Anda di halaman 1dari 9

MEDIA MATRASAIN ISSN 1858-1137

Volume 14, No.3, November 2017

“FOLDING ARSITEKTUR”

Oleh:

Vicky Torondek
(Mahasiswa Programs Studi Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi, Manado)

Deddy Erdiono
(Staf Pengajar Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi, Manado )

Abstrak

Folding Architecture merupakan suatu proses menghasilkan bentukan dalam desain arsitektur yang pada
intinya bereksperimen untuk menghasilkan suatu bentuk konfigurasi melalui suatu proses. Penerapannya ke
dalam perancangan arsitektur menggunakan metode “borrowing” yakni meminjam karakter kertas dan
mentransformasikannya kedalam sebuah bentuk melalui proses lipat, potong, tekan dll. Peminjaman karakter
kertas dipakai sebagai media dalam membuat bentukan, karena sifat kertas yang mudah dilipat dan ditekuk.
Setiap proses lipatan itu bertransformasi menjadi sebuah bentuk yang hasilnya tidak terduga sebelumnya. Itu
disebabkan karena Folding bersifat spontan dan tidak memiliki cara yang terikat dalam memproses sebuah
bentuk. Setiap bentukan yang dihasilkan pasti akan berbeda walaupun prosesnya sama. Dari bentukan inilah
yang nantinya akan diolah menjadi suatu desain arsitektur

Kata kunci: Folding Arsitektur, Borrowing Transformasi

PENDAHULUAN sebuah kertas dengan tujuan mem-Folding


kertas melalui tahapan Fold, pleat, crease,
A. Latar Belakang
press, score, cut, pull up, pull down, rotate,
Arsitektur adalah Seni dan ilmu dalam
twist, turn, wrap, enfold, pierce, hing, knot,
merancang bangunan. Dalam artian yang lebih
weave, compress, balance, dan unfold.
luas, arsitektur mencakup merancang dan
membangun keseluruhan lingkungan binaan, B. Maksud dan Tujuan
mulai dari level makro yaitu Perencanaan
Tujuan dari penulisan ini adalah untuk
kota, perancangan perkotaan, arsitektur
membahas penerapan kedalam pemahaman
landscape, hingga ke level mikro yaitu desain
tentang Folding Architecture dalam metode
bangunan, desain perabot, dan desain produk.
perancangan arsitektural. Sehingga dapat
Arsitektur juga merunjuk kepada hasil-hasil
menambah salah satu pedoman alternatif
proses perancangan tersebut.
dalam perancangan.
Dalam suatu perancangan arsitektur,
banyak sekali metode atau proses yang C. Metode dan Sistematika Penulisan
dipakai untuk menciptakan suatu bentuk yang
Metode penulisan yang digunakan
diinginkan dan sesuai dengan fungsinya.
adalah studi literatur yaitu teori yang
Salah satunya adalah folding architecture
digunakan berdasarkan literature yang ada.
dimana folding dapat berupa sebuah atau
Berdasarkan judul penulisan yang saya ambil
serangkaian perlakuan pada suatu benda
yaitu “Folding Arsitektur” maka saya akan
seperti kertas yang mengakibatkan perubahan
menulisnya berdasarkan sistematika sederhan
(bentuk, permukaan, makna) pada objek
mencakup bagian pendahuluan, pembahasan
benda tersebut. Biasanya diberikan pada
dan penutup.

“FOLDING ARCHITECTURE”
- 52 -
MEDIA MATRASAIN ISSN 1858-1137
Volume 14, No.3, November 2017

Gambar 1
Tahap - Tahap Sequence Dalam Folding
(Sumber: Vyzoviti 2004)

PEMBAHASAN flat) over on itself so that one part of it covers


another, cover or wrap something in Yang
A. Folding Arsitektur Masa Awal
artinya melipat, membengkokan, menekuk
Kata folding berasal dari kata “fold”
satu bagian sehingga menutupi bagian yang
yang artinya lipatan, sedangkan dalam kamus
lain atau membungkusnya. Adapun beberapa
besar Bahasa Indonesia lipatan adalah
teoris mengungkapkan pendapat mereka
perbanyakan, pergandaaan, perkalian. Pada
mengenai Folding. Gillez Deleuze dalam
abad ke-20, ada seorang ilmuan matematika
bukunya yang berjudul The Fold memberikan
Leibniz yang menginginkan sesuatu hal yang
beberapa penjelasan mengenai Folding. “A
baru. Menurut Leibniz bentukan alam dapat
fold always folded within the fold”. Setiap
muncul dari hitungan matematika atau
lipatan yang terbentuk akan selalu berada
kalkulus. Kemudian dari pemikiran ilmuan
diantara lipatan lainnya sehingga lipatan-
ini, ada seorang filsuf perancis Gilles Deleuze
lipatan tersebut dapat menjadi sebuah proses
pada tahun 1988 mengeluarkan sebuah karya
yang panjang dan tak terbatas. Salah satu
yang awal perkembangannya kurang popular
arsitek yang meneruskan paham dari gilles
di dunia Arsitektur, yaitu konsep the fold atau
deleuze adalah Sophia vyzoviti, menurutnya
dikenal dengan Deleuzian. Namun pada akhir
folding arsitektur yaitu lipat sebagai suatu
abad dua puluh, teori tersebut kembali
proses generative desain arsitektur yang
diangkat oleh Peter Eisenman rebstock
berdasarkan atas agnostic, nonlinear, dan
project, dan mulai dinikmati oleh banyak
bottom up. Ketertarikan terletak pada proses
sumber dalam disiplin ilmu arsiterktur.
morphogenetic, urutan transformasi yang
Fold menurut Oxford Dictionaries
mempengaruhi objek desain, yaitu:
yaitu: bend (something flexible and relatively
 Materi dan Fungsi

“FOLDING ARCHITECTURE”
- 53 -
MEDIA MATRASAIN ISSN 1858-1137
Volume 14, No.3, November 2017

Kertas dapat digunakan sebagai salah satu Tranformasi generatif pada kertas lipat
alat untuk melakukan metode ini, sebagai dapat disusun dalam sebuah sequence, dan
material yang mudah dilipat sehingga sangat bergantung pada kesuksesan dalam
material tersebut menjadi lebih bermassa proses hasil transformasi. Sequence
dan dapat berdiri dengan strukturnya generatif, beragam teknik, pembukaan
sendiri yaitu dengan mentransformasikan lipatan, pemetaan transformasi, rencana
selembar kertas ke dalam keadaan yang yang terarah dan penerapannya dilakukan
lebih bermassa, melalui sebuah perlakuan sebagai definisi dari algoritma pada kertas
dan mempertahankan kesatuan dari lipat. Pengulangan ini menjadi
material tersebut. Perlakuan tersebut dokumentasi dan membutuhkan notasi
bersifat intuitif, melipat/membuka, sebagai kelengkapan instruksi dengan
menekan, meremas, melipit, merobek, waktu sebagai variabelnya. Dan disinilah
memutar, memuntir, menarik, event yang dimaksud oleh Leibniz.
membungkus, melilit, menusuk,  Diagram Spasial, Struktural, dan
menggantung, memampatkan, mengikat, Organisasional
dan lain sebagainya. Pelipatan ini Selama proses transformasi terdapat
merupakan salah satu wujud dari diagram ruang-ruang yang kemudian muncul akibat
dalam Deluzian term, sebuah mesin penambahan volume pada kertas.
abstrak untuk mengetahui ada atau Pemetaan pada pelipatan kertas sebagai
tidaknya suatu bentuk dan materi. sebuah diagram spasial membutuhkan
Transformasi tersebut disebut juga sebagai suatu abstraksi dari hubungan spasialnya.
diagram dalam usaha pengaktualisasian Hal-hal yang berkaitan dengan topologi
bentuk. sangat krusial untuk menggambarkan
 Algoritma kemunculan/keberadaan ruang sebagai
Sebagai materi yang dinamis, kertas hasil dari pelipatan kertas; proximity
memiliki potensi untuk dieksplorasi. (kedekatan); separation (pemisahan);
Setelah diberikan perlakuan, materi ini spatial succession (pergantian spasial);
juga memperlihatkan suatu bekas dan enclosure (pembatasan); serta contiguity
bekasnya itu merupakan sebuah hasil (keterhubungan). Tahap ini dimaksudkan
pemetaan dari proses yang telah dilakukan. untuk mengamati dan membentuk ruang di
Perlakuan yang repetitif pada pelipatan antara lipatan sebagai ruang yang aktual.
kertas memberikan suatu tanda dari respon Bukan hanya sebagai ruang virtual yang
yang intuitif ke dalam teknik-teknik yang nantinya akan terbangun ataupun bentukan
utama, seperti triangulasi (membagi area geometris yang abstrak, namun lebih ke
dengan segitiga-segitiga untuk tujuan bagaimana mengakomodasi ruang dalam
tertentu), stress forming, melipat dengan program-progam yang diinginkan. Sebuah
tingkatan bersusun, melipat pada lipatan, ruang yang halus, yang nantinya akan
membentuk pola seperti carikan, kurva- dapat diperhitungkan lebih lanjut.
kurva spline, spiral, dan berkelok-kelok.  Prototipe Arsitektur

“FOLDING ARCHITECTURE”
- 54 -
MEDIA MATRASAIN ISSN 1858-1137
Volume 14, No.3, November 2017

Dalam desain yang dikembangkan melalui menjadi penghubung antara sosial, budaya,
proses Folding, obyek bukan hal utama ekonomi dengan lingkungan sekitarnya.
yang harus diraih. Namun, bagaimana Dalam The Fold, Deleuze memberikan
caranya kita tahu dan mengenal suatu cara, seperangkat ciri Baroque yang membentang di
material, serta mengembangkan proses luar batas historisnya yang berkontribusi pada
pencarian spasial, struktural, dan apresiasi seni kontemporer. Mengingat ini
pengorganisasian suatu desain menuju penting untuk di pahami dari evolusi wacana
sebuah hasil akhir keterbangunan. Tahap flip menjadi praktek arsitektur lipat sifat-sifat
ini dimaksudkan untuk menyertakan ini dirangkum dalam:
kelengkapan arsitektural ke dalam diagram  Lipatan: pekerjaan tak terbatas dengan
yang mengenalkan material, program, proses, bukan bagaimana untuk
serta konteksnya. Kemudian kelengkapan menyimpulkan tapi bagaimana untuk
arsitektural tersebut dapat kita kenal melanjutkan, untuk memperlihatkan ke
sebagai diagram spasial, struktural, atau tidak terbatasan.
organisasional, dan proses ini pun  Dalam dan di luar: lipatan terbatas
nantinya dapat dijadikan sebagai strategi memisahkan atau bergerak antara materi
dalam mengatur kekompleksitasan dengan dan jiwa, fasad dan ruang tertutup, di
mengintegrasikan elemen-elemen yang dalam dan di luar.
terbagi-bagi ke dalam suatu  Tinggi dan rendah: yang dibagi menjadi
kesinambungan. Folding, jelas sekali lipatan, lipatan sangat diperluas pada
merekam proses yang dilakukan ketika kedua sisi sehingga menghubungkan tinggi
melipat-lipat kertas, karena yang dilihat dan rendah.
tidak semata-mata hasil akhirnya saja.  Terungkap: bukan sebagai kebalikan dari
Lipatan yang dibuka kembali lalu dilipat lipatan tetapi sebagai kelanjutannya.
lagi dengan cara yang berbeda bisa jadi  Tekstur: sebagai daya tahan dari bahan,
memiliki arti tersendiri. Garis bekas cara bahan dilipat merupakan teksturnya.
lipatan juga bisa berarti, maka detail  Paradigma: lipatan struktur tidak harus
proses dalam Folding justru penting. menyembunyikan ekspresi formal.
Seperti yang terlihat pada gamabar berikut. Dalam buku Folding City-Unfolded
Peter Eisenman pun mengungkapkan Toy (Miguel Lecture) dijelaskan tentang
pendapatnya mengenai Folding. Menurutnya, kontinuitas dalam Folding. “Continuity is
“Foldings potential in creating space can be property of Folding paper”. Folding memiliki
used as a generative strategy for catering to kemampuan untuk menghubungkan semua
the new trends of corporate organization bagian dengan sendirinya. Semua bagian
structuring.” Eisenman mengaplikasikan terhubung seperti sebuah ikatan yang kuat.
karakteristik Folding dalam lingkungan sosial Kertas memiliki arti dalam pengembangan
dimana Folding merupakan cara dalam kontinuitas karena kertas bisa menjadi sebuah
pengembangan suatu lingkungan yang alat desain apabila kita terampil dalam
memainkannya. Deleuze menyampaikan

“FOLDING ARCHITECTURE”
- 55 -
MEDIA MATRASAIN ISSN 1858-1137
Volume 14, No.3, November 2017

beberapa karakteristik Folding dalam kaku dengan lipatan-lipatan yang memiliki


bukunya, yaitu: batas dalam menghasilkan bentuk, bentuk
 Perpanjangan: objek sebagai seritak yang dihasilkan dari lipatan ini terjadi
terbatas, variabilitas serial. pengulangan bentuk dan juga bersifat
 Memperbanyak: objek sebagai konsisten dengan mengacu pada struktur
pleksuselemen, potensi interaktivitas. bangunan, Karena folding dan dekonstruksi
 Curviliniarity: infeksi, keoblikan, memiliki keterkaitan. Pada gambar dibawah
membungkus permukaan dan geometri ini menjelaskan tentang folding, dimana
nonEuclidean. bentuk dari lipatan yang dihasilkan terjadi
 Stratifikasi: lapisan dan antar muka antara pengulangan dan bersifat konsisten.
pertentangan factor arsitektur.
 Keberlangsungan / Kelanjutan: sifat
topologi dari permukaan dan prinsip-
prinsip organisasi.
 Kelenturan: penjalinanbatas, pembatasan
tak jelas dan zona probabilitas.
Dalam perancangan arsitektur, Folding
diterapkan pada 3 bagian dasar perancangan
yaitu struktur, ruang dan fasade. Dalam
struktur, Folding lebih dikenal sebagai
struktur lipat yang merupakan struktur yang
terbentuk dari lipatan-lipatan, semakin banyak
lipatan maka semakin kuat struktur yang
menopang beban. Sistem permukaan bidang
lipat membentuk unit dasar permukaan 2
dimensi dan 3 dimensi.
Dalam essay Ankit ia berkata bahwa
Folding merupakan awal dari perkembangan
arsitektur modern. Dalam konteks awal
metode folding arsitektur para arsitek
menggunakan kertas sebagai media untuk
menghasilkan bentuk dengan cara melipat.
lipatan yang dilkakukan memiliki batasan-
batasan sehingga bentuk yang dihasilkan dari
lipatan tersebut bersifat kontinyu, konsisten,
dan ada pengulangan pada bentuk yang
dihasilkan.
Gambar 2
Awal dari bentuk folding arsitektur Medan Inplementasi Konsep Folding

memiliki karakteristik yang bisa dikatakan

“FOLDING ARCHITECTURE”
- 56 -
MEDIA MATRASAIN ISSN 1858-1137
Volume 14, No.3, November 2017

Bangunan ini adalah bangunan yang


bisa dikatakan menggunakan metode folding
arsitektur pada pencarian bentuk. Karena
bentuk dari bangunan ini memperlihatkan
sebuah lipatan, bentuk dari lipatan pada
bangunan ini terjadi pengulangan dan bersifat
konsisten sehingga bentuk dari bangunan ini
terlihat kaku karenan lipatan yang dihasilkan
mengacu pada pengulangan bentuk dan sifat
konsisten yg harus diterapkan.

Gambar 3
Contoh Lipatan Konteks Awal
(Sumber: http://www.imgrum.net/)

Berikut ini adalah contoh kasus


penerapan folding architecture masa awal,
yaitu pada objek United States Air Force
Cadet Academy Chapel, AS.

Gambar 5
Struktur Objek Studi
(Sumber: http://www.archdaily.com/)

Pada gambar di atas memperlihatkan


bagaimana hubungan dari folding dengan
dekonstruksi dimana pengulangan bentuk
pada bangunan ini juga menambah kekuatan
dari struktur yang ada.

Gambar 4 Gambar 7
Denah Objek Studi Interior & Eksterior Objek Studi
(Sumber: http://www.archdaily.com/) (Sumber: http://www.archdaily.com/)

“FOLDING ARCHITECTURE”
- 57 -
MEDIA MATRASAIN ISSN 1858-1137
Volume 14, No.3, November 2017

Bentuk ruang dalam yang dihasilkan Karena bentuk yang dihasilkan relative
menyesuaikan dengan struktur dari lipatan cenderung ke arsitektur moder kontemporer.
yang dilakukan. Pada gambar dibawah ini kita Media yang digunakan dalam pengaplikasian
dapat melihan bagaimana bentuk pengulangan pada metode ini cenderung pada media kertas
yang dilakukan pada bangunan ini. digital sehingga lebih mempermuda arsitek
untuk melalukan lipatan, namun juga masih
B. Folding Architecture Masa Kini
ada yang menggunakan media kertas
Pada perkembangan folding arsitektur, langsung, tergantung siapa dan media apa
folding menuju pada unfolding, dimana yang diinginkan.
unfolding bukan berarti lawan dari folding,
tetapi unfolding adalah kelanjutan dari folding
Dalam Folding Arsitektur kekinian,
Karena proses yang dilakukan dalam
dekonstruksi juga menjadi bagian di
pencarian bentuk masih bagian dari folding,
dalamnya. Keduanya memiliki keterkaitan di
tetapi bentuk yang dihasilkan dari un-folding
dalam deformasi sehingga bentuk-bentuk
sudah tidak memiliki batasan dalam
yang dihasilkan lebih terlihat bebas Karena
melakukan lipatan atau bisa disebut dengan
struktur yang digunakan mengacuh pada hasil
lipatan bebas, yang tidak harus ada
dari lipatan yang dihasilkan, seperti gambar
pengulangan bentuk pada sifat konsisten.
dibawah ini yang memperlihatkan keterkaitan
Dalam perkembangannya unfolding juga bisa
antara folding dan dekonstruksi.
disebut sebagai folding arsitektur kekinian

Gambar 8
Proses Melipat Meggunakan Media Kertas Digital
(Sumber: Media Matrasain, 2012)

“FOLDING ARCHITECTURE”
- 58 -
MEDIA MATRASAIN ISSN 1858-1137
Volume 14, No.3, November 2017

Gambar 9
Hubungan Folding dan dekonstruksi
(Sumber: Essay Zoltan Bun “Between Analogue and Digital Diagrams”)

Berikut ini adalah contoh kasus folding


architecture kontemporer, yakni pada objek
Heydar Aliyev Centre, Azerbaijan rancangan
dari Zaha Hadid. Bangunan Heydar Aliyev
Centre adalah salah satu bangunan yang
menggunakan metode folding arsitektur
kekinian dalam pencarian bentuk, dimana
bentuk yang dihasilkan adalah lipatan
Gambar 11
melengkung yang memiliki kesan bebas Lipatan melengkung atau lipatan yang
tidak memiliki batas pada permukaan)
dengan tampilan yang mengarah pada
arsitektur modern kontemporer.

Gambar 12
Struktur fishbone yang berasal dari bidang lipatan

Gambar 10
Denah Objek Studi Gambar 13
(Sumber: Zaha Hadid Architect) Ruang yang dihasilkan dari lipatan

“FOLDING ARCHITECTURE”
- 59 -
MEDIA MATRASAIN ISSN 1858-1137
Volume 14, No.3, November 2017

Jadi kesimpulannya adalah bentuk dari membahas tentang dasar-dasar proses lipatan
bangunan ini menggunakan menggunakan dalam segi bentuk. Sehingga dapat
lipatan melengkung yang tidak memiliki menghasilkan bentukkan yang memiliki
batas/bebas pada permukaan dengan struktur karakteristik yang berbeda dengan bentukkan
utama adalah struktur fishbone yang berasal lainnya serta nantinya bisa menjadi salah satu
dari lipatan, dan ruang yang terbentuk adalah pedoman dalam perancangan arsitektur.
hasil dari lipatan yang dilakukan.

DAFTAR PUSTAKA
KESIMPULAN & PENUTUP
Vyzoviti, Sophia. Folding Architecture:
Spatial, Structural and Organizational
Melalui penulisan ini, penulis mencoba
Diagrams. Amsterdam, 2003.
membahas tentang Folding Arsitektur yang
Syafaah, Mustiannis “Folding Architecture
berarti lipatan-lipatan pada sebuah kajian Sebagai Metode Perancangan Bentuk”.,
Depok, 16 Juli 2008
arsitektural, dimana kita sebagai arsitek dapat
Runtu, Maraike., “Implementasi Konsep
menerapkan dan mengaplikasikan
Folding Dalam Perancangan Fasade
tema/metode Folding ini kedalam Bangunan/Arsitektur”., Manado, 1 Mei
2012
perancangan arsitektural. Dimana lebih

“FOLDING ARCHITECTURE”
- 60 -

Anda mungkin juga menyukai