Anda di halaman 1dari 7

Nama : Intan Oktarina

Nim : 200430070

Kelas : Pengantar Ekonomi Kemiskinan lll.c

TINGKAT JUMLAH PENDUDUK MISKIN DI INDONESIA


Jumlah orang miskin di tahun ini terpantau meningkat. Badan Pusat Statistik (BPS)
mencatat, jumlah penduduk miskin per Maret 2021 mencapai 27,54 juta orang atau naik
1,12 juta orang dari Maret 2020. Kepala BPS menerapkan dengan jumlah tersebut,
persentase penduduk miskin pada Maret 2021 ini sebesar 10,14%. Berarti, ada kenaikan
0,36% poin dari persentase penduduk miskin pada Maret 2020 yang sebesar 9,78%. Namun,
bila dibandingkan dengan jumlah penduduk miskin pada September 2020, jumlah orang
miskin pada Maret 2021 turun 0,01 juta orang. Pun secara persentase, turun 0,05% poin dari
September 2020.

kategori penduduk miskin ini adalah masyarakat yang pengeluaran per kapitanya di
bawah garis kemiskinan (GK) per kapita per bulan. Pada Maret 2021, GK tercatat Rp
472.525 per kapita per bulan. Ini meningkat dari Rp 454.652 per kapita per bulan pada
Maret 2020. Peranan komoditas makanan terhadap GK juga jauh lebih besar dibandingkan
peranan komoditas bukan makanan, yaitu dengan porsi 73,96% pada garis kemiskinan. garis
kemiskinan ini dihitung berdasarkan harga berlaku. Sehingga secara teknis, tingkat
kemiskinan penduduk ini erat kaitannya dengan kenaikan inflasi. Ini yang akhirnya
menyebabkan perhitungan orang miskin pada Maret 2021 meningkat dari tahun lalu.

Peranan komoditas makanan terhadap GK juga jauh lebih besar dibandingkan peranan
komoditas bukan makanan, yaitu dengan porsi 73,96% pada garis kemiskinan. garis
kemiskinan ini dihitung berdasarkan harga berlaku. Sehingga secara teknis, tingkat
kemiskinan penduduk ini erat kaitannya dengan kenaikan inflasi. Ini yang akhirnya
menyebabkan perhitungan orang miskin pada Maret 2021 meningkat dari tahun lalu.

Jumlah penduduk miskin Indonesia pada periode September 2020 mencapai 27,55
juta orang.Data terkini Badan Pusat Statistik (BPS) tersebut menunjukkan, kini angka
kemiskinan Indonesia kembali menyentuh angka 10,19 persen pada September 2020.
Jumlah penduduk miskin Indonesia bertambah 2,76 juta orang bila dibandingkan dengan
periode yang sama tahun lalu.

Peningkatan jumlah penduduk miskin ini terjadi lantaran pandemi menyebabkan


banyak kegiatan perekonomian tidak bisa berjalan seperti biasa, sehingga pendapatan
masyarakat pun tertekan.Tren penurunan angka kemiskinan yang terjadi hingga tahun 2019
pun terhenti. Sebab, pandemi dampak pandemi mulai terasa pada kuartal I-2020. Persentase
penduduk miskin naik menjadi 9,78 persen, atau naik 0,37 pp dari Maret 2019beberapa
faktor yang menyebabkan peningkatan jumlah kemiskinan yakni penurunan pendapatan
yang dialami oleh hampir seluruh lapisan masyarakat. Meski demikian, masyarakat yang
berada dalam lapisan bawah terdampak lebih dalam dibandingkan dengan lapisan atas.Misal
waktu itu disampaikan untuk lapisan bawah, tujuh dari 10 responden mengaku pendapatan
turun, sementara kelompok atas hanya tiga dr 10 responden, dan ini pandemi Covid-19
menyebabkan penurunan dari seluruh lapisan masyarakat.

Di sisi lain, pandemi juga menyebabkan terjadinya lonjakan jumlah pengangguran


pada tahun 2020. Tingkat Pengangguran terbuka pada Agustus 2020 meningkat menjadi 7,07
persen dari 5,23 persen. Selain itu, sebanyak 29,12 juta penduduk usia kerja terdampak oleh
pandemi. Di mana sebanyak 2,56 juta orang mengalami pengangguran, 1,77 juta penduduk
sementara tidak bekerja, dan sebanyak 24,03 juta penduduk mengalami pengurangan jam
kerja. Jadi mereka akan terpengaruh dari sisi pendapatannya. Demikian juga untuk pekerja
setengah menganggur, yang waktu bekerjanya kurang dari jam kerja normal (35 jam), ada
peningkatan, sehingga ada indikasi pendapatan masyarakat akan menurun.

Kemudian tingkat laju inflasi secara umum juga sangat rendah. Hal itu terjadi lantaran
pandemi memukul baik dari sisi penawaran dan permintaan. Selama Maret hingga
Desember 2020, Suhariyanto mengatakan, banyak komoditas yang mengalami penuurnan
harga, seperti harga beras yang turun 0,49 persen.Komoditas yang paling banyak
dikonsumsi penduduk miskin, seperti harga ayam ras, telur ayam ras, mengalami penuurnan
cukup dalam, meski juga ada kenaikan untuk daging sapi, minyak goreng, dan tepung
terigu.

Seiring dengan peningkatan penduduk miskin, kesenjangan antara si kaya dan si


miskin pun juga semakin melebar. Hal itu terlihat dari rasio gini atau tingkat ketimpangan
pengeluaran penduduk Indonesia yang melebar menjadi sebesar 0,385. Angka tersebut
meningkat 0,0004 poin dibandingkan dengan posisi Maret yang sebesar 0,381. Posisi gini
ratio di Maret pun meningkat 0,005 poin bila dibandingkan denngan September 2019 yang
sebesar 0,380. Seiring dengan peningkatan kemiskinan, gini ratio juga meningkat, baik di
desa dan kota.

Berdasarkan laporan BPS, gini ratio di pedesaan pada September 2020 tercatat
sebesar 0,319, naik dibanding Maret 2020 yang sebesar 0,317 September 2019 yang sebesar
0,315. Sementara gini ratio perkotaan pada September 2020 tercatat sebesar 0,399, naik
dibanding Maret 2020 yang sebesar 0,393 dan September 2019 yang sebesar 0,391.
Suhariyanto sebelumnya juga sempat menjelaskan terjadi peningkatan angka kemiskinan
baik di kota dan di desa.

Kementerian Keuangan mengatakan, peningkatan jumlah penduduk miskian tersebut


lebih baik dari proyeksi Bank Dunia, di mana angka kemiskinan Indonesia bisa mencapai
11,8 persen akibat pandemi Covid-19. Artinya, program PEN sepanjang 2020 diperkirakan
mampu menyelamatkan lebih dari 5 juta orang menjadi miskin baru. Badan Kebijakan
Fiskal (BKF) Kemenkeu Sepanjang tahun 2020 lalu, pemerintah mengalokasikan anggaran
sebesar Rp 695,2 triliun untuk program Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi
Nasional (PC-PEN). Namun demikian, hingga akhir tahun realisasinya mencapai Rp 579,78
triliun atau 83,4 persen dari yang sudah dialokasikan.
Intervensi pemerintah tersebut telah melindungi masyarakat tidak hanya dari kalangan
miskin dan rentan, namun juga dari kelas menengah. Program tersebut berupa perluasan
penerima dan manfaat Program Keluarga Harapan (PKH) dan Kartu Sembako, Bantuan
Sembako Jabodetabek, Bantuan Sembako Tunai, Bantuan Langsung Tunai Dana Desa,
Bantuan Beras PKH, Bantuan Tunai Penerima Kartu Sembako, Subsidi Gaji/Upah, Kartu
Pra Kerja, Diskon Listrik, Subsidi Kuota Internet untuk mendukung Pembelajaran Jarak
Jauh (PJJ), Bantuan Subsidi Upah (BSU) BPJS Ketenagakerjaan dan tenaga pendidik
honorer

Realisasi sementara program perlindungan sosial untuk mendukung konsumsi rumah


tangga mencapai Rp 220,39 triliun di sepanjang 2020 atau lebih tinggi dari alokasi awal
sebesar Rp203,9 triliun.pemerintah juga mendukung masyarakat miskin dan rentan melalui
insentif dunia usaha, terutama kepada kelompok Usaha Mikro, Kecil dan Menengah
(UMKM), agar tetap bertahan dari dampak pandemi.

Dukungan PEN untuk UMKM diberikan untuk menopang permodalan dan cash flow
agar tetap bertahan dan dapat melakukan jump start pada masa pemulihan ekonomi. Jika
dilihat komposisi penduduk miskin desa dan kota, di pedesaan masih jauh lebih tinggi dari
kota dan itu perlu dapat perhatian. Selain itu, ukuran ketimpangan yang juga sering
digunakan adalah ukuran Bank Dunia, yakni persentase pengeluaran pada kelompok
penduduk 40 persen. Berdasarkan ukuran tersebut, tingkat ketimpangan dibagi menjadi tiga
kategori, yaitu tingkat ketimpangan tinggi jika persentase pengeluaran kelompok penduduk
40 persen terbawah memiliki angka di bawah 12 persen, ketimpangan sedang jika angkanya
berkisar antara 12–17 persen, serta ketimpangan rendah jika angkanya berada di atas 17
persen. Pada September 2020, persentase pengeluaran pada kelompok 40 persen terbawah
adalah sebesar 17,93 persen. Hal ini menandakan bahwa kategori ketimpangan di Indonesia
termasuk rendah.

Berikut solusi upaya pemerintah terhadap menanggulangi pencegahan peningkatan


masyarakat miskin.

1. Penurunan Pendapatan Masyarakat

Adapun masyarakat dengan penghasilan Rp 1,8 juta sampai Rp 3 juta 46,77%


pendapatannya mengalami penurunan. Adapula masyarakat dengan pendapatan Rp 3 juta
sampai Rp 4,8 juta 37,19% pendapatannya mengalami penurunan.

Sementara itu, masyarakat dengan penghasilan Rp 4,8 juta sampai Rp 7,2 juta
sebanyak 31,67% mengalami penurunan pendapatan. Dan masyarakat dengan pendapatan
yang di atas Rp 7,2 juta, 30,34% mengalami penurunan pendapatan. Survei demografi yang
dipaparkan tersebut diikuti sebanyak 87.379 responden, di mana secara rata-rata 35,78% yang
masih bekerja mengalami penurunan pendapatan. Dari sebanyak 87.379 responden itu pula
diketahui sebanyak 56,4% bekerja, 18,34% dirumahkan sementara, 2,52% terkena PHK, dan
22
Adapun lima langkah untuk menganggulangi kemiskinan yang bisa dilakukan
meliputi:

1. Update Data Penduduk

Target penerima Program Keluarga Harapan (PKH) yang dianggarkan pemerintah


selama pandemi adalah 10 juta keluarga dengan alokasi anggaran Rp 37,4 triliun atau Rp
3,7 juta per tahun. Sementara, Kartu Sembako ditargetkan sebanyak 20 juta keluarga dengan
anggaran Rp 43,6 triliun, yang terdiri dari Rp 200.000 per bulan selama sembilan bulan,
termasuk Rp 600.000 untuk 1,776 juta keluarga di indonesia.

2. Integrasi Penyaluran Bansos

Di banyak tempat, berbagai bentuk Bantuan Sosial yang berbeda-beda jenis dan
jumlahnya telah menimbulkan ketegangan sosial di sejumlah daerah. Hal ini diperparah
dengan basis data Bantuan Sosial, khususnya Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS),
yang digunakan oleh pemerintah daerah yang belum mencakup masyarakat yang
sebelumnya tidak terdata namun kondisi ekonominya memburuk selama pandemi.

Salah satu alternatif yang dapat ditempuh pemerintah adalah menggandeng bank-bank
pemerintah untuk melakukan transfer Bantuan Sosial secara langsung melalui rekening
khusus untuk setiap penerima bantuan.

3. Subsidi Administered Prices

Diantaranya

a. Menurunkan harga BBM yang menjadi salah satu komponen terbesar pengeluaran
penduduk miskin (5 persen untuk penduduk miskin di kota dan 4 persen untuk
penduduk miskin di desa).

b. Menambah jumlah rumah tangga penerima diskon pemotongan tarif listrik


sehingga mencakup minimal seluruh pelanggan 900 VA.

4. Insentif Dibudang Pertanian, Peternakan dan Perikanan.

Meningkatkan insentif bagi petani, peternak, dan nelayan melalui skema pembelian
produk oleh pemerintah dan perbaikan jalur logistik hasil pertanian, peternakan, dan
perikanan perlu dilakukan mengingat sektor tersebut harus di produksi agar seimbangnya
pasar.

5. Pengelolaan APBN Secara Cermat.

TINGKAT JUMLAH PENDUDUK MISKIN DI DUNIA


Kemiskinan menjadi masalah utama di berbagai negara. Biasanya, kondisi ini banyak
ditmui di negara-negara berkembang. Di mana sebagian masyarakatnya masih belum
mempunyai kelayakan tempat tinggal, akses pendidikan yang belum terpenuhi secara
meneluruh, hingga banyaknya penduduk yang belum memiliki pekerjaan.

Beberapa hal tersebut, memang menjadi salah satu penyebab kemiskinan yang sering
terjadi di berbagai negara. Jika masalah kemiskinan tersebut tidak segera dituntaskan, maka
kualitas kehidupan masyarakat dapat semakin menurun. Dengan begitu, tidak heran jika
kemiskinan menjadi masalah utama yang menjadi fokus[00.48, 6/12/2021] Iphone: alam
mengatasi masalah kemiskinan, pemerintah maupun masyarakat harus memahami terlebih
dahulu hal apa saja yang menjadi penyebab kemiskinan. Penyebab kemiskinan ini pun tidak
hanya berasal dari beberapa alasan yang telah disebutkan di atas. Melainkan juga
mendapatkan pengaruh dari beberapa hal lain. Mulai dari kualitas kesehatan yang buruk,
terjadinya konflik atau kerusuhan, hingga pengaruh dari perubahan iklim yang terjadi.

Dengan memahami beberapa penyebab kemiskinan tersebut, berguna untuk


membantu menemukan akar permasalahan yang terjadi. Selain itu, juga dapat membantu
menyusun rencana yang baik dan tepat sasaran untuk mengentaskan masalah kemiskinan.
Dilansir dari laman Human Right Careers, berikut kami telah merangkum beberapa penyebab
kemiskinan secara mendasar yang perlu diketahui.

Kurangnya Lapangan Pekerjaan.

Penyebab kemiskinan yang pertama tentu berasal dari kurangnya lapangan pekerjaan.
Seperti diketahui, orang yang tidak memiliki pekerjaan yang baik dan tetap, tentu tidak
memiliki penghasilan yang cukup untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari. Jika kondisi ini
dialami oleh sebagian besar penduduk di suatu negara, dapat dipastikan negara tersebut
memiliki masalah kemiskinan yang cukup besar.

Dengan begitu, pemerintah di setiap negara harus dapat menyediakan lapangan


pekerjaan yang luas. Sehingga masyarakat bisa mendapatkan pekerjaan tetap, sebagai sumber
penghasilan untuk memenuhi kebutuhan harian. Selain itu, masyarakat juga perlu inovatif
dalam membantu meningkatkan ekonomi. Bisa dengan melakukan bisnis atau usaha kecil
hingga mampu membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat lain.

Kurangnya Pendidikan

Penyebab kemiskinan kedua yang perlu diperhatikan adalah kurangnya pendidikan.


Dalam hal ini, jelas pendidikan memiliki peranan penting dalam masalah kemiskinan. Di
mana, tanpa pendidikan orang tidak dapat memperbaiki kondisi kemiskinan yang mereka
alami. Sebaliknya, orang yang memiliki pedidikan yang cukup atau setidaknya mempunyai
kemampuan dasar membaca, maka masalah kemiskinan dapat lebih mudah diatasi.

Terjadinya Konflik dan Kerusuhan

Namun harus diakui, pada sebagian masyarakat anak-anak tidak sekolah dan harus
bekerja untuk membantu perekonomi merupakan penyebab kemiskinan ini juga bisa datang
dari faktor minimnya akses sekolah yang dekat, ngga anak perempuan yang mendapatkan
diskriminasi atas pendidikan.
Terjadinya konflik atau kerusuhan di suatu negara juga menjadi salah satu dari
penyebab miskinan. Pada kondisi negara yang berkonflik atau terjadi kerusuhan, secara
otomatis proktivitas masyarakat akan menurun. Akibatnya pendapatan negara akan turun
drastis. Hal ini n dapat mempengaruhi harga barang-barang kebutuhan yang akan semakin
meningkat.Selain itu, kondisi yang tidak aman membuat masyarakat tidak nyaman tinggal di
daerah atau negara tersebut. Di samping itu, dengan kondisi yang semakin sulit akan secara
umum akan mendorong perempuan untuk bekerja mencari nafkah. Situasi pun semakin sulit
saat saat mereka menghadapi banyak hambatan seperti kekerasan seksual dan diskriminasi.

Pengaruh Perubahan Iklim

Penyebab kemiskinan selanjutnya juga bisa mendapatkan pengaruh dari perubahan


iklim. Dalam hal ini, perubahan iklim dapat menyebabkan berbagai bencana alam. Mulai dari
banjir, badai angin, hingga kekeringan. Hal ini pun membuat situasi kehidupan masyarakat
menjadi tidak menentu. Untuk memulihkan kondisi saat bencana pun bukan perkara yang
mudah. Sehingga dapat dikatakan perubahan iklim menjadi penyebab kemiskinan yang sulit
untuk dikendalikan.

Ketidakadilan Sosial

Penyebab kemiskinan berikutnya bisa dipengaruhi oleh adanya ketidakadilan sosial.


Orang-orang yang mendapatkan diskriminasi dan ketidakadilan sosial akan berjuang lebih
keras untuk pendidikan yang baik, kesempatan kerja yang tepat dan layak, serta akses sumber
daya yang memadai. Kondisi ini pun masih kerap terjadi di masyarakat, khususnya bagi
kelompok wanita, minoritas agama, serta minoritas ras di suatu negara.

Kurangnya Sumber Daya Air dan Makanan

Kurangnya sumber daya air dan makanan juga perperan penting sebagai salah satu
penyebab kemiskinan. Dalam hal ini, sumber daya air dan makanan menjadi kebutuhan
mendasar yang diperlukan oleh setiap masyarakat. Dengan begitu, jika hal ini sulit diapatkan
maka dapat dipastikan kehidupan masyarakat tersebut jauh dari kata layak. Di mana mereka
tidak memiliki energi untuk melakukan pekerjaan sehari-hari. Hingga rentan terserang
berbagai penyakit akibat kurangnya asupan makanan, air, dan sanitasi yang baik.

Minimnya Infrastruktur

Penyebab kemiskinan yang tidak kalah penting adalah minimnya infrastruktur.


Infrastruktur di sini meliputi jalan, jembatan, internet, transportasi umum, dan berbagai
layanan publik lainnya. Dengan ketersediaan dan akses infrastruktur yang baik, masyarakat
bisa lebih mudah dalam membeli kebutuhan pokok untuk kehidupan sehari-hari.

Dengan akses transportasi umum yang cukup, masyarakat bisa mencari pekerjaan
yang layak. Sebaliknya, masyarakat yang tidak memiliki akses tersebut akan terisolasi .
Penyebab kemiskinan juga bisa datang dari kurangnya dukungan pemer tah. Dalam hal ini
pemerintah sengaja memiliki kekuasaan, harus bersedia m dukung dan memberikan
pelayanan yang baik bagi masyarakat miskin atau tidak mampu. Pemerintah juga harus
memikirkan solusi untuk mengentaskan masalah kemiskinan yang ada dan meningkatkan
kualitas hidup masyarakat dengan baik. Tanpa adanya pemerintah yang suportif, maka
masalah kemiskinan tidak dapat terselesaikan.

Harga Kebutuhan Tinggi

Penyebab kemiskinan yang terakhir tidak lain adalah harga kebutuhan barang-barang
pokok yang melambung tinggi. Dalam hal ini, perlu diketahui bahwa sebagian besar
masyarakat keluarga miskin menghabiskan 60–80 persen dari penghasilannya untuk
mencukupi kebutuhan makanan. Sehingga ketika harga bahan makan melambung tinggi,
mereka harus memotong pengeluaran untuk kebutuhan lainnya dan dialihkan ke konsumsi
makanan. Dengan begitu, pemerintah harus berusaha untuk menstabilkan harga barang-
barang pokok agar seluruh masyarakat bisa mengaksesnya dengan mudah.

Berikut beberapa solusi yang dapat dilakukan oleh pemerintah global terkat tingkat
penduduk miskin.

1. pengembangan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi untuk memperkuat infrastruktur,


konekivitas yang menghubungkan antara pusat ekonomi dan wilayah penunjang,
sekaligus memperkuat pengembangan produk.
2. peningkatan anggaran perlindungan sosial, dengan ini penduduk lebih nyaman
dengan adanya peningkatan anggara untuk perlindungan dalam negara.
3. perkuatan ekonomi domestik dan tata kelola.
4. pemerintah mendorong pertumbuhan ekonomi inklusif, menjaga stablilitas makro
ekonomi, stablilsasi harga, menclptakan lapangan kerja produktif, menjaga iklim
investasi, menjaga regulasi perdagangan, meningkatkan produktivitas sektor
pertanian, dan mengembangkan infrastruktur wilayah tertinggal.

Anda mungkin juga menyukai