Anda di halaman 1dari 7

“Resume Hukum Lingkungan”

Materi Ke II

Nama : Reinhold Hifaldo


Kelas : F
Nim : 1940050125
Mata Kuliah : Hukum Lingkungan
Dosen : Merry Sibarani S.H.M.H.
1. Apa yang dimaksud antroposentrisme- kesadaran lama ?

Antroposentrisme dipandang sebagai anggapan atau kesadaran lama. Paham ini memandang
bahwa manusia yang dikaruniai kelebihan oleh Pencipta berupa akal-budi (dan juga secara
fisik), dititahkan untuk menguasai dan memerintah (khalifah di Bumi) lain-lain subsistem. la
memandang bahwa semua makhluk ciptaan Allah lainnya adalah untuk kepentingan manusia.
Manusia adalah komponen sentral dan terpenting dalam sistem kehidupan ini. Manusia
memiliki supremasi terhadap lain-lain subsistem (sub-ekosistem) dan ekosistem seluruhnya,
sehingga ia dapat (diwenangkan) berbuat semau-maunya terhadap lain-lain 18 subsistem dan
ekosistem seluruhnya, guna memenuhi segala kepentingan dan keinginannya (nafsunya).
Kesadaran ini mendasari konsep hukum tentang “hak milik mutlak” (eigendom = propriete)
yang tidak dapat diganggu gugat, dan lahirnya hukum lingkungan klasik yang berorientasi
pada penggunaan sumber daya alam/lingkungan hidup (use oriented live). Paham
antroposentrisme yang menempatkan manusia sebagai ciptaan Tuhan yang terbaik dalam
sistem kehidupan ini, adalah benar adanya.Hanya saja perlu dipahami lebih komprehensif dan
disikapi secara lebih arif.

2. Apa sesungguhnya masalah lingkungan hidup itu?

Masalah lingkungan hidup yang dihadapi dewasa ini semakin kompleks dan ada
kecenderungan progresif dengan waktu. Masalah lingkungan hidup ini dapat disoroti secara
filosofis dan bentuk-bentuknya secara nyata. Dalam pengertian luas, masalah lingkungan
hidup mencakup masalah yang disebabkan oleh aktivitas manusia (masalah antropogenik)
dan masalah yang ditimbulkan oleh kekuatan alam (masalah geologis,) seperti letusan
gunung, gempa bumi, dan gelombang pasang (tsunami). Baik masalah lingkungan hidup yang
ditimbulkan oleh aktivitas manusia maupun yang terjadi akibat kekuatan atau peristiwa alam,
mengandung suatu persamaan bahwa terganggunya keseimbangan lingkungan hidup karena
adanya sumber daya alam tertentu sebagai unsur ekosistem yang tidak berfungsi seperti
sumber daya alam hutan yang kehilangan fungsi ekologis dan/atau fungsi ekonomi dan sosial
budaya. Aktivitas manusia di sektor pertanian dan perkebunan misalnya, dapat menyebabkan
hilangnya hutan dalam luasan tertentu dan dalam waktu yang relatif singkat. Letusan gunung
berapi dapat menyebabkan musnahnya kehidupan tertentu dan mengubah bentang alam
dalam waktu yang sangat singkat. Soemarwoto memberikan contoh sebagaimana yang
dikenal dalam geologi sebagai Tumor Batak, suatu letusan gunung yang menyemburkan
1500-2000 km3 material ke udara yang merupakan peristiwa terbentuknya Danau Toba.
Meskipun demikian, masalah lingkungan hidup yang timbul sebagai akibat dari aktivitas
manusia yang tampaknya progresif dengan waktu tetap menuntut perhatian dari semua pihak
guna mengeliminasi, setidaknya memperkecil, resiko yang ditimbulkan terhadap kehidupan
manusia.

3. Apa saja klasifikasi karakteristik isu global ?


1) Masalah atmosfer Yang tergolong dalam kelompok ini adalah mengenai perubahan
iklim (climate change) dan perlindungan ozon. 1) Perubahan Iklim Menurut United
Nations Framework Convention on Climate Change (UNFCCC), perubahan iklim
adalah perubahan yang disebabkan oleh aktivitas manusia baik secara langsung
maupun tidak langsung yang mengubah komposisi atmosfer secara global dan
mengakibatkan perubahan variasi iklim yang dapat diamati dan dibandingkan selama
kurun waktu tertentu. Perubahan iklim telah menjadi masalah yang sering diteliti oleh
para ahli. Masalah perubahan iklim ini muncul bersama krisis ekonomi, kesehatan 23
dan keselamatan, produksi pangan, keamanan dan dimensi-dimensi yang lain.
Perubahan pola iklim, sebagai misal, mengancam produksi pangan melalui
meningkatnya curah hujan yang tidak normal, meningkatnya permukaan air laut
mengkontaminasi persediaan air tawar di pesisir dan meningkatnya resiko bencana
banjir, dan menghangatnya atmosfer juga membuat penyebaran hama dan penyakit
tropis ke daerah lain. Beberapa efek lain dari perubahan iklim antara lain: 
Meningkatnya suhu bumi. Rata-rata kenaikan suhu global sekitar 0,74o C selama
abad 20 ini. Kenaikan selama 50 tahun terakhir ini hampir 2 kali lebih tinggi
dibanding 100 tahun sebelumnya.  Terdapat karbon dioksida lebih banyak di
atmosfer. Karbon dioksida adalah penyumbang utama terjadinya perubahan iklim. 
Banyak curah hujan dan banyak terjadi kekeringan. Terjadi curah hujan yang lebih
tinggi pada daerah timur Amerika Utara dan Amerika Selatan, Eropa Utara, Asia
Utara dan Asia Tengah selama dekade belakangan ini. Tetapi di Mediterania, Afrika
Selatan dan sebagian Asia Selatan mengalami kekeringan.  Kenaikan permukaan air
laut. Total kenaikan permukaan air laut selama abad 20 sekitar 0,74 meter dan ini jauh
lebih besar dibandingkan kenaikan selama 2000 tahun sebelumnya.  Berkurangnya
lapisan es, terutama pada musim panas. 2) Penipisan Lapisan Ozon Lapisan ozon
adalah lapisan konsentrasi molekul ozon yang terdapat di stratosfer. Ozon adalah
senyawa kimia yang terdiri dan 3 atom oksigen (O3). Sekitar 90% dari ozon yang ada
di bumi terdapat di lapisan ozon. Di lapisan atmosfer (dekat permukaan bumi) ozon
dapat mengganggu kesehatan, tetapi di lapisan stratosfer ozon akan melindungi
makhluk hidup dan sinar ultraviolet yang dipancarkan oleh matahari. Berlubangnya
lapisan ozon mengakibatkan semakin banyak radiasi yang mencapai permukaan bumi.
Untuk manusia, paparan sinar UV yang berlebihan dapat mengakibatkan kanker kulit,
katarak, dan memperlemah sistem kekebalan tubuh. Peningkatan radiasi UV juga
mengakibatkan berkurangnya hasil panen dan gangguan pada rantai makanan di laut.
24 Berlubangnya lapisan ozon sebagian besar disebabkan oleh CFC
(Chlorofluorocarbons), HCFC (Hydrochlorofluorocarbons), HFC
(Hydrofluorocarbons), dan PFC (Perfluorocarbon). Gas-gas ini biasanya digunakan
pada AC dan lemari es, emisi dari industri energi, semen, pulp dan kertas. Peristiwa
berlubangnya ozon karena CFC melalui urutan sebagai berikut: CFC terlepas dari
sumber dan naik ke stratosfer, sinar matahari memecah CFC sehingga menjadi atom
klorin yang kemudian menjadi penyebab rusaknya lapisan ozon. 3) Efek Rumah Kaca
Selain penipisan ozon, masih banyak lagi ancaman Lingkungan yang dapat
mempengaruhi kehidupan kita, yaitu adanya gas pencemar (polutan) yang
menyebabkan efek rumah kaca (ERK). Gas-gas pencemar akan melapisi bumi
sehingga sinar matahari yang berhasil menerobos, panasnya akan tertahan tidak dapat
lepas kembali ke atmosfer bebas. Fenomena ini menyerupai efek rumah kaca (green
house effect), suhu dalam rumah kaca lebih tinggi karena panasnya tidak dapat
menembus kaca. Sebenarnya bila bumi ini tidak ada gas polutan yang membentuk gas
rumah kaca (GRK) seperti CO, Ca2, metana, maka suhu rata-rata permukaan bumi
hanya -18°C suhu yang dingin bagi kehidupan makhluk hidup. Tetapi dengan
meningkatnya kadar GRK akan meningkat pula ERK (efek rumah kaca) sehingga
suhu permukaan bumi akan naik pula, sehingga menyebabkan pemanasan global. 4)
Hujan Asam Hujan asam adalah istilah yang secara luas digunakan untuk campuran
materi asam nitrit dan asam sulfit baik secara basah dan kering dari atmosfer melebihi
jumlah normal. Penyebab atau unsur kimia pembentuk dari hujan asam berasal dari
sumber-sumber alami seperti kegiatan vulkanik dan vegetasi yang terurai, maupun
yang diakibatkan oleh aktivitas manusia, yang terutama berasal dari sulfur dioksida
(SO2) dan nitrogen oksida (NOx) berasal dari pembakaran bahan bakar fosil. Unsur-
unsur kimia asam dapat berupa hujan yang mengandung asam, fog (kabut asap), dan
salju. Jika unsur-unsur asam di udara tertiup angin 25 dimana kondisi cuaca lembab,
unsur kimia tersebut akan jatuh ke tanah dalam bentuk hujan, salju, fog, atau kabut.
Setelah jatuh ke bawah dan mengalir akan mempengaruhi bermacam-macam tanaman
dan hewan. Pada area dengan cuaca kering, unsur kimia asam dapat berupa debu atau
asap dan jatuh ke tanah dalam bentuk deposisi kering, menempel ke tanah, gedung,
rumah, mobil dan pepohonan. Partikel gas dan padat bersifat asam ini dapat terbilas
air hujan dan jatuh sebagai air limpasan yang mengandung asam. Sekitar separuh dari
keasaman di atmosfer turun ke tanah dalam bentuk deposisi kering. (2) Masalah
daratan Masalah ini berkaitan dengan masalah penggurunan dan degradasi tanah, serta
penggulungan hutan. Tercatat, penggundulan hutan yang terjadi khususnya di Asia,
Afrika dan Amerika Latin diperkirakan seluas rata-rata 14,6 juta hektar per tahun. Di
sisi lain, negara-negara berkembang di Afrika memiliki sumber dana yang sangat
terbatas dalam memerangi penggurunan ini. (3) Masalah kimia dan limbah berbahaya
Masalah menonjol dalam bidang ini adalah berkaitan dengan digunakannya lahan di
negara berkembang sebagai lokasi pembuangan limbah dan bahan-bahan berbahaya
yang diekspor ke negara-negara maju. (4) Masalah keanekaragaman hayati Isu
keanekaragaman hayati yang berkaitan dengan "nilai ekonomis" banyak
bersinggungan dengan isu-isu perdagangan global yang diatur dalam WTO, termasuk
di dalamnya isu Hak-hak atas Kekayaan Intelektual, yang hingga saat ini masih
diperdebatkan. Sering sekali, negara berkembang, yang kurang memiliki sumber daya
dan ketentuan HAKI yang memadai dirugikan oleh perusahaan multinasional yang
mendaftarkan "temuannya" tersebut di kantor paten negara maju. Akibatnya, negara
berkembang harus "membeli" hak paten tersebut yang sebetulnya berasal dari negara
berkembang tersebut. Isu lainnya adalah berkurangnya secara signifikan
keanekaragaman hayati baik akibat bencana seperti kebakaran hutan maupun
pengelolaan lingkungan yang 26 tidak berkelanjutan, seperti pembabatan hutan secara
membabi buta yang ditujukan bagi keuntungan ekonomis setinggi-tingginya. (5)
Masalah lainnya Terlepas dari isu "sektoral" di atas, dunia juga menghadapi masalah
global lain yang patut mendapat perhatian serius dari seluruh negara. Beberapa isu
menonjol adalah masalah pendanaan bagi pembangunan berkelanjutan, meledaknya
pertumbuhan penduduk, kemiskinan, pola konsumsi dan produksi yang tidak
berkelanjutan, air bersih, malnutrisi, kesehatan seperti HIV/AIDS dan penyakit
menular lainnya, pemanfaatan energi minyak bumi yang tidak dapat diperbaharui
(renewable), serta dampak globalisasi terhadap lingkungan dan sosial.

4. apa saja sumber utama permasalahan lingkungan hidup di Indonesia ?

ermasalahan lingkungan hidup di Indonesia sebenarnya lebih disebabkan oleh 4 (empat)


sumber utama, yaitu: 1) kependudukan (population); 2) kemiskinan (poverty); 3) pencemaran
dan atau kerusakan lingkungan (pollution); dan 4) kebijaksanaan (policy). Sebagaimana
lazimnya di negara-negara berkembang, maka dinamika kependudukan telah menimbulkan
berbagai masalah lingkungan. Pertumbuhan dan kepadatan penduduk yang tinggi
menimbulkan antara lain: 1) Tekanan terhadap hutan, sehingga persentase luas hutan kurang
memenuhi fungsi orchidologi serta konservasi tanah dan air, Terjadi gejala gerakan tanah,
erosi dan sedimentasi serta banjir yang tidak terkendali. 2) Perluasan tanah pertanian disertai
dengan intensifikasi lahan tersebut untuk mengejar peningkatan produksi berhubung adanya
kenaikan penduduk yang cepat, mengakibatkan pula dampak negatif terhadap lingkungan
antara lain pencemaran perairan dan tanah oleh residu pupuk kimia dan pestisida. Di
beberapa pulau walaupun telah diupayakan intensifikasi dan ekstensifikasi 30 pertanian tetapi
karena tekanan penduduk yang tinggi, daya dukung lahan terlampaui. 3) Urbanisasi berlebih
menimbulkan pelbagai bentuk penurunan kualitas lingkungan kota, termasuk tata ruang yang
tidak memenuhi syarat, terbentuknya daerah kumuh, bertambahnya jumlah sampah,
meningkatkan pencemaran perairan dan tanah oleh limbah domestik dan lain-lain. Penurunan
kualitas lingkungan kota juga ditopang oleh perkembangan industri, lalu lintas dan prasarana
lain dalam kota, antara lain berakibat timbulnya pencemaran udara, sekali lagi pencemaran
air dan tanah. 4) Urbanisasi juga mengakibatkan menurunnya estetika, menimbulkan
ancaman terhadap peninggalan-peninggalan historis, menyempitnya ruang terbuka, taman
kota, lapangan olahraga, rekreasi dan lain-lain. Gejala ini nampaknya melanda kota-kota di
Indonesia. 5) Pencemaran yang ditimbulkan di daratan terutama yang terdapat di perairan
mengakibatkan pula pencemaran di pantai dan laut. Pantai dan laut adalah “long Pencemar”
yang berakibat ancaman terhadap kualitas dan kuantitas terhadap sumber daya laut, terutama
sumber daya pantai dan laut. Belum lagi kerusakan terumbu karang dilepas pantai
sesungguhnya keberadaannya sangat penting baik sebagai pelindung pantai maupun habitat
biota laut. Ancaman kerusakan sumber daya pantai diperkuat dengan penebangan tanaman
dalam hutan mangrove untuk kayu bakar dan sebagai bahan yang lainnya, Perluasan daerah
sawah dan tambak ikan akibat pertambahan penduduk yang cepat. Disamping pencemaran
laut, pencemaran udara termasuk hujan asam dapat bersifat lintas batas negara.

5. sebutkan istilah-istilah hukum lingkungan dalam beberapa Bahasa asing ?

(1) Bahasa Belanda: Milieurecht; (2) Bahasa Inggris: Environmental Law; (3) Bahasa
Jerman: Umweltrecht; (4) Bahasa Prancis: Droit de L’environment; (5) Bahasa Arab: Qonun
al-Bi’ah. Dalam pandangan Siti Sundari Rangkuti, mengatakan bahwa hukum lingkungan
menyangkut penetapan nilai-nilai (waarden-beoordelen); yaitu nilai-nilai yang sedang berlaku
dan nilai-nilai yang diharapkan diberlakukan di masa mendatang serta dapat disebut “hukum
yang mengatur tatanan lingkungan hidup”. Hukum lingkungan adalah hukum yang mengatur
hubungan timbal balik antara manusia dengan makhluk hidup lainnya yang apabila dilanggar
dapat dikenakan sanksi. Stellinga, berpandangan bahwa hukum lingkungan merupakan
disiplin ilmu hukum yang sedang berkembang, sebagian besar materi hukum lingkungan
adalah bagian dari materi hukum administrasi (administratiefrecht). Sementara Leenen dalam
Siti Sundari Rangkuti, berpandangan bahwa hukum lingkungan juga mengandung aspek
hukum perdata, pidana, pajak, internasional, dan penataan ruang sehingga tidak dapat 32
digolongkan ke dalam pembidangan hukum klasik. Dengan demikian, berdasarkan pada
beberapa pengertian dimaksud, maka substansi hukum yang merupakan materi hukum
lingkungan, mata kuliah hukum lingkungan digolongkan ke dalam mata kuliah hukum
fungsional (functionele rechtsvakken), yaitu suatu ilmu hukum yang mengandung terobosan
antara berbagai disiplin ilmu hukum klasik (tradisional). Untuk itu, sangat jelas bahwa hukum
lingkungan sebagai genus merupakan cabang ilmu tersendiri, namun bagian terbesar
substansinya merupakan ranting dari hukum administrasi. Dalam hal ini sama juga dengan
pandangan yang dianut di negara Anglo-Amerika, hukum lingkungan masuk dalam golongan
“public law”.

6. apa saja aspek hukum lingkungan ?

Menurut Prof. Koesnadi, Hukum Lingkungan di Indonesia dapat meliputi aspekaspek sebagai
berikut: (1) Hukum Tata Lingkungan, selanjutnya disingkat HTL. HTL mengatur penataan
lingkungan guna mencapai keselarasan hubungan antara manusia dan lingkungan hidup, baik
lingkungan hidup fisik maupun lingkungan hidup sosial budaya. Bidang garapannya meliputi
tata ruang, tata guna tanah, tata cara peran serta masyarakat, tata cara peningkatan upaya
pelestarian kemampuan lingkungan, tata cara penumbuhan dan pengembangan kesadaran
masyarakat, tata cara perlindungan lingkungan, tata cara ganti kerugian dan pemulihan
lingkungan serta penataan keterpaduan pengelolaan lingkungan hidup. Hukum Tata
Lingkungan merupakan instrumentarium yuridis bagi penataan lingkungan hidup, yang dapat
mencakup segi lingkungan fisik maupun lingkungan sosial budaya. la mengatur tatanan
kegunaan dan penggunaan lingkungan untuk berbagai keperluan melalui tata cara konkrit
dalam rangka melestarikan kemampuan lingkungan yang serasi dan seimbang. 33 Adapun
hal-hal yang khusus atau lebih rinci ditangani oleh aspek-aspek lainnya dari Hukum
Lingkungan, seperti berikut ini. (2) Hukum Perlindungan Lingkungan, merupakan peraturan
perundang- undangan di bidang pengelolaan lingkungan yang berkaitan dengan lingkungan
biotik. (3) Hukum Kesehatan Lingkungan, adalah hukum yang berhubungan dengan
kebijaksanaan di bidang kesehatan lingkungan, dengan pemeliharaan kondisi air, tanah dan
udara, dan pencegahan kebisingan. (4) Hukum Pencemaran Lingkungan, dalam kaitan
misalnya dengan pencemaran oleh industri. (5) Hukum Lingkungan
Transnasional/Internasional, dalam kaitannya dengan hubungan antar negara. (6) Hukum
Sengketa Lingkungan, dalam kaitan misalnya dengan penyelesaian masalah ganti kerugian.
Aspek-aspek tersebut di atas dapat ditambah dengan aspek-aspek lainnya sesuai dengan
kebutuhan perkembangan pengelolaan lingkungan hidup di masa-masa yang akan datang
(Hardjasoemantri, 1999: 36-42)

Anda mungkin juga menyukai