Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH LINGKUNGAN BISNIS & HUKUM KOMERSIAL

“STUDY KASUS”
KASUS pelanngaran hki warkop dki dengan warkopi

DISUSUN :

NAMA : INESENTIA
NIM : 2266
DOSEN : RIEZ KIFLI KOLEWORA, S.H.,M.H

PRONGRAM STUDY AKUNTANSI


SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI ENAM ENAM
KENDARI
2022

KATA PENGANTAR

Pertama-tama puji syukur serta terima kasih saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha
Esa yang senantiasa membimbing dan memberikan kesehatan sehingga dapat menyusun makalah
ini dengan lancar.Tidak lupa pula sayamengucapkan trimakasi kepada Bapak ,selaku dosen
pengampu mata kulia Lingkugan Bisnis Dan Hukum atas arahanya yang telah diberikan sebagai
penunjang saya dalam penyusunan makalah ini.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penyusun maupun pembaca makalah.Serta
semoga dapat menjadi referensi dalam hak cipta/hak paten.Apabila terdapat kekurangan mohon
dikoreksi dan jika terdapat kelebihan mohon diapresiasi.

KENDARI,23 Desember
2022

Penulis,
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ..................................................................................................i

Daftar Isi ............................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ...................................................................................1


1.2 Rumusan Masalah .............................................................................2
1.3 Tujuan penulis
1.4 Manfaat penulis

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Mengaku plagiat ............................................................................................3


2.2 Pelanggaran Hak Cipta dari Kasus ................................................................6
2.3 Upaya Penyelelesaian kasus ………………………………………………. 7

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan ...................................................................................................10


3.2 Saran ………………………………………………………………………..10

DAFTAR PUSTAKA
s

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Warkop DKI merupakan grup lawak yang dibentuk tahun 70an dengan
personel utama Dono, Kasino, dan Indro. Sayangnya, kemuncunculan ketiga
pemuda yang bernama Sepriadi, Alfred, dan Alfin ini tidak disambut baik oleh
sebagian orang, salah satunya anggota Warkop DKI, Drs. H. Indrodjojo
Kusumonegoro, M.M atau yang akrab dipanggil Indro Warkop. Indro tidak
mempermasalahkan jika ada orang/kelompok yang ingin mempresentasikan
Warkop DKI, namun karena Warkopi meniru busana dan karakter dari Dono,
Kasino, dan Indro tanpa izin, ketiganya dinilai melakukan plagiarisme sekaligus
pelanggaran hak cipta.

Warkop DKI sendiri memang telah mendaftarkan mereknya di DJKI dengan nama
Warung Kopi Dono Kasino Indro untuk kelas 41, kelas 35, kelas 16, dan kelas 43
sejak tahun 2004 silam. Warkop DKI juga telah membintangi berbagai film komedi
yang dilindungi oleh hak cipta sebagai bagian dari ciptaan sinematografi. Lalu,
apakah kemiripan Warkopi dengan Warkop DKI termasuk pelanggaran HAKI? Mari
simak jawaban dari Kontrak Hukum berikut ini.

Menurut Undang-Undang No. 20 tahun 2016 tentang Merek dan Indikasi


Geografis, merek adalah tanda yang dapat ditampilkan secara grafis berupa
gambar, logo, nama, kata, huruf, angka, susunan warna, dalam bentuk 2 dimensi
dan/atau 3 dimensi, suara, hologram, atau kombinasi dari 2 atau lebih unsur
tersebut untuk membedakan barang dan/atau jasa yang diproduksi oleh orang
atau badan hukum dalam kegiatan perdagangan barang dan/atau jasa. Hak atas
Merek adalah hak eksklusif yang diberikan oleh negara kepada pemilik merek
yang terdaftar untuk jangka waktu tertentu dengan menggunakan sendiri merek
tersebut atau memberikan izin kepada pihak lain untuk menggunakannya.

Dalam kasus Warkopi, Warkop DKI telah memiliki hak atas merek. Tindakan yang
dilakukan Warkopi ketika meniru nama Warkop DKI kemudian menggunakan
identitas dari Dono, Kasino, Indro dalam kegiatan komersial (melakukan acara
atau kegiatan hiburan dengan membuka youtube channel dan hadir di berbagai
program televisi) berpotensi sebagai pelanggaran merek. Hal ini karena Warkopi
telah tanpa hak menggunakan merek terdaftar yang mempunyai persamaan pada
pokoknya atau keseluruhannya untuk barang dan/atau jasa yang sejenis.

Jika merujuk ketentuan dalam UU Merek, Warkopi dapat digugat secara perdata
untuk memberikan ganti rugi dan/atau melakukan penghentian semua perbuatan
yang berkaitan dengan penggunaan merek tersebut. Bila terbukti, Warkopi juga
bisa dipidana karena melakukan plagiarisme dengan ancaman pidana penjara
paling lama 4 tahun dan/atau denda paling banyak Rp 2 miliar.

Terkait pelanggaran hak cipta, Warkop DKI sendiri telah membintangi berbagai
film dan sinetron yang dilindungi oleh hak cipta sebagai bagian dari ciptaan
sinematografi. Meskipun hak cipta tidak didaftarkan, hak tersebut otomatis
timbul dan dimiliki oleh pencipta ketika seseorang mewujudkan ciptaannya dalam
bentuk nyata dan diumumkan terlebih dahulu. Ketika ada pihak lain yang ingin
menggunakan ciptaan orang lain, maka pihak tersebut wajib memperoleh lisensi
dari pencipta atau pemegang hak cipta. Lisensi adalah izin tertulis yang diberikan
oleh pemegang hak cipta atau pemilik hak terkait kepada pihak lain untuk
melaksanakan hak ekonomi atas ciptaannya atau produk hak terkait dengan
syarat tertentu.

Jika Warkopi memparodikan gaya Warkop DKI, membuat cerita dari adegan film,
melakukan lipsync dari suara asli, menggunakan foto karakter anggota Warkop
DKI dan meletakkannya secara berdampingan agar terlihat mirip kemudian
ditampilkan dalam berbagai youtube channel serta program televisi, maka
tindakan tersebut merupakan bentuk pemanfaatan ekonomi.

Apabila tindakan diatas dilakukan tanpa izin, maka Warkopi sama saja melakukan
pelanggaran hak ekonomi. Warkopi dapat dituntut secara pidana karena dengan
tanpa hak dan/atau tanpa izin pencipta atau pemegang hak cipta melakukan hak
ekonomi untuk penggunaan secara komersial dengan ancaman pidana penjara
paling lama 3 tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp 500 juta.

Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa kemiripan wajah antara


anggota Warkopi dengan Warkop DKI bukanlah suatu masalah. Namun,
penggunaan nama Warkopi serta tindakan meniru karakter dari potongan adegan
film dan sinetron yang dibintangi oleh Warkop DKI tanpa izin/lisensi dari pemilik
merek, pencipta, atau pemegang hak cipta merupakan bentuk pelanggaran atas
Hak Kekayaan Intelektual. Sehingga pemilik merek, pencipta, atau pemegang hak
cipta memiliki hak untuk menuntut Warkopi dan memperoleh perlindungan
hukum.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka perumusan masalah yang dapat
saya angkat pada makalah ini, yaitu :
1. Bagaimana Analisis penegakan hukum pelanggaran HKI (Hak Kekayaan
Intelektual) yang dapat ditempuh WARKOP DKI dengan WARKOPI atas
kerugian terhadap plagiasi di media Youtube?
2. Bagaimana penegakan hukum HKI (Hak kekayaan intelektual) yang dapat di
tempuh WARKOP DKI dengan warkopi atas kerugian plagiasi.
1.3 Tujuan penulis

1. Untuk mengetahui analisis mengenai pendapat saya terhadap kasus


pelanggaran hak cipta pelanggaran HKI Warkop DKI dengan Warkopi
2. Untuk mengetahui apakah telah terjadi kasus pelanggaran hak cipta pada
pelanggaran HKI Wakop DKI dengan Warkopi

3.Untuk mengetahui bagaimana cara penyelesaian dari kasus tersebut ?


BAB II

PEMBAHASAN

A.analisis perlindungan hak cipta


WARKOP DKI menarik perhatian masyarakat dalam beberapa hari
belakangan. Nama WARKOPI yang menjadi sorotan mulai dibicarakan publik
terkait kemiripannya, bahkan menjadi trending di beberapa pencarian di Twitter
setelah pihaknya ditegur oleh Indro dan Pihak WARKOP DKI mengenai hak cipta.
Direktur Jenderal Kekayaan Intelektual Kementerian Hukum dan HAM (DJKI)
Freddy Harris menyebutkan bahwa kemunculan WARKOPI haruslah memiliki ijin,
karena sebelumnya sudah ada WARKOP DKI yang sudah memiliki merek dan
seharusnya meminta izin terlebih dahulu kepada Lembaga WARKOP DKI sebagai
pemegang hak eksklusif yang sah apabila ingin menggunakan merek
tersebut.“Kalau dilihat dari hak ciptanya, ketiga anak muda itu menggunakan
nama Kasino, Dono, dan Indro, tentunya ini harus izin. Kalau WARKOPI dijadikan
merek dagang, tentu tidak oleh tanpa izin karena WARKOP DKI sudah punya
merek.
Beberapa waktu belakangan kehadiran tiga orang pemuda yang mirip
dengan personel WARKOP DKI, yakni Alfin Dwi Krisnandi, Alfred Dimas Kusnandi,
dan Sepriadi Chaniago yang tergabung dalam grup manajemen WARKOPI menjadi
perbincangan publik belakangan ini.
WARKOPI telah membuat beberapa film pendek di YouTube dan Instagram, serta
terkait dengan hal itu. Kelompok ini harus memiliki ijin tertulis karena terkait
dengan hak kekayaan intelektual.
Hal ini mengakibatkan nama WARKOPI semakin dikenal masyarakat. Melihat hal
ini, Drs. H. Indrodjojo Kusumonegoro atau yang lebih dikenal dengan Indro
WARKOP DKI, merasa tindakan yang dilakukan WARKOPI merupakan plagiat dan
melanggar kekayaan intelektual dari WARKOP DKI. Berdasarkan hasil
penelusuran, nama Warung kopi Dono, Kasino, Indro dan nama WARKOP DKI
telah terdaftar di Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual (DJKI) di beberapa
kelas.
WARKOPI membuat suatu ciptaan berupa video/film WARKOP DKI
(pelanggaran hak moral atas karya pertunjukkan) yang kemudian diupload ke
media sosial yaitupada chanel YouTube Patria TV.
WARKOP DKI sudah mendaftarkan Hak Kekayaan Intelektual dan telah
mendapatkan merek. Direktur Jenderal Kekayaan Intelektual (Dirjen
KI)membeberkan bahwa WARKOP DKI telah menguasai merek tersebut secara
eksklusif mengkomersilkan jasa-jasa hiburan, penyediaan latihan, penyewaan
lahan olahraga, sarana olahraga dan aktivitas kebudayaan, jasa-jasa group
hiburan atau pendidikan, penerbitan buku, jasa-jasa pendidikan, produksi
film,penyelenggaraan pameran untuk tujuan kebudayaan dan Pendidikan. Selain
itu, merek WARKOP DKI juga meliputi penyajian pertunjukan hidup, organisasi
pertunjukan, memproduksi pagelaran, jasa studio rekaman, penyewaan dekor
pertunjukan, hiburan televisi, penerbitan naskah selain untuk iklan atau
publisitas, studio film; barang-barang cetakan; kertas pembungkus; lukisan;
gallery; showroom; cafe; katering makanan/minuman; dan restoran.
WARKOPI melakukan plagiasi yaitu membuat karya yang menyerupai grup
legendaris WARKOP DKI tanpa seizin dari pemilik Hak Kekayaan Intelektual. DJKI
juga menyinggung bahwa WARKOPI telah melanggar hak cipta dimana grup
tersebut melakukan kegiatan komersil yang dengan menggunakan nama
WARKOPI yang beraktivitas seperti Dono, Kasino dan Indro. WARKOPI telah
membuat beberapa film pendek di media YouTube dan Instagram, serta beberapa
kali muncul di Televisi Nasional dengan menggunakan nama mirip WARKOP DKI
tanpa izin dan tanpa itikad baik. Kerugian yang dialami WARKOP DKI dengan
kemunculan WARKOPI yaitu kerugian immateril dimana hilangnya penghargaan
terhadap hak dan tata krama (tanpa izin) menggunakan karakter Dono, Kasino,
dan Indro. Lembaga WARKOP DKI merupakan pemegang hak eksekutif yang sah
atas merek dan nama Warung Kopi Dono Kasino Indro (WARKOP DKI).
Plagiasi Hak Cipta pengulangan adegan film pendek yang di lakukan
WARKOPI merupakan pelanggaran HKI apabila tindakan dilakukan tanpa izin,
WARKOPI sama saja melakukan pelanggaran hak moral pada diri pencipta. Bisa
saja saat orang mendengar WARKOPI maka masyarakat berspekulasi bahwa
mereka sama dengan grup legendaris yaitu WARKOP DKI, bukan dilihat dari
persamaan wajah namun dilihat dari karater tokoh yang mereka mainkan dalam
adegan film-film pendek yang mereka tiru dan hak ekonomi merupakan hak yang
dimiliki seorang pencipta untuk mendapatkan keuntungan atas ciptaannya,
sedangkan WARKOPI menggunakan ketenarannya untuk dipergunakan secara
komersial tanpa persetujuan pencipta karya. penggunaan nama WARKOPI serta
tindakan meniru adegan potongan film yang dibintangi oleh WARKOP DKI tanpa
ijin atau lisensi dari pemilik merek, pencipta, atau pemegang hak cipta merupakan
bentuk pelanggaran HKI. Sehingga pencipta atau pemegang hak cipta memiliki
hak untuk menuntut WARKOPI dan memperoleh perlindungan hukum.

2.2 Gugatan atas pelanggaran


Jika Warkopi memparodikan gaya Warkop DKI, membuat cerita dari adegan
film, melakukan lipsync dari suara asli, menggunakan foto karakter anggota
Warkop DKI dan meletakkannya secara berdampingan agar terlihat mirip
kemudian ditampilkan dalam berbagai youtube channel serta program televisi,
maka tindakan tersebut merupakan bentuk pemanfaatan ekonomi dan Warkop
DKI memberi peringatan kepada Warkopi bahwa dapat digugat secara perdata
untuk memberikan ganti rugi dan/atau melakukan penghentian semua perbuatan
yang berkaitan dengan penggunaan merek tersebut.

2.3 Ganti Rugi Akibat Pelanggaran Hak Cipta


Apabila tindakan diatas dilakukan tanpa izin, maka Warkopi sama saja
melakukan pelanggaran hak ekonomi. Warkopi dapat dituntut secara pidana
karena dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin pencipta atau pemegang hak cipta
melakukan hak ekonomi untuk penggunaan secara komersial dengan ancaman
pidana penjara paling lama 3 tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp 500
juta.
Hak atas kekayaan intelektual didefinisikan sebagai hak untuk dilindungi
secara hukum dalam hal kekayaan intelektual menurut ketentuan undang-undang
di bidang HKI. Pentingnya pendaftaran hak cipta adalah bahwa ciptaan yang
diciptakan atas kerja keras pencipta adalah sah di hadapan hukum dan juga
dilindungi oleh negara. Setiap orang yang menggunakan ciptaan orang lain harus
mendapatkan izin dari pencipta atau pemilik hak cipta, dan siapa pun tanpa izin
pencipta atau pemilik hak cipta dilarang menyalin dan/atau menggunakan ciptaan
untuk tujuan komersial.Ada dua jenis mekanisme pendaftaran hak kekayaan
intelektual seperti hak cipta: sistem konstitutif dan sistem deklaratif. Sistem
konstitutif berarti bahwa pendaftaran karya membantu menciptakan hak cipta
atas karya tersebut. Tanpa daftar, penulis tidak secara otomatis memiliki hak cipta
atas karyanya. Hak cipta terjadi setelah pencipta mendaftar dan mengajukan
haknya. Ketika terdaftar dalam sistem ini, pendaftar secara efektif dan sah diakui
sebagai pencipta atau pemilik hak cipta dari karya terdaftar.
Dalam sistem deklaratif, permohonan paten tidak memiliki hak cipta atas
invensi tersebut. Fungsi pendaftaran dari sistem ini semata-mata dimaksudkan
untuk menimbulkan prasangka bahwa orang yang mendaftarkan ciptaan
tersebut secara sah adalah pemilik hak cipta atas ciptaan tersebut. Sampai tidak
ada orang lain yang dapat membuktikan, pendaftar secara hukum diakui sebagai
pencipta atau pemilik hak cipta de facto. Sebaliknya, jika lain menolak, pendaftar
harus memberikan bukti bahwa dia adalah pencipta atau pemilik hak cipta.
Kasus pelanggaran hak cipta mengajarkan pebisnis untuk lebih
memperhatikan dan mematuhi undang-undang kekayaan intelektual. Salah satu
contoh pelanggaran hak cipta adalah PT. Grand Indonesia digugat oleh pewaris
asli Henk Ngantung yang membuat sketsa Tugu Selamat Datang di Bundaran
Hotel Indonesia. Pengadilan Negeri Jakarta Pusat memutuskan Mal Grand
Indonesia melanggar hak cipta karena menggunakan sketsa Tugu Selamat Datang
sebagai logo mal tanpa izin Henk.Maka sudah selayaknya dan adil bagi PT Grand
Indonesia untuk mengganti kerugian materiil yang diderita oleh ahli waris
Almarhum Henk.Dengan putusan 2 Desember 2020 tersebut, majelis hakim
mengabulkan sebagian dalil ahli waris. Dalam salah satu dari enam tuntutan
hukum, tergugat diberikan ganti rugi senilai 1 miliar rupiah atas kerugian materiil
yang dideritas oleh penggugat dengan menggunakan logo grand Indonesia. Rp.1
M akan dibayar penuh dan segera setelah keputusan dibuat, efek hukumnya tidak
terbatas dalam kasus ini. nolak, pendaftar harus memberikan bukti bahwa dia
adalah pencipta atau pemilik hak cipta.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
Referensi dari internet:
https://kontrakhukum.com/article/warkopi-kena-pelanggaran-haki
https://digilib.uns.ac.id
referensi dari jurnal:s
https://journal .unand.ac.id

Anda mungkin juga menyukai