A. PENGKAJIAN
I. Identitas Pasien
Nama : Ny. PA
Umur : 20 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SLTP
Pekerjaan : IRT
Suku : Jawa
Bangsa : Indonesia
Alamat : Harjosari Lor 16/04 Adiwerna
Diagnose Medis : P1A2, hamil 37 minggu dengan kejang atau epilepsi (Post
SC hari ke-2)
II. Identitas Penangguag Jawab
Nama : Tn. H
Umur : 25 Tahun
Alamat : Harjosari Lor 16/04 Adiwerna
Pekerjaan : Wiraswasta
Hubungan dengan pasien : Suami
Riwayat Kesehatan Pasien
a. Riwayat kesehatan
Pasien mengatakan nyeri dan pusing setelah dilakukan tindakan operasi SC,
pasien mengeluh nyeri pada bagian luka post operasi dan nyerinya
bertambah jika pasien bergerak.
b. Riwayat kehamilan sekarang
Pasien mengatakan sering mengalami kejang (epilepsi) bila banyak pikiran,
dan pasien dibawa ke RS karena air ketubannya sudah merembes dan saat
pasien di RS pasien mengalami kejang sehingga dilakukan tindakan SC.
c. Riwayat kehamilan dulu
Pasien mengatakan sudah mengalami keguguran sebanyak dua kali, karena
pasien tidak pernah periksa ke dokter maupun bidan. Saat kehamilan yang
pertama pasien tidak mengetahui kalau sedang hamil dan mengalami
pendarahan banyak. Dan pada kehamilan yang kedua pasien juga tidak
mengetahui sedang hamil, setelah mengalami pendarahan banyak dan
disertai keluarnya gumpalan darah, pasien baru periksa di puskesmas dan
pasien didiagnosa mengalami keguguran lagi.
d. Riwayat ginekologi
Pasien mengatakan tidak mempunyai riwayat penyakit seperti tumor dan
kanker, hanya saja mempunyai riwayat epilepsy dari remaja.
e. Riwayat obstetric
Pasien mengatakan menarche pada usia 12 tahun, saat masih di SD, siklus
menstruasi teratur satu bulan sekali biasanya pada awal bulan, tidak ada
masalah yang terjadi pada saat menstruasi, tetapi kadang – kadang saat akan
menstruasi ada keluhan pinggang terasa sakit.
f. Riwayat keluarga berencana
Pasien mengatakan tidak pernah menggunakan alat kontrasepsi, dari mulai
menikah sampai mengalami dua kali keguguran. Pasien mengatakan sangat
ingin mempunyai anak sehingga pasien tidak pernah menggunakan alat
kontrasepsi.
Pola Fungsional
a. Pola presepsi kesehatan dan management
Pasien mengatakan kelahiran merupakan anugrah dari Tuhan YME, yang
harus dijaga dengan baik. Baik itu pasien yang telah melahirkan ataupun
anak yang sudah dilahirkan dan akan dibesarkan agar menjadi anak yang
berguna. Sehingga, bila terjadi sesuatu terutama yang berhubungan dengan
kesehatan, pasien akan berusaha untuk berobat ke dokter ataupun ke bidan.
b. Pola nutrisi dan metabolisme
Pasien mengatakan makan sehari 3x, pagi siang sore, dengan jumlah ± nasi
satu piring (porsi dari RS) habis. Pasien mengatakan memiliki alergi
terhadap makanan yaitu kerang, pasien akan merasakan gatal dan panas bila
makan kerang. Pasien mengatakan minum 5-7 gelas ukuran 100 ml dalam
satu hari. Pasien mengatakan tidak ada keluhan terhadap nutrisi maupun
metabolisme yang dirasakan pasien.
c. Pola eliminasi
Pasien masih terpasang selang kateter dengan frekuensi BAK dalam satu
hari ± 500 ml. BAB 1x sehari dengan konsistensi lembek.
d. Pola aktivitas dan latihan
Pasien mengatakan melakukan aktifitas pekerjaan rumah tangga yang ringan
– ringan seperti menyapu lantai dan melipat baju.
e. Pola presepsi
Pasien mengatakan kesehatan kehamilan kelahiran adalah takdir dari yang
maha pencipta.
f. Pola istirahat tidur
Pasien mengatakan sebelum melahirkan tidurnya terganggu ± 5jam/hari,
karena pasien kehamilannya sudah membesar. Dan setelah operasi SC
istirahat tidur di RS juga kadang terganggu hanya ± 4jam/hari dikarenakan
luka post operasi SC masih terasa nyeri atau sakit.
g. Pola peran dan hubungan
Pasien mengatakan, menurutnya peran sebagai ibu belum dilakukan, karena
sebelumnya pasien telah gagal dalam kehamilanya. Menjadi istri dengan
selalu menjaga komunikasi dengan suamin serta keluarga besar dan tetangga
merupakan hal yang harus di jalankan pasien walaupun mungkin sedikit
terganggu. Namun setelah dikaruniai kehadiran anak pertam dalam
keluarga, pasien berharap dapat membawa kebahagian bagi keluarga.
h. Pola seksual dan reproduksi
Pasien mengatakan setelah hamil tidak melakukan hubungan karena
suaminya bekerja di luar kota, dan pulang 1 bulan sekali. Dan setelah
melahirkan ini mungkin akan sama melakukan hubungan 1 bulan sekali bila
suami pulang dari luar kota. Pasien mengatakan komunikasi dengan
suaminya berjalan dengan baik. Dan untuk memiliki keturunan lagi pasien
mengatakan tidak menginginkan lagi karena sudah memiliki satu anak.
i. Pola mengatasi stress
Pasien mengatakan bila merasakan stress atau ada tekanan dalam hidupnya,
pasien akan selalu berdoa kepada Tuhan YME agar diberi petunjuk untuk
mengatasi dan menyelesaikan masalah tersebut. Namun pasien sering
merasa tertekan dan gagal dalam mempertahankan koping stress yang
mengakibatkan pasien sering mengalami kejang karena terpikirkan sesuatu
cotohnya saat sedang hamil, pasien sering mencemaskan kesehatan bayinya
yang membuat pasien sering merasa stress dan kepikiran.
Aspek psikologis
a. Reva rubin
Periode taking in berlangsung ±1 hari setelah operasi SC pasien mengatakan
nyeri dan tidak dapat bergerak, pasien juga terlihat hanya terfokus pada
dirinya tidak menanyakan dimana anaknya atau mencari anaknya.
Periode taking hold berlangsung ±2 hari juga setelah operasi SC dan bayi di
letakan disamping pasien, dimana pasien terlihat sangat perhatian pada
bayinya, dan berkonsentrasi penuh dalam merawat bayinya.
Periode letting go berlangsung saat pasien terlihat sangat baik dan mampu
dalam menjaga anaknya, menerima tanggung jawab dan peran sebagai ibu
untuk menjaga dan merawatnya. Pasien juga terlihat sangat memperhatikan
dan menerima nasihat dari bidan, perawat, maupun dokter.
b. Bonding attachment
Pasien mengatakan sangat senang dan bahagia dirawat bersama bayinya
setelah operasi SC, setelah operasi dan pasien istirahat sebentar dan
akhirnya dapat melihat wajah dari bayinya dengan puas. Pasien juga
mengatakan akan memberi ASI eksklutif untuk pertumbuhan bayinya,
walaupun ASInya belum keluar dan bayinya belum dapat menyusu dengan
baik.
Gol. Darah +
A
Rhesus
Gol. Darah
+
Rhesus
Kimia Klinik
SGOT 29 µ/L <34
SGPT 27 µ/L <34
Ureum 21.0 mg/dL 20.0 – 43.0
Creatinin 0.8 mg/dL 0.6 – 1.1
Gula darah
sewaktu 91.0 mg/dL 82.0 – 115.0
Therapy
Infus RL 20tts/menit Inj. Citicolin 3 x 1 amp
Inj. Diazepam 1 amp (bila kejang) Inj. Mecobalamin 2 x 500 mg
Inj. Penitoin 3 x 100 mg Inj. Cefmaxone 2 x 1 gr
(dimasukkan dalam NaCl 100 mg) Inj. Keterolax 3 x 50 mg
B. ANALISA DATA
No. DATA ETIOLOGI PROBLEM
1 DS: pasien mengatakan Nyeri akut Agens cedera fisik
nyeri (0077)
O : pasien mengatakan Luka post SC
nyeri saat bergerak
P : pasien mengatakan
nyeri dan kepala pusing Jaringan terputus
Q : pasien mengatakan
nyerinya seperti ditusuk –
tusuk Merangsang sensorik
R : pasien mengatakan
nyeri di bagian abdomen
tepat di sekitar luka Gangguan rasa
operasi nyaman
S : pasien mengatakan
nyeri skala 6
T : pasien mengatakan Nyeri Akut
nyerinya hilang timbul
U : pasien mengatakan
nyeri yang terlalu kuat
juga membuat kepalanya
jadi pusing
V : pasien berharap
nyerinya berkurang
kemudian hilang
DO:
Pasien terlihat
menahan nyeri,
Sedikit bergerak,
Meringis kesakitan,
Pasien terlihat sudah
dapat miring kanan
dan kiri
2 DS: Ketidakefektifan Kurangnya
Pasien mengatakan pemberian ASI pengetahuan ibu
baru post SC tentang teknik
Pasien mengatakan menyusui
ASI belum keluar
No. DATA ETIOLOGI PROBLEM
Pasien mengatakan Adaptasi psikologis
belum mengetahui ibu
cara menyusui bayi
yang benar karena
anak pertama Perubahan peran
DO:
Payudara simetris Kurangnya
ka/ki pengetahuan ibu
Putting susu tentang teknik
menonjol menyusui
Belum ada
pengeluaran ASI
Konsistensi tegang Sekresi oksitosin
keras terhambat
Ada nyeri tekan
Terdapat
hiperpigmentasi pada Ketidakefektifan
aerola dan putting pemberian ASI
susu
Terlihat pasien
belum mampu
menyusui dengan
cara dan posisi yang
benar
Terlihat pasien
kesulitan saat
menyusui
Bayi terlihat susah
saat menyusu pada
ibu sehingga bayi
rewel
Suhu bayi 360C
Rr = 48x/menit
Akral bayi terasa
dingin
Terjadi penurunan
BB bayi 2,7 Kg
menjadi ±2,5 Kg,
No. DATA ETIOLOGI PROBLEM
3 DS: Resiko infeksi Efek prosedur invasif
(0142)
Pasien mengatakan Jaringan terbuka
luka post SC sakit
Nyeri (dolor)
Dan terasa panas Proteksi kurang
(kalor)
DO:
Invasi bakteri
Terdapat luka post
SC ±15 cm,
Terlihat merah Resiko Infeksi
(rubor)
Dan fungsi tubuh
terganggu (fungsio
laesa) karena sulit
bergerak, duduk,
Balutan luka kering
dan bersih
TD : 120/90 mmHg
Rr : 22x/menit
N : 80x/menit
S : 37,2 oC
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri akut berhubungan dengan agens cedera fisik
2. Ketidakefektifan pemberian ASI berhubungan dengan Kurangnya
pengetahuan ibu tentang teknik menyusui
3. Resiko infeksi berhubungan dengan efek prosedur invasif
C. INTERVENSI
DIAGNOSA TUJUAN DAN
NO. INTERVENSI RASIONAL
KEP. KRITERIA HASIL
1 Nyeri akut Setelah dilakukan 1. Kaji dan Monitor nyeri
berhubungan tindakan keperawatan monitor nyeri sebagai
dengan selama 1 x 24 jam (lokasi, skala, indicator dalam
agens cedera masalah nyeri akut intensitas, penentuan
fisik teratasi, dengan kriteria kualitas) penanganan
hasil : Posisi yang
Rasa nyeri berkurang 2. Terapkan posisi nyaman dapat
Skala nyeri 6 kenyamanan, membantu
menjadi 4 perubahan menurunkan
Pasien dapat posisi untuk rasa nyeri
bergerak sedikit – menurunkan
sedikit skala nyeri Teknik relaksasi
Rasa pusing hilang 3. Ajarkan teknik napas
non-
4. farmakologi dapat
untuk menventilasi
menurunkan semua darah
nyeri (relaksasi paru dan
napas dalam) merilekskan
tubuh
D. IMPLEMENTASI
HARI/TGL DX.
NO. IMPLEMENTASI RESPON PASIEN TTD
/JAM KEP.
Kamis, @TIM
1
11/11/21
14.00 1 1. Memonitor vital sign Ds :
Pasien mengatakan
masih terasa nyeri
bila bergerak
Dibagian perut
bawah dengan
skala nyeri 5
Dan nyerinya
hilang timbul
Do :
TD: 120/90 mmHg
N: 83x/menit
Rr: 22x/menit
S: 36,70C
14.30 2 2. Memonitor Ds: pasien mengatakan
kemampuan bayi bayi sudah dapat
dalam menghisap menghisap tetapi ASI
putting ibu masih belum keluar
DO:
Pasien terlihat
menahan nyeri
Pasien terlihat
sedikit bergerak
dan berlahan –
lahan
Pasien mulai
banyak
berkomunikasi dan
berinteraksi
20.05 2 7. Mengkaji pengeluaran Ds: pasien mengatakan
ASI dan nyeri ASI sudah keluar
payudara namun masih sedikit,
nyeri payudara sudah
tidak ada
E. EVALUASI
TANDA
NO. HARI/TGL/JAM DX. KEP. EVALUASI
TANGAN
1 Kamis, 11/11/21 Nyeri akut S:
20.50 berhubungan Pasien mengatakan masih
dengan merasa nyeri bila bergerak
agens cedera Dibagian perut bawah
fisik Dengan skala nyeri 4
Dan nyerinya hilang timbul
O:
TD: 120/90 mmHg
N: 83x/menit
Rr: 22x/menit
S: 36,70C
TANDA
NO. HARI/TGL/JAM DX. KEP. EVALUASI
TANGAN
A: masalah nyeri akut belum
teratasi
P: lanjutkan intervensi :
Monitor vital sign dan skala
nyeri
Kolaborasi pemberian obat
antinyeri yaitu obat ketorolax
2 Kamis, 11/11/21 Ketidakefekt S:
20.50 ifan Pasien mengatakan ASI sudah
pemberian keluar meskipun masih sedikit
ASI Anaknya sudah dapat
berhubungan menghisap
dengan Sudah tidak ada nyeri tekan
kurangnya dipayudara
pengetahuan
ibu tentang O:
teknik
Pasien terlihat lebih nyaman
menyusui
Dan lebih baik setelah anaknya
dapat menyusu
Pasien terlihat dapat melakukan
breast care secara mandiri
A: masalah ketidakefektifan
pemberian ASI teratasi sebagian
P: berikan intervensi :
Monitor pengeluaran dan
kelancaran pemberian ASI
setiap 2 jam sekali
TANDA
NO. HARI/TGL/JAM DX. KEP. EVALUASI
TANGAN
3 Jum’at, 12/11/21 Nyeri akut S: pasien mengatakan nyeri
13.50 berhubungan O : pasien mengatakan masih
dengan nyeri saat bergerak
agens cedera P : pasien mengatakan nyeri
fisik Q : pasien mengatakan nyerinya
seperti ditusuk – tusuk
R : pasien mengatakan nyeri di
bagian abdomen tepat di sekitar
luka operasi
S : pasien mengatakan nyeri skala
2
T : pasien mengatakan nyerinya
hilang timbul
U : pasien mengatakan nyeri
sudah berkurang dan sekarang
lebih baik
V : pasien berharap nyerinya
hilang
O:
Pasien terlihat lebih baik dan
nyaman
Sudah dapat bergerak dan
berlahan – lahan sudah belajar
duduk
Mulai banyak berkomunikasi
dan berinteraksi
P: pertahankan intervensi :
Monitor nyeri (lokasi, skala,
intensitas, kualitas) setiap 4 jam
sekali
TANDA
NO. HARI/TGL/JAM DX. KEP. EVALUASI
TANGAN
4 Jum’at, 12/11/21 Ketidakefekt S: pasien mengatakan ASI sudah
13.50 ifan keluar, anaknya sudah dapat
pemberian menghisap dengan baik
ASI
berhubungan O:
dengan
Pasien terlihat lebih nyaman
kurangnya
Dan lebih baik setelah anaknya
pengetahuan
dapat menyusu
ibu tentang
Pasien dan keluarga terlihat
teknik
dapat melakukan pijat oksitosin
menyusui
secara mandiri
A: masalah ketidakefektifan
pemberian ASI teratasi
O:
P: pertahankan intervensi :
Monitor keadaan lokia 2x sehari
pagi dan sore
Lakukan GB dan memantau
tanda gejala infeksi
Kolaborasi pemberian antibiotic
yaitu obat ceftriaxone