Nim : 200430070
kategori penduduk miskin ini adalah masyarakat yang pengeluaran per kapitanya di
bawah garis kemiskinan (GK) per kapita per bulan. Pada Maret 2021, GK tercatat Rp
472.525 per kapita per bulan. Ini meningkat dari Rp 454.652 per kapita per bulan pada
Maret 2020. Peranan komoditas makanan terhadap GK juga jauh lebih besar dibandingkan
peranan komoditas bukan makanan, yaitu dengan porsi 73,96% pada garis kemiskinan. garis
kemiskinan ini dihitung berdasarkan harga berlaku. Sehingga secara teknis, tingkat
kemiskinan penduduk ini erat kaitannya dengan kenaikan inflasi. Ini yang akhirnya
menyebabkan perhitungan orang miskin pada Maret 2021 meningkat dari tahun lalu.
Peranan komoditas makanan terhadap GK juga jauh lebih besar dibandingkan peranan
komoditas bukan makanan, yaitu dengan porsi 73,96% pada garis kemiskinan. garis
kemiskinan ini dihitung berdasarkan harga berlaku. Sehingga secara teknis, tingkat
kemiskinan penduduk ini erat kaitannya dengan kenaikan inflasi. Ini yang akhirnya
menyebabkan perhitungan orang miskin pada Maret 2021 meningkat dari tahun lalu.
Jumlah penduduk miskin Indonesia pada periode September 2020 mencapai 27,55
juta orang.Data terkini Badan Pusat Statistik (BPS) tersebut menunjukkan, kini angka
kemiskinan Indonesia kembali menyentuh angka 10,19 persen pada September 2020.
Jumlah penduduk miskin Indonesia bertambah 2,76 juta orang bila dibandingkan dengan
periode yang sama tahun lalu.
Kemudian tingkat laju inflasi secara umum juga sangat rendah. Hal itu terjadi lantaran
pandemi memukul baik dari sisi penawaran dan permintaan. Selama Maret hingga
Desember 2020, Suhariyanto mengatakan, banyak komoditas yang mengalami penuurnan
harga, seperti harga beras yang turun 0,49 persen.Komoditas yang paling banyak
dikonsumsi penduduk miskin, seperti harga ayam ras, telur ayam ras, mengalami penuurnan
cukup dalam, meski juga ada kenaikan untuk daging sapi, minyak goreng, dan tepung
terigu.
Berdasarkan laporan BPS, gini ratio di pedesaan pada September 2020 tercatat
sebesar 0,319, naik dibanding Maret 2020 yang sebesar 0,317 September 2019 yang sebesar
0,315. Sementara gini ratio perkotaan pada September 2020 tercatat sebesar 0,399, naik
dibanding Maret 2020 yang sebesar 0,393 dan September 2019 yang sebesar 0,391.
Suhariyanto sebelumnya juga sempat menjelaskan terjadi peningkatan angka kemiskinan
baik di kota dan di desa.
Dukungan PEN untuk UMKM diberikan untuk menopang permodalan dan cash flow
agar tetap bertahan dan dapat melakukan jump start pada masa pemulihan ekonomi. Jika
dilihat komposisi penduduk miskin desa dan kota, di pedesaan masih jauh lebih tinggi dari
kota dan itu perlu dapat perhatian. Selain itu, ukuran ketimpangan yang juga sering
digunakan adalah ukuran Bank Dunia, yakni persentase pengeluaran pada kelompok
penduduk 40 persen. Berdasarkan ukuran tersebut, tingkat ketimpangan dibagi menjadi tiga
kategori, yaitu tingkat ketimpangan tinggi jika persentase pengeluaran kelompok penduduk
40 persen terbawah memiliki angka di bawah 12 persen, ketimpangan sedang jika angkanya
berkisar antara 12–17 persen, serta ketimpangan rendah jika angkanya berada di atas 17
persen. Pada September 2020, persentase pengeluaran pada kelompok 40 persen terbawah
adalah sebesar 17,93 persen. Hal ini menandakan bahwa kategori ketimpangan di Indonesia
termasuk rendah.
Sementara itu, masyarakat dengan penghasilan Rp 4,8 juta sampai Rp 7,2 juta
sebanyak 31,67% mengalami penurunan pendapatan. Dan masyarakat dengan pendapatan
yang di atas Rp 7,2 juta, 30,34% mengalami penurunan pendapatan. Survei demografi yang
dipaparkan tersebut diikuti sebanyak 87.379 responden, di mana secara rata-rata 35,78% yang
masih bekerja mengalami penurunan pendapatan. Dari sebanyak 87.379 responden itu pula
diketahui sebanyak 56,4% bekerja, 18,34% dirumahkan sementara, 2,52% terkena PHK, dan
22
Adapun lima langkah untuk menganggulangi kemiskinan yang bisa dilakukan
meliputi:
Di banyak tempat, berbagai bentuk Bantuan Sosial yang berbeda-beda jenis dan
jumlahnya telah menimbulkan ketegangan sosial di sejumlah daerah. Hal ini diperparah
dengan basis data Bantuan Sosial, khususnya Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS),
yang digunakan oleh pemerintah daerah yang belum mencakup masyarakat yang
sebelumnya tidak terdata namun kondisi ekonominya memburuk selama pandemi.
Salah satu alternatif yang dapat ditempuh pemerintah adalah menggandeng bank-bank
pemerintah untuk melakukan transfer Bantuan Sosial secara langsung melalui rekening
khusus untuk setiap penerima bantuan.
Diantaranya
a. Menurunkan harga BBM yang menjadi salah satu komponen terbesar pengeluaran
penduduk miskin (5 persen untuk penduduk miskin di kota dan 4 persen untuk
penduduk miskin di desa).
Meningkatkan insentif bagi petani, peternak, dan nelayan melalui skema pembelian
produk oleh pemerintah dan perbaikan jalur logistik hasil pertanian, peternakan, dan
perikanan perlu dilakukan mengingat sektor tersebut harus di produksi agar seimbangnya
pasar.
Beberapa hal tersebut, memang menjadi salah satu penyebab kemiskinan yang sering
terjadi di berbagai negara. Jika masalah kemiskinan tersebut tidak segera dituntaskan, maka
kualitas kehidupan masyarakat dapat semakin menurun. Dengan begitu, tidak heran jika
kemiskinan menjadi masalah utama yang menjadi fokus[00.48, 6/12/2021] Iphone: alam
mengatasi masalah kemiskinan, pemerintah maupun masyarakat harus memahami terlebih
dahulu hal apa saja yang menjadi penyebab kemiskinan. Penyebab kemiskinan ini pun tidak
hanya berasal dari beberapa alasan yang telah disebutkan di atas. Melainkan juga
mendapatkan pengaruh dari beberapa hal lain. Mulai dari kualitas kesehatan yang buruk,
terjadinya konflik atau kerusuhan, hingga pengaruh dari perubahan iklim yang terjadi.
Penyebab kemiskinan yang pertama tentu berasal dari kurangnya lapangan pekerjaan.
Seperti diketahui, orang yang tidak memiliki pekerjaan yang baik dan tetap, tentu tidak
memiliki penghasilan yang cukup untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari. Jika kondisi ini
dialami oleh sebagian besar penduduk di suatu negara, dapat dipastikan negara tersebut
memiliki masalah kemiskinan yang cukup besar.
Kurangnya Pendidikan
Namun harus diakui, pada sebagian masyarakat anak-anak tidak sekolah dan harus
bekerja untuk membantu perekonomi merupakan penyebab kemiskinan ini juga bisa datang
dari faktor minimnya akses sekolah yang dekat, ngga anak perempuan yang mendapatkan
diskriminasi atas pendidikan.
Terjadinya konflik atau kerusuhan di suatu negara juga menjadi salah satu dari
penyebab miskinan. Pada kondisi negara yang berkonflik atau terjadi kerusuhan, secara
otomatis proktivitas masyarakat akan menurun. Akibatnya pendapatan negara akan turun
drastis. Hal ini n dapat mempengaruhi harga barang-barang kebutuhan yang akan semakin
meningkat.Selain itu, kondisi yang tidak aman membuat masyarakat tidak nyaman tinggal di
daerah atau negara tersebut. Di samping itu, dengan kondisi yang semakin sulit akan secara
umum akan mendorong perempuan untuk bekerja mencari nafkah. Situasi pun semakin sulit
saat saat mereka menghadapi banyak hambatan seperti kekerasan seksual dan diskriminasi.
Ketidakadilan Sosial
Kurangnya sumber daya air dan makanan juga perperan penting sebagai salah satu
penyebab kemiskinan. Dalam hal ini, sumber daya air dan makanan menjadi kebutuhan
mendasar yang diperlukan oleh setiap masyarakat. Dengan begitu, jika hal ini sulit diapatkan
maka dapat dipastikan kehidupan masyarakat tersebut jauh dari kata layak. Di mana mereka
tidak memiliki energi untuk melakukan pekerjaan sehari-hari. Hingga rentan terserang
berbagai penyakit akibat kurangnya asupan makanan, air, dan sanitasi yang baik.
Minimnya Infrastruktur
Dengan akses transportasi umum yang cukup, masyarakat bisa mencari pekerjaan
yang layak. Sebaliknya, masyarakat yang tidak memiliki akses tersebut akan terisolasi .
Penyebab kemiskinan juga bisa datang dari kurangnya dukungan pemer tah. Dalam hal ini
pemerintah sengaja memiliki kekuasaan, harus bersedia m dukung dan memberikan
pelayanan yang baik bagi masyarakat miskin atau tidak mampu. Pemerintah juga harus
memikirkan solusi untuk mengentaskan masalah kemiskinan yang ada dan meningkatkan
kualitas hidup masyarakat dengan baik. Tanpa adanya pemerintah yang suportif, maka
masalah kemiskinan tidak dapat terselesaikan.
Penyebab kemiskinan yang terakhir tidak lain adalah harga kebutuhan barang-barang
pokok yang melambung tinggi. Dalam hal ini, perlu diketahui bahwa sebagian besar
masyarakat keluarga miskin menghabiskan 60–80 persen dari penghasilannya untuk
mencukupi kebutuhan makanan. Sehingga ketika harga bahan makan melambung tinggi,
mereka harus memotong pengeluaran untuk kebutuhan lainnya dan dialihkan ke konsumsi
makanan. Dengan begitu, pemerintah harus berusaha untuk menstabilkan harga barang-
barang pokok agar seluruh masyarakat bisa mengaksesnya dengan mudah.
Berikut beberapa solusi yang dapat dilakukan oleh pemerintah global terkat tingkat
penduduk miskin.