1. memberikan batasan-batasan terhadap kendaraan yang berlalu-lalang dalam membawa
beban yang melebihi muatan yang telah ditetapkan, beban yang berlebihan ini akan mempercepat kerusakan pada jalan sebelum waktu/umur yang ditetapkan 2. perbaikan secara non-struktural, berupa :HRS (Hot Rolled Sheets), Untuk mengatasi kerusakan berupa retak buaya yang terjadi pada lapis permukaan jalan yang kondisinya belum terjadi alur/amblesan 3. patching dengan perbaikan tanah dasar atau melakukan pelapisan (overlay) disertai pekerjaan lavelling, Untuk memperbaiki kerusakan pada lokasi pengkerasan yang telah mengalami kerusakan retak dan terjadi alur/ambles 4. membuat saluran drainase yang memiliki fungsi untuk menangkap air dan mengalirkan air agar tidak terjadi banjir di jalan raya saat musim penghujan datang 5. memberikan perawatan berkala agar kerusakan ini tidak terjadi terus-menerus dan hanya menghabiskan dana semata 6. Untuk pihak pasar dalam membuat suatu jalan raya harus memberikan bahan-bahan yang dibutuhkan dalam penyelenggaraan jalan umum atas dasar harga kontruksi yang ekonomis dan tanpa mengesampingkan mutu dan kekuatannya. 7. daur ulang lapis perkerasan lama dengan aspal busa (foam bitumen). Model ini merupakan salah satu sistem daur ulang campuran dingin yang dapat digunakan sebagai alternatif penanganan rehabilitasi dan rekonstruksi jalan. Keuntungannya, menggunakan teknologi ini dapat mengurangi penggunaan agregat baru dan mencegah penambahan tinggi perkerasan terhadap fasilitas jalan lainnya. Proses pengerjaan pun bisa dilakukan di sentral (in plant) atau di tempat ( in place).