Anda di halaman 1dari 39

LAPORAN AKHIR PENGGANTI PRAKERIN

“Analisa Kadar Fe dalam Air Kemasan Metode AAS”

OLEH
DELA AMANDA
NIS : 170101009
KIMIA ANALIS – A
SMK Negeri 1 Bontang
Jl. Dr Cipto Mangunkusumo No.02 Bontang Utara
Kalimantan Timur
LEMBAR PENGESAHAN
TUGAS PROYEK

Nama Sekolah : SMK Negeri 1 Bontang


Program Keahlian : Kimia Analis
Kode : MSL09

Nomor Peserta : 170101009


Nama Peserta : Dela Amadnda

Analisa Kadar Fe dalam Air Kemasan Metode AAS

Bontang, 6 Januari 2020


Menyetujui:
Peserta Uji,

Dela Amanda
NIS 170101009
Mengetahui:
Ka. Sekolah/Prog. Keahlian, Guru Pembimbing,

Ery Sepdyastutik, M.Pd Eka Purnama Sari, S.Pd


NIP 196709011994122004 NIP 198709092011012001

i
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN TUGAS PROYEK............................................................i


DAFTAR ISI.................................................................................................................ii
KATA PENGANTAR..................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................1
1.1 Latar Belakang................................................................................................1
1.2 Tujuan.............................................................................................................2
1.3 Tinjauan Pustaka.............................................................................................3
BAB II PROSES JASA.................................................................................................6
2.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan.....................................................................6
2.2 Alat dan Bahan................................................................................................6
2.3 Skema Kerja....................................................................................................7
2.4 Fungsi Alat......................................................................................................9
2.5 Proses Pengerjaan.........................................................................................10
2.5.1 Persiapan dan pengawetan contoh uji....................................................10
2.5.2 Persiapan contoh uji...............................................................................10
2.5.3 Pembuatan larutan baku logam besi, Fe 100 mg/L...............................11
2.5.4 Pembuatan larutan baku logam besi, Fe 10 mg/L.................................11
2.5.5 Pembuatan larutan kerja logam besi, Fe................................................11
2.5.6 Prosedur dan pembuatan kurva kalibrasi...............................................11
2.6 Hal yang Dicapai...........................................................................................17
2.6.1 Tabel larutan standar.............................................................................17
2.6.2 Tabel sampel..........................................................................................17
2.7 Perhitungan...................................................................................................12
2.7.1 Pengenceran larutan standar 1000 ppm menjadi 100 ppm....................12
2.7.2 Pengenceran larutan standar 100 ppm menjadi 10 ppm........................12
2.7.3 Pengenceran larutan standar 10 ppm menjadi 0,5 ppm.........................12
2.7.4 Pengenceran larutan standar 10 ppm menjadi 1 ppm............................12
2.7.5 Pengenceran larutan standar 10 ppm menjadi 2 ppm............................13
2.7.6 Pengenceran larutan standar 10 ppm menjadi 3 ppm............................13

ii
2.7.7 Pengenceran larutan standar 10 ppm menjadi 4 ppm............................13
2.7.8 Pengenceran larutan standar 10 ppm menjadi 6 ppm............................13
2.7.9 Pengenceran larutan standar 10 ppm menjadi 8 ppm............................18
2.7.10 Menentukan slope dan intercept............................................................14
2.8 Perhitungan Biaya.........................................................................................15
2.8.1 Bahan.....................................................................................................15
2.8.2 Alat........................................................................................................16
BAB III TEMUAN......................................................................................................18
3.1 Keterlaksanaan (Faktor Pendukung & Penghambat)....................................18
3.2 Manfaat.........................................................................................................18
3.3 Pengembangan/Tindak Lanjut......................................................................19
BAB IV PENUTUP.....................................................................................................20
4.1 Kesimpulan...................................................................................................20
4.2 Saran.............................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................22
LAMPIRAN................................................................................................................23

iii
KATA PENGANTAR

Puji Syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, serta hidayah-
Nya sehingga praktikan dapat melaksanakan dan menyelesaikan proyek pengganti
prakerin di SMK Negeri 1 Bontang yag berjudul “Analisa Kadar Fe dalam Air
Kemasan Metode AAS”. Karena tanpa karunia dan kasih sayangnya mungkin
praktikan tidak bisa mengerjakan tugas ini dengan baik sampai akhir.
Dalam pelaksanaan proyek pengganti prakerin praktikan mendapatkan banyak
dukungan dan batuan dari berbagai pihak. Dengan ini praktikan ingin mengucapkan
banyak terima kasih kepada:
1. Bapak Drs. Kasman Purba, M.Pd selaku kepala sekolah, SMK Negeri 1
Bontang yang telah memberikan kesempatan kepada praktikan dalam
pelaksanaan penelitian laporan praktikum.
2. Ibu Ery Sepdyastutik, M.Pd selaku kepala program keahlian Kimia Analis
SMK Negeri 1 Bontang yang telah memberikan izin untuk penggunaan
fasilitas laboratorium dan memberi kesempatan kami untuk malukan
penelitian, sehingga kelancaran diperoleh dalam penyusunan laporan
raktikum.
3. Ibu Eka Purnama Sari, M.Pd selaku pembimbing yang membantu saya dari
awal penyusunan pengerjaan proyek pengganti prakerin hingga sekarang,
memberikan bimbingan yang sangat baik dan sabar dalam setiap bimbingan.
4. Ibu Melvanora Desima Simamora, S. S.Pd sebagai penguji 1 laporan
praktikum pengganti prakerin, yang memberikan banyak saran yang sangat
membantu untuk kedepannya.
5. Bapak Manto Simbolon, SPd. MSi sebagai penguji 2 laporan praktikum
pengganti prakerin.
6. Orang tua praktikan yang selalu meberikan dukungan serta doa yang tidak
terputus sehingga memberikan kelancaran kepada praktikan.

iv
7. Teman-teman yang selalu mendukung apabila saya mendapat kesulitan dan
memberikan dukungan moral kepada saya, serta tidak putus dalam hal
memberikan semangat.

Bontang, Oktober 2020

Praktikan

1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Air mineral adalah air yang mengandung mineral atau bahan-bahan larut
lain yang mengubah rasa. Air mineral disamakan pengertiannya dengan air
kemasan secara umum, akan tetapi sebenarnya berbeda. Menurut SNI 01-
3553-2006 air kemasan adalah air yang telah diproses dan disajikan dalam
kemasan plastik atau kaca, sedangkan air mineral adalah air yang
mengandung mineral yang larut dalam air[1]. Menurut (Hendro, 2010)
kebutuhan air minum dalam kemasan terus meningkat setiap tahunnya sebesar
10-12% pertahun terbukti pada tahun 2009 permintaan air minum dalam
kemasan sebanyak 13 miliar liter dan naik pada tahun 2010 sebanyak 14,5
miliar liter. Namun kenyataannya, tidak semua air kemasan itu baik untuk
dikonsumsi. Masyarakat berasumsi bahwa semua air kemasan itu baik adanya
dilihat dari kemasan yang rapi, bersih serta praktis untuk diminum. Menurut
studi Dewan Pertahanan Sumber Daya Alam (2020) hasil penelitian dari 1000
botol air kemasan setidaknya 25% sebenarnya hanyalah air keran, sementara
22% dari air minum kemasan yang relatif murni dan bersih mengandung
tingkat kimiawi yang berada di atas batas yang ditentukan.
Air kemasan termasuk air yang mudah kita temui dimanapun kita berada
saat ini banyak jenis dari air kemasan yang telah beredar dipasaran, antara lain
air kemasan yang umum dikonsumsi, air kemasan dengan pH tinggi, serta air
kemasan yang mengandung banyak mineral. Mineral yang terdapat pada air
kemasan diantaranya magnesium, kalium, seng, besi, kalsium, bikarbonat,
sulfat dan klorida. Mineral tersebut tentunya memiliki batas untuk
dikonsumsi, salah satunya yaitu mineral besi. Menurut (Abbas, 2017) kadar
besi apabila dikonsumsi melebihi ambang batas yang ditentukan maka akan
menyebabkan kerusakan pada tubuh manusia, seperti kerusakan pada dinding
usus halus, diare, muntah dan keracunan Menurut PERMENKES NOMOR

2
492/2010 kadar besi dalam air kemasan yang aman untuk diminum ialah tidak
melebihi 0,3 ppm[2].
Penentuan kadar besi di dalam air kemasan dapat dilakukan dengan
metode AAS (Atomic Absorption Spectrophotometry) yang mana metode
tersebut dapat menganalisa logam-logam yang berada di sampel baik padatan
maupun cairan. Metode ini juga dilakukan karena dapat menganalisa dengan
kadar yang kecil dengan sensitivitas yang tinggi, mudah, dan cepat dilakukan.
Untuk penentuan kadar besi (Fe) pada suatu sampel air dilakukan pada
panjang gelombang 248,3 nm. Prinsip pada absorbsi cahaya oleh atom. Atom-
atom menyerap cahaya tersebut pada panjang gelombang tertentu, tergantung
pada sifat unsurnya. Dengan absorpsi energi, berarti memperoleh lebih banyak
energi, Suatu atom pada keadaan dasar dinaikkan tingkat energinya ketingkat
eksitasi. Di dalam HCL (Hollow Cathode Lamp) berfungsi sebagai pendeteksi
logam di dalam sampel.
Berdasarkan hasil uji air minum dalam kemasan (Abbas, 2017) dengan
menggunakan metode AAS (Atomic Absorption Spectrophotometry) dengan
pengambilan sampel secara acak dengan berbagai merk di temukan beberapa
sampel memiliki kadar besi (Fe) hampir mencapai 1,5 ppm sedangkan yang
lainnya memiliki kadar Fe berkisar 0,0113-0,0941 ppm kadar tersebut masih
diperbolehkan dan aman untuk dikonsumsi masyarakat. Oleh sebab itu saya
ingin melakukan uji kadar besi (Fe) pada air minum kemasan untuk
mengetahui kadar Fe yang terdapat di dalamnya.

1
1.2 Tujuan

Tujuan dari proyek ini adalah sebagai sarana dalam menggantikan prakerin
karena pandemi yang terjadi, sehingga kegiatan belajar mengajar tidak kosong
begitu saja karena kita harus terus beradaptasi dengan keadaan yang akan
datang. Hal itu tentu saja sangat bermafaat bagi kita semua, terutama
praktikan yang melatih bertanggung jawab atas proyek ini.

2
Selama ini praktikan sering sekali kurang disiplin terhadap tugas yang ada,
seperti menunggu perintah dari orang tua maupun guru disekolah untuk
mengerjakan tugas yang ada, namun karena proyek ini praktikan menjadi
lebih disiplin dan bertanggung jawab terutama terhadap diri sendiri. Pandemi
memberi kita sisi negatif dan positif, namun dalam posisi seperti ini kita harus
bisa selalu melihat dalam sisi baiknya misalnya, kita menjadi lebih
meningkatkan kewaspadaan agar selalu bersih dan menjaga kesehatan. Maka
dari kegiatan proyek pengganti prakerin praktikan diharapkan dapat:
1. Praktikan menjadi semakin tanggung terhadap diri sendiri dan orang
lain, serta selalu menghargai sesuatu disekitar kita.
2. Praktikan dapat selalu beradaptasi dengan perubahan yang akan terjadi
di masa depan.
3. Praktikan selalu bersyukur dengan keadaan yang ada.
Selain hal tersebut laporan proyek pengganti prakerin ini juga memilki
beberapa tujuan diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Dapat mengetahui proses analisa kadar (Fe) dengan metode AAS
(Atomic Absorption Spectrophotometry).
2. Dapat mengetahui kadar besi (Fe) dalam air minum dalam kemasan
yang beredar di kota Bontang.
3. Dapat membandingkan dengan literatur apakah kadar besi (Fe) sesuai
dengan batas keamanan atau tidak.

1.3 Tinjauan Pustaka


1. Air Minum dalam Kemasan
Air minum adalah air yang dikonsumsi manusia, seiring berjalannya
waktu kebutuhan air terus meningkat, terutama untuk dikonsumsi. Salah
satu diantaranya adalah Air Minum dalam Kemasan. Berdasarkan
peraturan Direktur Jendral Industri Agro dan Kimia Nomor
29/IAK/per/3/2007 tentang pedoman pengawasan Air Minum dalam

3
Kemasan di pabrik, dimana Air Minum dalam Kemasan adalah air baku
yang telah diproses, dikemas, dan aman untuk diminum[3]. Air Minum
dalam Kemasan merupakan salah satu produk industri yang memiliki
standar yang diberlakukan secara wajib. Syarat kualitas Air Minum itu
sendiri harus sesuai dengan yang ditetapkan oleh Menteri Kesehatan
Republik Indonesia, diantara kadar mineral. Jika kadar mineral tersebut
berlebih maka dapat menganggu kesehatan.

2. Besi (Fe)

Besi merupakan mineral yang sudah tidak asing lagi, mineral besi
dapat ditemukan di air yang keruh, seperti air sumur atau air sungai yang
bewarna kuning kecoklatan. Permasalahan tersebut juga bisa terjadi pada
Air Minum dalam Kemasan dimana zat tersuspensi dalam air baku ikut
mengendap. Mineral-mineral alami yang terendapkan juga berguna bagi
tubuh manusia. Mineral tersebut salah satunya dalah mineral besi (Fe). Fe
sangat diperlukan oleh tubuh manusia akan tetapi harus dalam kadar yang
sesuai. Kekurangan zat besi sendiri bisa terjadi dikarenakan mestruasi
yang dapat menyebabkan anemia. Namun, kelebihan zat besi juga dapat
menyebabkan masalah didalam tubuh yang mana bisa menyebabkan
keracunan, muntah, diare dan kerusakan usus[4].

3. AAS (Atomic Absorption Spectrophotometry)

Analisis logam Fe dapat dilakukan dengan metode AAS (Atomic


Absorption Spectrophotometry). Penentuan kandungan logam Fe dapat
dilakukan dengan panjang gelombang 248,3 nm. Panjang gelombang ini

4
merupakan panjang gelombang optimum untuk logam Fe dengan metode
AAS (Atomic

3
Absorption Spectrophotometry). Metode ini merupakan yang melalui
proses atomisasi dengan proses pengubahan sampel dalam larutan menjadi
spesies dalam atom nyala. Larutan sampel diubah menjadi uap atom
sehingga nyala mengandung atom unsur-unsur yang dianalisis.
Pada analisis kandungan Fe total dalam sampel, digunakan larutan HNO3
pekat yang bertindak sebagai asam pengoksidasi kuat sehingga sampel
akan teroksidasi sempurna dengan meninggalkan elemen-elemen pada
larutan asam dalam bentuk senyawa anorganik yang sesuai untuk
dianalisis. Penggunaan HNO3 sebagai agen pengoksidasi dapat
menimbulkan gas bewarna kecoklatan selama pemanasan berlangsung.
Reaksi yang terjadi antara bahan organik dengan HNO3 :

Logam-(CH2O)x + HNO3 Logam-(NO3)x(aq) + CO2(g) +

NO(g) + H2O(l)2NO(g) + O2(g) 2NO2(g)

Bahan organik dimisalkan sebagai (CH2O)x didekomposisi (oksidasi)


oleh asam nitrat (HNO3) akan menghasilkan CO2 dan NOx, gas ini dapat
meningkatkan tekanan pada proses destruksi. Akibat dekomposisi bahan
organik oleh asam nitrat, unsur yang diteliti terlepas dari ikatannya
dengan bahan organik.

Menurut, Gonzalez, Mario H. et al. (2009) gas NO dihasilkan selama


oksidasi bahan organik oleh asam nitrat, kemudian gas NO yang diuapkan
dari larutan bereaksi dengan oksigen menghasilkan gas NO 2, Adanya gas
NO2 mengindikasikan bahwa bahan organik telah dioksidasi asam nitrat.

6
BAB II
PROSES JASA

2.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan


1. Praktik tugas proyek dilaksanakan pada hari Senin, 12 Oktober 2020 yang
bertempat di Laboratorium Instrumen, ± 780 menit.
2. Pengujian proposal tugas proyek dilaksanakan pada hari Kamis, 8 Oktober
2020 yang dilaksanakan secara online/daring dengan menggunakan
Microsoft Teams.
2.2 Alat dan Bahan
N Nama Alat Spesifikasi S J P
o a u e
t m m
u l ili
a a k
n h
B
Sek
u
1. Gelas Beaker 250 mL 3 ola
a
h
h
B
5 mL 1
u
2. Pipet Volume 10 mL 1 Sekolah
a
50 mL 1
h
B
u
3. Hotplate Listrik 1 Sekolah
a
h
B
50 mL 1
u
4. Labu ukur 100 mL 10 Sekolah
a
250 mL 1
h
B
u
5. Bulp Karet 1 Sekolah
a
h
B
u
6. Botol semprot Plastik 1 Sekolah
a
h
7. Pipet Tetes Kaca B 1 Pribadi
u

5
a
h
B
u
8. Corong Kaca 3 Sekolah
a
h
U
Spektrofotometer n
9. Listrik 1 Sekolah
Serapan Atom i
t

No Nama Bahan Spesifikasi Jumlah S


a
t
u
a
n
m
1. Aquadest Murni
1000 L
m
2. HNO3 Pekat
15 L
m
3. Larutan baku Fe 1000 ppm
5 L
T
ab
4. Gas asetilen Gas
un
1/4 g
L
e
5. Kertas saring Whatman 40 m
ba
3 r
B
6. Aqua Biasa ot
2 ol
B
7. Maxon pH 9 ot
2 ol
B
8. Le Minerale Biasa ot
2 ol
k
9. Listrik Listrik W
500 h

6
2.3 Gambar Kerja
a. Persiapan contoh uji

Memasukkan 100 Menambahkan Memanaskan, dan


mL sampel 5 mL HNO3 ditambahkan 50
kedalam beaker mL aquades
glass 250 mL

b. Pembuatan larutan kerja logam besi, Fe

Memipet sampel Menerakan


kedalam labu sampel
ukur

c. Mengukur lartan kerja pada panjang


gelombang 248,3 nm

Mengoptimalkan Menguji deret


alat AAS standar

7
Rancangan Alat :

1. Sumber sinar, biasanya dalam bentuk “Hollow Cathode” yang


mengemisikan spectrum sinar yang akan diserap oleh atom.
2. Nyala Api, merupakan sel absorpsi yang menghasilkan sampel berupa
atom-atom.
3. Monokromator, untuk mendispersikan sinar dengan panjang
gelombang tertentu.
4. Detektor, untuk mengukur intensitas sinar dan memperkuat sinyal.
5. Readout, gambaran yang menunjukan pembacaan setelah diproses
oleh alat elektronik.

8
7
2.4 Fungsi Alat

No Gambar Nama alat Fungsi alat


1. Gelas beaker Wadah penampung yang
digunakan untuk mengaduk,
mencampur, dan memanaskan
cairan

2. Pipet ukur Memindahkan cairan atau


larutan ke dalam wadah dalam
berbagai ukuran volume

3. Pipet volume Memindahkan cairan-cairan


yang digunakan dalam proses
pengujian dengan jumlah mulai
sangat kecil hingga ukuran
lainnya yang diinginkan sang
penguji

4. Hot plate Memanaskan larutan, dan kedua


untuk menghomogenkan larutan

5. Labu ukur Mengencerkan larutan tertentu


atau tempat untuk menerakan
sebuah pembuatan larutan.

6. Bulp Alat untuk menyedot larutan


yang dapat dipasang pada
pangkal pipet 

10
7. Botol semprot Menyimpan aquades dan
digunakan untuk memcuci
ataupun membilas bahan2 yg
tidak larut dalam air

8. Pipet tetes Mengambil cairan dengan skala


tetesan kecil

9. Corong kaca Sebagai alat bantu dalam


melakuka penyaringan larutan

10 Spektrofotometer Menganalisa logam dengan


. serapan atom lampu katoda

2.5 Proses Pengerjaan


2.5.1 Persiapan dan pengawetan contoh uji
 Bila mana contoh tidak segera dianalisa maka contoh uji diawetkan
dengan penambahan HNO3 sampai pH kurang dari 2 dengan waktu
penyimpanan maksimum 6 bulan.

2.5.2 Persiapan contoh uji


 Masukkan 100 mL contoh uji yang sudah dikocok sampai homogen ke
dalam beaker glass 250 mL.
 Tambahkan 5 mL asam nitrat.

9
 Panaskan di hotplate sampai larutan contoh hampir kering.

10
 Ditambahkan 50 mL air suling, masukkan ke dalam labu ukur 100 mL
melalui kertas saring dan ditepatkan 100 mL dengan air suling.

2.5.3 Pembuatan larutan baku logam besi, Fe 100 mg/L


 Pipet 5 mL larutan induk logam besi, Fe 1000 mg/L ke dalam labu
ukur 50 mL.
 Tepatkan dengan larutan pengencer sampai tanda tera.

2.5.4 Pembuatan larutan baku logam besi, Fe 10 mg/L


 Pipet 25 mL larutan standar logam besi, Fe 100 mL ke dalam labu ukur
250 mL.
 Tepatkan dengan larutan pengencer sampai tanda tera.

2.5.5 Pembuatan larutan kerja logam besi, Fe


 Pipet 0 mL; 5 mL; 10 mL; 20 mL; 30 mL; 40 mL; 60 mL; dan 80 mL
larutan baku besi, Fe 10 mg/L masing-masing kedalam labu ukur 100
mL.
 Tambahkan larutan pengencer sampai tepat tanda tera sehingga
diperoleh Konsentrasi logam besi 0,0 mg/L; 0,5 mg/L; 1,0 mg/L; 2,0
mg/L; 3,0 mg/L; 4,0 mg/L; 6,0 mg/L; dan 8,0 mg/L.

2.5.6 Prosedur dan pembuatan kurva kalibrasi


 Optimalkan alat SSA sesuai petunjuk penggunaan alat.
 Ukur masing-masing larutan kerja yang telah dibuat pada panjang
gelombang 248,3 nm.
 Buat kurva kalibrasi untuk mendapatkan persamaan garis regresi.
 Lanjutkan dengan pengukuran contoh uji yang sudah dipersiapkan.

11
2.6 Hal yang Dicapai

2.6.1 Tabel larutan standar

No Larutan standar Konsentrasi Absorbansi


1. Larutan standar 1 0 ppm 0,0056
2. Larutan standar 2 0,5 ppm 0,0106
3. Larutan standar 3 1 ppm 0,0087
4. Larutan standar 4 2 ppm 0,0150
5. Larutan standar 5 3 ppm 0,0128
6. Larutan standar 6 4 ppm 0,0181
7. Larutan standar 7 6 ppm 0,0189
8. Larutan standar 8 8 ppm 0,0191

2.6.2 Tabel sampel

No Sampel Absorbansi Konsentrasi


1. Aqua 0,0140 0,2950 ppm
2. Maxon 0,0135 4,4482 ppm
3. Le Minerale 0,0117 2,3086 ppm

2.7 Perhitungan

2.7.1 Pengenceran larutan standar 1000 ppm menjadi 100 ppm


V1 x ppm1 = V2 x ppm2
V1 x 1000 = 50 x 100
5000
V1 = = 5 mL
1000
2.7.2 Pengenceran larutan standar 100 ppm menjadi 10 ppm
V1 x ppm1 = V2 x ppm2
V1 x 100 = 250 x 10
2500
V1 = = 25 mL
100
2.7.3 Pengenceran larutan standar 10 ppm menjadi 0,5 ppm
V1 x ppm1 = V2 x ppm2
V1 x 10 = 100 x 0,5
50
V1 = = 5 mL
10

12
2.7.4 Pengenceran larutan standar 10 ppm menjadi 1 ppm
V1 x ppm1 = V2 x ppm2

11
V1 x 10 = 100 x 1
100
V1 = = 10 mL
10
2.7.5 Pengenceran larutan standar 10 ppm menjadi 2 ppm
V1 x ppm1 = V2 x ppm2
V1 x 10 = 100 x 2
200
V1 = = 20 mL
10
2.7.6 Pengenceran larutan standar 10 ppm menjadi 3 ppm
V1 x ppm1 = V2 x ppm2
V1 x 10 = 100 x 3
300
V1 = = 30 mL
10
2.7.7 Pengenceran larutan standar 10 ppm menjadi 4 ppm
V1 x ppm1 = V2 x ppm2
V1 x 10 = 100 x 4
400
V1 = = 40 mL
10
2.7.8 Pengenceran larutan standar 10 ppm menjadi 6 ppm
V1 x ppm1 = V2 x ppm2
V1 x 10 = 100 x 6
600
V1 = = 60 mL
10
2.7.9 Pengenceran larutan standar 10 ppm menjadi 8 ppm
V1 x ppp1 = V2 x ppm2
V1 x 10 = 100 x 8
800
V1 = = 80 mL
10

14
2.7.10 Menentukan slope dan intercept
X Y
No X.Y X2 y2
(Kons) (Abs)
1. 0 0,0056 0 0 0,00003136
2. 0,5 0,0106 0,0053 0,25 0,00011236
3. 1 0,0087 0,0087 1 0,00007569
4. 2 0,015 0,03 4 0,000225
5. 3 0,0128 0,0384 9 0,00016384
6. 4 0,0181 0,0724 16 0,00032761
7. 6 0,0189 0,1134 36 0,00035721
8. 8 0,0191 0,1528 64 0,00036481

Σ 24,5 0,1088 0,421 130,25 0,00165788

No Merk Absorbansi
1. Aqua 0,0092
2. Maxon 0,0158
3. Le minerale 0,0124

n .( ƩXY )− ( ƩX ) .( ƩY )
Slope =
n ×( ƩX 2)−( ƩX )2
8 . ( 0,421 ) −( 24,5 ) . ( 0,1088 )
=
8 × ( 130,25 )−( 24,5 ) 2
= 0,00158913412

( ƩY ) . ( ƩX 2 ) −( ƩX ) .( ƩXY )
Intercept = n ( ƩX 2 ) −( ƩX )2

( 0,1088 ) . ( 130,25 )− ( 24,5 ) .(0,421)


=
8 ( 130,25 ) −(24,5)2

= 0,00873118279

13
n ( ƩXY )−( ƩX )( ƩY )
Regresi Linear =
√(n ( ƩX 2 ) −(¿ ƩX )2)(n ( ƩY 2 )−( ƩY ) 2)¿

14
8 ( 0,421 ) −(24,5)(0,1088)
=
√(8 ( 130,25 )−(¿ 24,5)2)(8 ( 0,00165788 )−( 0,1088 ) 2)¿
3,368−2,6656
=
√¿¿¿

= 0,885110131

Konsentrasi sampel ¿ Y =a+bx


Keterangan:
Y  Absorbansi
a  Intercept
b  Slope

1. Aqua
Y = a + bx
0 , 0092=0 ,00873118279+ 0 , 00158913412 x
0,00046881721 =
0 , 0092−0 ,00873118279=0,00158913412 x x
0 , 00158913412
x=0,29501424964 ppm
Konsentrasi besi (Fe) pada sampel Aqua = 0, 29501424964 ppm

2. Maxon
Y = a + bx
0 , 0158=0 , 00873118279+0 , 00158913412 x
0 , 00706881721
0 , 0158−0 , 00873118279=0 ,00158913412 x =x
0 , 00158913412
x=4 , 44821939258 ppmKonsentrasi besi (Fe) pada sampel Maxon = 4,
44821939258 ppm

3. Le Minerale
Y = a + bx
0 , 0124=0 , 00873118279+0,00158913412 x
0 , 00366881721
0 , 0124−0 , 00873118279=0,00158913412 x =x
0 , 00158913412
x=2,30868947046 ppm
Konsentrasi besi (Fe) pada sampel Le Minerale = 2, 30868947046 ppm
2.8 Perhitungan Biaya

2.8.1 Bahan
Volume

15
J
u
m Harga Total
No Nama Bahan Spesifikasi Satuan
l Satuan (Rp.)
a
h
Rp Rp
1. Aquadest Murni mL 1000
15.000/L 15.000
Rp
Rp
2. HNO3 Pekat mL 15 1.504.000
22.560
/L
Rp
Larutan baku Rp
3. 1000 ppm mL 5 1.250.000
Fe 12.500
/500 mL
Rp
Rp
4. Gas asetilen Gas Tabung 1/4 350.000/T
87.500
abung
Rp
5. Kertas saring Whatman 40 Lembar 3 Rp 6.000
18.000
Rp
Rp
6. Aqua Biasa Botol 2 4.000/600
8.000
mL
Rp
Rp
7. Maxon pH 9 Botol 2 16.000/50
32.000
0 mL
Rp
Rp
8. Le Minerale Biasa Botol 2 3.000/600
6.000
mL
Rp Rp
9. Listrik Listrik kWh 500 1.467,28/ 100.00
6600 kWh 0
Rp
Jumlah Biaya Bahan 301.56
0

2.8.2 Alat
Volume
J
u Harga Total
No Nama Alat Spesifikasi Satuan m Satuan (Rp.)
l
a
h
1. Pipet volume 5 mL Buah 1 Rp Rp
10 mL 1 46.000 46.000
50 mL 1 Rp Rp

16
86.000 86.000
Rp Rp
135.000 135.000
Rp Rp
2. Beaker glass 250 mL Buah 3
62.700 188.100
Rp Rp
3. Hotplate Listrik Buah 1 3.500.00 3.500.00
0 0
Rp
Rp
150.000
150.000
50 mL 1 Rp
Rp
4. Labu ukur 100 mL Buah 10 1.750.00
175.000
250 mL 1 0
Rp
Rp
210.000
210.000
Rp Rp
5. Bulp Karet Buah 1
110.000 110.000
Rp Rp
6. Botol semprot Plastik Buah 1
55.000 55.000
Rp
7. Pipet tetes Kaca Buah 1 Rp 5.000
5.000
Rp Rp
8. Corong Kaca Buah 3
29.000 87.000
Rp Rp
Spetrofotometer
9. Listik Unit 1 125.000. 125.000.
Serapan Atom
000 000
Rp
Jumlah Biaya Alat 131.322.
100
Rp
Penyusutan Alat (Jumlah Biaya Alat x 1%) 1.313.22
1

a. Penyusutan alat = 1% x biaya alat


= 1% x 131.322.100
= Rp 1.313.221
b. Upah kerja = 30% x (biaya bahan + penyusutan alat)
= 30% x (301.560+ 1.313.221)
= Rp 484.434,3
c. Keuntungan usaha = 10% x (biaya bahan + Upah kerja)
= 10% x (301.560 + 484.434,3)

15
= Rp 78.599,43
d. PPN = 11% x keuntungan usaha
= 11% x 78.599,43
= Rp 8.645
e. Harga jual = biaya bahan + upah + keuntungan + PPN
= 301.560 + 484.434,3+ 78.599,43+ 8.645
= Rp 844.158,02

16
BAB III
TEMUAN
3.1 Keterlaksanaan (Faktor Pendukung & Penghambat)
Dalam pelaksanaan penentuan kadar Fe dalam 3 merk air kemasan
yang telah praktikan lakukan 2 diantaranya tidak memenuhi standar literatur
yang ada, dimana literatur yang menurut PERMENKES NOMOR 492/2010
ialah sebesar 0,3 ppm untuk air minum konsumsi.
Hal ini bisa terjadi dikarenakan beberapa faktor yang mempengaruhi,
diataranya:
1. Peralatan yang digunaka belum terkalibrasi dengan baik.
2. Larutan induk Fe yang sudah expired sejak lama.
3. Kurang ketelitian dari praktikan dalam melakukan praktikum.

Selain itu, terdapat faktor-faktor pendukung didalam melakukan


praktikum Analisa Kadar Fe dalam Air Kemasan hingga dapat selesai pada
waktunya:

1. Tersedia bahan yang dibutuhkan untuk melakukan praktikum.


2. Listrik dan air yang tersedia dalam keadaan baik untukmelakukan
praktikum.
3. Laboratorium sebagai temoat untuk melaksanakan praktikum.

3.2 Manfaat
Ada beberapa manfaat yang dapat praktikan rasakan dalam
menganalisa Fe dalam Air Kemasan antara lain sebagai berikut :
1. Dapat mengetahui proses analisa kadar (Fe) dengan metode AAS
(Atomic Absorption Spectrophotometry).
2. Dapat mengetahui kadar besi (Fe) dalam air minum dalam kemasan
yang beredar di kota Bontang.
3. Dapat membandingkan dengan literatur apakah kadar besi (Fe) sesuai
dengan batas keamanan atau tidak.

19
4. Praktikan lebih memahami tentang penggunaan AAS untuk
melakukan Analisa Kadar Fe dalam Air kemasan.
5. Praktikan lebih mandiri saat melakukan praktikum.

Selain itu, praktikan memiliki saran untuk praktikum yang akan


datang, sebagai berikut:

1. Gunakan alat-alat K3 sesuai dengan fungsinya.


2. Pastikan sebelum dan sesudah praktek sebaiknya alat dipastikan dalam
keadaan bersih.
3. Memipet larutan seteliti mungkin.
4. Jangan lupa untuk mematikan Unit Spektrofotometer Serapan Atom.
5. Persiapkan rancangan waktu sebelum melakukan praktek agar lebih
terencana.

Selain hal tersebut, praktikan merasakan manfaat yang dapat praktikan


rasakan dalam membuat proposal dan laporan Analisa Kadar Fe dalam Air
Kemasan yaitu sebagai berikut:

1. Praktikan dapat mengetahui langkah-langkah dalam membuat


proposal.
2. Praktikan melatih tanggung jawab dalam membuat dan menyelesaikan
proposal.
3. Praktikan dapat mengetahui langkah-langkah dalam membuat laporan.
4. Praktikan melatih tagging jawab dalam membuat dan menyelesaikan
laporan.

3.3 Pengembangan/Tindak Lanjut


Untuk pengembangannya diharapkan apabila praktek, digunakan
larutan induk yang masi baik dan belum expired demi hasil yang baik serta
sesuai dengan prosedur yang ada agar hasil praktek menjadi lebih akurat.
Praktikan juga berharap untuk bisa menguji merk air minum lain yang ada di

18
Bontang agar dapat diketahui kadar mineralnya. Sehingga, baik adanya untuk
kesehatan masyarakat, apabila kandungan mineral yang terdapat didalam air
yang dikonsumsi tidak memenuhi standar yang ada air minum tersebut tidak
boleh beredar di kota Bontang. Karena air minum yang memiliki kadar
mineral tidak sesuai standar akan memiliki pengaruh yang buruk bagi
kesehatan tubuh.

19
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan

No Standar Hasil Keterangan


1. Peraturan Menteri Sampel Aqua Masih dibawah
Kesehatan Republik = 0, 29501424964 standar
Indonesia nomor 492 ppm
tahun 2010, kadar besi
(Fe) sebesar 0,3 ppm
Sampel Maxon
= 4, 44821939258 Diatas standar
ppm

Sampel Le Minerale Diatas standar


= 2, 30868947046
ppm

Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa terdapat sampel yang


berada diatas baku mutu standar Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 492
tahun 2010 yaitu kandungan mineral besi (Fe) sebesar 0,3 ppm. Hasil kadar besi (Fe)
pada penelitian kali ini kadar tertinggi terdapat pada sampel Maxon dengan kadar
sebesar 4, 44821939258 ppm, serta kadar terendah terdapat pada sampel Aqua yaitu
sebesar 0, 29501424964 ppm dimana kadar tersebu masi berada dibawah baku mutu
standar yang telah ditetapkan.

4.2 Saran
Dalam pengerjaan proyek pengganti prakerin ini praktikan memiliki
banyak sekali hal baru yang mungkin dapat menjadi saran praktikum
selanjutnya. Mulai dari penginstruksian proposal hingga penyusunan laporan.
Saran praktikan, saya harap dalam penginstruksian diberikan patokan yang
jelas sehingga tidak adanya kesimpangsiuran informasi dalam penyusunan
proposal pengganti prakerin, selanjutnya saya memberikan saran dalam hal

20
pengerjaan praktikum dimana praktikum harus dilakukan seteliti mungkin dan
bahan yang ada digunakan pastikan bahwa bahan tersebut masih dalam
kondisi yang baik, karena bahan tersebut akan berpengaruh dalam hasil
praktikum, dan selalu memastikan laboratorium dalam keaadan yang bersih
dari awal praktikum sampai dengan akhir praktikum, pastikan alat alat yang
digunakan selama praktikum dimatikan setelah selesai digunakan.
Mempelajari job sheet yang ada dengan sangat baik sebelum hari praktikum
dan selalu berdoa kepada Tuhan YME agar praktikum yang dilaksanakan
berjalan dengan lancar.

21
DAFTAR PUSTAKA
[1] Standard Nasional Indonesia 01-3553-2006 Air Minum dalam Kemasan

[2] Menteri Kesehatan Republik Indonesia, 2010, Peraturan Menteri Kesehatan


Republik Indonesia Nomor 492/Menkes/IV/2010 Tentang Persyaratan Air Minum,
Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

[3] Direktur Jenderal Industri Agro dan Kimia, 2007, Peraturan Direktur Jenderal
Industri Agro dan Kimia Nomor 2/lak/Per/3/2007 Tentang Pedoman Pengawasan
Penerapan SNI Air Minum Dalam Kemasan Di Pabrik, Jakarta: Dirjen Industri Agro
dan Kimia.

[4] Kacaribu, 2008, Kandungan Kadar Seng (Zn) dan Besi (Fe) Dalam Air Minum
Depot Air Minum isi Ulang Air Pegunungan Sibolangit di Kota Medan, Thesis,
Universitas Sumatra Utara: Medan.

22
LAMPIRAN

 Preparasi sampel

 Pembuatan larutan standar

 Menyalan Intrumen AAS (Atomic Absorption Spectrophotometry)

23
 Penetapan kadar Fe dengan metode AAS (Atomic Absorption
Spectriphotometry)

22

Anda mungkin juga menyukai