No 2 :
PPh 21 final adalah pajak yang dikenai secara langsung saat Wajib Pajak atau WP menerima gaji, biasanya
pajak final ini akan langsung disetorkan kepada WP. Tarif yang dikenai dari PPh 21 final ditentukan
berdasarkan pengenaan tertentu atas gaji atau penghasilan yang diterima selama 1 tahun periode kerja
berjalan.
No 3 :
1. PPh Pasal 21 yang bersifat final atas penghasilan berupa uang pesangon, uang manfaat pensiun,
tunjangan hari tua, dan jaminan hari tua yang dibayarkan sekaligus diatur dalam PP 68 Tahun
2009.
2. PPh Pasal 21 yang bersifat final atas penghasilan yang diterima Pejabat Negara, PNS, anggota TNI,
anggota Polri dan pensiunannya berupa honorarium dengan nama dan dalam bentuk apapun yang
menjadi beban APBN atau APBD diatur dalam PP 80 Tahun 2010.
No 4 :
Bapak Fandi menerima penghasilan berupa honorarium oleh Dinas ABC (artinya beban APBD/APBN)
sedangkan status Fandi sendiri adalah PNS yang bergolongan IVa sehingga objek PPh 21 yang diterima
adalah bapak Fandi adalah PPh 21 Final (atas honorarium yang diterima PNS dari beban APBN/APBD)
Bapak Ikhsan meski menerima honorarium yang bersumber dari APBN/APBD namun karena dia bukan
seorang Pejabat Negara, PNS, Polri/TNI maka ini dipersamakan sebagai Pekerjaan Bebas maka PPh 21 yang
diterima bersifat tidak final PPh 21 Yang diPotong
1. Bapak Fandi
= Penghasilan Yang Diterima x Tarif PPH Final
= Rp. 3.000.000 x 15 %
= Rp. 450.000
2. Bapak Ikhsan
= Penghasilan Yang Diterima x50% x Tarif PPh Pasal 17
= Rp.3000.000 x 50% x 5%
= Rp. 75.000