KELOMPOK 4
2013
BAB I
PENDAHULUAN
BAB III. Metodologi Percobaan yang terdiri dari Alat dan Bahan Percobaan, Prosedur
percobaan dan gambar skema percobaan
BAB IV. Analisa data dan Pembahasan ; dan
BAB V. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Korosi
Pengertian korosi adalah rusak atau lapuknya suatu material (umumnya logam)
karena berinteraksi dengan lingkungan sekitar [sumber : modul pelatihan coating operator].
Korosi merupakan peristiwa alami (natural process) dan reaksi yang terjadi adalah reaksi
elektrokimia sehingga setiap material (umumnya logam) memiliki laju korosinya masing –
masing.
Ada empat elemen yang diperlukan sehingga reaksi korosi dapat berlangsung yaitu :
1. Anoda
2. Tempat arus mengalir dari anoda ke katoda
3. Katoda
4. Larutan elektrolit
Apabila salah satu komponen diatas tidak ada maka korosi tidak akan terjadi.
II. 3 Avometer
Secara umum, pengertian dari AVO meter adalah suatu alat untuk mengukur arus,
tegangan, baik tegangan bolak-balik (AC) maupun tegangan searah (DC) dan hambatan
listrik.
AVO meter sangat penting fungsinya dalam setiap pekerjaan elektronika karena
dapat membantu menyelesaikan pekerjaan dengan mudah dan cepat, Tetapi sebelum
mempergunakannya, para pemakai harus mengenal terlebih dahulu jenis-jenis AVO meter
dan bagaimana cara menggunakannya agar tidak terjadi kesalahan dalam pemakaiannya dan
akan menyebabkan rusaknya AVO meter tersebut.
Berdasarkan prinsip kerjanya, ada dua jenis AVO meter, yaitu AVO meter analog
(menggunakan jarum putar / moving coil) dan AVO meter digital (menggunakan display
digital). Kedua jenis ini tentu saja berbeda satu dengan lainnya, tetapi ada beberapa kesamaan
dalam hal operasionalnya. Misal sumber tenaga yang dibutuhkan berupa baterai DC dan
probe / kabel penyidik warna merah dan hitam.
Pada AVO meter digital, hasil pengukuran dapat terbaca langsung berupa angka-
angka (digit), sedangkan AVO meter analog tampilannya menggunakan pergerakan jarum
untuk menunjukkan skala. Sehingga untuk memperoleh hasil ukur, harus dibaca berdasarkan
range atau divisi.
II.4 Al (Alumunium)
Aluminium bukan merupakan jenis logam berat, namun merupakan elemen yang
berjumlah sekitar 8% dari permukaan bumi dan paling berlimpah ketiga. Aluminium terdapat
dalam penggunaan aditif makanan, antasida, buffered aspirin, astringents, semprotan hidung,
antiperspirant, air minum, knalpot mobil, asap tembakau, penggunaan aluminium foil,
peralatan masak, kaleng, keramik , dan kembang api.
Aluminium merupakan konduktor listrik yang baik. Terang dan kuat. Merupakan
konduktor yang baik juga buat panas. Dapat ditempa menjadi lembaran, ditarik menjadi
kawat dan diekstrusi menjadi batangan dengan bermacam-macam penampang. Tahan korosi.
Aluminium adalah logam yang dangat reaktif. Kalau berada di lingkungan yang
menghasilkan oksigen, logam ini bereaksi untuk membentuk sebuah selaput tipis oksidayang
transparan di seluruh permukaannya yang terbuka. Selaput ini mengendalikanlaju korosi dan
melindungi logam di bawahnya. Oleh karena itu, komponen-komponen yang terbuta dari
aluminium dan paduan-paduannya bisa memiliki umur panjang, Jika selaput itu rusak dan
tidak dapat dipulihkan lagi, korosi logam ini akan berlangsung cepat sekali. Tembaga murni
adalah logam yang sangat lunak dan mudah ditempa. Logam ini biasanya dipadukan dengan
sedikit logam lain seperti Be, Te, Ag, Cd, As, dan Cr untuk mengubah sifat-sifatnya pada
penerapan-penerapan tertentu, sambil tetap memperahankan ketahanan terhadap korosinya
yang istimewa dalam kondisi-kondisi kerja yang lebih buruk. (Chamberlain, 1991)
II.5 Cu (Tembaga)
Tembaga, adalah logam merah muda, yang lunak, dapat ditempa, dan liat. Melebur
pada suhu yang sangat tinggi, yakni 1038 oC. Karena potensial elektrod standarnyapositif,
yaitu (+0,34 untuk pasangan Cu/Cu2+), ia tak larut dalam asam klorida dan asam sulfat
encer, meskipun dengan adanya oksigen ia bisa larut sedikit. (Svehla, 1990)
Tembaga merupakan suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki lambang
Cu dan nomor atom 29. Lambangnya berasal dari bahasa Latin Cuprum.Tembaga merupakan
konduktor panas dan listrik yang baik.Selain itu unsur ini memiliki korosi yang cepat sekali.
Tembaga murni sifatnya halus dan lunak, dengan permukaan berwarna jingga kemerahan.
Tembaga dicampurkan dengan timah untuk membuat perunggu.
Logam ini dan aloinya telah digunakan selama empat hari. Di era Roma, tembaga
umumnya ditambang di Siprus, yang juga asal dari nama logam ini (сyprium, logam Siprus),
nantinya disingkat jadi сuprum). Ikatan dari logam ini biasanya dinamai dengan tembaga(II).
Ion Tembaga(II) dapat berlarut ke dalam air, dimana fungsi mereka dalam
konsentrasi tinggi adalah sebagai agen anti bakteri, fungisi, dan bahan tambahan kayu. Dalam
konsentrasi tinggi maka tembaga akan bersifat racun, tapi dalam jumlah sedikit tembaga
merupakan nutrien yang penting bagi kehidupan manusia dan tanaman tingkat rendah. Di
dalam tubuh, tembaga biasanya ditemukan di bagian hati, otak, usus, jantung, dan ginjal
II.6 Fe (Besi)
Besi adalah logam yang berasal dari bijih besi. Salah satu kelemahan besi adalah
mudah mengalami korosi. Korosi menimbulkan banyak kerugian karena mengurangi umur
pakai berbagai barang atau bangunan yang menggunakan besi atau baja.
Besi merupakan logam yang menempati urutan kedua dari logam-logam yang umum
terdapat pada kerak bumi .besi cukup reaktif, besi bila di biarkan di udara terbuka
untuk beberapa lama mengalami perubahan warna yang lazim di sebut perkaratan
besi.Proses perubahan besi menjadi besi berkarat merupakan reaksi redoks yag melihat
oksigen:
Fe(s) + O2 --> Fe2O3
Salah satu kelemahan besi adalah mudah mengalami korosi. Korosi menimbulkan
banyak kerugian karena mengurangi umur pakai berbagai barang atau bangunan yang
menggunakan besi atau baja. Sebenarnya korosi dapat dicegah dengan mengubah besi
menjadi baja tahan karat (stainless steel), akan tetapi proses ini terlalu mahal untuk
kebanyakan penggunaan besi. Korosi besi memerlukan oksigen dan air. Berbagai jenis logam
contohnya Zink dan Magnesium dapat melindungi besi dari korosi.(id.wikipedia.com)
baja tidak akan terkorosi selama masih ada lapisan seng dan secara elektrik masih
terinteraksi.
Tabel 2.1. The Galvanic Series of Metal
BAB III
METODOLOGI
1. Multitester 1 buah
2. Elektroda standar kalomel 1 buah
Sel Percobaan 1 buah
(Dimensi: 15 cm x 15 cm x 20 cm)
3. Kabel mono/ tembaga 1 meter
START
PREPARASI SPESIMEN
(PEMOTONGAN) 15 cm x 15 cm x 20 cm
FINISH
Elektroda
Standar
Logam uji
Larutan NaCl 3%
atau air PDAM
BAB IV
ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN
Tabel 1. Hasil pengukuran potensial pada logam Cu, Fe dan Al pada lingkungan NaCl 3%
No. Logam Potensial (V)
1. Copper (Cu) 0.289
2. Besi (Fe) 0.517
3. Aluminium (Al) 0.332
Penyusunan deret galvanik dari logam-logam yang digunakan dalam praktikum ini dalam
lingkungan NaCl 3% yaitu sebagai berikut:
Table 2. Hasil pengukuran potensial pada logam Cu, Fe, dan Al pada lingkungan air PDAM
No. Logam Potensial (V)
Penyusunan deret galvanik dari logam-logam yang digunakan dalam praktikum ini dalam
lingkungan air PDAM yaitu sebagai berikut
IV.II Pembahasan
Pada praktikum pengukuran potensial korosi pada beberapa jenis logam yang telah
dilakukan antara lain pada logam Cu, Fe dan Al didapatkan data bahwa Copper (Cu)
memiliki potensial sebesar 0,289 V, sedangkan Besi (Fe) memiliki potensial sebesar 0,517 V,
dan Aluminium (Al) memiliki potensial sebesar 0,332 V. Dari nilai potensial yang dimiliki
oleh beberapa logam tersebut didapatkan penyusunan deret galvanik dari logam-logam yang
digunakan dalam praktikum dalam lingkungan NaCl 3%. Deret galvanik adalah urutan
potensial dari logam atau paduan dalam lingkungan tertentu, misalnya air laut. Dari hasil
praktikum dapat disusun bahwa deret galvanic yang paling bawah ditempati oleh Copper
kemudian selanjutnya ditempati oleh Aluminium, dan yang terakhir Mild steel.
Sedangkan pada lingkungan air PDAM urutan yang paling atas ditempati oleh
Copper, kemudian Mild steel, dan yang paling bawah Aluminium.
Deret galvanik menerangkan bahwa ketika potensialnya sedikit, maka bersifat paling
aktif, sedangkan ketika potesialnya banyak, maka keaktifannya sedikit berkurang.
BAB V
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil praktikum pengukuran potensial korosi pada logam Cu, Fe dan Al
didapatkan hasil bahwa:
• Pengukuran potensial dalam lingkungan air PDAM pada logam yaitu sebesar – 0,142
V pada Cu , - 0,548 V pada Fe, dan – 0,810 V pada Al
• Pengukuran potensial dalam lingkungan NaCl 3% pada logam yaitu sebesar 0,289 V
pada Cu , 0,517 V pada Fe, dan 0,332 V pada Al
• Deret galvanik dalam lingkungan NaCl 3% yaitu mulai dari Aluminium yang berada
pada urutan pertama, kemudian Mild Steel dan yang terakhir Copper.
• Deret galvanik dalam lingkungan air PDAM yaitu mulai dari Copper yang berada
pada urutan pertama, kemudian Mild Steel dan yang terakhir Aluminium
• Adanya kesalahan pada praktikum pertama (lingkungan NaCl 3%) diperkirakan
karena adanya kesalahan prosedur peletakan kutub eletroda dan logam pada saat
pengukuran dengan menggunakan voltmeter.
• Pada percobaan kedua (lingkungan air PDAM) dilakukan pengamplasan logam uji
sehingga data yang dihasilkan lebih valid.
C.R. ALVES, R. AQUINO, M.H. SOUSA, H.R. RECHENBERG, G.F. GOYA, F.A.
TOURINHO, J. DEPEYROT, Journal of MetalurgicallMaterials 20-21, 694 (2004).
KAMEOKA SATOSHI, TANABE TOYOKAZU, TSAI AN, Catalyst Letters, Vol.
100, No. 1-2, pp. 89-93, 2005.
W.F. SANGGUAN, Y. TERNAOKA, S. KAGAWA, Applied Catalysis , Part B,
Vol.16, N0.2, pp. 149-154, 2005.
R.C. WU, H.H. QU, H. HE. Y.B. YU, Applied Catalysis , Part B 48 (1), 49 (2004).
ANONYMOUS, Galvanizing Korosik, 2001.
BARSOUM M. , Corosion Fundamental, McGraw-Hill, 1997
Diktat Panduan Praktikum Korosi dan Perlindungan Logam, Jurusan Teknik Material
dan Metalurgi, Surabaya: 2013
Lampiran
DOKUMENTASI PRAKTIKUM
Gambar 7. Keadaan saat logam diukur potensialnya dalam ingkuan air PDAM