Anda di halaman 1dari 4

Serratia sp.

1. Klasifikasi Ilimiah

Kingdom : Bacteria

Filum : Proteobacteria

Kelas : Gamma Proteobacteria

Ordo : Enterobacteriales

Famili : Enterobacteriaceae

Genus : Serratia

2. Gambar

3. Ciri-ciri

 Warna Koloni : Merah (dapat memudar).


 Bentuk : Bacillus, anaerob fakultatif.
 Morfologi :Bakteri ini memiliki bentuk bacillus, anaerob
fakultatif, memiliki diameter 0.5-0.8 µm, dengan panjang 0.9-2 µm,
memiliki warna merah tua/gelap dan dapat memudar hingga merah
muda.

4. Mekanisme menginfeksi

Serratia memiliki mekanisme menginfeksi dengan cara masuk melalui


oral, kemudian masuk kedalam pencernaan lalu memperbanyak diri dan
merusak sistem pencernaan inangnya. Hal ini kemudian menyebabkan
perubahan warna pada serangga menjadi hitam dan berbau busuk lalu mati
dalam beberapa hari.

5. Sasaran

Wereng batang coklat, Spodoptera exigua, Plutella xylotella, Crocidolomia


binotalis, kutu daun mangga, Xanthomonas, Blast, Kutu Sisik, dan Belalang
Kumbara.

Pembahasan

Serratia adalah bakteri gram negatif famili Enterobateriaceae yang


memiliki flagella peritrik, sehingga bersifat motil. Habitat Serratia terutama di air
dan tanah, pada permukaan daun, serta di dalam tubuh serangga, hewan, dan
manusia (Khanafari et al., 2006). Pemanfaatan bakteri merah sebagai agensia
pengendali hayati belum banyak dilakukan, karena selain dianggap sebagai
patogen lemah, masalah keamanan penggunannya juga masih dipertanyakan,
sebab S. marcescens juga dikenal sebagai patogen oportunistik pada manusia. Di
New Zealand, dua bakteri entomopatogen non-sporing forming dari genus
Serratia, yaitu S. entomophila dan S. proteamaculans, telah berhasil
dikembangkan menjadi biopestisida yang efektif untuk mengendalikan grass grub
(Costelytra zealandica). Bakteri non-spore forming yang tidak bersifat aktif
menyerang, mungkin dapat masuk ke dalam hemocoel ketika serangga dalam
keadaan tertekan atau terluka (Hurst et al., 2000). Menurut Hurst et al. (2000),
faktor virulensi S. entomophila berada di dalam plasmidnya yang berukuran 150
kb. Plasmid S. entomophila membawa empat gen penyandi toksin yang sangat
toksik terhadap serangga. Gen-gen tersebut dapat menjadi sumber gen untuk
pengembangan tanaman padi tahan WBC melalui pendekatan molekuler.

Bakteri merah yang diisolasi dari wereng coklat memiliki bentuk


koloni yang cembung dan menghasilkan pigmen merah pada media agar yang
mengandung senyawa fosfat, karbonat, dan besi. Pigmen merah merupakan salah
satu indikasi produksi prodigiosin pada genus Serratia. Pigmen merah yang
dihasilkan oleh Serratia merupakan metabolit sekunder yang dikenal sebagai
prodigiosin yang tergolong dalam famili pigmen merah tripyrrole yang umumnya
mengandung 4-methoxy, ring 2-2 bipyrolle (Giri et al., 2004). Prodigiosin adalah
metabolit sekunder multi aspek yang mempunyai aktivitas antibakterial,
antifungal, dan antiprotozoal, bersifat cytotoxic, antitumor, antimalaria,
antidiabetes, antioksidan, obat-obatan antiinflammatory nonsteroidal, dan dapat
digunakan sebagai pewarna sutera dan wol (Khanafari et al., 2006).
DAFTAR PUSTAKA

Giri, A.V., N. Anandkumar, G. Muthukumaran, and G. Pennathur. 2004. A novel


medium for the enhanced cell growth and production of prodigiosin
from Serratia marcescens isolated from soil. BMC Microbiology 4:1-
10.

Hurst, M.R., T.R. Glare, A. Jackson, and C.W. Ronson. 2000. Plasmid located
pathogenicity determinants of Serratia entomophila, the causal agent
of amber disease of grass grub, show similarity to the insecticidal to
sans of Photorhabdus lumisnescens. J. Bacteriol. 182:5127-5138.

Khanafari, A., M.M. Assadi, and F.A. Fakhr. 2006. Review of prodigiosin,
pigmentation in Serratia marcescens. Biol. Sci. 6:1-13.

Tri P.Prianto, dkk. 2011. Identifikasi Entomopatogen Bakteri Merah pada Wereng
Batang Coklat (Nilaparvata lugens Stål.). J. ArgoBiogen, Indonesia.
(Diakses pada tanggal 24 Desember Pukul 13:48).

Anda mungkin juga menyukai