Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PRAKTIKUM KOROSI

PENGUKURAN POTENSIAL KOROSI BEBERAPA JENIS LOGAM

KELOMPOK 4

Dewi Isniyati R. 2710100034

Dinar Rias A. 2710100037

Ivana Yessica S.P. 2710100039

Arin Merliana 2710100041

Farah Qudsiyah 2710100047

Dosen Pembimbing: Tubagus N.R., ST., M.Sc.

LABORATORIUM PENGENDALIAN KOROSI

2013

Jurusan Teknik Material dan Metalurgi


Fakultas Teknologi Industri
Institut Teknolgi Sepuluh Nopember
ABSTRAK

Dewasa ini banyak industri-industri besar yang mengalami berbagai


permasalahan. Salah satu permasalahan yang dialami oleh industri tersebut ialah
korosi pada setiap tahapan prosesnya. Dengan adanya bahan konstruksi yang
terbuat dari logam, banyak industri yang rentan terhadap permasalahan korosi.
Korosi tidak dapat dihindari, tetapi dapat diperlambat lajunya. Banyak industri
yang tidak menyadari akan masalah ini, malah sering diabaikan padahal biaya
yang ditimbulkan dari masalah ini tidaklah sedikit. Pencegahan lebih baik
dilakukan untuk meminimalisir biaya perawatan dibandingkan dengan perbaikan
yang dilakukan setelah timbulnya masalah korosi.
Korosi adalah peristiwa rusaknya logam karena reaksi dengan
lingkungannya (Roberge, 1999). Definisi lainnya adalah korosi merupakan
rusaknya logam karena adanya zat penyebab korosi, korosi adalah fenomena
elektrokimia dan hanya menyerang logam. Pada dasarnya logam akan mengalami
reaksi dengan lingkungan dimana logam mengalami oksidasi sedangkan
lingkungan (udara) mengalami reaksi reduksi.
Untuk mengetahui permasalahan korosi ini dapat digunakan banyak cara,
salah satunya ialah mengukur potensial korosi berbagai jenis logam yang biasa
digunakan pada industri pada lingkungan NaCl 3% serta menyusun sel galvanik
beberapa logam yang diukur. Logam yang digunakan adalah logam tembaga (Cu),
besi (Fe) dan Aluminium (Al). Sedangkan elektroda yang digunakan ialah
elektroda standar kalomel.
Laporan Praktikum Korosi
Pengukuran Potensial Korosi Beberapa Jenis Logam

BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Jika kita banyak melihat sekeliling kita, banyak hal yang terjadi berkaitan dengan
korosi. Korosi ini biasanya banyak terjadi pada logam. Korosi sendiri ialah kerusakan atau
degradasi logam akibat reaksi redoks antara suatu logam dengan berbagai zat di
lingkungannya yang menghasilkan senyawa-senyawa yang tidak dikehendaki. Dalam bahasa
sehari-hari, korosi disebut perkaratan. Contoh korosi yang paling lazim adalah perkaratan
besi.
Perkaratan besi biasa kita lihat pada pagar rumah, gagang pintu, dan pada industri bisa
dilihat pipa pun bisa terkorosi. Oleh karena itu, banyak penelitian saat ini yang membahas
tentang korosi. Para ilmuwan yang meneliti tentang korosi pun semakin banyak, menemukan
berbagai penanganan untuk mencegah terjadinya korosi.
Pada praktikum kali ini kita mencoba mengetahui cara pengukuran potensial korosi
pada berbagai jenis logam pada lingkungan NaCl 3% dan menyusun deret galvanik beberapa
logam yang nantinya kita ukur. Nilai potensial logam yang nantinya akan diukur jika lebih
tinggi daripada nilai potensial elektroda yang digunakan, maka logam tersebut akan
terproteksi, tetapi jika potensialnya lebih rendah maka logam akan terkorosi dan bertindak
sebagai anoda.

I.2 Tujuan Percobaan


Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengetahui cara pengukuran potensial korosi
berbagai logam pada lingkungan NaCl 3% serta menyusun deret galvanik beberapa logam
yang diukur.

I.3 Sistematika Penulisan


Pada laporan praktikum kali ini memiliki sistematika penulisan sebagai berikut:
ABSTRAK
BAB I. Pendahuluan terdiri dari latar belakang, tujuan percobaan dan sistematika
penulisan
BAB II. Tinjauan Pustaka

Jurusan Teknik Material dan Metalurgi


Fakultas Teknologi Industri
Institut Teknolgi Sepuluh Nopember
Laporan Praktikum Korosi
Pengukuran Potensial Korosi Beberapa Jenis Logam

BAB III. Metodologi Percobaan yang terdiri dari Alat dan Bahan Percobaan, Prosedur
percobaan dan gambar skema percobaan
BAB IV. Analisa data dan Pembahasan ; dan
BAB V. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

Jurusan Teknik Material dan Metalurgi


Fakultas Teknologi Industri
Institut Teknolgi Sepuluh Nopember
Laporan Praktikum Korosi
Pengukuran Potensial Korosi Beberapa Jenis Logam

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Korosi
Pengertian korosi adalah rusak atau lapuknya suatu material (umumnya logam)
karena berinteraksi dengan lingkungan sekitar [sumber : modul pelatihan coating operator].
Korosi merupakan peristiwa alami (natural process) dan reaksi yang terjadi adalah reaksi
elektrokimia sehingga setiap material (umumnya logam) memiliki laju korosinya masing –
masing.
Ada empat elemen yang diperlukan sehingga reaksi korosi dapat berlangsung yaitu :
1. Anoda
2. Tempat arus mengalir dari anoda ke katoda
3. Katoda
4. Larutan elektrolit
Apabila salah satu komponen diatas tidak ada maka korosi tidak akan terjadi.

II.2 Lingkungan Korosif


Tingkatan korosi tergantung pada keagresifan dari lingkungannya. Pada umumnya
logam dengan ketahanan korosi yang lebih rendah dalam suatu lingkungan berfungsi sebagai
anoda. Biasanya baja dan seng keduanya akan terkorosi akan tetapi jika keduanya
dihubungkan maka Zn akan terkorosi sedangkan baja akan terlindungi.
Pada kondisi khusus, sebagai contoh dalam lingkungan air dengan temperature 180 oF,
terjadi hal sebaliknya yaitu baja mengalami korosi sedangkan Zn terlindungi. Rupanya dalam
kasus ini produk korosi pada Zn bertindak sebagai permukaan yang lebih mulia terhadap
baja. Menurut Haney, Zn menjadi kurang aktif dan potensialnya menjadi kebalikannya jika
ada ion-ion penghalang seperti nitrat, bikarbonat atau karbonat dalam air.
Berdasarkan tabel diatas dan menurut penelitian dibeberapa macam kondisi lingkungan,
dapat ditarik kesimpulan bahwa :
1. Zn bersifat anodik terhadap baja pada semua kondisi
2. Al sifatnya bervariasi
3. Sn selalu bersifat sebagai katodik
4. Ni selalu bersifat sebagai katodik

Jurusan Teknik Material dan Metalurgi


Fakultas Teknologi Industri
Institut Teknolgi Sepuluh Nopember
Laporan Praktikum Korosi
Pengukuran Potensial Korosi Beberapa Jenis Logam

Garam-garam memiliki kemampuan yang cukup baik untuk menghantarkan listrik


dan dapat menyebabkan terjadinya korosui galvanik dan crevicce corrosion. Air laut biasanya
memiliki kandungan garam 3,4 % (NaCl). Korosi ini dipengaruhi oleh oksigen
(kandungannya), kecepatan korosi, temperatur dan organisme biologi. Jika sebuah logam
dicelup dalam larutan garam NaCl 3%, maka akan terjadi pengendapan yang dapat
meningkatkan korosi dan reduksi katodik.
Kondisi crevice, asam dan sulfid disebabkan oleh aktifitas biologi dalam air laut
yang menganndung garam-garam dan dapat meningkatkan korosifitas. Ketahanan korosi
logam dan paduan terhadap larutan garam berbeda-beda. Pada carbon steel, kecepatan laju
korosi per tahunnya adalah kurang lebih 5 mpy, pada austenit kurang lebih 2 mpy dan pada
paduan Ni-Al-Bronze sekitar 1 mpy. Dari laju korosi ini kita akan dapat data berupa potensial
logam sehingga pada akhirnya kita dapat menyusun deret potensial logam. (2013, Diktat
panduan praktikum korsi dan perlindungan logam)
Korosi galvanik tidak terjadi jika kedua logam benar-benar kering karena tidak ada
elektrolit yang memindahkan arus dintara anoda dan katoda. Laju korosi yang terjadi dalam
suatu lingkungan tertentu sangat ditentukam oleh mekanisme korosi. Kecenderungan logam
untuk melepaskan elektron pada saat terjadinya elektrokimia dalam proses korosi
menunjukkan kereaktifan logam yang bersangkutan. Selisih potensial berhubungan dengan
kereaktifan logam terhadap korosi. Selisih potensial yang lebih besar mempunyai
kemungkinan terjadinya korosi yang lebih besar. Selisih potensial ini dapat ditimbulkan oleh
hal-hal berikut :
1. Adanya beda fasa
2. Perbedaan temperatur dan tegangan
3. Perbedaan besar butir
4. Pengaruh perbedaan konsentrasi
5. Lokasi antara batas dan bagian tengah butir
6. Adanya perbedaan aerasi

II. 3 Avometer
Secara umum, pengertian dari AVO meter adalah suatu alat untuk mengukur arus,
tegangan, baik tegangan bolak-balik (AC) maupun tegangan searah (DC) dan hambatan
listrik.

Jurusan Teknik Material dan Metalurgi


Fakultas Teknologi Industri
Institut Teknolgi Sepuluh Nopember
Laporan Praktikum Korosi
Pengukuran Potensial Korosi Beberapa Jenis Logam

AVO meter sangat penting fungsinya dalam setiap pekerjaan elektronika karena
dapat membantu menyelesaikan pekerjaan dengan mudah dan cepat, Tetapi sebelum
mempergunakannya, para pemakai harus mengenal terlebih dahulu jenis-jenis AVO meter
dan bagaimana cara menggunakannya agar tidak terjadi kesalahan dalam pemakaiannya dan
akan menyebabkan rusaknya AVO meter tersebut.
Berdasarkan prinsip kerjanya, ada dua jenis AVO meter, yaitu AVO meter analog
(menggunakan jarum putar / moving coil) dan AVO meter digital (menggunakan display
digital). Kedua jenis ini tentu saja berbeda satu dengan lainnya, tetapi ada beberapa kesamaan
dalam hal operasionalnya. Misal sumber tenaga yang dibutuhkan berupa baterai DC dan
probe / kabel penyidik warna merah dan hitam.
Pada AVO meter digital, hasil pengukuran dapat terbaca langsung berupa angka-
angka (digit), sedangkan AVO meter analog tampilannya menggunakan pergerakan jarum
untuk menunjukkan skala. Sehingga untuk memperoleh hasil ukur, harus dibaca berdasarkan
range atau divisi.

Gambar 2.1. Avometer

II.4 Al (Alumunium)
Aluminium bukan merupakan jenis logam berat, namun merupakan elemen yang
berjumlah sekitar 8% dari permukaan bumi dan paling berlimpah ketiga. Aluminium terdapat
dalam penggunaan aditif makanan, antasida, buffered aspirin, astringents, semprotan hidung,
antiperspirant, air minum, knalpot mobil, asap tembakau, penggunaan aluminium foil,
peralatan masak, kaleng, keramik , dan kembang api.

Jurusan Teknik Material dan Metalurgi


Fakultas Teknologi Industri
Institut Teknolgi Sepuluh Nopember
Laporan Praktikum Korosi
Pengukuran Potensial Korosi Beberapa Jenis Logam

Aluminium merupakan konduktor listrik yang baik. Terang dan kuat. Merupakan
konduktor yang baik juga buat panas. Dapat ditempa menjadi lembaran, ditarik menjadi
kawat dan diekstrusi menjadi batangan dengan bermacam-macam penampang. Tahan korosi.
Aluminium adalah logam yang dangat reaktif. Kalau berada di lingkungan yang
menghasilkan oksigen, logam ini bereaksi untuk membentuk sebuah selaput tipis oksidayang
transparan di seluruh permukaannya yang terbuka. Selaput ini mengendalikanlaju korosi dan
melindungi logam di bawahnya. Oleh karena itu, komponen-komponen yang terbuta dari
aluminium dan paduan-paduannya bisa memiliki umur panjang, Jika selaput itu rusak dan
tidak dapat dipulihkan lagi, korosi logam ini akan berlangsung cepat sekali. Tembaga murni
adalah logam yang sangat lunak dan mudah ditempa. Logam ini biasanya dipadukan dengan
sedikit logam lain seperti Be, Te, Ag, Cd, As, dan Cr untuk mengubah sifat-sifatnya pada
penerapan-penerapan tertentu, sambil tetap memperahankan ketahanan terhadap korosinya
yang istimewa dalam kondisi-kondisi kerja yang lebih buruk. (Chamberlain, 1991)

II.5 Cu (Tembaga)
Tembaga, adalah logam merah muda, yang lunak, dapat ditempa, dan liat. Melebur
pada suhu yang sangat tinggi, yakni 1038 oC. Karena potensial elektrod standarnyapositif,
yaitu (+0,34 untuk pasangan Cu/Cu2+), ia tak larut dalam asam klorida dan asam sulfat
encer, meskipun dengan adanya oksigen ia bisa larut sedikit. (Svehla, 1990)

Tembaga merupakan suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki lambang
Cu dan nomor atom 29. Lambangnya berasal dari bahasa Latin Cuprum.Tembaga merupakan
konduktor panas dan listrik yang baik.Selain itu unsur ini memiliki korosi yang cepat sekali.
Tembaga murni sifatnya halus dan lunak, dengan permukaan berwarna jingga kemerahan.
Tembaga dicampurkan dengan timah untuk membuat perunggu.
Logam ini dan aloinya telah digunakan selama empat hari. Di era Roma, tembaga
umumnya ditambang di Siprus, yang juga asal dari nama logam ini (сyprium, logam Siprus),
nantinya disingkat jadi сuprum). Ikatan dari logam ini biasanya dinamai dengan tembaga(II).
Ion Tembaga(II) dapat berlarut ke dalam air, dimana fungsi mereka dalam
konsentrasi tinggi adalah sebagai agen anti bakteri, fungisi, dan bahan tambahan kayu. Dalam
konsentrasi tinggi maka tembaga akan bersifat racun, tapi dalam jumlah sedikit tembaga
merupakan nutrien yang penting bagi kehidupan manusia dan tanaman tingkat rendah. Di
dalam tubuh, tembaga biasanya ditemukan di bagian hati, otak, usus, jantung, dan ginjal

Jurusan Teknik Material dan Metalurgi


Fakultas Teknologi Industri
Institut Teknolgi Sepuluh Nopember
Laporan Praktikum Korosi
Pengukuran Potensial Korosi Beberapa Jenis Logam

II.6 Fe (Besi)
Besi adalah logam yang berasal dari bijih besi. Salah satu kelemahan besi adalah
mudah mengalami korosi. Korosi menimbulkan banyak kerugian karena mengurangi umur
pakai berbagai barang atau bangunan yang menggunakan besi atau baja.
Besi merupakan logam yang menempati urutan kedua dari logam-logam yang umum
terdapat pada kerak bumi .besi cukup reaktif, besi bila di biarkan di udara terbuka
untuk beberapa lama mengalami perubahan warna yang lazim di sebut perkaratan
besi.Proses perubahan besi menjadi besi berkarat merupakan reaksi redoks yag melihat
oksigen:
Fe(s) + O2 --> Fe2O3
Salah satu kelemahan besi adalah mudah mengalami korosi. Korosi menimbulkan
banyak kerugian karena mengurangi umur pakai berbagai barang atau bangunan yang
menggunakan besi atau baja. Sebenarnya korosi dapat dicegah dengan mengubah besi
menjadi baja tahan karat (stainless steel), akan tetapi proses ini terlalu mahal untuk
kebanyakan penggunaan besi. Korosi besi memerlukan oksigen dan air. Berbagai jenis logam
contohnya Zink dan Magnesium dapat melindungi besi dari korosi.(id.wikipedia.com)

II.7 Deret Galvanik


Deret galvanik adalah suatu daftar harga-harga potensial korosi untuk berbagai
logam paduan yang berguna dalam kehidupan. Selain itu deret galvanik juga mencantumkan
harga-harga potensial korosi untuk logam-logam murni. Suatu ringkasan dari deret galvanik
untuk lingkungan air laut dapat dilihat pada Tabel 1 Untuk meminimumkan terjadinya korosi
galvanik salah satunya adalah dengan pemilihan pasangan logam dengan perbedaan potensial
yang sangat kecil. Deret galvanik hanya memberikan informasi tentang kecenderungan
terjadinya korosi galvanik pada pasangan dua logam atau logam paduan. Jenis korosi ini
dapat diketahui dengan baik karena adanya dua logam yang kontak secara elektrik dan
tercelup dalam larutan air membentuk sel elektrokimia. Dimana salah satu logam yang relatip
kurang mulia akan mengalami korosi dan logam yang lebih mulia tidak akan terjadi korosi.
Dasar timbulnya mekanisme reaksi korosi jenis ini karena adanya perbedaan potensial sistem
logam dimedia larutan berair yang lebih dikenal dengan deret tegangan logam Sebagai contoh
atap seng gelombang yang mengalami korosi pada lapisan sengnya terlebih dahulu, logam

Jurusan Teknik Material dan Metalurgi


Fakultas Teknologi Industri
Institut Teknolgi Sepuluh Nopember
Laporan Praktikum Korosi
Pengukuran Potensial Korosi Beberapa Jenis Logam

baja tidak akan terkorosi selama masih ada lapisan seng dan secara elektrik masih
terinteraksi.
Tabel 2.1. The Galvanic Series of Metal

(Sumber: Australasian Corrosion Association, www.corrosion.com.au)


Tabel 2.2

Jurusan Teknik Material dan Metalurgi


Fakultas Teknologi Industri
Institut Teknolgi Sepuluh Nopember
Laporan Praktikum Korosi
Pengukuran Potensial Korosi Beberapa Jenis Logam

BAB III

METODOLOGI

III.1 Alat dan Bahan Perccobaan

III.1.1 Alat-alat Percobaan

1. Multitester 1 buah
2. Elektroda standar kalomel 1 buah
Sel Percobaan 1 buah
(Dimensi: 15 cm x 15 cm x 20 cm)
3. Kabel mono/ tembaga 1 meter

III.1.2 Bahan-bahan Percobaan

1. Larutan NaCl 3% 1,2 liter


2. Logam Cu 1 buah
(Dimensi: 3 cm x 2 cm x 2 cm)
3. Logam Fe 1 buah
(Dimensi: 3 cm x 2 cm x 2 cm)
4. Logam Al 1 buah
(Dimensi: 3 cm x 2 cm x 2 cm)

III.2 Prosedur Percobaan

1. Melalukan preparasi spesimen yaitu memotong spesimen sesuai dimensi yang


diinginkan
2. Mengamplas spesimen untuk menghilangkan karat atau korosi yang sudah terjadi
3. Mencuci sel percoban hinga bersih
4. Mengisi sel percobaan dengan larutan NaCl 3% sebanyak 1,2 liter
5. Menyusun rangkaian percobaan sesuai pada gambar skema percoban
6. Mencelupkan elektroda logam yang akan diukur
7. Melalukan pengukuran potensial korosi pada masing-masing logsm Cu, Fe, dan Al
8. Mencatat hasil dari pengukuran potensial pada percobaan.
9. Mengulangi langjah 4 – 8 dengan menggunakan lingkungan air PDAM

Jurusan Teknik Material dan Metalurgi


Fakultas Teknologi Industri
Institut Teknolgi Sepuluh Nopember
Laporan Praktikum Korosi
Pengukuran Potensial Korosi Beberapa Jenis Logam

II.3 Gambar Skema Percobaan

START

PREPARASI SPESIMEN
(PEMOTONGAN) 15 cm x 15 cm x 20 cm

Grinding (amplas) grade 100

Menyuun rangkaian percobaan

Pengukuran Potensial logam

ANALISA DATA DAN


PEMBAHASAN

FINISH

Jurusan Teknik Material dan Metalurgi


Fakultas Teknologi Industri
Institut Teknolgi Sepuluh Nopember
Laporan Praktikum Korosi
Pengukuran Potensial Korosi Beberapa Jenis Logam

II.4 Gambar Rangkaian Percobaan

Elektroda
Standar

Logam uji

Larutan NaCl 3%
atau air PDAM

Gambar 3.1. Pengukuran potensial korosi pada beberapa logam

Jurusan Teknik Material dan Metalurgi


Fakultas Teknologi Industri
Institut Teknolgi Sepuluh Nopember
Laporan Praktikum Korosi
Pengukuran Potensial Korosi Beberapa Jenis Logam

BAB IV
ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

IV.1 Analisa Data


Berdasarkan hasil praktikum pengukuran potensial korosi pada logam Cu, Fe dan Al
didapatkan data sebagai berikut:

Tabel 1. Hasil pengukuran potensial pada logam Cu, Fe dan Al pada lingkungan NaCl 3%
No. Logam Potensial (V)
1. Copper (Cu) 0.289
2. Besi (Fe) 0.517
3. Aluminium (Al) 0.332

Penyusunan deret galvanik dari logam-logam yang digunakan dalam praktikum ini dalam
lingkungan NaCl 3% yaitu sebagai berikut:

Gambar 4.1 Penyusunan deret galvanik pada logam Cu, Fe


dan Al pada lingkungan NaCl 3%

Jurusan Teknik Material dan Metalurgi


Fakultas Teknologi Industri
Institut Teknolgi Sepuluh Nopember
Laporan Praktikum Korosi
Pengukuran Potensial Korosi Beberapa Jenis Logam

Table 2. Hasil pengukuran potensial pada logam Cu, Fe, dan Al pada lingkungan air PDAM
No. Logam Potensial (V)

1. Copper (Cu) - 0,142

2. Besi (Fe) - 0,548

3. Aluminium (Al) - 0,810

Penyusunan deret galvanik dari logam-logam yang digunakan dalam praktikum ini dalam
lingkungan air PDAM yaitu sebagai berikut

Gambar 4.2 Penyusunan deret galvanik pada logam Cu, Fe


dan Al pada lingkungan air PDAM

Jurusan Teknik Material dan Metalurgi


Fakultas Teknologi Industri
Institut Teknolgi Sepuluh Nopember
Laporan Praktikum Korosi
Pengukuran Potensial Korosi Beberapa Jenis Logam

IV.II Pembahasan
Pada praktikum pengukuran potensial korosi pada beberapa jenis logam yang telah
dilakukan antara lain pada logam Cu, Fe dan Al didapatkan data bahwa Copper (Cu)
memiliki potensial sebesar 0,289 V, sedangkan Besi (Fe) memiliki potensial sebesar 0,517 V,
dan Aluminium (Al) memiliki potensial sebesar 0,332 V. Dari nilai potensial yang dimiliki
oleh beberapa logam tersebut didapatkan penyusunan deret galvanik dari logam-logam yang
digunakan dalam praktikum dalam lingkungan NaCl 3%. Deret galvanik adalah urutan
potensial dari logam atau paduan dalam lingkungan tertentu, misalnya air laut. Dari hasil
praktikum dapat disusun bahwa deret galvanic yang paling bawah ditempati oleh Copper
kemudian selanjutnya ditempati oleh Aluminium, dan yang terakhir Mild steel.
Sedangkan pada lingkungan air PDAM urutan yang paling atas ditempati oleh
Copper, kemudian Mild steel, dan yang paling bawah Aluminium.
Deret galvanik menerangkan bahwa ketika potensialnya sedikit, maka bersifat paling
aktif, sedangkan ketika potesialnya banyak, maka keaktifannya sedikit berkurang.

Jurusan Teknik Material dan Metalurgi


Fakultas Teknologi Industri
Institut Teknolgi Sepuluh Nopember
Laporan Praktikum Korosi
Pengukuran Potensial Korosi Beberapa Jenis Logam

BAB V
KESIMPULAN

Berdasarkan hasil praktikum pengukuran potensial korosi pada logam Cu, Fe dan Al
didapatkan hasil bahwa:
• Pengukuran potensial dalam lingkungan air PDAM pada logam yaitu sebesar – 0,142
V pada Cu , - 0,548 V pada Fe, dan – 0,810 V pada Al
• Pengukuran potensial dalam lingkungan NaCl 3% pada logam yaitu sebesar 0,289 V
pada Cu , 0,517 V pada Fe, dan 0,332 V pada Al
• Deret galvanik dalam lingkungan NaCl 3% yaitu mulai dari Aluminium yang berada
pada urutan pertama, kemudian Mild Steel dan yang terakhir Copper.
• Deret galvanik dalam lingkungan air PDAM yaitu mulai dari Copper yang berada
pada urutan pertama, kemudian Mild Steel dan yang terakhir Aluminium
• Adanya kesalahan pada praktikum pertama (lingkungan NaCl 3%) diperkirakan
karena adanya kesalahan prosedur peletakan kutub eletroda dan logam pada saat
pengukuran dengan menggunakan voltmeter.
• Pada percobaan kedua (lingkungan air PDAM) dilakukan pengamplasan logam uji
sehingga data yang dihasilkan lebih valid.

Jurusan Teknik Material dan Metalurgi


Fakultas Teknologi Industri
Institut Teknolgi Sepuluh Nopember
DAFTAR PUSTAKA

C.R. ALVES, R. AQUINO, M.H. SOUSA, H.R. RECHENBERG, G.F. GOYA, F.A.
TOURINHO, J. DEPEYROT, Journal of MetalurgicallMaterials 20-21, 694 (2004).
KAMEOKA SATOSHI, TANABE TOYOKAZU, TSAI AN, Catalyst Letters, Vol.
100, No. 1-2, pp. 89-93, 2005.
W.F. SANGGUAN, Y. TERNAOKA, S. KAGAWA, Applied Catalysis , Part B,
Vol.16, N0.2, pp. 149-154, 2005.
R.C. WU, H.H. QU, H. HE. Y.B. YU, Applied Catalysis , Part B 48 (1), 49 (2004).
ANONYMOUS, Galvanizing Korosik, 2001.
BARSOUM M. , Corosion Fundamental, McGraw-Hill, 1997

Diktat Panduan Praktikum Korosi dan Perlindungan Logam, Jurusan Teknik Material
dan Metalurgi, Surabaya: 2013
Lampiran

DOKUMENTASI PRAKTIKUM

Gambar 1. Alat dan bahan praktikum lingkungan NaCl 3%

(a) (b) (c)

Gambar 2. Logam uji: (a) Aluminium (b) Copper (c) Besi


Gambar 3. Elektroda standart kalomel Gambar 4. Multitester (avometer)

Gambar 5. Keadaan saat logam Cu dicelupkan dalam larutan NaCl 3 %


Gambar 6. Alat dan bahan praktikum dengan lingkungan air PDAM

Gambar 7. Keadaan saat logam diukur potensialnya dalam ingkuan air PDAM

Anda mungkin juga menyukai