1 PB
1 PB
“FOLDING ARSITEKTUR”
Oleh:
Vicky Torondek
(Mahasiswa Programs Studi Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi, Manado)
Deddy Erdiono
(Staf Pengajar Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi, Manado )
Abstrak
Folding Architecture merupakan suatu proses menghasilkan bentukan dalam desain arsitektur yang pada
intinya bereksperimen untuk menghasilkan suatu bentuk konfigurasi melalui suatu proses. Penerapannya ke
dalam perancangan arsitektur menggunakan metode “borrowing” yakni meminjam karakter kertas dan
mentransformasikannya kedalam sebuah bentuk melalui proses lipat, potong, tekan dll. Peminjaman karakter
kertas dipakai sebagai media dalam membuat bentukan, karena sifat kertas yang mudah dilipat dan ditekuk.
Setiap proses lipatan itu bertransformasi menjadi sebuah bentuk yang hasilnya tidak terduga sebelumnya. Itu
disebabkan karena Folding bersifat spontan dan tidak memiliki cara yang terikat dalam memproses sebuah
bentuk. Setiap bentukan yang dihasilkan pasti akan berbeda walaupun prosesnya sama. Dari bentukan inilah
yang nantinya akan diolah menjadi suatu desain arsitektur
“FOLDING ARCHITECTURE”
- 52 -
MEDIA MATRASAIN ISSN 1858-1137
Volume 14, No.3, November 2017
Gambar 1
Tahap - Tahap Sequence Dalam Folding
(Sumber: Vyzoviti 2004)
“FOLDING ARCHITECTURE”
- 53 -
MEDIA MATRASAIN ISSN 1858-1137
Volume 14, No.3, November 2017
Kertas dapat digunakan sebagai salah satu Tranformasi generatif pada kertas lipat
alat untuk melakukan metode ini, sebagai dapat disusun dalam sebuah sequence, dan
material yang mudah dilipat sehingga sangat bergantung pada kesuksesan dalam
material tersebut menjadi lebih bermassa proses hasil transformasi. Sequence
dan dapat berdiri dengan strukturnya generatif, beragam teknik, pembukaan
sendiri yaitu dengan mentransformasikan lipatan, pemetaan transformasi, rencana
selembar kertas ke dalam keadaan yang yang terarah dan penerapannya dilakukan
lebih bermassa, melalui sebuah perlakuan sebagai definisi dari algoritma pada kertas
dan mempertahankan kesatuan dari lipat. Pengulangan ini menjadi
material tersebut. Perlakuan tersebut dokumentasi dan membutuhkan notasi
bersifat intuitif, melipat/membuka, sebagai kelengkapan instruksi dengan
menekan, meremas, melipit, merobek, waktu sebagai variabelnya. Dan disinilah
memutar, memuntir, menarik, event yang dimaksud oleh Leibniz.
membungkus, melilit, menusuk, Diagram Spasial, Struktural, dan
menggantung, memampatkan, mengikat, Organisasional
dan lain sebagainya. Pelipatan ini Selama proses transformasi terdapat
merupakan salah satu wujud dari diagram ruang-ruang yang kemudian muncul akibat
dalam Deluzian term, sebuah mesin penambahan volume pada kertas.
abstrak untuk mengetahui ada atau Pemetaan pada pelipatan kertas sebagai
tidaknya suatu bentuk dan materi. sebuah diagram spasial membutuhkan
Transformasi tersebut disebut juga sebagai suatu abstraksi dari hubungan spasialnya.
diagram dalam usaha pengaktualisasian Hal-hal yang berkaitan dengan topologi
bentuk. sangat krusial untuk menggambarkan
Algoritma kemunculan/keberadaan ruang sebagai
Sebagai materi yang dinamis, kertas hasil dari pelipatan kertas; proximity
memiliki potensi untuk dieksplorasi. (kedekatan); separation (pemisahan);
Setelah diberikan perlakuan, materi ini spatial succession (pergantian spasial);
juga memperlihatkan suatu bekas dan enclosure (pembatasan); serta contiguity
bekasnya itu merupakan sebuah hasil (keterhubungan). Tahap ini dimaksudkan
pemetaan dari proses yang telah dilakukan. untuk mengamati dan membentuk ruang di
Perlakuan yang repetitif pada pelipatan antara lipatan sebagai ruang yang aktual.
kertas memberikan suatu tanda dari respon Bukan hanya sebagai ruang virtual yang
yang intuitif ke dalam teknik-teknik yang nantinya akan terbangun ataupun bentukan
utama, seperti triangulasi (membagi area geometris yang abstrak, namun lebih ke
dengan segitiga-segitiga untuk tujuan bagaimana mengakomodasi ruang dalam
tertentu), stress forming, melipat dengan program-progam yang diinginkan. Sebuah
tingkatan bersusun, melipat pada lipatan, ruang yang halus, yang nantinya akan
membentuk pola seperti carikan, kurva- dapat diperhitungkan lebih lanjut.
kurva spline, spiral, dan berkelok-kelok. Prototipe Arsitektur
“FOLDING ARCHITECTURE”
- 54 -
MEDIA MATRASAIN ISSN 1858-1137
Volume 14, No.3, November 2017
Dalam desain yang dikembangkan melalui menjadi penghubung antara sosial, budaya,
proses Folding, obyek bukan hal utama ekonomi dengan lingkungan sekitarnya.
yang harus diraih. Namun, bagaimana Dalam The Fold, Deleuze memberikan
caranya kita tahu dan mengenal suatu cara, seperangkat ciri Baroque yang membentang di
material, serta mengembangkan proses luar batas historisnya yang berkontribusi pada
pencarian spasial, struktural, dan apresiasi seni kontemporer. Mengingat ini
pengorganisasian suatu desain menuju penting untuk di pahami dari evolusi wacana
sebuah hasil akhir keterbangunan. Tahap flip menjadi praktek arsitektur lipat sifat-sifat
ini dimaksudkan untuk menyertakan ini dirangkum dalam:
kelengkapan arsitektural ke dalam diagram Lipatan: pekerjaan tak terbatas dengan
yang mengenalkan material, program, proses, bukan bagaimana untuk
serta konteksnya. Kemudian kelengkapan menyimpulkan tapi bagaimana untuk
arsitektural tersebut dapat kita kenal melanjutkan, untuk memperlihatkan ke
sebagai diagram spasial, struktural, atau tidak terbatasan.
organisasional, dan proses ini pun Dalam dan di luar: lipatan terbatas
nantinya dapat dijadikan sebagai strategi memisahkan atau bergerak antara materi
dalam mengatur kekompleksitasan dengan dan jiwa, fasad dan ruang tertutup, di
mengintegrasikan elemen-elemen yang dalam dan di luar.
terbagi-bagi ke dalam suatu Tinggi dan rendah: yang dibagi menjadi
kesinambungan. Folding, jelas sekali lipatan, lipatan sangat diperluas pada
merekam proses yang dilakukan ketika kedua sisi sehingga menghubungkan tinggi
melipat-lipat kertas, karena yang dilihat dan rendah.
tidak semata-mata hasil akhirnya saja. Terungkap: bukan sebagai kebalikan dari
Lipatan yang dibuka kembali lalu dilipat lipatan tetapi sebagai kelanjutannya.
lagi dengan cara yang berbeda bisa jadi Tekstur: sebagai daya tahan dari bahan,
memiliki arti tersendiri. Garis bekas cara bahan dilipat merupakan teksturnya.
lipatan juga bisa berarti, maka detail Paradigma: lipatan struktur tidak harus
proses dalam Folding justru penting. menyembunyikan ekspresi formal.
Seperti yang terlihat pada gamabar berikut. Dalam buku Folding City-Unfolded
Peter Eisenman pun mengungkapkan Toy (Miguel Lecture) dijelaskan tentang
pendapatnya mengenai Folding. Menurutnya, kontinuitas dalam Folding. “Continuity is
“Foldings potential in creating space can be property of Folding paper”. Folding memiliki
used as a generative strategy for catering to kemampuan untuk menghubungkan semua
the new trends of corporate organization bagian dengan sendirinya. Semua bagian
structuring.” Eisenman mengaplikasikan terhubung seperti sebuah ikatan yang kuat.
karakteristik Folding dalam lingkungan sosial Kertas memiliki arti dalam pengembangan
dimana Folding merupakan cara dalam kontinuitas karena kertas bisa menjadi sebuah
pengembangan suatu lingkungan yang alat desain apabila kita terampil dalam
memainkannya. Deleuze menyampaikan
“FOLDING ARCHITECTURE”
- 55 -
MEDIA MATRASAIN ISSN 1858-1137
Volume 14, No.3, November 2017
“FOLDING ARCHITECTURE”
- 56 -
MEDIA MATRASAIN ISSN 1858-1137
Volume 14, No.3, November 2017
Gambar 3
Contoh Lipatan Konteks Awal
(Sumber: http://www.imgrum.net/)
Gambar 5
Struktur Objek Studi
(Sumber: http://www.archdaily.com/)
Gambar 4 Gambar 7
Denah Objek Studi Interior & Eksterior Objek Studi
(Sumber: http://www.archdaily.com/) (Sumber: http://www.archdaily.com/)
“FOLDING ARCHITECTURE”
- 57 -
MEDIA MATRASAIN ISSN 1858-1137
Volume 14, No.3, November 2017
Bentuk ruang dalam yang dihasilkan Karena bentuk yang dihasilkan relative
menyesuaikan dengan struktur dari lipatan cenderung ke arsitektur moder kontemporer.
yang dilakukan. Pada gambar dibawah ini kita Media yang digunakan dalam pengaplikasian
dapat melihan bagaimana bentuk pengulangan pada metode ini cenderung pada media kertas
yang dilakukan pada bangunan ini. digital sehingga lebih mempermuda arsitek
untuk melalukan lipatan, namun juga masih
B. Folding Architecture Masa Kini
ada yang menggunakan media kertas
Pada perkembangan folding arsitektur, langsung, tergantung siapa dan media apa
folding menuju pada unfolding, dimana yang diinginkan.
unfolding bukan berarti lawan dari folding,
tetapi unfolding adalah kelanjutan dari folding
Dalam Folding Arsitektur kekinian,
Karena proses yang dilakukan dalam
dekonstruksi juga menjadi bagian di
pencarian bentuk masih bagian dari folding,
dalamnya. Keduanya memiliki keterkaitan di
tetapi bentuk yang dihasilkan dari un-folding
dalam deformasi sehingga bentuk-bentuk
sudah tidak memiliki batasan dalam
yang dihasilkan lebih terlihat bebas Karena
melakukan lipatan atau bisa disebut dengan
struktur yang digunakan mengacuh pada hasil
lipatan bebas, yang tidak harus ada
dari lipatan yang dihasilkan, seperti gambar
pengulangan bentuk pada sifat konsisten.
dibawah ini yang memperlihatkan keterkaitan
Dalam perkembangannya unfolding juga bisa
antara folding dan dekonstruksi.
disebut sebagai folding arsitektur kekinian
Gambar 8
Proses Melipat Meggunakan Media Kertas Digital
(Sumber: Media Matrasain, 2012)
“FOLDING ARCHITECTURE”
- 58 -
MEDIA MATRASAIN ISSN 1858-1137
Volume 14, No.3, November 2017
Gambar 9
Hubungan Folding dan dekonstruksi
(Sumber: Essay Zoltan Bun “Between Analogue and Digital Diagrams”)
Gambar 12
Struktur fishbone yang berasal dari bidang lipatan
Gambar 10
Denah Objek Studi Gambar 13
(Sumber: Zaha Hadid Architect) Ruang yang dihasilkan dari lipatan
“FOLDING ARCHITECTURE”
- 59 -
MEDIA MATRASAIN ISSN 1858-1137
Volume 14, No.3, November 2017
Jadi kesimpulannya adalah bentuk dari membahas tentang dasar-dasar proses lipatan
bangunan ini menggunakan menggunakan dalam segi bentuk. Sehingga dapat
lipatan melengkung yang tidak memiliki menghasilkan bentukkan yang memiliki
batas/bebas pada permukaan dengan struktur karakteristik yang berbeda dengan bentukkan
utama adalah struktur fishbone yang berasal lainnya serta nantinya bisa menjadi salah satu
dari lipatan, dan ruang yang terbentuk adalah pedoman dalam perancangan arsitektur.
hasil dari lipatan yang dilakukan.
DAFTAR PUSTAKA
KESIMPULAN & PENUTUP
Vyzoviti, Sophia. Folding Architecture:
Spatial, Structural and Organizational
Melalui penulisan ini, penulis mencoba
Diagrams. Amsterdam, 2003.
membahas tentang Folding Arsitektur yang
Syafaah, Mustiannis “Folding Architecture
berarti lipatan-lipatan pada sebuah kajian Sebagai Metode Perancangan Bentuk”.,
Depok, 16 Juli 2008
arsitektural, dimana kita sebagai arsitek dapat
Runtu, Maraike., “Implementasi Konsep
menerapkan dan mengaplikasikan
Folding Dalam Perancangan Fasade
tema/metode Folding ini kedalam Bangunan/Arsitektur”., Manado, 1 Mei
2012
perancangan arsitektural. Dimana lebih
“FOLDING ARCHITECTURE”
- 60 -