Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN SEMINAR

PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN PROFESI NERS

DI RUANG MAWAR RS KARDINAH TEGAL

Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas Praktek Klinik Keperawatan


Disusun oleh : Kelompok 3
1. Anik Ariffiani
2. Ayu Wulandari
3. Desi Reza Asriyani
4. Dwi Widya Ningrum
5. Egi Ayu Nolarita V. S.
6. Fadil Amaludin
7. Fuji Sumiati
8. Heru Sismulyawan
9. Irma Afiyah Nur. H.
10. Kezia Lika A.
11. Kristianingrum
12. Lailatul Fitria Yuli Y.
13. Naurah Nazhifah
14. Novia Tri Ayu Wulandari
15. Putri Sekarsari
16. Siti Rodotul J.
17. Sri Ilya Aqidah
18. Sukma Ali
19. Windy Khusnul K.
20. Yomira Kinasih

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN DAN NERS

FAKULTAS ILMU KESEHATAN


UNIVERSITAS BHAMADA
SLAWI
2021
PERIODE POST PARTUM
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. AP DENGAN POST SC ADA
EPILEPSI
DI RUANG MAWAR RUMAH SAKIT KARDINAH TEGAL

Nama mahasiswa : Kelompok 3


Pengkajian : 11 November 2021
Ruang : Mawar
Tanggal praktek : 01 – 20 November 2021

A. PENGKAJIAN
I. Identitas Pasien
Nama : Ny. PA
Umur : 20 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SLTP
Pekerjaan : IRT
Suku : Jawa
Bangsa : Indonesia
Alamat : Harjosari Lor 16/04 Adiwerna
Diagnose Medis : P1A2, hamil 37 minggu dengan kejang atau epilepsi (Post
SC hari ke-2)
II. Identitas Penangguag Jawab
Nama : Tn. H
Umur : 25 Tahun
Alamat : Harjosari Lor 16/04 Adiwerna
Pekerjaan : Wiraswasta
Hubungan dengan pasien : Suami
Riwayat Kesehatan Pasien
a. Riwayat kesehatan
Pasien mengatakan nyeri dan pusing setelah dilakukan tindakan operasi SC,
pasien mengeluh nyeri pada bagian luka post operasi dan nyerinya
bertambah jika pasien bergerak.
b. Riwayat kehamilan sekarang
Pasien mengatakan sering mengalami kejang (epilepsi) bila banyak pikiran,
dan pasien dibawa ke RS karena air ketubannya sudah merembes dan saat
pasien di RS pasien mengalami kejang sehingga dilakukan tindakan SC.
c. Riwayat kehamilan dulu
Pasien mengatakan sudah mengalami keguguran sebanyak dua kali, karena
pasien tidak pernah periksa ke dokter maupun bidan. Saat kehamilan yang
pertama pasien tidak mengetahui kalau sedang hamil dan mengalami
pendarahan banyak. Dan pada kehamilan yang kedua pasien juga tidak
mengetahui sedang hamil, setelah mengalami pendarahan banyak dan
disertai keluarnya gumpalan darah, pasien baru periksa di puskesmas dan
pasien didiagnosa mengalami keguguran lagi.
d. Riwayat ginekologi
Pasien mengatakan tidak mempunyai riwayat penyakit seperti tumor dan
kanker, hanya saja mempunyai riwayat epilepsy dari remaja.
e. Riwayat obstetric
Pasien mengatakan menarche pada usia 12 tahun, saat masih di SD, siklus
menstruasi teratur satu bulan sekali biasanya pada awal bulan, tidak ada
masalah yang terjadi pada saat menstruasi, tetapi kadang – kadang saat akan
menstruasi ada keluhan pinggang terasa sakit.
f. Riwayat keluarga berencana
Pasien mengatakan tidak pernah menggunakan alat kontrasepsi, dari mulai
menikah sampai mengalami dua kali keguguran. Pasien mengatakan sangat
ingin mempunyai anak sehingga pasien tidak pernah menggunakan alat
kontrasepsi.
Pola Fungsional
a. Pola presepsi kesehatan dan management
Pasien mengatakan kelahiran merupakan anugrah dari Tuhan YME, yang
harus dijaga dengan baik. Baik itu pasien yang telah melahirkan ataupun
anak yang sudah dilahirkan dan akan dibesarkan agar menjadi anak yang
berguna. Sehingga, bila terjadi sesuatu terutama yang berhubungan dengan
kesehatan, pasien akan berusaha untuk berobat ke dokter ataupun ke bidan.
b. Pola nutrisi dan metabolisme
Pasien mengatakan makan sehari 3x, pagi siang sore, dengan jumlah ± nasi
satu piring (porsi dari RS) habis. Pasien mengatakan memiliki alergi
terhadap makanan yaitu kerang, pasien akan merasakan gatal dan panas bila
makan kerang. Pasien mengatakan minum 5-7 gelas ukuran 100 ml dalam
satu hari. Pasien mengatakan tidak ada keluhan terhadap nutrisi maupun
metabolisme yang dirasakan pasien.
c. Pola eliminasi
Pasien masih terpasang selang kateter dengan frekuensi BAK dalam satu
hari ± 500 ml. BAB 1x sehari dengan konsistensi lembek.
d. Pola aktivitas dan latihan
Pasien mengatakan melakukan aktifitas pekerjaan rumah tangga yang ringan
– ringan seperti menyapu lantai dan melipat baju.
e. Pola presepsi
Pasien mengatakan kesehatan kehamilan kelahiran adalah takdir dari yang
maha pencipta.
f. Pola istirahat tidur
Pasien mengatakan sebelum melahirkan tidurnya terganggu ± 5jam/hari,
karena pasien kehamilannya sudah membesar. Dan setelah operasi SC
istirahat tidur di RS juga kadang terganggu hanya ± 4jam/hari dikarenakan
luka post operasi SC masih terasa nyeri atau sakit.
g. Pola peran dan hubungan
Pasien mengatakan, menurutnya peran sebagai ibu belum dilakukan, karena
sebelumnya pasien telah gagal dalam kehamilanya. Menjadi istri dengan
selalu menjaga komunikasi dengan suamin serta keluarga besar dan tetangga
merupakan hal yang harus di jalankan pasien walaupun mungkin sedikit
terganggu. Namun setelah dikaruniai kehadiran anak pertam dalam
keluarga, pasien berharap dapat membawa kebahagian bagi keluarga.
h. Pola seksual dan reproduksi
Pasien mengatakan setelah hamil tidak melakukan hubungan karena
suaminya bekerja di luar kota, dan pulang 1 bulan sekali. Dan setelah
melahirkan ini mungkin akan sama melakukan hubungan 1 bulan sekali bila
suami pulang dari luar kota. Pasien mengatakan komunikasi dengan
suaminya berjalan dengan baik. Dan untuk memiliki keturunan lagi pasien
mengatakan tidak menginginkan lagi karena sudah memiliki satu anak.
i. Pola mengatasi stress
Pasien mengatakan bila merasakan stress atau ada tekanan dalam hidupnya,
pasien akan selalu berdoa kepada Tuhan YME agar diberi petunjuk untuk
mengatasi dan menyelesaikan masalah tersebut. Namun pasien sering
merasa tertekan dan gagal dalam mempertahankan koping stress yang
mengakibatkan pasien sering mengalami kejang karena terpikirkan sesuatu
cotohnya saat sedang hamil, pasien sering mencemaskan kesehatan bayinya
yang membuat pasien sering merasa stress dan kepikiran.

Aspek psikologis
a. Reva rubin
Periode taking in berlangsung ±1 hari setelah operasi SC pasien mengatakan
nyeri dan tidak dapat bergerak, pasien juga terlihat hanya terfokus pada
dirinya tidak menanyakan dimana anaknya atau mencari anaknya.
Periode taking hold berlangsung ±2 hari juga setelah operasi SC dan bayi di
letakan disamping pasien, dimana pasien terlihat sangat perhatian pada
bayinya, dan berkonsentrasi penuh dalam merawat bayinya.
Periode letting go berlangsung saat pasien terlihat sangat baik dan mampu
dalam menjaga anaknya, menerima tanggung jawab dan peran sebagai ibu
untuk menjaga dan merawatnya. Pasien juga terlihat sangat memperhatikan
dan menerima nasihat dari bidan, perawat, maupun dokter.
b. Bonding attachment
Pasien mengatakan sangat senang dan bahagia dirawat bersama bayinya
setelah operasi SC, setelah operasi dan pasien istirahat sebentar dan
akhirnya dapat melihat wajah dari bayinya dengan puas. Pasien juga
mengatakan akan memberi ASI eksklutif untuk pertumbuhan bayinya,
walaupun ASInya belum keluar dan bayinya belum dapat menyusu dengan
baik.

Pemeriksaan fisik ibu


 Vital sign
Pasien sadar penuh
TD : 130/90 mmHg Rr : 21x/menit
N : 83x/menit S : 37,1 oC
Nyeri :
O : pasien mengatakan nyeri saat bergerak
P : pasien mengatakan nyeri dan pusing
Q : pasien mengatakan nyerinya seperti ditusuk – tusuk
R : pasien mengatakan nyeri di bagian abdomen tepat di sekitar luka operasi
S : pasien mengatakan nyeri skala 5
T : pasien mengatakan nyerinya hilang timbul
U : pasien mengatakan nyeri yang terlalu kuat juga membuat kepalanya jadi
pusing
V : pasien berharap nyerinya berkurang kemudian hilang
 Ukur TB dan BB
BB sebelum hamil : 50 kg, terakhir ditimbang 57 kg
TB : 153 cm
 Kepala : mesochepal, tidak ada nyeri, tidak ada lesi, tidak ada massa
Rambut : hitam, tidak ada ketombe, pendek sebahu, bersih
Mata : simetris, ananemis, tidak ikterik, pupil isokor ka/ki, konjungtiva
ananemis, sclera putih
Mulut : bibir simetris, gigi normal, tidak ada caries, tidak menggunakan gigi
palsu, mukosa bibir lembab dan sedikit pucat
Hidung : tidak ada pernafasan cuping hidung, tidak ada gangguan
penciuman, tidak ada secret atau polip
Tenggorokan : mukosa sedikit pucat, tidak ada nyeri tekan
Telinga : bentuk telinga sedang, simetris ka/ki, bersih, tidak ada serum,
tidak ada lesi, tidak ada nyeri tekan, tidak ada gangguan pendengaran
 Wajah : tidak ada perubahan warna kulit, warna kulit sawo matang rata
 Leher : I : tidak terlihat adanya pembesaran kelenjar thyroid, tidak terlihat
kelainan pada leher
P : kelenjar thyroid tidak teraba, tidak ada pembesaran kelenjar
limfe
 Thoraks dan paru-paru
I : tidak ada keluhan sesak, bentuk dada simetris ka/ki, tidak ada massa, RR
21x/menit
P : vocal premitus getaran sama ka/ki, ekspansi paru pengembangan dada
sama ka/ki, tidak ada kelainan
P : perkusi sonor ka/ki
A : suara nafas vesikuler, tidak menggunakan alat bantu napas
 Jantung
I : ictus cordis tidak tampak, denyut jantung normal
P : ictus cordis teraba hangat
P : tidak ada pembesaran jantung
A : bunyi jantung normal dan regular, tidak ada bunyi jantung tambahan,
tidak ada kelainan
 Payudara
Payudara simetris ka/ki, putting susu menonjol, belum ada pengeluaran ASI,
konsistensi tegang keras, ada pengeluaran kolustrum, terdapat
hiperpigmentasi pada aerola dan putting susu
 Abdomen
I : bentuk abdomen bulat tidak ada bayangan vena dan tidak ada benjolan,
terdapat luka operasi SC lokasi di perut ±15 cm, terdapat linea nigra,
terdapat striae gravidarum, diastasis rektus abdominalis 18x3
A : peristaltic usus 5x/menit
P : TFU 1 jari dibawah pusar, konsistensi keras, kontarksi usus baik, perut
tegang, ada nyeri tekan, tidak ada massa, tidak teraba pembesaran hepar
P : tidak ada nyeri ketuk
 Genetalia
Vulva tidak terjadi oedema, tidak ada varises. Perineum utuh tidak
dilakukan episiotomy, tidak ada jahitan pada perineum, dan tidak ada tanda
– tanda reeda. Lokia, pasien 2x ganti pembalut dalam 1 hari, jenis dan
warna rubra merah terang, konsistensi cair, dan bau khas
 Anus
Tidak ada iritasi dan tidak ada benjolan hemoroid
 Veskularisasi perifer ekstrimitas atas dan bawah
Pergerakan sendi terbatas, kekuatan otot eks. Atas. Ka/ki 5/5, eks. Bawah.
Ka/ki 5/5, tidak ada kelainan ekstremitas, tidak ada kelainan tulang
belakang, tidak ada kelainan pada kulit, turgor kulit baik CRT<2 s, tidak ada
luka, warna kulit kemerahan tidak pucat
 Ekstrimitas bawah
Eks. tidak ada odema dan tidak ada varises, Human Sign hasil pemerikasaan
(-), tidak ada masalah khusus
 Ekstrimitas atas
Tangan kiri terpasang infus RL 20tts/menit, tidak terjadi pembengkakan
pada infus, infus lancar
Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Rujukan
CBC
Hb 13.1 g/dL 11.2 – 15.7
Leukosit 4.7 10^3/µL 4.4 – 11.3
Hematokrit 39 % 37 – 47
Trombosit 153 10^3/µL 150 – 521
Eritrosit 4.1 10^6/µL 4.1 – 5.1
RDW 11.5 fL 11.5 – 14.5
MCU 87 fL 80 – 96
MCH 29 Pg 28 – 33
MCHC H 37 g/dL 33 – 36

Gol. Darah +
A
Rhesus
Gol. Darah
+
Rhesus

Kimia Klinik
SGOT 29 µ/L <34
SGPT 27 µ/L <34
Ureum 21.0 mg/dL 20.0 – 43.0
Creatinin 0.8 mg/dL 0.6 – 1.1
Gula darah
sewaktu 91.0 mg/dL 82.0 – 115.0

HBSAg Non Reaktif -


HIV Non Reaktif -

Therapy
Infus RL 20tts/menit Inj. Citicolin 3 x 1 amp
Inj. Diazepam 1 amp (bila kejang) Inj. Mecobalamin 2 x 500 mg
Inj. Penitoin 3 x 100 mg Inj. Cefmaxone 2 x 1 gr
(dimasukkan dalam NaCl 100 mg) Inj. Keterolax 3 x 50 mg
B. ANALISA DATA
No. DATA ETIOLOGI PROBLEM
1 DS: pasien mengatakan Nyeri akut Agens cedera fisik
nyeri (0077)
O : pasien mengatakan Luka post SC
nyeri saat bergerak
P : pasien mengatakan
nyeri dan kepala pusing Jaringan terputus
Q : pasien mengatakan
nyerinya seperti ditusuk –
tusuk Merangsang sensorik
R : pasien mengatakan
nyeri di bagian abdomen
tepat di sekitar luka Gangguan rasa
operasi nyaman
S : pasien mengatakan
nyeri skala 6
T : pasien mengatakan Nyeri Akut
nyerinya hilang timbul
U : pasien mengatakan
nyeri yang terlalu kuat
juga membuat kepalanya
jadi pusing
V : pasien berharap
nyerinya berkurang
kemudian hilang

DO:
 Pasien terlihat
menahan nyeri,
 Sedikit bergerak,
 Meringis kesakitan,
 Pasien terlihat sudah
dapat miring kanan
dan kiri
2 DS: Ketidakefektifan Kurangnya
 Pasien mengatakan pemberian ASI pengetahuan ibu
baru post SC tentang teknik
 Pasien mengatakan menyusui
ASI belum keluar
No. DATA ETIOLOGI PROBLEM
 Pasien mengatakan Adaptasi psikologis
belum mengetahui ibu
cara menyusui bayi
yang benar karena
anak pertama Perubahan peran

DO:
 Payudara simetris Kurangnya
ka/ki pengetahuan ibu
 Putting susu tentang teknik
menonjol menyusui
 Belum ada
pengeluaran ASI
 Konsistensi tegang Sekresi oksitosin
keras terhambat
 Ada nyeri tekan
 Terdapat
hiperpigmentasi pada Ketidakefektifan
aerola dan putting pemberian ASI
susu
 Terlihat pasien
belum mampu
menyusui dengan
cara dan posisi yang
benar
 Terlihat pasien
kesulitan saat
menyusui
 Bayi terlihat susah
saat menyusu pada
ibu sehingga bayi
rewel
 Suhu bayi 360C
 Rr = 48x/menit
 Akral bayi terasa
dingin
 Terjadi penurunan
BB bayi 2,7 Kg
menjadi ±2,5 Kg,
No. DATA ETIOLOGI PROBLEM
3 DS: Resiko infeksi Efek prosedur invasif
(0142)
 Pasien mengatakan Jaringan terbuka
luka post SC sakit
 Nyeri (dolor)
 Dan terasa panas Proteksi kurang
(kalor)

DO:
Invasi bakteri
 Terdapat luka post
SC ±15 cm,
 Terlihat merah Resiko Infeksi
(rubor)
 Dan fungsi tubuh
terganggu (fungsio
laesa) karena sulit
bergerak, duduk,
 Balutan luka kering
dan bersih
 TD : 120/90 mmHg
 Rr : 22x/menit
 N : 80x/menit
 S : 37,2 oC

DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri akut berhubungan dengan agens cedera fisik
2. Ketidakefektifan pemberian ASI berhubungan dengan Kurangnya
pengetahuan ibu tentang teknik menyusui
3. Resiko infeksi berhubungan dengan efek prosedur invasif
C. INTERVENSI
DIAGNOSA TUJUAN DAN
NO. INTERVENSI RASIONAL
KEP. KRITERIA HASIL
1 Nyeri akut Setelah dilakukan 1. Kaji dan Monitor nyeri
berhubungan tindakan keperawatan monitor nyeri sebagai
dengan selama 1 x 24 jam (lokasi, skala, indicator dalam
agens cedera masalah nyeri akut intensitas, penentuan
fisik teratasi, dengan kriteria kualitas) penanganan
hasil : Posisi yang
 Rasa nyeri berkurang 2. Terapkan posisi nyaman dapat
 Skala nyeri 6 kenyamanan, membantu
menjadi 4 perubahan menurunkan
 Pasien dapat posisi untuk rasa nyeri
bergerak sedikit – menurunkan
sedikit skala nyeri Teknik relaksasi
 Rasa pusing hilang 3. Ajarkan teknik napas
non-
4. farmakologi dapat
untuk menventilasi
menurunkan semua darah
nyeri (relaksasi paru dan
napas dalam) merilekskan
tubuh

5. Kolaborasikan Pemberian obat


pemberian obat yang tepat dapat
membantu
menurunkan
rasa nyeri pasien

2 Ketidakefekt Setelah dilakukan 1. Monitor Indicator


ifan tindakan keperawatan pengetahuan keadaan ibu dan
pemberian selama 1 x 24 jam tentang ASI anaknya terkait
ASI masalah 2. Monitor kelancaran
berhubungan ketidakefektifan kemampuan dalam menyusu
dengan pemberian ASI ibu bayi untuk
Kurangnya teratasi, dengan kriteria menghisap
pengetahuan hasil : 3. Monitor nyeri
DIAGNOSA TUJUAN DAN
NO. INTERVENSI RASIONAL
KEP. KRITERIA HASIL
ibu tentang  ASI lancar yang dirasakan Breast care
teknik  Payudara tidak payudara dapat membantu
menyusui bengkak 4. Lakukan pengeluaran ASI
 Dapat mencegah metode massase
nyeri payudara depan (breast
 Dapat mengenali care)
tanda – tanda
penurunan pasokan 5. Berikan Penyuluhan
ASI penyuluhan kesehatan yang
 Dapat merasakan kesehatan benar dapat
dukungan keluarga mengenai teknik menambah
selama proses menyusui pengetahuan ibu
menyusui dan
 Mampu menyusui memaksimalkan
dengan benar dan ibu dalam
puas memberikan
ASI untuk
anaknya
6. Ajarkan dan Pijat oksitosin
kolaborasikan dapat membantu
dengan keluarga memperlancar
untuk pengeluaran ASI
melakukan
massase (pijat
oksitosin)
3 Resiko Setelah dilakukan 1. Monitor dan Indicator deteksi
infeksi tindakan keperawatan jelaskan tanda dini resiko
berhubungan selama 1 x 24 jam dan gejala infeksi
dengan efek masalah resiko infeksi infeksi
proedur teratasi, dengan kriteria 2. Monitor Indicator resiko
invasif hasil : keadaan lokia terjadinya
 Luka bersih dan (warna, jumlah, kelainan
kering bau)
 Tidak terjadi 3. Lakukan GB Proses metode
kemerahan yang baik dan pencegahan
 Tidak terjadi infeksi benar secara terjadinya resiko
 Tidak ada pus di luka aseptic dan infeksi
operasi
DIAGNOSA TUJUAN DAN
NO. INTERVENSI RASIONAL
KEP. KRITERIA HASIL
 Jahitan luka operasi Antiseptic
bagus 4. Kolaborasi Pemberian
pemberian antibiotic dapat
antibiotic membantu
pasien dalam
proses
pemulihan

D. IMPLEMENTASI
HARI/TGL DX.
NO. IMPLEMENTASI RESPON PASIEN TTD
/JAM KEP.
Kamis, @TIM
1
11/11/21
14.00 1 1. Memonitor vital sign Ds :
 Pasien mengatakan
masih terasa nyeri
bila bergerak
 Dibagian perut
bawah dengan
skala nyeri 5
 Dan nyerinya
hilang timbul

Do :
 TD: 120/90 mmHg
 N: 83x/menit
 Rr: 22x/menit
 S: 36,70C
14.30 2 2. Memonitor Ds: pasien mengatakan
kemampuan bayi bayi sudah dapat
dalam menghisap menghisap tetapi ASI
putting ibu masih belum keluar

Do: pasien terlihat


cemas, takut, bayi rewel
dan menangis
HARI/TGL DX.
NO. IMPLEMENTASI RESPON PASIEN TTD
/JAM KEP.
14.35 2 Melakukan metode Ds: pasien mengatakan
breast care untuk bersedia untuk
membantu dilakukan breast care
mempermudah dan dan mengajari pasien
memperlancar breast care
pengeluaran ASI
Do: pasien terlihat
memperhatikan walau
sedikit bingung, tetapi
setelah diulangi pasien
dapat melakukan breast
care secara mandiri
15.00 2 3. Memberikan Ds:
penyuluhan kesehatan  Pasien mengatakan
mengenai teknik paham dan jelas
menyusui seperti: saat diberi
 posisi yang baik penyuluhan oleh
untuk menyusui perawat
 cara menyusui  Pasien dapat
 tujuan manfat mengulangi apa
menyusui yang disampaikan
 tanda bayi perawat
membutuhkan
asupan Do: pasien terlihat
menganggukan kepala
saat dijelaskan, dan
focus ketika dijelaskan
15.30 1 4. Mengajarkan teknik Ds: pasien mengatakan
non-farmakologi mau diajarkan untuk
untuk menurunkan melakukan terapi
nyeri (relaksasi napas relaksasi napas dalam
dalam) untuk menurunkan
nyeri

Do: pasien terlihat


dapat melakukan terapi
relaksasi napas dalam
dengan baik dan benar
HARI/TGL DX.
NO. IMPLEMENTASI RESPON PASIEN TTD
/JAM KEP.
19.00 1 5. Berkolaborasi terkait Ds: pasien bersedia
pemberian obat diberikan obat antinyeri
antinyeri yaitu obat
ketorolax 50 mg Do: setelah obat
dimasukkan pasien
terlihat lebih nyaman
20.00 2 6. Mengkaji adanya Ds:
nyeri atau keluhan  Pasien mengatakan
lainnya masih merasa nyeri
bila bergerak
 Nyeri dibagian
perut bawah
 Skala nyeri 4
 Nyerinya hilang
timbul
 Dan tidak ada
keluhan lain yang
dirasakan

DO:
 Pasien terlihat
menahan nyeri
 Pasien terlihat
sedikit bergerak
dan berlahan –
lahan
 Pasien mulai
banyak
berkomunikasi dan
berinteraksi
20.05 2 7. Mengkaji pengeluaran Ds: pasien mengatakan
ASI dan nyeri ASI sudah keluar
payudara namun masih sedikit,
nyeri payudara sudah
tidak ada

Do: pasien terlihat lebih


HARI/TGL DX.
NO. IMPLEMENTASI RESPON PASIEN TTD
/JAM KEP.
baik, dan bayinya juga
tidak rewel, lebih
tenang
Jum’at,
2
12/11/21
08.00 3 8. Memonitor keadaan Ds: pasien mengatakan
lokia (warna, jumlah, mengganti pembalut 3x
bau) sehari

Do: warna lochia merah


konsistensi encer, bau
amis
09.00 3 9. Memonitor dan Ds: pasien dan keluarga
menjelaskan tanda mengatakan faham
dan gejala infeksi, ketika dijelaskan
melihat keadaan luka
jahit, menjelaskan Do:
tanda gejala infeksi  Tidak ada tanda
yang harus ada seperti gejala infeksi di
rubor (kemerahan), luka jahit pasien
dolor (nyeri, sakit),  Tidak ada
kalor (panas), tumor kemerahan yang
(bengkak), dan terlalu merah
fungsio laesae  Nyeri masih sedikt
(kehilangan fungsi  Tidak ada panas
tubuh), serta luka ataupun bengkak
dapat disertai pus  Dan sedikit –
sedikit pasien
dapat bangun dan
duduk ditepi
tempat tidur
meskipun berlahan
– lahan
09.10 3 10. Melakukan GB Ds: pasien mengatakan
bersedia dilakukan GB
(ganti balut)

Do: pasien terlihat lebih


HARI/TGL DX.
NO. IMPLEMENTASI RESPON PASIEN TTD
/JAM KEP.
baik dan nyaman
setelah diganti balut
10.00 3 11. Berkolaborasi Ds: pasien mengatakan
pemberian antibiotic bersedia diberikan obat
yaitu obat ceftriaxone antibiotic

Do: setelah obat


dimasukkan pasien
terlihat lebih nyaman
13.00 1 12. Mengajarkan dan Ds: pasien dan keluarga
bekerjasama dengan mengatakan bersedia
keluarga dalam diajarkan cara
memperlancar melakukan pijat
pengeluaran ASI oksitosin
untuk dapat
membantu dalam Do: pasien terlihat
melakukan pijat nyaman saat dilakukan
oksitosin pijat oksitosin, keluarga
dapat melakukan pijat
oksitosin secara mandiri

E. EVALUASI
TANDA
NO. HARI/TGL/JAM DX. KEP. EVALUASI
TANGAN
1 Kamis, 11/11/21 Nyeri akut S:
20.50 berhubungan  Pasien mengatakan masih
dengan merasa nyeri bila bergerak
agens cedera  Dibagian perut bawah
fisik  Dengan skala nyeri 4
 Dan nyerinya hilang timbul

O:
 TD: 120/90 mmHg
 N: 83x/menit
 Rr: 22x/menit
 S: 36,70C
TANDA
NO. HARI/TGL/JAM DX. KEP. EVALUASI
TANGAN
A: masalah nyeri akut belum
teratasi

P: lanjutkan intervensi :
 Monitor vital sign dan skala
nyeri
 Kolaborasi pemberian obat
antinyeri yaitu obat ketorolax
2 Kamis, 11/11/21 Ketidakefekt S:
20.50 ifan  Pasien mengatakan ASI sudah
pemberian keluar meskipun masih sedikit
ASI  Anaknya sudah dapat
berhubungan menghisap
dengan  Sudah tidak ada nyeri tekan
kurangnya dipayudara
pengetahuan
ibu tentang O:
teknik
 Pasien terlihat lebih nyaman
menyusui
 Dan lebih baik setelah anaknya
dapat menyusu
 Pasien terlihat dapat melakukan
breast care secara mandiri

A: masalah ketidakefektifan
pemberian ASI teratasi sebagian

P: berikan intervensi :
 Monitor pengeluaran dan
kelancaran pemberian ASI
setiap 2 jam sekali
TANDA
NO. HARI/TGL/JAM DX. KEP. EVALUASI
TANGAN
3 Jum’at, 12/11/21 Nyeri akut S: pasien mengatakan nyeri
13.50 berhubungan O : pasien mengatakan masih
dengan nyeri saat bergerak
agens cedera P : pasien mengatakan nyeri
fisik Q : pasien mengatakan nyerinya
seperti ditusuk – tusuk
R : pasien mengatakan nyeri di
bagian abdomen tepat di sekitar
luka operasi
S : pasien mengatakan nyeri skala
2
T : pasien mengatakan nyerinya
hilang timbul
U : pasien mengatakan nyeri
sudah berkurang dan sekarang
lebih baik
V : pasien berharap nyerinya
hilang

O:
 Pasien terlihat lebih baik dan
nyaman
 Sudah dapat bergerak dan
berlahan – lahan sudah belajar
duduk
 Mulai banyak berkomunikasi
dan berinteraksi

A: masalah nyeri akut teratasi

P: pertahankan intervensi :
 Monitor nyeri (lokasi, skala,
intensitas, kualitas) setiap 4 jam
sekali
TANDA
NO. HARI/TGL/JAM DX. KEP. EVALUASI
TANGAN
4 Jum’at, 12/11/21 Ketidakefekt S: pasien mengatakan ASI sudah
13.50 ifan keluar, anaknya sudah dapat
pemberian menghisap dengan baik
ASI
berhubungan O:
dengan
 Pasien terlihat lebih nyaman
kurangnya
 Dan lebih baik setelah anaknya
pengetahuan
dapat menyusu
ibu tentang
 Pasien dan keluarga terlihat
teknik
dapat melakukan pijat oksitosin
menyusui
secara mandiri

A: masalah ketidakefektifan
pemberian ASI teratasi

P: pertahankan intervensi nomor


 Monitor pengeluaran dan
kelancaran pemberia ASI setiap
2 jam sekali
TANDA
NO. HARI/TGL/JAM DX. KEP. EVALUASI
TANGAN
5 Jum’at, 12/11/21 Resiko S:
13.50 infeksi  Pasien mengatakan mengganti
berhubungan pembalut 3x sehari
dengan efek  Pasien mengatakan bersedia
prosedur dilakukan gb (ganti balut)
invasif  Dan pasien dengan keluarga
juga mendengarkan dengan baik
serta paham saat dijelaskan
terkait gb
 Pasien bersedia diberikan obat
antibiotic

O:

 warna lochia merah konsistensi


encer
 bau amis khas
 tidak ada tanda gejala infeksi di
luka jahit pasien
 tidak ada kemerahan yang
terlalu merah
 nyeri masih sedikt, tidak ada
panas ataupun bengkak
 dan sedikit – sedikit pasien
dapan bangun dan duduk ditepi
tempat tidur meskipun berlahan
– lahan

A: masalah resiko infeksi teratasi

P: pertahankan intervensi :
 Monitor keadaan lokia 2x sehari
pagi dan sore
 Lakukan GB dan memantau
tanda gejala infeksi
 Kolaborasi pemberian antibiotic
yaitu obat ceftriaxone

Anda mungkin juga menyukai