Anda di halaman 1dari 13

Analisa Kasus

Hak
Kekayaan
Intelektual
Muhammad Yanuar Rabaq Erfaz
207410102005
Kasus
Media sosial pernah dibuat ramai dengan
kemunculan tiga orang pria yang memiliki
paras serupa dengan personil Warkop DKI.

Tiga pria tersebut kemudian membuat trio


yang diberi nama Warkopi. Trio Warkopi
memiliki acara tersendiri di YouTube dan
sudah diundang ke sejumlah acara televisi.

Dari kondisi ini, Indro sebagai satu-


satunya anggota tersisa dari Warkop DKI Apakah benar Warkopi melanggar
menuding Warkopi telah melanggar hak hak kekayaan intelektual Warkop DKI, yakni hak
kekayaan intelektual grup legendaris cipta dan merek?
tersebut.
Analisa Kasus
Kemunculan Warkopi memang didesain sejak awal, Alfred, Alfin Dwi
Krisnadi, dan Sepriadi semula tak saling mengenal, manajemenlah yang
mempertemukan mereka. Kemiripan wajah-wajah mereka dengan personel Warkop
DKI bukan secara kebetulan, diduga kuat ada unsur kesengajaan yang dirancang
oleh manajemen. Terinspirasi dari kesuksesan Grup Warkop DKI sehingga ide
terbentuknya WARKOPI menjadi suatu ide yang menjanjikan. Dimana tampilan
mereka di media televisi dan media YouTube juga menggunakan nama Dono,
Kasino, dan Indro.

Hal itu mendapatkan atensi dari Indrojojo Kusumonegoro atau yang dikenal
dengan nama Indro Warkop. Indro bersama dengan Dono (Alm) dan Kasino (Alm)
dan beberapa rekan lainnya yang membentuk sebuah klub lawak WARKOP DKI
pada era 1970-an. Indro Warkop menyentil grup Manajemen WARKOPI yang
dianggap tak beretika karena meniru WARKOP DKI yang sudah lebih dahulu
mendaftarkan Hak Kekayaan Intelektualnya.
Hak kekayaan intelektual yang terkait dengan
masalah ini diatur dalam Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2014
tentang Hak Cipta dan Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2016
tentang Merek Dan Indikasi Geografis

—UU HC dan UU MIG


Berdasarkan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang
Hak Cipta (UU HC)

Hak cipta adalah eksklusif milik pencipta yang timbul secara otomatis
setelah suatu ciptaan tersebut memiliki wujud nyata
Pasal 1 ayat (1)

Hak cipta melindungi hasil ciptaan


di bidang ilmu pengetahuan, seni, dan sastra
Pasal 1 ayat (3)
Setiap pencipta ataupun pemegang hak cipta memiliki hak moral dan/atau hak ekonomi yang
melekat.

Hak Moral Hak Ekonomi


Hak moral adalah hak pencipta untuk mempertahankan Hak ekonomi adalah hak pencipta dan/atau
integritas dan/atau pengakuan atas kepemilikan ciptaan pemegang hak cipta untuk menikmati segala
tersebut (dicantumkan atau tidak namanya) yang melekat keuntungan ekonomi atas ciptaan miliknya
abadi dalam diri pencipta (Pasal 8 UU HC).
(Pasal 5 ayat (1) UU HC)

Namun, apabila pencipta telah meninggal, ahli waris Berbeda dengan hak moral, hak ekonomi memiliki
pencipta dapat memegang dan melaksanakan hak moral jangka waktu penikmatan, yakni selama 20 – 70
tersebut berdasarkan warisan/wasiat/sebab lainnya tahun sesuai dengan ciptaan masing-masing
(Pasal 5 ayat (2) UU HC) (Pasal 58 – 59 UU HC)

*
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta (UU HC)
Analisa Kasus
Tidak sampai di situ, seorang yang melakukan karya pertunjukan seperti pemain film, penari,
penyanyi, pelawak memiliki hak ekonomi dan hak moral terhadap aksinya tersebut (hak
terkait).

Dalam hal ini trio legendaris Dono, Kasino, Indro memiliki hak moral dan hak ekonomi atas
setiap pertunjukkan yang dilakukannya disertai dengan perlindungan atas ciri khas karakter
masing-masing tokoh tersebut.

Melihat aksi yang dilakukan Warkopi, sejatinya apabila Warkopi hanya meniru konsep Warkop
DKI seperti gaya melawak atau gaya berpakaian (tidak sama persis), maka Warkopi tidak dapat
dikenakan pelanggaran hak cipta, sebab hak cipta tidak melindungi konsep suatu ciptaan
melainkan harus ciptaan dalam wujud nyata.

*
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta (UU HC)
Analisa Kasus
Akan tetapi, apabila Warkopi melakukan peniruan terhadap karakter tokoh, melakukan reka
ulang adegan, atau menyanyikan kembali lagu-lagu Warkop DKI, maka Warkopi telah
melakukan pelanggaran atas hak terkait milik trio legendaris tersebut.

Terlebih, dalam melakukan aksinya tersebut mengangkat ketenaran Alfin, Sepriadi, dan Alfred
dan mendapat keuntungan daripadanya, maka pencipta dan/atau pemegang hak terkait
mendapatkan imbalan dalam bentuk Royalti (Pasal 35 ayat 2 UU HC).

Bila demikian, Indro, ahli waris Dono dan Kasino memiliki hak atas setiap keuntungan yang
diperoleh Warkopi dan memiliki hak untuk menggugat Warkopi atau Alfin, Sepriadi, dan
Alfred secara terpisah yang tanpa hak dan persetujuan melanggar hak cipta Dono, Kasino,
Indro (Pasal 98 ayat (2) UU HC).

*
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta (UU HC)
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2016 tentang Merek dan
Indikasi Geografis (UU MIG)
Direktur Jenderal Kekayaan Intelektual (Dirjen KI), Freddy Harris, menegaskan
bahwa WARKOP DKI telah mendaftarkan merek pada 2004 silam dan menguasai
merek dagang dengan nomor agenda IDM000047322, IDM000551495,
IDM000557440, dan IDM000557441.

Merek merupakan “tanda yang dapat ditampilkan secara grafis berupa gambar, logo,
nama, kata, huruf, angka, susunan warna, dalam bentuk 2 (dua) dimensi dan/atau 3
(tiga) dimensi, suara, hologram, atau kombinasi dari 2 (dua) atau lebih unsur
tersebut untuk membedakan barang dan/atau jasa yang diproduksi oleh orang atau
badan hukum dalam kegiatan perdagangan barang dan/atau jasa”
(Pasal 1 ayat (1) UU MIG)

*
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2016 tentang Merek dan Indikasi Geografis (UU MIG)
Analisa Kasus
Terkait dengan merek, pemilik merek terdaftar dan/atau penerima lisensi merek dapat
mengajukan gugatan kepada pihak lain yang tanpa hak menggunakan merek yang
mempunyai persamaan pada pokoknya atau keseluruhannya untuk barang dan/atau jasa
sejenis.
(Pasal 83 UU MIG)

Nah yang dimaksud “persamaan pada pokoknya” adalah kemiripan yang disebabkan
oleh adanya unsur dominan antara merek yang satu dan merek yang lain sehingga
menimbulkan kesan adanya persamaan, baik mengenai bentuk, cara penempatan, cara
penulisan atau kombinasi antara unsur, maupun persamaan bunyi ucapan, yang terdapat
dalam merek.

Jika nama “Warkopi” ternyata benar terdapat persamaan pada pokoknya atau
keseluruhannya dengan nama Warkop DKI yang terdaftar, maka pihak Warkop DKI dapat
mengajukan gugatan kepada pihak Warkopi. Namun, jika nama “Warkopi” telah
*
Berdasarkanmendapatkan izin 20dari
Undang-Undang Nomor Tahunpihak Warkop
2016 tentang DKI,
Merek dan maka
Indikasi pihak
Geografis Warkopi dapat melanjutkan
(UU MIG)
Analisa Kasus
“Setiap orang yang dengan tanpa hak menggunakan merek yang mempunyai persamaan
pada pokoknya dengan merek terdaftar milik pihak lain untuk barang dan/atau jasa
sejenis yang diproduksi dan/atau diperdagangkan, dipidana dengan pidana penjara paling
lama 4 (empat) tahun dan/atau denda paling banyak Rp2.000.000.000,00 (dua miliar
rupiah)”.
(Pasal 100 ayat (2) UU MIG)

Sesuai dengan etik yang telah ada selayaknya WARKOPI harus mengantongi izin jika
ingin membuat sebuah karya yang menyerupai merek orang lain yang telah ada
sebelumnya yaitu WARKOP DKI. Secara moral dan etika, Warkopi diduga belum
meminta izin Hak atas Kekayaan Intelektual terhadap Warkop DKI atas berbagai macam
kemiripan Warkopi dengan Warkop DKI.

Atas dasar ketentuan tersebut, pihak Warkopi dapat dikenakan pidana karena telah secara
sepihak tanpa izin mendeklarasikan grup lawak tersebut ke jagat hiburan Indonesia tanpa
*
Berdasarkanseizin WarkopNomor
Undang-Undang DKI.20 Tahun 2016 tentang Merek dan Indikasi Geografis (UU MIG)
Kesimpulan
Dalam kasus WARKOPI ini ada dua point pokok
masalah hukum yang terlanggar Pelanggara
n

Point 1 Hukum Ha
k Cipta
Hukum Me
Permasalahan hukum hak cipta yang diatur dalam rek

Undang-undang No. 28 Tahun 2014 tentang Hak


Cipta (UUHC 28/14)

Point 2
Permasalahan hukum merek yang diatur dalam Undang-
undang No. 16 Tahun 2020 tentang Merek dan Indikasi
Geografis (UUMIG/16/20).
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai