Anda di halaman 1dari 2

PIDATO BAHASA INDONESIA

Siti Aisah

“DIGITAL DAKWAH”

Assalamu’alaikum Warahmatullah Wabarakatuh

Alhamdulillahilladzi an’amanaa bini’matil iimaan walislaam. Wanusholii wanusalimu ‘alaa khoril anam
sayyidinaa muhammadin wa’alaa alihi wasohbihi ajma’iina imaa.
Segala zat yang Maha Ghafur, zat yang Maha Syukur yang telah memberikan beribu-ribu nikmat yang tidak
terukur. Nikmat iman, nikmat islam, sampai nikmat sehat wal afiat sehingga kita bisa berkumpul di tempat
yang insya allah diberkahi Allah SWT. Shalawat serta salam semoga tercurah limpahkan kepada Nabi
akhiruzzaman, Nabi Muhammad SAW. Seorang Nabi yang lahirnya saja membuat goncang alam semesta,
membuat heboh para malaikat Allah SWT, yang kalau bukan karenanya tidak akan Allah ciptakan alam
semesta ini. Semoga keluarganya, sahabatnya, dan kita selaku umatnya yang mengikuti sunnah-
sunnahnya mendapatkan syafaatnya.

Yang saya hormati Bapak dan Ibu dewan juri..

Yang saya hormati segenap panitia penyelenggara…

Serta generasi Indonesia yang saya banggakan.

Soleram // Soleram // Soleram // Anak yang manis // Anak manis janganlah dicium sayang // Kalau dicium
merah lah pipinya // Satu dua // Tiga dan empat // Lima enam // Tujuh delapan // Kalau tuan dapat kawan
baru sayang // Kawan lama ditinggalkan jangan

Tak kenal maka ta’aruf. Sebab tak mungkin baru kenal langsung sayang
Nama saya Aisah 5 huruf, yang terkenal se kecamatan Mayang.

Berdirinya saya disini untuk menyampaikan sebuah pidato tentang Digital Dakwah

Dakwah merupakan ujung tombak keberlangsungan dan penyebaran ajaran Islam. Merujuk pada hadis
nabi bahwa pada dasarnya dakwah bisa dilakukan dengan tangan ( bi al-yad), dengan lisan (bi al-lisan),
dan hati (bi al-qalb).

Dakwah adalah tugas setiap umat muslim di seluruh penjuru dunia. Sebab dakwah bukan suatu profesi,
tapi apapun profesimu tetaplah pada jalan dakwah. Di zaman yang serba modern saat ini, media social
menjadi kesempatan dan jalan untuk menyampaikan dakwah walau satu ayat. ‫َبلِّ ُغوا َع ِّنى َو َل ْو آ َية‬
Media sosial dianggap paling efektif untuk dijadikan media dakwah yang menarik, karena generasi muda
saat ini cenderung mencari informasi dari gadget. Selain itu, masyarakat Indonesia cenderung memiliki
tingkat literasi yang rendah. Pada tahun 2011, survey minat baca oleh UNESCO menunjukkan bahwa dari
1000 orang di Indonesia, hanya 1 orang yang mempunyai minat membaca. Padahal, semakin minim minat
baca, maka semakin sedikit juga informasi dan pengetahuan yang diterima.
Hadirnya media social di kehidupan kita bisa menjadi berkah. Dakwah melalui video singkat, meme, quote,
dan gambar yang menarik lebih dapat diterima masyarakat karena konten yang singkat, padat, dan jelas.
Akan tetapi, setidaknya ada tiga hal yang perlu diperhatikan dalam berdakwah melalui media sosial.
Pertama, konten harus bermanfaat dan menunjukkan Islam yang damai. Kedua, mampu mengemas konten
dakwah secara menarik. Ketiga, responsif atau menyesuaikan dengan tren saat ini.

Maka dari itu, sebagai generasi muslim Indonesia, mari kita manfaatkan media social sebagai wadah untuk
berdakwah!

Menggoreng ikan dicampur pepaya. Digoreng terpisah, jangan sekaligus.


Cukup sekian pidato dari saya. Semoga mendapat nilai yang bagus 

Mentari senja telah tenggelam. Hujan turun mulai terjatuh


Mari tutup pidato dengan salam. Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Anda mungkin juga menyukai