Anda di halaman 1dari 4

Analisis Kasus Warkopi Vs Warkop DKI dari Segi HAKI

Nama : Reinhold Hifaldo L.A


Kelas : E
Nim : 1940050125
Dosen : Ferdiand S.H. M.H.
A. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi seperti sekarang ini informasi beredar
dengan sangat cepat tanpa memperhitungkan adanya batas negara, sehingga tidak
mengherankan apabila hak cipta merupakan salah satu objek bisnis yang sangat diminati
karena mempunyai nilai ekonomi yang tinggi.1 Hak cipta merupakan salah satu bagian dari
kekayaan intelektual yang memiliki ruang lingkup objek dilindungi paling luas, karena
mencakup ilmu pengetahuan, seni dan sastra (art and literary) yang di dalamnya mencakup
pula program komputer.2 Dalam Pasal 1 butir 1 UndangUndang Nomor 28 Tahun 2014
tentang Hak Cipta diatur bahwa hak cipta adalah hak eksklusif pencipta yang timbul secara
otomatis berdasarkan prinsip deklaratif setelah suatu ciptaan diwujudkan dalam bentuk nyata
tanpa mengurangi pembatasan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.3 Adapun
ciptaan-ciptaan yang dilindungi dalam bidang ilmu pengetahuan, seni, dan sastra4 salah
satunya adalah karya sinematografi. Dari karya sinematografi, terciptalah film. Film adalah
karya seni budaya yang merupakan pranata sosial dan media komunikasi massa yang dibuat
berdasarkan kaidah sinematografi dengan atau tanpa suara dan dapat dipertunjukan.
Baru-baru ini, masyarakat digemparkan dengan kehadiran Warkopi yang membawa gaya dan
nuansa trio pelawak legendaris Dono, Kasino, dan Indro Warkop DKI. Sama dengan Warkop
DKI, Warkopi juga berisikan 3 pemuda, yakni Alfin, Sepriadi, dan Alfred. Hadirnya
Warkopi ini diawali oleh ketiga pemuda yang memiliki kemiripan dengan Dono, Kasino,
Indro saat muda. Hingga saat ini, Warkopi telah memiliki akun YouTube dan diundang ke
sejumlah acara-acara tv. Hal ini mengakibatkan nama Warkopi semakin dikenal masyarakat.
Melihat hal ini, Drs. H. Indrodjojo Kusumonegoro atau yang lebih dikenal dengan Indro
Warkop DKI, merasa tindakan yang dilakukan Warkopi merupakan plagiat dan melanggar
kekayaan intelektual dari Warkop DKI. Berdasarkan hasil penelusuran, nama Warung kopi
Dono, Kasino, Indro dan nama Warkop DKI telah terdaftar di Direktorat Jenderal Kekayaan
Intelektual (DJKI) di beberapa kelas. Maka apakah berdasarkan peraturan perundang-
undangan yang berlaku, tindakan Warkopi sebenarnya melanggar Hak Kekayaan Intelektual
(HKI) Warkop DKI, yakni hak cipta dan merek?. Hak Cipta Berdasarkan Undang-Undang
Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta (UU HC), Hak cipta adalah eksklusif milik
pencipta yang timbul secara otomatis setelah suatu ciptaan tersebut memiliki wujud nyata
(Pasal 1 angka 1 UU HC). Hak cipta melindungi hasil ciptaan di bidang ilmu pengetahuan,
seni, dan sastra (Pasal 1 angka 3 UU HC). Setiap pencipta ataupun pemegang hak cipta
memiliki hak moral dan/atau hak ekonomi yang melekat. Hak moral adalah hak pencipta
untuk mempertahankan integritas dan/atau pengakuan atas kepemilikan ciptaan tersebut
(dicantumkan atau tidak namanya) yang melekat abadi dalam diri pencipta (Pasal 5 ayat (1)
UU HC). Namun, apabila pencipta telah meninggal, ahli waris pencipta dapat memegang dan
melaksanakan hak moral tersebut berdasarkan warisan/wasiat/sebab lainnya (Pasal 5 ayat (2)
UU HC).
Sedangkan hak ekonomi, merupakan hak pencipta dan/atau pemegang hak cipta untuk
menikmati segala keuntungan ekonomi atas ciptaan miliknya (Pasal 8 UU HC). Berbeda
dengan hak moral, hak ekonomi memiliki jangka waktu penikmatan, yakni selama 20 – 70
tahun sesuai dengan ciptaan masing-masing (Pasal 58 – 59 UU HC). Tidak sampai disitu,
seorang yang melakukan karya pertunjukan seperti pemain film, penari, penyanyi, pelawak
memiliki hak ekonomi dan hak moral terhadap aksinya tersebut (hak terkait). Dalam hal ini
trio legendaris Dono, Kasino, Indro memiliki hak moral dan hak ekonomi atas setiap
pertunjukkan yang dilakukannya disertai dengan perlindungan atas ciri khas karakter masing-
masing tokoh tersebut. Melihat aksi yang dilakukan Warkopi, sejatinya apabila Warkopi
hanya meniru konsep Warkop DKI seperti gaya melawak atau gaya berpakain (tidak sama
persis), maka Warkopi tidak dapat dikenakan pelanggaran hak cipta, sebab hak cipta tidak
melindungi konsep suatu ciptaan melainkan harus ciptaan dalam wujud nyata. Akan tetapi,
apabila Warkopi melakukan peniruan terhadap karakter tokoh, melakukan reka ulang adegan,
atau menyanyikan kembali lagu-lagu Warkop DKI, maka Warkopi telah melakukan
pelanggaran atas hak terkait milik trio legendaris tersebut. Terlebih, dalam melakukan
aksinya tersebut mengangkat ketenaran Alfin, Sepriadi, dan Alfred dan mendapat keuntungan
daripadanya, maka pencipta dan/atau pemegang hak terkait mendapatkan imbalan dalam
bentuk Royalti (Pasal 35 ayat 2 UU HC). Bila demikian, Indro, ahli waris Dono dan Kasino
memiliki hak atas setiap keuntungan yang diperoleh Warkopi dan memiliki hak untuk
menggugat Warkopi atau Alfin, Sepriadi, dan Alfred secara terpisah yang tanpa hak dan
persetujuan melanggar hak cipta Dono, Kasino, Indro (Pasal 98 ayat (2) UU HC).

WARKOP DKI telah menguasai merek itu dengan nomor agenda IDM000047322,
IDM000551495, IDM000557440, IDM000557441.

Keempat merek tersebut secara eksklusif mengkomersilkan jasa-jasa hiburan, penyediaan


latihan, penyewaan lahan olahraga, sarana olahraga dan aktivitas kebudayaan, jasa-jasa group
hiburan atau pendidikan, penerbitan buku, jasa-jasa pendidikan, produksi film,
penyelenggaraan pameran untuk tujuan kebudayaan dan pendidikan.

Selain itu, merek WARKOP DKI juga meliputi penyajian pertunjukan hidup, organisasi
pertunjukan, memproduksi pagelaran, jasa studio rekaman, penyewaan dekor pertunjukan,
hiburan televisi, penerbitan naskah selain untuk iklan atau publisitas, studio film; barang-
barang cetakan; kertas pembungkus; lukisan; gallery; showroom; cafe; katering
makanan/minuman; dan restoran.

"Grup “WARKOPI” sendiri tidak tercatat memiliki pendaftaran merek. Apabila merujuk
kepada ketentuan Pasal 100 ayat (2) UU No. 20 Tahun 2016 disebutkan bahwa ‘Setiap Orang
yang dengan tanpa hak menggunakan Merek yang mempunyai persamaan pada pokoknya
dengan Merek terdaftar milik pihak lain untuk barang dan/atau jasa sejenis yang diproduksi
dan/atau diperdagangkan, dapat dipidana dengan pidana penjara paling lama 4 (empat) tahun
dan/atau denda paling banyak Rp.2.000.000.000,00 (dua miliar rupiah)'," ujar Freddy dalam
Konferensi Pers pada Senin, 27 September 2021 melalui Zoom Meeting.

Sekadar informasi, merek adalah tanda yang dapat ditampilkan secara grafis berupa gambar,
logo, nama, kata, huruf, angka, susunan warna, dalam bentuk 2 (dua) dimensi dan/atau 3
(tiga) dimensi, suara, hologram, atau kombinasi dari 2 (dua) atau lebih unsur tersebut untuk
membedakan barang dan/atau jasa yang diproduksi oleh orang atau badan hukum dalam
kegiatan perdagangan barang dan/atau jasa.
Sementara itu dari kacamata pelindungan ciptaan, WARKOPI juga berpotensi melanggar hak
cipta apabila mereka membuat cerita dan penampilan dalam suatu media, atau dalam bentuk
film dengan mengambil skenario dari film-film komedi yang telah ada sebelumnya.

"Potensi pelanggaran hak cipta lainnya yaitu WARKOPI membuat suatu ciptaan berupa
video/film dengan melakukan lipsing/dubbing dari suara asli WARKOP DKI (pelanggaran
hak moral atas karya pertunjukkan), penggunaan foto-foto atau potret-potret dari personil
WARKOP DKI untuk didampingkan dengan WARKOPI atas kemiripan mereka dengan
tujuan adanya pemanfaatan ekonomi atau keuntungan ekonomi," lanjut Freddy.

WARKOP DKI sendiri memiliki hak cipta yang dilindungi yaitu karya film komedi yang
dilindungi sebagai ciptaan sinematografi. Hak tersebut berupa hak moral atas karya
pertunjukkan.

Selain itu terdapat hak ekonomi atas potret atau foto-foto mereka dalam penampilan dalam
berbagai media serta hak ekonomi atas film-film komedi dan hak pelaku pertunjukan atas
film-film WARKOP DKI dipegang oleh produser film.

Kendati demikian, perlu diketahui bahwa kemiripan trio WARKOPI dengan tokoh komedi
pada WARKOP DKI bukanlah merupakan pelanggaran hak cipta. Begitu pula apabila
WARKOPI mengambil ide cerita dari WARKOP DKI lalu kemudian dimodifikasi dengan
ekspresi yang baru dengan kekhasan mereka. Modifikasi tersebut dapat dikatakan sebagai
karya cipta baru milik WARKOPI.

Hak cipta sendiri didefinisikan dalam Undang-undang tersebut sebagai hak eksklusif pencipta
yang timbul secara otomatis berdasarkan prinsip deklaratif setelah suatu ciptaan diwujudkan
dalam bentuk nyata tanpa mengurangi pembatasan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Anda mungkin juga menyukai