Anda di halaman 1dari 113

HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL

Istilah :
 HKI merupakan padanan dari istilah :
“Intellectual Property Right”
 Istilah “Intellectual Property” merupakan satu
rangkaian kata “Intellectual” dan “Property”
 Kata “Property “, dapat diartikan sbg kekayaan
yg berupa hak yg mendapatkan perlindungan
hukum dimana orang lain dilarang
menggunakan hak tersebut tanpa ijin pemiliknya
Pengertian HKI
 Kata “Intellectual “, berkaitan dgn kegiatan
intelektual berdasarkan daya cipta & daya pikir
dalam bentuk ekspresi ciptaan serta seni & ilmu
pengetahuan serta dalam bentuk penemuan
(invention) sebagaimana benda immaterial
 World Intellectual Property Organization (WIPO) :
IPR : “the legal rights which result from intellectual
activity in the industrial, scientific, literary, or artistic
fields”
(suatu perlindungan thdp hasil karya manusia baik
hasil karya yg berupa aktifitas dalam ilmu
pengetahuan, industri, kesusastraan dan seni)
 Dalam ilmu hukum, kekayaan intelektual
dimasukkan ke dalam golongan hukum harta
kekayaan khususnya hukum benda
(zakenrecht) yg mempunyai objek benda
intelektual yaitu benda (zaak) yg tidak
berwujud.
KLASIFIKASI HKI

1. HAK CIPTA (COPYRIGHTS);


Seni, sastra, Ilmu Pengetahuan, dan hak-hak terkait (pelaku,
rekaman, penyiaran)

2. HAK KEKAYAAN INDUSTRIAL (INDUSTRIAL PROPERTY


RIGHTS);
- Paten (penemuan tehnologi)
- Merek (simbol/nama dagang barang/jasa)
- Desaian Tata Letak Sirkuit Terpadu (desaian
peletakan rangkaian sirkuit terpadu)
- Rahasia Dagang (informasi rahasia yg memiliki nilai
ekonomis)
- Perlindungan Varitas Tanaman (dikelola Deptan)
- Desain Industri (desaian penampilan produk)
Pengaturan HKI di Indonesia

1. UU No. 19/2002 Tentang Hak Cipta


2. UU No. 14/2001 Tentang Paten
3. UU No. 15/2001 Tentang Merek
4. UU No. 29/2000 Tentang Perlindungan Varitas
Tanaman Baru
5. UU No. 30/2000 Tentang Rahasia Dagang
6. UU No. 31/2000 Tentang Desain Industri
7. UU No. 32/2000 Tentang Desain Tata Letak
Sirkuit Terpadu
Prinsip Umum HKI

1. HKI merupakan hak eksklusif (ekonomi & Moral)


2. Perlindungan hukum terjadi karena pendaftaran
terlebih dahulu (kecuali Hak Cipta & Rahasia
Dagang)
3. Pendaftaran bersifat teritorial
4. Adanya pemisahan antara benda secara fisik
dengan HKI yang ada di dalamnya
5. Jangka waktu perlindungan bersifat terbatas
6. Perlindungan berakhir = Publik domain
1. Hak Cipta

Pasal 1 angka 1 UUHC :


“Hak eksklusif bagi pencipta/penerima hak
utk mengumumkan/memperbanyak
ciptaannya/pun memberi ijin untuk itu dengan
tidak mengurangi pembatasan-pembatasan
menurut peraturan per-UU-an yang berlaku”
Hak Cipta ….
 Merupakan hak eksklusif (hak yang semata-mata
diperuntukkan bagi pemegangnya shg tdk ada pihak
lain yg boleh menfaatkan hak tsb tanpa ijin
pemegangnya.
 Hak eksklusif meliputi; hak utk
mengumumkan/memperbanyak ciptaannya, yang
timbul secara otomatis setelah suatu ciptaan
dilahirkan.
 Termasuk kegiatan mengumumkan/
memperbanyak adalah menterjemahkan,
mengadaptasi, mengaransemen, mengimfor,
memamerkan, mempertunjukkan kpd publik,
menyiarkan, merekam dan mengkomunikasikan
ciptaan kepada publik
Khusus utk pencipta/penerima hak cipta atas karya film &
program komputer

 Menurut pasal 2 ayat 2 UUHC : “memiliki hak


utk memberi ijin/melarang orang lain yg
tanpa persetujuannya menyewakan ciptaan
tsb utk kepentingan yg bersifat komersial
 Menurut pasal 1 angka 3 UUHC
“suatu ciptaan adalah setiap karya pencipta
yg menunjukkan keasliannya dlm lapangan
ilmu pengetahuan, seni dan sastra”
Ciptaan yang dilindungi…

 Ciptaan yang menunjukkan keasliannya


yang bersifat khas (artinya karya tsb harus
sudah selesai diwujudkan sehingga dapat
dilihat, didengar atau dibaca), maka
perlindungan hak cipta tidak diberikan pada
sekedar IDE, karena ide BELUM MEMILIKI
WUJUD untuk dilihat, didengar atau dibaca
Pengumuman hak cipta ….?

 Pasal 5 UUHC : “pembacaan, penyiaran,


pameran, penjualan, pengedaran/
penyebaran suatu ciptaan dgn alat apapun
(Internet, radio, TV, media cetak) atau
melakukan dgn cara apapun sehingga suatu
ciptaan dapat dibaca, didengar atau dilihat
orang lain.
Perbanyakan jumlah ciptaan….?

 Pasal 1 angka 6 UU HC :
“Penambahan jumlah sesuatu ciptaan, baik
secara keseluruhan/bagian yang sangat
substansial dengan menggunakan bahan-
bahan yang sama/pun tidak sama, termasuk
mengalihwujudkan secara permanen atau
temporer”
Kapan lahirnya hak cipta…..?
 Pada dasarnya hak cipta lahir/ada bersamaan
dengan lahirnya suatu karya cipta/ciptaan, baik
di bidang ilmu pengetahuan, seni dan sastra, bukan
karena pemberian negara.
 Segi hukum, sulit mengetahui kapan persisnya
suatu ciptaan dilahirkan, maka UUHC
menentukan, bahwa untuk menentukan saat
mulainya perlindungan hukum atas hak cipta,
ciptaan tersebut dianggap mualai ada sejak
pertama kali diumumkan; (dibacakan, disuarakan,
disiarkan/sebarluaskan dgn alat apapun dan dgn
cara apapun, sehingga dapat dibaca,
dilihat/didengar orang lain)
Siapa pencipta itu …..?

 Pasal 1 angka 2 UUHC :


“Seseorang/beberapa orang secara
bersama-sama yg atas inspirasinya
melahirkan suatu ciptaan berdasarkan
kemampuan pikiran, imajinasi, kecekatan,
keterampilan/keahlian yang dituangkan
“YANG KHAS” dan bersifat “PRIBADI”
Siapa saja yang dapat dianggap sebagai
pencipta ……?
 Menurut pasal 5 ayat 1 UUHC, “Jika tidak
terbukti sebaliknya, maka yang dianggap
sebagai pencipta adalah :
1. Orang yang namanya terdaftar dalam
Daftar Umum Ciptaan Direktorat Jenderal;
atau
2. Orang yg namanya disebut dlm
ciptaan/diumumkan sbg pencipta pada
suatu ciptaan
Pencipta…….
 Demikian juga, jika tidak terbukti sebaliknya, pada
“CERAMAH” yang tidak tertulis dan tidak ada
pemberitahuan siapa penciptanya, maka ORANG
YANG BERCERAMAH dianggap sebagai
penciptanya (Pasal 5 ayat 3 UUHC)
 Makna kata “KECUALI TERBUKTI SEBALIKNYA” :
apabila dikemudian hari ada orang lain yg dpt
membuktikan bhw dialah yg menjadi pencipta yg
sebenarnya, maka anggapan yang pertama akan
gugur (berdasarkan putusan Pengadilan Niaga)
Pencipta……..
 Jika suatu ciptaan terdiri dari beberapa
bagian tersendiri yang diciptakan dua
orang/lebih, maka yang dianggap sebagai
pencipta adalah orang yang memimpin
serta mengawasi penyelesaian seluruh
ciptaan itu, atau jika tidak ada orang itu,
orang yang menghimpunnya yg dianggap
sebagai pencipta, dengan tidak mengurangi
hak cipta masing-masing atas bagaian
ciptaannya (Pasal 6 UUHC)
Pencipta….

 Jika suatu ciptaan dirancang seseorang,


diwujudkan dan dikerjakan oleh orang lain di
bawah pimpinan dan pengawasan orang
yang merancang, maka penciptanya adalah
orang yang merancang ciptaan tersebut
(Pasal 7 UUHC)
Pencipta…
 Jika suatu ciptaan itu dibuat dalam HUBUNGAN
DINAS (Hub. Pegawai Negeri & Instansinya)
dengan pihak lain dalam lingkungan
pekerjaannya, maka pihak pemegang hak cipta
adalah PIHAK YANG UNTUK & DALAM
DINASNYA CIPTAAN ITU DIKERJAKAN, kecuali
ada perjanjian lain antara kedua belah pihak dgn
tdk mengurangi hak pencipta apabila
penggunaan hak cipta itu diperluas ke luar
hubungan dinas (Pasal 8 ayat 1 UUHC)
 Ketentuan di atas berlaku juga bagi ciptaan yg
dibuat pihak lain berdasarkan PESANAN yang
dilakukan dalam hubungan dinas (Pasal 8 ayat 2
UUHC)
Pencipta………

 Apabila ciptaan itu dibuat dalam HUBUNGAN


KERJA (Karyawan & Pemberi Kerja lembaga
swasta) atau berdasarkan PESANAN, maka
pihak yang MEMBUT KARYA itu dianggap
sebagai PENCIPTA (pemegang hak cipta),
kecuali diperjanjikan lain oleh kedua belah
pihak)
Pencipta…

 Jika suatu Badan hukum mengumumkan


ciptaan yang berasal dari badan hukum itu
dengan tidak menyebutkan seseorang
sebagai penciptanya, maka badan hukum
itulah yang dianggap sebagai penciptanya,
kecuali jika dibuktikan sebaliknya (Pasal 9
UUHC)
HAK-HAK PENCIPTA
1. HAK EKONOMI (Hak khusus bagi pencipta untuk
mendapatkan keuntungan atas ciptaannya, dapat berupa :
a. Hak Reproduksi (perbanyakan/penggandaan)
b. Hak Adaptasi (penerjemahan dari satu bahasa ke
bahasa yang lain, aransemen musik, dramatisasi,
merubah cerita fiksi menjadi non-fiksi/sebaliknya)
c. Hak Distribusi (menyebarkan kepada masyarakat)
dapat berupa : penjualan, penyewaan/bentuk lain agar
dikenal masyarakat
2. HAK MORAL (mengadakan larangan bagi org lain melakukan
perubahan karya ciptanya, larangan perubahan judul, nama
penciptanya, dan hak bagi pencipta untuk melakukan
perubahan karya ciptanya)
KETENTUAN HAK MORAL
(pasal 24 UUHC)
1. Pencipta/ahli warisnya berhak menuntut
pemegang hak cipta supaya nama pencipta tetap
dicantumkan dalam ciptaannya;
2. Suatu ciptaan tidak boleh diubah walaupun hak
ciptanya telah diserahkan kpd orang lain, kecuali
dgn persetujuan pencipta/ahli warisnya dalam hal
pencipta meninggal dunia;
3. Ketentuan di atas berlaku juga terhadap
perubahan judul/anak judul,
pencantuman/perubahan nama/nama samaran
pencipta;
4. Pencipta tetap berhak mengadakan perubahan
pada ciptaannya sesuai dengan kepatutan dalam
masyarakat
Ciptaan yang dilindungi Hak Cipta dan Jangka Waktu
Perlindungan
 Pasal 12 UUHC menentukan ciptaan yang
dilindungi hak cipta adalah ciptaan dalam bidang
ilmu, sastra dan seni yang meliputi;
1. Buku, program komputer, pamflet, susunan
perwajahan (lay out), susunan perwajahan karya
tulis (aspek seni/ estetika pada susunan & bentuk
penulisan karya tulis, menyangkut format, hiasan,
warna & susunan/tata letak huruf yang secara
keseluruhan menampilkan wujud yang khas)
2. Ceramah, kuliah, pidato dan ciptaan lain yang
sejenis dengan itu;
Ciptaan yang dilindungi Hak Cipta…..
3. Alat peraga yang dibuat untuk kepentingan
pendidikan & ilmu pengetahuan;
4. Lagu/musik dengan/tanpa teks;
5. Drama/drama musikal, tari, koreografi,
pewayangan & pantomin;
6. Seni rupa dalam segala bentuk (Seni lukis,
gambar, ukir, kaligrafi, pahat, patung, kolase &
seni terapan = kerajinan tangan yang dibuat
dalam jumlah banyak, misal :
perhiasan/assesoris/mebel, kertas hias/ornamen
utk dinding dan desain pakaian)
7. Arsitektur; karya arsitektur (seni bangunan,
miniatur & maket bangunan)
Ciptaan yang dilindungi Hak Cipta…..

8. Peta
9. Seni batik (batik sebagai karya seni dilindungi hak
ciptanya adalah batik ciptaan baru/bukan
tradisional/klasik, karya-karya itu memperoleh
perlindungan karena mempunyai nilai seni, baik
pada ciptaan motif/gambar/komposisi warnanya.
Batik tradisional (ex: parang rusak, sidomukti &
truntum telah menjadi milik umum (PUBLIC
DOMAIN), shg bagi orang Indonesia bebas untuk
menggunakannya, tetapi orang asing, hak ciptanya
ada pada Pemerintah Indonesia
Ciptaan yang dilindungi Hak Cipta…..

10. Fotografi
11. Sinematografi (ex: Film dokementer, berita,
reportase/film cerita, film kartun, dll)
12. Terjemahan, tafsir, saduran, bunga rampai
(kumpulan karya tulis pilihan, himpunan lagu-
lagu pilihan yang direkam dalam kaset),
database & karya lain dari hasil
pengalihwujudan
Jangka waktu perlindungan
(Pasal 26 UUHC)
1. Buku, pamflet, dan semua hasil karya tulis lain;
2. Drama/drama musikal, tari, koreografi;
3. Segala bentuk seni rupa (ex: lukis, pahat, patung);
4. Seni batik;
5. Lagu/musik dengan/tanpa teks
6. Arsitektur;
7. Ceramah, kuliah, pidato & ciptaan sejenis lain;
8. Alat peraga
9. Peta;
10. Terjemahan, tafsir, saduran & bunga rampai
Jangka waktu perlindungannya : selama pencipta masih hidup + 50
tahun setelah meninggalnya pencipta
Jangka waktu Perlindungan

 Dalam hal karya cipta tersebut diciptakan


oleh dua orang/lebih, maka perlindungan
hukum nya berlaku selama hidup pencipta
yang terlama hidupnya, dan berlangsung
terus hingga 50 tahun setelah pencipta yang
terlama hidupnya meninggal dunia
Jangka waktu perlindungan
(pasal 30 ayat 1, 2 dan 3 UUHC)
1. Program komputer;
2. Senimatografi
3. Fotografi
4. Database, dan
5. Karya hasil pengalihwujudan
6. Hak cipta atas perwajahan karya tulis yg
diterbitkan, perlindungan hukumnya
berlangsung 50 tahun terhitung sejak
pertamakali ciptaan tersebut diumumkan
Perlindungan dan jangka waktunya

 Pasal 31 ayat 1 UUHC, hak cipta atas


ciptaan yang dipegang/dilaksanakan oleh
negara berdasarkan :
a. ketentuan pasal 10 ayat 2 huruf b, berlaku
tanpa batas waktu
b. Ketentuan pasal 11 ayat 1 & 2 berlaku
selama 50 tahun sejak pertama kali ciptaan
itu diketahui umum
2. Paten
 Kata “PATEN” dapat digunakan dalam dua pengertian;
1. Paten berarti; dokumen yang diterbitkan pemerintah
berdasarkan permintaan yang menyatakan mengenai
invensi dan siapa inventornya sebagai pemilik
paten/invensi yang bersangkutan.
2. Paten berarti; hak eksklusif yang diberikan oleh negara
kepada inventornya atas hasil invensinya, untuk waktu
tertentu melaksanakan sendiri invensi itu, dan orang lain
dilarang melaksanakan tanpa izin inventornya
Pengertian yang kedua yang digunakan oleh UU Paten
Pasal 1 angka 1 UU Paten

Paten : “hak eksklusif yang diberikan oleh


negara kepada inventor atas hasil invensinya
di bidang teknologi, yang untuk selama waktu
tertentu melaksanakan sendiri invensinya
tersebut atau memberikan persetujuannya
kepada orang lain untuk melaksanakannya”
 Berlainan dengan hak cipta yang dianggap
lahir sejak diselesaikannya suatu karya cipta,
dan negara memberikan pengakuan serta
perlindungan hukum secara formal
berlangsung sejak saat pengumumannya,
pengakuan dan perlindungan hukum paten
hanya diberikan negara apabila inventornya
(penemunya) mengajukan permintaan &
memenuhi persyaratan yang ditetapkan
oleh UU yang mengaturnya
Pengertian invensi
 Kata invensi memiliki makna yang berbeda
dengan kata “discovery”. Kata discovery
digunakan untuk maksud penemuan
terhadap sesuatu yang sebenarnya sudah
ada, misal : Columbus menemukan benua
Amerika. Sedangkan invensi (invention)
digunakan untuk penemuan sesuatu yang
sebelumnya memang belum pernah ada,
misal : Thomas Alpha Edison menemukan
listrik
Invensi
(pasal 1 angka 2 UU Paten)
 Ide inventor yang dituangkan ke dalam suatu
kegiatan pemecahan masalah yang spesifik
di bidang tehnologi dapat berupa produk
atau proses atau penyempurnaan dan
pengembangan produk atau proses
Paten dapat diberikan terhadap
penemuan baru dalam bentuk

1. Produk
2. Proses
3. Penyempurnaan dan pengembangan
produk yang telah ada; dan
4. Penyempurnaan dan pengembangan
proses yang telah ada.
Syarat-syarat invensi yang dapat
dipatenkan

1. Invensi tersebut harus baru (novelty);


2. Invensi tersebut mengandung langkah
inventif (pemecahan masalah)/(inventive
step);
3. Invensi tersebut dapat diterapkan dalam
industri (industrial applicability)
Syarat kebaruan (novelty)
(pasal 3 & 4 UU Paten)
Pasal 3 ayat 1
“Suatu invensi dianggap baru, jika pada saat pengajuan
permintaan paten, invensi tersebut tidak sama dengan teknologi
terdahulu”
Pasal 3 ayat 2
Teknologi terdahulu (prior art) yang dimaksud ayat 1 di atas
adalah teknologi yang telah diumumkan di Indonesia/diluar
Indonesia dalam suatu tulisan, uraian tulisan/melakukan
peragaan/dengan cara lain yang memungkinkan seorang ahli
untuk melaksanakan invensi tersebut sebelum :
1. tanggal penerimaan; atau
2. tanggal prioritas apabla permintaan paten diajukan dengan
hak prioritas
Pasal 4 UU Paten, “suatu invensi tidak dianggap telah diumumkan
jika dalam jangka waktu paling lama 6 bulan sebelum tanggal
permintaan :

a. Invensi itu telah dipertunjukkan dalam suatu


pameran internasional di Indonesia/diluar
negeri yang resmi diakui/diakui sebagai
resmi/dalam suatu pameran nasional di
Indonesia yang resmi/diakui secara resmi;
b. Invensi tersebut telah digunakan di
Indonesia oleh inventornya dalam rangka
percobaan dengan tujuan penelitian dan
pengembangan.
Pasal 4 ayat 2 UU Paten

 Suatu invensi juga dianggap telah


diumumkan apabila dalam jangka waktu 12
bulan sebelum tanggal permintaan paten
diajukan, ternyata ada pihak lain yang
mengumumkan dengan cara melanggar
kewajiban untuk menjaga kerahasiaan
invensi yang bersangkutan
Langkah inventif (inventive step)

 Suatu invensi mengandung langkah inventif,


jika invensi tersebut bagi seorang yang
mempunyai keahlian tertentu di bidang teknik
merupakan hal yang tidak dapat diduga
sebelumnya
Dapat diterapkan secara industri
(industrial applicability)
 Suatu invensi dapat diterapkan secara
industri, jika invensi tersebut dapat
dilaksanakan dalam industri. Jika invensi
tersebut adalah produk, maka produk
tersebut harus mampu dibuat secara
berulang-ulang (massal) dengan kualitas
yang sama. Sedangkan jika paten itu proses,
maka proses itu harus mampu
dijalankan/digunakan dalam praktik
Essensi paten

 Suatu penemuan yang diberikan paten tidak


semata-mata mengandung nilai teori saja,
tetapi juga mempunyai nilai praktis. Kalau
penemuannya berupa produk, maka produk
tersebut harus dapat diproduksi lebih lanjut,
atau bila paten itu berupa proses, maka
prosesnya dapat dilaksanakan untuk
menghasilkan produk
Jenis-jenis Paten

1. Paten Biasa
- Paten yang memenuhi persyaratan penemuan
yang dapat diberikan paten yang memenuhi
syarat kebaruan, mengandung langkah inventif,
dan dapat diterapkan dalam industri
- Penemuan ini biasanya didahului dengan
kegiatan riset & pengembangan yang intensif
2. Paten Sederhana
2. Paten Sederhana
 Paten yang diberikan terhadap penemuan
berupa produk/alat yang baru & mempunyai nilai
kegunaan praktis disebabkan bentuk,
konfigurasi, konstruksi/komponennya (pasal 6
UU paten)
 Menurut penjelasan pasal 6 UU Paten, paten
sederhana hanya diberikan untuk invensi yang
berupa alat/produk yang bukan sekedar berbeda
ciri teknisnya, tetapi harus memiliki
fungsi/kegunaan yg lebih praktis daripada
invensi sebelumnya & bersifat kasat
mata/berwujud (tangible). Invensi yang sifatnya
tidak kasat mata (intangible) seperti
metode/proses, tidak dapat diberikan paten
sederhana.
Contoh paten sederhana

 Penjepit kertas (Klip)


 Mesin pembuat bakso
 Alat pemarut kelapa
 Pemecah kulit kopi
 Pemipil jagung
 Perontok gabah
 Pipet (sedotan)
Jangka waktu perlindungan paten

 Pasal 8 UU Paten : selama 20 tahun terhitung


sejak tanggal penerimaan permohonan paten
(Filling date) -----untuk paten biasa
 Pasal 9 UU Paten, untuk paten sederhana, jangka
waktu perlindungannya diberikan selama 10 tahun
terhitung sejak tanggal penerimaan permohonan
 Jika jangka waktu di atas tidak diperpanjang oleh
pemegang paten, maka berakhir pula perlindungan
hukumnya, maka dengan demikian teknologi
tersebut menjadi milik umum (public domain)
3. Merek

Pasal 1 angka 1 UU Merek :


“suatu tanda yang berupa gambar, nama,
kata, huruf-huruf, angka-angka, susunan
warna, atau kombinasi dari unsur-unsur
tersebut yang memiliki daya pembeda dan
digunakan dalam kegiatan perdagangan
barang atau jasa”
Fungsi utama merek
 Untuk membedakan barang atau jasa yang diproduksi atau
dibuat perusahaan lain yang sejenis. Dengan demikian
maka, merek merupakan tanda pengenal asal barang/jasa
yang bersangkutan dengan produsennya.
 Sebagai roh bagi suatu produk barang/jasa.
 Sebagai tanda pengenal dan dapat menggambarkan jaminan
kepribadian (individuality) serta reputasi barang/jasa hasil
usaha sewaktu diperdagangkan
 Untuk promosi barang-barang dagangan guna mencari &
meluaskan pasar
 Bagi konsumen, untuk melakukan pilihan-pilihan barang
yang akan dibeli yang dapat menimbulkan image tertentu
Macam-macam Merek

1. Merek Dagang (Trademarks)


merek yang digunakan pada barang yg
dipergunakan oleh seseorang/beberapa orang
secara bersama-sama/badan hukum untuk
membedakan dengan barang jenis lainnya
2. Merek Jasa (Servicemarks)
merek yang digunakan pada jasa yang
diperdagangkan oleh seseorang/beberapa orang
secara bersama-sama/BH utk membedakan dgn
jasa sejenis lainnya
Macam-macam merek
 Dalam UU Merek indonesia, selain merek
dagang dan merek jasa, juga diatur tentang
merek kolektif (Collective marks)
 Merek Kolektif adalah merek yg digunakan
pd barang dan/atau jasa dgn karakteristik yg
sama yg diperdagangkan oleh beberapa
orang/BH secara bersama-sama utk
membedakan dgn barang/jasa sejenis
lainnya (Pasal 1 angka 4 UU Merek).
Macam merek
 Merek kolektif bukanlah jenis merek tersendiri, pada
dasarnya merek kolektif juga Merek dagang/jasa.
Adapun yang menjadikannya sebagai merek
kolektif, hanyalah sifat penggunaannya yang sejak
awal terikat pada peraturan yang dibuat untuk itu.
 Merek kolektif biasanya digunakan oleh suatu
perkumpulan/assosiasi. Umumnya assosiasi para
produsen/para pedagang barang-barang yang
dihasilkan dalam suatu negara tertentu/pada
barang-barang yang mempunyai ciri-ciri umum
tertentu.
Hak merek
 Pasal 3 UU Merek, hak atas merek adalah hak
eksklusif yang diberikan negara kepada pemilik
merek terdaftar dalam daftar umum merek untuk
jangka waktu tertentu dengan menggunakan sendiri
merek tersebut/memberi ijin kpd pihak lain untuk
menggunakannya (seseorang/beberapa orang
secara bersama-sama/BH)
 Jangka waktu perlindungannya selama 10 tahun,
dan dapat diperpanjang apabila memenuhi
persyaratan tertentu
Sistem pendaftaran hak merek
 Sistem pemberian hak merek di dunia, ada 2
sistem :
1. Sistem Deklaratif /first to use principle
- siapa yang pertama kali memakai suatu merek
dialah yang dianggap berhak atas merek yang
bersangkutan.
2. Sistem Konstitutif / first to file
- orang yang berhak atas merek adalah orang
yang telah mendaftarkan mereknya (pendaftar
pertama merupakan satu-satunya yang berhak
secara eksklusif atas merek yg besangkutan)
Syarat-syarat substanstif pendaftaran
merek
Pasal 5 & 6 UU Merek
 Pasal 5, merek yang tidak didaftar apabila

mengandung unsur :
1. bertentangan dengan kesusilaan/ketertiban
umum
2. telah menjadi milik umum
3. tidak memiliki daya pembeda
4. merupakan keterangan/berkaitan dengan
barang/jasa yg dimintakan pendaftarannya
Suatu tanda tidak memiliki daya
pembeda…..
 Bisa karena terlalu sederhana atau terlalu
rumit
contoh :
- terlalu sederhana; hanya sepotong garis,
sebuah titik/sebuah lingkaran
- terlalu rumit; lukisan seperti benang kusut,
puisi/nyanyian
Suatu tanda tidak dapat diberikan hak
merek…
 Jika tanda tertebut bertentangan dgn moralitas
agama, kesusilaan dan ketertiban umum, misal
merek berupa gambar/lukisan porno/lukisan palu
arit (lambang partai komunis)
 Dalam pengertian “bertentangan dengan moralitas
agama, kesusilaan & ketertiban umum”, termasuk
pula penggunaan tanda yg bertentangan dengan
AGAMA/menyerupai nama ALLAH & RASULNYA
(lihat penjelasan pasal 5 huruf a UU Merek)
Tanda yang tidak bisa menjadi merek

 Bilamana suatu tanda yang telah menjadi


milik umum, tanda tersebut tidak bisa
dijadikan merek. Misal : tanda tengkorak di
atas dua tulang bersilang yg secara umum
telah diketahui sebagai tanda bahaya
 Suatu tanda yang merupakan
keterangan/berkaitan dengan barang/jasa
juga tidak digunakan merek, misal kata
“kopi”/”gambar kopi” untuk produk kopi
Permintaan merek juga harus ditolak oleh kantor
merek, apabila ;
(Pasal 6 ayat 1 UU merek)
a. memp. Persamaan pada pokok/
keseluruhannya dg merek milik org lain yg
sudah terdaftar lebih dulu utk barang/jasa
yg sejenis
b. Memp. Persamaan pd pokok/seluruhnya dg
merek yg sdh terkenal milik orang lain utk
barang/jasa sejenis
c. Memp. Persamaan pd pokok/seluruhnya
dgn indikasi geografis yg sudah dikenal
Pasal 6 ayat 3, pendaftaran merek juga
ditolak Kantor Merek, apabila
a.Merupakan/menyerupai nama orang terkenal, foto &
nama BH milik org lain, kecuali atas persetujuan
tertulis yg berhak;
b. Merupakan tiruan/menyerupai nama/singkatan
nama, bendera, lambang/simbol/emblem dari
negara/lembaga nasional/internasional, kecuali atas
persetujuan tertulis yg berwenang;
c. Merupakan tiruan/menyerupai tanda/cap stempel
resmi yg digunakan oleh negara/lembaga
pemerintah, kecuali atas persetujuan tertulis pihak
yang berwenang
Jangka waktu perlindungan merek
terdaftar
Pasal 7 UU Merek :
merek terdaftar mendapat perlindungan
untuk jangka waktu 10 tahun dan berlaku
surut sejak tanggal penerimaan permintaan
pendaftaran merek yang bersangkutan (filling
date)
Pengalihan hak & Lisensi atas Merek
Terdaftar
 Pasal 40 UU Merek, menentukan cara pengalihan
hak merek dapat dilakukan melalui:
1. Pewarisan
2. Wasiat
3. Hibah
4. Perjanjian
5. Sebab-sebab yg dibenarkan UU
Maksud : sebab-sebab lain yang dibenarkan UU,
misalnya pemilikan merek karena pembubaran
badan hukum semula merupakan pemilik merek
DESAIN INDUSTRI
PENERAPAN KREASI DESAIN INDUSTRI
PADA PRODUK
KREASI 3 DIMENSI: KONFIGURASI
Kreasi susunan bentuk (terdiri lebih dari 1 bentuk)

B2
B2

B3
B1 B1 B3

MIS:
KONFIGURASI
PRODUK KALENG
KREASI 2 DIMENSI: KOMPOSISI WARNA
Kreasi 2 dimensi berupa komposisi warna yang diterapkan pada produk

Contoh:

Warna W-1: PRODUK A PRODUK B


kuning

Warna W-2:
hijau
Warna W-3:
merah
MIS: PRODUK
KALENG

Komposisi warnanya terdiri Desain kaleng Produk A dan Produk B


dari warna W-1 (kuning), W- memiliki komposisi warna berbeda,
2 (hijau), dan W-3 (merah) walaupun mempunyai 3 warna yang
sama (W1-kuning, W2-hijau, W3-
merah)
CONTOH-CONTOH DESAIN INDUSTRI
LAINNYA
Produk terdapat elemen Desain
Industri 3 D

Bentuk & Konfigurasi Kursi


Produk terdapat elemen Desain
Industri 3 D

Bentuk & Konfigurasi Kursi


Produk terdapat Elemen Desain
Industri 2D

Komposisi garis & warna berupa pola pada kain


Komposisi garis & warna berupa Gambar pada kotak kemasan
Produk Gabungan 2D & 3D

Bentuk,
Konfigurasi
dan Komposisi
garis/ warna
pada Lampu
CONTOH-CONTOH DESAIN INDUSTRI
Produk terdapat elemen Desain
Industri 3 D

Produk Gabungan 2D & 3D

Bentuk & Konfigurasi Kursi


Produk terdapat Elemen
Desain Industri 2D

Bentuk, Konfigurasi
dan Komposisi garis/
warna pada Lampu
Komposisi garis &
warna berupa
Komposisi garis & warna Gambar pada kotak
berupa pola pada kain kemasan
Contoh desain industri dengan 3 bagian yang dimintakan
perlindungan, yaitu: bentuk, konfigurasi, dan komposisi
garis/warna

76
Yang dimintakan perlindungan Yang dimintakan
hanya “bentuk” cangkir perlindungan
penuang susu. hanya “konfigurasi”
sedangkan “bentuk”nya
tidak dimintakan
perlindungan

77
Bentuk Produk
Bentuk Produk terdiri
dari badan dan BENTUK
gagang PITCHER

Konfigurasi
PRODUK PITCHER
Kegunaan untuk wadah dan penyajian BENTUK &
air minum KONFIGURASI
PITCHER

Relief
Penambahan
komposisi garis BENTUK,
KONFIGURASI &
KOMPOSISI
GARIS PITCHER
Gambar Bunga

Penambahan BENTUK,
komposisi warna
KONFIGURASI,
KOMPOSISI
GARIS &
KOMPOSISI
WARNA
PITCHER
78
a) SATU BARANG DALAM SATU PERMOHONAN

JUDUL DESAIN INDUSTRI


Kursi

KETERANGAN GAMBAR & PENJELASAN


DESAIN

Gb.1 Tampak Depan


Gb.2 Tampak Belakang
GB.1 Gb.3 Tampak Samping Kiri (Samping Kanan
Pencerminannya)
Kegunaannya sebagai Tempat untuk Duduk

YANG DIMINTAKAN PERLINDUNGAN


DESAIN INDUSTRI

Yang dimintakan perlindungan dari desain


ini adalah bentuk dan konfigurasinya.

GB.2 GB.3

79
b) CONTOH PERMOHONAN DESAIN INDUSTRI UNTUK SATU
PERMOHONAN MENCAKUP BEBERAPA BARANG/
PRODUK SEJENIS:

1. SEPERANGKAT BARANG SEJENIS, dengan satu KONFIGURASI


YANG SAMA PADA SATU TEA SET

80
2. SEPERANGKAT BARANG SEJENIS, dengan satu BENTUK YANG SAMA
PADA SATU COFFEE SET

81
 Produk tidak sama Desainnya sama,
berarti tidak mirip (baru).

Sound systems Tas Kopor


82
Untuk menentukan suatu desain industri itu “sama” atau “mirip”,
maka diperlukan contoh desain Industri yang mana yang dianggap
mirip. Semua contoh di bawah ini disebut mirip.

(Ab) Barang sama tapi bentuk keseluruhan mirip . (Cb) Barang tidak mirip tapi bentuk keseluruhan mirip

[Semua Electronic game machine di bawah


Ini disebut mirip]

[Sweets]   [Savings box]

(Bb) Barang mirip dan bentuk


keseluruhan mirip
(Ac) Barang sama tapi bentuk keseluruhan tidak mirirp .

Left hand side:


Ball-point pen
[Electronic game machine] Right hand side:
Fountain pen

83
Evaluation of Common Points and Different Points 1
Portion of the article which is attractive to one’s attention
features relatively major impact

“Televisions”

Reg. No. 1126655 (Principal Design) Reg. No. 1126850 (Related Design)
Television Television

84
Evaluation of Common Points and Different Points 2
Portion of ordinary form features relatively minor impact

“Towel Rings”

Reg. No. 896055


Towel Ring

Reg. No. 896055 - 001


Towel Ring

85
Evaluation of Common Points and Different Points 3
Difference in dimension exerts little or no impact if the difference is
within a reasonable range with respect to the art to which the
design pertains

“Bicycles”

Reg. No.1050871 Reg. No.1050871 - 002


Bicycle Bicycle
86
Evaluation of Common Points and Different Points 4
Difference in color alone exerts little or no impact
compared to difference in shape or pattern

“Shopping Baskets”

Reg. No. 168756 Reg. No. 168756 - 001


Shopping Basket Shopping Basket
87
Ex. “Portion of an article for which design registration is
sought” including “unit of creation”

“Packaging Container” “Rice Cooker”


Reg. No.1096585

88
Ex: “Portion of an article for which design registration is
sought” deemed as an article in the Design Law

[Ref] Not deemed as an article


“T-shirt”
Article to which the design is applied:
“Pattern represented on textile
product”

Portion of an article for which


design registration is sought:

The pattern appearing on the


surface of a T-shirt is the portion
of an article for which design
registration is sought.

89
CONTOH DESAIN INDUSTRI TIDAK BARU
(Perbedaan karena immaterial detail)
Produk sama: AC Portable

vs.
TIDAK BARU

Prior Arts/ Pengungkapan Sebelumnya Desain Industri yang dimohonkan

Produk sama: Pitcher

vs.

TIDAK BARU
Prior Arts/ Pengungkapan Sebelumnya Desain Industri yang dimohonkan 90
Berkaitan dengan NILAI “KEBARUAN”
(sementara NILIAN KEMIRIPAN, NILAI KREATIFITAS, DAN NILAI KARAKTER INDIVIDU
SUATU DESAIN INDUSTRI tidak diatur dalam UU No.31/2000)

a) DALAM UU No. 31/2000 HANYA MENGENAL NILAI KEBARUAN (Ps. 2 UU No.31/2000),


SEMENTARA KASUS YANG TIMBUL SERING DIJUMPAI ADANYA KEMIRIPAN, ATAU TIDAK
ADANYA UNSUR KREATIFITAS, ATAU TIDAK ADANYA KARAKTER INDIVIDU

- NILAI BARU/KEBARUAN maknanya nilai TIDAK IDENTIK


YAITU BERBEDA ATAU TIDAK SAMA ATAU TIDAK IDENTIK DENGAN PENGUNGKAPAN
SEBELUMNYA/SEBELUM TANGGAL PENERIMAAN PERMOHONAN/TANGGAL
PRIORITAS BILA DIAJUKAN DENGAN HAK PRIORITAS.

DESAIN PRODUK A DESAIN PRODUK B

91
DaimlerChrysler vs SPTO
(AZ 01-124, 15.04.02)

Swedish design application Swedish registered design


no 99-1932 (C Class) no 64562 (S Class)

C Class not registered due to lack of individual character


(di European Community ditolak karena tidak memenuhi persyaratan karakter individu,
MESKIPUN memiliki kebaruan). Bila diajukan di Indonesia, permohonan seperti ini
diberikan hak desain industri, karena hanya diperiksa kebaruannya.

92
Contoh Desain Tekstil (Kelas 05-05) di Australia

(11) Registration AU 153783 S


(21) Application 200303193

Main Details
Status:
  Currently Not In Force
 
In Force Date:
  2004.11.20
 
(22) Lodged:
  2003.09.17
 
(45) Registered:
  2003.11.20
 
(61) Additional
To:    
(62) Divisional
Of:    
(51) 05-05C
Classification:    
(74) K S Done
Agent/Attorney:    
Address For Attn: Kelly Bainbridge Done Art & Design PO Box
Service:   375 SURRY HILLS NSW 2010  
(54) Article Textile
Name:     Monopoly is claimed in the pattern and
ornamentation of textile as illustrated in the
(71) Current Kenneth Stephen Done representation.
Owner:  

93
Contoh Desain Tekstil (Kelas 05-05) di Australia
(11) Registration AU 147078 S
(21) Application 200200500

Main Details
Status: Currently Not In Force
   
In Force Date: 2003.03.13
   
(22) Lodged: 2002.02.25
   
(45) Registered: 2002.03.13
   
(61) Additional
To:    
(62) Divisional
Of:    
(51) 05-05A
Classification:    
(74)  
Agent/Attorney:    Monopoly is claimed in the pattern and
Address For Frantzis Pty Ltd T/As Melbourne Fabrics PO Box ornamentation of the woven fabric or material as
Service:   190 CAMPBELLFIELD VIC 3061  illustrated in the photo
(54) Article A woven fabric/material
Name:    
(71) Current Frantzis Pty Ltd Trading as Melbourne Fabrics
Owner:    

94
Contoh Desain Tekstil (Kelas 05-05) di Australia
11) Registration AU 143035 S
(21) Application 200003912

Main Details Statement of Monopoly

Status:
  Currently Not In Force    
In Force Date: 2002.02.20 Monopoly is claimed in the
  shape and configuration of the 
tarpaulin of indefinite length
(22) Lodged: 2000.11.24
  and width as shown in the  
representation. Tabs occur at
(45) Registered: 2001.02.20
   
regular intervals of that length
and width.
(61) Additional To:
  Statement of Novelty  
(62) Divisional Of:
     
Novelty is claimed in the use
(51) Classification: 05-05Z 05-06Z of the rivet in the reinforcing
  tabs  
(74)  
Agent/Attorney:    
Address For Camping and Outdoor Industries Pty Ltd PO Box 116
Service:   SOMERTON MDL VIC 3062  
(54) Article Name: Tarpaulin
   
(71) Current Owner: Camping and Outdoor Industries Pty Ltd
 

95
(22) 26/06/2002 (11) A00200201229 (22) 09/12/2003 (11) A00200303001
(71) H.M. RUKYAT, Kergon GG. VB No. 7 Rt. 02 Rw. 04 (71) PT. LEMBANINDO TIRTA ANUGRAH, Jl. H. Abdul
Kergon, Pekalongan Barat (ID) – (86) (87) (88) ID - (72) H.M. Gani No. 92, Gintung Ciputat (ID) – (86) (87) (88) ID – (74)
Rukyat (ID) – (28) 1 – (54) Motif Kain Batik Seno Laut – (51) Maha Justitia, Jl. Patal senayan Raya No. 3, Jakarta Selatan
Kl. 05 - 05 – (81) ID. (ID) - (72) Zanida (ID) – (28) 1 – (54) Desain Motif Twinkle
Twinkle Little Star – (51) Kl. 05-05 – (81) ID.

96
(22) 12/11/2003 (11) A00200302838 (22) 12/12/2003 (11) A00200303044
(71) BUDI PRASETIYO, Simo Sidomulyo 7/25 Rt. 003/017 (71) DEDY GUNAWAN, Jalan Jend. A. Yani No. 1001,
Surabaya (JP) – (86) (87) (88) JP – (74) Hendro Ongkowidjojo, Bandung (ID) – (86) (87) (88) ID – (74) Effendi, Jalan Angke
Jl. Kenjeran No. 163 Surabaya (ID) - (72) Budi Prasetiyo (ID) – Jaya 7/22, Jakarta Barat (ID) - (72) Dedy Gunawan (ID) –
(28) 1 – (54) Motif Batik – (51) Kl. 05 - 05 – (81) ID. (28) 1 – (54) Motif Kain Kasur Spring Bed Dengan Gambar
Karakter Manusia Dari Sayuran Dengan Warna Dasar Merah
Jambu – (51) Kl. 05-05 – (81) ID.

97
Secara umum pengertian dasar suatu “DESAIN INDUSTRI” dari UU
yang mengatur Desain Industri di beberapa negara:
Desain Industri diartikan kenampakan keseluruhan atau sebagain dari
suatu produk yang memiliki ciri-ciri……
warna-warna
Tekstur/ relief/
Garis-garis
kuning biru merah hujau
bentuk konfigurasi 3D

Kontur
atau bentuk permukaan
dengan tinggi- Ornamentasi atau
rendah yg berbeda- Tampilan permukaan
beda bahan konfigurasi 2D

Industri dimaksudkan dapat diperbanyak dengan hasil yang sama secara berulang-ulang

98
HAK DESAIN INDUSTRI….?
Hak Eksklusif
Pendesain atas
Yang diberikan
hasil karyanya
Negara

Selama waktu tertentu (10 Tahun)

Melaksanakan sendiri atau


memberikan persetujuan kepada pihak
lain untuk melaksanakan hak tersebut.
(Pasal 1 butir 5 UU No. 31/2000)
99
JADI, Hak Desain Industri…..?
Pasal 1 angka 5

Hak ekskusif yang diberikan oleh negara


kepada pendesain atas hasil kreasinya untuk
selama waktu tertentu melaksanakan sendiri,
atau memberikan persetujuannya kepada
pihak lain untuk melaksanakan hak tersebut
LINGKUP HAK DESAIN INDUSTRI

Pemegang Hak Desain Industri Memiliki


“HAK EKSKLUSIF” untuk:
 Melaksanakan; dan
 Melarang orang lain tanpa persetujuan:
Membuat,
Menjual,
Mengimpor,
Mengekspor, dan/atau
Mengedarkan
Barang yang telah diberikan Hak Desain Industri.
(Pasal 9 ayat 1).

Dikecualikan dari ketentuan tersebut apabila Desain Industri untuk:


 keperluan penelitian; dan
 pendidikan sepanjang tidak merugikan kepentingan yang
wajar dari pemegang Hak Desain.
(Pasal 9 ayat 2) 101
SUBYEK DESAIN INDUSTRI

1. Yang berhak memperoleh Hak Desain Industri adalah:


 Pendesain;
 Penerima hak;
 Beberapa orang secara bersama-sama.
(Pasal 6 UU No.31/2000)
2. Jika Desain Industri dalam hubungan dinas:
Pemegang hak adalah Instansi tersebut (kecuali yang
diperjanjikan lain).
3. Jika Desain Industri dibuat dalam hubungan kerja:
Pemegang hak adalah orang yang membuat desain industri
tersebut (kecuali diperjanjikan lain) (Pasal 7 UU No.31/2000)

102
Atau ….menurut Pasal 7 UU DI

Jika suatu desain dibuat dalam HUBUNGAN


DINAS dengan pihak lain dalam lingkungan
pekerjaannya, pemegang desain industri
adalah pihak yang untuk dan/atau dalam
dinasnya desain industri itu dikerjakan,
kecuali ada perjanjian lain antara kedua
belah pihak dgn tdk mengurangi hak
pendesain apabila penggunaan desain
industri itu diperluas sampai ke luar
hubungan dinas.
Ketentuan Pasal 7 UU DI ini berlaku
pula ….

 Bagi desain industri yang dibuat orang lain


berdasarkan pesanan yang berlaku dalam
hubungan dinas.
 Jika suatu desain industri dibuat dalam HUBUNGAN
KERJA atau berdasarkan PESANAN, orang yang
membuat desain industri itu dianggap sebagai
pendesain dan pemegang hak desain industri,
kecuali jika diperjanjikan lain antara kedua belah
pihak.
Desain Industri yang mendapat
perlindungan…..
 UU DI, hanya melindungi desain industri
yang TERDAFTAR.
 Suatu hak desain industri dapat diberikan
untuk desain industri yang BARU.
 Desain industri dianggap baru, apabila pada
saat TANGGAL penerimaan (pendaftaran),
desain industri tersebut TIDAK SAMA dgn
pengungkapan yg telah ada sebelumnya.
Pengungkapan sebelumnya……?

 Merupakan pengungkapan desain industri


yang sebelum;
1. tanggal penerimaan, atau
2. tanggal prioritas apabila permohonan
diajukan dgn hak prioritas, telah
diumumkan/digunakan di Indonesia/di
luar Indonesia
Suatu desain industri tidak dianggap TELAH diumumkan
apabila dalam jangka waktu paling lama 6 bulan sebelum
tanggal penerimaannya desain industri tersebut :

a. Telah dipertunjukkan dalam suatu pameran


nasional/internasional di indonesia/diluar negeri yg
resmi/diakui sebagai resmi; atau
b. Telah digunakan di Indonesia oleh pendesain
dalam rangka percobaan dgn tujuan pendidikan,
penelitian, atau pengembangan
Jangka waktu perlindungan Hak Desain
Industri

Pasal 5 UU Desain Industri


Jangka waktu perlindungan Desain Industri selama 10
tahun terhitung sejak tanggal penerimaan permohonan,
(tidak dapat diperpanjang lagi).
Beda Desain Industri – Paten…?
 Desain industri berkaitan dengan segi estetika atau keindahan
mengenai BENTUK, GARIS atau WARNA suatu produk industri.
atau
Desain Industri adalah ciptaan dibidang estetikanya/segi
ornamental/hiasannya

 Objek desain industri adalah karya berupa POLA (pattern) yg


digunakan utk memproduksi barang melalui kegiatan/proses
industri.
atau
Ciri pokok karya ini adalah kemampuannya utk digunakan
berulang kali dalam kegiatan atau proses industri

 Paten, merupakan ciptaan dari segi tekniknya.


PENGALIHAN HAK DESAIN INDUSTRI

1. Hak Desain Industri dapat beralih atau dialihkan dengan:


a) Pewarisan,
b) Hibah,
c) Wasiat,
d) Perjanjian tertulis, atau
e) Sebab-sebab lain yang dibenarkan oleh peraturan perundang-
undangan (sebagai contoh: putusan pengadilan yang menyangkut
kepailitan).

2. Pengalihan hak Desain Industri Wajib dicatat dengan membayar


biaya (Pasal 31 ayat 2).

3. Pengalihak hak yang tidak dicatat, tidak berlaku pada pihak ketiga
(Pasal 31 ayat 4).

111
PROSEDUR PERMOHONAN PENCATATAN
PENGALIHAN HAK DESAIN INDUSTRI
1. Diajukan secara tertulis rangkap 2 (dua) dalam Bahasa Indonesia ke
Direktorat Jenderal (Ditjen Hak Kekayaan Intelektual), yang
menyebutkan:
a) nomor pendaftaran Desain Indutri yang dialihkan haknya,
b) nama, kewarganegaraan dan alamat lengkap Pemegang Hak Desain
Industri dan penerima hak yang dimohonkan,
c) nama badan hukum dan negara dimana tempat badan hukum
didirikan, apabila Pemegang Hak Desain Industri atau penerima hak
adalah badan hukum; dan
d) nama dan alamat lengkap Kuasa yang dipilih sebagai alamat
diIndonesia, jika Permohonan pencatatan pengalihan hak diajukan oleh
Pemegang Hak Desain Industri atau penerima hak yang bertempat
tinggal atau berkedudukan di luar wilaya negara Republik Indonesia.

2. Setiap Permohonan pencatatan pengalihan hak Desain Industri wajib


dilengkapi dengan:
a) Bukti dokumen pengalihan hak yang mencakup pengalihan hak
sebagian atau seluruhnya;
b) Bukti pemilikan Desain Industri yang dialihkan haknya ;
c) Surat kuasa khusus apabila Permohonan pengalihan hak diajukan
melalui Kuasa ; dan
d) bukti pembayaran Permohonan pencatatan pengalihan hak.
(Pasal 37-42 PP No.1/2005 tentang Pelaksanaan UU No.31/2000 tentang DI)

112
 Keterangan:
a) Bukti dokumen pengalihan hak yang menggunakan bahasa asing, harus
disertai terjemahannya dalam bahasa Indonesia.
b) Surat kuasa khusus adalah surat kuasa untuk mengajukan permohonan
pencatatan pengalihan hak Desain Industri dengan ketentuan sebagai berikut:
 Menyebutkan nomor pendaftaran Desain Industri yang dimohonkan
pencatatan pengalihan haknya ;
 Ditandatangani oleh pemberi dan penerima Kuasa;
 Bermeterai yang cukup atau dilegalisir oleh Notaris; dan
 Apabila surat kuasa menggunakan bahasa asing harus
diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia.
c) Pencatatan penghalihan hak Desain Industri dilakukan oleh Direktorat Jenderal
untuk dicatatkan dalam daftar Umum Desain Industri dan mengumumkannya
dalam Berita Resmi Desain Industri dalam jangka waktu paling lama 30 (tiga
puluh) hari terhitung sejak tanggal diterimanya permohonan pencatatan
pengalihan hak Desain Industri oleh Direktorat Jenderal secara lengkap.
d) Direktorat Jenderal membertahukan secara tertulis pencatatan tersebut kepada
Permohonan atau Kuasanya dalam jangka waktu paling lama 14 (empat belas)
hari terhitung sejak tanggal pencatatan.
e) Pengalihan Desain Industri yang tidak dicatatkan dalam Daftar Umum Desain
Industri tidak berakibat hukum pada pihak ketiga.

113
Contoh IMPLEMENTASI HAK DESAIN INDUSTRI PADA PRODUK/BARANG
DI ANTARA KELOMPOK HKI LAINNYA.
(Pengalihan hak Desain Industri dapat dilakukan bersama-sama atau secara
tersendiri dengan hak di bidang HKI lainnya)
MEREK 
“acer”sebagai
simbol dagang

DESAIN INDUSTRI
Desain penampilan
Pocket PC atau desain
Penampakkan Luar
dari Pocket PC

PATEN Penemuan
teknologi berupa
komputer dalam
ukuran kecil yang
dapat dimasukkan ke
dalam saku
HAK CIPTA DESAIN TATA LETAK
Program Komputer SIRKUIT TERPADU Desain
yang dipakai pada tata letak IC pada rangkaian
Pocket PC elektronik di dalam Pocket PC

114

Anda mungkin juga menyukai