HAMIL
I. PENJELASAN TENTANG
1. Pelayanan ANC Terpadu
Pelayanan antenatal care adalah pelayanan yang diberikan oleh tenaga
kesehatan terhadap ibu hamil untuk memelihara kehamilannya. Tujuan dari
pelayanan antenatal adalah mengantarkan ibu hamil agar dapat bersalin dengan
sehat dan memperoleh bayi yang sehat, deteksi dan antisipasi dini kehamilan,
serta deteksi dan antisipasi kelainan janin.
Pelayanan antenatal care terpadu adalah keterpaduan pelayanan dengan
beberapa program lain yang memerlukan intervensi selama kehamilan. Tujuan
dari ANC terpadu ini adalah menyediakan pelayanan yang komperhensif dan
berkualitas, menghilangkan missed opportunity, deteksi dini
kelainan/penyakit/gangguan pada ibu hamil, intervensi dini terhadap kelainan
attau gangguan atau penyakit lain, serta menyediakan rujukan sesuai dengan
sistem yang ada
2. Standar Pelayanan Anc Terpadu (10 T)
a. Timbang berat badan dan ukur tinggi badan
Tinggi badan ibu dikategorikan adanya resiko apabila hasil pengukuran
< 145 cm. Kenaikan berat ibu hamil normal rata-rata antara 6,5 kg sampai 16
kg.
b. Pemeriksaan tekanan darah
Diukur setiap kali ibu datang atau berkunjung. Deteksi tekanan darah
yang cenderung naik diwaspadai adanya gejala hipertensi dan preeklamsi.
Tekanan darah normal berkisar 120/80 mmHg.
c. Nilai status gizi (ukur lingkar lengan atas)
Pengukuran ini merupakan satu cara untuk mendeteksi dini adanya
kekurangan gizi saat hamil. Jika kekurangan nutrisi, penyaluran gizi ke janin
akan berkurang dan mengakibatkan pertumbuhan terhambat juga potensi bayi
lahir dengan berat rendah. Cara pengukuran ini dilakukan dengan mengukur
lingkar lengan atas (LILA).
d. Pengukuran tinggi fundus uteri
Menggunakan pita sentimeter, letakan titik nol pada tepi atas simpisis
dan rentangkan sampai fundus uteri (fundus tidak boleh ditekan).
Tabel 1. Tinggi Fundus Uteri
No Tinggi fundus uteri (cm) Umur kehamilan dalam
minggu
1. 12 cm 12
2. 16 cm 16
3. 20 cm 20
4. 24 cm 24
5. 28 cm 28
6. 32 cm 32
7. 36 cm 36
8. 40 cm 40
Sumber: (E. Walyani, 2015).
e. Tentukan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ)
Tujuan dari pemeriksaan ini adalah untuk memantau, mendeteksi, dan
menghindari faktor risiko kematian prenatal yang disebabkan oleh hipoksia,
gangguan pertumbuhan, cacat bawaan, dan infeksi. Pemeriksaan denyut
jantung sendiri biasanya dapat dilakukan pada usia kehamilan 16 minggu.
f. Pemberian tablet tambah darah (Tablet Fe)
Untuk memenuhi kebutuhan volume darah pada ibu hamil dan nifas,
karena masa kehamilan kebutuhan meningkat seiring dengan pertumbuhan
janin.
g. Pemberian imunisasi TT
Untuk melindungi dari tetanus neonatorium. Efek samping TT yaitu nyeri,
kemerah-merahan dan bengkak untuk 1-2 hari pada tempat penyuntikan.
Tabel 2. Imunisasi TT
Imunisasi Interval % Masa
Perlindungan Perlindungan
TT 1 Pada kunjungan 0% Tidak ada
ANC pertama
TT 2 4 minggu 80 % 3 tahun
setelah TT 1
TT 3 6 bulan setelah 95 % 5 tahun
TT 2
TT 4 1 tahun setelah 99 % 10 tahun
TT 3
TT 5 1 tahun setelah 99 % 25 tahun/seumur
TT 4 hidup
Sumber: (E. Walyani, 2015).
h. Tes laboratorium (rutin dan khusus)
Pemeriksaan loboratorium terdiri dari pemeriksaan kadar hemoglobin,
golongan darah, tes human immunodeficiency virus (HIV) juga penyakit
menular seksual lainnya, dan rapid test untuk malaria.
i. Tatalaksana kasus
Ibu hamil berhak mendapatkan fasilitas kesehatan yang memiliki
tenaga kesehatan yang kompeten, serta perlengkapan yang memadai untuk
penanganan lebih lanjut di rumah sakit rujukan. Apabila terjadi sesuatu hal
yang dapat membahayakan kehamilan, maka ibu hamil menerima penawaran
untuk segera mendapatkan tatalaksana kasus.
j. Temu wicara
Konseling adalah suatu bentuk wawancara (tatap muka) untuk
menolong orang lain memperoleh pengertian yang lebih baik mengenai
dirinya dalam usaha untuk memahami dan mengatasi permasalahan yang
sedang dihadapiya.
3. Ketidaknyamanan Dalam Kehamilan, Persalinan, dan Nifas
a. Ketidaknyamanan dalam kehamilan
1) Trimester I
a) Mual muntah
b) Hipersaliva
c) Pusing
d) Mudah lelah
2) Trimester II
a) Pusing
b) Sering berkemih
c) Nyeri perut bawah
d) Nyeri punggung
e) Flek kehitaman pada wajah dan sikatri
f) Konstipasi
g) Sekret vagina berlebih
h) Penambahan berat badan
i) Perubahan psikologi
3) Trimester III
a) Sering buang air kecil
b) Pegal-pegal
c) Hemoroid
d) Kram dan nyeri pada kaki
e) Gangguan pernafasan
f) Oedema
b. Ketidaknyamanan Pada Persalinan
Ketidaknyamanan yang terjadi pada ibu bersalin diantaranya nyeri
persalinan. Nyeri persalinan merupakan nyeri yang kompleks, sensasi tidak
enak/rasa sakit selama persalinan yang disebabkan kontraksi uterus, tekanan
pada serviks, kandung kemih, dan usus oleh bagian terendah janin, peregangan
dari jalan lahir dan vagina, posisi janin, aliran darah miometrial, proses
peradangan dari otot uterus, aspek psikoologis dan kontraksi uterus bawah
serta kondisi isomterik tertentu. Rasa nyeri saat bersalin dapat menimbulkan
rasa khawatir, tegang, dan kecemasan
c. Ketidaknyamanan Pada Saat Nifas
Ketidaknyamanan sebagai akibat dari perubahan fisik yang dialami
ibu, misalnya rasa mules akibat dari kontraksi rahim, payudara terasa bengkak,
akinat luka jahitan, dan sebagainya.
4. Tanda Bahaya Pada Kehamilan, Persalinan, dan Nifas
a. Dalam (E. Walyani, 2015) mengatakan ada tujuh tanda bahaya kehamilan, yaitu:
1) Perdarahan pervaginam.
2) Sakit kepala yang hebat.
3) Penglihatan kabur.
4) Bengkak diwajah dan jari-jari tangan.
5) Keluar cairan pervaginam.
6) Gerakan janin tidak terasa.
7) Nyeri abdomen yang hebat.
b. Tanda bahaya persalinan
1) Bayi tidak lahir dalam 12 jam sejak terasa mulas(multipara) dan 8 jam
untuk primipara
2) Tali pusat atau tangan/kaki bayi terlihat pada jalan lahir
3) Tidak kuat mengejan
4) Mengalami kejang-kejang
5) Air ketuban keluar dari jalan lahir sebelum mulas
6) Air ketuban keruh dan berbau
7) Setelah bayi lahir, ari-ari tidak bisa keluar
8) Gelisah atau mengalami kesakitan yang hebat
9) Keluar darah banyak ketika bayi lahir
c. Tanda Bahaya Nifas Menurut (Wahyuningsih, 2018):
1) Perdarahan postpartum dapat dibedakan menjadi sebagai berikut.
a) perdarahan postpartum primer (early postpartum hemorrhage) adalah
perdarahan lebih dari 500-600 ml dalam masa 24 jam setelah anak
lahir.
b) Perdarahan postpartum sekunder (late postpartum hemorrhage) adalah
perdarahan dengan konsep pengertian yang sama seperti perdarahan
postpartum primer namun terjadi setelah 24 jam postpartum hingga
masa nifas selesai.
2) Infeksi pada masa postpartum
Infeksi masa nifas masih merupakan penyebab utama morbiditas dan
mortalitas ibu. Gejala umum infeksi berupa suhu badan panas, malaise,
denyut nadi cepat. Gejala lokal dapat berupa uterus lembek, kemerahan
dan rasa nyeri pada payudara atau adanya disuria.
a) Lokhea yang berbau busuk (bau dari vagina).
b) Pengecilan uterus yang terganggu.
c) Nyeri pada perut dan pelvis.
d) Pusing dan lemas yang berlebihan, sakit kepala, nyeri epigastrik, dan penglihatan
kabur.
e) Suhu tubuh ibu lebih dari 38oC.
f) Payudara yang berubah menjadi merah, panas, dan terasa sakit.
g) Kehilangan nafsu makan dalam waktu yang lama.
h) Rasa sakit, merah, lunak dan pembengkakan di wajah maupun ekstremitas.
i) Demam, muntah, dan rasa sakit waktu berkemih.
II. PENJELASAN TENTANG P4K
1. Definisi
Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) merupakan
suatu kegiatan yang difasilitasi oleh bidan di desa dalam rangka peningkatan
peran aktif suami, keluarga dan masyarakat dalam merencanakan persalinan yang
aman dan persiapan menghadapi komplikasi bagi ibu hamil, termasuk
perencanaan penggunaan KB pasca persalinan dengan menggunakan stiker
sebagai media notifikasi sasaran dalam rangka meningkatkan cakupan dan mutu
pelayanan kesehatan bagi ibu dan bayi baru lahir
2. Tujuan
Menurut Departeman Kesehatan Republik Indonesia (2009), tujuan P4K
digolongkan menjadi 2 yaitu:
a. Tujuan umum
Meningkatkan cakupan dan mutu pelayanan kesehatan bagi ibu hamil
dan bayi baru lahir melalui peningkatan peran aktif keluarga dan
masyarakat dalam merencanakan persalinan yang aman dan persiapan
menghadapi komplikasi dan tanda bahaya kebidanan bagi ibu sehingga
bersalin dengan aman dan melahirkan bayi yang sehat.
b. Tujuan khusus Tujuan khusus program P4K yaitu :
1)Dipahami setiap persalinan beresiko oleh masyarakat
luas.
2)Memfokuskan pola motivasi kepada keluarga saat ANC
dan adanya rencana persalinan yang disepakati antara
ibu hamil, suami, keluarga dengan bidan.
3)Terdatanya sasaran dan terpasangnya stiker P4K.
4)Adanya kesiapan menghadapi komplikasi yang
disepakati ibu hamil, suami, dan keluarga dengan bidan.
5)Adanya dukungan secara luas dari tokoh-tokoh
masyarakat baik formal maupun non formal, kader, dan
dukun bayi.
6)Memantau kemitraan antara bidan, dukun bayi, dan
kader.
7)Adanya rencana alat kontrasepsi setelah melahirkan
yang disepakati antara ibu hamil, suami, dan keluarga,
dengan bidan atau tenaga kesehatan.
3. Manfaat P4K
Manfaat P4K menurut Departemen Kesehatan RI (2009) diantaranya :
a. Percepat fungsi desa siaga.
b. Meningkatkan cakupan pelayanan Antenatal Care (ANC) sesuai standar.
c. Meningkatkan cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan terampil.
d. Meningkatkan kemitraan bidan dan dukun.
e. Tertanganinya kejadian komplikasi secara dini.
f. Meningkatnya peserta KB pasca salin.
g. Terpantaunya kesakitan dan kematian ibu dan bayi.
h. Menurunnya kejadian kesakitan dan kematian ibu serta bayi.
4. Manfaat Pengisian dan Pemasangan Stiker
Melalui stiker, pendataan dan pemantauan ibu hamil dapat dilakukan secara
intensif oleh bidan bersama dengan suami, keluarga, kader, masyarakat, forum
peduli KIA ; serta pendeteksian dini kejadian komplikasi sehingga ibu hamil dapat
menjalani kehamilan dan persalinan dengan aman dan selamat, serta bayi yang
dilahirkan sehat.
6. bidan menyampaikan hasil pemeriksaan kepada ibu bahwa ibu telah hamil dengan
usia kehamilan 10 minggu
usia kehamilan juga bisa dihitung menggunakan rumus Neagle yang dihitung
berdasarkan Hari Pertama Haid Terakhir (HPHT). Rumus = (Hari +7), (Bulan-3),
(Tahun + 1) dari rumus itu ibu bisa mengetahui umur kehamilan ibu sudah berapa
minggu.
7. bidan membuat janji dengan ibu hamil bahwa akan ada kunjungan rumah
Menurut Saifuddin (2010) setiap wanita hamil menghadapi risiko
komplikasi yang bisa mengancam jiwanya. Oleh karena itu, setiap wanita
hamil memerlukan sedikitnya empat kali kunjungan selama periode
antenatal. Kunjungan antenatal sebaiknya dilakukan paling sedikit 4 kali
selama kehamilan.
a. Satu kali pada trimester pertama (usia kehamilan 0-14 minggu).
b. Satu kali pada trimester kedua (usia kehamilan 15-28 minggu).
c. Dua kali pada trimester ketiga (usia kehamilan antara minggu 29-36
dan sesudah minggu ke 36).
IV. KUNJUNGAN RUMAH PERTAMA
1. Bidan melakukan kunjungan rumah sesuai dengan waktu yang telah disepakati
Bersama
6. Bidan memastikan apakah ibu sudah memiliki BUKU KIA, dan mengingatkan
ibu hamil untuk membaca, mengerti isinya, dan mengingatkan ibu hamil
untuk membawa buku KIA setiap melakukan pemeriksaan kehamilan di
puskesmas, serta menjaga agar tidak rusak dan hilang.
3. Pengambilan Keputusan
Pengambilan keputusan diskusi dengan pasangan pada saat awal
memasuki trimester III. Karena proses persalinan merupakan hal yang unik
(dan baru bagi pasangan yang baru pertama kali mengalaminya) Hal ini
penting untuk meminimalisasi kemungkinan konflik (Gunawan, 2010).
Membuat rencana untuk pengambilan keputusan jika terjadi kegawat
daruratan pada saat pengambil keputusan utama tidak ada.
4. Transportasi
Direncanakan sejak awal memasuki trimester III kehamilan. Karena
untuk mempersiapkan sistem transportasi jika terjadi kegawatdaruratan.
5. Darah
Siapkan orang yang akan menjadi pendonor darah jika transfusi diperlukan
6. Uang
Ingatkan pada keluarga agar membawa uang dalam jumlah yang cukup
untuk membeli obat-obatan yang perlukan dan bahan-bahan yang
diperlukan selama ibu dan bayi baru lahir tinggal difasilitas rujukan.