OLEH
DELA AMANDA
NIS : 170101009
KIMIA ANALIS – A
SMK Negeri 1 Bontang
Jl. Dr Cipto Mangunkusumo No.02 Bontang Utara
Kalimantan Timur
LEMBAR PENGESAHAN
TUGAS PROYEK
Dela Amanda
NIS 170101009
Mengetahui:
Ka. Sekolah/Prog. Keahlian, Guru Pembimbing,
i
DAFTAR ISI
ii
2.7.7 Pengenceran larutan standar 10 ppm menjadi 4 ppm............................13
2.7.8 Pengenceran larutan standar 10 ppm menjadi 6 ppm............................13
2.7.9 Pengenceran larutan standar 10 ppm menjadi 8 ppm............................18
2.7.10 Menentukan slope dan intercept............................................................14
2.8 Perhitungan Biaya.........................................................................................15
2.8.1 Bahan.....................................................................................................15
2.8.2 Alat........................................................................................................16
BAB III TEMUAN......................................................................................................18
3.1 Keterlaksanaan (Faktor Pendukung & Penghambat)....................................18
3.2 Manfaat.........................................................................................................18
3.3 Pengembangan/Tindak Lanjut......................................................................19
BAB IV PENUTUP.....................................................................................................20
4.1 Kesimpulan...................................................................................................20
4.2 Saran.............................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................22
LAMPIRAN................................................................................................................23
iii
KATA PENGANTAR
Puji Syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, serta hidayah-
Nya sehingga praktikan dapat melaksanakan dan menyelesaikan proyek pengganti
prakerin di SMK Negeri 1 Bontang yag berjudul “Analisa Kadar Fe dalam Air
Kemasan Metode AAS”. Karena tanpa karunia dan kasih sayangnya mungkin
praktikan tidak bisa mengerjakan tugas ini dengan baik sampai akhir.
Dalam pelaksanaan proyek pengganti prakerin praktikan mendapatkan banyak
dukungan dan batuan dari berbagai pihak. Dengan ini praktikan ingin mengucapkan
banyak terima kasih kepada:
1. Bapak Drs. Kasman Purba, M.Pd selaku kepala sekolah, SMK Negeri 1
Bontang yang telah memberikan kesempatan kepada praktikan dalam
pelaksanaan penelitian laporan praktikum.
2. Ibu Ery Sepdyastutik, M.Pd selaku kepala program keahlian Kimia Analis
SMK Negeri 1 Bontang yang telah memberikan izin untuk penggunaan
fasilitas laboratorium dan memberi kesempatan kami untuk malukan
penelitian, sehingga kelancaran diperoleh dalam penyusunan laporan
raktikum.
3. Ibu Eka Purnama Sari, M.Pd selaku pembimbing yang membantu saya dari
awal penyusunan pengerjaan proyek pengganti prakerin hingga sekarang,
memberikan bimbingan yang sangat baik dan sabar dalam setiap bimbingan.
4. Ibu Melvanora Desima Simamora, S. S.Pd sebagai penguji 1 laporan
praktikum pengganti prakerin, yang memberikan banyak saran yang sangat
membantu untuk kedepannya.
5. Bapak Manto Simbolon, SPd. MSi sebagai penguji 2 laporan praktikum
pengganti prakerin.
6. Orang tua praktikan yang selalu meberikan dukungan serta doa yang tidak
terputus sehingga memberikan kelancaran kepada praktikan.
iv
7. Teman-teman yang selalu mendukung apabila saya mendapat kesulitan dan
memberikan dukungan moral kepada saya, serta tidak putus dalam hal
memberikan semangat.
Praktikan
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Air mineral adalah air yang mengandung mineral atau bahan-bahan larut
lain yang mengubah rasa. Air mineral disamakan pengertiannya dengan air
kemasan secara umum, akan tetapi sebenarnya berbeda. Menurut SNI 01-
3553-2006 air kemasan adalah air yang telah diproses dan disajikan dalam
kemasan plastik atau kaca, sedangkan air mineral adalah air yang
mengandung mineral yang larut dalam air[1]. Menurut (Hendro, 2010)
kebutuhan air minum dalam kemasan terus meningkat setiap tahunnya sebesar
10-12% pertahun terbukti pada tahun 2009 permintaan air minum dalam
kemasan sebanyak 13 miliar liter dan naik pada tahun 2010 sebanyak 14,5
miliar liter. Namun kenyataannya, tidak semua air kemasan itu baik untuk
dikonsumsi. Masyarakat berasumsi bahwa semua air kemasan itu baik adanya
dilihat dari kemasan yang rapi, bersih serta praktis untuk diminum. Menurut
studi Dewan Pertahanan Sumber Daya Alam (2020) hasil penelitian dari 1000
botol air kemasan setidaknya 25% sebenarnya hanyalah air keran, sementara
22% dari air minum kemasan yang relatif murni dan bersih mengandung
tingkat kimiawi yang berada di atas batas yang ditentukan.
Air kemasan termasuk air yang mudah kita temui dimanapun kita berada
saat ini banyak jenis dari air kemasan yang telah beredar dipasaran, antara lain
air kemasan yang umum dikonsumsi, air kemasan dengan pH tinggi, serta air
kemasan yang mengandung banyak mineral. Mineral yang terdapat pada air
kemasan diantaranya magnesium, kalium, seng, besi, kalsium, bikarbonat,
sulfat dan klorida. Mineral tersebut tentunya memiliki batas untuk
dikonsumsi, salah satunya yaitu mineral besi. Menurut (Abbas, 2017) kadar
besi apabila dikonsumsi melebihi ambang batas yang ditentukan maka akan
menyebabkan kerusakan pada tubuh manusia, seperti kerusakan pada dinding
usus halus, diare, muntah dan keracunan Menurut PERMENKES NOMOR
2
492/2010 kadar besi dalam air kemasan yang aman untuk diminum ialah tidak
melebihi 0,3 ppm[2].
Penentuan kadar besi di dalam air kemasan dapat dilakukan dengan
metode AAS (Atomic Absorption Spectrophotometry) yang mana metode
tersebut dapat menganalisa logam-logam yang berada di sampel baik padatan
maupun cairan. Metode ini juga dilakukan karena dapat menganalisa dengan
kadar yang kecil dengan sensitivitas yang tinggi, mudah, dan cepat dilakukan.
Untuk penentuan kadar besi (Fe) pada suatu sampel air dilakukan pada
panjang gelombang 248,3 nm. Prinsip pada absorbsi cahaya oleh atom. Atom-
atom menyerap cahaya tersebut pada panjang gelombang tertentu, tergantung
pada sifat unsurnya. Dengan absorpsi energi, berarti memperoleh lebih banyak
energi, Suatu atom pada keadaan dasar dinaikkan tingkat energinya ketingkat
eksitasi. Di dalam HCL (Hollow Cathode Lamp) berfungsi sebagai pendeteksi
logam di dalam sampel.
Berdasarkan hasil uji air minum dalam kemasan (Abbas, 2017) dengan
menggunakan metode AAS (Atomic Absorption Spectrophotometry) dengan
pengambilan sampel secara acak dengan berbagai merk di temukan beberapa
sampel memiliki kadar besi (Fe) hampir mencapai 1,5 ppm sedangkan yang
lainnya memiliki kadar Fe berkisar 0,0113-0,0941 ppm kadar tersebut masih
diperbolehkan dan aman untuk dikonsumsi masyarakat. Oleh sebab itu saya
ingin melakukan uji kadar besi (Fe) pada air minum kemasan untuk
mengetahui kadar Fe yang terdapat di dalamnya.
1
1.2 Tujuan
Tujuan dari proyek ini adalah sebagai sarana dalam menggantikan prakerin
karena pandemi yang terjadi, sehingga kegiatan belajar mengajar tidak kosong
begitu saja karena kita harus terus beradaptasi dengan keadaan yang akan
datang. Hal itu tentu saja sangat bermafaat bagi kita semua, terutama
praktikan yang melatih bertanggung jawab atas proyek ini.
2
Selama ini praktikan sering sekali kurang disiplin terhadap tugas yang ada,
seperti menunggu perintah dari orang tua maupun guru disekolah untuk
mengerjakan tugas yang ada, namun karena proyek ini praktikan menjadi
lebih disiplin dan bertanggung jawab terutama terhadap diri sendiri. Pandemi
memberi kita sisi negatif dan positif, namun dalam posisi seperti ini kita harus
bisa selalu melihat dalam sisi baiknya misalnya, kita menjadi lebih
meningkatkan kewaspadaan agar selalu bersih dan menjaga kesehatan. Maka
dari kegiatan proyek pengganti prakerin praktikan diharapkan dapat:
1. Praktikan menjadi semakin tanggung terhadap diri sendiri dan orang
lain, serta selalu menghargai sesuatu disekitar kita.
2. Praktikan dapat selalu beradaptasi dengan perubahan yang akan terjadi
di masa depan.
3. Praktikan selalu bersyukur dengan keadaan yang ada.
Selain hal tersebut laporan proyek pengganti prakerin ini juga memilki
beberapa tujuan diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Dapat mengetahui proses analisa kadar (Fe) dengan metode AAS
(Atomic Absorption Spectrophotometry).
2. Dapat mengetahui kadar besi (Fe) dalam air minum dalam kemasan
yang beredar di kota Bontang.
3. Dapat membandingkan dengan literatur apakah kadar besi (Fe) sesuai
dengan batas keamanan atau tidak.
3
Kemasan di pabrik, dimana Air Minum dalam Kemasan adalah air baku
yang telah diproses, dikemas, dan aman untuk diminum[3]. Air Minum
dalam Kemasan merupakan salah satu produk industri yang memiliki
standar yang diberlakukan secara wajib. Syarat kualitas Air Minum itu
sendiri harus sesuai dengan yang ditetapkan oleh Menteri Kesehatan
Republik Indonesia, diantara kadar mineral. Jika kadar mineral tersebut
berlebih maka dapat menganggu kesehatan.
2. Besi (Fe)
Besi merupakan mineral yang sudah tidak asing lagi, mineral besi
dapat ditemukan di air yang keruh, seperti air sumur atau air sungai yang
bewarna kuning kecoklatan. Permasalahan tersebut juga bisa terjadi pada
Air Minum dalam Kemasan dimana zat tersuspensi dalam air baku ikut
mengendap. Mineral-mineral alami yang terendapkan juga berguna bagi
tubuh manusia. Mineral tersebut salah satunya dalah mineral besi (Fe). Fe
sangat diperlukan oleh tubuh manusia akan tetapi harus dalam kadar yang
sesuai. Kekurangan zat besi sendiri bisa terjadi dikarenakan mestruasi
yang dapat menyebabkan anemia. Namun, kelebihan zat besi juga dapat
menyebabkan masalah didalam tubuh yang mana bisa menyebabkan
keracunan, muntah, diare dan kerusakan usus[4].
4
merupakan panjang gelombang optimum untuk logam Fe dengan metode
AAS (Atomic
3
Absorption Spectrophotometry). Metode ini merupakan yang melalui
proses atomisasi dengan proses pengubahan sampel dalam larutan menjadi
spesies dalam atom nyala. Larutan sampel diubah menjadi uap atom
sehingga nyala mengandung atom unsur-unsur yang dianalisis.
Pada analisis kandungan Fe total dalam sampel, digunakan larutan HNO3
pekat yang bertindak sebagai asam pengoksidasi kuat sehingga sampel
akan teroksidasi sempurna dengan meninggalkan elemen-elemen pada
larutan asam dalam bentuk senyawa anorganik yang sesuai untuk
dianalisis. Penggunaan HNO3 sebagai agen pengoksidasi dapat
menimbulkan gas bewarna kecoklatan selama pemanasan berlangsung.
Reaksi yang terjadi antara bahan organik dengan HNO3 :
6
BAB II
PROSES JASA
5
a
h
B
u
8. Corong Kaca 3 Sekolah
a
h
U
Spektrofotometer n
9. Listrik 1 Sekolah
Serapan Atom i
t
6
2.3 Gambar Kerja
a. Persiapan contoh uji
7
Rancangan Alat :
8
7
2.4 Fungsi Alat
10
7. Botol semprot Menyimpan aquades dan
digunakan untuk memcuci
ataupun membilas bahan2 yg
tidak larut dalam air
9
Panaskan di hotplate sampai larutan contoh hampir kering.
10
Ditambahkan 50 mL air suling, masukkan ke dalam labu ukur 100 mL
melalui kertas saring dan ditepatkan 100 mL dengan air suling.
11
2.6 Hal yang Dicapai
2.7 Perhitungan
12
2.7.4 Pengenceran larutan standar 10 ppm menjadi 1 ppm
V1 x ppm1 = V2 x ppm2
11
V1 x 10 = 100 x 1
100
V1 = = 10 mL
10
2.7.5 Pengenceran larutan standar 10 ppm menjadi 2 ppm
V1 x ppm1 = V2 x ppm2
V1 x 10 = 100 x 2
200
V1 = = 20 mL
10
2.7.6 Pengenceran larutan standar 10 ppm menjadi 3 ppm
V1 x ppm1 = V2 x ppm2
V1 x 10 = 100 x 3
300
V1 = = 30 mL
10
2.7.7 Pengenceran larutan standar 10 ppm menjadi 4 ppm
V1 x ppm1 = V2 x ppm2
V1 x 10 = 100 x 4
400
V1 = = 40 mL
10
2.7.8 Pengenceran larutan standar 10 ppm menjadi 6 ppm
V1 x ppm1 = V2 x ppm2
V1 x 10 = 100 x 6
600
V1 = = 60 mL
10
2.7.9 Pengenceran larutan standar 10 ppm menjadi 8 ppm
V1 x ppp1 = V2 x ppm2
V1 x 10 = 100 x 8
800
V1 = = 80 mL
10
14
2.7.10 Menentukan slope dan intercept
X Y
No X.Y X2 y2
(Kons) (Abs)
1. 0 0,0056 0 0 0,00003136
2. 0,5 0,0106 0,0053 0,25 0,00011236
3. 1 0,0087 0,0087 1 0,00007569
4. 2 0,015 0,03 4 0,000225
5. 3 0,0128 0,0384 9 0,00016384
6. 4 0,0181 0,0724 16 0,00032761
7. 6 0,0189 0,1134 36 0,00035721
8. 8 0,0191 0,1528 64 0,00036481
No Merk Absorbansi
1. Aqua 0,0092
2. Maxon 0,0158
3. Le minerale 0,0124
n .( ƩXY )− ( ƩX ) .( ƩY )
Slope =
n ×( ƩX 2)−( ƩX )2
8 . ( 0,421 ) −( 24,5 ) . ( 0,1088 )
=
8 × ( 130,25 )−( 24,5 ) 2
= 0,00158913412
( ƩY ) . ( ƩX 2 ) −( ƩX ) .( ƩXY )
Intercept = n ( ƩX 2 ) −( ƩX )2
= 0,00873118279
13
n ( ƩXY )−( ƩX )( ƩY )
Regresi Linear =
√(n ( ƩX 2 ) −(¿ ƩX )2)(n ( ƩY 2 )−( ƩY ) 2)¿
14
8 ( 0,421 ) −(24,5)(0,1088)
=
√(8 ( 130,25 )−(¿ 24,5)2)(8 ( 0,00165788 )−( 0,1088 ) 2)¿
3,368−2,6656
=
√¿¿¿
= 0,885110131
1. Aqua
Y = a + bx
0 , 0092=0 ,00873118279+ 0 , 00158913412 x
0,00046881721 =
0 , 0092−0 ,00873118279=0,00158913412 x x
0 , 00158913412
x=0,29501424964 ppm
Konsentrasi besi (Fe) pada sampel Aqua = 0, 29501424964 ppm
2. Maxon
Y = a + bx
0 , 0158=0 , 00873118279+0 , 00158913412 x
0 , 00706881721
0 , 0158−0 , 00873118279=0 ,00158913412 x =x
0 , 00158913412
x=4 , 44821939258 ppmKonsentrasi besi (Fe) pada sampel Maxon = 4,
44821939258 ppm
3. Le Minerale
Y = a + bx
0 , 0124=0 , 00873118279+0,00158913412 x
0 , 00366881721
0 , 0124−0 , 00873118279=0,00158913412 x =x
0 , 00158913412
x=2,30868947046 ppm
Konsentrasi besi (Fe) pada sampel Le Minerale = 2, 30868947046 ppm
2.8 Perhitungan Biaya
2.8.1 Bahan
Volume
15
J
u
m Harga Total
No Nama Bahan Spesifikasi Satuan
l Satuan (Rp.)
a
h
Rp Rp
1. Aquadest Murni mL 1000
15.000/L 15.000
Rp
Rp
2. HNO3 Pekat mL 15 1.504.000
22.560
/L
Rp
Larutan baku Rp
3. 1000 ppm mL 5 1.250.000
Fe 12.500
/500 mL
Rp
Rp
4. Gas asetilen Gas Tabung 1/4 350.000/T
87.500
abung
Rp
5. Kertas saring Whatman 40 Lembar 3 Rp 6.000
18.000
Rp
Rp
6. Aqua Biasa Botol 2 4.000/600
8.000
mL
Rp
Rp
7. Maxon pH 9 Botol 2 16.000/50
32.000
0 mL
Rp
Rp
8. Le Minerale Biasa Botol 2 3.000/600
6.000
mL
Rp Rp
9. Listrik Listrik kWh 500 1.467,28/ 100.00
6600 kWh 0
Rp
Jumlah Biaya Bahan 301.56
0
2.8.2 Alat
Volume
J
u Harga Total
No Nama Alat Spesifikasi Satuan m Satuan (Rp.)
l
a
h
1. Pipet volume 5 mL Buah 1 Rp Rp
10 mL 1 46.000 46.000
50 mL 1 Rp Rp
16
86.000 86.000
Rp Rp
135.000 135.000
Rp Rp
2. Beaker glass 250 mL Buah 3
62.700 188.100
Rp Rp
3. Hotplate Listrik Buah 1 3.500.00 3.500.00
0 0
Rp
Rp
150.000
150.000
50 mL 1 Rp
Rp
4. Labu ukur 100 mL Buah 10 1.750.00
175.000
250 mL 1 0
Rp
Rp
210.000
210.000
Rp Rp
5. Bulp Karet Buah 1
110.000 110.000
Rp Rp
6. Botol semprot Plastik Buah 1
55.000 55.000
Rp
7. Pipet tetes Kaca Buah 1 Rp 5.000
5.000
Rp Rp
8. Corong Kaca Buah 3
29.000 87.000
Rp Rp
Spetrofotometer
9. Listik Unit 1 125.000. 125.000.
Serapan Atom
000 000
Rp
Jumlah Biaya Alat 131.322.
100
Rp
Penyusutan Alat (Jumlah Biaya Alat x 1%) 1.313.22
1
15
= Rp 78.599,43
d. PPN = 11% x keuntungan usaha
= 11% x 78.599,43
= Rp 8.645
e. Harga jual = biaya bahan + upah + keuntungan + PPN
= 301.560 + 484.434,3+ 78.599,43+ 8.645
= Rp 844.158,02
16
BAB III
TEMUAN
3.1 Keterlaksanaan (Faktor Pendukung & Penghambat)
Dalam pelaksanaan penentuan kadar Fe dalam 3 merk air kemasan
yang telah praktikan lakukan 2 diantaranya tidak memenuhi standar literatur
yang ada, dimana literatur yang menurut PERMENKES NOMOR 492/2010
ialah sebesar 0,3 ppm untuk air minum konsumsi.
Hal ini bisa terjadi dikarenakan beberapa faktor yang mempengaruhi,
diataranya:
1. Peralatan yang digunaka belum terkalibrasi dengan baik.
2. Larutan induk Fe yang sudah expired sejak lama.
3. Kurang ketelitian dari praktikan dalam melakukan praktikum.
3.2 Manfaat
Ada beberapa manfaat yang dapat praktikan rasakan dalam
menganalisa Fe dalam Air Kemasan antara lain sebagai berikut :
1. Dapat mengetahui proses analisa kadar (Fe) dengan metode AAS
(Atomic Absorption Spectrophotometry).
2. Dapat mengetahui kadar besi (Fe) dalam air minum dalam kemasan
yang beredar di kota Bontang.
3. Dapat membandingkan dengan literatur apakah kadar besi (Fe) sesuai
dengan batas keamanan atau tidak.
19
4. Praktikan lebih memahami tentang penggunaan AAS untuk
melakukan Analisa Kadar Fe dalam Air kemasan.
5. Praktikan lebih mandiri saat melakukan praktikum.
18
Bontang agar dapat diketahui kadar mineralnya. Sehingga, baik adanya untuk
kesehatan masyarakat, apabila kandungan mineral yang terdapat didalam air
yang dikonsumsi tidak memenuhi standar yang ada air minum tersebut tidak
boleh beredar di kota Bontang. Karena air minum yang memiliki kadar
mineral tidak sesuai standar akan memiliki pengaruh yang buruk bagi
kesehatan tubuh.
19
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
Dalam pengerjaan proyek pengganti prakerin ini praktikan memiliki
banyak sekali hal baru yang mungkin dapat menjadi saran praktikum
selanjutnya. Mulai dari penginstruksian proposal hingga penyusunan laporan.
Saran praktikan, saya harap dalam penginstruksian diberikan patokan yang
jelas sehingga tidak adanya kesimpangsiuran informasi dalam penyusunan
proposal pengganti prakerin, selanjutnya saya memberikan saran dalam hal
20
pengerjaan praktikum dimana praktikum harus dilakukan seteliti mungkin dan
bahan yang ada digunakan pastikan bahwa bahan tersebut masih dalam
kondisi yang baik, karena bahan tersebut akan berpengaruh dalam hasil
praktikum, dan selalu memastikan laboratorium dalam keaadan yang bersih
dari awal praktikum sampai dengan akhir praktikum, pastikan alat alat yang
digunakan selama praktikum dimatikan setelah selesai digunakan.
Mempelajari job sheet yang ada dengan sangat baik sebelum hari praktikum
dan selalu berdoa kepada Tuhan YME agar praktikum yang dilaksanakan
berjalan dengan lancar.
21
DAFTAR PUSTAKA
[1] Standard Nasional Indonesia 01-3553-2006 Air Minum dalam Kemasan
[3] Direktur Jenderal Industri Agro dan Kimia, 2007, Peraturan Direktur Jenderal
Industri Agro dan Kimia Nomor 2/lak/Per/3/2007 Tentang Pedoman Pengawasan
Penerapan SNI Air Minum Dalam Kemasan Di Pabrik, Jakarta: Dirjen Industri Agro
dan Kimia.
[4] Kacaribu, 2008, Kandungan Kadar Seng (Zn) dan Besi (Fe) Dalam Air Minum
Depot Air Minum isi Ulang Air Pegunungan Sibolangit di Kota Medan, Thesis,
Universitas Sumatra Utara: Medan.
22
LAMPIRAN
Preparasi sampel
23
Penetapan kadar Fe dengan metode AAS (Atomic Absorption
Spectriphotometry)
22