OLEH :
Winka Futria Afeka
144011926070
1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala
rahmat dan kasih-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini
dalam bentuk Studi Kasus dengan judul “Asuhan Keperawatan Pada Anak E.M Dengan
Masalah Pemenuhan Kebutuhan Dasar Rasa Aman Nyaman di Ruang Mawar Rumah
Sakit Bhayangkara kupang”.
Penulis menyadari sangatlah sulit bagi penulis untuk menyelesaikan Karya Tulis
Ilmiah ini tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak sampai terselesaikannya
laporan hasil Karya Tulis Ilmiah ini.
Akhir kata, penulis menyadari bahwa Studi Kasus ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, segala kritik dan saran yang membangun sangat
diharapkan agar dapat digunakan penulis untuk menyelesaikan Studi Kasus ini
selanjutnya.
Palembang
Penulis
2
DAFTAR ISI
Halaman
Sampul.....................................................................................................................1
Kata Pengantar.........................................................................................................2
Daftar Isi...................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................4
1.1 Latar Belakang............................................................................................4
1.2 Tujuan Penulisan Studi Kasus.....................................................................3
1.2.1 Tujuan Umum................................................................................3
1.2.2 Tujuan Khusus...............................................................................3
1.3 Manfaat Penulisan.......................................................................................4
1.3.1 Manfaat Bagi Penulis.....................................................................4
1.3.2 Manfaat Bagi Institusi pendidikan.................................................4
..........................................................................................................
1.3.3 Manfaat Bagi Pasien......................................................................4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................7
2.1 Konsep Keluarga........................................................................................7
2.1 Konsep Urtikaria.......................................................................................21
2.2 Konsep Dasar Asuhan Keperawatan.........................................................28
2.2.1 Pengkajian Keperawatan..............................................................28
2.2.2 Diagnosa Keperawatan................................................................29
2.2.3 Rencana Keperawatan..................................................................31
2.2.4 Implementasi Keperawatan.........................................................31
2.2.5 Evaluasi Keperawatan.................................................................31
BAB III KERANGKA STUDI KASUS................................................................39
BAB IV METODE STUDI KASUS.....................................................................41
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN.................................................................45
4.1 Kesimpulan..............................................................................................46
4.2 Saran........................................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................47
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut kaplan, urtikaria adalah lesi kulit yang terdiri atas reaksi lokal edema
intrakutan dan dikelilingi oleh area area kemerahan serta disertai dengan pruritus.
Pasien dengan urtikaria menempati proporsi besar yang datang ke klinik alergi.
antara 0,05% - 20%. Sedangkan di Indonesia, prevalensi urtikaria belum diketahui secara
pasti. Penelitian di Palembang tahun 2007 pada 3000 remaja usia 14-19 tahun,
B. Batasan Masalah
Karya Tulis ilmiah ini difokuskan pada keluarga dengan gangguan urtikaria di
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
4
b. Diskripsikan diagnosa keperawatan keluarga dengan gangguan urtikaria di
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Pendidikan
Penulis berharap hasil dari penelitian ini dapat menjadi bermanfaat dan
menjadi tambahan ilmu untuk Jurusan Keperawatan dan dapat menjadi acuan dan
Makalah ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan informasi dan untuk
3. Bagi Akademik
Makalah ini dapat dijadikan sebagai bahan acuan atau masukan di jurusan
5
E. Implikasi Studi Kasus
motivasi dan edukasi faktor pencetus pada pasien urtikaria. Pada kasus ini
Peran perawat sebagai advokat pada pasien urtikaria dalam upaya menghindari
resiko lebih lanjut yang dapat terjadi pada pasien saat terjadi urtikaria, disini
perkembangan keluarga.
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Konsep Keluarga
a. Definisi Keluarga
Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama dengan
Keluarga adalah satu atau lebih individu yang tinggal bersama, sehingga
mempunyai ikatan emosional dan mengembangkan dalam interelasi sosial, peran dan
Keluarga adalah dua atau lebih dari dua individu yang tergabung karena
hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka hidup dalam
suatu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain, dan di dalam perannya masing-
beberapa individu yang tinggal dalam sebuah keluarga yang mempunyai ikatan
perkawinan, ada hubungan keluarga, sanak famili, maupun adopsi yang hidup
b. Tipe Keluarga
7
Keluarga yang memerlukan pelayanan kesehatan berasal dari berbagai
macam pola kehidupan. Sesuai dengan perkembangan sosial maka tipe keluarga
keluarga menurut Andarmoyo (2012 : 6), yakni antara lain sebagai berikut :
a) The Nuclear family (Keluarga inti), yaitu keluarga yang terdiri dari suami
b) The dyad family, suatu rumah tangga yang terdiri dari suami istri tanpa
anak.
c) Keluarga usila, keluarga terdiri dari suami dan istri yang sudah usia lanjut,
d) The childless, yaitu keluarga tanpa anak karena telambat menikah, bisa
e) The Extended family, keluarga yang terdiri dari keluarga inti ditambah
f) “Single parent” yaitu keluarga yang terdiri dari satu orang tua dengan anak
(kandung atau angkat). Kondisi ini dapat disebabkan oleh perceraian atau
kematian).
g) Commuter family, kedua orang tua bekerja diluar kota dan bisa berkumpul
8
h) Multigeneration family, beberapa generasi atau kelompok umur yang
j) Blended family, keluarga yang dibentuk dari janda atau duda dan
k) “Single adult living alone” yaitu suatu rumah tangga yang terdiri dari satu
orang dewasa.
a) The unmarried teenage mother, keluarga yang terdiri dari satu orang
c) Commune family, yaitu lebih satu keluarga tanpa pertalian darah yang hidup
serumah.
e) Gay and lesbian family, seorang yang mempunyai persamaan sex tinggal
9
g) Group marriage family, beberapa orang dewasa yang telah merasa saling
h) Group network family, beberapa keluarga inti yang dibatasi oleh norma dan
aturan, hidup berdekatan dan saling menggunakan barang yang sama dan
i) Foster family, keluarga yang menerima anak yang tidak ada hubungan
k) Gang, keluarga yang destruktif dari orang-orang muda yang mencari ikatan
c. Struktur Keluarga
yaitu:
sendiri dan perannya di lingkungan masyarakat atau peran formal dan informal.
10
Menggambarkan bagaimana cara dan pola komunikasi ayah ibu, orang tua
dengan anak, anak dengan anak, dan anggota keluarga lain (pada keluarga besar)
kelompok lain
1) Keluarga Pra-sejahtera
keluarga yang belum dapat memenuhi salah satu atau lebih indikator keluarga
sejahtera tahap I.
11
Keluarga yang telah dapat memenuhi kebutuhan dasar secara minimal,
Tahap I :
a) Melaksanakan ibadah.
kesehatan).
II :
seminggu.
12
e) Luas lantai tiap penghuni rumah 8 M2 per orang.
h) Bisa baca tulis latin bagi setiap anggota keluarga yg berumur 10-60 tahun.
j) Anak hidup 2 atau lebih, keluarga masih PUS, saat ini memakai
kontrasepsi.
secara teratur dalam bentuk material dan keuangan, juga berperan serta aktif
13
5) Keluarga Sejahtera Tahap III Plus (KS III Plus)
Keluarga miskin adalah keluarga prasejahtera dan keluarga sejahtera I (KS I).
tetap.
14
i) Kesehatan (anak sakit/pasangan usia subur ingin ber-KB tidak bisa
d. Fungsi Keluarga
1) Fungsi afektif
afektif adalah :
kasih sayang dang dukungan dari anggota yang lain maka kemampuannya
15
didalam keluarga merupakan modal dasar dalam memberi hubungan
2) Fungsi sosialisasi
dan keluarga dicapai melalui interaksi atau hubungan antar anggota keluarga
keluarga.
16
3) Fungsi reproduksi
daya manusia.
4) Fungsi ekonomi
semua anggota keluarga, seperti kebutuhan makanan, tempat tinggal dan lain
sebagainya.
a) Mengenal masalah
17
Tugas perkembangan keluarga menurut Muhlisin (2012 : 40) yaitu :
privasi, keamanan.
b) Mensosialisasikan anak.
perkawinan dan hubungan orang tua dan anak) dan diluar keluarga
18
4) Tahap IV : Keluarga dengan anak usia sekolah
c) Membantu orang tua suami/isteri yang sedang sakit dan memasuki masa
tua.
19
8) Tahap VIII : Keluarga dalam masa pensiun dan lansia
dan pendapatan.
f. Peran Keluarga
Ayah sebagai suami dan ayah dari anak-anak berperan mencari nafkah,
Ibu sebagai istri dan ibu dari anaknya berperan untuk mengurus rumah
keluarga sosial serta sebagai masyarakat dan lingkungan. Disamping itu dapat
20
Anak melaksanakan peran psikososial sesuai dengan tingkat
2.1 PENGERTIAN
Urtikaria atau biduran adalah penyakit alergi yang sangat mengganggu dan
membuat penderita atau dokter kadang frustasi. Frustasi karena pada keadaan tertentu gangguan
ini sering hilang timbul tanpa dapat diketahui secara pasti penyebabnya. Kesulitan mencari
penyebab ini terjadi karena faktor yang berpengaruh sangat banyak dan sulit dipastikan. Secara
umum yang mendasari utama biasanya adalah penderita memang punya bakat alergi kulit yang
didasari oleh alergi makanan dan dipicu oleh hilang timbulnya infeksi virus dalam tubuh
(gejalanya demam, sumeng atau tanpa demam, pilek, badan pegal (sering dikira kecapekan),
batuk atau gangguan saluran cerna).
Urtikaria adalah lesi sementara yang terdiri dari bentol sentral yang dikelilingi oleh
haloeritematosa. Lesi tersendiri adalah bulat, lonjong, atau berfigurata, dan seringkali
menimbulkan rasa gatal. (Harrison, 2005)
Urtikaria, yang dikenal dengan hives, terdiri atas plak edematosa (wheal) yang terkait
dengan gatal yang hebat (pruritus). Urtikaria terjadi akibat pelepasan histamine selama respons
peradangan terhadap alegi sehingga individu menjadi tersensitisasi. Urtikaria kronis dapat
menyertai penyakit sistemik seperti hepatitis, kanker atau gangguan tiroid. (Elizabeth, 2007)
Urtikaria merupakan istilah klinis untuk suatu kelompok kelainan yang ditandai dengan
adanya pembentukan “bilur-bilur” – pembekakan kulit yang dapat hilang tanpa meninggalkan
bekas yang terlihat. Pada umumnya kita semua pernah merasakan salah satu bentuk urtikaria
akibat jath (atau didorong) hingga gatal-gatal. Gambaran patologis yang utama adalah
didapatkannya edema dermal akibat terjadinya dilatasi vascular, seringkali sebagai respons
terhadap histamine (dan mungkin juga mediator-mediator yang lain) yang dilepas oleh sel mast.
(Tony, 2005)
1. URTIKARIA AKUT
Urtikaria akut hanya berlansung selama beberapa jam atau beberapa hari. yang sering
terjadi penyebabnya adalah:
1. adanya kontak dengan tumbuhan ( misalnya jelatang ), bulu binatang/makanan.
21
2. akibat pencernaan makanan, terutama kacang-kacangan, kerangan-kerangan dan
strouberi.
3. akibat memakan obat misalnya aspirin dan penisilin.
2. URTIKARIA KRONIS
Biasanya berlangsung beberapa minggu, beberapa bulan, atau beberapa tahun. pada
bentuk urtikaria ini jarang didapatkan adanya faktor penyebab tunggal.
3. URTIKARIA PIGMENTOSA
Yaitu suatu erupsi pada kulit berupa hiperpigmentasi yang berlangsung sementara,
kadang-kadang disertai pembengkakan dan rasa gatal.
4. URTIKARIA SISTEMIK ( PRURIGO SISTEMIK )
Adalah suatu bentuk prurigo yang sering kali terjadi pada bayi kelainan khas berupa
urtikaria popular yaitu urtikaria yang berbentuk popular-popular yang berwarna
kemerahan.
Berdasarkan penyebabnya, urtikaria dapat dibedakan menjadi:
1. heat rash yaitu urtikaria yang disebabkan panas.
2. urtikaria idiopatik yaitu urtikaria yang belum jelas penyebabnya atau sulit dideteksi.
3. cold urtikaria adalah urtikaria yang disebabkan oleh rangsangan dingin.
4. pressure urtikaria yaitu urtikaria yang disebabkan rangsangan tekanan.
5. contak urtikaria yaitu urtikaria yang disebabkan oleh alergi.
6. aquagenic urtikaria yaitu urtikaria yang disebabkan oleh rangsangan air.
7. solar urtikaria yaitu urtikaria yang disebabkan sengatan sinar matahari.
8. vaskulitik urtikaria.
9. cholirgening urtikaria yaitu urtikaria yang disebabkan panas, latihan berat dan stress.
2.3 ETIOLOGI
Berdasarkan kasus-kasus yang ada, paling banyak urtikaria di sebabkan oleh alergi,
baik alergi makanan, obat-obatan, dll.
1. Obat
Bermacam-macam obat dapat menimbulkan urtikaria,baik secara imulogik maupun
imunologik,hampit semua obat dapat menimbulkan urtikaria secara imunologik tipe I
22
dan II.contohnya adalah obat-obat tipe penicilin,sulfonamid,analgesik,pencahar,hormon
dan diuretik.aspirin menimbulkan urtikaria karena menghambat sintesis prostaglandin
dari asam arakidonat.
2. Makanan
Peranan makanan ternyata lebih penting pada urtikaria yang akut,umumnya akibat reaksi
imunolgik,makanan berupa protein atau bahan lain yang di campurkan ke dalam nya
seperti zat warna,penyedap rasa,atau bahan pengawet.sering menimbulkan urtikaria.
3. Gigitan/sengatan serangga
Gigitan serangga dapat menimbulkan urtikaria setempat,agaknya hal ini di perantarai
oleh IgE(tipe I) dan tipe seluler(tipe IV).nyamuk,lebah dan serangga lainnya
menimbulkan urtikaria bentuk papul di sekitar tempat gigitan,biasanya sembuh sendiri.
4. Bahan Fotosensitizer
Bahan semacam ini,biasanya griseofulvin,Fenotiazin,sulfonamid,bahan kosmetik,dan
sabun germisid.
5. Inhalan
Berupa serbuk sari bunga,spora jamur,debu,bulu binatang,dan aerosol,umumnya lebih
mudah menimbulkan urtikaria alergik (tipe I).
6. Kontraktan
Yang sering menimbulkan urtikaria adalah bulu binatang,serbuk tekstil,air liur
binatang ,tumbuh-tumbuhan buah-buahan ,bahan kimia dan bahan kosmetik.
7. Trauma fisik
Dapat di akibatkan oleh faktor dingin,yakni berenang atau memegang benda
dingin,Faktor panas misalnya sinar matahari,radiasi dan pana pembakaran.Faktor
tekanan yaitu,goresan,pakaian ketat,ikat pinggang,dan tekanan berulang-ulang
yakni,pijatan,keringan,pekerjaan berat dan demam.
8. Infeksi dan infestasi
Bermacam-macam infeksi misalnya infeksi bakteri,virus,jamur,maupun infestasi
parasit.infeksi oleh bakteri contohnya infeksi pada tonsil,infeksi gigi,dan sinusitis,dan
infestasi cacing pita,cacing tambang,dapat menyababkan urtikaria.
2.4 PATOFISIOLOGI
Sebenarnya patofisiologi dari urtikaria ini sendiri mirip dengan reaksi hipersensifitas.
23
Pada awalnya alergen yang menempel pada kulit merangsang sel mast untuk membentuk
antibodi IgE, setelah terbentuk, maka IgE berikatan dengan sel mast. Setelah itu, pada saat
terpajan untuk yang kedua kalinya, maka alergen akan berikatan dengan igE yang sudah
berikatan dengan sel mast sebelumnya. Akibat dari ikatan tersebut, maka akan mengubah
kestabilan dari isi sel mast yang mengakibatkan sel mast akan mengalami degranulasi dan pada
akhirnya sel mast akan mengekuarkan histamin yang ada di dalamnya. Perlu diketahui bahwa
sanya sel mast adalah mediator kimia yang dapat menyebabkan gejala yang terjadi pada
seseorang yang mengalami urtikaria.
Pada urtikaria, maka gejala yang akan terjadi dapat meliputi merah, gatal dan sedikit ada
benjolan pada permukaan kulit. Apa yang menyebabkan hal itu terjadi ??? , Begini
jawabannya,pada dasarnya sel mast ini sendiri terletak didekat saraf perifer, dan pembuluh
darah. Kemerahan dan bengkak yang terjadi karena histamin yang dikeluarkan sel mast itu
menyerang pembuluh darah yang menyebabkan vasodilatasi dan peningkatan permeabilitas.
Gatal yang terjadi juga diakibatkan karena histamin menyentuh saraf perifer.
Urtikaria terjadi akibat vasodilatasi dan peningkatan permiabilitas dari kapiler atau
pembuluh darah kecil sehingga terjadi transudasi cairan dari pembuluh darah di kulit. Hal in
karena adanya pelepasan mediator kimia dari sel mast atau basofil terutama histamin.
Pelepasan mediator ini dapat terjadi melalui mekanisme :
- Imunologi (terutama reaksi hipersensitivitas tipe I kadang kadang tipe II)
- Non imunologi (“chemical histamine liberator”, agen fisik, efek kolinergik).
Baik faktor imunologi maupun nonimunologi mampu merangsang sel mas atau basofil
untuk melepaskan mediator. Pada yang imunologi mungkin sekali siklik AMP(adenosine mono
phosphate) memegang peranan penting pada pelepasan mediator.beberapa bahan kimia seperti
golongan amin dan derivate amidin,obat-obatan seperti morfin,kodein,polimiksin,dan beberapa
anttibiotik berperan pada keadaan ini.
Faktor imunologik lebih berperan pada urtikaria yang akut dari pada yang
kronik,biasanya IgE terikat pada permukaan sel mas dan atau sel basofil karena adanya reseptor
Fc,bila ada antigen yang sesuai berikatan dengan IgE,maka terjadi degranulasi sel,sehingga
mampu melepaskan mediator.
2.5 PATHWAYS
Faktor-faktor pencetus :
Fx. Imunologik/non imunologik
24
Kulit
Melakukan Pertahanan
Pelepasan mediator
(H, SRSA, Serotonin,Kinin)
Anafilaksis Sistemik
Urtikaria
2.6 MANISFESTASI KLINIS
Gejalanya di sebabkan oleh reaksi dan serangan imunologi terhadap serum dan
obat,Keluhan utama biasanya gatal, rasa terbakar atau tertusuk. Tampak eritema (kemerahan)
dan edema (bengkak) setempat berbatas tegas, kadang-kadang bagian tengah tampak lebih
pucat. Urtika biasa terjadi dalam berkelompok. Satu urtika sendiri dapat bertahan dari empat
sampai 36 jam. Bila satu urtika menghilang, urtika lain dapat muncul kembali.Bila mengenai
organ dalam, misalnya saluran cerna dan napas, disebut angioedema. Pada keadaan ini jaringan
yang lebih sering terkena ialah muka, disertai sesak napas dan serak. Sekitar 40% penderita
urtikaria kronis akan menderita angioedema.
Dermografisme berupa edema dan eritema yang linear di kulit yang terkena goresan
benda tumpul,timbul dalam waktu kurang lebih 30 menit,urtikaria akibat penyinaran biasanya
pada gelombang 285-320 dan 400-500 nm,timbul setslah 18-72 jam penyinaran.
25
2.7 PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. a. Urtikaria akut. Uji laboratorium pada umumnya tidak diperlukan.
b. Urtikaria kronik. Jika penyebab agen fisik telah disingkirkan, maka penggunaan
pemeriksaan laboratorium, radiografik, dan patologik berikut ini dapat memberikan petunjuk
untuk diagnosis penyakit sistemik yang samar.
2. Uji rutin
a) Laboratorium. Hitung darah lengkap dengan diferensial, profil kimia, laju endap darah
(LED), T4, pengukuran TSH, urinalisis dan biakan urine, antibody antinuclear
b) Radiografik. Radiograf dada, foto sinus, foto gigi, atau panorex
c) Uji selektif. Krioglobulin, analisis serologic hepatitis dan sifilis, factor rheumatoid,
komplemen serum, IgM, IgE serum
d) Biopsi kulit. Jika laju endap darah meningkat, lakukan biopsy nyingkirkakulit untuk men
kemungkinan vaskulitis urtikaria.
2.8 PENATALAKSANAAN
1. Non Farmakologi
Yang bisa dilakukan untuk pengobatan secara non farmakologi ini adalah dengan
menghindari alergen yang diperkirakan sebagai penyebab dari urtikaria, tetapi pada
umumnya hal ini sulit dilaksanakan
2. Farmakologi
Pada kebanyakan keadaan, urtikaria merupakan penyakit yang sembuh sendiri yang
memerlukan sedikit pengobatan lainnya, selain dari antihistamin. Hidroksizin (Atarax) 0,5
ml/kg, merupakan salah satu antihistamin yang paling efektif untuk mengendalikan
urtikaria, tetapi difenhidramin (Benadryl), 1,25 mg/kg, dan antihistamin lainnya juga
efektif. Jika perlu, dosis ini dapat diulangi pada interval 4-6 jam.
Epinefrin 1 : 1000, 0,01 ml/kg, maksimal 0,3 ml, biasanya menghasilkan
penyembuhan yang cepat atas urtikaria akut yang berat. Hidroksizin (0,5 ml/kg setiap 4-6
jam) merupakan obat pilihan untuk urtikaria kolinergik dan urtikaria kronis. Penggunaan
bersama antihistamin tipe H1 dan H2 kadang-kadang membantu mengendalikan urtikaria
kronis. Antihistamin h2 saja dapat menyebabkan eksaserbasi urtikaria. Siproheptadin
(Periactin) (2-4 mg setiap 8-12 jam) terutama bermanfaat sebagai agen profilaksis untuk
urtikaria dingin.
Siproheptadin dapat menyebabkan rangsangan nafsu makan dan penambahan berat
pada beberapa penderita. Tabir surya merupakan satu-satunya pengobatan yang efektif
untuk urtikaria sinar matahari. Kortikosteroid mempunyai pengaruh yang bervariasi pada
urtikaria kronis ; dosis yang diperlukan untuk mengendalikan urtikaria sering begitu besar
26
sehingga obat-obat tersebut menimbulkan efek samping yang serius. Urtikaria kronis sering
tidak berespons dengan baik pada manipulasi diet. Sayang sekali, urtikaria kronis dapat
menetap selama bertahun-tahun.
2.9 KOMPLIKASI
1. Purpura dan excoriasi
2. Infeksi sekunder
3. Bibir kering
mengggunakan pendekatan yang sistematis untuk bekerja sama dengan keluarga dan
secara optimal agar tidak tergantung pada orang lain dalam memelihara
kesehatannya.
1) Pengumpulan Data
keluarga adalah :
a) Data Umum :
rekreasi keluarga.
c) Pengkajian Lingkungan :
d) Struktur Keluarga :
28
Sistem pendukung keluarga, pola komunkasi keluarga,
keuarga.
e) Fungsi keluarga :
g) Pemeriksaan Fisik :
h) Harapan Keluarga
b. Diagnosa
dengan etiologi yang berasal dari data-data pengkajian fungsi perawatan keluarga
29
1. Sifat masalah 1
a. Aktual(tidak/kurang sehat) 3
b. Ancaman kesehatan 2
c. Keadaan sejahtera 1
2. Kemungkinan masalah dapat di ubah 2
a. Mudah 2
b. Sebagian 1
c. Tidak dapat 0
3. Potensi masalah untuk dicegah 1
a. Tinggi 3
b. Cukup 2
c. Rendah 1
c. Intervensi
d. Implementasi
30
e. Evaluasi
dapat dilakukan dalam satu kali kunjunga, untuk itu dilakukan secara
planing).
1. Pengkajian
a. Pengumpulan data
1) Data umum
Komposisi keluarga
31
anggota keluarga yang lain sesuai dengan susunan kelahiran mulai dari
Genogram
tua).
f) Tipe keluarga
g) Suku bangsa
h) Agama
Mengkaji agama yang dianut oleh keluarga serta kepercayaan yang dapat
mempengaruhi kesehatan.
32
Status sosial ekonomi keluarga ditentukan oleh pendapatan baik dari kepala
keluarga maupun anggota keluarga lainnya. Selain itu status sosial ekonomi
Rekreasi keluarga tidak hanya dilihat dari kapan saja keluarga pergi
rekreasi.
inti.
belum terpenuhi.
33
imunisasi, sumber pelayanan kesehatan yang biasa di gunakan keluarga dan
dan istri.
3) Pengkajian lingkungan
a) Karakteristik rumah
jumlah ruangan, jumlah jendela, jarak septic tank dengan sumber air,
sumber air minum yang digunakan serta dilengkapi dengan denah rumah.
berpindah tempat.
serta perkumpulan keluarga yang ada dan sejauh mana interaksi keluarga
dengan masyarakat.
34
4) Struktur keluarga
setempat.
d) Struktur peran
maupun informal.
Menjelaskan mengenai nilai dan norma yang di anut oleh keluarga yang
5) Fungsi keluarga
a) Fungsi Afektif
Hal yang perlu dikaji yaitu gambaran diri anggota keluarga, perasaan
35
lainnya, bagaimana kehangatan tercipta pada anggota keluarga dan
b) Fungsi Sosialisasi
setempat.
d) Fungsi Reproduksi
keluarga?
36
e) Fungsi Ekonomi
dan papan?
keluarga?
permasalahan/stress.
permasalahan/stress.
7) Pemeriksaan Fisik
8) Harapan Keluarga
37
BAB III
A. Kerangka Konseptual
Kerangka konsep adalah suatu uraian san visualisasi tentang hubungan atau kaitan antar
konsep-konsep atau variabel yang akan diamati atau diukur melalui penelitian yang akan
38
dilakukan.(Notoatmojo, 2012). Adapun kerangka konsep pada penelitian ini sebagai
berikut:
B. Kerangka Kerja
Pengkajian
:pengumpulan data,
analisis data, Diagnosa
Intervensi
penentuan masalah keperawatan
39
Tidak berhasil
BAB IV
Desain studi kasus adalah deskriptif analitik dalam bentuk studi kasus untuk
kerja Puskesmas Perawatan Beringin Raya Bengkulu. Pendekatan yang digunakan adalah
Subyek studi kasus yang digunakan dalam penelitian asuhan keperawatan keluarga
dengan urtikaria di wilayah kerja Puskesmas Perawatan Beringin Raya Bengkulu adalah
individu dalam satu keluarga yang menderita urtikaria. Adapun subyek penelitian yang akan
diteliti berjumlah satu keluarga dengan satu kasus dengan masalah keperawatan urtikaria.
C. Fokus Studi
1. Asuhan keperawatan adalah suatu proses atau tahap kegiatan dalam praktik keperawatan
yang diberikan langsung kepada pasien dalam berbagai tatanan pelayanan kesehatan.
Asuhan keperawatan ini di lakukan dalam rangka memenuhi kebutuhan yang diperlukan
oleh penerima asuhan keperawtan (pasien) yang tahapnya terdiri dari pengkajian, diagnosa
40
2. Pasien dengan urtikaria adalah orang yang menerima perawatan medis atau asuhan
3. Urtikaria adalah
Wawancara (hasil anamnesis yang harus didapatkan berisi tentang identitas pasien,
keluhan utama, riwayat penyakit sekarang – dahulu - keluarga, riwayat psikologis, pola-pola
fungsi kesehatan). (Sumber data bisa dari pasien, keluarga, perawat lainnya).
pendekatan: inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi) pada sistem tubuh pasien. Data fokus
Lokasi studi kasus ini di wilayah kerja Puskesmas Perawatan Beringin Raya
Bengkulu .
Analisa data dilakukan dengan menyajikan hasil pengkajian yang dilakukan dengan
41
analisis dengan membandingkan dengan teori yang telah disusun pada bab sebelumnya (bab
2) untuk mendapatkan masalah keperawatan yang digunakan untuk menyusun tujuan dan
intervensi. Selanjutnya intervensi dilaksanakan kepada pasien sesuai rencana- rencana yang
sudah teratasi, teratasi sebagaian, dimodifikasi atau diganti dengan masalah keperawatan
yang lebih relevan. Hasil pengkajian, penegakkan diagnosa, intervensi, implementasi dan
evaluasi di tuangkan dalam bentuk narasi pada bab pembahasan, yang dibandingkan dengan
teori-teori yang sudah yang sudah disusun sebelumnya untuk menjawab tujuan penelitian.
Teknik analisis digunakan dengan cara observasi oleh peneliti dan studi dokumentasi yang
menghasilkan teori yang ada sebagai bahan untuk memberikan rekomendasi dalam intervensi
tersebut.
Dalam melakukan laporan asuhan keperawatan penulis terlebih dahulu meminta rekomendasi
dari pihak institusi pendidikan setelah mendapat rekomendasi tersebut peneliti mengajukan
permohonan izin kepada instansi tempat penelitian dalam hal ini diajukan kepada kepala UPT
Puskesmas Perawatan Beringin Raya Kota Bengkulu atau instansi yang bersangkutan. Setelah
penelitian meliputi:
1. Informed Consent
Lembar persetujuan yang akan diberikan responden yang akan diteliti dan memenuhi
kriteria inklusi dan disertai judul penelitian dan manfaat penelitian. Lembar persetujuan
42
diberikan kepada responden dengan memberi penjelasan tentang maksud dan tujuan
penelitian yang akan dilakukan, serta menjelaskan manfaat yang akan diperoleh bila
bersedia menjadi responden. Tujuan responden agar mengetahui dampak yang akan
terjadi selama pengumpulan data. Jika subyek bersedia menjadi responden, maka harus
responden melainkan hanya kode nomor atau kode tertentu pada lembar pengumpulan
data yang diisi oleh responden sehingga identitas tidak diketahui publik.
3. Confidential (Kerahasiaan)
Kerahasiaan informasi responden dijamin oleh peneliti dan hanya kelompok data tertentu
43
BAB IV
Penerapan asuhan keperawatan pada pasien urtikaria pada umumnya sama antara teori
dan kasus. Hal ini dapat dibuktikan dalam penerapan teori pada kasus An. E.M yang
dan evaluasi.
4.1.1 Pengkajian
Hasil pengkajian yang dilaksanakan pada An. E.M dengan hipertermi pada kasus
urtikaria meliputi panas, dan data obyektif yang diperoleh keadaan umum An. E.M
lemah, suhu tubuh pasien 37,9 oC, warna kulit kemerahan dan akral hangat.
Diagnosa keperawatan yang muncul pada An. E.M dengan hipertermi berhubungan
Semua intervensi keperawatan yang ditetapkan pada An. E.M sesuai dengan diagnosa
Iplementasi keperawatan yang dilakukan pada An. E.M semua sesuai dengan intervensi
44
4.1.5 Evaluasi Keperawatan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama tiga hari maka penulis melakukan
evaluasi pada An. E.M dengan dua diagnosa keperawatan sebagai berikut : 1) Hipertermi
inflamasi.
4.2 Saran
Setelah penulis melakukan asuhan keperawatan pada pasien dengan urtikaria, penulis
tanpa melihat latar belakang status ekonomi pasien, menjalin hubungan yang baik
dengan keluarga pasien maupun tim kesehatan lainnya serta dapat menambah fasilitas
keperawatan anak.
asuhan keperawatan pada pasien dengan faringitis akut dan dapat digunakan sebagai
45
DAFTAR PUSTAKA
Indonesia.
Efiaty Arsyad Soepardi. (2007). Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala
Potter, Patricia A. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses dan Praktik.
Jakarta : EGC.
46