Anda di halaman 1dari 2

UTS HAKI

1. X adalah seorang penulis Novel terkenal. Bebereapa tahun yang lalu, X mengalami
kelumpuhan total akibat kecelakaan yang dialaminya. Akibatnya, X tidak dapat
melanjutkan ketikan dikomputer yang telah menjadi kegiatan rutinnya. Namun
kemampuan imajinasi dan kecerdasan X tidak terpengaruh dengan kelumpuhan
tersebut. Untuk menyelesaikan novelnya, x meminta tolong keponakannya yang
bernama Y untuk mengetik setiap kalimat yang diucapkan X. berkat bantuan Y, X
berhasil menulis 2 buah novel. Siapakah pemilik atau pemegang hak cipta atas cerpen
tersebut, jelaskan dengan menggunakan dasar hukum?
Jawab :
Dalam kasus diatas dapat dituliskan sebagai X pemegang hak cipta atas novel.
Kelahiran hak cipta diawali dari sebuah idea atau gagasan. Gagasan muncul dari
kreatifitas olah pikir, dengan menggunakan kecerdasan intelektual dan kecerdasan
emosional yang dimiliki oleh manusia. Dua kecerdasan tersebut melahirkan karya
berupa ilmu pengetahuan, kesenian dan kesusasteraan. Karya dalam bentuk ilmu
pengetahuan, kesenian dan kesusasteraan itu dapat diwujudkan dalam bentuk nyata
yang dilindungi sebagai hak kekayaan berupa benda berwujud (benda materil)
sedangkan gagasan atau ide yang melatar belakangi kelahiran benda berwujud itu
dilindungi sebagai hak kekayaan immaterial. Itulah disebut sebagai hak kekayaan
intelektual. Bukan bendanya yang dilindungi tetapi idea atau gagasannya. Dalam
konteks hukum perdata, rumusan tentang hak kekayaan immaterial dapat diumumkan
dengan pengertian benda yang diatur dalam Pasal 499 KUH Perdata. Pasal tersebut
secara implisit (tersirat) menyiratkan, bahwa hak cipta itu dapat digolongkan sebagai
benda yang masuk dalam kategori hak yang dibedakan dengan barang (benda
berwujud).

2. Sosok Warkop DKI dengan personel Dono, Kasino, dan Indro begitu melekat di
dalam ingatan sejak muncul tahun 1980an silam. Namun ternyata ditahun 2021
Kemunculan WARKOP (I) yang personelnya secara fisik memiliki kemiripan dengan
WARKOP DKI, hal ini seperti oase sekaligus pelepas rindu bagi penikmat aksi tiga
sosok komedian WARKOP DKI. Bagaimanakah menurut saudara hal tersebut jika
dikaitkan dengan peraturan yanga ada dlm ruang lingkup HAKI
Jawab : dalam permasalahan WARKOP DKI ini termasuk dalam ruang lingkung Hak
Cipta karya dalam bidang seni, untuk menghasilkan karya sinematografi yang
berkualitas seorang produser menghabiskan dana milyaran rupiah yang tidak dapat
ditiru sesuka hati tanpa adanya izin dari pemilik hak cipta. Produk intelektual warkop
DKI telah mendapatkan perlindungan hukum dari merek dan hak cipta atas karya-
karya melalui Lembaga WARKOP DKI pun telah didaftarkan dalam DJKI
KEMENKUMHAM. Hak cipta tersebut merujuk pada UU No. 19/2002 tentang Hak
Cipta yang mana hak eksklusif yang dimiliki pencipta karya intelektual. Pemilik hak
cipta memiliki kewenangan memberikan izin atau melarang hasil ciptaannya untuk
kepentingan komersial. Artinya jika ada orang atau pihak yang menggunakan merk,
nama, atau karya intelektual tertentu tanpa seizin pemegang kekayaan intelektual, hal
ini akan ada kosekuensi hukumnya. Terakhir dalam Undang-undang No. 28 Tahun
2014 khusus untuk ciptaan drama (yang termasuk dalam karya yang diciptakan oleh
warkop) yang dimiliki oleh 2 (dua) orang atau lebih, perlindungan Hak Cipta berlaku
selama hidup Pencipta yang meninggal dunia paling akhir dan berlangsung selama 70
(tujuh puluh) tahun sesudahnya, terhitung mulai tanggal 1 Januari tahun berikutnya.
Demikian juga untuk ciptaan yang dimiliki atau dipegang oleh badan hukum berlaku
selama 50 (lima puluh) tahun sejak pertama kali dilakukan Pengumuman

3. Beberapa tahun terakhir persoalan tuduhan klaim atas tari Reog Ponorogo dan Pendet
oleh Malaysia, dipublikasikan secara luas di media massa, bagaimanakah hal ini
menurut saudara dalam perspektif Hukum Hak Kekayaan Intelektual?
Jawab : Tari Reog Ponoroho dan Pendet yang dipublikasikan oleh Malaysia tentunya
hal itu melanggar Hak Cipta, karena mereka menggunakan karya seni yang dimiliki
Indonesia dengan mengklaim bahwa tari itu adalah miliknya. Hal ini tidak akan
menjadi sebuah pelanggaran hak cipta apabila mencantumkan nama asli dan negara
pemilik tari kebudayaan yang dipertunjukkan oleh Malaysia. Negara juga dapat
menjadi pemegang hak cipta atas karya inetelektual bangsa yang telah di hasilkan dari
negara. Walaupun kekayaan kesenian seperti ini penciptanya sudah meninggal, Hak
Cipta yang di miliki oleh negara sebagai kebudaayaan tetap berlaku tanpa adanya
batasan waktu (Pasal 38 jo Pasal 60 (1) UU No. 28/2014))

Anda mungkin juga menyukai