Anda di halaman 1dari 60

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………… 1

a. Latar Belakang 1

b Deskripsi Singkat ………………………………………. 2

c Hasil Belajar …………………………………….. 3

d Materi Pokok dan Sub Materi Pokok …………… 3

E Manfaat …………………………………………….. 3

F Petunjuk Belajar …………………………………… 3

BAB II Sejarah Ditjen PP ……………………………………….. 4

Indikator Keberhasilan ………………………………..... 4

A. Sejarah ..Pembentukan Ditjen PP ……………… 4

B. Struktur Organisasi Ditjen PP ……………………. 8

C. Visi Misi 8

Latihan......………………………………………......... 14

Rangkuman ……………………………………………. 14

Evaluasi ……………………………………………. 15

Umpan Balik ……………………………………….. 16

BAB III TUGAS POKOK DAN FUNGSI DITJEN PP 17

Indikator Kebutuhan ….. 17

Kedudukan Tugas Pokok dan Fungsi Ditjen PP …… 17

A Sekretaris Diirjen PP …………………………….. 18

B Direktorat Perancangan Peraturan Perundang- 22


undangan …………………………………………..

C Direktorat Harmonisasi Peraturan Perundang- 27


undangan I …………………………………

D Direktorat Harmonisasi Peraturan Perundang- 32


undangan II …………………………………..

E Direktorat Fasilitasi Perancangan Peraturan Daerah 37


dan Pembinaan Perancang Peraturan Perundang-
undangan …………………………………..

F Direktorat Pengundangan, Penerjemahan, dan 43


Publikasi Peraturan perundang-undangan
G Direktorat Litigasi Peraturan Perundang- 47
undangan ………………………………………
Latihan.....…………………………………………... 55

Rangkuman………………………………………… 55

Evaluasi ………………………………………… 56

Umpan Balik ……………………………………. 56

BAB VI PENUTUP............................................................................ 57

Kesimpulan
A ……………………………………….. 57

Saran ……………………………………………….. 58

Daftar Pustaka 59

Glosarium 59
BAB I

PENDAHULUAN

Menguatnya tuntutan terhadap pemerintahan yang bersih sebagai prasyarat


utama penyelenggaraan prinsip-prinsip pemerintahan yang baik, maka semakin
mendesak pula untuk langkah-langkah yang nyata dalampengelolaan organisasi,
terutama dalam pengelolaan dan pengembangan sumber daya manusia sebagai
motor utama perubahan.
Kementeraian Hukum dan HAM dalam menyelenggarakan tugas sesuai
dengan Renstra adalah menyelenggarakan pembangunan di bidang hukum, untuk
itu kementerian Hukum dan HAM harus mampu menyiapkan SDM yang berkualitas,
bersih dan bermartabat dalam mengelola organisasi yang didukung dengan
intelektual, sarana dan prasarana yang teruji dalam menyelenggarakan pemerintah.
Berkaitan dengan hal itu maka Kementerian hukum dan HAM mempunyai
sebelas (11) unit esalon satu, yang salah satunya menyelenggarakan tugas teknis di
bidang peraturan perundang-undangan. Unit esalon tersebut yakni Direktorat
Jenderal Peraturan Perundang-undangan yang pelaksanaan tugas antara lain;
pemberian saran dan tanggapan terhadap rancangan yang berasal dari instansi lain,
rekomendasi persetujuan usul prakarsa penyusunan undang-undang, penyusunan
rancangan peraturan (undang-undang, peraturan pemerintah), kemudian melakukan
sosialisasi rancangan peraturan perundang-undangan, mempublikasikan peraturan
perundang-undangan serta pengembangan tenaga perancang.

A. Latar belakang

Modul ini disusun untuk memberikan pedoman bagi peserta Pendidikan dan
Pelatihan Teknis Penguatan lewat elearning untuk pegawai dilingkungan
Kementerian Hukum dan HAM agar memiliki pengetahuan atas Ditjen Peraturan
Perundang-undangan. Dalam melaksanakan tugas peserta tidak saja mengetahui
dan memahami tupoksi dari tugasnya saja tetapi perlu mengetahui dan memahami
tupoksi dari unit esalon satu juga.

Akhir-akhir ini banyak dari masyarakat bertanya bagaimana proses peraturan


perundang-undangan dibuat sama Kementerian Hukum dan HAM padahal
Kementerian Hukum dan HAM tidak membuat undang-undang, undang-undang atau
peraturan sejenisnya dilakukan oleh para pemerkasanya yang kemudian dilakukan
pengharomisasian pengharmonisasian atas aturan-aturan tersebut berdasarkan
petunjuk dari Undang-undang Nomor 12 tahun 2011 tentang Pembentukan
Peraturan Perundang-undangan dan setelah itu dilakukan pengharmonisasian
kemudian dikembalikan kepada pemerkasa atau pembuat undang-undang itu
sendiri, selanjutnya di setujui oleh pemerkasa atau pembuat undang-undang maka
akan dilakukan pengundangan oleh Kementerian Hukum dan HAM.

Dengan memiliki kemampuan memahami MTSL dari unit esalon I terutama,


aspek-aspek dalam tugas pokok dirjen peraturan perundang-undangan terutama
teknik penyusunan peraturan perundang-undangan, dan langkah-langkah dalam
melakukan pengharmonisasian terhadap undang-undang maupun raperda

berdasarkan hasil pengumpulan bahan-bahan dan pengolahan data-data


yang terkait dengan substansi undang-undang dan raperda serta menganalisis
bahan-bahan dan data-data tersebut sehingga menghasilkan undang-undang dan
raperda yang tidak tumpang tindih sehingga harmonis dan selaras dengan peraturan
perundang-undangan lain serta kebijakan-kebijakan yang ada sehingga akan
mewujudkan aturan-aturan yang baik yang merupakan satu kesatuan yang utuh dan
bagian dari sistem hukum nasional.

B. Deskripsi Singkat

Modul ini adalah modul yang menguraikan kedudukan tugas pokok dan fungsi Ditjen
PP.

Hasil Belajar :

Setelah mempelajari modul ini peserta diharapkan mampu menjelaskan MTSL Ditjen
PP khususnya sejarah, struktur organisasi dan kedududkan tugas pokok dan fungsi
dari Ditjen PP

D. Indikator Keberhasilan

Adapun Indikator hasil belajar bagi peserta setelah mempelajari modul ini adalah:

1. Menjelaskan sejarah Pembentukan Ditjen PP dan struktur organisas

2. menjelaskan kedudukan tugas pokok dan fungsi Ditjen PP

E. Materi Pokok dan Sub Materi Pokok


Modul ini memuat beberapa materi pokok dan sub materi pokok yang
menjelaskan mengenai:
1. Sejarah Pembentukan Ditjen Peraturan Perundang-undangan dan struktur
organisasi dari masing-masing direktorat pada Direktorat Jenderal Peraturan
Perundang-undangan
2. Kedudukan Tugas pokok dan fungsi Ditjen Peraturan Prundang-undangan

F. Manfaat
Peserta diharapkan dapat mempunyai pengetahuan yang memadai tentang
MTSL Direktorat Jenderal dan dapat menjelaskan tugas-tugas berdasarkan
fungsinya sebagaimana terdapat dalam Peraturan Menteri Hukum dan HAM.

G Petunjuk Belajar
Supaya dapat memehami seluruh isi modul ini dengan baik, peserta diklat
diharapkan dapat membacanya secara bertahap. Hal tersebut untuk mengurangi
kesejangan terhadap substansi dalam modul ini. Peserta diklat disarankan
melakukan curah pendapat dengan sesama peserta karena metode pembelajaran
tersebut dapat mempercepatpemahaman tentang isi model ini.
BAB II

Setelah mempelajari bab ini peserta mampu menjelaskan sejarah pembentukan


Direktorat Jenderal Peraturan Perundang-undangan dan Struktur Organisasi

Sebagai salah satu unit esalon I dari kementerian Hukum dan HAM yang
menyelenggarakan tugas kepememerintahan dibidang hukum berdasarkan renstra dan
kemudian Orta Kementerian memberikan tugas pokok dan fungsi kepada Ditjen PP
untuk melaksanakan tugas pembentukan produk hukum, maka tentunya tugas tersebut
harus diembankan dan dilaksanakan untuk kepentingan penyelenggaraan negara.
Dengan demikian dalam menyelengarakan tugas pokok dan fungsi Ditjen PP
akan diberikan gambaran singkat tentang sejarah pembentukannya dan struktur
organisasi untuk terlebih dahulu agar peserta mengetahuinya.

A. Sejarah Direktorat Jenderal Peraturan Perundang-


undangan1

Ditjen PP dapat dikatakan merupakan penjelmaan dan penyempurnaan


dari suatu unit kerja khusus yang telah ada sebelumnya di DepKumHAM. Agaknya
akan terlalu panjang untuk menelusuri sejarah perkembangan unit ini, mulai dari
unit yang bernama "Direktorat Perundang-undangan" yang berada di Ditjen
Kumdang, yang kemudian dipindahkan ke BPHN dengan nama "Pusat
Perancangan" pada sekitar tahun 1985, dan yang akhirnya ditarik-kembali ke
bawah ke Ditjen Kumdang pada tahun 1990 dengan nama "Direktorat
Perancangan Peraturan Perundang-undangan [Direktorat PP]".
Sejarah perkembangan Ditjen PP boleh dikata diawali dari perubahan-perubahan
yang terjadi pada unit kerja yang paling akhir, yaitu Direktorat PP. Berbagai
pemikiran mengenai perlunya pengembangan unit perundang-undangan ke tingkat
eselon I mulai terjadi dan dilakukan di unit Direktorat PP.
Pemikiran mengenai hal tersebut sebagian disebabkan oleh situasi dan kondisi
pada masa terjadinya reformasi ketatanegaraan di berbagai bidang, termasuk
bidang hukum. Beban kerja untuk melaksanakan reformasi di bidang hukum
sangat berat sehingga di DepKumHAM dirasa perlu untuk membentuk suatu unit
kerja setingkat eselon I yang dilengkapi dengan berbagai unit kerja eselon II
penunjangnya agar dapat secara lebih baik menangani berbagai masalah di
bidang perundang-undangan.

1 Diunduh dari http://ditjenpp.kemenkumham.go.id/struktur-djpp/ditjen-pp.html


pada tanggal 11 Nopember 2018
Pemikiran mengenai hal tersebut sebagian disebabkan oleh situasi dan kondisi
pada masa terjadinya reformasi ketatanegaraan di berbagai bidang, termasuk
bidang hukum. Beban kerja untuk melaksanakan reformasi di bidang hukum
sangat berat sehingga di DepKumHAM dirasa perlu untuk membentuk suatu unit
kerja setingkat eselon I yang dilengkapi dengan berbagai unit kerja eselon II
penunjangnya agar dapat secara lebih baik menangani berbagai masalah di
bidang perundang-undangan.
Di dalam Pasal 1 ayat (3) UUD 1945 sudah ditegaskan bahwa negara Indonesia
adalah negara hukum. Sebagai negara hukum tentunya penyelenggaraan
kehidupan berbangsa dan bernegara harus selalu didasarkan pada aturan-aturan
hukum yang berlaku. Oleh karena itu penyelenggara negara harus kuat, bersih dan
berintegritas. Hal ini sejalan dengan salah satu dari sembilan agenda prioritas Nawa
Cita yang menyebutkan “Menolak negara lemah dengan melakukan reformasi
sistem dan penegakan hukum yang bebas korupsi, bermartabat dan terpercaya”.
Di dalam UU Nomor 17 Tahun 2007 Tentang Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Nasional Tahun 2005 – 2025 disebutkan bahwa tantangan di bidang
pembangunan hukum dan aparatur dalam mewujudkan sistem hukum nasional
yang mantap adalah bagaimana mewujudkan sistem hukum nasional yang
menjamin tegaknya supremasi hukum dan HAM berdasarkan keadilan dan
kebenaran.
Saat ini birokrasi belum mengalami perubahan mendasar. Banyak
permasalahan belum terselesaikan. Permasalahan itu makin meningkat
kompleksitasnya dengan desentraliasi, demokratisasi, globalisasi, dan revolusi
teknologi informasi. Proses demokratisasi yang dijalankan telah membuat rakyat
makin sadar akan hak dan tanggung jawabnya. Untuk itu, partisipasi masyarakat
dalam penyelenggaraan negara termasuk dalam pengawasan terhadap birokrasi
perlu terus dibangun dalam rangka mewujudkan tata pemerintahan yang baik.
Tingkat partisipasi masyarakat yang rendah akan membuat aparatur
negara tidak dapat menghasilkan kebijakan pembangunan yang tepat. Kesiapan
aparatur negara dalam mengantisipasi proses demokratisasi perlu dicermati
agar mampu memberikan pelayanan yang dapat memenuhi aspek transparansi,
akuntabilitas, dan kualitas yang prima dari kinerja organisasi publik.
Globalisasi juga membawa perubahan yang mendasar pada sistem dan
mekanisme pemerintahan. Revolusi teknologi dan informasi akan mempengaruhi
terjadinya perubahan manajemen penyelenggaraan negara dan pemerintahan.
Hubungan penyelenggaraan pemerintahan antara pemerintah pusat dan daerah
sebagaimana diatur dalam Pasal 18 A ayat (1) UUD 1945 menyatakan bahwa:
“hubungan wewenang antara pemerintah pusat dan pemerintahan daerah
provinsi, kabupaten dan kota atau antara provinsi, kabupaten dan kota, diatur
dengan undang-undang dengan memperhatikan kekhususan dan keragaman
daerah”.
Hubungan antara pemerintahan pusat dan daerah tentunya harus tetap
dipandang sebagai hubungan desentralisasi yang tetap mengedepankan aspek
keamanan sekaligus keutuhan dalam kerangka Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI). Oleh karena itu tidak semua urusan bernegara diserahkan
ke Pemerintah Daerah (Pemda), tetapi tetap menjadi kewenangan pemerintah
pusat dengan menempatkan instansi vertikalnya di daerah, terutama yang
menyangkut sendi-sendi kehidupan bernegara yang bersifat mendasar
(elementary). Hal ini sebagaimana ditegaskan dalam Pasal 9 ayat (3) UU Nomor
39 Tahun 2008 Tentang Kementerian Negara bahwa:
”kementerian yang menangani urusan agama, hukum, keuangan dan agama
memiliki unsur pelaksana tugas pokok di daerah. Salah satu urusan
dimaksud adalah urusan hukum yang menjadi kewenangan Kementerian
Hukum dan HAM RI (Kemenkumham)”.
Kemenkumham merupakan salah satu kementerian pelaksana tugas-tugas
pemerintahan (bestuurer) yang dibentuk guna membantu tugas-tugas Presiden
(ekseku- tif), baik sebagai kepala negara maupun kepala pemerintahan, dalam
permasalahan-permasalahan yang menyangkut pelaksanaan tugas di bidang
pembangunan sistem hukum nasional. Tugas di bidang hukum merupakan peran
yang strategis dalam rangka mengaktualisasikan fungsi hukum, menegakkan
hukum, menciptakan budaya hukum, dan membentuk peraturan perundang-
undangan yang adil, konsisten, tidak diskriminstif, tidak bias gender serta
memperhatikan hak asasi manusia.
Dalam kerangka mewujudkan sistem hukum nasional tentunya harus
memperhatikan sinkronisasi dan harmonisasi peraturan perundangan-undangan
yang berlaku, baik dalam garis vertikal maupun horizontal yang posisinya pada
Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM (Kanwil)
Dalam pelaksanaan tugas Jika diperbandingkan dengan berbagai unit yang ada
sebelumnya, Direktorat PP mempunyai suatu ciri khusus, yaitu adanya sumber-
daya manusia perancang perundang-undangan. Para perancang ini memperoleh
keterampilan dasarnya di Belanda. Mereka inilah yang kemudian menjadi
perancang senior yang menjadi tulang-punggung kegiatan penyusunan rancangan
peraturan dan pembahasannya di DPR saat ini, dengan dibantu oleh para
perancang yunior yang pengadaan dan pengembangannya ikut dibantu oleh para
perancang senior tersebut.
Pelaksanaan kegiatan di bidang pembentukan peraturan perundang-undangan
terdiri dari, antara lain:
Pemberian Saran dan Tanggapan Terhadap Rancangan yang berasal
dari Instansi Lain;
Rekomendasi Persetujuan Usul Prakarsa Penyusunan
RUU;
Rancangan Peraturan (UU, PP dan lainnya);
Sosialisasi Rancangan Undang-Undang;
Publikasi Peraturan Perundang-undangan;
Pembinaan dan Pengembangan Tenaga Perancang.

B. Strukutur Organisasi Ditjen PP

STRUKTUR ORGANISASI DITJEN PP

Direktorat Jenderal
Peraturan Perundang-
undangan

Sekretariat
Direktorat Jenderal

Direktorat
Fasilitasi Direktorat
Direktorat Direktorat Direktorat Pengundangan Direktorat
Perancangan
Perancangan Harmonisasi Harmonisasi , Litigasi
Peraturan
Peraturan Peraturan Peraturan Penerjemahan Peraturan
Daerah dan
Perundang- Perundang- Perundang- , dan Publikasi Perundang-
Pembinaan
undangan undangan I undangan II Peraturan undangan
Perancang
Peraturan Perundang-
Perundang- undangan
undangan

Catatan : PERANCANG PERATURAN:


Di DitJen PP terdapat sejumlah pegawai yang berstatus Pejabat Fungsional
Perancang Peraturan. Para perancang ini tersebar di berbagai unit kerja
yang ada.

c. Visi dan Misi Ditjen PP


Visi :
Penguatan sinergi dan gotong royong untuk mewujudkan pembentukan
peraturan perundang-undangan yang berkualitas, harmonis, aspiratif dan
responsive berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar Republik
Indonesia 1945

Misi :

1. Mewujudkan pembentukan Peraturan Perundang-undangan yang berkualitas;


2. Meningkatkan pembinaaan dan kualitas tenaga perancang Peraturan Perundang-
undangan;
3. Mewujudkan pelaksanaan di bidang litigasi Peraturan Perundang-undangan;
4. Mewujudkan administrasi sesuai dengan kepemerintahan yang baik dalam rangka
mendukung tugas dan fungsi Direktorat Jenderal Peraturan Perundang-undangan
Alur Proses Harmonisasi Peraturan Perundang-undangan

Direktorat Harmonisasi Peraturan Perundang-undangan mempunyai tugas


melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, pemberian
bimbingan teknis dan supervisi, serta pelaksanaan pemantauan, evaluasi dan
pelaporan di bidang harmonisasi rancangan peraturan perundang-undangan
bidang politik, pertahanan dan keamanan, hukum, hak asasi manusia,
kelembagaan, dan kesejahteraan rakyat sesuai dengan kebijakan teknis yang
ditetapkan oleh Direktur Jenderal Peraturan Perundang-undangan.
14

Proses Litigasi di Mahkamah Konstitusi


15

LATIHAN
1. Diskusikan dengan teman sejarah dibentuknya Ditjen Peraturan Perundang-
undangan
2. Secara berkelompok jelaskan apa kandungan Pasal 18A ayat (1) UUD 1945
3. secara berpasangan jelaskan subtansi dari Pasal 9 ayat (3) UU Nomor 39 Tahun
2008 Tentang Kementerian Negara

Rangkuman

Sejarah perkembangan Ditjen PP boleh dikata diawali dari perubahan-perubahan


yang terjadi pada unit kerja yang paling akhir, yaitu Direktorat PP. Berbagai
pemikiran mengenai perlunya pengembangan unit perundang-undangan ke tingkat
eselon I maka mulai terjadi dan dilakukan esalon I unit Direktorat PP.
Pemikiran mengenai hal tersebut sebagian disebabkan oleh situasi dan kondisi pada
masa terjadinya reformasi ketatanegaraan di berbagai bidang, termasuk bidang hukum.
16

Beban kerja untuk melaksanakan reformasi di bidang hukum sangat berat sehingga di
DepKumHAM merasa perlu untuk membentuk suatu unit kerja untuk menangani
berbagai masalah di bidang perundang-undangan. Yang kemudian di ikuti dengan
struktur organisasinya.

Evaluasi
1. Kemenkumham merupakan salah satu kementerian pelaksana tugas-tugas

pemerintahan (bestuurer) yang dibentuk guna membantu tugas-tugas Presiden


(ekseku- tif), baik sebagai kepala negara maupun kepala pemerintahan, dalam
permasalahan-permasalahan yang menyangkut pelaksanaan tugas di bidang
pembangunan sistem hukum nasional.
Tugas di bidang hukum merupakan peran yang strategis dalam rangka
mengaktualisasikan kecuali :
a. fungsi hukum, dan menegakkan hukum

b. menciptakan budaya hukum

c. membentuk peraturan perundang-undangan yang adil, konsisten, tidak

diskriminstif, tidak bias gender serta memperhatikan hak asasi manusia.


d. Politik hukum dan bias gender
2. Direktorat Jenderal Peraturan Perundang-undangan terdiri dari :
a. Direktorat harmonisasi Peraturan Perudang-undangan
b. Direktotar Fasilitasi dan pemenuhan HAM
c. Direktorat Pembinaan Hukum
d. Direktorat Pelayanan Hukum
3. Jelaskan bagaimana proses pengundangan dalam Berita Negara RI

Umpan Balik
1. Jelaskan Hubungan penyelenggaraan pemerintahan antara pemerintah pusat
dan daerah ?

2. Pelaksanaan kegiatan di bidang pembentukan peraturan perundang-


undangan terdiri dari, kecuali :
a. Pemberian Saran dan Tanggapan Terhadap Rancangan yang berasal
dari Instansi Lain;
b. Rekomendasi Persetujuan Usul Prakarsa Penyusunan RUU;
c. Rancangan Peraturan (UU, PP dan lainnya);
d. Pembinaan dan Pengembangan Tenaga analis Hukum.
17

3. Pasal 9 ayat (3) UU Nomor 39 Tahun 2008 Tentang Kementerian Negara


bahwa mengatakan, Kementerian Hukum dan HAM RI menyelenggarakan
urusan salah satu urusan :
a. Hukum
b. Agraria
c. Agama
d. Perdagangan

F. Umpan Balik dan Tindak Lanjut

1. Pengharmonisasian, pembulatan, dan pemantapan konsepsi Raperda mempunyai alur dan


pola tersendiri yang berbeda dengan pengharmonisasian, pembulatan, dan pemantapan
konsepsi peraturan perundang-undangan tingkat pusat.

Bagaimana pengalaman Saudara dalam melakukan pengharmonisasian, pembulatan, dan


pemantapan konsepsi Rancangan Undang-undang dan atau Raperda di lingkungan Saudara.

2. Dalam melakukan pengharmonisasian, pembulatan, dan pemantapan konsepsi Rancangan


Undang-undang dan atau Raperda hambatan dan kendala apa yang dihadapi dan mengapa
hal tersebut terjadi?

3. Dalam proses pembentukan peraturan perundang-undangan, menurut pendapat Saudara


bagai cara untuk menghindari terjadinya disharmonis suatu peraturan perundang-undangan.
18

Bab III

Setelah mempelajari bab ini peserta mampu menjelaskan Kedudukan Tugas Pokok
dan Fungsi Direktorat Jenderal Peraturan Perundang-undangan

Dalam peraturan Menteri Hukum dan HAM nomor 29 Tahun 2015 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Hukum dan HAM disebutkan bahwa
Direktorat Jenderal Peraturan perundang-undangan Kementerian Hukum dan
Hak Asasi Manusia mempunyai tugas mempunyai tugas menyelenggarakan
perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang peraturan perundang-
undangan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Berlandaskan pada tugas pokok inilah maka Ditjen PP harus bisa
memaksimalkan sumber daya manusia yang ada untuk memberikan pelayanan
atas terbentuknya suatu peraturan perundang-undangan yang akan
dikeluarkan oleh institusi lain, untuk itu maka Ditjen PP membentuk Direktorat
PP untuk dapat membantu tugas-tugas yang terkait dengan pembentukan
perundang-undang terutama melakukan pengharmonisasian.
Perlu diketahui bahwa Direktorat PP mempunyai suatu ciri khusus, yaitu
adanya sumber-daya manusia perancang perundang-undangan. Para
perancang ini memperoleh keterampilan dasarnya di Belanda. Mereka inilah
yang kemudian menjadi perancang senior yang menjadi tulang-punggung
kegiatan penyusunan rancangan peraturan dan pembahasannya di DPR saat
ini, dengan dibantu oleh para perancang yunior yang pengadaan dan
pengembangannya ikut dibantu oleh para perancang senior tersebut.

Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Ditjen PP


(1) Direktorat Jenderal Peraturan Perundang-undangan berada di bawah dan
bertanggung jawab kepada Menteri.
(2) Direktorat Jenderal Peraturan Perundang-undangan dipimpin oleh Direktur
Jenderal.
19

Direktorat Jenderal Peraturan Perundang-undangan mempunyai tugas


menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang peraturan
perundang-undangan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Dalam melaksanakan tugas Direktorat Jenderal Peraturan Perundang-undangan
menyelengarakan fungsi:
a. perumusan kebijakan di bidang perancangan, harmonisasi, pengundangan
dan publikasi, litigasi peraturan perundang-undangan, fasilitasi perancangan
peraturan perundang-undangan di daerah sesuai dengan permintaan daerah, dan
pembinaan perancang peraturan perundang- undangan;
b. pelaksanaan kebijakan di bidang perancangan, harmonisasi, pengundangan
dan publikasi, litigasi peraturan perundang-undangan, fasilitasi perancangan
peraturan perundang-undangan di daerah sesuai dengan permintaan daerah, dan
pembinaan perancang peraturan perundang- undangan;
c. pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang perancangan, harmonisasi,
pengundangan dan publikasi, litigasi peraturan perundang-undangan, fasilitasi
perancangan peraturan perundang- undangan di daerah sesuai permintaan
daerah, dan pembinaan perancang peraturan perundang- undangan;
d. pelaksanaan pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang perancangan,
harmonisasi, pengundangan dan publikasi, litigasi peraturan perundang-
undangan, fasilitasi perancangan peraturan perundang-undangan di daerah sesuai
dengan permintaan daerah, dan pembinaan perancang peraturan perundang-
undangan;
e. pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Peraturan Perundang-
undangan; dan
f. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri.

Direktorat Jenderal Peraturan Perundang-undangan terdiri atas:


1. Sekretariat Direktorat Jenderal
2. Direktorat Perancangan Peraturan Perundang- undangan
3. Direktorat Harmonisasi Peraturan Perundang- undangan I
4. Direktorat Harmonisasi Peraturan Perundang- undangan II
5. Direktorat Fasilitasi Perancangan Peraturan Daerah dan Pembinaan Perancang
Peraturan Perundang- undangan
6. Direktorat Pengundangan, Penerjemahan, dan Publikasi Peraturan Perundang-
20

undangan
7. Direktorat Litigasi Peraturan Perundang-undangan.

1. Sekretariat Direktorat Jenderal mempunyai tugas memberikan pelayanan


teknis dan administratif kepada seluruh satuan organisasi di lingkungan
Direktorat Jenderal Peraturan Perundang-undangan.

Dalam melaksanakan tugas Sekretariat Direktorat Jenderal menyelenggarakan


fungsi :
a. pengoordinasian dan penyusunan rencana, program, dan anggaran;
b. pengoordinasian dan fasilitasi pelaksanaan penataan kelembagaan dan
reformasi birokrasi;
c. pembinaan dan pengelolaan urusan kepegawaian;
d. pembinaan dan pengelolaan urusan keuangan;
e. pelaksanaan urusan hubungan masyarakat dan kerja sama; dan
f. pengelolaan barang milik negara dan pelaksanaan urusan umum.

Sekretariat Direktorat Jenderal terdiri atas :


a. Bagian Program dan Pelaporan;
b. Bagian Kepegawaian;
c. Bagian Keuangan;
d. Bagian Hubungan Masyarakat dan Kerja sama;
e. Bagian Pengelolaan Barang Milik Negara dan Umum; dan
f. Kelompok Jabatan Fungsional.

a. Bagian Program dan Pelaporan mempunyai tugas melaksanakan penyiapan


koordinasi dan penyusunan rencana, program, dan anggaran, koordinasi dan
fasilitasi pelaksanaan penataan kelembagaan dan reformasi birokrasi, serta
evaluasi dan penyusunan laporan di lingkungan Direktorat Jenderal Peraturan
Perundang-undangan.

Dalam melaksanakan tugas Bagian Program dan Pelaporan menyelenggarakan


fungsi :
1. penyiapan koordinasi dan penyusunan rencana, program, dan anggaran;
2. penyiapan koordinasi dan fasilitasi pelaksanaan Penataaan
21

kelembagaan dan reformasi birokrasi; dan


3. pelaksanaan evaluasi dan penyusunan laporan.

Bagian Program dan Pelaporan terdiri atas:


a. Subbagian Penyusunan Rencana dan Anggaran; dan
b. Subbagian Kelembagaan, Reformasi Birokrasi, dan Pelaporan.

(1) Subbagian Penyusunan Rencana dan Anggaran mempunyai tugas melakukan


penyiapan bahan koordinasi, penyusunan rencana, program, dan anggaran.
(2) Subbagian Kelembagaan, Reformasi Birokrasi, dan Pelaporan mempunyai tugas
melakukan penyiapan bahan koordinasi dan fasilitasi pelaksanaan penataaan
kelembagaan dan reformasi birokrasi serta pelaksanaan evaluasi dan penyusunan
laporan.

b. Bagian Kepegawaian mempunyai tugas melaksanakan pembinaan dan


pengelolaan urusan kepegawaian di lingkungan Direktorat Jenderal Peraturan
Perundang-undangan.
Dalam melaksanakan tugas, Bagian Kepegawaian menyelenggarakan fungsi:
1. penyiapan penyusunan formasi, pendataan dan pengembangan pegawai dan
pelaksanaan administrasi jabatan struktural dan fungsional di lingkungan Direktorat
Jenderal Peraturan Perundang- undangan; dan

2. penyiapan penetapan mutasi, pemberhentian, dan pensiun pegawai di lingkungan


Direktorat Jenderal Peraturan Perundang-undangan.

Bagian Kepegawaian terdiri atas:


a. Subbagian Umum Kepegawaian dan Administrasi Jabatan; dan
b. Subbagian Mutasi dan Pemberhentian.

(1) Subbagian Umum Kepegawaian dan Administrasi Jabatan mempunyai tugas


melakukan penyiapan bahan penyusunan formasi, pendataan, pengembangan
pegawai, pengelolaan sasaran kinerja pegawai, penyusunan daftar urutan
kepangkatan, pengurusan tabungan asuransi kesehatan pegawai, tabungan
asuransi pensiun, pengurusan kartu pegawai, kartu suami dan kartu istri, dan
pengelolaan administrasi jabatan struktural dan fungsional di lingkungan
Direktorat Jenderal Peraturan Perundang-undangan.
(2) Subbagian Mutasi dan Pemberhentian mempunyai tugas melakukan penyiapan
bahan penetapan pengangkatan, kepangkatan, pemindahan, mutasi,
pemberhentian, pensiun, cuti, dan pemberian tanda penghargaan pegawai di
lingkungan Direktorat Jenderal Peraturan Perundang-undangan.

c. Bagian Keuangan mempunyai tugas melaksanakan pembinaan dan pengelolaan


urusan keuangan di lingkungan Direktorat Jenderal Peraturan Perundang-
undangan.
22

Dalam melaksanakan tugas Bagian Keuangan menyelenggarakan fungsi:


a. pelaksanaan anggaran;
b. pelaksanaan perbendaharaan dan akuntansi serta perhitungan dan
penyusunan laporan keuangan.

Bagian Keuangan terdiri atas:


a. Subbagian Pelaksanaan Anggaran; dan
b. Subbagian Perbendaharaan dan Akuntansi.

(1) Subbagian Pelaksanaan Anggaran mempunyai tugas


melakukan penyiapan bahan pelaksanaan anggaran, pengelolaan
pembayaran gaji pegawai, dan tunjangan kinerja pegawai.
(2) Subbagian Perbendaharaan dan Akuntansi mempunyai tugas melakukan
penyiapan bahan perbendaharaan dan tata usaha keuangan, akuntansi,
perhitungan, penyiapan rekonsiliasi, penyelesaian kerugian negara, serta
penyiapan dan penyusunan laporan keuangan.

d. Bagian Hubungan Masyarakat dan Kerja Sama mempunyai tugas melaksanakan


pengelolaan urusan kehumasan dan pelaksanaan kerja sama di bidang peraturan
perundang-undangan.

Dalam melaksanakan tugas Bagian Hubungan Masyarakat dan Kerja Sama


menyelenggarakan fungsi:
a. pelaksanaan urusan kehumasan; dan
b. pelaksanaan urusan kerja sama di bidang peraturan perundang-
undangan.

Bagian Hubungan Masyarakat dan Kerja Sama terdiri atas:


a. Subbagian Hubungan Masyarakat; dan
b. Subbagian Kerja Sama.
(1) Subbagian Hubungan Masyarakat mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan
pelaksanaan hubungan masyarakat, protokol, pemberian informasi dan
komunikasi, pengolahan informasi dan pengaduan masyarakat, serta analisis
media terkait dengan pelaksanaan tugas dan fungsi Direktorat Jenderal Peraturan
Perundang-Undangan.
(2) Subbagian Kerja Sama mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan
penyusunan perencanaan dan pengembangan program kerja sama di bidang
peraturan perundang-undangan baik dalam maupun luar negeri, serta
pengembangan mitra kerja sama di bidang peraturan perundang-undangan.

e. Bagian Pengelolaan Barang Milik Negara dan Umum mempunyai tugas


melaksanakan pengelolaan barang milik negara dan urusan umum.
23

Dalam melaksanakan tugas Bagian Pengelolaan Barang Milik Negara dan Umum
menyelenggarakan fungsi:
a. pelaksanaan urusan pengelolaan barang milik negara;
b. pelaksanaan urusan ketatausahaan pimpinan dan persuratan; dan
c. pelaksanaan urusan kerumahtanggaan.

Bagian Pengelolaan Barang Milik Negara dan Umum terdiri atas:


a. Subbagian Pengelolaan Barang Milik Negara;
b. Subbagian Tata Usaha Pimpinan dan Persuratan; dan
c. Subbagian Rumah Tangga.

(1) Subbagian Pengelolaan Barang Milik Negara mempunyai tugas melakukan


penyiapan bahan pelaksanaan pengelolaan, rekonsiliasi, inventarisasi barang
milik negara, barang persediaan, layanan pengadaan, dan penyusunan laporan.
(2) Subbagian Tata Usaha Pimpinan dan Persuratan mempunyai tugas melakukan
penyiapan bahan pelaksanaan tata usaha pimpinan, persuratan, serta
pengelolaan arsip.
(3) Subbagian Rumah Tangga mempunyai tugas melakukan pemeliharaan
dan administrasi perlengkapan kantor, administrasi kendaraan dinas, dan
perjalanan dinas.

2. Direktorat Perancangan Peraturan Perundang-undangan

Direktorat Perancangan Peraturan Perundang-undangan mempunyai tugas


melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, pemberian
bimbingan teknis dan supervisi, serta pelaksanaan pemantauan, evaluasi, dan
pelaporan di bidang perancangan peraturan perundang-undangan sesuai dengan
kebijakan teknis yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal Peraturan Perundang-
undangan.

Direktorat Perancangan Peraturan Perundang-undangan terdiri atas:

1. Subdirektorat Perencanaan dan Penyiapan Konsepsi Peraturan Perundang-


undangan;
2. Subdirektorat Penyusunan Rancangan Undang-Undang, Peraturan Pemerintah
Pengganti Undang-Undang, dan Peraturan Pemerintah;
3. Subdirektorat Penyusunan Rancangan Peraturan Presiden, Rancangan
Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia;
4. Subdirektorat Pembahasan Rancangan Undang-Undang;
24

5. Subbagian Tata Usaha; dan


6. Kelompok Jabatan Fungsional.

1. Subdirektorat Perencanaan dan Penyiapan Konsepsi Rancangan Peraturan


Perundang-undangan mempunyai tugas : melaksanakan penyiapan bahan
perumusan kebijakan, pemberian bimbingan teknis dan supervisi, serta
pelaksanaan pemantauan, evaluasi dan pelaporan di bidang perencanaan dan
penyiapan konsepsi rancangan peraturan perundang-undangan.

Dalam melaksanakan tugas Subdirektorat Perencanaan dan Penyiapan Konsepsi


Rancangan Peraturan Perundang-undangan menyelenggarakan fungsi:
a. penyiapan bahan perumusan kebijakan di bidang perencanaan penyusunan
Rancangan Undang-Undang, Rancangan Peraturan Pemerintah Pengganti
Undang-Undang, Rancangan Peraturan Pemerintah, Rancangan Peraturan
Presiden, dan Rancangan Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia;
b. penyiapan bahan dalam penyusunan konsepsi Rancangan Undang- Undang,
Rancangan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang- Undang, Rancangan
Peraturan Pemerintah, Rancangan Peraturan Presiden, dan Rancangan Peraturan
Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia;
c. pelaksanaan pemberian bimbingan teknis dan supervisi Rancangan Undang-
Undang, Rancangan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang,
Rancangan Peraturan Pemerintah, Rancangan Peraturan Presiden, dan Rancangan
Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia; dan
d. pelaksanaan pemantauan, evaluasi dan pelaporan di bidang perencanaan
dan penyiapan konsepsi rancangan peraturan perundang-undangan.

Subdirektorat Perencanaan dan Penyiapan Konsepsi Rancangan Peraturan Perundang-


undangan, terdiri atas:

a. Seksi Perencanaan dan Evaluasi Rancangan Peraturan Perundang-


undangan; dan
b. Seksi Penyiapan Konsepsi Rancangan Peraturan Perundang-undangan.

(1) Seksi Perencanaan dan Evaluasi Rancangan Peraturan Perundang- undangan


mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan rancangan kebijakan,
pelaksanaan pemberian bimbingan teknis dan supervisi, serta pelaksanaan
evaluasi dan pelaporan di bidang perencanaan dan evaluasi Rancangan
Undang-Undang, Rancangan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang,
Rancangan Peraturan Pemerintah, Rancangan Peraturan Presiden, dan
Rancangan Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia.

(2) Seksi Penyiapan Konsepsi Rancangan Peraturan Perundang-undangan


mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan
pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi, serta pelaksanaan evaluasi dan
25

pelaporan di bidang penyiapan konsepsi Rancangan Undang-Undang,


Rancangan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang, Rancangan
Peraturan Pemerintah, Rancangan Peraturan Presiden, dan Rancangan
Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia.

2. Subdirektorat Penyusunan Rancangan Undang-Undang, Rancangan Peraturan


Pemerintah Pengganti Undang-undang, dan Rancangan Peraturan Pemerintah
mempunyai tugas : melaksanakan penyiapan bahan perumusan rancangan
kebijakan, pemberian bimbingan teknis dan supervisi, serta pelaksanaan
pemantauan, evaluasi dan pelaporan di bidang penyusunan Rancangan
Undang-Undang, Rancangan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang,
dan Rancangan Peraturan Pemerintah.

Dalam melaksanakan tugas Subdirektorat Penyusunan Rancangan Undang-


Undang, Rancangan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang, dan
Rancangan Peraturan Pemerintah menyelenggarakan fungsi:

a. penyiapan bahan perumusan kebijakan di bidang penyusunan Rancangan Undang-


Undang, Rancangan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang, dan
Rancangan Peraturan Pemerintah;

b. penyiapan bahan penyusunan rancangan kebijakan teknis di bidang penyusunan


Rancangan Undang-Undang, Rancangan Peraturan Pemerintah Pengganti
Undang-Undang, dan Rancangan Peraturan Pemerintah;

c. pelaksanaan pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang penyusunan


Rancangan Undang-Undang, Rancangan Peraturan Pemerintah Pengganti
Undang-Undang, dan Rancangan Peraturan Pemerintah; dan

d. pelaksanaan pemantauan, evaluasi dan pelaporan di bidang Penyusunan


Rancangan Undang-Undang, Rancangan Peraturan Pemerintah Pengganti
Undang-Undang, dan Rancangan Peraturan Pemerintah.

Subdirektorat Penyusunan Rancangan Undang-Undang, Rancangan Peraturan


Pemerintah Pengganti Undang-undang, dan Rancangan Peraturan Pemerintah terdiri
atas:

(1) Seksi Penyusunan Rancangan Undang-Undang dan Rancangan Peraturan


Pemerintah Pengganti Undang-undang mempunyai tugas melakukan penyiapan
bahan perumusan kebijakan, penyusunan rancangan kebijakan teknis,
pelaksanaan pemberian bimbingan teknis dan supervisi, serta pelaksanaan
evaluasi dan pelaporan di bidang Rancangan Undang-Undang dan Rancangan
Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang.

(2) Seksi Penyusunan Rancangan Peraturan Pemerintah mempunyai tugas


melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan, penyusunan rancangan
26

kebijakan teknis, pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi, serta pelaksanaan


evaluasi dan pelaporan di bidang penyusunan Rancangan Peraturan Pemerintah.

3. Subdirektorat Penyusunan Rancangan Peraturan Presiden dan Rancangan


Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia mempunyai tugas
melaksanakan penyiapan bahan perumusan, pemberian bimbingan teknis dan
supervisi, serta pelaksanaan pemantauan, evaluasi dan pelaporan di bidang
penyusunan Rancangan Peraturan Presiden dan Penyelarasan Rancangan
Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia.

Dalam melaksanakan tugas Subdirektorat Penyusunan Rancangan Peraturan


Presiden dan Rancangan Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia
menyelenggarakan fungsi:

a. penyiapan bahan perumusan kebijakan dan pelaksanaan kebijakan teknis di bidang


penyusunan Rancangan Peraturan Presiden dan penyelarasan Rancangan
Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia;

b. penyiapan bahan penyusunan rancangan kebijakan teknis di bidang penyusunan


dan penyelarasan Rancangan Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia;

c. pelaksanaan pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang penyusunan


dan penyelarasan Rancangan Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia;
dan

d. pelaksanaan pemantauan, evaluasi dan pelaporan di bidang penyusunan


Rancangan Peraturan Presiden dan penyelarasan Rancangan Peraturan Menteri
Hukum dan Hak Asasi Manusia.

Subdirektorat Penyusunan Rancangan Peraturan Presiden dan Rancangan Peraturan


Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia terdiri atas:

a. Seksi Penyusunan Rancangan Peraturan Presiden; dan

b. Seksi Penyusunan dan Penyelarasan Rancangan Peraturan Menteri Hukum dan


Hak Asasi Manusia.

(1) Seksi Penyusunan Rancangan Peraturan Presiden mempunyai tugas melakukan


penyiapan bahan perumusan rancangan kebijakan, pelaksanaan pemberian
bimbingan teknis dan supervisi, serta pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di
bidang penyusunan Rancangan Peraturan Presiden.

(2) Seksi Penyusunan dan Penyelarasan Rancangan Peraturan Menteri Hukum dan
Hak Asasi Manusia mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan
kebijakan, pelaksanaan kebijakan, pelaksanaan pemberian bimbingan teknis dan
supervisi, serta pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang penyusunan dan
penyelarasan Rancangan Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia.
27

4. Subdirektorat Pembahasan Rancangan Undang-Undang mempunyai tugas


melaksanakan penyiapan bahan perumusan dan koordinasi rancangan kebijakan,
pemberian bimbingan teknis dan supervisi, serta pelaksanaan pemantauan,
evaluasi dan pelaporan Rancangan Undang-Undang yang berasal dari Presiden
dan Dewan Perwakilan Rakyat yang menjadi lingkup tugas Kementerian Hukum
dan Hak Asasi Manusia.

Dalam melaksanakan tugas Subdirektorat Pembahasan Rancangan Undang-


Undang menyelenggarakan fungsi

a. penyiapan bahan perumusan kebijakan, pelaksanaan kebijakan pembahasan


Rancangan Undang-Undang

b. penyiapan bahan dalam penyusunan rancangan kebijakan teknis, penyusunan


konsep penjelasan Presiden, pandangan Presiden, daftar inventarisasi masalah,
jawaban daftar inventarisasi masalah, dan pendapat mini Presiden, serta pendapat
akhir Presiden

c. pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi pembahasan Rancangan Undang-


Undang

d. pelaksanaan pemantauan, evaluasi dan pelaporan di bidang Pembahasan


Rancangan Undang-Undang.

Subdirektorat Pembahasan Rancangan Undang-Undang terdiri atas:

a. Seksi Pembahasan I dan

b. Seksi Pembahasan II.

(1) Seksi Pembahasan I mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan


kebijakan, pelaksanaan kebijakan, pelaksanaan pemberian bimbingan teknis
dan supervisi, serta pelaksanaan evaluasi dan pelaporan Rancangan
Undang-Undang dari Presiden, penyusunan konsep penjelasan Presiden,
jawaban daftar inventarisasi masalah, pendapat mini Presiden, pendapat akhir
Presiden, dan pelaksanaan penyelenggaraan dan koordinasi rapat pembahasan
Rancangan Undang-Undang.

(2) Seksi Pembahasan II mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan


kebijakan pelaksanaan kebijakan, pelaksanaan pemberian bimbingan teknis dan
supervisi, serta pelaksanaan evaluasi dan pelaporan pembahasan Rancangan
Undang-Undang dari Dewan Perwakilan Rakyat, penyusunan konsep pandangan
Presiden, jawaban daftar inventarisasi masalah, pendapat mini Presiden, pendapat
akhir Presiden, dan pelaksanaan penyelenggaraan dan koordinasi rapat
pembahasan Rancangan Undang-Undang.

(1) Subbagian Tata Usaha mempunyai tugas melakukan urusan tata usaha dan
rumah tangga Direktorat Perancangan Peraturan Perundang-undangan.
28

(2) Subbagian Tata Usaha dalam melaksanakan tugasnya secara administrasi berada
di bawah Bagian Kepegawaian pada Sekretariat Direktorat Jenderal dan secara
operasional bertanggung jawab kepada Direktur Perancangan Peraturan
Perundang-undangan.

3. Direktorat Harmonisasi Peraturan Perundang-undangan I

Direktorat Harmonisasi Peraturan Perundang-undangan I mempunyai tugas


melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, pemberian
bimbingan teknis dan supervisi, serta pelaksanaan pemantauan, evaluasi dan
pelaporan di bidang harmonisasi rancangan peraturan perundang-undangan bidang
politik, pertahanan dan keamanan, hukum, hak asasi manusia, kelembagaan, dan
kesejahteraan rakyat sesuai dengan kebijakan teknis yang ditetapkan oleh Direktur
Jenderal Peraturan Perundang-undangan.

Dalam melaksanakan tugas Direktorat Harmonisasi Peraturan Perundang-undangan I


menyelenggarakan fungsi:

a. penyiapan perumusan kebijakan harmonisasi rancangan peraturan perundang-


undangan bidang politik, pertahanan dan keamanan, hukum, hak asasi manusia,
dan kesejahteraan rakyat;

b. penyiapan pelaksanaan kebijakan harmonisasi rancangan peraturan perundang-


undangan bidang politik, pertahanan dan keamanan, hukum, hak asasi manusia,
dan kesejahteraan rakyat;

c. pemberian bimbingan teknis dan supervisi harmonisasi rancangan peraturan


perundang-undangan bidang politik, pertahanan dan keamanan, hukum, hak asasi
manusia, dan kesejahteraan rakyat;

d. pelaksanaan harmonisasi, pembulatan, dan pemantapan konsepsi rancangan


peraturan perundang-undangan bidang politik, pertahanan dan keamanan, hukum,
hak asasi manusia, dan kesejahteraan rakyat;

e. pelaksanaan pemantauan, evaluasi, dan pelaporan harmonisasi rancangan


peraturan perundang-undangan tingkat pusat bidang politik, pertahanan dan
keamanan, hukum, hak asasi manusia, dan kesejahteraan rakyat; dan

f. pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Direktorat Harmonisasi


Peraturan Perundang-undangan I.

Direktorat Harmonisasi Peraturan Perundang-undangan I terdiri atas:


1. Subdirektorat Harmonisasi Bidang Politik dan Pemerintahan
2. Subdirektorat Harmonisasi Bidang Pertahanan dan Keamanan
3. Subdirektorat Harmonisasi Bidang Hukum dan Hak Asasi Manusia
29

4. Subdirektorat Harmonisasi Bidang Sumber Daya Manusia, Kelembangan dan


Kesejahteraan Rakyat
5. Subbagian Tata Usaha dan
6. Kelompok Jabatan Fungsional

1. Subdirektorat Harmonisasi Bidang Politik dan Pemerintahan mempunyai tugas


melaksanakan penyiapan bahan perumusan pelaksanaan kebijakan, pemberian
bimbingan teknis dan supervisi, dan pelaksanaan harmonisasi, pembulatan, dan
pemantapan konsepsi serta pelaksanaan pemantauan, evaluasi, dan pelaporan
harmonisasi rancangan peraturan perundang- undangan bidang politik dan
pemerintahan.

Dalam melaksanakan tugas Subdirektorat Harmonisasi Bidang Politik dan


Pemerintahan menyelenggarakan fungsi:

a. penyiapan bahan perumusan kebijakan dan koordinasi pelaksanaan kebijakan


harmonisasi rancangan peraturan perundang-undangan bidang politik dan
pemerintahan;

b. penyiapan pemberian bimbingan teknis dan supervisi harmonisasi rancangan


peraturan perundang-undangan bidang politik dan pemerintahan;

c. penyiapan pelaksanaan harmonisasi, pembulatan, dan pemantapan konsepsi


rancangan peraturan perundang-undangan harmonisasi rancangan peraturan
perundang-undangan bidang politik dan pemerintahan; dan

d. pelaksanaan pemantauan, evaluasi, dan pelaporan harmonisasi bidang


politik dan pemerintahan.

Subdirektorat Harmonisasi Bidang Politik dan Pemerintahan terdiri atas:

a. Seksi Harmonisasi Bidang Politik; dan

b. Seksi Harmonisasi Bidang Pemerintahan.

(1) Seksi Harmonisasi Bidang Politik mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan
perumusan kebijakan dan koordinasi pelaksanaan kebijakan, pemberian
bimbingan teknis dan supervisi, dan pelaksanaan harmonisasi pembulatan, dan
pemantapan konsepsi rancangan perundang-undangan, serta pelaksanaan
evaluasi dan pelaporan harmonisasi rancangan peraturan perundang-undangan
bidang politik.

(2) Seksi Harmonisasi Bidang Pemerintahahan mempunyai tugas melakukan


penyiapan bahan perumusan kebijakan dan koordinasi pelaksanaan kebijakan,
pemberian bimbingan teknis dan supervisi, dan pelaksanaan harmonisasi
pembulatan, dan pemantapan konsepsi rancangan perundang-undangan, serta
30

pelaksanaan evaluasi dan pelaporan harmonisasi rancangan peraturan


perundang-undangan bidang pemerintahan.

2. Subdirektorat Harmonisasi Bidang Pertahanan dan Keamanan mempunyai tugas


melaksanakan penyiapan bahan perumusan kebijakan dan koordinasi pelaksanaan
kebijakan, pemberian bimbingan teknis dan supervisi, dan pelaksanaan
harmonisasi, pembulatan, dan pemantapan konsepsi serta pelaksanaan
pemantauan, evaluasi, dan pelaporan harmonisasi rancangan peraturan
perundang-undangan bidang pertahanan dan keamanan.

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana Subdirektorat Harmonisasi Bidang


Pertahanan dan Keamanan menyelenggarakan fungsi:

a. penyiapan bahan perumusan kebijakan dan koordinasi pelaksanaan kebijakan


harmonisasi rancangan peraturan perundang-undangan bidang pertahanan dan
keamanan;

b. penyiapan pemberian bimbingan teknis dan supervisi harmonisasi rancangan


peraturan perundang-undangan bidang pertahanan dan keamanan;

c. penyiapan pelaksanaan harmonisasi, pembulatan, dan pemantapan konsepsi


rancangan peraturan perundang- undangan di bidang harmonisasi rancangan
peraturan perundang-undangan bidang pertahanan dan keamanan; dan

d. pelaksanaan pemantauan, evaluasi, dan pelaporan harmonisasi bidang


pertahanan dan keamanan.

Subdirektorat Harmonisasi Bidang Pertahanan dan Keamanan terdiri atas:

a. Seksi Harmonisasi Bidang Pertahanan; dan

b. Seksi Harmonisasi Bidang Keamanan.

(1) Seksi Harmonisasi Bidang Pertahanan mempunyai tugas melakukan penyiapan


bahan perumusan kebijakan dan koordinasi pelaksanaan kebijakan, pemberian
bimbingan teknis dan supervisi dan pelaksanaan harmonisasi pembulatan, dan
pemantapan konsepsi rancangan perundang-undangan, serta pelaksanaan
evaluasi dan pelaporan harmonisasi rancangan peraturan perundang-undangan
bidang pertahanan.

(2) Seksi Harmonisasi Bidang Keamanan mempunyai tugas melakukan penyiapan


bahan perumusan kebijakan dan koordinasi pelaksanaan kebijakan, pemberian
bimbingan teknis dan supervisi dan pelaksanaan harmonisasi pembulatan, dan
pemantapan konsepsi rancangan perundang-undangan, serta pelaksanaan
evaluasi dan pelaporan harmonisasi rancangan peraturan perundang-undangan
bidang keamanan.
31

3. Subdirektorat Harmonisasi Bidang Hukum dan Hak Asasi Manusia mempunyai


tugas melaksanakan penyiapan bahan perumusan kebijakan dan koordinasi
pelaksanaan kebijakan, pemberian bimbingan teknis dan supervisi, dan
pelaksanaan harmonisasi, pembulatan, dan pemantapan konsepsi serta
pelaksanaan pemantauan, evaluasi, dan pelaporan harmonisasi rancangan
peraturan perundang-undangan bidang hukum dan hak asasi manusia.

Dalam melaksanakan tugas Subdirektorat Harmonisasi Bidang Hukum dan Hak


Asasi Manusia menyelenggarakan fungsi:

a. penyiapan bahan perumusan dan koordinasi pelaksanaan kebijakan harmonisasi


rancangan peraturan perundang-undangan bidang hukum dan hak asasi manusia;

b. penyiapan pemberian bimbingan teknis dan supervisi harmonisasi rancangan


peraturan perundang-undangan bidang hukum dan hak asasi manusia;

c. penyiapan pelaksanaan harmonisasi, pembulatan, dan pemantapan konsepsi


rancangan peraturan perundang- undangan harmonisasi rancangan peraturan
perundang-undangan bidang hukum dan hak asasi manusia; dan

d. pelaksanaan pemantauan, evaluasi, dan pelaporan harmonisasi rancangan


peraturan perundang-undangan bidang hukum dan hak asasi manusia.

Subdirektorat Harmonisasi Bidang Hukum dan Hak Asasi Manusia terdiri atas:

a. Seksi Harmonisasi Bidang Hukum dan Hak Asasi Manusia I; dan

b. Seksi Harmonisasi Bidang Hukum dan Hak Asasi Manusia II.

(1) Seksi Harmonisasi Bidang Hukum dan Hak Asasi Manusia I mempunyai
tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan dan koordinasi
pelaksanaan kebijakan, pemberian bimbingan teknis dan supervisi dan pelaksanaan
harmonisasi pembulatan, dan pemantapan konsepsi rancangan perundang-
undangan, serta pelaksanaan evaluasi dan pelaporan harmonisasi rancangan
peraturan perundang-undangan bidang pembentukan hukum, administrasi hukum
umum, hak asasi manusia, kekayaan intelektual, keimigrasian, dan pemasyarakatan.

(2) Seksi Harmonisasi Bidang Hukum dan Hak Asasi Manusia II mempunyai tugas
melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan dan koordinasi pelaksanaan
kebijakan, pemberian bimbingan teknis dan supervisi dan pelaksanaan harmonisasi
pembulatan, dan pemantapan konsepsi rancangan perundang-undangan, serta
pelaksanaan evaluasi dan pelaporan harmonisasi rancangan peraturan
perundang-undangan bidang peradilan, kepolisian, kejaksaan, dan penegakan
hukum.
32

4. Subdirektorat Harmonisasi Bidang Sumber Daya Manusia, Kelembagaan, dan


Kesejahteraan Rakyat mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan
perumusan dan koordinasi pelaksanaan kebijakan, pemberian bimbingan teknis dan
supervisi, dan pelaksanaan harmonisasi, pembulatan, dan pemantapan konsepsi
serta pelaksanaan pemantauan, evaluasi, dan pelaporan harmonisasi rancangan
peraturan perundang- undangan bidang sumber daya manusia, kelembagaan, dan
kesejahteraan rakyat.

Dalam melaksanakan tugas, Subdirektorat Harmonisasi Bidang Sumber Daya


Manusia, Kelembagaan, dan Kesejahteraan Rakyat menyelenggarakan fungsi:

a. penyiapan bahan perumusan kebijakan dan koordinasi pelaksanaan kebijakan


harmonisasi rancangan peraturan perundang-undangan bidang sumber daya
manusia, kelembagaan, dan kesejahteraan rakyat;

b. penyiapan pemberian bimbingan teknis dan supervisi harmonisasi rancangan


peraturan perundang-undangan bidang sumber daya manusia, kelembagaan, dan
kesejahteraan rakyat;

c. penyiapan pelaksanaan harmonisasi, pembulatan, dan pemantapan konsepsi


rancangan peraturan perundang- undangan harmonisasi rancangan peraturan
perundang-undangan bidang sumber daya manusia, kelembagaan, dan
kesejahteraan rakyat; dan

d. pelaksanaan pemantauan, evaluasi, dan pelaporan harmonisasi rancangan


peraturan perundang-undangan bidang sumber daya manusia, kelembagaan, dan
kesejahteraan rakyat.

Subdirektorat Harmonisasi Bidang Sumber Daya Manusia, Kelembagaan, dan


Kesejahteraan Rakyat terdiri atas:

a. Seksi harmonisasi bidang Sumber daya manusia dan kelembagaan; dan


b. Seksi harmonisasi bidang Kesejahteraan Rakyat
(1) Seksi Harmonisasi Bidang Sumber Daya Manusia dan Kelembagaan mempunyai
tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan dan koordinasi
pelaksanaan kebijakan, pemberian bimbingan teknis dan supervisi dan pelaksanaan
harmonisasi pembulatan, dan pemantapan konsepsi rancangan perundang-
undangan, serta pelaksanaan evaluasi dan pelaporan harmonisasi rancangan
peraturan perundang-undangan bidang harmonisasi bidang sumber daya manusia
dan kelembagaan.

(2) Seksi Harmonisasi Bidang Kesejahtaraan Rakyat mempunyai tugas melakukan


penyiapan bahan perumusan kebijakan dan koordinasi pelaksanaan kebijakan,
pemberian bimbingan teknis dan supervisi dan pelaksanaan harmonisasi
pembulatan, dan pemantapan konsepsi rancangan perundang-undangan, serta
33

pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang harmonisasi rancangan peraturan


perundang- undangan bidang kesejahteraan rakyat.

(1) Subbagian Tata Usaha mempunyai tugas melakukan urusan tata usaha dan
rumah tangga Direktorat Harmonisasi Peraturan Perundang-undangan I.

(2) Subbagian Tata Usaha melaksanakan tugasnya secara administrasi berada di


bawah Bagian Kepegawaian pada Sekretariat Direktorat Jenderal dan secara
operasional bertanggung jawab kepada Direktur Harmonisasi Peraturan
Perundang-undangan I.

4. Direktorat Harmonisasi Peraturan Perundang-undangan II

Direktorat Harmonisasi Peraturan Perundang-undangan II mempunyai tugas


melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan dan pelaksanaan kebijakan, pemberian
bimbingan teknis dan supervisi, serta pelaksanaan pemantauan, evaluasi dan pelaporan
harmonisasi rancangan peraturan perundang-undangan bidang perekonomian sesuai
dengan kebijakan teknis yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal Peraturan Perundang-
undangan.

Dalam melaksanakan tugas Direktorat Peraturan perundang-undangan II


menyelenggarakan fungsi :

a. penyiapan perumusan kebijakan dan koordinasi kebijakan harmonisasi


rancangan peraturan perundang-undangan tingkat pusat bidang perekonomian

b. penyiapan pelaksanaan kebijakan harmonisasi rancangan peraturan perundang-


undangan tingkat pusat bidang perekonomian

c. pemberian bimbingan teknis dan supervisi harmonisasi rancangan peraturan


perundang-undangan tingkat pusat bidang perekonomian

d. pelaksanaan harmonisasi pembulatan, dan pemantapan konsepsi rancangan


peraturan perundang-undangan di bidang perekonomian

e. pelaksanaan pemantauan, evaluasi, dan pelaporan harmonisasi rancangan


peraturan perundang-undangan tingkat pusat bidang perekonomian

f. pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Direktorat Harmonisasi


Peraturan Perundang-undangan II.

Direktorat Harmonisasi Peraturan Perundang-undangan II terdiri atas:

1. Subdirektorat Harmonisasi Bidang Moneter, Jasa Keuangan, Badan Usaha


Milik Negara, dan Penanaman Modal
34

2. Subdirektorat Harmonisasi Bidang Perencanaan Pembangunan Nasional


Fiskal
3. Subdirektorat Harmonisasi Bidang Sumber Daya Alam, Lingkungan Hidup,
Kehutanan, Prasarana, Agraria, dan Tata Ruang
4. Subdirektorat Harmonisasi Bidang Perindustrian, Perdagangan, Riset dan
Teknologi
5. Subbagian Tata Usaha
6. Kelompok Jabatan Fungsional.

1. Subdirektorat Harmonisasi Bidang Bidang Moneter, Jasa Keuangan, Badan Usaha


Milik Negara, dan Penanaman Modal mempunyai tugas melaksanakan penyiapan
bahan perumusan dan koordinasi pelaksanaan kebijakan, pemberian bimbingan
teknis dan supervisi, dan pelaksanaan harmonisasi, pembulatan, dan pemantapan
konsepsi serta pelaksanaan pemantauan, evaluasi, dan pelaporan harmonisasi
rancangan peraturan perundang-undangan bidang moneter, jasa keuangan, badan
usaha milik negara, koperasi, dan penanaman modal.

Dalam melaksanakan tugas, Subdirektorat Harmonisasi Bidang Moneter, Jasa


Keuangan, Badan Usaha Milik Negara, dan Penanaman Modal menyelenggarakan
fungsi:

a. penyiapan bahan perumusan dan koordinasi pelaksanaan kebijakan harmonisasi


rancangan peraturan perundang-undangan bidang moneter, jasa keuangan,
badan usaha milik negara, koperasi, dan penanaman modal

b. penyiapan pemberian bimbingan teknis dan supervisi harmonisasi rancangan


peraturan perundang-undangan bidang moneter, jasa keuangan, badan usaha
milik negara, koperasi, dan penanaman modal

c. penyiapan pelaksanaan harmonisasi, pembulatan, dan pemantapan konsepsi


rancangan peraturan perundang- undangan harmonisasi rancangan peraturan
perundang-undangan bidang moneter, jasa keuangan, badan usaha milik negara,
koperasi, dan penanaman modal

d. pelaksanaan pemantauan, evaluasi ,dan pelaporan harmonisasi rancangan


peraturan perundang-undangan bidang moneter, jasa keuangan, badan usaha
milik negara, koperasi, dan penanaman modal.

Subdirektorat Harmonisasi Bidang Moneter, Jasa Keuangan, Badan Usaha Milik


Negara, dan Penanaman Modal terdiri atas:
a. Seksi Harmonisasi Bidang Moneter dan Jasa Keuangan; dan
b. Seksi Harmonisasi Bidang Badan Usaha Milik Negara, Koperasi, dan
35

Penanaman Modal.
(1) Seksi Harmonisasi Bidang Moneter dan Jasa Keuangan mempunyai tugas
melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan dan koordinasi pelaksanaan
kebijakan, pemberian bimbingan teknis dan supervisi dan pelaksanaan
harmonisasi pembulatan, dan pemantapan konsepsi rancangan perundang-
undangan, serta pelaksanaan evaluasi dan pelaporan harmonisasi rancangan
peraturan perundang- undangan bidang moneter dan jasa keuangan.

(2) Seksi Harmonisasi Bidang Badan Usaha Milik Negara, Koperasi, dan Penanaman
Modal mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan dan
koordinasi pelaksanaan kebijakan, pemberian bimbingan teknis dan supervisi dan
pelaksanaan harmonisasi pembulatan, dan pemantapan konsepsi rancangan
perundang-undangan, serta pelaksanaan evaluasi dan pelaporan harmonisasi
rancangan peraturan perundang-undangan bidang badan usaha milik negara,
koperasi, dan penanaman modal.

2. Subdirektorat Harmonisasi Bidang Perencanaan Pembangunan Nasional dan Fiskal


mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan perumusan kebijakan dan
koordinasi pelaksanaan kebijakan, pemberian bimbingan teknis dan supervisi, dan
pelaksanaan harmonisasi, pembulatan, dan pemantapan konsepsi serta
pelaksanaan pemantauan, evaluasi, dan pelaporan harmonisasi rancangan
peraturan perundang-undangan bidang perencanaan pembangunan nasional dan
fiskal.

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud Subdirektorat Harmonisasi


Bidang Perencanaan Pembangunan Nasional dan Fiskal menyelenggarakan
fungsi:

a. penyiapan bahan perumusan kebijakan dan koordinasi pelaksanaan kebijakan


harmonisasi rancangan peraturan perundang-undangan bidang perencanaan
pembangunan nasional dan fiskal;

b. penyiapan pemberian bimbingan teknis dan supervisi harmonisasi rancangan


peraturan perundang-undangan bidang perencanaan pembangunan nasional dan
fiskal;

c. penyiapan pelaksanaan harmonisasi, pembulatan, dan pemantapan konsepsi


rancangan peraturan perundang- undangan harmonisasi rancangan peraturan
perundang-undangan bidang perencanaan pembangunan nasional dan fiskal; dan

d. pelaksanaan pemantauan, evaluasi, dan pelaporan harmonisasi rancangan


peraturan perundang-undangan bidang perencanaan pembangunan nasional
dan fiskal.
36

Subdirektorat Harmonisasi Bidang Perencanaan Pembangunan Nasional dan Fiskal


terdiri atas:

a. Seksi Harmonisasi Bidang Perencanaan Pembangunan Nasional,


Penganggaran, dan Perbendaharaan Negara; dan

b. Seksi Harmonisasi Bidang Penerimaan Negara, Cukai, dan Kepabeanan.

(1) Seksi Harmonisasi Bidang Perencanaan Pembangunan Nasional, Penganggaran,


dan Perbendaharaan Negara mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan
perumusan kebijakan dan koordinasi pelaksanaan kebijakan, pemberian
bimbingan teknis dan supervisi dan pelaksanaan harmonisasi pembulatan, dan
pemantapan konsepsi rancangan perundang-undangan, serta pelaksanaan
evaluasi dan pelaporan harmonisasi rancangan peraturan perundang-undangan
bidang perencanaan pembangunan nasional, penganggaran, dan perbendaharaan
negara.

(2) Seksi Harmonisasi Bidang Penerimaan Negara, Cukai, dan Kepabeanan


mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan dan
koordinasi pelaksanaan kebijakan, pemberian bimbingan teknis dan supervisi dan
pelaksanaan harmonisasi pembulatan, dan pemantapan konsepsi rancangan
perundang-undangan, serta pelaksanaan evaluasi dan pelaporan harmonisasi
rancangan peraturan perundang-undangan bidang penerimaan negara, cukai, dan
kepabeanan.

3. Subdirektorat Harmonisasi Bidang Sumber Daya Alam, Lingkungan Hidup,


Kehutanan, Prasarana, Agraria, dan Tata Ruang mempunyai tugas melaksanakan
penyiapan bahan perumusan kebijakan dan koordinasi pelaksanaan kebijakan,
pemberian bimbingan teknis dan supervisi, dan pelaksanaan harmonisasi,
pembulatan, dan pemantapan konsepsi serta pelaksanaan pemantauan, evaluasi,
dan pelaporan harmonisasi rancangan peraturan perundang-undangan bidang
sumber daya alam, lingkungan hidup, kehutanan, prasarana, agraria, dan tata
ruang.

Dalam melaksanakan tugas di, Subdirektorat Harmonisasi Bidang Sumber Daya


Alam, Lingkungan Hidup, Kehutanan, Prasarana, Agraria, dan Tata Ruang
menyelenggarakan fungsi:

a. penyiapan bahan perumusan kebijakan dan koordinasi pelaksanaan kebijakan


harmonisasi rancangan peraturan perundang-undangan bidang sumber daya alam,
lingkungan hidup, kehutanan, prasarana, agraria, dan tata ruang;

b. penyiapan pemberian bimbingan teknis dan supervisi harmonisasi rancangan


peraturan perundang-undangan bidang sumber daya alam, lingkungan hidup,
kehutanan, prasarana, agraria, dan tata ruang;
37

c. penyiapan pelaksanaan harmonisasi, pembulatan, dan pemantapan konsepsi


rancangan peraturan perundang- undangan harmonisasi rancangan peraturan
perundang-undangan bidang sumber daya alam, lingkungan hidup, kehutanan,
prasarana, agraria, dan tata ruang; dan

d. pelaksanaan pemantauan, evaluasi, dan pelaporan harmonisasi rancangan


peraturan perundang-undangan sumber daya alam, lingkungan hidup, kehutanan,
prasarana, agraria, dan tata ruang.

Subdirektorat Harmonisasi Bidang Sumber Daya Alam, Lingkungan Hidup


Kehutanan, Prasarana, Agraria, dan Tata Ruang terdiri atas:
a. Seksi Harmonisasi Bidang Sumber Daya Alam, Lingkungan Hidup, dan
Kehutanan; dan

b. Seksi Harmonisasi Bidang Prasarana, Agraria, dan Tata Ruang.

(1) Seksi Harmonisasi Bidang Sumber Daya Alam, Lingkungan Hidup, dan
Kehutanan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan
dan koordinasi pelaksanaan kebijakan, pemberian bimbingan teknis dan supervisi
dan pelaksanaan harmonisasi pembulatan, dan pemantapan konsepsi rancangan
perundang-undangan, serta pelaksanaan evaluasi dan pelaporan harmonisasi
rancangan peraturan perundang-undangan bidang sumber daya alam, lingkungan
hidup, dan kehutanan.

(2) Seksi Harmonisasi Bidang Prasarana, Agraria, dan Tata Ruang mempunyai tugas
melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan dan koordinasi pelaksanaan
kebijakan, pemberian bimbingan teknis dan supervisi dan pelaksanaan
harmonisasi pembulatan, dan pemantapan konsepsi rancangan perundang-
undangan, serta pelaksanaan evaluasi dan pelaporan harmonisasi rancangan
peraturan perundang-undangan bidang prasarana, agraria, dan tata ruang.

4. Subdirektorat Harmonisasi Bidang Perindustrian, Perdagangan, Riset, dan Teknologi


mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan perumusan kebijakan dan
koordinasi pelaksanaan kebijakan, pemberian bimbingan teknis dan supervisi, dan
pelaksanaan harmonisasi, pembulatan, dan pemantapan konsepsi serta
pelaksanaan pemantauan, evaluasi, dan pelaporan harmonisasi rancangan
peraturan perundang-undangan bidang perindustrian, perdagangan, riset, dan
teknologi.

Dalam melaksanakan tugas Subdirektorat Harmonisasi Bidang Perindustrian,


Perdagangan, Riset, dan Teknologi menyelenggarakan fungsi:

a. penyiapan bahan perumusan kebijakan dan koordinasi pelaksanaan kebijakan


harmonisasi rancangan peraturan perundang-undangan bidang perindustrian,
perdagangan, riset dan teknologi, serta komunikasi dan informatika;
38

b. penyiapan pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang harmonisasi


rancangan peraturan perundang-undangan bidang perindustrian, perdagangan,
riset dan teknologi, serta komunikasi dan informatika;

c. penyiapan pelaksanaan harmonisasi, pembulatan, dan pemantapan konsepsi


rancangan peraturan perundang- undangan harmonisasi rancangan peraturan
perundang-undangan bidang perindustrian, perdagangan, riset dan teknologi, serta
komunikasi dan informatika; dan

d. pelaksanaan pemantauan, evaluasi ,dan pelaporan harmonisasi rancangan


peraturan perundang-undangan bidang perindustrian, perdagangan, riset, dan
teknologi, serta komunikasi dan informatika.

Subdirektorat Harmonisasi Bidang Perindustrian, Perdagangan, Riset, dan Teknologi


terdiri atas:
a. Seksi Harmonisasi Bidang Perindustrian dan Perdagangan; dan
b. Seksi Harmonisasi Bidang Riset dan Teknologi.

(1) Seksi Harmonisasi Bidang Perindustrian dan Perdagangan mempunyai tugas


melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan dan koordinasi pelaksanaan
kebijakan, pemberian bimbingan teknis dan supervisi dan pelaksanaan
harmonisasi pembulatan, dan pemantapan konsepsi rancangan perundang-
undangan, serta pelaksanaan evaluasi dan pelaporan harmonisasi rancangan
peraturan perundang- undangan bidang perindustrian dan perdagangan.

(2) Seksi Harmonisasi Bidang Riset dan Teknologi mempunyai tugas melakukan
penyiapan bahan perumusan kebijakan dan koordinasi pelaksanaan kebijakan,
pemberian bimbingan teknis dan supervisi dan pelaksanaan harmonisasi
pembulatan, dan pemantapan konsepsi rancangan perundang-undangan, serta
pelaksanaan evaluasi dan pelaporan harmonisasi rancangan peraturan
perundang-undangan bidang riset, teknologi, komunikasi, dan informatika.

(1) Subbagian Tata Usaha mempunyai tugas melakukan urusan tata usaha dan
rumah tangga Direktorat Harmonisasi Peraturan Perundang-undangan II.
(2) Subbagian Tata Usaha sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dalam
melaksanakan tugasnya secara administrasi berada di bawah Bagian
Kepegawaian pada Sekretariat Direktorat Jenderal dan secara operasional
bertanggung jawab kepada Direktur Harmonisasi Peraturan Perundang-
undangan II.

5. Direktorat Fasilitasi Perancangan Peraturan Daerah dan Pembinaan Perancang


Peraturan Perundang-undangan

Direktorat Fasilitasi Perancangan Peraturan Daerah dan Pembinaan Perancang


Peraturan Perundang-undangan mempunyai tugas melaksanakan penyiapan
perumusan dan pelaksanaan kebijakan, pemberian bimbingan teknis dan supervisi,
serta pelaksanaan pemantauan, evaluasi dan pelaporan di bidang fasilitasi
39

perancangan peraturan daerah dan pembinaan Perancang Peraturan Perundang-


undangan sesuai dengan kebijakan teknis yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal
Peraturan Perundang-undangan.

Dalam melaksanakan Direktorat Fasilitasi Perancangan Peraturan Daerah dan


Pembinaan Perancang Peratuan Perundang-undangan menyelenggarakan fungsi:

a. penyiapan perumusan dan koordinasi kebijakan di bidang fasilitasi perancangan


peraturan daerah dan pembinaan perancang peraturan perundang-undangan;
b. penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang fasilitasi perancangan peraturan
daerah dan pembinaan perancang peraturan perundang- undangan;
c. pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang fasilitasi perancangan
peraturan daerah dan pembinaan perancang peraturan perundang-undangan
d. pembinaan, pengembangan, dan fasilitasi jabatan fungsional Perancang
Peraturan Perundang-undangan
e. pelaksanaan pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang fasilitasi
perancangan peraturan daerah dan pembinaan perancang peraturan perundang-
undangan
f. pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Direktorat Fasilitasi
Perancangan Peraturan Daerah dan Pembinaan Perancang Peraturan
Perundang-undangan.

Direktorat Fasilitasi Perancangan Peraturan Daerah dan Pembinaan terdiri


atas :
1. Subdirektorat Perencanaan, Penyusunan Kebijakan Teknis, dan Akreditasi
2. Subdirektorat Fasilitasi Perancangan Peraturan Daerah
3. Subdirektorat Standardisasi dan Bimbingan Perancang Peraturan Perundang-
undangan
4. Subdirektorat Sistem Informasi, Manajemen, dan Penilaian Angka Kredit
Perancang Peraturan Perundang-undangan
5. Subbagian Tata Usaha; dan
6. Kelompok Jabatan Fungsional.

1. Subdirektorat Perencanaan, Penyusunan Kebijakan Teknis, dan Akreditasi


mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perencanaan, penyusunan kebijakan
teknis, akreditasi, dan evaluasi fasilitasi perancangan peraturan daerah dan
pembinaan perancang peraturan perundang-undangan.

Dalam melaksanakan tugas Subdirektorat Perencanaan, Penyusunan Kebijakan


Teknis, dan Akreditasi menyelenggarakan fungsi:
a. penyusunan rencana program dan kegiatan fasilitasi perancangan peraturan daerah
dan pembinaan perancang peraturan perundang- undangan
b. penyiapan bahan, dan perumusan rancangan kebijakan teknis di bidang
40

fasilitasi perancangan peraturan daerah dan pembinaan perancang peraturan


perundang-undangan
c. penyiapan standar kompetensi dan pelaksanaan uji kompetensi jabatan
fungsional Perancang
d. penyiapan penyusunan pedoman formasi Perancang Peraturan Perundang-
undangan
e. penyiapan sertifikasi dan akreditasi terhadap penyelenggaraan pendidikan dan
pelatihan Perancang Peraturan Perundang-undangan
f. penyiapan pelaksanaan evaluasi dan pelaporan bidang perencanaan, penyusunan
kebijakan teknis, dan akreditasi.

Subdirektorat Perencanaan, Penyusunan Kebijakan Teknis, dan Akreditasi terdiri atas:


a. Seksi Perencanaan Teknis Fasilitasi Perancangan Peraturan Daerah; dan
b. Seksi Penyusunan Kebijakan Teknis dan Akreditasi Perancang Peraturan
Perundang-undangan.

(1) Seksi Perencanaan Teknis Fasilitasi Perancangan Peraturan Daerah mempunyai


tugas melakukan penyiapan bahan penyusunan rencana program dan kegiatan,
perumusan rancangan kebijakan teknis, serta evaluasi dan pelaporan di bidang
perencanaan teknis fasilitasi perancangan peraturan daerah.
(2) Seksi Penyusunan Kebijakan Teknis dan Akreditasi Perancang Peraturan
Perundang-undangan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan rencana
program dan kegiatan, perumusan rancangan kebijakan teknis, evaluasi dan
pelaporan di bidang pembinaan perancang peraturan perundang-undangan,
penetapan standar kompetensi dan pelaksanaan uji kompetensi jabatan
fungsional Perancang, penyusunan pedoman formasi Perancang, serta sertifikasi
dan akreditasi penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan perancang peraturan
perundang-undangan.

2. Subdirektorat Fasilitasi Perancangan Peraturan Daerah mempunyai tugas


melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan teknis dan pembinaan fasilitasi
perancangan peraturan daerah yang diselenggarakan oleh Kantor Wilayah
Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia.

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud subdirektorat Fasilitasi


Perancangan Peraturan Daerah menyelenggarakan fungsi:
a. pelaksanaan kebijakan teknis fasilitasi perancangan peraturan
daerah;
b. pelaksanaan bimbingan teknis, konsultasi dan supervisi di bidang
fasilitasi perancangan peraturan daerah pada kantor wilayah;
c. penyiapan koordinasi kegiatan fasilitasi perancangan peraturan daerah
dengan kantor wilayah;
d. penyiapan pelaksanaan pembinaan fasilitasi perancangan peraturan daerah
pada kantor wilayah; dan
41

e. penyiapan pelaksanaan evaluasi dan pelaporan kegiatan fasilitasi


perancangan peraturan daerah.

Subdirektorat Fasilitasi Perancangan Peraturan Daerah terdiri atas:


a. Seksi Fasiltasi Perancangan Peraturan Daerah I; dan
b. Seksi Fasilitasi Perancangan Peraturan Daerah II.

(1) Seksi Fasilitasi Perancangan Peraturan Daerah I mempunyai tugas melakukan


penyiapan bahan pelaksanaan bimbingan teknis, konsultasi, dan supervisi,
koordinasi kegiatan, pelaksanaan pembinaan, pelaksanaan evaluasi dan
pelaporan kegiatan fasilitasi perancangan peraturan daerah pada Kantor Wilayah
Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Provinsi Aceh, Jambi, Kepulauan
Bangka Belitung, Sumatera Selatan, Banten, Jawa Tengah, Jawa Timur,
Kalimantan Barat, Bali, Maluku Utara, Sulawesi Tengah, Kepulauan Riau,
Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Selatan, Papua Barat, dan
Bengkulu.
(2) Seksi Fasilitasi Perancangan Peraturan Daerah II mempunyai tugas melakukan
penyiapan bahan pelaksanaan bimbingan teknis, konsultasi, dan supervisi,
koordinasi kegiatan, pelaksanaan pembinaan, pelaksanaan evaluasi dan
pelaporan kegiatan fasilitasi perancangan peraturan daerah pada Kantor Wilayah
Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Provinsi Sumatera Utara, Sumatera
Barat, Riau, Lampung, Yogyakarta, Gorontalo, Kalimantan Timur, Kalimantan
Tengah, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Utara, Maluku,
Papua, Sulawesi Barat, Jawa Barat, dan DKI Jakarta.

3. Subdirektorat Standardisasi dan Bimbingan Perancang Peraturan Perundang-


undangan mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan teknis
dalam rangka fasilitasi bagi penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan
perancang peraturan perundang-undangan, serta bimbingan dan konsultasi dalam
rangka pembinaan kompetensi dan pola karier Perancang Peraturan Perundang-
undangan.

Dalam melaksanakan tugas Subdirektorat Standardisasi dan Bimbingan Perancang


Peraturan Perundang-undangan menyelenggarakan fungsi:
a. perumusan kebijakan teknis standardisasi pedoman, kurikulum, dan modul
pendidikan dan pelatihan perancang peraturan perundang- undangan
b. penyiapan penyusunan bahan pengembangan kurikulum serta fasilitasi
penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan fungsional, penjenjangan, dan teknis
Perancang Peraturan Perundang-undangan
c. penyiapan pelaksanaan standar kompetensi dan uji kompetensi
Perancang Peraturan Perundang-undangan
d. penyiapan koordinasi penyelenggaraan pembinaan Perancang Peraturan
Perundang-undangan dengan unit kerja dan instansi terkait
e. pelaksanaan bimbingan dan konsultasi dalam rangka pembinaan kompetensi dan
pola karier Perancang Peraturan Perundang- undangan
42

f. penyiapan pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang standardisasi dan


bimbingan perancang peraturan perundang- undangan.

Subdirektorat Standardisasi dan Bimbingan Perancang Peraturan Perundang-


Undangan terdiri atas:
a. Seksi Standardisasi, Pedoman Pendidikan dan Latihan Perancang
Peraturan Perundang-undangan; dan
b. Seksi Bimbingan dan Konsultasi Perancang Peraturan Perundang-
undangan.

(1) Seksi Standardisasi, Pedoman Pendidikan dan Latihan Perancang Peraturan


Perundang-undangan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan
kebijakan teknis standardisasi penyusunan pedoman, kurikulum dan modul
pendidikan dan pelatihan, pelaksanaan standar kompetensi dan uji kompetensi
perancang peraturan perundang-undangan, serta pelaksanaan evaluasi dan
pelaporan di bidang standardisasi dan pedoman pendidikan dan pelatihan
perancang peraturan perundang-undangan.

(2) Seksi Bimbingan dan Konsultasi Perancang Peraturan Perundang- undangan


mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan pelaksanaan bimbingan dan
konsultasi pola karir perancang peraturan perundang-undangan serta
pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang bimbingan dan konsultasi
perancang peraturan perundang-undangan.

4. Subdirektorat Sistem Informasi, Manajemen, dan Penilaian Angka Kredit


Perancang Peraturan Perundang-undangan mempunyai tugas melaksanakan
pengelolaan, pengembangan, pengamanan, pemeliharaan sistem informasi
perancang, penyiapan penilaian dan penetapan angka kredit Perancang Peraturan
Perundang-undangan, serta pengangkatan dalam jabatan fungsional Perancang.

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud Subdirektorat Sistem Informasi,


Manajemen dan Penilaian Angka Kredit Perancang Peraturan Perundang-undangan
menyelenggarakan fungsi:
a. pengelolaan dan pengembangan sistem informasi Perancang Peraturan
Perundang-undangan
b. pengelolaan data dan informasi Perancang Peraturan Perundang- undangan;
c. pelaksanaan registrasi Perancang dalam sistem informasi Perancang
Peraturan Perundang-undangan
d. penyusunan formasi Perancang Peraturan Perundang-undangan
e. penyusunan bahan usulan pengangkatan dan administrasi Perancang
Peraturan Perundang-undangan
f. penyiapan bahan penilaian angka kredit perancang peraturan perundang-undangan
g. penyiapan konsep penetapan angka kredit perancang peraturan perundang-
43

undangan
h. pelaksanaan pembinaan Tim Penilai Angka Kredit Perancang Peraturan
Perundang-undangan
i. pelaksanaan pemberian bimbingan teknis dan supervisi penilaian angka kredit
Perancang Peraturan Perundang-undangan; dan
j. penyiapan pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang Sistem Informasi,
Manajemen dan Penilaian Angka Kredit Perancang Peraturan Perundang-
undangan.

Subdirektorat Sistem Informasi, Manajemen dan Penilaian Angka Kredit Perancang


Peraturan Perundang-undangan terdiri atas:
a. Seksi Sistem Informasi dan Manajemen Perancang Peraturan
Perundang-undangan; dan
d. Seksi Penilaian Angka Kredit Perancang Peraturan Perundang- undangan.

(1) Seksi Sistem Informasi dan Manajemen Perancang Peraturan Perundang-


undangan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan pengelolaan dan
pengembangan sistem informasi, pengelolaan data dan informasi, pelaksanaan
registrasi Perancang peraturan perundang-undangan, usulan pengangkatan dan
administrasi Perancang peraturan perundang-undangan, serta pelaksanaan
evaluasi dan pelaporan di bidang Sistem Informasi dan Manajemen Perancang
Peraturan Perundang-undangan.
(2) Seksi Penilaian Angka Kredit Perancang Peraturan Perundang- undangan
mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan penilaian angka kredit, konsep
penetapan angka kredit Perancang peraturan perundang-undangan, pembinaan
tim penilai angka kredit, pemberian bimbingan teknis dan supervisi penilaian
angka kredit Perancang Peraturan Perundang-undangan, serta pelaksanaan
evaluasi dan pelaporan di bidang Penilaian Angka Kredit Perancang Peraturan
Perundang-undangan.

(1) Subbagian Tata Usaha mempunyai tugas melakukan urusan tata usaha dan
rumah tangga Direktorat Fasilitasi Perancangan Peraturan Daerah dan
Pembinaan Perancang Peraturan Perundang-undangan.
Subbagian Tata Usaha dalam melaksanakan tugasnya secara administrasi berada di
bawah Bagian Kepegawaian pada Sekretariat Direktorat Jenderal Peraturan
Perundang-undangan dan secara operasional bertanggungjawab kepada Direktur
Fasilitasi Perancangan Peraturan Daerah dan Pembinaan Perancang Peraturan
Perundang-undangan.

6. Direktorat Pengundangan, Penerjemahan, dan Publikasi Peraturan


perundang-undangan
Direktorat Pengundangan, Penerjemahan, dan Publikasi Peraturan Perundang-
44

undangan mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan


kebijakan, pemberian bimbingan teknis dan supervisi, serta pelaksanaan pemantauan,
evaluasi dan pelaporan di bidang pengundangan, penerjemahan, publikasi,
dokumentasi, perpustakaan, dan sistem informasi peraturan perundang-undangan
sesuai dengan kebijakan teknis yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal Peraturan
Perundang-undangan.

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 245, Direktorat


Pengundangan, Penerjemahan, dan Publikasi Peraturan Perundang-undangan
menyelenggarakan fungsi:

a. penyiapan perumusan kebijakan di bidang pengundangan, penerjemahan,


publikasi, dokumentasi, perpustakaan, dan sistem informasi peraturan perundang-
undangan
b. penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang pengundangan,
penerjemahan, publikasi, dokumentasi, perpustakaan, dan sistem informasi
peraturan perundang-undangan
c. pelaksanaan pemantauan, evaluasi dan pelaporan di bidang pengundangan,
penerjemahan, publikasi, dokumentasi, perpustakaan, dan sistem informasi
peraturan perundang-undangan; dan
d. pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Direktorat
Pengundangan, Penerjemahan, dan Publikasi Peraturan Perundang- undangan.

Direktorat Pengundangan, Penerjemahan, dan Publikasi Peraturan


Perundang-undangan terdiri atas:
1. Subdirektorat Pengundangan Peraturan Perundang-undangan
2. Subdirektorat Penerjemahan Peraturan Perundang-undangan
3. Subdirektorat Publikasi, Dokumentasi, dan Perpustakaan
4. Subdirektorat Sistem Informasi Peraturan Perundang-undangan
5. Subbagian Tata Usaha; dan
6. Kelompok Jabatan Fungsional.

1. Subdirektorat Pengundangan Peraturan Perundang-undangan mempunyai tugas


melaksanakan penyiapan bahan perumusan kebijakan, pelaksanaan kebijakan
teknis, pelaksanaan pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang pengundangan
peraturan perundang-undangan.

Dalam melaksanakan tugas Subdirektorat Pengundangan Peraturan Perundang-


undangan menyelenggarakan fungsi:
a. penyiapan bahan perumusan kebijakan di bidang pengundangan dalam
Lembaran Negara Republik Indonesia, Tambahan Lembaran Negara Republik
45

Indonesia, Berita Negara Republik Indonesia dan Tambahan Berita Negara


Republik Indonesia, penyusunan dan penerbitan lembaran lepas pengundangan
peraturan perundang- undangan, pengelolaan dan pendokumentasian lembaran
lepas dan naskah pengundangan peraturan perundang-undangan;
b. pelaksanaan kebijakan di bidang pengundangan dalam Lembaran Negara Republik
Indonesia, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia, Berita Negara
Republik Indonesia dan Tambahan Berita Negara Republik Indonesia,
penyusunan dan penerbitan lembaran lepas pengundangan peraturan
perundang-undangan, pengelolaan dan pendokumentasian lembaran lepas dan
naskah pengundangan peraturan perundang-undangan; dan
c. pelaksanaan pemantauan, evaluasi dan pelaporan di bidang
pengundangan peraturan perundang-undangan.

Subdirektorat Pengundangan Peraturan Perundang-undangan terdiri atas:

a. Seksi Pengundangan dalam Lembaran Negara Republik Indonesia dan Tambahan


Lembaran Negara Republik Indonesia; dan
b. Seksi Pengundangan dalam Berita Negara Republik Indonesia dan
Tambahan Berita Negara Republik Indonesia.

(1) Seksi Pengundangan dalam Lembaran Negara Republik Indonesia dan Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia mempunyai tugas melakukan penyiapan
bahan perumusan kebijakan, pelaksanaan kebijakan, serta pelaksanaan evaluasi
dan pelaporan di bidang pengundangan, penyusunan, dan penerbitan lembaran
lepas pengundangan peraturan perundang-undangan, pengelolaan dan
pendokumentasian lembaran lepas dan naskah pengundangan peraturan
perundang-undangan dalam Lembaran Negara Republik Indonesia dan
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia.
(2) Seksi Pengundangan dalam Berita Negara Republik Indonesia dan Tambahan
Berita Negara Republik Indonesia mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan
perumusan kebijakan, pelaksanaan kebijakan, serta pelaksanaan evaluasi dan
pelaporan di bidang

pengundangan, penyusunan, dan penerbitan lembaran lepas pengundangan


peraturan perundang-undangan, pengelolaan dan pendokumentasian lembaran
lepas dan naskah pengundangan peraturan perundang-undangan dalam Berita
Negara Republik Indonesia dan Tambahan Berita Negara Republik Indonesia.

2. Subdirektorat Penerjemahan Peraturan Perundang-undangan mempunyai tugas


melaksanakan penyiapan bahan perumusan kebijakan, pelaksanaan kebijakan,
serta pelaksanaan pemantauan, evaluasi dan pelaporan di bidang penerjemahan
peraturan perundang-undangan.

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud Subdirektorat


Penerjemahan Peraturan Perundang-undangan menyelenggarakan fungsi:
a. penyiapan bahan perumusan kebijakan di bidang penerjemahan peraturan
perundang-undangan;
46

b. pelaksanaan kebijakan di bidang penerjemahan peraturan perundang- undangan;


dan
c. pelaksanaan pemantauan, evaluasi dan pelaporan di bidang penerjemahan
peraturan perundang-undangan.

Subdirektorat Penerjemahan Peraturan Perundang-undangan, terdiri atas:


a. Seksi Penerjemahan Bidang Politik, Hukum, Hak Asasi Manusia, Keamanan, dan
Kesejahteraan Rakyat; dan
b. Seksi Penerjemahan Bidang Perekonomian.

(1) Seksi Penerjemahan Peraturan Perundang-undangan Bidang Politik, Hukum, Hak


Asasi Manusia, Keamanan, dan Kesejahteraan Rakyat mempunyai tugas
melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan, pelaksanaan kebijakan, dan
pelaksanaan evaluasi dan pelaporan bidang penerjemahan peraturan perundang-
undangan di bidang politik, hukum, hak asasi manusia, keamanan, dan
kesejahteraan rakyat.
(2) Seksi Penerjemahan Peraturan Perundang-undangan Bidang Perekonomian
mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan, pelaksanaan
kebijakan, dan pelaksanaan evaluasi dan pelaporan bidang penerjemahan
peraturan perundang- undangan di bidang perekonomian.

3. Subdirektorat Publikasi, Dokumentasi, dan Perpustakaan mempunyai tugas


melaksanakan penyiapan bahan perumusan dan koordinasi rancangan kebijakan,
serta pelaksanaan pemantauan, evaluasi dan pelaporan di bidang pengelolaan
dokumentasi, perpustakaan, penerbitan, publikasi, dan penyebarluasan peraturan
perundang-undangan.

Dalam melaksanakan tugas Subdirektorat Publikasi, Dokumentasi, dan


Perpustakaan menyelenggarakan fungsi:
a. penyiapan bahan perumusan kebijakan di bidang pengelolaan dokumentasi,
perpustakaan, penerbitan, publikasi, dan penyebarluasan peraturan perundang-
undangan
b. pelaksanaan kebijakan di bidang pengelolaan dokumentasi, perpustakaan,
penerbitan, publikasi, dan penyebarluasan peraturan perundang-undangan; dan
c. pelaksanaan pemantauan, evaluasi dan pelaporan di bidang publikasi, dokumentasi,
dan perpustakaan .

Subdirektorat Publikasi, Dokumentasi, dan Perpustakaan terdiri atas:


a. Seksi Publikasi dan Dokumentasi; dan
b. Seksi Perpustakaan.
47

(1) Seksi Publikasi dan Dokumentasi mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan
perumusan kebijakan, pelaksanaan kebijakan, erta pelaksanaan evaluasi dan
pelaporan di bidang pengelolaan dokumentasi, penerbitan, publikasi, dan
penyebarluasan peraturan perundang-undangan.
(2) Seksi Perpustakaan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan
kebijakan, pelaksanaan kebijakan, serta pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di
bidang perpustakaan.

4. Subdirektorat Sistem Informasi Peraturan Perundang-undangan mempunyai tugas


melaksanakan penyiapan bahan perumusan kebijakan, dan pelaksanaan
pemantauan, evaluasi dan pelaporan di bidang sistem informasi peraturan
perundang-undangan.

Dalam melaksanakan tugas Subdirektorat Sistem Informasi Peraturan Perundang-


undangan menyelenggarakan fungsi:

a. penyiapan bahan perumusan kebijakan di bidang sistem informasi peraturan


perundang- undangan
b. pelaksanaan kebijakan di bidang sistem informasi peraturan perundang-
undangan; dan
c. pelaksanaan pemantauan, evaluasi dan pelaporan di bidang sistem informasi
peraturan perundang- undangan.

Subdirektorat Sistem Informasi Peraturan Perundang-undangan terdiri atas:


a. Seksi Perencanaan dan Pengembangan Sistem Informasi; dan
b. Seksi Pengelolaan Data dan Informasi.
(1) Seksi Perencanaan dan Pengembangan Sistem Informasi mempunyai tugas
melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan, pelaksanaan kebijakan, dan
pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang perencanaan dan pengembangan
sistem informasi peraturan perundang-undangan.
(2) Seksi Pengelolaan Data dan Informasi mempunyai tugas melakukan penyiapan
bahan perumusan kebijakan, pelaksanaan kebijakan, dan pelaksanaan evaluasi
dan pelaporan di bidang pengolahan data dan informasi peraturan perundang-
undangan.

(1) Subbagian Tata Usaha mempunyai tugas melakukan urusan tata usaha dan
rumah tangga Direktorat Pengundangan, Penerjemahan, dan Publikasi Peraturan
Perundang-undangan.
(2) Subbagian Tata Usaha dalam melaksanakan tugasnya secara administrasi berada
di bawah Bagian Kepegawaian pada Sekretariat Direktorat Jenderal dan secara
operasional bertanggung jawab kepada Direktur Pengundangan, Penerjemahan,
dan Publikasi Peraturan Perundang-undangan
48

7. Direktorat Litigasi Peraturan Perundang-undangan

Direktorat Litigasi Peraturan Perundang-undangan mempunyai tugas melaksanakan


penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, pemberian bimbingan teknis dan
supervisi, serta pelaksanaan pemantauan, evaluasi dan pelaporan di bidang litigasi
peraturan perundang- undangan dan penyelesaian sengketa peraturan perundang-
undangan di luar pengadilan sesuai dengan kebijakan teknis yang ditetapkan oleh
Direktorat Jenderal Peraturan Perundang-undangan.

Dalam melaksanakan tugas Direktorat Litigasi Peraturan Perundang-undangan


menyelenggarakan fungsi:
a. penyiapan perumusan kebijakan di bidang litigasi peraturan perundang-
undangan dan penyelesaian sengketa peraturan perundang-undangan di luar
pengadilan
b. pelaksanaan kebijakan teknis di bidang litigasi peraturan perundang-
undangan dan penyelesaian sengketa peraturan perundang-undangan di luar
pengadilan
c. pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang litigasi peraturan
perundang-undangan dan penyelesaian sengketa peraturan perundang-
undangan di luar pengadilan
d. pelaksanaan pemantauan, evaluasi dan pelaporan di bidang litigasi peraturan
perundang-undangan dan penyelesaian sengketa peraturan perundang-
undangan di luar pengadilan; dan
e. pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Direktorat Litigasi Peraturan
Perundang-undangan.

Direktorat Litigasi Peraturan Perundang-undangan terdiri atas:


1. Subdirektorat Penyelesaian Sengketa Peraturan Perundang-Undangan Bidang
Politik, Hukum, Hak Asasi Manusia, dan Keamanan;
2. Subdirektorat Penyelesaian Sengketa Peraturan Perundang-Undangan Bidang
Kesejahteraan Rakyat;

3. Subdirektorat Penyelesaian Sengketa Peraturan Perundang-Undangan Bidang


Perekonomian;
4. Subbagian Tata Usaha; dan
5. Kelompok Jabatan Fungsional.
49

1. Subdirektorat Penyelesaian Sengketa Peraturan Perundang-Undangan Bidang


Politik, Hukum, Hak Asasi Manusia, dan Keamanan mempunyai tugas
melaksanakan penyiapan bahan perumusan kebijakan, pelaksanaan kebijakan
teknis, dan pelaksanaan pemantauan, evaluasi dan pelaporan litigasi peraturan
perundang-undangan dan penyelesaian sengketa peraturan perundang-
undangan di luar pengadilan bidang politik, hukum, hak asasi manusia, dan
keamanan.

Dalam melaksanakan tugas Subdirektorat Penyelesaian Sengketa Peraturan


Perundang-Undangan Bidang Politik, Hukum, Hak Asasi Manusia, dan Keamanan
menyelenggarakan fungsi:
a. penyiapan bahan perumusan kebijakan litigasi peraturan perundang-undangan
dan penyelesaian sengketa peraturan perundang-undangan di luar pengadilan di
bidang pertahanan, peradilan, kejaksaan, kepolisian, desa, dalam negeri, luar
negeri, hukum dan hak asasi manusia;
b. pelaksanaan kebijakan teknis litigasi peraturan perundang-undangan dan
penyelesaian sengketa peraturan perundang-undangan di luar pengadilan di
bidang pertahanan, peradilan, kejaksaan, kepolisian, desa, dalam negeri, luar
negeri, hukum dan hak asasi manusia;
c. penyiapan pemberian bimbingan teknis dan supervisi litigasi peraturan
perundang-undangan dan penyelesaian sengketa peraturan perundang- undangan
di luar pengadilan di bidang pertahanan, peradilan, kejaksaan, kepolisian, desa,
dalam negeri, luar negeri, hukum dan hak asasi manusia; dan
d. pelaksanaan pemantauan, evaluasi dan pelaporan litigasi peraturan perundang-
undangan dan penyelesaian sengketa peraturan perundang- undangan di luar
pengadilan bidang pertahanan, peradilan, kejaksaan, kepolisian, desa, dalam
negeri, luar negeri, hukum dan hak asasi manusia.

Subdirektorat Penyelesaian Sengketa Peraturan Perundang-Undangan Bidang Politik,


Hukum, Hak Asasi Manusia, dan Keamanan terdiri atas:

a.Seksi Bidang Politik, Hukum, Hak Asasi Manusia dan Keamanan I; dan
b.Seksi Bidang Politik, Hukum, Hak Asasi Manusia, dan Keamanan II.

(1) Seksi Bidang Politik, Hukum, Hak Asasi Manusia, dan Keamanan I mempunyai
50

tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan, pelaksanaan kebijakan


teknis, penyiapan pemberian bimbingan teknis dan supervisi, serta pelaksanaan
evaluasi dan pelaporan litigasi peraturan perundang- undangan dan penyelesaian
sengketa peraturan perundang-undangan di luar pengadilan bidang pertahanan,
peradilan, kejaksaan, desa dan dalam negeri.
(2) Seksi Bidang Politik, Hukum, Hak Asasi Manusia, dan Keamanan II mempunyai
tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan, pelaksanaan kebijakan
teknis, penyiapan pemberian bimbingan teknis dan supervisi, serta pelaksanaan
evaluasi dan pelaporan litigasi peraturan perundang- undangan dan penyelesaian
sengketa peraturan perundang-undangan di luar pengadilan bidang luar negeri,
hukum dan hak asasi manusia, serta kepolisian.

2. Subdirektorat Penyelesaian Sengketa Peraturan Perundang-Undangan Bidang


Kesejahteraan Rakyat mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan
perumusan kebijakan, pelaksanaan kebijakan teknis, dan pelaksanaan
pemantauan, evaluasi dan pelaporan litigasi peraturan perundang-undangan dan
penyelesaian sengketa peraturan perundang-undangan di luar pengadilan bidang
Kesejahteraan Rakyat.

Dalam melaksanakan tugas Subdirektorat Penyelesaian Sengketa Peraturan


Perundang-Undangan Bidang Kesejahteraan Rakyat menyelenggarakan fungsi:
a. penyiapan bahan perumusan kebijakan litigasi peraturan perundang-undangan
dan penyelesaian sengketa peraturan perundang-undangan di luar pengadilan di
bidang pendidikan, kebudayaan, sosial, agama, kesehatan, pemberdayaan
perempuan, perlindungan anak, pemuda, olah raga, aparatur negara, pembangunan
daerah tertinggal, transmigrasi, pariwisata, dan ketenagakerjaan
b. pelaksanaan kebijakan teknis litigasi peraturan perundang-undangan dan
penyelesaian sengketa peraturan perundang-undangan di luar pengadilan di
bidang pendidikan, kebudayaan, sosial, agama, kesehatan, pemberdayaan
perempuan, perlindungan anak, pemuda, olah raga, aparatur negara, pembangunan
daerah tertinggal, transmigrasi, pariwisata, dan ketenagakerjaan

c. penyiapan pemberian bimbingan teknis dan supervisi litigasi peraturan


perundang-undangan dan penyiapan penyelesaian sengketa peraturan perundang-
undangan di luar pengadilan di bidang pendidikan, kebudayaan, sosial, agama,
51

kesehatan, pemberdayaan perempuan, perlindungan anak, pemuda, olah raga,


aparatur negara, pembangunan daerah tertinggal, transmigrasi, pariwisata, dan
ketenagakerjaan; dan
d. pelaksanaan pemantauan, evaluasi dan pelaporan litigasi peraturan perundang-
undangan dan penyelesaian sengketa peraturan perundang- undangan di luar
pengadilan di bidang Kesejahteraan Rakyat.

Subdirektorat Penyelesaian Sengketa Peraturan Perundang-undangan Bidang


Kesejahteraan Rakyat terdiri atas:
a. Seksi Bidang Kesejahteraan Rakyat I; dan
b. Seksi Bidang Kesejahteraan Rakyat II

(1) Seksi Bidang Kesejahteraan Rakyat I mempunyai tugas melakukan penyiapan


bahan perumusan kebijakan, pelaksanaan kebijakan teknis, penyiapan pemberian
bimbingan teknis dan supervisi, serta pelaksanaan evaluasi dan pelaporan litigasi
peraturan perundang-undangan dan penyelesaian sengketa peraturan perundang-
undangan di luar pengadilan bidang pendidikan, kebudayaan,
agama,pemberdayaan perempuan, perlindungan anak, aparatur negara, dan
pariwisata.
(2) Seksi Kesejahteraan Rakyat II mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan
perumusan kebijakan, pelaksanaan kebijakan teknis, penyiapan pemberian
bimbingan teknis dan supervisi, serta pelaksanaan evaluasi dan pelaporan litigasi
peraturan perundang- undangan dan penyelesaian sengketa peraturan
perundang-undangan di luar pengadilan bidang sosial, kesehatan,
ketenagakerjaan, pembangunan daerah tertinggal, transmigrasi, pemuda dan
olahraga.

3. Subdirektorat Penyelesaian Sengketa Peraturan Perundang-Undangan Bidang


Perekonomian mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan perumusan
kebijakan, pelaksanaan kebijakan teknis, dan pelaksanaan pemantauan, evaluasi
dan pelaporan litigasi peraturan perundang-undangan dan penyelesaian sengketa
peraturan perundang-undangan di luar pengadilan bidang perekonomian.

Dalam melaksanakan tugas Subdirektorat Penyelesaian Sengketa Peraturan


Perundang-Undangan Bidang Perekonomian melaksanakan fungsi:
a. penyiapan bahan perumusan kebijakan litigasi peraturan perundang-undangan
52

dan penyelesaian sengketa peraturan perundang-undangan di luar pengadilan


di bidang keuangan, koperasi, usaha kecil menengah, energi dan sumber daya
mineral, perdagangan, kelautan, perikanan, pertanian, lingkungan hidup,
kehutanan, pekerjaan umum, perumahan rakyat, agraria dan tata ruang, badan
usaha milik negara, perindustrian, perhubungan, komunikasi dan informatika,
perencanaan pembangunan nasional, dan riset serta teknologi
b. pelaksanaan kebijakan teknis litigasi peraturan perundang-undangan dan
penyelesaian sengketa peraturan perundang-undangan di luar pengadilan di
bidang keuangan, koperasi, usaha kecil menengah, energi dan sumber daya
mineral, perdagangan, kelautan, perikanan, pertanian, lingkungan hidup,
kehutanan, pekerjaan umum, perumahan rakyat,agraria dan tata ruang, badan
usaha milik negara, perindustrian, perhubungan, komunikasi dan informatika,
perencanaan pembangunan nasional, dan riset serta teknologi
c. penyiapan pemberian bimbingan teknis dan supervisi litigasi peraturan
perundang-undangan dan penyelesaian sengketa peraturan perundang-
undangan di luar pengadilan di bidang keuangan, koperasi, usaha kecil menengah,
energi dan sumber daya mineral, perdagangan, kelautan, perikanan, pertanian,
lingkungan hidup, kehutanan, pekerjaan umum, perumahan rakyat, agraria dan
tata ruang, badan usaha milik negara, perindustrian, perhubungan, komunikasi dan
informatika, perencanaan pembangunan nasional, dan riset serta teknologi; dan
d. pelaksanaan pemantauan, evaluasi dan pelaporan litigasi peraturan perundang-
undangan dan penyelesaian sengketa peraturan perundang- undangan di luar
pengadilan bidang perekonomian.

Subdirektorat Penyelesaian Sengketa Peraturan Perundang-undangan Bidang


Perekonomian terdiri atas:

a. Seksi Bidang Perekonomian I; dan


b. Seksi Bidang Perekonomian II

(1) Seksi Bidang Perekonomian I mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan


perumusan kebijakan, pelaksanaan kebijakan teknis, penyiapan pemberian
bimbingan teknis dan supervisi, serta pelaksanaan evaluasi dan pelaporan litigasi
peraturan perundang- undangan dan penyelesaian sengketa peraturan
perundang-undangan di luar pengadilan bidang perencanaan pembangunan
nasional, keuangan, koperasi, usaha kecil menengah, energi dan sumber daya
53

mineral, perdagangan, kelautan, perhubungan, dan perikanan.


(2) Seksi Bidang Perekonomian II mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan
perumusan kebijakan, pelaksanaan kebijakan teknis, penyiapan pemberian
bimbingan teknis dan supervisi, serta pelaksanaan evaluasi dan pelaporan litigasi
peraturan perundang- undangan dan penyelesaian sengketa peraturan
perundang-undangan di luar pengadilan bidang pertanian, lingkungan hidup,
kehutanan, pekerjaan umum, perumahan rakyat, agraria dan tata ruang, badan
usaha milik negara, perindustrian, komunikasi dan informatika dan riset serta
teknologi.
(1) Subbagian Tata Usaha mempunyai tugas melakukan urusan tata usaha dan rumah
tangga Direktorat Litigasi Peraturan Perundang-undangan.
(2) Subbagian Tata Usaha dalam melaksanakan tugasnya secara administrasi berada
di bawah bagian Kepegawaian pada Sekretariat Direktorat Jenderal dan secara
operasional bertanggung jawab kepada Direktur Litigasi Peraturan Perundang-
undangan.
Kementerian Hukum dan HAM dalam Rencana Strategi dikatakan bahwa
Kementerian yang menjalankan tugas kepemerintahan di bidang hukum, hal ini
dikarenakan tugas pokoknya sebagai lembaga yang melaksanakan pembinaan hukum,
pelayanan hukum dan membantu pelaksanaan pembentukan peraturan perundang-
undangan yang tidak terlepas memberikan informasi hukum kepada para masyarakat
atau lembaga lainnya yang menginginkannya.
Keberadaan Direktorat Jenderal ini memfasilitasi pembentuk produk hukum yang
diinginkan oleh lembaga/kementerian maupun masyarakat.
Terkait dengan menfasilitasi pembentukan perundang-undangan tersebut, maka
Direktorat Jenderal Peraturan Perundang-undangan mempunyai tugas
menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang peraturan
perundang-undangan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Dalam melaksanakan tugas Direktorat Jenderal Peraturan Perundang-undangan
menyelengarakan fungsi:
a. perumusan kebijakan di bidang perancangan, harmonisasi, pengundangan
dan publikasi, litigasi peraturan perundang-undangan, fasilitasi perancangan
peraturan perundang-undangan di daerah sesuai dengan permintaan daerah, dan
pembinaan perancang peraturan perundang- undangan
b. pelaksanaan kebijakan di bidang perancangan, harmonisasi, pengundangan
54

dan publikasi, litigasi peraturan perundang-undangan, fasilitasi perancangan


peraturan perundang-undangan di daerah sesuai dengan permintaan daerah, dan
pembinaan perancang peraturan perundang- undangan
c. pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang perancangan, harmonisasi,
pengundangan dan publikasi, litigasi peraturan perundang-undangan, fasilitasi
perancangan peraturan perundang- undangan di daerah sesuai permintaan
daerah, dan pembinaan perancang peraturan perundang- undangan
d. pelaksanaan pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang perancangan,
harmonisasi, pengundangan dan publikasi, litigasi peraturan perundang-
undangan, fasilitasi perancangan peraturan perundang-undangan di daerah sesuai
dengan permintaan daerah, dan pembinaan perancang peraturan perundang-
undangan
e. pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Peraturan Perundang-
undangan; dan
f. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri.

Berdasarkan pada tugas pokok maka Direktorat Jenderal Peraturan Perundang-


undangan membentuk struktur organisasinya untuk mempermudah penanganan
penanganan fasilitasi peraturan perundang-undangan tersebut, untuk itu Direktorat
Jenderal memiliki enam (6) Direktorat untuk penanganan peraturan perundang-
undangan dan satu (1) Sekretaris untuk membantu pengadministrasian
kepegawaiannya. Direktorat Jenderal terdiri atas:
1. Sekretariat Direktorat Jenderal
2. Direktorat Perancangan Peraturan Perundang- undangan
3. Direktorat Harmonisasi Peraturan Perundang- undangan I
4. Direktorat Harmonisasi Peraturan Perundang- undangan II
5. Direktorat Fasilitasi Perancangan Peraturan Daerah dan Pembinaan Perancang
Peraturan Perundang- undangan
6. Direktorat Pengundangan, Penerjemahan, dan Publikasi Peraturan Perundang-
undangan; dan
7. Direktorat Litigasi Peraturan Perundang-undangan.
55

Latihan :

1. Jelaskan Tupoksi dari Sekretaris Jenderal Direktorat Jenderal

2. Jelaskan apa saja yang saudara ketahui tentang Harmonisasi


Peraturan Perundang-undagan
3. Apa saja yang menjadi prioritas penyelesaian sengketa pada subdit
fasilitasi peraturan perundang-undangan
4. Apa saja yang menjadi fungsi Subdirektorat Sistem Informasi Peraturan
Perundang-undangan
5. Jelaskan tugas pokok Direktorat Perancangan Peraturan Perundang-undang

Rangkuman :

Kementerian Hukum dan HAM dalam Rencana Strategi dikatakan bahwa


Kementerian yang menjalankan tugas kepemerintahan di bidang hukum, hal ini
dikarenakan tugas pokoknya sebagai lembaga yang melaksanakan pembinaan hukum,
pelayanan hukum dan membantu pelaksanaan pembentukan peraturan perundang-
undangan yang tidak terlepas memberikan informasi hukum kepada para masyarakat
atau lembaga lainnya yang menginginkannya.
Keberadaan Direktorat Jenderal ini memfasilitasi pembentuk produk hukum yang
diinginkan oleh lembaga/kementerian maupun masyarakat.
Terkait dengan menfasilitasi pembentukan perundang-undangan tersebut, maka
Direktorat Jenderal Peraturan Perundang-undangan mempunyai tugas
menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang peraturan
perundang-undangan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Dalam melaksanakan tugas Direktorat Jenderal Peraturan Perundang-undangan
menyelengarakan fungsi:
a. perumusan kebijakan di bidang perancangan, harmonisasi, pengundangan
dan publikasi, litigasi peraturan perundang-undangan, fasilitasi perancangan
peraturan perundang-undangan di daerah sesuai dengan permintaan daerah, dan
pembinaan perancang peraturan perundang- undangan
b. pelaksanaan kebijakan di bidang perancangan, harmonisasi, pengundangan
dan publikasi, litigasi peraturan perundang-undangan, fasilitasi perancangan
peraturan perundang-undangan di daerah sesuai dengan permintaan daerah, dan
56

pembinaan perancang peraturan perundang- undangan


c. pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang perancangan, harmonisasi,
pengundangan dan publikasi, litigasi peraturan perundang-undangan, fasilitasi
perancangan peraturan perundang- undangan di daerah sesuai permintaan
daerah, dan pembinaan perancang peraturan perundang- undangan
d. pelaksanaan pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang perancangan,
harmonisasi, pengundangan dan publikasi, litigasi peraturan perundang-
undangan, fasilitasi perancangan peraturan perundang-undangan di daerah sesuai
dengan permintaan daerah, dan pembinaan perancang peraturan perundang-
undangan
e. pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Peraturan Perundang-
undangan; dan
f. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri.

Berdasarkan pada kedudukan tugas pokok yng telah ada, maka Direktorat
Jenderal Peraturan Perundang-undangan membentuk enam (6) Direktorat dan satu (1)
Sekretaris untuk membantu pengadministrasian kepegawaiannya yang antara lain :
1. Sekretariat Direktorat Jenderal
2. Direktorat Perancangan Peraturan Perundang- undangan
3. Direktorat Harmonisasi Peraturan Perundang- undangan I
4. Direktorat Harmonisasi Peraturan Perundang- undangan II
5. Direktorat Fasilitasi Perancangan Peraturan Daerah dan Pembinaan Perancang
Peraturan Perundang- undangan
6. Direktorat Pengundangan, Penerjemahan, dan Publikasi Peraturan Perundang-
undangan; dan
7. Direktorat Litigasi Peraturan Perundang-undangan.

Evaluasi

1. Yang dimaksud dengan pengharmonisasian adalah:

a. proses untuk merealisasikan keselarasan, kesesuaian, dan keserasian antara berbagai faktor
yang membentuk suatu keseluruhan dari undang-undang maupun Perda sebagai bagian
dari sistem hukum nasional.
b. proses untuk menjadikan semua unsur terintegrasi menjadi satu kesatuan yang utuh.
c. proses pembentukan peraturan perundang-undangan yang dilakukan secara taat asas untuk
membentuk peraturan perundang-undangan yang baik.
57

d. proses menyamakan persepsi bahwa pengharmonisasian dilakukan dengan pendekatan


kesisteman, karena peraturan perundang-undangan merupakan sub sistem yang penting
dalam sistem hukum nasional.

2. Direktorat Litigasi Peraturan Perundang-undangan terdiri atas kecuali :


a. Subdirektorat Penyelesaian Sengketa Peraturan Perundang-Undangan Bidang Politik,
Hukum, Hak Asasi Manusia, dan Keamanan
b. Subdirektorat Penyelesaian Sengketa Peraturan Perundang-Undangan Bidang
Kesejahteraan Rakyat
c. Subdirektorat Penyelesaian Sengketa bidang Perdagangan
d. Subdirektorat Penyelesaian Sengketa Peraturan Perundang-Undangan Bidang
Perekonomian.

.3.Jelaskan apa saja fungsi dari Subdirektorat Standardisasi dan Bimbingan


Perancang Peraturan Perundang undangan.

F. Umpan Balik dan Tindak Lanjut

1. Pengharmonisasian, pembulatan, dan pemantapan konsepsi Raperda mempunyai alur dan


pola tersendiri yang berbeda dengan pengharmonisasian, pembulatan, dan pemantapan
konsepsi peraturan perundang-undangan tingkat pusat. Bagaimana pengalaman Saudara
dalam melakukan pengharmonisasian, pembulatan, dan pemantapan konsepsi Rancangan
Undang-undang dan atau Raperda di lingkungan Saudara.

2. Dalam melakukan pengharmonisasian, pembulatan, dan pemantapan konsepsi Rancangan


Undang-undang dan atau Raperda hambatan dan kendala apa yang dihadapi dan mengapa
hal tersebut terjadi?

3. Dalam proses pembentukan peraturan perundang-undangan, menurut pendapat Saudara


bagai cara untuk menghindari terjadinya disharmonis suatu peraturan perundang-undangan.
58

Bab IV

Penutup

Kesimpulan

sebagaimana ditegaskan dalam Pasal 9 ayat (3) UU Nomor 39 Tahun 2008


Tentang Kementerian Negara bahwa:
”kementerian yang menangani urusan agama, hukum, keuangan dan agama
memiliki unsur pelaksana tugas pokok di daerah. Salah satu urusan dimaksud
adalah urusan hukum yang menjadi kewenangan Kementerian Hukum dan HAM
RI (Kemenkumham)”.
Kemenkumham merupakan salah satu kementerian pelaksana tugas-tugas
pemerintahan (bestuurer) yang dibentuk guna membantu tugas-tugas Presiden
(ekseku- tif), baik sebagai kepala negara maupun kepala pemerintahan, dalam
permasalahan-permasalahan yang menyangkut pelaksanaan tugas di bidang
pembangunan sistem hukum nasional. Tugas di bidang hukum merupakan peran yang
strategis dalam rangka mengaktualisasikan fungsi hukum, menegakkan hukum,
menciptakan budaya hukum, dan membentuk peraturan perundang-undangan yang
adil, konsisten, tidak diskriminstif, tidak bias gender serta memperhatikan hak asasi
manusia.
Dalam kerangka mewujudkan sistem hukum nasional tentunya harus
memperhatikan sinkronisasi dan harmonisasi peraturan perundangan-undangan yang
berlaku, baik dalam garis vertikal yang ada di pusat maupun horizontal yang posisinya
pada Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM (Kanwil)
Ditjen PP dalam melaksanakan tugasnya mempunyai beberapa direktorat yang yang
antara lain Direktorat Direktorat Fasilitasi Perancangan Peraturan Daerah dan
Pembinaan Perancang Peraturan Perundang-undangan dan Direktorat Harmonisasi
berlandaskan pada tugas pokok Ditjen PP tersebut dapat dimemaksimalkan sumber
daya manusia yang ada untuk memberikan pelayanan atas terbentuknya suatu
peraturan perundang-undangan yang akan dikeluarkan oleh institusi lain.
59

Saran

1. Bahwa materi MTSL Direktorat Jenderal Peraturan Perundang-undangan yang


diberikan kepada para peserta Diklat e-learning, digunakan selama mengikuti
pendidikan dan pelatihan diharapkan secara teoritis dapat memahami dan
menguasai muatan Subtansi unit esalon I di lingkungan Kementerian Hukum dan
HAM RI
2. Bahwa para peserta setelah memahami akan sejarah, struktur organisasi dan
tupoksi Ditjen PP yang merupakan unit esalon I dari Kementerian Hukum dan
HAM dapat menjelaskan pula kepada masyarakat apabila masyarakat
menginginkan informasi tentang Ditjen PP dikemudian hari.
3. Pengetahuan dan informasi tentang tugas pokok dari Ditjen PP dapat diterapkan
serta diaplikasikan terutama apabila masyarakat dan lembaga lain untuk
berkoordinasi terkait suatu peraturan yang merupakan produk daerah sebab tugas
utama dari Ditjen PP membawahi fasilitasi perancangan perundang-undangan
baik pusat maupun daerah terutama melakukan pengharmonisasian peraturan-
peraturan.
60

Daftar Pustaka
1. Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor 29 Tahun 2015 tentang Organisasi
dan Tata Kerja
2. Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor 24 Tahun 2018 tentang Organisasi
dan Tata Kerja
3. http://ditjenpp.kemenkumham.go.id/struktur-djpp/ditjen-pp.html pada tanggal 11
Nopember 2018

Glosarium
1. Ditjen PP : Direktorat Jenderal Peraturan Perundang-undangan
2. UU : (Undang-undang
3. PP : Peraturan Perundang-undangan
4. Harmonisasi : proses untuk merealisasikan keselarasan, kesesuaian, dan
keserasian antara berbagai faktor yang membentuk suatu keseluruhan dari Perda
sebagai bagian dari sistem hukum nasional.
5. Litigasi : proeses dimana seorang individu atau badan membawa sengketa, kasus
ke pengadilan atau pengaduan dan penyelesaian tuntutan atau penggantian atas
kerusakan

Anda mungkin juga menyukai