Anda di halaman 1dari 16

Jurnal Kewarganegaraan

Vol. 5 No.1 Juni 2021


P-ISSN: 1978-0184 E-ISSN: 2723-2328

IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PANCASILA SEBAGAI KARAKTER DASAR PARA


GENERASI MUDA DALAM MENGHADAPI ERA REVOLUSI INDUSTRIAL 4.0

Regina Nurul Sakinah & Dinie Anggraeni Dewi


Universitas Pendidikan Indonesia
nurulsregina@upi.edu

Abstrak
Pada tahun 2045, ketika Indonesia berusia genap 100 tahun, akan terjadi revolusi besar pada Negara
ini. Kemajuan dan perkembangan terjadi di semua aspek kehidupan masyarakat. Baik bidang ekonomi,
sosial, budaya, politik, pendidikan, dan masih banyak lagi. Dan jika ditinjau dari masa ini, Indonesia
memiliki populasi warga Negara dengan usia produktif atau kisaran usia 15-65 tahun terbesar di dunia.
Dimana dengan populasi sebanyak itu, dan potensi yang dimiliki warga Negara produktif, maka
Indonesia akan mampu menjadi Negara maju pada tahun 2045 nanti. Lalu hal yang harus disiapkan oleh
pendidik untuk membekali para generasi muda dalam menghadapi era revolusi industial 4.0 nanti
adalah menanamkan nilai-nilai pancasila pada karakter anak bangsa sejak dini. Karena dengan
mengamalkan dan mengimplementasikan nilai-nilai pancasila pada kehidupan sehari-hari, pasti
generasi muda ini akan menjadi agen perubahan yang mampu bersikap jujur, adil, kritis, revolusioner,
dengan berlandaskan iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Kata Kunci: Negara maju, generasi muda, revolusi industrial 4.0, nilai-nilai pancasila

Abstract
In 2045, when Indonesia turns 100 years old, there will be a big revolution in this country. Progress and
development occur in all aspects of community life. Both in the fields of economy, social, culture, politics,
education, and many more. And when viewed from this period, Indonesia has the largest population of
citizens with productive age or age range 15-65 years in the world. Where with such a large population
and the potential of productive citizens, Indonesia will be able to become a developed country in 2045. Then
the thing that must be prepared by educators to equip the younger generation in facing the industrial
revolution era 4.0 later is to instill Pancasila values in the character of the nation's children from an early
age. Because by practicing and implementing Pancasila values in everyday life, surely this young
generation will become agents of change who are capable of being honest, fair, critical, revolutionary,
based on faith and piety in God Almighty.
Keywords: Developed countries, young generation, industrial revolution 4.0, Pancasila values

PENDAHULUAN
Pancasila adalah dasar negara yang masyarakat indonesia sangat sesuai dengan
secara tidak secara menggambarkan sudut pandang dan kondisi di Indonesia.
kepribadian bangsa Indonesia itu sendiri Dari sila ke satu hingga sila kelima
dalam menjalankan pemerintahan, pada pancasila sangat menggambarkan
mensejahterakan rakyatnya dan memaju- bagaimana bangsa Indonesia bermasyara-
kan negaranya. Menurut Laurensius Airlam kat. Sila pertama berbunyi "Ketuhanan Yang
(2018) menyatakan bahwa nilai pancasila Maha Esa". Yang artinya setiap warga
telah mengubah karakter bangsa menjadi negara Indonesia harus beragama. Karena
lebih baik dengan suatu tujuan yang jelas, seorang manusia hidup di dunia tidak hanya
terarah, dan terstruktur juga sangat relevan sekedar untuk menikmati kenikmatan
diterapkan di Indonesia. Dari pernyataan dunia semata, akan tetapi untuk beribadah
diatas dapat disimpulkan bahwa nilai-nilai sesuai agama yang dianutnya. Dalam sila
pancasila yang diterapkan dalam kehidupan tersebut tidak disebutkan untuk agama apa.
Akan tetapi bersifat universal yang artinya

Regina Nurul Sakinah & Dinie Anggraeni D – Universitas Pendidikan Indonesia 152
Jurnal Kewarganegaraan
Vol. 5 No.1 Juni 2021
P-ISSN: 1978-0184 E-ISSN: 2723-2328

warga negara Indonesia dibebaskan serius seperti narkoba, minum minuman


memilih agama mereka yang sesuai dengan beralkohol, cara menyikapi orang yang
keinginan masing-masing tanpa paksaan lebih tua seperti bersikap pada sesama
dari pih manapun. Pada sila ini pula telah sampai berhubungan suami istri tanpa
tergambarkan bahwa di negara Indonesia ikatan pernikahan. Ini yang perlu kita
semua warga negara Indonesia diberi hak waspadai dan perlu ditindak lanjuti. Hal ini
untuk memilih kepercayaan mereka sangat berbahaya bagi generasi muda.
apapun itu selama tidak berlawanan Selain hancurnya karakter pancasila, juga
dengan ideologi bangsa. dapat merusak moral pada generasi muda.
Sila kedua hingga sila kelima pun Lalu bagaimana menyikapi lunturnya nilai-
memiliki makna mendalam pada nilai pancasila tersebut? Upaya utama dan
kalimatnya. Dari keadilan, persatuan, yang paling efektif adalah dengan
kemanusiaan, hingga kebijakan dalam mengingatkan dan menanamkan kembali
memimpin tercantum dalam sila pancasila. nilai-nilai pancasila dalam diri generasi
Dan jika dicermati lebih mendalam, kata muda. Dengan membiasakan kembali
adil atau keadilan disebutkan dalam dua sila kebiasaan orang timur, menanamkan sikap
yang berbeda yaitu sila kedua dan sila cinta tanah air, dan membudayakan nilai
kelima. Itu artinya, keadilan di Indonesia pancasila ini dalam kehidupan sehari-hari
sangat diprioritaskan dan dijunjung tinggi di masyarakat, niscaya generasi muda dapat
oleh pendiri bangsa terdahulu. Nilai ini yang lebih mencintai bangsa dan negaranya yang
harusnya tertanam pada karakter semua juga berkarakter pancasila.
warga negara Indonesia. Khususnya Dengan adanya fenomena lunturnya
generasi muda harapan bangsa. Akan tetapi nilai pancasila pada generasi muda ini,
pada dewasa ini, nilai keadilan ini seakan penulis tergerak untuk mencari solusi
luntur dari karakter masyarakat Indonesia. untuk masalah ini. Karena generasi muda
Para pemegang kekuasaan seringkali memilik potensi yang besar untuk membuat
berpihak pada orang-orang "mampu" perubahan di masa depan. Apalagi pada
dibandingkan orang-orang yang "butuh". tahun 2045 nanti Indonesia akan
Hal ini yang harus diperbaiki dari pola pikir memasuki era revolusi industrial 4.0,
rakyat bangsa indonesia. Rakyat Indonesia dimana pada masa itu Indonesia akan
harus berhenti berpikir bahwa uang dan mengalami perubahan yang besar dalam
kekuasaan adalah segalanya. Maka dari itu segala aspek. Dan Indonesia memiliki
generasi muda harus ditanamkan sikap adil populasi manusia dengan usia produktif
sejak dini agar mampu membuat perubahan terbanyak di dunia. Maka dari itu kita harus
di masa depan. mulai menanamkan nilai-nilai pancasila
Pada zaman ini, nilai-nilai pancasila sejak dini supaya generasi muda yang akan
seakan-akan hilang dari karakter anak membuat perubahan di masa depan ini
bangsa. Khususnya generasi muda yang memiliki karakter pancasila, dan dapat
cenderung lebih kebarat-baratan karena memajukan Indonesia menjadi negara yang
arus globalisasi. Generasi muda sekarang sejahtera, adil, dan makmur.
cenderung meniru pola pikir idealis dan Untuk menghadapi era revolusi 4.0,
radikalis. Generasi muda sekarang banyak hal yang perlu kita siapkan. Karena
menganggap hal yang biasa di negara lain, untuk dapat bersaing dalam hal penguasaan
biasa pula di Indonesia yang terkadang hal teknologi digital dengan Negara lain, akan
tersebut bahkan dianggap tabu di tetapi kita juga perlu mampu
Indonesia. Seperti pembullyan, berpakaian mempertahankan karakter kepribadian
minim atau terbuka, bahkan hingga hal yang bangsa dan nilai nilai pancasila sebagai

Regina Nurul Sakinah & Dinie Anggraeni D – Universitas Pendidikan Indonesia 153
Jurnal Kewarganegaraan
Vol. 5 No.1 Juni 2021
P-ISSN: 1978-0184 E-ISSN: 2723-2328

karakter bangsa. Menurut Halim (2019), khas karakter bangsa Indonesia sebagai
contoh pengalaman pahit Negara Indonesia sarana menuju kemajuan di masa datang.
pada dunia pendidikan adalah pada tahun
200 an, system pembelajaran di Indonesia METODE PENELITIAN
dikhawatirkan tidak mampu bersaing pada Metode yang penulis gunakan dalam
system komputerisasi yang sudah penyusunan artikel ini adalah metode
diaplikasikan di Negara lain, sehingga para kuantitatif. Dimana penulis mengumpulkan
peserta didik disiapkan dan diedukasi data dari rujukan artikel dan jurnal yang
secara bertahap dan terus menerus dengan tersedia di website terpercaya. Hal ini
ilmu computer. Bahkan pada masa itu dikarenakan kondisi saat ini yaitu pandemi
pemerintah jauh lebih memprioritaskan covid-19, yang membatasi semua orang
persiapan pembelajaran berbasis computer untuk beraktifitas diluar rumah. Demi
daripada penanaman nilai-nilai pancasila menjaga kesehatan dan keselamatan diri
pada peserta didik. Sehingga dampaknya sendiri dan orang lain, metode yang penulis
bagi dunia pendidikan saat ini adalah gunakan adalah metode kuantitatif. Data
memudarnya karakter luhur bangsa dan yang diambil adalah kutipan dari kurang
terlupakannya nilai-nilai karakter pancasila lebih 15 artikel dan jurnal yang diakses dari
pada diri peserta didik. Google Scholar. Artikel yang dipilih adalah
Menurut Marsono (2019), Pentingnya artkel yang memiliki topik bahasan yang
pendidikan karakter dapat dicermati dalam sejalan dengan tema yang penulis angkat
konteks kemajuan suatu bangsa maupun pada artikel ini. Dengan waktu kurang lebih
tuntutan karakteristik tenaga kerja yang 3 minggu, penulis melakukan riset dari
dibutuhkan dalam era mendatang. Dalam jurnal dan artikel, yang kemudian diolah
konteks kemajuan suatu bangsa, berbagai kembali menjadi informasi yang mudah
kajian merumuskan bahwa kemajuan di dimengerti dan memiliki nilai guna, lalu
suatu nengara tidak dapat dilepaskan dari selanjutnya melakukan penyusunan artikel
kuatnya karakter maupun budaya yang dan revisi. Study literature yang dilakukan
dimiliki oleh masyarakatnya. Kemajuan adalah membaca, kemudian menulis, lalu
yang dicapai Jerman dengan protestan mengolah data menjadi informasi yang
ethics-nya, Jepang dengan etos kerja relevan dengan tema artikel yang diangkat
Bushido, China dengan budaya inovasi, pada artikel ini.
maupun Korea Selatan dengan semangat
semaul undong merupakan bukti bahwa HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
kemajuan suatu bangsa tidak dapat Hasil Penelitian
dilepaskan dari dari penanaman nilai-nilai Nilai Pancasila merupakan nilai dasar
khas bangsa tersebut. Negara-negara bagi bangsa Indonesia menjalankan
tersebut menjadikan karakter sebagai kehidupan bernegara dan berbangsa dalam
modal untuk memasuki persaingan di era segala aspek (Nurgiansah, 2021a). Menurut
global. Karakter bangsa merupakan pendapat Hadi Rianto (2016) Pancasila
landasan kokoh bagi pengembangan yang merupakan ideologi negara
modernisasi, tidak terkalahkan oleh merupakan perwujudan nilai-nilai
penetrasi nilai-nilai budaya asing tetapi kebudayaan dan kebiasaan masyarakat
sebaliknya menjadi kekuatan transformatif Indonesia secara menyeluruh, oleh sebab
yang dahsyat untuk mencapai kemajuan. itu nilai pancasila ini harus senantiasa
Oleh karena itu menjadi tugas kita bersama diamalkan atau diaplikasikan dalam
untuk membangkitkan kembali nilai-nilai kehidupan sehari-hari setiap masyarakat.
Dan selain untuk penanaman karakter yang

Regina Nurul Sakinah & Dinie Anggraeni D – Universitas Pendidikan Indonesia 154
Jurnal Kewarganegaraan
Vol. 5 No.1 Juni 2021
P-ISSN: 1978-0184 E-ISSN: 2723-2328

baik bagi setiap individu, penerapan nilai dan lagi. Lalu tanpa kita sadari kita
pancasila ini pun sebagai upaya pelestarian menerapkan apa yang telah kita cari itu
nilai kebangsaan dan penanaman rasa bela dalam kehidupan sehari-hari. Yang tanpa
kebangsaan juga cinta tanah air. disadari, kita telah menerapkan hal yang
Dalam nilai-nilai pancasila terdapat salah atau bertentangan dengan nilai
poin poin kehidupan seperti ketaatan dalam pancasila. Ini yang perlu diberi perhatian
beragama, cara memanusiakan manusia, lebih khususnya bagi calon pendidik masa
hidup beradab dan beretika, kerjasama, depan. Sikap dan kebiasaan negara lain
gotong royong, toleransi, simpati, empati, yang diakses oleh generasi muda ini secara
bersikap bijak dalam segala sesuatu, sampai tidak langsung menstimulus generasi untuk
memimpin dengan adil. Jika semua poin melakukan kebiasaan tersebut. Dan
pada nilai pancasila ini mampu diterapkan akhirnya kebiasaan orang asing ini
pada diri setiap warga negara, niscaya dianggap biasa oleh generasi muda. Hal ini
negara Indonesia akan maju, mampu juga membuat generasi muda melupakan
bersaing di era revolusi industry 4.0, dan meninggalkan nilai pancasila yang
dengan kontribusi dari generasi sudah dipupuk oleh pendidik sebelumnya.
pembangun bangsa yang beradab dan Generasi muda memegang peranan
beragama. penting dalam pembentukan dan
Menurut Ismail (2019), Revolusi pembangunan suatu bangsa (Nurgiansah,
industri 4.0 indonesia akan mendorong 10 2021b). Kesadaran mengenai nilai
prioritas nasional dalam inisiatif making pancasila sebagai karakter bangsa ini harus
Indonesia 4.0 yang bersifat lintas sektoral mulai diterapkan atau diingatkan kembali
yaitu: (1). Perbaikan alur aliran barang dan pada generasi muda. Karena generasi muda
material (2). Desain ulang zona industri (3). merupakan cerminan diri suatu bangsa.
Mengakomodasi standar-standar Sebagi pendidik perlu menerapkan dan
berkelanjutan (4). Memberdayakan UMKM mengedukasikan kembali pada generasi
(5). Membangun infrastruktur digital muda pentingnya penerapan nilai-nilai
nasional (6). Menarik minat investasi asing Pancasila sebagi karakter bangsa. Sebagai
(7). Peningkatan kualitas SDM (8). calon pendidik kita perlu mengedukasi
Pembangunan ekosistem Inovasi (9). Kembali tentang pentingnya Pancasila
Insentif untuk investasi Teknologi (10). dalam karakter diri anak bangsa. Tidak ada
Harmonisasi aturan kebijakan yang salah dari hobi anak muda yang
(Kemeneterian Peran, 2019 :6-7). Maka dari menyukai hal-hal dari negara lain, akan
itu, Indonesia harus mulai mempersiapkan tetapi perlu diingatkan bahwa menyukai
apa apa saja yang harus dilakukan guna hal-hal dari negara lain tidak boleh sampai
merealisasikan prioritas nasional tersebut, menggantikan rasa cinta kita terhadap
agar semua prioritas nasional tersebut budaya Indonesia apalagi sampai lebih
dapat terwujud dan terlaksana dengan baik. menomorsatukan kebudayan dan
Pada era globalisasi saat ini, informasi kebiasaan dari negara lain dibanding
sangat mudah di akses. Apapun berita atau kebiasaan yang sudah dibudayakan di
informasi terbaru yang ingin kita ketahui Indonesia.
dapat kita ketahui dalam hitungan detik dan Mengutip dari Sukayasa (2019),
beberapa sentuhan pada gawai kita. Pada Menurut Megawangi (dalam Elmubarok,
saat pencarian informasi tersebut, akan ada 2008) ada sembilan nilai-nilai karakter
informasi-informasi baru yang muncul dan pancasila yang perlu diajarkan kepada
menggugah rasa penasaran kita. Sehingga generasi muda yaitu: (1) Cinta Tuhan dan
kita mendalami dan mencari tahu lebih lagi kebenaran (love Allah, trust, reverence,

Regina Nurul Sakinah & Dinie Anggraeni D – Universitas Pendidikan Indonesia 155
Jurnal Kewarganegaraan
Vol. 5 No.1 Juni 2021
P-ISSN: 1978-0184 E-ISSN: 2723-2328

loyalty); (2) Tanggungjawab, kedisiplinan bernegara. Kelima, memperbaiki dan


dan kemandirian (responsibility, meningkatkan infrastruktur sarana dan
excellence, self reliance, discipline, prasarana sekolah guna menunjang proses
orderliness); (3) Amanah (trustworthiness, pembelajaran terutama ketersediaan
reliability, honesty); (4) Hormat dan santun internet karena di era Revolusi Industri 4.0
(respect, courtessy, obedience); (5) Kasih penggunaan data digital tak dapat dihindari.
sayang, kepedulian dan kerjasama (love, Menurut Ismail (2019), Revolusi
compassion, caring, empathy, generousity, industri 4.0 indonesia akan mendorong 10
moderation, cooperation); (6) Percaya diri, prioritas nasional dalam inisiatif making
kreatif dan pantang menyerah (confidence, Indonesia 4.0 yang bersifat lintas sektoral
assertiveness, creativity, resourcefulness, yaitu: (1). Perbaikan alur aliran barang dan
courage, determination and enthusiasm); material (2). Desain ulang zona industri (3).
(7) Keadilan dan kepeminpinan (justice, Mengakomodasi standar-standar
fairness, mercy, leadership); (8) Baik dan berkelanjutan (4). Memberdayakan UMKM
rendah hati (kindness, friendliness, (5). Membangun infrastruktur digital
humility, modesty) dan; (9) Toleransi dan nasional (6). Menarik minat investasi asing
cinta damai (tolerance, flexibility, (7). Peningkatan kualitas SDM (8).
peacefulness, unity). sembilan nilai Pembangunan ekosistem Inovasi (9).
karakter pancasila ini diharapkan dapat Insentif untuk investasi Teknologi (10).
tertanam pada diri generasi muda. Dengan Harmonisasi aturan kebijakan
melekatnya nilai karakter pancasila ini, (Kemeneterian Peran, 2019 :6-7 ).
generasi muda akan menjadi agen Generasi muda adalah penentu
perubahan yang berkarakter, juga keberhasilan negara di masa depan.
berakhlak mulia. Generasi muda sangat berpotensi dalam
Menurut Nurgiansah (2019), untuk memajukan pembangunan negara. Upaya
menghadapi era Revolusi Industri 4.0, dunia yang dapat dilakukan generasi muda untuk
pendidikan harus segera bergerak cepat membuat perubahan adalah dengan
untuk merespon perubahan yang terjadi menggunakan pemikiran kritis, membuat
dengan cara menyesuaikan kurikulum inovasi baru tentang budaya Indonesia
pembelajaran di sekolah. Bentuk dengan memanfaatkan media sosial atau
penyesuaiannya yaitu: pertama melakukan internet dalam pelaksanyannya,
inovasi dan terobosan baru dalam berbagai memanfaatkan arus informasi untuk
aspek khususnya pemanfaatan dan membiasakan dan mengenalkan nilai-nilai
penggunaan data digital secara optimal karakter Pancasila kepada lebih banyak
dalam berbagai sektor kehidupan sehingga orang melalui media sosial, menggunakan
Indonesia mampu bersaing dengan bangsa internet untuk memperluas ilmu yang di
lain di tengah arus percaturan global. miliki kepada anak-anak di daerah
Kedua, menyusun dan menetapkan tertinggal. Karena mengajar tidak hanya
berbagai kebijakan yang dapat dilakukan oleh guru, akan tetapi generasi
menumbuhkan skill dan keahlian baik muda khususnya mahasiswa harus mampu
peserta didik maupun guru agar memiliki menjadi agen perubahan.
nilai lebih sehingga memudahkan mereka Yunita Triwardani (2013)
ketika terjun kemasyarakat. Ketiga, sekolah menyatakan bahwa generasi muda harus
dituntut untuk mengembalikan nilai-nilai bisa memanfaatkan pemikiran kritisnya
luhur pancasila agar kembali diaplikasikan dengan menggunakan fasilitas teknologi
oleh seluruh warga sekolah dalam digital informasi yang semakin maju untuk
menjalani kehidupan berbangsa dan mempersiapkan inovasi-inovasi baru dalam

Regina Nurul Sakinah & Dinie Anggraeni D – Universitas Pendidikan Indonesia 156
Jurnal Kewarganegaraan
Vol. 5 No.1 Juni 2021
P-ISSN: 1978-0184 E-ISSN: 2723-2328

pembangunan negara. Maka dapat perundangan yang disesuaikan dengan


disimpulkan bahwa generasi muda adalah Pancasila.
agent of change yang berpotensi melakukan Adapun nilai-nilai yang terkandung dalam
perubahan besar ubtuk negara, yang jika setiap sila Pancasila adalah sebagai berikut:
dilakukan berdasarkan nilai-nilai pancasila, 1. Ketuhanan Yang Maha Esa
maka akan terjadi perubahan dengan hasil Dalam sila Ketuhanan yang Maha Esa
yang lebih baik dan lebih bernilai terkandung nilai bahwa Negara yang
kebangsaan. didirikan adalah sebagai pengejawantahan
tujuan manusia sebagai makhluk Tuhan
Pembahasan yang Maha Esa. Oleh karena itu segala hal
A. Nilai-Nilai yang Terkandung dalam yang berkaitan dengan pelaksanaan dan
Pancasila penyelengaraan Negara bahkan moral
Sebagai suatu dasar filsafat Negara Negara, moral penyelengara Negara, politik
maka sila-sila Pancasila merupakan suatu Negara, pemerintahan Negara, hukum dan
sistem nilai, oleh karena itu sila-sila peraturan perundng-undangan Negara,
Pancasila itu pada hakikatnya merupakan kebebasan dan hak asasi warga Negara
suatu kesatuan (Kaelan dan Zubaidi, 2007: harus dijiwai nilai-nilai Ketuhanan Yang
31). Pancasila memiliki serangkaian nilai, Maha Esa (Kaelan dan Zubaidi, 2007: 31-
yaitu ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, 32).
kerakyatan, dan keadilan.Nilai-nilai dasar
Pancasila seperti ketuhanan, kemanusiaan, 2. Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
persatuan, kerakyatan, dan keadilan yang Dalam sila kemanusiaan terkandung
bersifat universal, objektif, artinya nilai- nilai-nilai bahwa negara harus menjunjung
nilai tersebut dapat dipakai dan diakui oleh tinggi harkat dan martabat manusia sebagai
negara-negara lain. Pancasila bersifat makhluk yang beradab (Kaelan dan Zubaidi,
subjektif, artinya bahwa nilai-nilai 2007: 32). Sila kedua Pancasila
Pancasila itu melekat pada pembawa dan mengandung nilai suatu kesadaran sikap
pendukung nilai Pancasila itu sendiri, yaitu moral dan tingkah laku manusia yang
masyarakat, bangsa, dan negara Indonesia. didasarkan pada norma-norma dan
Nilai-nilai Pancasila juga merupakan kebudayaan baik terhadap diri sendiri,
suatu pandangan hidup bangsa Indonesia. sesama manusia, maupun terhadap
Pancasila juga merupakan nilai-nilai yang lingkungannya.
sesuai dengan hati nurani bangsa Indonesia,
karena bersumber pada kepribadian 3. Persatuan Indonesia
bangsa. Nilai-nilai Pancasila ini menjadi Sifat kodrat manusia monodualis
landasan dasar, serta motivasi atas segala yaitu sebagai makhluk individu dan sebagai
perbuatan baik dalam kehidupan sehari- makhluk sosial. Untuk itu manusia memiliki
hari dan dalam kenegaraan. perbedaan individu, suku, ras, kelompok,
Dalam kehidupan Kenegaraan, golongan, maupun agama. Konsekuensinya
perwujudan nilai Pancasila harus tampak di dalam Negara adalah beraneka ragam
dalam suatu peraturan perundangan yang tetapi mengkatkan diri dalam suatu
berlaku di Indonesia. Karena dengan kesatuan dalam semboyan “Bhineka
tampaknya Pancasila dalam suatu Tunggal Ika”.
peraturan dapat menuntun seluruh
masyarakat dalam atau luar kampus untuk 4. Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat
bersikap sesuai dengan peraturan Kebijaksanan dalam Permusyawaratan
/Perwakilan Rakyat

Regina Nurul Sakinah & Dinie Anggraeni D – Universitas Pendidikan Indonesia 157
Jurnal Kewarganegaraan
Vol. 5 No.1 Juni 2021
P-ISSN: 1978-0184 E-ISSN: 2723-2328

Merupakan subjek pendukung pokok c) Nilai-nilai Persatua Indonesia:


Negara (Kaelan dan Zubaidi, 2007: 35). terkandung di dalamnya prinsip asasi (1)
Negara merupakan dari rakyat, oleh rakyat, Persatuan; (2) Kebersamaan; (3)
dan untuk rakyat sehingga rakyat Kecintaan pada bangsa; (4) Kecintaan
merupakan asal mula kekuasaan Negara. pada tanah air; dan (5) Bhineka Tunggal
Dalam sila keempat terkandung nilai Ika.
demokrasi yang harus dilaksanakan dalam d) Nilai-nilai Kerakyatan yang Dipimpin
kehidupan negara. oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan/Perwakilan:
5. Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat terkandung di dalamnya prinsip asasi (1)
Indonesia Kerakyatan; (2) Musyawarah mufakat;
Konsekuensi nilai keadilan yang harus (3) Demokrasi; (4) Hikmat
terwujud adalah: 1) keadilan distributif kebijaksanaan, dan (Perwakilan).
(hubungan keadilan antara Negara e) Nilai-nilai Keadilan Sosial bagi Seluruh
terhadap warga negaranya), (2) keadilan Rakyat Indonesia: terkandung di
legal (keadilan antara warga Negara dalamnya prinsip asasi (1) Keadilan; (2)
terhadap negara), dan (3) keadilan Keadilan sosial; (3) Kesejahteraan lahir
komutatif (hubungan keadilan antara dan batin; (4) Kekeluargaan dan
warga negara satu dengan lainnya). kegotongroyongan; (5) Etos kerja.

Pancasila sebagai dasar Negara,


pandanga hidup bangsa Indonesia, dan B. Soft Skill yang Mengandung Nilai
sebagai ideologi bangsa, menurut Suko Pancasila
Wiyono (2013, 95-96) memuat nilai- Nilai-nilai pancasila pada era revolusi
nilai/karakter bangsa Indonesia yang 4.0 dapat diwujudkan melalui soft skill.
tercermin dalam sila-sila Pancasila sebagai Menurut Raharja (2019), Soft skill adalah
berikut: keahlian yang tidak terlihat secara fisik
a) Nilai-nilai Ketuhanan Yang Maha Esa: melainkan perkembangan
terkandung di dalamnya prinsip asasi (1) kemampuan, sikap, dan kepribadian
Kepercayaan dan Ketaqwaan kepada seseorang . Soft skill dibagi menjadi 3
Tuhn Yang Maha Esa; (2) kebebasan macam yaitu kepribadian, konsep diri, dan
beragama dan berkepercayaan paa sikap mental. Kemampuan tersebut
Tuhan Yang Maha Esa sebagai hak yang dibutuhkan generasi muda dan masyarakat
paling asasi bagi manusia; (3) toleransi di menjelang era revolusi industrial 4.0 untuk
antara umat beragama dan meningkatkan kualitas diri dengan tetap
berkepercayaan kepada Tuhan Yang memperhatikan nilai-nilai pancasila guna
Maha Esa; dan (4) Kecintaan pada semua memajukan bangsa Indonesia.
makhluk ciptaan Tuhan, khususnya Raharja (2019) menyatakan bahwa
makhluk manusia. terdapat tujuh elemen softskill yang perlu
b) Nilai-nilai Kemanusiaan yang Adil dan diedukasikan kepada generasi muda yaitu:
Beradab: terkandun di dalamnya prinsip ketrampilan berkomunikasi
asasi (1) Kecintaan kepada sesama (communicative skill), ketrampilan berfikir
manusia sesuai dengan prinsip bahwa dan memecahkan masalah (thingking
kemanusiaan adalah satu adanya; (2) skilland problem solvingskill),
Kejujuran; (3) Kesamaderajatan kekuatankerjatim(teamworkforce),
manusia; (4) Keadilan; dan (5) manajemen informasi dan kemampuan
Keadaban. belajar seumur hidup (life-long learning

Regina Nurul Sakinah & Dinie Anggraeni D – Universitas Pendidikan Indonesia 158
Jurnal Kewarganegaraan
Vol. 5 No.1 Juni 2021
P-ISSN: 1978-0184 E-ISSN: 2723-2328

and information management), mencapai tujuan bersama dan memecahkan


Information kemampuan manajemen masalah.Oleh karena itu, kerja tim lebih
informasi (management skill), etika, baik daripada pemikiran individu.
moral dan profesionalisme (ethics, moral
& professional) serta kemampuan d) Meningkatkan pembelajaran jangka
kepemimpinan (leadership skill). panjang dan keterampilan manajemen
a) Keterampilan komunikasi informasi
(communicative skill) kemampuan belajar seumur hidup
Keterampilan komunikasi dan manajemen informasi). Kemampuan ini
(communication skill), keterampilan merupakan konsep pembelajaran
komunikasi adalah kemampuan seseorang berkelanjutan dari lahir sampai akhir hayat,
untuk menyampaikan suatu gagasan, konsisten dengan semua tahap
informasi atau gagasan kepada orang atau perkembangan manusia, karena tahap
individu lain secara jelas dan mudah perkembangan setiap orang harus dimulai
dipahami. Dalam komunikasi yang baik, dari Belajar dimulai dari menyelesaikan
diperlukan pelatihan keterampilan agar tugas-tugas perkembangannya, belajar dari
efektif dan bermanfaat bagi seseorang masa kanak-kanak hingga dewasa bahkan
untuk mewujudkan gagasan menciptakan hingga usia lanjut. Tujuan dari proses
keterampilan yang lebih baik dan belajar sepanjang hayat adalah untuk
bermanfaat mengembangkan diri dan menjadi pribadi
yang kreatif dan peka yang dapat berperan
b) Berfikir kritis (Critical thinking) aktif dalam proses perkembangan untuk
Berpikir kritis adalah proses berpikir bermanfaat bagi orang lain.
tentang satu atau lebih ide dalam suatu
masalah untuk membuat keputusan yang e) Keterampilan manajemen informasi
akurat untuk menyelesaikan masalah. Hal mengacu pada kemampuan untuk
Memecahkan masalah pada dasarnya mengidentifikasi informasi yang
adalah proses di mana satu orang dapat diperlukan, mencari informasi yang relevan
menyelesaikan masalah dengan segera dan sesuai, menilai apakah informasi
sampai masalah tersebut benar-benar tersebut memenuhi kebutuhan mereka, dan
terpecahkan. Kemampuan pemecahan menggunakan informasi tersebut untuk
masalah mengacu pada kemampuan menjawab pertanyaan yang telah
individu atau individu untuk berpikir atau ditetapkan. Informasi berikut ini akan
mengambil keputusan dalam proses menjadi pengetahuan yang berguna.
berpikir untuk segera memecahkan
masalah. f) Professionalism (profesionalisme),
Profesionalisme diartikan sebagai
c) Teamwork skill (kemampuan bekerja dasar kemampuan klinis, keterampilan
dalam tim) komunikasi, pemahaman etika dan hukum,
Teamwork merupakan salah satu serta bertujuan untuk mewujudkan prinsip-
bentuk kerjasama tim yang dapat bekerja prinsip profesionalisme, meliputi:
sama dengan baik. Tim bisa terdiri dari keunggulan, humanisme, akuntabilitas,
beberapa orang yang memiliki altruisme altruisme). Profesionalisme.
Keterampilan berbeda, tetapi dapat bekerja Intinya adalah kebenaran dan kemampuan
sama dengan baik dalam kepemimpinan. menjalankan tugas dan fungsinya dengan
Sebuah tim dapat bekerja sama dan benar, oleh karena itu tidak professional Ini
mengandalkan satu sama lain untuk hanya mahir, dan sebagian besar

Regina Nurul Sakinah & Dinie Anggraeni D – Universitas Pendidikan Indonesia 159
Jurnal Kewarganegaraan
Vol. 5 No.1 Juni 2021
P-ISSN: 1978-0184 E-ISSN: 2723-2328

bergantung pada bagaimana baik adalah pemimpin yang mampu


menggunakannya dan tujuan yang dicapai menjelaskan dan mengatur apa saja yang
sehingga dapat dikontrol dan digunakan harus dilakukan bawahannya, mau
dengan benar dan sesuai. mendengarkan pendapat serta memahami
kemampuan anggotanya atau
g) Etika dan moral bermusyawarah juga mampu meyakinkan
Etika dan moral merupakan salah satu pihak terkait tentang hal yang dibahas
elemen soft skill yang perlu untuk mencapai keputusan terbaik. Jadi
diimplementasikan dan relevan dengan seorang pemimpin harus memiliki public
nilai-nilai pancasila. Etika berarti speaking yang baik dan mumpuni. Pedoman
kebiasaan, adat istiadat, akhlak, watak, dan menjadi seorang pemimpin harapan bangsa
cara berpikir seseorang yang berhubungan tercantum pada pancasila sila ke empat,
dengan bagaimana seseorang tersebut yaitu yang memiliki kebijaksanaan, mampu
harus bertindak dan berinteraksi dengan bermusyawarah, dan mementingkan
orang lain yang dalam kehidupan sehari- kepentingan bersama di atas kepentingan
hari. Sedangkan moral lebih mengarah umum, dan mampu memberikan inovasi
kepada suatu pengajaran, patokan, baru tentang hal yang terjadi di sekitarnya.
himbauan dan peraturan. Meskipun begitu
etika dan moral memiliki hubungan yang C. Tujuan Pendidikan Karakter Nilai-
sangat erat dan tidak dapat dipisahkan. Nilai Pancasila untuk Generasi Muda
Memiliki etika yang baik adalah salah satu Menurut Azizan (2018), Pendidikan
perwujudan dari nilai pancasila sila kedua. Karakter adalah pendidikan budi pekerti
Perilaku seseorang dalam bersikap sudah peserta didik, dengan menggunaan
diatur dalam pancasila, yaitu bersikap pendekatan dari aspek pengetahuan
sopan santun dan menjadi manusia yang (kognitif), perasaan, dan tindakan. Tanpa
beradab. adanya ketiga aspek ii, pendidikan kaakter
yang akan lakukan tidak akan efektif baik
h) Leadership bagi peserta didik, maupun bagi pendidik.
Nilai-nilai pancasila yang lain juga Menurut Puskur (2010) adapun tujuan
terkandung dalam soft skill adalah pendidikan budaya dan karakter yaitu :
leadership. Leadership adalah kemampuan a) Mengembangkan potensi yang dimiliki
seseorang untuk melakukan aktivitas atau peserta didik sebagai manusia dan
kegiatan memimpin, atau sikap yang harus warganegara yang memiliki nilai-nilai
dimiliki seorang pemimpin untuk mengatur budaya dan karakter bangsa.
bawahannya dalam mencapai suatu tujuan b) Mengembangkan dan mengapresiasi
bersama. Pemimpin kebiasaan dan perilaku peserta didik
harus mampu mengatasi suatu yang terpuji dan sejalan dengan nilai-
masalah yang ada, sehingga dapat menci nilai pancasila dan tradisi budaya bangsa
ptakan lingkungan yang kondusif dan yang religius.
teratur. Pemimpin harus mampu mengatasi c) Menanamkan sikap kepemimpinan dan
masalah yang ada, sehingga dapat tanggungjawab peserta didik sejak dini
menciptakan lingkungan yang kondusif. untuk mempersiapkan masa depan dari
Seorang pemimpin harus memiliki peserta didik tersebut sebagai penerus
keterampilan untuk bekerjasama dan bangsa.
memberikan motivasi juga semangat pada d) Membantu dan memfasilitasi peserta
anggota yang dipimpinnya sehingga didik agar menjadi manusia yang
tercapai tujuan bersama. Pemimpin yang

Regina Nurul Sakinah & Dinie Anggraeni D – Universitas Pendidikan Indonesia 160
Jurnal Kewarganegaraan
Vol. 5 No.1 Juni 2021
P-ISSN: 1978-0184 E-ISSN: 2723-2328

mandiri, kreatif, berwawasan masih kurang digalakkan. Pendidikan


kebangsaan. kewarganegaraan saat ini juga masih dinilai
e) Mengedukasi dan membiasakan kuarng efektif dalam mengarahkan peserta
lingkungan sekolah sebagai lingkungan didik dalam menghadapi arus globalisasi
belajar yang aman, jujur, penuh ini. Banyak peserta didik yang menjadi
kreativitas dan persahabatan, serta korban cyber bullying oleh teman
dengan rasa kebangsaan yang tinggi. sekolahnya, bahkan oleh orang yang tidak di
kenal. Hal ini yang menjadi tantangan bagi
D. Tantangan Nilai-Nilai Karakter dunia pendidikan Indonesia di era ini.
Pancasila Menuju Era Revolusi
Industri 4.0 E. Strategi Pendidikan Di Abad ke-21
Menurut Rozak (2019), Dalam Salah satu cara yang paling efektif
menerapkan dan membiasakan niali-nilai dalam mengedukasi dan menanamkan
karakter pancasila terdapat 5 tantangan nilai-nilai pancasila pada generasi muda
yang harus dihadapi pendidik menurut adalah dengan pendidikan. Baik pendidikan
Anggota BPIP Romo, 2019 yaitu (1) di sekolah, di rumah, dan di masyarakat.
Pemahaman Pancasila, (2) eksklusivisme menurut Maemunah (2018), karena
sosial yang terkait derasnya arus globalisasi suasana belajar di sekolah itu lebih kondusif
sehingga mengarah kepada menguatnya untuk pembelajaran, maka pendidikan di
kecenderungan politisasi identitas, dan sekolah sangat menentukan kepribadian
menguatnya gejala polarisasi dan dari peserta didik. Maka dari itu system
frgamentasi sosial yang berbasis SARA, (3) pembelajaran di sekolah harus relevan
Kesenjangan social, (4) pelembagaan dengan upaya Negara dalam
Pancasila di mana lemahnya mempersiapkan peserta didik yang
institusionalisasi nilai-nilai Pancasila dalam berkarakter pancasila. Sistem pembelajaran
kelembagaan politik, ekonomi dan budaya yang relevan untuk tujuan tersebut adalah
serta masih lemahnya wawasan ideologi sebagai berikut:
Pancasila di kalangan penyelenggara 1) Instruction should be student-centered
Negara, (5) Keteladanan Pancasila. Pembelajaran yang berpusat pada
Keseluruhan ini merupakan pokok yang siswa tidak berarti bahwa guru
harus dimiliki warganegara maupun memberikan kendali pembelajaran kepada
penyelenggara Negara dalam menghadapi siswa sepenuhnya. Intervensi guru masih
revolusi 4.0. dibutuhkan. Guru adalah fasilitator pekerja
Adapun pendapat lain, yaitu menurut keras. Membantu menghubungkan
Arliman (2020), kemudahan dalam pengetahuan siswa sebelumnya dengan
mengakses internet pada masa kini, dapat informasi baru Dia akan belajar. Beri
memberikan dampak positif bagi kesempatan kepada siswa untuk belajar
penggunanya. Namun hal ini pula dapat sesuai dengan cara dan cara belajarnya. Dan
memberikan dampak negatif khususnya mendorong siswa untuk bertanggung jawab
bagi generasi muda. Kemudahan dalam atas proses pembelajaran mereka sendiri.
pengaksesan internet ini bisa jadi Selain itu, guru juga berperan sebagai
boomerang sendiri bagi bangsa kita. Banyak pemandu, berusaha membantu siswa ketika
sekali hoax, berita bohong, informasi menemukan kesulitan dalam proses
sarkas, dan berita yang belum terkonfirmasi belajarnya.
kebenarannya menyebar dengan mudah.
Dan pada masa ini, edukasi tentang cara 2) Education should be collaborative
membedakan berita hoax dan berita benar

Regina Nurul Sakinah & Dinie Anggraeni D – Universitas Pendidikan Indonesia 161
Jurnal Kewarganegaraan
Vol. 5 No.1 Juni 2021
P-ISSN: 1978-0184 E-ISSN: 2723-2328

Siswa harus diedukasi untuk bisa masyarakat, dimana siswa dapat belajar
bekerja sama dengan orang lain. Bekerja mengambil peran dan melakukan aktivitas
sama dengan orang-orang yang berbeda tertentu dalam lingkungan sosial. Siswa
dalam latar budaya dan nilai-nilai agama dapat dilibatkan dalam berbagai
yang dianutnya. Dalam mencari informasi pengembangan program yang ada di
dan membangun makna, siswa perlu masyarakat, seperti: program kesehatan,
didorong untuk bisa bekerja sama dengan pendidikan, lingkungan hidup, dan
teman-teman di kelasnya. Dalam sebagainya. Selain itu, siswa perlu diajak
mengerjakan suatu tugas, siswa perlu pula mengunjungi panti-panti asuhan untuk
diajarkan dan dibiasakan bagaimana melatih kepekaan empati dan kepedulian
menghargai kekuatan dan talenta setiap sosialnya
orang serta bagaimana menyesuaikan diri
secara tepat dengan lingkungan mereka.
Begitu juga, sekolah (termasuk di dalamnya F. Metode Penerapan Nilai-Nilai
guru) seyogyanya dapat bekerja sama Pancasila
dengan lembaga pendidikan (guru) lainnya Menurut Anggraini (2020), Maka dari
di manapun untuk saling berbagi informasi itu, lima butir yang terdapat di Pancasila
dan pengalaman tentang praktik dan dapat diterapkan dengan cara:
metode pembelajaran yang telah 1) Memiliki agama dan menjalankan
dikembangkannya. Kemudian, mereka ibadah, kemudian berbakti kepada
bersedia melakukan perubahan metode Tuhan, tidak akan memaksa seseorang
pembelajarannya agar menjadi lebih baik. untuk masuk ke agama yang dianutnya
karena seseorang berhak memilih agama
3) Learning should have context yang diinginkannya.
Pembelajaran tidak akan berarti jika 2) Menghormati perbedaan sosial,
tidak memberi dampak positif terhadap termasuk banyak ras, agama, dan ras.
kehidupan siswa di luar sekolah dan di Dan menjaga sopan santun, sopan
masa depan. Oleh karena itu, materi santun, dan karakter dalam segala
pelajaran perlu dikaitkan dengan situasi.
kehidupan sehari-hari siswa. Guru 3) Mencintai tanah air dan menjaga
mengembangkan metode pembelajaran persatuan dan kesatuan dalam
yang memungkinkan siswa terhubung masyarakat, karena kami menyadari
dengan dunia nyata yang lebih luas. Guru bahwa kami memiliki kampung halaman
membantu siswa agar dapat menemukan Indonesia dan telah meningkatkan
nilai, makna dan keyakinan atas apa yang kreativitas karya generasi muda.
sedang dipelajarinya serta dapat 4) Mengawasi pelaksanaan pemerintah atas
mengaplikasikan dalam kehidupan sehari- kedaulatan rakyat dan memberikan
harinya. Guru melakukan penilaian kinerja pertimbangan, serta mengutamakan
siswa yang dikaitkan dengan dunia nyata. pengambilan keputusan melalui
musyawarah untuk mencapai mufakat
4) Schools should be integrated with society untuk menyelesaikan kepentingan kedua
Dalam upaya mempersiapkan siswa belah pihak.
menjadi warga negara yang bertanggung 5) Senantiasa berusaha membantu orang
jawab, sekolah seharusnya dapat yang membutuhkan bantuan,
memfasilitasi siswa untuk terlibat dalam menghormati pendapat yang berbeda
lingkungan sosialnya. Misalnya, walaupun bertentangan dengan
mengadakan kegiatan pengabdian pendapat kita, kita harus menghargai

Regina Nurul Sakinah & Dinie Anggraeni D – Universitas Pendidikan Indonesia 162
Jurnal Kewarganegaraan
Vol. 5 No.1 Juni 2021
P-ISSN: 1978-0184 E-ISSN: 2723-2328

hasil musyawarah dan berani dengan menghormati kehidupan


memperjuangkan keadilan bagi diri kita setiap orang dan semua hak yang
sendiri dan orang lain. diperoleh.
d. Konsultasi tentang pentingnya
G. Aktualisasi Nilai-Nilai Pancasila penerapan nilai-nilai Pancasila agar
Menurut Aristin (2019), Solusi landasan dan ideologi bangsa
Terhadap Permasalahan Bangsa Terkait Indonesia adalah Pancasila bukan
dengan Aktualisasi Sila Kemanusiaan yang seperti negara Barat (liberalisme)
Adil dan Beradab: atau ideologi ideologi yang berakar
1) Pendidikan Formal pada jiwa sosial negara-negara Timur
Melalui jalur pendidikan formal, yaitu (Sosialisme-Komunisme).
melalui Pendidikan Kewarganegaraan.
Penyelenggaraan Pendidikan Kewarga- H. Pemanfaatan WhatApp Grup untuk
negaaraan yang tidak hanya menjadi mata Upaya Penerapan Nilai-Nilai Pancasila
pelajaran yang wajib di tingkat sekolah, Menurut Sidiq (2018), Disebutkan
akan tetapi harus menjadi mata kuliah yang bahwa Pancasila adalah ideologi dasar
wajib diajarkan di setiap perguruan tinggi negara Indonesia, untuk menjadi warga
di Indonesia. Mengaktualisasikan nilai-nilai negara Indonesia yang baik harus sesuai
Pancasila tak lain dan tak bukan adalah dengan Pancasila dan Undang-Undang
kesediaan untuk saling menerima dalam Dasar 1945. Menerapkan peran nilai-nilai
kekhasan masing-masing, jadi kesediaan Pancasila dalam membangun karakter
untuk menghormati dan mendukung bangsa. Penerapan nilai-nilai Pancasila
kemajemukan bangsa dan untuk senantiasa dalam diskusi WA Group menjadi suatu
menata kehidupan bangsa Indonesia secara keharusan agar anggota tim tetap nyaman
inklusif. dan komunikasi dapat terus berjalan
dengan lancar.
2) Pengedukasian nilai-nilai pancasila di Setelah terbentuknya WA Group dan
lingkungan Masyarakat, bisa dilakukan beranggotakan WA Group maka dapat
denga cara: dikatakan sudah ada nilai Pancasila yang
a. Pemerintah harus menampilkan membentuk ciri kebangsaan. Ketika 151
panutan agar masyarakat tidak orang berkumpul dan seseorang
tersesat dalam berperilaku dan mengajukan pertanyaan yang masih belum
berperilaku kehumasan. Karena pada pasti dalam kelompok ini, seseorang
dasarnya, sesempurna apapun setiap menjawab bahwa mereka dapat
aturan tanpa contoh, itu akan sia-sia. mempertimbangkan untuk memecahkan
b. Budaya nilai memerlukan tiga syarat, masalah tersebut.
yaitu: (1) adanya panutan orang tua / Adapun peraturan-peraturan dalam
pendahulu / guru, (2) terus penggunaan WA Group sebagai ruang
dilaksanakan dalam jangka waktu diskusi ialah :
yang lama, dan (3) dapat diterima a. Adanya Admin. Satu. Fungsi admin di
masyarakat / mahasiswa di Indonesia. grup WA dari administrator ada sebagai
bentuk nilai. penerima anggota. Administrator
c. Kembangkan kesadaran publik agar memilih calon anggota untuk bergabung
semua informasi yang diterima dapat dengan ruang diskusi. Selain itu,
disaring. Peradaban suatu negara pengurus juga mengkoordinasikan
tidak diukur dari penguasaan ilmu perilaku setiap anggota, menghargai
pengetahuan dan teknologi, tetapi

Regina Nurul Sakinah & Dinie Anggraeni D – Universitas Pendidikan Indonesia 163
Jurnal Kewarganegaraan
Vol. 5 No.1 Juni 2021
P-ISSN: 1978-0184 E-ISSN: 2723-2328

pendapat orang lain, dan jujur di ruang merupakan implementasi dari nilai
diskusi. Pancasila adalah adanya proses pemilihan
b. Adanya Sanksi. Pemberlakuan Sanksi umum di Indonesia. Selain itu, melalui
Jika anggota memberikan informasi pengamalan nilai-nilai Pancasila sudah
palsu dan tidak etis dan bertindak seharusnya masyarakat Indonesia
sewenang-wenang di ruang diskusi, menjunjung tinggi sikap menghargai hak
sanksi dalam Western Australia Group asasi manusia. Hak asasi yang dimaksud
adalah salah satu bentuk hukuman adalah hak asasi manusia yang menjaga
c. Aturan yang dibahas Penerapan nilai- antara keseimbangan hak dan kewajiban
nilai Pancasila membutuhkan yang harus dilaksanakan sebagai individu
serangkaian aturan untuk dibahas. Cinta, yang dijiwai oleh nilai-nilai Ketuhanan Yang
kejujuran, saling menghormati, keadilan, Maha Esa.
objektivitas, dll. Tujuannya agar anggota
memiliki karakter yang layak dalam 2. Bidang Eknomi
nilai-nilai Pancasila di tempat umum. Sistem perekonomian Indonesia juga
tidak lepas dari nilai-nilai Pancasila dalam
I. Implementasi Nilai-Nilai Filsafah pemimplementasiannya. Perekonomian
Pancasila Dalam Kehidupan Sehari- sudah seharusnya dijiwai oleh nilai-nilai
hari. Pancasila yaitu disusun sebagai usaha
Menurut Anita (2019) Nilai-nilai bersama yang berdasarkan atas asas
Pancasila berperan sebagai filsafah kekeluargaan. Indonesia adalah negara
kehidupan banga yang harus yang memiliki banyak kekayaan atau
diimplementasikan pada kehidupan sehari- sumber daya alam yang berlimpah dan
hari. Nilai-nilai tersebut akan membentuk beragam. Kekayaan alam yang dimiliki dan
karakter masyarakatnya sehingga Generasi dikuasai oleh negara sudah seharusnya
Muda lebih siap menghadapi era Revolusi diolah atau dipergunakan secara maksimal
4.0. untuk tujuan meningkatkan kemakmuran
1. Bidang Politik dan Hukum dan kesejahteraan masyarakat Indonesia.
Demokrasi Pancasila merupakan
suatu sistem demokrasi yang tumbuh dari 3. Bidang Sosial Budaya
tradisi, kebiasaan, dan nilai budaya bangsa Tujuan pembangunan nasional adalah
Indonesia. Tujuan dari demokrasi tersebut terwujudnya masyarakat yang adil dan
untuk memprioritaskan kesejahteraan makmur berdasarkan Pancasila.
masyarakat Indonesia, menciptakan Masyarakat yang ada selalu mengalami
kehidupan yang mengutamakan perubahan sosial dan budaya. Termasuk
musyawarah mufakat, dan menumbuhkan budaya terhadap menjaga lingkungan
kekeluargaan serta budi pekerti luhur. sekitar kita yang kian hari makin
Demokrasi dapat dilihat dari persamaan memburuk. Hal ini tak lepas dari kurangnya
hak dan kewajiban masyarakatnya tanpa karakter cinta terhadap lingkungan dari
membedakan dari suku, ras, agama serta setiap warga negara. Agar perubahan
tidak berat sebelah pada kelompok tersebut tetap terarah, maka perlu adanya
mayoritas maupun minoritas. Sila keempat pembentukan perilaku masyarakat dan
Pancasila menyinggung mengenai nilai- pengetahuan tentang lingkungan itu
nilai pentingnya musyawarah dalam sendiri. Manusia dalam memahami dan
kehidupan dan aspek kehidupan yang mengerti akan alam sekitarnya dikarenakan
sejalan pula dengan konsep demokrasi. atas informasi yang didapatkannya
Salah satu wujud demokrasi yang juga berdasarkan akal budi yang dimilikinya.

Regina Nurul Sakinah & Dinie Anggraeni D – Universitas Pendidikan Indonesia 164
Jurnal Kewarganegaraan
Vol. 5 No.1 Juni 2021
P-ISSN: 1978-0184 E-ISSN: 2723-2328

Setiap manusia memperoleh pengetahuan masa depan, sumber pengetahuan lokal dan
dari hasil berpikir karena pengalaman yang unik tentang aktivitas
keingintahuannya, sehingga membuat manusia dan perubahan lokal dalam
manusia mencari jawaban tentang kejadian lingkungan (Istiana, Islamiah, & Sutjihati,
yang didapatnya, dimana dari jawaban- 2018).
jawaban tersebut berkembang menjadi
pengetahuan (Budiaman, 2016). Jadi setiap 4. Bidang Pertahanan dan Keamanan
orang harus memahami dan mengerti akan Di dalam UUD Negara Republik
lingkungan itu sendiri sebelum Indonesia Tahun 1945 pasal 27 ayat (3)
pembentukan perilaku melalui proses yang menyatakan bahwa pembelaan negara
interaksi dengan lingkungan tersebut. merupakan hak dan kewajiban setiap warga
Kemudian Pembentukan perilaku terjadi negara Indonesia. Contoh dari bentuk
melalui proses interaksi manusia dengan partisipasi masyarakat dalam upaya
lingkungan di sekitarnya. Lingkungan pembelaan negara ini bisa kita lihat dari
berperan dalam pembentukan perilaku adanya kegiatan ronda malam atau sistem
manusia. Peningkatan pengetahuan sangat keamanan lingkungan (siskamling) yang
penting untuk memahami dan melibatkan masyarakat secara bergantian
mengevaluasi bagaimana peningkatan untuk saling menjaga satu sama lain.
aktivitas manusia dapat mempengaruhi

KESIMPULAN terobosan dan Ide-Ide baru bagi segala


Pada era Revolusi 4.0 Indonesia akan aspek kehidupan. Mulai dari pemanfaatan
mengalami perubahan yang besar dalam sumberdaya alam, pembuatan teknologi
segala aspek kehidupan. Khususnya baru, dan selalu memperbarui hal yang
teknologi. Segala sesuatu yang dilakukan sudah ada menjadi memiliki nilai guna
akan berhubungan dengan teknologi lebih.
modern, internet, dan kemajuan pemikiran Upaya yang dapat dilakukan oleh kita
manusia. Maka dari itu kita sebagai selaku pendidik salah satunya adalah
pendidik perlu menyiapkan generasi muda membiasakan nilai-nilai pancasila pada
sejak saat ini untuk menanamkan nilai-nilai kehidupan sehari-hari. Banyak sekali nilai-
pancasila. Karena bukan tidak mungkin, nilai pancasila yang menjadi nilai karakter
semakin canggih teknologi, semakin yang baik untuk generasi muda seperti
mudahnya pengaksesan internet, semakin leadership, moral dan etika, dan masih
bebas pula kebudayaan dan kebiasaan banyak lagi. Nilai-nilai tersebut akan
Negara asing masuk ke Indonesia sehingga mampu membangun karakter bangsa pada
masyarakat Indonesia khususnya generasi diri generasi muda dan membentengi diri
muda lupa pada nilai-nilai pancasila. Dan generasi muda dari kebiasaan dan
tidak menutup kemungkinan generasi kebudayaan asing yang tidak sesuai dengan
muda di masa depan memiliki karakter pancasila.
yang bebas, apatis dan individualis. Penerapan nilai-nilai pancasila ini
Maka dari itu kita sebagai pendidik tidak bisa hanya dilakukan oleh guru atau
harus menindak dengan bijak masalah ini. orang tua, akan tetapi generasi muda itu
Apalagi generasi muda adalah modal sendiri harus memiliki kemauan untuk
Negara untuk melakukan perubahan di berkontribusi membangun bangsa. Harus
masa depan. Generasi muda adalah generasi ada motivasi dari generasi muda itu sendiri
paling potensial untuk membuat perubahan untuk membiasakan diri dengan karakter
dengan selalumelahirkan terobosan- nilai-nilai pancasila. Tanpa adanya

Regina Nurul Sakinah & Dinie Anggraeni D – Universitas Pendidikan Indonesia 165
Jurnal Kewarganegaraan
Vol. 5 No.1 Juni 2021
P-ISSN: 1978-0184 E-ISSN: 2723-2328

kemauan dan kecintaan dari diri generasi menerapkan nilai-nilai pancasila dalam
muda, segala hal yang telah terkonsep dan kehidupan sehari-hari, dan mari kita
diatur akan sia-sia. Maka dari itu bagi persiapkan era revolusi industrial 4.0,
generasi muda,mari bangkitkan rasa bela sebagai era perubahan bagi bangsa
Negara dan cinta tanah air dengan indoesia.

DAFTAR PUSTAKA
Anggraini, D. Fathari, F. Anggara, JW. Al Amin, MD. (2020). Pengamalan nilai-nilai Pancasila
bagi generasi milenial. Jurnal Inovasi Ilmu Sosial dan Politik (JISoP), 2(1), 11-18.
Aristin, R. (2016). Aktualisasi Sila Kemanusiaan yang Adil dan beradab di Era Reformasi.
ASPIRASI: Jurnal Ilmiah Administrasi Negara, 1(1), 27-36.
Arliman, L. (2020). Tantangan Pendidikan Kewarganegaraan Pada Revolusi 4.0. Ensiklopedia
Sosial Review, 2(3), 333-339.
Azizan, N & Lubis, MA. (2018). Pengembangan Karakter Siswa Sekolah Dasar Berbasis Pancasila
di Era Revolusi Industri 4.0. Prosiding Seminar Nasional Fakultas Ilmu Sosial Universitas
Negeri Medan Vol 2 Tahun 2018, hal 585 – 587
Halim. A, dkk. “Urgensi Mata Kuliah Umum Pendidikan Pancasila Dalam Menanamkan Nilai
Moral Budaya Bangsa Pada Mahasiswa Memasuki Era Revolusi Industri 4.0”. Jurnal
“Prosiding Seminar Nasional Pendidikan FKIP UNILA”. Lampung. (2019) Hal 204-206.
Ismail, A. Tantangan dan Penguatan Ideologi Pancasila dalam Menghadapi Era Revolusi Industri
4.0. STMIK Sumedang, 1-21
Maemunah, M. (2018, September). Kebijakan pendidikan pada era revolusi industri 4.0. In
Prosiding Seminar Nasional Lembaga Penelitian Dan Pendidikan (LPP) Mandala, Sabtu 29
September 2018, 1-9
Marsono, M. (2019, August). Pendidikan Karakter Berbasis Nilai Budaya di Era Milenial. In
Prosiding Seminar Nasional Dharma Acarya (Vol. 1, No. 1).
Nurgiansah, T. H. (2019). Pemutakhiran Kurikulum Pendidikan Kewarganegaraan di Era
Revousi Industri 4.0. Prosiding Seminar Nasional: Reaktualisasi Konsep
Kewarganegaraan Indonesia; Digital Library, 15 Oktober 2019 (hlm. 95-102). Medan:
Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan.
Nurgiansah, T. H. (2021a). Pendidikan Pancasila. In Solok: CV Mitra Cendekia Media.
Nurgiansah, T. H. (2021b). Pendidikan Pancasila Sebagai Upaya Membentuk Karakter Jujur.
Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan Undiksha, 9(1), 33–41.
Priatna, T. Baihaqi, W. Rahman, A. Sunarya, Y. (2020). Reformulasi tugas dan fungsi guru
menghadapi tantangan pendidikan era revolusi industri 4.0. Karya Tulis Ilmiah (KTI)
Masa Work From Home (WFH) Covid-19 UIN Sunan Gunung Djati Bandung, 1-13.
Rahaja, HY. (2019). Relevansi Pancasila Era Industri 4.0 dan Society 5.0 di Pendidikan Tinggi
Vokasi. Journal of Digital Education, Communication, and Arts, 2(1), 11-20
Rozak, DA. (2010). Tantangan Dan Penguatan Ideologi Pancasila Dalam Menghadapi Era
Revolusi Industri 4.0. TA’DIB, Vol. XV No. 01
Sidiq, R. (2019). Pemanfaatan Whatsapp Group dalam Pengimplementasian Nilai-Nilai
Karakter Pancasila Pada Era Disrupsi. Puteri Hijau: Jurnal Pendidikan Sejarah, 4(2), 145-
154.
Sukayasa, S & Awuy, E. (2014). Pengintegrasian Nilai-Nilai Kemanusiaan (Human Values)
Dalam Pembelajaran Tematik Sekolah Dasar. Jurnal Kreatif Tadulako, 17(2), 54-61
Trisiana, A. Sugiaryo. Rispantyo. (2019). Implementasi Pendidikan Karakter Dalam Pendidikan
Kewarganegaraan Sebagai Inovasi Pengembangan Di Era Media Digital Dan Revolusi

Regina Nurul Sakinah & Dinie Anggraeni D – Universitas Pendidikan Indonesia 166
Jurnal Kewarganegaraan
Vol. 5 No.1 Juni 2021
P-ISSN: 1978-0184 E-ISSN: 2723-2328

Industri 4.0. Jurnal Global Citizen: Jurnal Ilmiah Kajian Pendidikan Kewarganegaraan,
7(1), 84-98

Regina Nurul Sakinah & Dinie Anggraeni D – Universitas Pendidikan Indonesia 167

Anda mungkin juga menyukai