Anda di halaman 1dari 8

KAJI EKSPERIMENTAL TURBIN ANGIN DARRIEUS-H DENGAN BILAH TIPE

NACA 2415

Giri Saputra1, Azridjal Aziz2, Rahmat Iman Mainil3


Laboratorium Rekayasa Termal, Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik Universitas Riau
1
girisaputra_39@yahoo.co.id, 2azridjal@yahoo.com, 3rahmat.iman@gmail.com

ABSTRACT

The wind turbine is divided into two types: vertical axis wind turbine and horizontal axis wind
turbine. A vertical axis wind turbine is likely better than horizontal axis due to unaffected by
the direction of the wind and capable for rotating at low wind speeds. The Darrieus-type H is
one of vertical wind turbines type, with rotor structure of H-shaped, which capable for a low
speed of wind flow areas. Sequence, it meets the Riau Province areas to apply one. This
research aim is to test the performance of implementation of a vertical axis wind turbine
model, Darrieus type-H blades with naca 2415 in Riau Province area. This research used an
experimental method to investigate the vertical axis wind turbine models, Darrieus type-H
blades with naca 2415. The wind speeds were chosen on 3.87 m/s, 4.53 m/s, 5.06 m/s, which
used a fan as the wind source. Then, the wind of fan was flowed through a simple wind tunnel.
The pitch angel was set on 10°, 15°, 20°, 25°, 30°, 80° and 90°, with a load of 250 grams. The
results were obtained the optimum performance on a pitch angel of 90°, at wind speed of 3.87
m/s for power generated 0.27 Watts, and the efficiency of 3.81%.
Keyword: Pitch angel, Darrieus-H, coefficient of performance

1. Pendahuluan

Wilayah Indonesia yang terletak pada Lembaga Penerbangan dan Antariksa


garis khatulistiwa membuat Indonesia Nasional (LAPAN) dengan survei yang
memiliki dua musim yang cukup panjang. dilakukan pada 120 titik wilayah Indonesia
Hal tersebut membuat Indonesia merupakan memaparkan bahwa hasil survei wilayah
salah satu Negara dengan potensi angin tersebut menghasilkan beberapa wilayah
yang cukup memadai. Indonesia yang Indonesia memiliki kondisi kecepatan angin
merupakan negara kepulauan yang 2/3 mampu mencapai diatas 5 m/s dengan
wilayahnya adalah lautan dan mempunyai lokasi diantaranya Nusa Tenggara Timur,
garis pantai ±80.791 km dan salah satu Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Selatan dan
Negara yang terletak di garis khatulistiwa Pantai Selatan Jawa (Putranto et.al, 2011).
yang merupakan faktor bahwa Indonesia Pengelompokan wilayah dari potensi angin
memiliki potensi energi angin yang cukup berdasarkan kelasnya dapat dilihat pada
melimpah (Yudha dalam Siregar, 2014). tabel 1:
Pengelompokan potensi angin
wilayah Indonesia yang di lakukan oleh

Jom FTEKNIK Volume 3 No. 1 Februari 2016 1


Tabel 1 Pengelompokan Potensi Angin diakibatkan dari reaksi fusi nuklir hidrogen
Berdasarkan Kelas (Putranto et.al, (H) yang bereaksi menjadi helium (He)
2011) pada inti matahari. Reaksi ini menimbulkan
panas dan radiasi elektromagnetik yang
dipancarkan ke segala arah (Napitupulu,
2014).
Profil turbin angin Darrieus-H
dibentuk berdasarkan koordinat airfoil yang
ditetapkan oleh NACA. Ditinjau
Pada tahun 2014 Indra Herlamba berdasarkan bentuk blade bahwa turbin
Siregar meneliti tentang perubahan sudut angin Darrieus-H menerapkan prinsip kerja
picth yang besar terhadap kinerja low dengan mengekploitasi gaya angkat (lift
solidity turbin angin sumbu vertikal force) yang terjadi akibat bentuk struktur
Darrieus tipe-H dengan bilah profile NACA permukaan blade NACA yang berbenturan
0018, dimana hasil penelitian memaparkan langsung dengan aliran angin. Kelemahan
bahwa kinerja turbin angin sumbu vertikal utama dari turbin angin Darrieus yaitu
Darrieus tipe-H yang optimum diperoleh yakni memiliki torsi awal berputar yang
pada sudut picth 15° dengan kecepatan sangat kecil hingga tidak dapat melakukan
angin 3 m/s dengan daya 4,86x10-2 Watt self start. Pada aplikasiya, turbin angin
dan koefisien kinerja 7,841%. Darrieus selalu membutuhkan perangkat
El-Samanoudy, et.al pada tahun 2010 bantuan untuk melakukan putaran awal
meneliti kinerja turbin sumbu vertical (Sitepu, 2013).
Darrieus tipe-H dengan parameter uji Pada airfoil NACA seri empat digit,
profile bilah NACA 0024, NACA 4420 dan digit pertama menyatakan persen
NACA 4520 dengan panjang chord untuk maksimum chamber terhadap chord. Digit
setiap profil dengan ukuran yaitu 8 cm, 12 kedua menyatakan persepuluh posisi
cm dan 15 cm dengan panjang span 70 cm. maksimum chamber pada chord dari
Kemudian sudut pitchnya bervariasi 0°, 10°, leading edge. Sedangkan dua digit terakhir
20°, 30°, 40°, 50°,60° dan -10° dimana hasil menyatakan persen ketebalan airfoil
penelitian memaparkan bahwa kinerja terhadap chord (Mulyadi, 2010).
turbin diperoleh pada profil NACA 004 Contohnya airfoil yang digunakan pada
panjang chord 15 cm, sudut pitch 10° dan penelitian ini adalah airfoil NACA 2415.
radius 40 cm dimana pada kondisi ini Airfoil NACA 2415 ini memiliki arti
terjadi kenaikkan kinerja sebesar 25 %. sebagai berikut:
Tujuan Penelitian ini adalah Untuk  Maksimum chamber 2 %.
mengetahui daya dan efisiensi yang  Posisi maksimum chamber berada 40
dihasilkan oleh turbin angin dengan tipe % dari panjang chord diukur dari
Darrieus-H menggunakan 4 bilah NACA leading edge.
2415.  Dan memiliki ketebalan maksimum 15
Energi angin ditimbulkan karena % dari panjang chord.
adanya udara yang bergerak akibat
perbedaan temperatur tinggi ke temperatur
rendah. Perbedaan temperatur tersebut
Jom FTEKNIK Volume 3 No. 1 Februari 2016 2
Tip Speed Ratio (TSR) adalah
perbandingan antara kecepatan ujung sudu
turbin angin yang berputar dengan
kecepatan angin yang diformulasikan pada
Gambar 1 Bilah Turbin Angin Tipe NACA persamaan 4 berikut (Prabowo, 2011):
2415
(http://www.pilotfriend.com/training/flight_ TSR = (4)
training/aero/forces.htm)
Yang dalam hal ini:
Parameter-Parameter Turbin Angin r : jari-jari turbin angin (m)
Daya yang terdapat pada angin n : putaran poros turbin tiap menit (RPM)
merupakan energi kinetik yang merupakan v : kecepatan angin (m/s)
potensi daya yang terkandung pada udara
yang bergerak yang diformulasikan pada Koefisien Daya (CP) adalah
persamaan 1 berikut (Hau, 2006): perbandingan antara daya yang dihasilkan
Pa = 0,5. A. v3 (1) oleh turbin (Pt) dengan daya yang
disediakan oleh angin (Pa) sehingga dapat
Yang dalam hal ini: diformulasikan pada persamaan 5 berikut
: Massa jenis udara (kg/m3) (Prabowo, 2011):
A : Luas sapuan (m2)
CP = . 100% (5)
V : kecepatan angin (m/s)
Yang dalam hal ini:
Torsi adalah perkalian vektor antara
CP : koefisien daya (%)
jarak sumbu putar dengan gaya yang
Pt : daya yang dihasilkan oleh turbin (Watt)
bekerja pada titik yang berjarak dari sumbu
Pa : potensi daya pada angin (Watt)
pusat dengan persamaan seperti yang
dirumuskan pada persamaan 2 berikut 2. Bahan dan Metode
(Prabowo, 2011): Spesifikasi prototype turbin angin
T = r. F (2) Darrieus-H adalah sebagai berikut:
Yang dalam hal ini: Tabel 2 Spesifikasi Prototype Turbin Angin
T : torsi yang dihasilkan (Nm) No Spesifikasi Keterangan
F : gaya pada poros akibat puntiran (N) 1 Jenis Sumbu vertikal
r : jarak atau jari-jari lengan ke poros (m) 2 Diameter 500 mm
3 Tinggi 500 mm
4 Lengan Besi pelat
Daya turbin adalah kemampuan
5 Jumlah sudu 4
turbin dalam mengekstrak daya angin yang
ada dengan menggunakan persamaan 3 Tabel 3 Spesifikasi Sudu Turbin Angin
berikut (Prabowo,2011): No Spesifikasi Keterangan
1 Profil sudu NACA 2415
Pt = T. (3) 2 Chord (c) 160 mm
3 Tinggi 500 mm
Yang dalam hal ini:
4 Bahan Pelat aluminium
T : torsi (Nm) 0.4 mm
: kecepatan sudut, (rad/s) 5 Jumlah sudu 4
Jom FTEKNIK Volume 3 No. 1 Februari 2016 3
Desain dari prototype alat uji turbin angin
Darrieus-H seperti pada gambar 2 berikut:

Gambar 2 Rangkaian Alat Uji Turbin


Angin Darrieus-H

Keterangan gambar:
1. Kipas angin
2. Rangka alat uji
3. Roda penyangga
4. Pulley
5. Beban
6. Terowongan angin
Gambar 3 Prosedur Pengujian Turbin Angin
7. Blade NACA 2415
8. Neraca pegas Metode pengukuran kecepatan angin
9. Bearing dilakukan dengan cara mengukur kecepatan
Prosedur pengujian turbin angin tipe angin pada beberapa titik saat angin keluar
Darrieus-H dapat dilihat pada gambar 3 melalui lingkaran wind tunel. Penggunaan
berikut: terowongan angin (wind tunel) pada
penelitian ini diharapkan dapat
memaksimalkan potensi kecepatan angin
yang akan diterima turbin. Penempatan
letak turbin angin pada penelitian ini
diletakan sedekat mungkin dengan sisi
terowongan angin. Pada posisi tersebut
diperkirakan bahwa kecepatan angin berada
pada kondisi optimal dan diharapkan untuk
mampu mengurangi efek angin luar
sehingga turbin diletakan dekat sekali
dengan wind tunel. Pengambilan kecepatan
angin pada 20 titik pengujian dilakukan
seperti pada gambar 4 berikut:

Jom FTEKNIK Volume 3 No. 1 Februari 2016 4


Kondisi 3
7
6

Kecepatan (m/s)
5
4
3
2
1
0
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19
Posisi Terhadap Keliling Lingkaran

Gambar 4 Skema Pengukuran Kecepatan


Angin (dilihat dari samping) Gambar 7 Data Kecepatan Angin Pada
Kondisi 3
Berdasarkan skema pengukuran data
Berdasarkan dari 20 titik pengambilan
kecepatan angin pada 20 titik pengambilan
data kecepatan angin setelah melewati wind
diperoleh diagram seperti pada gambar
tunel pada ketiga kondisi kecepatan angin
berikut:
sehingga dapat dirata-ratakan dengan hasil
rata-rata dapat dilihat pada gambar 8
Kondisi 1 berikut:
5
6
Kecepatan (m/s)

4 5,06
3 5 4,53
2 3,87
Kecepatan (m/s)

4
1
3
0
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 2
Posisi Terhadap Keliling Lingkaran
1
Gambar 5 Data Kecepatan Angin Pada 0
Kondisi 1 1 2 3
Pengaturan Laju Angin

Kondisi 2
Gambar 8 Kecepatan Rata-Rata Dari 3
6 Pengaturan Kecepatan Angin
5 Pada Fan
Kecepatan (m/s)

4
3
2
3. Hasil dan Pembahasan
1 Berikut ini adalah data hasil
0 pengujian dan perhitungan beberapa
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 parameter turbin angin dengan jumlah
Posisi Terhadap Keliling Lingkaran blade 4 buah dan variasi kecepatan angin
serta sudut pitch yang ditunjukan pada tabel
Gambar 6 Data Kecepatan Angin Pada
berikut:
Kondisi 2

Jom FTEKNIK Volume 3 No. 1 Februari 2016 5


 Pada kecepatan 3,87 m/s 2,500 0,350
Hasil perhitungan turbin angin

Daya Turbin (Watt)


0,300
2,000
0,250
darries-H pada kecepatan 3,87 m/s sebagai

CP (%)
1,500 0,200
berikut: 0,150
1,000
0,100
Tabel 4 Daya Dan Efisiensi Turbin Angin 0,500
0,050
Pada Kecepatan 3,87 m/s 0,000 0,000
0,000 0,200 0,400 0,600 0,800

TSR
Gambar 10 Nilai TSR Terhadap CP dan
Daya Turbin Pada Kecepatan
4,53 m/s

 Pada kecepatan 5,03 m/s


Hasil perhitungan turbin angin
3,500 0,300 darries-H pada kecepatan 5,03 m/s sebagai
3,000
Daya Turbin (Watt)

0,250 berikut:
2,500
0,200
CP (%)

2,000
0,150 Tabel 6 Daya Dan Efisiensi Turbin Angin
1,500
0,100 Pada Kecepatan 5,03 m/s
1,000
0,500 0,050
0,000 0,000
0,000 0,200 0,400 0,600 0,800

TSR

Gambar 9 Nilai TSR Terhadap CP Dan


Daya Turbin Yang Dihasilkan
2,00 0,400
0,350

Daya Turbin (Watt)


 Pada kecepatan 4,53 m/s 1,50 0,300
Hasil perhitungan turbin angin 0,250
CP(%)

1,00 0,200
darries-H pada kecepatan 4,53 m/s sebagai 0,150
berikut: 0,50 0,100
0,050
0,00 0,000
Tabel 5 Daya Dan Efisiensi Turbin Angin 0,000 0,200 0,400 0,600 0,800
Pada Kecepatan 4,53 m/s
TSR

Gambar 11 Nilai TSR Terhadap CP dan


Daya Turbin Pada Kecepatan
5,03 m/s

Berdasarkan ketiga kondisi


kecepatan angin yang digunakan bahwa
nilai daya turbin maksimum terjadi pada
kecepatan angin 5,06 m/s pada sudut 90°
dan TSR 0,735 dengan daya yang
dihasilkan sebesar 0,36 Watt.

Jom FTEKNIK Volume 3 No. 1 Februari 2016 6


Namun, kondisi efisiensi (CP) [2] Hau, Erich., 2006, “Wind Turbines;
maksimum terjadi pada kecepatan angin Fundamentals, Technologies,
3,87 m/s pada sudut 90° dan TSR 0,71 Application, Economics”. 2nd Edition.
dengan efisiensi sebesar 3,1%, hal tersebut Springer-Verlag, Berlin Heidenberg.
terjadi karena perbandingan adanya daya ISBN- 103-540 24240-6
yang terkandung pada angin dan juga daya
[3] Herlamba, Siregar, Indra. 2014.
yang dihasilkan oleh turbin. Daya turbin
maupun efisiensi yang diperoleh turbin “Komparasi Kinerja Turbin Angin
angin Darrieus-H pada penelitian ini Sumbu Vertikal Darrieus Tipe-H
Dengan Bilah Profil NACA 0018
tergolong cukup rendah hal tersebut dapat
dipengaruhi oleh beberaapa faktor Dengan Dan Tanpa Wind Deflector ”
diantaranya: Universitas Negeri Surabaya, Jurnal
Teknik Mesin vol. 1 No. 1,
 Proses pembuatan komponen-
[4] Mulyadi, Muhamad, 2010, “Analisis
komponen turbin angin yang kurang
Aerodinamika Pada Sayap Pesawat
professional dikarenakan keterbatasan
Terbang Dengan Menggunakan
alat, biaya maupun kemampuan dari
Software Berbasis Computational
penulis.
Fluird Dynamics (CFD)”, Universitas
 Efisiensi bentuk sudu yang rendah
Gunadarma.
karena massa dari turbin dan plat
aluminium sudu mengalami deformasi [5] Napitupulu, Ekawira. K, 2013, “Uji
sehinngga profil NACA 2415 tidak Performamsi Turbin Angin Tipe
terbentuk sempurna, sehingga Darrieus-H Dengan Profil Sudu NACA
mengakibatkan gaya angkat yang 0012 Dan Analisa Perbandingan
dihasilkan sudu kurang maksimal. Efisiensi Menggunakan Variasi Jumlah
Sudu Dan Sudut Pitch”, Universitas
4. Kesimpulan
Sumatra Utara, Jurnal Dinamis vol. II
1. Daya maksimum yang dihasilkan
No. 14
turbin angin Darrieus-H sebesar 0,364
Watt terjadi pada kecepatan angin 5,06
[6]Sitepu, Andinata, 2013, “Uji
m/s dan sudut 90°.
Performamsi Turbin Angin Tipe
2. Efisiensi maksimum yang mampu
Darrieus-H Dengan Profil Sudu NACA
dihasilkan turbin terjadi pada kecapatan
4415 Dan Analisa Perbandingan
angin rendah yaitu pada kecepatan
Efisiensi Menggunakan Variasi Jumlah
angin 3,87 m/s pada sudut 90° dengan
Sudu Dan Sudut Pitch”, Universitas
efisiensi sebesar 3,1%.
Sumatra Utara.
Daftar pustaka
[7] Prabowo, Eko, Andryanto, Stefanus,
[1] El-Samanoudy. M, A.A.E. Ghorab,
2011, “Unjuk Model Kincir Angin
Sh.Z. Youssef., 2010, Effect Of Some
Poros Vertikal Dengan Empat Sudu
Design Parameters On The
Yang Membuka Dan Menutup Secara
Performance Of A Giromill Vertical
Otomatis Dengan Variasi Diameter”,
Axis Wind Turbine, Ain Shams
Universitas Sanata Dharma.
Engineering Journal vol 1, pp. 85–

Jom FTEKNIK Volume 3 No. 1 Februari 2016 7


[8] Putranto, Adityo. et.al, 2011, “Rancang
Bangun Turbin Angin Vertikal Untuk
Penerbangan Rumah Tangga”,
Universitas Diponegoro

[9] http://www.pilotfriend.com/training/fli
ght_training/aero/forces.htm (diakses
tanggal 14 januari 2014)

Jom FTEKNIK Volume 3 No. 1 Februari 2016 8

Anda mungkin juga menyukai