Anda di halaman 1dari 2

Nama : Della Septi Pratiwi

Nim : 190111100251
Kelas :H
Dosen : Misbahul Munir, SH., M.HUM

Analisis Warkopi vs Warkopi DKI

Awal mula permasalahan ini terjadi karena kemunculan grup Warkopi yang anggotanya terdiri
dari Alfin Dwo Krisnandi, Alfred Dimas Kusnadi, dan Sepriadi Chaniago dimana memiliki paras
mirip Warkop DKI. Diketahui, Warkopi sendiri telah membuat sejumlah pendek di YouTube dan
Instagram, serta muncul beberapa kali di TV nasional dengan menggunakan nama Dono, Kasino,
Indro. Hal tersebut memancing banyak argumen kontra karena kemunculan Warkopi dianggap
telah melanggar HAKI. Dilihat dari hak ciptanya, ketiga pemuda Warkopi menggunakan nama
Kasino, Dono, dan Indro, ternyata belum meminta izin secara langsung kepada Indro Warkop
serta anak-anak mendiang Dono dan Kasino seharusnya mereka harus meminta izin terlebih
dahulu. Dan apabila Warkopi dijadikan merek dagang, tentu tidak boleh tanpa izin karena
Warkop DKI sudah punya merek.
Drs. H. Indrodjojo Kusumonegoro atau yang lebih dikenal dengan Indro Warkop DKI, merasa
tindakan yang dilakukan Warkopi merupakan plagiat dan melanggar kekayaan intelektual dari
Warkop DKI. Berdasarkan hasil penelusuran, nama Warung kopi Dono, Kasino, Indro dan nama
Warkop DKI telah terdaftar di Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual (DJKI) di beberapa
kelas. tanggal 10 September Lembaga Warkop DKI sebenarnya telah menerima email dan surat
dari manajemen Warkopi untuk bertemu guna meminta pandangan dan saran terkait munculnya
figur-figur yang mirip dengan personil Warkop DKI di Stasiun TV Swasta.Namun disayangkan
Warkopi sudah tampil dahulu di media, baru berkirim surat kepada Lembaga Warkop DKI.
Lembaga Warkop DKI telah membalas surat dari Manajemen Warkopi serta meminta informasi
terkait beberapa hal dan meminta agar Warkopi menghentikan dulu kegiatan mereka sampai
diskusi selesai. Namun, surat tanggapan yang dikirimkan Lembaga Warkop DKI, tidak
memperoleh tanggapan yang kooperatif dan positif dari manajemen Warkopi.
Secara etika, sangat layak apabila Warkopi meminta izin terlebih dahulu, guna mencegah
terlukanya hati keluarga personil Warkop DKI dan Indro Warkop atas tayangan yang
dipertontonkan oleh Warkopi. Terlebih, tindakan Warkopi telah mengakibatkan Lembaga
Warkop DKI dirugikan akibat mendapatkan pertanyaan dan keberatan dari PT Falcon sebagai
pihak yang memiliki perjanjian eksklusif dengan Lembaga Warkop DKI. Dimana PT Falcon
telah diberikan hak untuk menggunakan (termasuk juga hak komersial) dari Warkop DKI.
Grup Wakopi sendiri tidak tercatat memiliki pendaftaran merek. Apabila merujuk kepada
ketentuan Pasal 100 ayat (2) UU No. 20 Tahun 2016 disebutkan bahwa “Setiap Orang yang
dengan tanpa hak menggunakan Merek yang mempunyai persamaan pada pokoknya dengan
Merek terdaftar milik pihak lain untuk barang dan/atau jasa sejenis yang diproduksi dan/atau
diperdagangkan, dapat dipidana dengan pidana penjara paling lama 4 (empat) tahun dan/atau
denda paling banyak Rp.2.000.000.000,00 (dua miliar rupiah)”
Warkopi membuat suatu ciptaan berupa video/film dengan melakukan lipsing/dubbing dari suara
asli Warkop DKI (pelanggaran hak moral atas karya pertunjukkan), penggunaan foto-foto atau
potret-potret dari personil Warkop DKI untuk didampingkan dengan Warkopi atas kemiripan
mereka dengan tujuan adanya pemanfaatan ekonomi atau keuntungan ekonomi. Sedangkan hak
ekonomi, merupakan hak pencipta dan/atau pemegang hak cipta untuk menikmati segala
keuntungan ekonomi atas ciptaan miliknya (Pasal 8 UU Hak Cipta). Dalam melakukan aksinya
tersebut mengangkat ketenaran Warkopi dan mendapat keuntungan daripadanya, maka pencipta
dan/atau pemegang hak terkait mendapatkan imbalan dalam bentuk Royalti (Pasal 35 ayat 2 UU
HC).

Anda mungkin juga menyukai