Oleh:
SURABAYA
2021
i
HALAMAN PENGESAHAN
Mengesahkan,
Surabaya,
2. 2. ………………
3.
KATA PENGANTAR
i
ii
akreditasi kepangkatan pegawai negeri sipil dari golongan III/b ke golongan III/c
Penyusunan makalah ini tidak terlepas dari berbagai kendala namun berkat
dan dorongan dari berbagai pihak, baik moral maupun material sehingga sedikit
demi sedikit kendala tersebut dapat diatasi dengan baik. Oleh karena penulis
4. drg. Migit Supriati, M.Kes selaku Kasi Registrasi dan Akreditasi Dinas
kesempurnaan, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat
kami harapkan demi perbaikan di masa tang akan datang. Demikian atas
Penulis
ii
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.................................................................................. i
LEMBAR PENGESAHAN....................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................. 1
1.4. Pelaksanaan........................……………………………………. 3
2.1
iii
iv
DAFTAR PUSTAKA
iv
BAB I
PENDAHULUAN
karena adanya infeksi akut pada jaringan paru-paru yang membuat nafas
menjadi sesak dan asupan oksigen sedikit dengan tanda gejala seperti
dunia. Pada tahun 2015, terjadi 920.136 kematian akibat pneumonia, 16%
dari seluruh kematian anak usia kurang dari 5tahun ( WHO.2016). jumlah
2014). Pada tahun 2015 terjadi peningkatan diatas 50% walaupun belum
1
3
adalah terjadinya hipoksia dan gagal nafas (Elliott, 2009). Hal ini
emam, nafas cepat, terjadi superinfeksi, efusi pleura dan gagal nafas.
paru, ajarkan batuk efektif dan monitor 02, selain itu juga dapat dilakukan
cairan, mengontrol suhu tubuh serta menjaga lingkungan yang bersih dan
1.3 Tujuan
Surabaya
1.3.3 Manfaat
a. Manfaat Teoritis
b. Manfaat Praktis
2. Makalah ini dapat dijadikan salah satu contoh hasil dalam asuhan
4. Manfaat makalah ini bagi pasien yaitu agar pasien dan keluarga dapat
dan tepat.
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 PENGERTIAN
bawah akut (ISNBA) dengan gejala batuk dengan disertai dengan sesak nafas
Dan aspirasi subtansi asing, berupa radang paruparu yang sertai eksudasi dan
parenkim paru yang disebabkan oleh infeksi. (Caia Francis 2011). Pneumonia
alveolus biasanya terisi dengan cairan dan sel darah (Gyuton, 1996).
Pneumonia adalah penyakit infeksi akut yang mengenai parenkim paru, distal
2.2 KLASIFIKASI
6
7
1. Pneumonia lobaris, Melibatkan seluruh atau satu bagian besar dari satu
atau lebih lobus paru, Bila kedua paru terkena, maka dikenal sebagai
pneumonia loburalis.
interlobular
sakit, adanya resiko untuk jenis pathogen tertentu, dan masa menjelang
akibat aspirasi bahan toksik, Akibat aspirasi cairan inert misalnya cairan
makanan atau lambung, Edema paru, dan obstruksi mekanik simple oleh
bahan padat.
inhalasi udara dari atmosfer, juga dapat memalui aspirasi dari nosofering
stafilokokus.
2. Pneumonia pneumositis.
pneumonia.
2.3 ETIOLOGI
dapat menular dari komunitas atau dari rumah sakit (nosokomial). Pasien
dapat menghisap bakteri, virus, parasite, dan agen iritan (Mary & Donna,
pyogenesis.
pneumonia virus.
3. Haemophilus influenzae
4. Staphilococcus aureus
5. Mycoplasma pneumonia
6. Virus patogen
8. Stafilacoccus
10. Terjadi bila kuman patogen menyebar ke paru-paru melalui aliran darah,
pernapasan bagian atas selama beberapa hari. Ditandai dengan suhu badan
nyeri dibagian dada dan batuk bedahak kental dan berwarna kuning hingga
kehijauan. Gejala lain seperti nyeri perut, kurang nafsu makan, dan sakit
Dari reaksi inflamasi akan timbul panas, anoreksia, mual, muntah serta nyeri
pleuritis. Selanjutnya RBC, WBC dan cairan keluar masuk alveoli sehingga
klinis dyspnoe, sianosis dan batuk, selain itu juga menyebabkan adanya
partial oklusi yang akan membuat daerah paru menjadi padat (konsolidasi).
penurunan rasio ventilasi perfusi, kedua hal ini dapat menyebabkan kapasitas
Menurut (Suratun & Santa, 2013) Gejala yang dapat muncul pada klien
produktif, sesak napas, sakit kepala, nyeri pada leher dan dada, dan pada saat
2.5 PATOFISIOLOGI
tubuh dan aspirasi melalui orofaring tubuh pertama kali akan melakukan
leukosit dari kapiler paru-paru. Pada tingkat lanjut aliran darah menurun,
makrofag masuk ke dalam alveoli dan menelan leukosit beserta kuman. Paru
Kekuningan. Secara perlahan sel darah merah yang mati dan eksudat fibrin
dibuang dari alveoli. Terjadi resolusi sempurna. Paru kembali menjadi normal
Eksudat masuk ke
Kuman pathogen Thrombus
alveoli
mencapai bronkioli
terminalis merusak Alveoli Toksin, coagulase
sel epitel bersila,
sel goblet Permukaan lapisan
Sel darah merah,
pleura tertutup tebal
leukosit, pneumokokus
eksudat thrombus vena
mengisi alveoli
pulmonalis
Cairan edema +
leukosit ke alveoli Leukosit + fibrin Nekrosis
mengalami konsilidasi
Konsilidasi paru
Leukositosis
Kapasitas vital,
compliance Suhu tubuh meningkat
menurun,
hemoragik
Hipertemi
Intoleransi
Difisit nutrisi
aktivitas
Abses pneumatocele
Produksi sputum
(kerusakan jaringan
meningkat
perut)
2. Nadi oksimetris: Tidak normal mungkin terjadi, tergantung pada luas paru
4. LDL: Leukositosis biasanya ada, meskipun sel darah putih rendah terjadi
2.7 PENATALAKSANAAN
antibiotik peroral dan tetap tinggal di rumah, penderita yang lebih tua dan
penderita dengan sesak nafas atau dengan penyakit jantung atau penyakit paru
lainnya, harus dirawat dan antibiotik diberikan melalui infus. Mungkin perlu
diberikan oksigen tambahan, cairan intravena dan alat bantu nafas mekanik.
1. Oksigen 1-2lpm
status hidrasi
3. Jika sesak tidak terlalu berat, dapat dimulai makanan enteral melalui
suction, dan latihan nafas dalam dan batuk efektif agar penyakit tidak kembali
kambuh.
1. Pengkajian
B1 (Breathing)
fokus, berurutan pemeriksaan ini terdiri atas inspeksi, palpasi, perkusi dan
auskultasi.
17
frekuensi napas cepat dan dangkal, serta adanya retraksi sternum dan
intercostal space (ICS). Napas cuping hidung pada sesak berat dialami
normal dan seimbang antara bagian kanan dan kiri. Getaran suara
normal.
didapatkan bunyi resonan atau sonor pada seluruh lapang paru. Bunyi
melemah dan bunyi napas tambahan ronkhi basah pada sisi yang sakit.
B2 (Blood)
B3 (Brain)
B4 (Bladder)
karena itu, perawat perlu memonitor adanya oliguria karena hal tersebut
B5 (Bowel)
B6 (Bone)
aktivitas sehari-hari
2. Analisis Data
2. Pola nafas tidak efektif b.d hambatan upaya nafas akibat kerusakan
jaringan perut
19
oksigen
2. Pola nafas tidak efektif b.d hambatan upaya nafas akibat kerusakan
jaringan perut
Tujuan dan kriteria hasil Rencana keperawatan
Setelah dilakukan tindakan Manajamen Jalan nafas
keperawatan 3x24 jam pola nafas Posisikan pasien Posisi semi
membaik dengan kriteria hasil : fowler, atau posisi fowler
1. Penggunaan otot bantu
menurun ( skala 5)
2. Pemanjangan fase ekspirasi Manajemen pernafasan
menurun ( skala 5) 1. Observasi kecepatan, irama,
3. Frekuensi pernafasan kedalaman dan kesulitan
membaik ( skala 5)/ (16- bernafas
20x/menit) 2. Observasi pergerakan dada,
4. Kedalaman nafas membaik kesimetrisan dada,
( skala 5) penggunaan otootot bantu
5. Pernafasan cuping hidung nafas, dan retraksi pada
menurun ( skala 5) dinding dada
3. Auskultasi suara nafas Terapi
oksigen
4. Kolaborasi pemberian O2
5. Monitor aliran oksigen
6. Ajarkan pasien dan keluarga
mengenai penggunaan
perangkat oksigen yang
memudahkan mobilitas
TINJAUAN KASUS
08.00 wib, pasien MRS pada tanggal 5 April 2021 pukul 20.00 WIB dengan
3.1.1 Identitas
BPJS.
1. Keluhan Utama
demam naik turun, nafsu makan menurun, nafas sesak dan bicara
pelo.
april 2021 klien tidak mau makan (nafsu makan menurun), klien
hanya habis 2 sendok makan setiap kali makan, klien juga mulai
batuk- batuk kering. Selama di rumah klien diberi minum obat batuk
sesak dan tambah tidak mau makan. Badan klien juga panas dan di
25
26
setelah 4 jam badan klien panas lagi. Melihat keadaan klien yang
400 mg, omz 40mg. Klien juga di lakukan pemeriksaan EKG, DL,
kan terapi NAC drip, neurobion 1 amp, curcuma 1 tab, OMZ 1mp,
555
555 555
lesi dan benjolan pada dada, dan tidak terdapat polip hidung. perkusi
sonor.
pupil isokhor, refleks cahaya +/+, ukuran 3/3, bentuk pupil bulat
Reflek fisiologis:
Bisep +/+
Trisep +/+
Patella +/+
Aschiles +/+
B4: BAK spontan, urin 3 jam 150cc, jernih warna kuning, nyeri
69 kg
28
B6: tidak terdapat edema pada ekstremitas atas dan bawah, untuk
1. Laboratorium
3. Rongsent
Pernapasan 26 x/ menit
Ro Thorak: pneumonia
2. DS : Peningkatan Resiko deficit
Anak klien mengatakan nafsu kebutuhan nutrisi
makan klien menurun. metabolisme
DO
Pasien lemah
PARAF
NO MASALAH KEPERAWATAN
(nama)
TANGGAL
MASALAH PARAF
NO Teratas
KEPERAWATAN Ditemukan (nama)
i
1 Bersihan jalan nafas tidak 9/04/2021
efektif berhubungan
dengan hipersekresi
2 Resiko defisit nutrisi 9/04/2021
Peningkatan kebutuhan
metabolisme
32
32
33
33
34
OMZ 2x 40 mg
14. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan
jumlah kalori dan jenis nutrien yang dibutuhkan
Diit bubur kasar 2100kkal extra susu 3x100 cc
35
Implementasi Keperawatan
35
36
36
37
37
38
38
39
39
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
pada pasien adalahsesak nafas dan mual muntah. Gejala tersebut disebabkan
pneumonia
nutrisi
5.2 Saran
1. Bagi Ruangan
pelayanan kesehatan yang terbaik yang sesuai dengan kode etik keperawatan
pneiumonia
42
DAFTAR PUSTAKA
Nanda, 2015; Nuarif & Kusuma, 2015; Smeltzer & Suzanne, 2002
MediAction.
PPNI DPD SDKI Pokja Tim, 2018. Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia
PPNI DPD SIKI Pokja Tim, 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia
PPNI DPD SLKI Pokja Tim, 2018. Standar Luaran Keperawatan Indonesia
43