korupsi.
d. KPK, terhadap tindak pidana pelakunya penyelenggara negara, korupsi
diatas Rp. 1 milyar dan yang mendapat perhatian publik.
3. Target Penyidikan
a. Mengupayakan pembuktian tentang tindak pidana yang terjadi;
b. Membuat terang dan jelas suatu tindak pidana;
c. Untuk menemukan tersangka pelakunya.
4. Pemeriksaan dalam penyidikan
a. Pemeriksaan saksi;
b. Pemeriksaan ahli;
c. Pemeriksaan tersangka.
5. Materi Penyidikan adalah serangkaian informasi atas pertanyaan 5 W dan
1 H.
a. What :
- Apa yang terjadi/dilakukan?
- Apakah merupakan tindak pidana?
- Apa jenis tindak pidananya?
- Apa kerugian yang ditimbulkan, harta benda, luka badan, immaterial
atau jiwa?
b. When :
- Kapan tindak pidana itu terjadi/dilakukan
- Kapan tindak pidana itu dilaporkan/diketahui oleh yang berwajib.
c. Where :
- Dimana tindak pidana dilakukan (locus delicti)?
- Dimana tempat korban berada/ditemukan?
- Dimana saksi-saksi berada?
- Dimana benda-benda/alat-alat bukti berada/ditemukan?
- Dimana tersangka berada saat tindak pidana terjadi?
d. Who :
- Siapa tersangka/pelaku tindak pidana?
- Siapa yang pertamakali mengetahui tindak pidana?
- Siapa pelapor/pengadu?
- Siapa korban yang dirugikan?
- Siapa-siapa yang terlibat dalam tindak pidana?
e. Why :
- Mengapa tindak pidana itu dilakukan?
f. How :
- Bagaimana caranya tindak pidana tersebut dilakukan?
- Bagaimana akibat yang ditimbulkan?
6. Penghentian Penyidikan (Ps. 7 jo. 102 (2) KUHAP :
a. Tidak cukup alat bukti;
b. Peristiwa yang disidik bukan tindak pidana;

2
c. Demi hukum harus dihentikan, misal;
- yang mengadu bukan yang berhak
- nebis in idem
- daluwarsa (Ps. 78 KUHP)
- tersangka meninggal dunia.

D. PENANGKAPAN
1. Arti : suatu tindakan penyidik berupa pengekangan sementara waktu
kebebasan tersangka/terdakwa jika terdapat cukup bukti guna kepentingan
penyidikan, penuntutan dan peradilan.
2. Persyaratan Penangkapan :
a. Untuk kepentingan penyidikan/penuntutan/peradilan;
b. Penyidik memiliki alat bukti permulaan yang cukup;
c. Dilakukan dengan surat perintah penangkapan;
d. Hanya terhadap pelaku kejahatan. Terhadap pelaku pelanggaran bisa
ditangkap jika sudah dipanggil dua kali tapi tidak mau tanpa alasan
yang sah.
3. Hanya penyidik yang bisa melakukan penangkapan kecuali dalam hal
tertangkap tangan, semua orang berhak, bahkan wajib bagi orang yang
bertugas untuk menjaga ketertiban dan keamanan (seperti SATPAM).
4. Tindak pidana yang hanya bisa disidik/dituntut/diadili dalam keadaan
tertangkap tangan :
a. Tindak pidana perjudian;
b. Tindak pidana narkotik; pemakai, penjual, pengedar, penyimpan;
c. Tindak pidana zona ekonomi eksklusif;
d. Tindak pidana perikanan.
5. Masa penankapan maximal 24 jam dan setelah itu harus diserahkan ke
penyidik.
E. PENAHANAN
1. Arti : penempatan tersangka/terdakwa ditempat tertentu oleh
penyidik/penuntut umum/hakim.
2. Persyaratan Penahanan.
a. Syarat obyektif, terhadap tersangka/terdakwa yang melakukan tindak
pidana dengan ancaman pidana 5 tahun atau lebih; atau terhadap tindak
pidana tertentu, meski ancamannya tidak sampe 5 tahun.
b. Syarat Subyektif, jika ada kekhawatiran tersangka/terdakwa akan :
- Melarikan diri;
- Merusak/menghilangkan barang bukti;
- Mengulangi tindak pidana.
c. Jenis Penahanan
- Penahanan RUTAN;
- Penahanan rumah; dihitung 1/3 dari RUTAN;
- Penahanan kota; dihitung 1/5 dari RUTAN.
d. Masa Penahanan :

3
- Penyidik = 20 hari + 40 hari (30 hari + 30 hari dalam kondisi khusus)
:
(-). Tersangka/terdakwa menderita gangguan fisik/mental yang
berat
(-). Ancaman pidananya 9 tahun penjara atau lebih.
- Penuntut Umum = 20 hari + 30 hari + (30 hari + 30 hari dalam
kondisi khusus).
- Hakim PN = 30 hari + 60 hari + (30 hari + 30 hari dalam kondisi
khusus).
- Hakim PT = 30 hari + 30 hari + (30 hari + 30 hari dalam kondisi
khusus).
- Hakim MA = 50 hari + 30 hari + (30 hari + 30 hari dalam kondisi
khusus).
- Jadi maksimal penahanan = 120 + 110 + 150 + 150 + 170 = 700 hari.

F. PENGGELEDAHAN
1. Arti : tindakan penyidik untuk memasuki rumah tempat tinggal/tempat
tertutup lainnya atau terhadap badan dan atau pakaian untuk tindakan
pemeriksaan/ penyitaan/penangkapan.
2. Penggeledahan harus mendapat surat ijin dari ketua PN. Dan hasil
penggeledahan harus dibuat BAP.
3. Tempat yang dilarang dilakukan penggeledahan, kecuali dalam hal
tertangkap tangan :
a. Ruang di mana sedang berlangsung sidang MPR, DPR, DPRD.
b. Tempat di mana sedang berlangsung upacara ibadah.
c. Ruang di mana sedang berlangsung sidang pengadilan.
G. PENYITAAN
1. Arti : serangkaian tindakan penyidik untuk mengambil alih dan atau
menyimpan di bawah penguasaannya terhadap benda bergerak/tidak
bergerak, berwujud/tidak berwujud untuk kepentingan pembuktian dalam
proses penyidikan, penuntutan dan peradilan.
2. Penyitaan harus ada ijin dari ketua PN.
3. Benda yang dapat disita (Ps. 39 KUHAP)
a. Benda atau tagihan tersangka/terdakwa yang diduga seluruh/sebagian
diperoleh dari tindak pidana;
b. Benda yang dipergunakan secara langsung untuk melakukan tindak
pidana;
c. Benda yang dipergunakan untuk menghalang-halangi penyidikan;
d. Benda yang khusus dibuat/diperuntukkan melakukan tindak pidana;
e. Benda lain yang mempunyai hubungan langsung dengan tindak pidana
yang dilakukan.
3. Penyitaan menghasilkan alat bukti surat dan barang bukti.

4
H. PRA PENUNTUTAN
1. Arti : wewenang Penuntut Umum untuk melengkapi berkas perkara hasil
penyidikan dengan cara memerintahkan kepada penyidik untuk melakukan
penyidikan tambahan berdasarkan petunjuk dari penuntut umum.
2. Penyidikan tambahan :
a. Dalam hal penyidik telah selesai melakukan penyidikan, penyidik
wajib menyerahkan berkas perkara (BP) ke Penuntut Umum (PU);
b. Jika PU berpendapat bahwa hasil penyidikan tersebut masih kurang
lengkap, PU segera mengembalikan BP kepada penyidik disertai
petunjuk untuk dilengkapi (P.19)
c. Penyidik wajib segera melakukan penyidikan tambahan sesuai
petunjuk PU dan wajib menyerahkan kembali kepada PU dalam waktu
14 hari;
d. Penyidikan dianggap selesai jika dalam tempo 14 hari PU tidak
mengembalikan hasil penyidikan atau sebelum batas waktu tersebut
PU sudah memberitahukan selesainya penyidikan;
e. Jika hasil penyidikan dianggap telah lengkap (tahap I) kemudian
dilanjutkan dengan tahap II yakni penyerahan tanggung jawab atas
tersangka dan barang bukti ke PU.
I. PENUNTUTAN.
1. Tugas pokok Penuntut Umum :
a. Menerima dan memeriksa berkas perkara penyidikan;
b. Mengadakan pra penuntutan jika ada kekurangan BP;
c. Membuat surat dakwaan; surat yang berisi rumusan tindak pidana yang
didakwakan terhadap terdakwa berdasarkan kesimpulan yang ditarik
dari hasil penyidikan yang menjadi dasar bagi pemeriksaan di muka
sidang pengadilan;
d. Melimpahkan perkara ke pengadilan;
e. Memberlakukan dan memanggil terdakwa/saksi untuk bersidang;
f. Melakukan penuntutan di muka sidang pengadilan yang berisi
pembuktian berdasarkan surat dakwaan disertai tuntutan pidana
terhadap terdakwa.
2. PU berwenang melakukan penghentian penuntutan dan penyampingan
perkara; untuk penghentian penuntutan alasannya adalah sama dengan
penghentian penyidikan, tetapi dalam hal penyampingan perkara alasannya
adalah demi kepentingan umum (kepentingan negara, bangsa dan
masyarakat luas).
3. Surat dakwaan.
a. Persyaratan :
1). Syarat formal :
- Diberi tanggal dan di tandatangani oleh PU.
- Berisi identitas terdakwa.

5
2). Syarat materiil :
- Menyebutkan waktu dan tempat tindak pidana dilakukan.
- Memuat uraian secara cermat, jelas dan lengkap mengenai tindak
pidana yang dilakukan (vide penerapan KUHAP : HMA. Kuffal,
SH., hal. 126-127).
b. Bentuk Surat Dakwaan :
1). Surat Dakwaan Tunggal; terdakwa hanya didakwakan melakukan
satu tindak pidana saja.
2). Surat Dakwaan Subsidair; terdakwa didakwa beberapa jenis delik
secara berlapis/bertingkat dimulai dari delik yang paling berat
ancaman pidananya sampai dengan yang paling ringan, tetapi
sesungguhnya yang didakwakan hanya satu.
3). Surat Dakwaan Alternatif; hampir sama dengan subsidair, tinggal
mana nanti yang bisa dibuktikan tanpa terkait urutan dari tindak
pidana yang didakwakan.
4). Surat Dakwaan Kumulatif; didakwakan secara serempak beberapa
delik yang masing-masing berdiri sendiri
(samenloop/concursus/perbarengan).
5). Surat Dakwaan Kombinasi; terdakwa didakwa beberapa
delik/dakwaan secara kumulatif yang terdiri dari dakwaan
subsidair dan alternatif secara serempak/sekaligus.

Anda mungkin juga menyukai