NIM : 2120113310003 1. Hewan berdarah panas mempertahankan neraca keseimbangan suhu tubuhnya dengan menggunakan hasil metabolismenya sebagai acuannya. Metabolisme dalam tubuh tersebut membuat suhu lebih stabil dan menjadikan suhu konstan disbanding lingkungan sekitarnya sehingga panas seimbang. Sedangkan hewan berdarah dingin neraca keseimbangan suhu tubunya bergantung pada suhu lingkungannya sehingga panas lingkungan yang diserap oleh tubuhnya hal ini menjadi acuan keseimbangan suhunya. Suhu hewan tersebut menyerap panas mengikuti lingkungan sekitarnya sehingga pengaliran suhunya seimbang dengan tubuh hewan dengan cara pemindahan panas yang dipertahankan lebih tinggi di dalam tubuh daripada luat tubuh suhu panasnya.
2. Yang dapat mengakibatkan kendala adalah rasiasi dimana pelepasan panas tersbut mengakibatkan tidak keseimbangan dalam suhu dalam tubuh hewan karena panas berlebih yang mengganggu klancarang penghantaran panas yang baik.
3. Tranfor electron terjadi sebagai berikut:
A. Pengubahan NADH menjadi ATP:
tahapan transpor elektron, diawali dari NADH diuraikan menjadi NAD + yang membuat elektron hasil dari reaksi masuk ke kompleks protein 1 kemudian dikirim ke koenzim Q, saat elektron melewati kompleks protein 1 akan dikeluarkan 1 atom hidrogen. Kemudian Elektron dari koenzim Q dibawa melewati kompleks protein 3 ke sitokrom C. Saat melewati kompleks protein 3, akan dikeluarkan 1 atom hydrogen. Lalu dari sitokrom C, elektron akan dibawa ke matriks mitokondria melalui kompleks protein 4. Saat elektron melewati kompleks protein 4 akan mengeluarkan 1 atom hidrogen lagi. Kemudian setiap ion hidrogen yang dihasilkan akan dibawa masuk ke dalam matriks mitokondria melewati ATPase. Setiap 1 atom hidrogen yang masuk akan mengubah 1 ADP menjadi 1 ATP. Lalu elektron akan bereaksi dengan ion hidrogen dan ditangkap oleh oksigen dan menghasilkan molekul air atau H2O. Oksigen berperan sebagai aseptor elektron (penangkap elektron) terakhir. Jumlah ion hidrogen yang dikeluarkan berjumlah 3, sehingga akan membentuk 3 ATP untuk setiap perubahan 1 molekul NADH. Pada akhirnya, untuk setiap 1 NADH menghasilkan 3 ATP. Pengubahan FADH2 menjadi ATP: FADH2 diuraikan menjadi FAD+ kemudian elektron masuk ke kompleks protein 2 kemudian ke koenzim Q dan berikutnya ke sitokrom C. Saat melewati kompleks protein 3, dikeluarkan 1 ion hidrogen. Berikutnya, elektron dari sitokrom C dibawa ke matriks mitokondria melalui kompleks protein 4. Pada saat melewati kompleks protein 4 juga dikeluarkan 1 atom hidrogen. Setiap atom hidrogen yang terbentuk kemudian akan masuk ke ATPase yang mengubah ADP menjadi ATP. Selanjutnya, elektron akan bereaksi dengan ion H+ dan ditangkap oksigen menghasilkan H2O. Jumlah ion hidrogen yang dikeluarkan berjumlah 2 untuk setiap 1 molekul FADH2. B. kendala yang terjadi pada difusi biasa harus membutuhkan energy yang cukup sehingga bias mentransport zat dengan lancer tidak seperti pasif yang secara spontan karena proses pindah zat dari konsentrasi tinggi menuju konsentrasi rendah karena molekul yang bergerak.
4. Tahapannya yaitu hormone berinteraksi dengan reseptor hormone menghasilkan
protein G teraktivasi menghasilakn adenil siklase yang mengeluarkan ATP dan C- AMP. C-AMP menghasilakan AMP hasil reaksi dengan fosfodiesterase menghasilkan juga protein kinase inaktif yang mengeluarkan protein kinase aktif lalu bereaksi dengan protein regulator inatif mengeluarkan protein regulator aktif dan terjadilah tanggapan biologis.