Anda di halaman 1dari 37

PERAN MEDIA SOSIAL INSTAGRAM DALAM

MINAT BELI TANAMAN PADA


SUCCULENT.BDG

DISUSUN OLEH:
Fachrul Roji SM :172050322
Angga Dian Gumilar : 172050300
Vikri Anugraha G : 172050289
Ari yuskiranda :172050294

UNIVERSITAS PASUNDAN
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
ILMU KOMUNIKASI
2017/2018
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Konteks Penelitian

Media sosial Instagram adalah Instagram adalah sebuah aplikasi berbagi foto dan video

yang memungkinkan pengguna mengambil foto, mengambil video, menerapkan filter digital, dan

membagikannya ke berbagai layanan jejaring sosial, termasuk milik Instagram sendiri. Instagram

berasal dari pengertian dari keseluruhan fungsi aplikasi ini. Kata "insta" berasal dari kata

"instan", seperti kamera polaroid yang pada masanya lebih dikenal dengan sebutan "foto instan".

Instagram juga dapat menampilkan foto-foto secara instan, seperti polaroid di dalam

tampilannya. Sedangkan untuk kata "gram" berasal dari kata "telegram" yang cara kerjanya

untuk mengirimkan informasi kepada orang lain dengan cepat. Sama halnya dengan Instagram

yang dapat mengunggah foto dengan menggunakan jaringan Internet, sehingga informasi yang

ingin disampaikan dapat diterima dengan cepat. Oleh karena itulah Instagram merupakan dari

kata instan dan telegram.

Pada tanggal 9 April 2012, diumumkan bahwa Instagram akan diambil alih oleh

Facebook senilai hampir $1 miliar dalam bentuk tunai dan saham.

Pada tanggal 11 Mei 2016, Instagram memperkenalkan tampilan baru sekaligus ikon baru

dan desain aplikasi baru. Terinspirasi oleh ikon aplikasi sebelumnya, ikon baru merupakan

kamera sederhana dan pelangi hidup dalam bentuk gradien.


Berubahnya waktu dan kemajuan teknologi pada era sekarang ini semakin terasa muncul

terobosan dari berbagai aplikasi yang ditawarkan oleh smartphone melalui internet yang mampu

memudahkan manusia untuk membantu segala aktifitasnya. Kebutuhan manusia akan layanan

informasi terus berkembang seiring pesatnya dijaman sekarang. Mendapatkan dengan cara cepat

dan mudah menjadi sesuatu alasan yang tidak bisa lagi dilepaskan dalam kehidupan keseharian.

Internet yang terbukti menjadi suatu kecanggihan dari perkembangan teknologi juga menjadi

solusi yang paling melekat untuk membantu manusia dalam kebutuhannya sehari-hari.

Mulai dari yang paling terlihat oleh masyarakat kekinian yang sangat nyata adalah

pengguna social media. Munculnya social media saat ini menandakan bahwa banyak masyarakat

membutuhkan berbagai macam kemudahan, yang cepat, instant dan mudah. Salah satu alasan

mengapa semakin berkembang pesatnya hal tersebut di masyarakat adalah muculnya kebutuhan

pada seluruh masyarakat akan informasi yang cepat dan mudah di dapat.

Selain untuk mencari informasi sosial media dapat digunakan sebagai sarana untuk

berdagang/berbisnis, dengan begitu banyak penggunanya media sosial sangat efektif untuk

memperluas pasar penjualan. Dengan pasar penjualan semakin meluas para pembisnis akan

mendapatkan provit yang lebih besar di bandingkan dengan store offline, dan semua itu di

sediakan gratis untuk semua pengguna sosial media.

Salah satu media sosial yang sangat mendukung dalam penjualan yaitu Instagram.

Instagram adalah sebuah aplikasi berbagi foto dan video yang memungkinkan pengguna

mengambil foto, mengambil video, menerapkan filter digital, dan membagikannya ke berbagai

layanan jejaring sosial, termasuk milik Instagram sendiri. fitur- fitur bisnisnya yang banyak

menunjang kemudahan dalam menjalankan bisnis di Instagram. Instagram memiliki pengguna

yang sangat banyak, di Amerka Serikat terdapat 110 juta, Brasil 66 juta, India 64 juta dan
Indonesia 56 juta pengguna Instagram. Dengan pengguna Instagram yang sangat banyak

pebisnis dapat menjangkau pasar yang lebih luas dan mendapatkan untung yang lebih besar.

Di dalam Instagram juga banyak organisasi-organisasi yang mempublikasikan produk

mereka. Contohnya saja seperti Starbucks, Red Bull, Burberry, ataupun Levi’s. Banyak dari

produk-produk tersebut yang sudah menggunakan media sosial untuk memperkenalkan produk-

produk terbarunya kepada masyarakat, hal ini dikarenakan agar mereka tidak harus

mengeluarkan biaya sepersen pun untuk melakukan promosi tersebut. Tidak hanya itu saja,

produsen tersebut dapat berinteraksi secara langsung dengan para konsumen mereka melalui

Instagram. Hal ini juga dimanfaatkan oleh para produsen untuk mendapatkan konsumen lebih

banyak lagi, terlebih lagi bila mereka ingin mendekati konsumen yang belum pernah

menggunakan produk mereka. Selain organisasi bersifat perniagaan, organisasi jenis lainnya juga

dapat menggunakan Instagram untuk tujuan politik ataupun bidang lainnya.

Succulent.bdg telah menggunakan Instagram sebagai media promosinya dari 3 tahun

yang lalu, mereka memulai bisnisnya dengan membuat akun Instragram bisnisnya Succulent.bdg

telah memperluas jangkauan bisninya sampai ke seluruh Indonesia.

Succulent.bdg adalah penjual tanaman berjenis succulent yang berlokasi di Lembang

Bandung Barat. Succulent.bdg telat berdiri sejak 3 tahun yang lalu, bemulai dari meningkatnya

permintaan tanaman dari luar daerah dan pengetahuan yang kurang dari banyak orang tentang

tanaman succulent, membuat mereka mempunyai ide untuk memasarkan tanaman succulent ke

media sosial. Succulent.bdg menjual bergai macam jenis tanaman succulent seperti echeveria,

hawotya, kaktus, souvenir tanaman dll.


Minat beli adalah keinginan yang muncul dalam diri konsumen terhadap suatu produk

sebagai dampak dari suatu proses pengamatan dan pembelajaran konsumen terhadap suatu

produk. Konsumen yang memiliki minat beli terhadap suatu produk menunjukkan adanya

perhatian dan rasa senang terhadap produk yang diikuti dengan realisasi berupa perilaku

membeli.

Kebutuhan akan tanaman sampai saat ini semakin meningkat, karna masyarakat yang

mulai sadar akan kebutuhan udara bersih di rumah/ lingkungan sekitar. Tanaman succulent akan

membuat mata sejuk dan segar, yang tentunya penting terutama bagi mereka yang bekerja

seharian di kantor. Tetapi, secara tidak kasat mata, spesies-spesies ini juga menghirup udara

kotor di sekitarnya dan kemudian menukarnya dengan oksigen yang bersih dan segar.

Dengan menggunakan Instagram sebagai media promosinya, selama 3 tahun

Succulent.bdg telah mendapat 9.754 followers Instagram dari Indonesia dan manca negara.

Dengan persaingan yang ketat dalam penjualan tanaman, media sosial Instagram telah

mempermudah Succulent.bdg dalam mempromosikan penjualan tanamannya.

1.2. Identifikasi Masalah

Dari konteks penelitian yang telah di tulis kami memberikan identifikasi masalah yang

akan dijadikan bahan penelitian sebagai berikut:

 Bagaimana media sosial dalam meningkatkan penjualan bisnis online pada

Succulent.bdg.

 Bagaimana hambatan – hambatan pada penjualan di media sosial succulent.bdg.

 Usaha – usaha apa untuk mengatasi hambatan – hambatan pada penjualan di

media sosial succulent.bdg.


1.3. Fokus Penelitian

Berdasarkan konteks penelitian yang telah di kemukakan, yang menjadi focus

kajian peran media sosial dalam penjualan bisnis online pada Succulent.bdg adalah

“Bagaimana Peran Media Sosial Dalam Penjualan Bisnis Online Pada

Succulent.bdg”

1.3.1. Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut maka peneliti mengidentifikasi masalah

sebagai berikut :

Bagaimana pengaruh media sosial sebagai media promosi bisnis pada Succulent.bdg

1. Bagaimana peran media sosial sebagai media promosi bisnis pada Succulent.bdg ?

2. Bagaimana Feedback yang di dapat setelah menggunakan media sosial sebagai media

promosi bisnisnya ?

3. Bagaimana Succulent.bdg mengatasi hambatan – hambatan yang terjadi pada saat

menggunakan media sosial sebagai media promosi bisnisnya ?

1.4. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui peran media sosial sebagai media promosi pada Succulent.bdg.

2. Untuk mengetahui feedback yang di dapat setelah menggunaka media sosial sebagai

media promosi bisnis pada Succulent.bdg.

3. Untuk mengetahui cara mengatasi hambatan – hambatan yang terjadi pada saat

mengguakan media sosial sebagai media promosi bisnis.


1.5. Kegunaan Penelitian

A. Kegunaan Teoretis

1. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan maupun referensi bagi penelitian-

penelitian selanjutnya, baik penelitian yang terkait, maupun penelitian yang memiliki

topik seupa.

2. Memberikan tambahan wawasan mengenai kajian Ilmu Komunikasi, dalam kaitannya

dengan peran media sosial dalam penjualan bisnis online pada Succulent.bdg.

3. Penelitian ini dapat melengkapi kepustakaan mengenai peran media sosial dalam

penjualan bisnis online pada Succulent.bdg

B. Kegunaan Praktis

1. Penelitian ini diharapkan memberikan pemahaman lebih mengenai peran media sosial

dalam penjualan bisnis online pada Succulent.bdg

2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bagan masukan, pemikiran dan dapat

memberikan kontribusi yang positif bagi peneliti komunikasi lain yang mengambil obyek

serupa.

3. Hasil penelitian diharapkan mampu memberikan wawasan dan juga masukan untuk para

mahasiswa khususnya mahasiswa yang menjadi pebisnis di media sosial.


C. Manfaat Teoritis

Hasil dari penelitian ini dapat menjadi landasan dalam pengembangan media pembelajaran

atau penerapan media pembelajaran secara lebih lanjut. Selain itu juga menjadi sebuah nilai

tambah khasanah pengetahuan ilmiah dalam bidang pendidikan di Indonesia.

D. Manfaat Praktis

1. Bagi mahasiswa, hasil penelitian diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan bisnis di


media sosial.

2. Bagi masyarakat, hasil penelitian dapat menambah pengetahuan tentang penerapan media
sosial dalam bisnis.
BAB II

Kerangka Pemikiran

Peran media sosial Instagram dalam minat beli tanaman pada succulent.bdg di gunakan untuk

menambah pengetahuan mahasiswa atau masyarakat akan peran media sosial Instagram dalam minat beli

tanaman pada succulent.bdg. Di harapkan agar mahasiswa atau masyarakat yang melakukan aktivitas

bisnis sadar akan peran atau manfaat yang sangat besar bila menggunakan media sosial Instagram sebagai

platform bisnis mereka. Banyaknya pebisnis yang menggunakan media sosial Instagram sebagai media

promosi mereka menjadikan peran media sosial Instagram pada minat beli sangatlah besar.

Di dalam penelitian ini kami menggunakan teori Transaksional

2.1 Teori Transaksional

Analisis Transaksional (AT) adalah salah satu pendekatan Psychotherapy yang menekankan

pada hubungan interaksional. Transaksional maksudnya ialah hubungan komunikasi antara seseorang

dengan orang lain. Adapun hal yang dianalisis yaitu meliputi bagaimana bentuk cara dan isi dari

komunikasi mereka. Dari hasil analisis dapat ditarik kesimpulan apakah transaksi yang terjadi

berlangsung secara tepat, benar dan wajar. Bentuk, cara dan isi komunikasi dapat menggambarkan apakah

seseorang tersebut sedang mengalami masalah atau tidak.

AT dikembangkan oleh Eric Berne tahun 1960 yang ditulisnya dalam buku Games People

Play. Analisis Transaksional (AT) dapat digunakan dalam konseling individual, tetapi lebih cocok

digunakan dalam konseling kelompok. Analisis Transaksional melibatkan suatu kontrak yang dibuat oleh
klien, yang dengan jelas menyatakan tujuan-tujuan dan arah proses konseling. Pendekatan ini

menekankan pada aspek perjanjian dan keputusan. Melalui perjanjian ini tujuan dan arah proses terapi

dikembangkan sendiri oleh klien, juga dalam proses terapi ini menekankan pentingnya keputusan-

keputusan yang diambil oleh klien. Maka proses terapi mengutamakan kemampuan klien untuk membuat

keputusan sendiri, dan keputusan baru, guna kemajuan hidupnya sendiri.

Pendekatan analisis transaksional terdiri dari dua kata, analisis berarti pngujian secara detail

agar lebih memahami atau agar dapat menarik kesimpulan dari bahasa pengujian tersebut, sedangkan

transaksional atau transaksi adalah unit pokok dari sebuah hubungan sosial. Dengan demikian, analisis

transaksional adalah metose yang digunakan untuk mempelajari interaksi antar individu dan pengaruh

yang bersifat timbale balik yang merupakan gambaran kepribadian seseorang.

A. Hakikat Manusia

Analisis trasaksional berakar dari filosofi antideterministik. Iman ditempatkan dalam kapsitas

seseorang untuk di atas pola kebiasaan dan untuk memilih sasaran dan perilaku baru. Ini tidak berarti

bahwa mereka sama sekali tanpa ada hal yang mempengaruhinya bisa sampai pada penentuan hidup

yang kritis. Analisis ini juga mengakui bahwa mereka dipengaruhi oleh harapan serta tuntutan oleh

orang lain yang signifikan baginya, terutama oleh karena keputusan yang terlebih dahulu telah dibuat

pada masa hidup mereka pada saat mereka sangat bergantung pada orang lain. tetapi keputusan dapat

ditinjau kembali dan ditantang dan apabila keputusan yang telah diambil terdahulu tidak lagi cocok,

bisa dibuat keputusan. Secara singkat hakikat manusia menurut Analisis Transaksional adalah:

1.    Manusia adalah makhluk yang mempunyai kemampuan untuk hidup.

2.    Manusia memenuhi dua kebutuhan dasar yaitu fisik dan psikologis.

3.    Manusia adalah makhluk yang mempunyai potensi untuk  membuat keputusan.

4.    Manusia adalah makhluk yang bertanggung jawab


5.    Manusia adalah makhluk social.

2.2 Pengertian Media Sosial

Media sosial adalah sebuah media online, dengan para penggunanya bisa dengan mudah

berpartisipasi, berbagi, dan menciptakan isi meliputi blog, jejaring sosial, wiki, forum, dan dunia virtual.

Blog, jejaring sosial dan wiki merupakan bentuk media sosial yang paling umum digunakan oleh

masyarakat di seluruh dunia.

Andreas Kaplan dan Michael Haenlein mendefinisikan media sosial sebagai “sebuah kelompok

aplikasi berbasis internet yang membangun di atas dasar ideologi dan teknologi Web 2.0, dan yang

memungkinkan penciptaan dan pertukaran user-generated content”.

Jejaring sosial merupakan situs dimana setiap orang bisa membuat web page pribadi, kemudian

terhubung dengan teman-teman untuk berbagi informasi dan berkomunikasi. Jejaring sosial terbesar

antara lain Facebook, Myspace, dan Twitter. Jika media tradisional menggunakan media cetak dan media

broadcast, maka media sosial menggunakan internet. Media sosial mengajak siapa saja yang tertarik

untuk berpertisipasi dengan memberi kontribusi dan feedback secara terbuka, memberi komentar, serta

membagi informasi dalam waktu yang cepat dan tak terbatas.

              Saat teknologi internet dan mobile phone makin maju maka media sosial pun ikut tumbuh

dengan pesat. Kini untuk mengakses Instagram misalnya, bisa dilakukan dimana saja dan kapan saja

hanya dengan menggunakan sebuah mobile phone. Demikian cepatnya orang bisa mengakses media

sosial mengakibatkan terjadinya fenomena besar terhadap arus informasi tidak hanya di negara-negara

maju, tetapi juga di Indonesia. Karena kecepatannya media sosial juga mulai tampak menggantikan

peranan media massa konvensional dalam menyebarkan berita-berita.

       
Pesatnya perkembangan media sosial kini dikarenakan semua orang seperti bisa memiliki media

sendiri. Jika untuk memiliki media tradisional seperti televisi, radio, atau koran dibutuhkan modal yang

besar dan tenaga kerja yang banyak, maka lain halnya dengan media. Seorang pengguna media sosial bisa

mengakses menggunakan social media dengan jaringan internet bahkan yang aksesnya lambat sekalipun,

tanpa biaya besar, tanpa alat mahal dan dilakukan sendiri tanpa karyawan. Kita sebagai pengguna social

media dengan bebas bisa mengedit, menambahkan, memodifikasi baik tulisan, gambar, video, grafis, dan

berbagai model content lainnya.

A. Jenis–Jenis Media Sosial

Dua situs jejaring sosial yang paling terkenal dan banyak digunakan saat ini adalah Facebook dan

Twitter. Facebook adalah situs jejaring sosial yang sedang populer saat ini. Didirikan oleh Mark

Zuckerberg bersama temannya sesama mahasiswa Universitas Harvard, Eduardo Saverin.

Salah satu keunggulan yang dimiliki oleh facebook dan jarang dimiliki oleh situs jejaring sosial

lain adalah beragamnya aplikasi yang dapat memanjakan pengguna, baik yang dikembangkan oleh pihak

internal maupun eksternal facebook.

Twitter merupakan jenis situs jejaring sosial pertemanan yang memungkinkan para penggunanya

dapat mendapatkan relasi dengan mendaftarkan dirinya pada situs tersebut. Twitter didirikan oleh Jack

Dorsey pada bulan Maret 2006 dan secara resmi diluncurkan pada bulan Juli 2006. Twitter adalah jejaring

sosial sejenis micro-blogging --blog ukuran kecil dari sisi jumlah kata yang bisa diupload (hanya 140

karakter).

B. Ciri – ciri Media Sosial

Media mempunyai ciri-ciri, yaitu:

 Pesan yang di sampaikan tidak hanya untuk satu orang saja namun bisa keberbagai banyak orang

contohnya pesan melalui SMS ataupun internet.

 Pesan yang di sampaikan bebas, tanpa harus memalui suatu gatekeeper.

 Pesan yang di sampaikan cenderung lebih cepat di banding media lainnya.


 Peneria pesan yang menentukan waktu interaksi.

C. Klasifikasi Media Sosial

Media sosial teknologi mengambil berbagai bentuk termasuk majalah, forum internet, weblog, blog

sosial, microblogging, wiki, podcast, foto atau gambar, video, peringkat dan bookmark sosial. Dengan

menerapkan satu set teori-teori dalam bidang media penelitian (kehadiran sosial, media kekayaan) dan

proses sosial (self-presentasi, self-disclosure) Kaplan dan Haenlein menciptakan skema klasifikasi untuk

berbagai jenis media sosial dalam artikel Horizons Bisnis mereka diterbitkan dalam 2010.

Menurut Kaplan dan Haenlein ada enam jenis media sosial yaitu :

 Blog dan Microblog


User lebih bebas dalam mengekspresikan sesuatu di blog ini seperti curhat ataupun
mengkritik kebijakan pemerintah. Contohnya twitter.
 Konten
Para user dari pengguna website ini saling meng-share konten-konten media, baik seperti
video, ebook, gambar, dan lain-lain.
 Situs Jejaring Sosial
Aplikasi yang mengizinkan user untuk idapat terhubung dengan cara membuat informasi
pribadi sehingga dapat terhubung dengan orang lain. Informasi pribadi itu bisa seperti foto-
foto. Contoh Instagram
 Virtual Game World
Dunia virtual, dimana mengreplikasikan ligkungan 3D, dimana user bisa muncul dalam
bentuk avatar-avatar yang diinginkan serta berinteraksidengan orang lain selayaknya di
dunia nyata. Contohnya game online.
 Virtual Sosial World
Dunia virtual yang dimana penggunanya merasa hidup di dunia virtual, sama seperti virtual
game world, berinteraksi dengan yang lain. Namun, Virtual Social World lebih bebas, dan
lebih kea rah kehidupan. Contohnya second life.

2.3 Pengertian Minat Beli

Minat beli atau purchase intention ialah kecenderungan sikap konsumen yang tertarik lalu

mengambil tindakan yang berhubungan dengan pembelian melalui berbagai tahapan dan tingkat

kemungkinan hingga dengan kemampuan untuk membeli produk, jasa atau merek tertentu.

Pengertian minat beli adalah keinginan yang muncul dalam diri konsumen terhadap suatu

produk sebagai dampak dari suatu proses pengamatan dan pembelajaran konsumen terhadap

suatu produk. Konsumen yang memiliki minat beli terhadap suatu produk menunjukkan adanya

perhatian dan rasa senang terhadap produk yang diikuti dengan realisasi berupa perilaku

membeli.

A. Aspek Minat Beli

Menurut Schiffman dan Kanuk (2007), ada beberapa aspek minat beli pada konsumen,
diantaranya yaitu:

 Tertarik untuk mencari informasi tentang produk

Konsumen yang terangsang kebutuhannya akan terdorong untuk mencari informasi yang

lebih banyak. Ada 2 (dua) level rangsangan atau stimulan kebutuhan konsumen, yaitu level

pencarian informasi yang lebih ringan atau penguatan perhatian dan level aktif mencari

informasi yaitu dengan mencari bahan bacaan, bertanya pada teman atau mengunjungi toko

untuk mempelajari produk tertentu.


 Mempertimbangkan untuk membeli

Berdasarkan pengumpulan informasi, konsumen mempelajari merek yang bersaing dan

juga fitur merek tersebut. Melakukan evaluasi terhadap pilihan dan mulai

mempertimbangkan untuk membeli produk.

 Tertarik untuk mencoba

Setelah konsumen berusaha memenuhi kebutuhan, mempelajari merek yang bersaing dan

juga fitur merek tersebut, konsumen akan mencari manfaat tertentu dari solusi produk dan

melakukan evaluasi terhadap produk tersebut. Evaluasi ini dianggap sebagai proses yang

berorientasi kognitif. Maksudnya, konsumen dianggap menilai suatu produk secara sangat

sadar dan rasional hingga mengakibatkan ketertarikan untuk mencoba.

 Ingin mengetahui produk

Setelah memiliki ketertarikan untuk mencoba suatu produk, konsumen akan memiliki

keinginan untuk mengetahui produk. Konsumen akan memandang produk sebagai

sekumpulan atribut dengan kemampuan yang berbeda dalam memberikan manfaat yang

digunakan untuk memuaskan kebutuhan.

 Ingin memiliki produk


Para konsumen akan memberikan perhatian besar terhadap atribut yang memberikan

manfaat yang dicarinya. Kemudian akhirnya konsumen akan mengambil sikap (keputusan,

preferensi) terhadap produk melalui evaluasi atribut dan membentuk niat untuk membeli atau

memiliki produk yang disukai.

B. Dimensi Minat Beli Konsumen

Menurut Ferdinand (2002), terdapat beberapa dimensi minat beli konsumen yaitu :

 Minat transaksional, kecenderungan seseorang untuk membeli produk. Maksudnya,


konsumen telah memiliki minat untuk melakukan pembelian suatu produk tertentu yang
ia inginkan.
 Minat referensial, yakni kecenderungan seseorang untuk mereferensikan produk kepada
orang lain. Maksudnya, seorang konsumen yang telah memiliki minat untuk membeli
akan menyarankan orang terdekatnya untuk juga melakukan pembelian produk yang
sama.
 Minat preferensial, yakni minat yang menggambarkan perilaku seseorang yang
memiliki preferensi utama pada produk tersebut. Preferensi ini hanya bisa diganti apabila
terjadi sesuatu dengan produk preferensinya.
 Minat eksploratif, yakni menggambarkan perilaku seseorang yang selalu mencari
informasi mengenai produk yang diminatinya dan mencari informasi untuk mendukung
sifat positif dari produk tersebut.

C. Tahapan Minat Beli Konsumen

Terdapat 4 (empat) tahapan produsen dalam menentukan minat beli atau menentukan
dorongan konsumen dalam melakukan pembelian terhadap produk atau jasa yang ditawarkan
(Kotler, 2008), diantaranya yaitu:
 Attention
Ini merupakan tahap awal dalam menilai suatu produk atau jasa sesuai dengan kebutuhan
calon pelanggan, selain itu calon pelanggan juga mempelajari produk atau jasa yang
ditawarkan.
 Interest
Pada tahap ini, calon pelanggan mulai tertarik untuk membeli produk atau jasa yang
ditawarkan, setelah mendapatkan informasi yang lebih rinci mengenai produk atau jasa
yang ditawarkan.
 Desire
Calon pelanggan mulai memikirkan dan berdiskusi mengenai produk atau jasa yang
ditawarkan, karena hasrat dan keinginan untuk membeli mulai muncul. Pada tahap ini,
calon pelanggan sudah mulai berminat terhadap produk atau jasa yang ditawarkan. Tahap
ini ditandai dengan munculnya minat yang kuat dari calon pelanggan untuk membeli dan
mencoba produk atau jasa yang ditawarkan.
 Action
Pada tahap ini, calon pelanggan telah memiliki kemantapan yang tinggi untuk membeli
atau menggunakan produk atau jasa yang ditawarkan.

D. Faktor yang Mempengaruhi Minat Beli

Menurut Assael (2002), ada 2 (dua) faktor yang mempengaruhi minat beli konsumen, diantaranya
yaitu:

 Lingkungan, yakni lingkungan disekitar bisa mempengaruhi minat beli konsumen dalam
pemilihan suatu produk tertentu.
 Stimulus pemasaran, yakni pemasaran berupaya menstimulus konsumen sehingga bisa menarik
minat beli konsumen.

Menurut Abdurachman (2004), ada beberapa faktor yang mempengaruhi minat


beli,diantaranya yaitu:

 Faktor kualitas, yaitu atribut produk yang dipertimbangkan dari segi manfaat fisiknya.
 Faktor brand/merek, yaitu atribut yang memberikan manfaat non material, yaitu kepuasan

emosional.

 Faktor kemasan, yaitu atribut produk berupa pembungkus daripada produk utamanya.

 Faktor harga, yaitu pengorbanan riel dan materiel yang diberikan oleh konsumen untuk

memperoleh atau memiliki produk.

 Faktor ketersediaan barang, yaitu sejauh mana sikap konsumen terhadap ketersediaan produk

yang ada.

 Faktor acuan, yaitu pengaruh dari luar yang ikut memberikan rangsangan bagi konsumen dalam

memilih produk, sehingga bisa juga digunakan sebagai media promosi.

2.4 Bagan Kerangka Pemikiran

PERAN MEDIA SOSIAL INSTAGRAM DALAM MINAT BELI


TANAMAN PADA SUCCULENT.BDG

TEORI TRANSAKSIONAL

Media Sosial Minat Beli

1. Pengelola Pesan 1. transaksional


2. Isi pesan bebas 2. referensial
3. Cepat 3. preferensial

4. Waktu Interaksi 4. eksploratif


Sumber : hasil modifikasi peneliti dan pembimbing, 2019.

2.5 Hipotesis

Berdasarkan penelitian yang diteliti dapat di simpulkan bahwa:

1. Terdapat peran Positif yang signifikan antara Media Sosial dan Minat beli pada Succulent.bdg
2. Tidak terdapat peran Positif yang signifikan antara Media Sosial dan Minat Beli pada
Succulent.bdg.
3. Terdapat peran negatif yang signifikan antara Media Sosial dan Minat beli pada Succulent.bdg
4. Tidak terdapat peran negatif yang signifikan antara Media Sosial dan Minat Beli pada
Succulent.bdg.

2.6 Jenis Penelitian


Penelitian yang kami buat memakai jenis penelitian Metode Deskriptif Kuantitatif.

“Hasil dari Metode Deskriptif hanyalah berupa deskripsi mengenai


variable-variabel tertentu, dengan menyajian Frekuensi, angka rata-
rata, atau kualifikasi lainnya untuk tiap-tiap kategori di suatu
variable.” Menurut Faisal (2001: 20-21).

2.7 Populasi dan Sampel

A. Populasi

Menurut Suhasimi Arikunto dalam bukunya yang berjudul Metode penelitian menjelaskan
penegertian Populasi bahwa : Popilasi adalah keseluruhan subjek penelitian yang akan di teliti.
(2002:108)
Populasi pada penelitian ini adalah mahasiswa Universitas Pasundan Jurusan Ilmu
Komunikasi Angkatan 2017. Adapun Jumlah dari mahasiswa ilmu komunikasi Angkatan 2017
adalah 300 mahasiswa aktif

B. Teknik samplimg

Menurut Suhasimi Arikunto dalam bukunya yang berjudul Metode penelitian menjelaskan
penegerttian Populasi bahwa : Popilasi adalah keseluruhan subjek penelitian yang akan di teliti.
(2002:108)

Populasi pada penelitian ini adalah mahasiswa Universitas Pasundan Jurusan Ilmu
Komunikasi Angkatan 2017. Adapun Jumlah dari mahasiswa ilmu komunikasi Angkatan 2017
adalah 300 mahasiswa aktif

Menurut Sugiono dalam bukunya berjudul Metode Penelitian Pendudukan Pendekatan


Kuantitatif, kualitatid, dan R&D, Menjelaskan pengertian Sample bahwa : sample adalah
bagian dari jumlah dan karakteristik yang di miliki oleh populasi tersebut. (2007:73)

Bila populasi besar dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua populasi yang ada
(karena keterbatasan dana, waktu, dan tenaga), maka penelitian dapat menggunakan sample yang
diambil dari populasi itu. Jadi sample adalah bagian dari populasi yang akan dijadikan bahan
penelitian

Dalam menentukan ukuran sample dari populasi, peneliti menggunakan Rumus slovin,
Menurut Umar dalam bukunya yang berjudul Metode penelitian Untuk Skripsi dan Tesis
Bisnis, menjelaskan Rumus Slovin sebagai berikut

N
Rumus : N=
1+ N e 2

Keterangan :

N = Ukuran sample

N = Ukuran Populasi

E = Persen kelonggaran karena kesalahan pengambilan sample yang masih ditoleleir


atau diinginkan (10%)
C. Sample

Menurut Arikunto (2002:109) sampel adalah “sebagian atau wakil populasi yang diteliti”.
Menurut M.Iqbal Hasan (2002:58) sampel adalah “bagian dari populasi yang diambil melalui
cara-cara tertentu yang juga memiliki karakteristik tertentu jelas dan lengkap yang dianggap bisa
mewakili populasi”

Angket dengan kriteria bahwa mahasiswa yang telah terpengaruh oleh media sosial
terhadap aksi demonstrasi, maka digunakanlah Teknik total angket dengan jumlah 40 orang

Operasional Variable

Judul Penelitian kami adalah Peran Media Sosial Instagram Dalam Minat Beli Tanaman Pada
Succulent.bdg. Untuk memudahkan dalam langkah penelitian selanjutnya maka peneliti
mengemukakan definisi operasional sebagai berikut:

1. Peran adalah suatu rangkaian perilaku yang diharapkan dari seseorang

berdasarkan posisi sosial, baik secara formal maupun informal.

2. Media Sosial adalah sebuah media online, dengan para penggunanya bisa dengan mudah

berpartisipasi, berbagi, dan menciptakan isi meliputi blog, jejaring sosial, wiki, forum, dan dunia

virtual. Blog, jejaring sosial dan wiki merupakan bentuk media sosial yang paling umum

digunakan oleh masyarakat di seluruh dunia.

3. Instagram adalah sebuah aplikasi berbagi foto dan video yang memungkinkan pengguna

mengambil foto, mengambil video, menerapkan filter digital, dan membagikannya ke berbagai

layanan jejaring sosial, termasuk milik Instagram sendiri

4. Minat Beli adalah kecenderungan sikap konsumen yang tertarik lalu mengambil tindakan yang

berhubungan dengan pembelian melalui berbagai tahapan dan tingkat kemungkinan hingga

dengan kemampuan untuk membeli produk, jasa atau merek tertentu.


Tabel

Operasional Variable Belum beres

NO Variabel Dimensi Indikator Item

1. Media Sosial 1. Pengelola Pesan 1. Isi 1


2. Gambar 2
3. Makna 3
2. Isi pesan bebas 1. Berita 4
2. Aktualitas 5
3. Unik 6
3. Cepat 1. Alat 7
2. Pesan 8
3. Khalayak 9
4. Waktu Interaksi 1. Momen 10
2. Unik 11
3. Rasa 12
Penasaran
2. Minat Beli 1. transaksional 1. Objek 1
2. Kesadaran 2
3. Penting 3
2. referensial
1. Persepsi 4
2. Tindakan 5
3. preferensial 3. Dorongan 6
1. Mempelajari 7
2. Mengerjakan 8
4. eksploratif
3. Kehendak 9

2.8 Teknik Pengumpulan Data


A. Studi Kepustakaan
Menurut Koentjaraningrat teknik kepustakaan merupakan cara Pengumpulan data
bermacam-macam material yang terdapat diruang Kepustakaan, seperti Koran, buku-buku,
majalah, naskah, dokumen dan Sebagainya yang relevan dengan penelitian (Koentjaraningrat,
1983:420).

Berdasarkan pengertian tersebut, maka penelitian tentang Fungsi Fotografi Jurnalistik


dalam meningkatkan Minat Baca Artikel pada Media Massa cetak di kalangan mahasiswa
menggunakan beberapa macam material yang digunakan dalam studi kepustakaan yaitu
seperti Buku, dalam mencari referensi untuk melakukan penelitian dalam mencari sumber
yang pasti.

B. Studi Lapangan
1. Metode Observasi

Teknik yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan teknik Pengamatan


(Observasi) secara langsung di kalangan mahasiswa Universitas Pasundan untuk
mengamati kegiatan mahasiswa dalam mencari informasi atau membaca berita lebih
menggukan gadget atau Koran.

“Observasi merupakan teknik pengumpulan data, dimana peneliti


melakukan pengamatan secara langsung ke objek penelitian untuk
melihat dari dekat kegiatan yang dilakukan (Riduwan, 2004: 104).”

Berdasarkan pengertian teknik Observasi tersebut, maka penelitian ini


dilakukan dengan cara turun langsung ke lapanagan melakukan pengamatan terhadap
mahasiswa apakah minat baca mereka lebih kearah Koran atau media online.

2. Metode Wawancara

Wawancara merupakan salah satu bagian terpenting dari setiap survey. Tanpa
wawancara, peneliti akan kehilangan informasi yang hanya dapat diperoleh dengan jalan
bertanya langsung kepada responden. Data semacam itu merupakan tulang punggung suatu
penelitian survey.
“Wawancara menurut Nazir (1988) adalah proses
memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara
tanya jawab sambil bertatap muka antara si penanya atau
pewawancara dengan si penjawab atau responden dengan
menggunakan alat yang dinamakan interview guide (panduan
wawancara).”

Metode Wawancara diperlukan karena bisa bertanya secara langsung kepada


responden yang akan di Tanya perihal masalah yang akan diteliti. Seperti halnya,
pertanyaan tentang lebih memilih media online atau media cetak untuk membaca suatu
artikel berita.

3. Metode Angket (Kuesioner)

Metode angket atau kuesioner adalah suatu daftar yang berisikan


rangkaianpertanyaan mengenai sesuatu masalah atau bidang yang akan diteliti. Untuk
memperoleh data, angket disebarkan kepada responden (orang-orang yang menjawab
atas pertanyaan yg diajukan untuk kepentingan penelitian), terutama pada penelitian
survei.

“Dewa Ktut Sukardi (1983), pengertian kuesioner adalah


suatu bentuk teknik alam pengumpulan data yang dilakukan
pada metode penelitian dengan tidak perlu/wajib
memerlukan kedatangan langsung dari sumber data.”

Memberikan suatu pernyataan perihal masalah yang akan diteliti dan diberikan
kepada responden adalah cara yang bisa dipakai untuk mengetahui jawaban responden.
Seperti halnya, pernyataan media cetak lebih baik daripada media online.

C. Teknik Analisis Data

“Teknik analisis data adalah serangkaian kegiatan


mengolah data yang telah dikumpulkan dari lapangan
menjadi seperangkat hasil, baik dalam bentuk penemuan-
penemuan baru maupun dalam bentuk kebenaran hipotesa
(Mohammad Hasyim, 1982: 41).”

Berdasarkan pengertian para ahli tersebut, maka teknik analisis data merupakan
serangkaian kegiatan mengolah data yang telah dikumpulkan dari lapangan menjadi
seperangkat hasil yang bermakna dan berguna dalam memecahkan masalah sehingga hasil
dari penelitian dilapangan dapat dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain.

Dalam penelitian ini, kami hubungkan dengan hipotesis yang kami buat yaitu Jika
peranan fotografi jurnalistik dalam artikel Koran menarik maka mahasiswa pun Akan
tertarik untuk membaca Koran karena berbeda dari sebelumnya.
Pengamatan yang dilakukan yaitu Observasi non Partisipan. Observasi ini dilakukan
dengan cara meneliti dan tidak terlibat langsung, tidak mengikuti kegiatan mereka, hanya
melakukan pengamatan diluar objek yaitu mahasiswa.

1. Tahap Pemeriksaan Data

Data yang kami kumpulkan cukup lengkap, meskipun ada beberapa diantaranya
yang tidak jelas dalam memberikan suatu jawaban sehingga bisa dibilang tidak
terpakai. Data yang sudah kami kumpulkan bisa dipakai untuk justifikasi
penafsiran terhadap hasil analisa. Alhasil, data yang kami kumpulkan lengkap.
Banyak sekali mahasiswa yang memakai media online dan menganggap Koran
sudah jarang dipakai oleh mahasiswa, tetapi masih ada juga yang membaca Koran
meskipun hanya beberapa orang dari 100 orang yang kami survey.

Bisa disimpulkan bahwa orang lebih tertarik kepada hal visualisasi dalam suatu
berita, Karena hal yang pertama dilihat orang pasti gambarnya terlebih dahulu,
apabila menarik pasti akan dibaca sampai habis.

1. Tahap Pengkodean
Hasil yang sudah diperiksa lalu kami buat sebuah isi yang menyimpulkan
tentang bagaimana peran fotografi jurnalisitk dalam meningkatkan minat baca
media cetak di kalangan mahasiswa melalui hasil wawancara kepada mahasiswa
yang berada di Universitas Pasundan.
a) 1. Sangat Setuju
b) 2. Setuju
c) 3. Tidak Setuju
d) 4. Sangat tidak Setuju
Hal tersebut berkaitan dengan pernyataan yang diberikan di angket dan
responden menjawab dengan menceklis 4 pilihan yaitu Sangat Setuju, Setuju,
Tidak Setuju dan Sangat tidak Setuju.
2. Calculating (Tabel)

3. Processing
Dalam pengamatan kami, memang mahasiswa sekarang lebih memilih media
online ketimbang media Massa cetak yaitu Koran. Dan peranan fotografi jurnalistik
pun sangat penting agar menaikkan tingkat menarik dalam Koran, agar mahasiswa
tertarik dan membaca nya, tentunya dalam segi foto pun harus menarik dan
mempunyai makna yang mendalam dan juga unik.
Hasilnya, lebih banyak mahasiswa yang menyukai media online untuk membaca
berita ketimbang Koran, tapi ada juga mahasiswa yang masih membeli Koran dan
membaca nya untuk mendapatkan informasi terbaru tapi tidak banyak hanya sedikit
mahasiswa yang melakukan kegiatan tersebut. Banyak nya lebih membaca di
gadget nya masing-masing dan membaca berita di gadget tersebut.

4. Lokasi Waktu Penelitian

No Lokasi Penelitian Lamanya


Penelitian
1. Universitas Pasundan, 1 minggu
Lengkong Besar
BAB III

SAJIAN DATA DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini bertujuan untuk menguji sikap konsumen khususnya para mahasiswa pada

situs Instagram terhadap minat beli. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini meliputi

deskriptif, analisis regresi, dan pengujian hipotesis. Analisis ini digunakan sesuai dengan

perumusan model dan permasalahan yang ada. Selain analisis tersebut pada bab ini akan

menyajikan karakteristik responden, pengkategorian variabel penelitian, pengujian prasyarat

analisis dan pembahasan.

B. Sajian Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer.

Pengambilan sampel dalam penelitian ini berdasarkan karakteristik tertentu yaitu

pada mahasiswa FISIP UNPAS yang memiliki akun Instagram dan mahasiswa

FISIP UNPAS yang belum pernah berbelanja tanaman melalui Instagram

sebanyak 100 orang.

1. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas


Uji validitas dalam penelitian ini menggunakan uji CFA, dilakukan

pada 35 responden dengan jumlah butir pernyataan sebanyak 10 item pada

variabel sikap pada media sosial Instagram dan 4 item pada minat belanja

pada media sosial Instagram. Hasil uji validitas dan reliabilitas dalam

penelitian ini disajiakan sebagai berikut.

Tabel Hasil Uji Validitas

KMO and Bartlett’s Test

Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling ,712

Adequacy.

Barllett’s Test of Approx Chi-Square


292,167

Sphericity df 91

,000
Sig.

Rotated Component Matrix

Component

1 2

Sikap_1 ,702

Sikap_2 ,752
Sikap_3 ,719

Sikap_4 ,768

Sikap_5 ,546

Sikap _6 ,696

Sikap_7 ,847

Sikap_8 ,847

Sikap_9 ,679

Sikap_10 ,774

Minat_1 ,714

Minat_2 ,750

Minat_3 ,760

Minat_4 ,628

Extraction Method: Principal Compinent Analysis.

Rotation Method: Varimax with Kaiser Normalization.

a.Rotation converged in 3 iterations.

Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa nilai KMO sebesar 0,712. Artinya, nilai KMO

sebesar 0,712 lebih besar dari 0,5 dan dinytakan lolos uji CFA. Selain itu, ditinjau pada seluruh

butir soal permasing – masing variabel diketahui bahwa seluruh nilai faktor loading > dari 0,5

sehingga seluruh loading faktor tersebut dinyatain valid.


Tabel Hasil Uji Reliabilitas

Variabel Cronbach’s Alpha N of Items

Sikap pada media sosial instagram 0,894 10

Minat belanja pada media sosial instagram 0,700 4

Hasil uji reliabilitas menunjukan bahwa nilai Cronbach alpha sebesar pada sebesar pada

variabel sikap pada media sosial sebesar 0,894 dan pada variabel minat belanja pada media sosial

Instagram sebesar 0,700. Berdasarkan koefisien reliabilitas diketahui bahwa nilai koefisien

reliabiitas tersebut lebih besar dari 0,6 maka variabel penelitian memenuhi persyaratan untuk

digunakan dalam penelitian.

Analisis Deskriptif

Analisi deskriptif dalam penelitian ini meliputi: analisis karakteristik responden, analisis

statistic deskriptif yang terdiri dari: nilai maksimal, minimal, mean, dan standar deviasi, serta

kategoriasi jawaban responde. Adapun pembahasan mengenai masing – masing analisis

deskriptif disajikan sebagai berikut:

a. Karakteristik Responden
Karakteristik responden yang diamati dalam penelitian ini meliputi: jurusan, usia, dan

jenis kelamin. Deskripsi karakteristik responden disajikan sebagai berikut:


1) Jenis Kelamin

Deskripsi karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin disajiakan pada tabel

dibawah ini:

Karakteristik Responden Bedasrkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Frekuensi Persentase (%)

Laki-laki 50 50,00

Perempuan 50 50,00

Jumlah 100 100,00

Sumber: Data Primer 2018

Tabel di atas menunjukan bahwa mayoritas yang menjadi responden adalah

mahasiwa FISIP UNPAS sebanyak 100 orang (100,00%)

2) Usia

Deskripsi karakteristik responden berdasarkan usia disajikan pada tabel berikut ini:

Tabel Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Usia Frekuensi Persentase (%)

20 Tahun 25 25,00

21-23 Tahun 15 15,00

>23 Tahun 60 60,00

Jumlah 100 100,00

Sumber: Data Primer 2018


Tabel diatas menunjukan bahwa mahasiswa FISIP UNPAS yang berusia 20 tahun yakni

sebanyak 25 orang (25,00%), mahasiswa FISIP UNPAS yang berusia 21-23 tahun yakni 15

orang (15,00%), mahasiwa FISIP UNPAS yang berusia lebih dari 23 tahun yakni sebanyak 60

orang (60,00%). Dapat disimpulkan bahwa mayoritas mahasiswa FISIP UNPAS yang menjadi

responden dalam penelitian ini berusia lebih dari 23 tahun yakni sebanyak 60 orang (60,00%).

3) Jurusan

Deskripsi karakteristik responden berdasarkan jurusan disajikan pada tabel berikut

ini:

Tabel Karakteristik Responden Bedasarkan Jurusan

Jurusan Frekuensi Persentase (%)

Ilmu Komunikasi 100 100,00

Jumlah 100 100,00

Sumber: Data Primer 2018

Tabel di atas menunjukkan bahwa mahasiswa FISIP UNPAS yang memiliki

jurusuan ilmu komunikasi sebanyak 100 orang (100,00%). Dapat disimpulkan bahwa

mayoritas mahasiswa FISIP UNPAS yang menjadi responden dalam penelitian ini

berada pada jurusan ilmu komunikasi sebanyak 100 orang (100,00%).

4) Tempat Tinggal

Deskripsi karakteristik responden berdasarkan. Tempat tinggal disajiakn pada

tabel berikut ini:

Tabel Karateristik Responden Berdasarkan Tempat Tinggal


Tempat Tinggal Frekuensi Frekuensi Persentase (%)

Sewa/Kos 70 70,00

Rumah 30 30,00

Jumlah 100 100,00


Sumber: Data Primer 2018
Tabel di atas menunjukkan bahwa mahasiswi FISIP UNPAS Yang memiliki tempat tinggal
sewa/kos sebanyak 70 orang (70,00%), dan memiliki tempat tinggal di rumah atau ikut orang tua
sebanyak 30 orang (30,00%). Dapat disimpulkan bahwa mayoritas mahasiswa FISIP UNPAS
memiliki tempat tinggal sewa/kos sebanyak 70 orang (70,00%).
5) Pendapatan

Deskripsi karakteristik responden berdasarkan pendapatan disajiakan pada tabel berikut

ini:

Tabel Karakteristik Responden Berdasarkan Pendapatan

Pendapatan Frekuensi Persentase (%)

<Rp 1.000.000 15 15,00

Rp 1.000.000,00 – Rp 28 28,00

3.000.000,00

>Rp 3.000.000 57 57,00

Jumlah 100 100,00

Sumber: Data Primer 2018

Tabel di atas menunjukkan bahwa mahasiswi FISIP UNPAS yang berpendapatan kurang
dari Rp. 1.000.000 sebanyak 15 orang (15,00%), memiliki pendapatan antara Rp. 1.000.000 –
Rp. 3.000.000 sebanyak 28 orang (28,00%), dan memiliki pendapatan lebih dari Rp. 3.000.000
sebanyak 57 orang (57,00%). Dapat disimpulkan bahwa mayoritas mahasiswi FISIP UNPAS
memiliki pendapatan antara Rp. 1.000.000 – Rp. 3.000.000 sebanyak 28 orang (28,00%).

Deskripsi Kategori Variabel


Deskripsi kategori variabel menggambarkan sikap konsumen khususnya para mahasiswa pada
situs instagram terhadap minat beli. Deskripsi kategori variabel dalam penelitian ini akan dijasikan dalam
bentuk tabel mencakup nilai maksimal, minimal, mean, median, modus. Adapun hasil analisis datanya
sebagai berikut
Tabel 3.9. Hasil Uji Deskriptif
Statistik
Sikap Pada Minat Belanja Pada
Instagram Instagram
N 100 100
VALID 0 0
3,0650 3,3625
MISSING 3,1000 3,3750
MEAN 4,00 3,00a
MEDIAN 1,00 2,00
MODE 5,00 5,00
MINIMUM
MAXIMUN
a.Multi modes exist. The smallest value is shown
Sumber: Output Data yang di Olah
Berdasarkan Tabel diketahui bahwa variabel sikap pada instagram menunjukkan nilai
mean sebesar 3,06 dan variabel minat belanja pada instagram menunjukkan nilai mean sebesar
3,36. Nilai median pada variabel sikap sebesar 3,10 dan pada variabel minat sebesar 3,37. Pada
penelitian ini peneliti hanya mengacu pada satu data saja untuk menggambarkan objek dari data
tersebut. Data yang digunakan adalah nilai modus atau nilai yang paling sering muncul pada
kelompok data. Nilai modus pada variabel sikap sebesar 4 dan nilai modus variabel minat
sebesar 3. Nilai 4 pada variabel sikap menunjukkan bahwa sikap responden pada instagram
menyatakan setuju (S). Nilai 3 pada variabel minat menunjukkan bahwa minat responden pada
belanja instagram menyatakan ragu-ragu (R). Hal ini dapat diartikan bahwa responden penelitian
memiliki ketertarikan belanja pada intagram meskipun responden masih ragu-ragu terhadap
produk yang akan dibeli.

Pembahasan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sikap pada media sosial Instagram berpengaruh
terhadap minat belanja melalui Instagram. Hal ini ditunjukkan dari nilai thitung sebesar 6,537
lebih besar dari nilai tabel sebesar 1,987 atau (6,537>1,987), dan nilai signifikansi 0,000; dimana
signifikansi lebih kecil dari 0,05 (0,000<0,05), dan koefisien regresi mempunyai nilai positif
sebesar 0,288.
Sikap adalah perasaan positif atau negatif tentang suatu objek yang mempengaruhi
seseorang untuk berperilaku dalam cara tertentu terhadap objek itu. Hasil penelitian ini sejalan
dengan teori Boyd, Harper W. (1996) yang menyatakan bahwa sikap adalah perasaan positif atau
negatif tentang suatu objek yang mempengaruhi seseorang untuk berperilaku dalam cara tertentu
terhadap objek itu. Artinya sikap positif dan negatif mahasiswa FISIP UNPAS dapat membentuk
minat seseorang dalam belanja Tanaman online melalui instagram.
Minat beli adalah tahap kecenderungan responden untuk bertindak sebelum keputusan
membeli benar-benar dilaksanakan (Kotler, 2000: 55). Minat pembelian dapat menunjukkan
seberapa besar kemungkinan bahwa individu akan membeli produk. Instensitas membeli atau
minat beli merupakan suatu proses pengambilan keputusan yang dilakukan oleh konsumen
sebelum 56 mengadakan pembelian atas produk yang ditawarkan atau yang dibutuhkan oleh
konsumen tersebut. Hal ini dapat diartikan bahwa semakin positif sikap mahasiswa FISIP
UNPAS dalam berbelanja tanaman secara online melalui isntagram maka akan memberikan
pengaruh terhadap minat belanja pada media sosial instagram tersebut.
Media sosial instagram saat ini semakin banyak digunakan konsumen untuk review suatu
produk sehingga pertimbangan mengkonsumsi produk dan jasa akan dipengaruhi oleh media
tersebut. Sikap positif mahasiswa FISIP UNPAS ditentukan oleh testimoni percakapan yang
terdapat dalam instagram tersebut. Percakapan atau conversation menjadi tolak ukur kinerja
produk dalam media sosial karena melalui conversation yang positif dan banyak
direkomendasikan untuk dibeli, maka akan membentuk sikap konsumen yang positif sehingga
konsumen akan tertarik dengan merek tersebut dan pembelinya. Sementara apabila conversation
yang terpapar pada instagram tersebut negatif maka sikap mahasisw FISIP UNPAS juga akan
negatif dan tentu saja testimoni tersebut dapat melemahkan merek dan bahkan mendorong orang
lain untuk tidak membeli merek tersebut.
Link
https://id.wikipedia.org/wiki/Instagram
https://www.liputan6.com/tekno/read/3998624/jumlah-pengguna-instagram-dan-facebook-
indonesia-terbesar-ke-4-di-dunia
https://www.maxmanroe.com/vid/teknologi/internet/pengertian-media-sosial.html
http://leonivincensiaug.blogspot.com/2016/10/makalah-bisnis-online-shop-marketing.html

Anda mungkin juga menyukai