Anda di halaman 1dari 16

Investasi Pemberdayaan Masyarakat oleh Koperasi Simpan Pinjam untuk

Mewujudkan Kesejahteraan bagi Komunitas Petani di Daerah Cepogo

Disusun Oleh :

1. Weni Dian Lestari (198520048)

2. Dinda Puspita Sari (198520198)

3.Meylan Sinthyia Nainggolan (198520199)

4.Hizkia Adimaswan Ginting (198520037)

5. Anggun Tasya (198520027)

6. Khadarman Buulolo (198520093)

PROGRAMSTUDIADMINISTRASIPUBLIK

FAKULTASILMUSOSIALDANILMUPOLITIK

UNIVERSITASMEDANAREA

MEDAN

2021
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur pada kehadiran Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala rahmat yang
diberikan-Nya sehingga tugas makalah Kelompok mata kuliah Pemberdayaan Sosial "Investasi
Pemberdayaan Masyarakat oleh Koperasi Simpan Pinjam untuk Mewujudkan Kesejahteraan bagi
Komunitas Petani di Daerah Cepogo"dapat terselesaikan dengan tepat waktu.

Makalah ini dibuat sebagai kewajiban untuk memenuhi Tugas Kelompok mata kuliah
Pemberdayaan Sosial.Makalah ini kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga memperlancar proses pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan terimakasih atas semua pihak yang berkontribusi.

Terlepas dari semua itu, Kami menyadari bahwa masih ada kekurangan baik dari segi
penyusunan kalimat maupun tata bahasanya oleh karena itu, dengan tangan terbuka kami
menerima segala saran dan kritik dari teman-teman dan Dosen mata kuliah Pemberdayaan Sosial
Ibu Nina Angelia.S.Sos,M.Si. Akhir kata kami berharap semoga isi dari makalah kami ini dapat
memberikan manfaat bagi seluruh pembaca.

Penulis

Kelompok

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................................ii
DAFTAR ISI.................................................................................................................................iii
BAB 1PENDAHULUAN...............................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.........................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...................................................................................................................3
1.3 Tujuan.......................................................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN................................................................................................................4
2.1 Makna dan Bagaimana Koperasi Simpan Pinjam di Kelola...............................................4
2.2 Tujuan Pendirian koperasi simpan pinjam di Desa Cepogo Kabupaten Boyolali,Jawa
Tengah.............................................................................................................................................4
2.3 Fungsi dan peran koperasi bagi perekonomian di Desa Cepogo,Kabupaten
Boyolali,Jawa Tengah....................................................................................................................5
2.4 Syarat-Syarat Pendirian Koperasi.........................................................................................7
2.5 Kegiatan yang dilakukan oleh koperasi simpan pinjam di Desa
Cepogo,KabupatenBoyolali,JawaTengah....................................................................................7
2.6 Hasil pemberdayaan masyarakat oleh koperasi simpan pinjam di Desa
Cepogo,Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah.................................................................................8
BAB III PENUTUP......................................................................................................................10
3.1 Kesimpulan.............................................................................................................................10
3.2 Saran.......................................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................12

iii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perkembangan dunia teknologi di masyarakat kota dan desa semakin dekat ditambah
meningkatnya sarana infrastruktur,menjadikan desa menyimpan potensi bisnis yang tak kalah
menarik.Hal yang pertama kali dilakukan sebelum berinvestasi di pedesaan adalah mengetahui
serta mempelajari kebiasaan dari masyarakat desa. Kebiasaan yang dimaksud adalah kebutuhan
apa yang sering dibutuhkan masyarakat serta untuk apa dan kemana mereka membelanjakan
uangnya .

Desa bermayoritas adalah petani padi konvensional. Maka hal yang harus di lakukan
seorang investor yaitu menyediakan kebutuhan sehari-hari mereka maupun kebutuhan dari
kegiatan pertanian yang mereka lakukan. Dengan mempelajari kebiasaan tersebut maka seorang
investor lebih mudah untuk mensirkulasi keuangan mereka.

Salah satu investasi yang sangat cocok di terapkan di pedesaan yaitu investasi koperasi
simpan pinjam. Sebelum mengetahui apa itu koperasi simpan pinjam hal yang pertama diketahui
yaitu pengertian koperasi itu sendiri .

Koperasi adalah usaha yang dilakukan bersama dari sekelompok orang yang mempunyai
kepentingan yang sama dengan tujuan menyejahterakan kepentingan anggotanya. Koperasi
merupakan gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan atas asas kekeluargaan.

Tujuan koperasi sebagai badan usaha bukan semata mata untuk mencari laba melainkan
manfaat.Dapat dilihat banyak kasus koperasi tidak mengejar keuntungan sebagai tujuan
perusahaan melainkan didasari dengan pelayanan. Koperasi sebagai lembaga dimana orang
orang memiliki kepentingan relatif homogen.

1
Salah satu koperasi yaitu koperasi simpan pinjam dan memiliki manfaat yaitu sebagai
lokomotif perekonomian desa antara lain dalam penyaluran sarana produksi pertanian
(saprotan),prosesing hasil pertanian hingga kegiatan pemasaran ke Bulog dan pasaran umum.

Desa Cepogo adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Boyolali,Jawa Tengah. Masyarakat


desa Cepogo mayoritas bekerja sebagai petani. Komunitas petani masyarakat yang mendiami
wilayah tertentu. Pertanian menjadi salah satu sumber kehidupan bagi masyarakat untuk
bertahan hidup. Sehingga pertanian menjadi hal penting dalam sebuah komunitas petani.Selain
itu sektor pertanian di Indonesia berdasarkan data BPS tahun 2015 (Raya, dkk, 2017)
mengemukakan bahwa Sektor pertanian di Indonesia mampu menyerap tenaga kerja yang cukup
besar yaitu 34% dari populasi penduduk Indonesia, walaupun keadaan tersebut mulai menurun
selama kurun waktu 10 tahun terakhir. Serapan tenaga kerja menurun sebesar 11% pada rentang
tahun 2004 sampai dengan 2014. Namun dalam pelaksanaan pertanian yang dilakukan oleh
masyarakat petani terdapat berbagai permasalahan yang disebabkan berbagai faktor. Salah satu
faktor adalah faktor keuangan, harga pupuk sangat sulit dijangkau petani .

Berdasarkan hal tersebut, dalam penyelenggaraan pertanian petani membutuhkan


permodalan yang kuat agar dapat menghadapi berbagai permasalahan. Salah satu permasalahan
adalah akses permodalan yang rumit. Jika terjadi kondisi seperti itu maka menurut Supanggih
dan Widodo (2013) alternatif solusi bagi petani adalah modal usaha tani dari lembaga keuangan.
Peran koperasi menjadi penting bagi petani untuk mengakses permodalan. Koperasi menurut
Fitriani (2015) berfungsi membangun, mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi
anggota untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosialnya.

Hubungan antara masyarakat dan koperasi adalah sangat penting, hal ini diungkapkan
oleh Rufaidah (2017) yaitu koperasi dan masyarakat tidak dapat berjalan sendiri-sendiri atau
bergerak terlalu dominan pada salah satu aspek, sehingga pola gerakan koperasi harus selalu
beriringan dengan pola gerakan masyarakat. Oleh karena itu koperasi dapat dijadikan salah satu
sumber peningkatan ekonomi masyarakat.Salah satu koperasi yang dimksud adalah Koperasi
Simpan Pinjam (Kospin) yang ada di Cepogo, Boyolali. Koperasi Simpan Pinjam (Kospin)
menjadi hal penting bagi masyarakat petani yang ada di daerah Cepogo. Banyak masyarakat dari
Cepogo mendapatkan keuntungan dari adanya Koperasi Simpan Pinjam (Kospin) ini.

2
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa makna dari koperasi simpan pinjam?

2. Apa tujuan pendirian koperasi simpan pinjam di Desa Cepogo Kabupaten

Boyolali,Jawa Tengah?

3. Kegiatan apa saja yang dilakukan oleh koperasi simpan pinjam DesaCepogo

Kabupaten Boyolali,JawaTengah?

4. Bagaimana hasil pemberdayaan masyarakat oleh koperasi simpan

pinjam Desa CepogoKabupaten Boyolali,JawaTengah ?

1.3 Tujuan
1. Menjelaskan makna dan bagaimana koperasi simpan pinjam di kelola

2. Menguraikan tujuan pendirian koperasi simpan pinjam di Desa

Cepogo,Kabupaten Boyolali,Jawa Tengah

3. MenjelaskanfungsidanperankoperasibagiperekonomiandiDesa

Cepogo,KabupatenBoyolali,JawaTengah.

4. Menjelaskansyarat-syaratpendirianKoperasi.

5. Menguraikan kegiatan yang dilakukan oleh koperasi simpan pinjam di Desa

Cepogo,Kabupaten Boyolali,Jawa Tengah

6. Menjelaskan hasil pemberdayaan masyarakat oleh koperasi simpan pinjam di

Desa Cepogo,Kabupaten Boyolali,Jawa Tengah

3
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Makna dan Bagaimana Koperasi Simpan Pinjam di Kelola


Koperasi simpan pinjam adalah lembaga yang bergerak dalam bidang keuangan dengan
kegiatan usaha yang berupa menerima simpanan maupun pinjaman. Dalam menjalankan
usahanya, semua tipe kopersi memegang asas yang sama yaitu asas kekeluargaan. Hal ini
ditujukan untuk membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia.

Dalam melakukan usahanya, koperasi simpan pinjam memiliki modal yang berasal dari 2
sumber. Sumber pertama diperoleh dari simpanan anggota koperasi, baik yang bersifat simpanan
pokok, simpanan wajib, simpanan sukarela atupun hibah. Sumber kedua dapat diperoleh dari
modal pinjaman kepada badan usaha atau koperasi lainnya.

Koperasi simpan pinjam juga memiliki prinsip dalam menjalankannya loh sahabat,
diantaranya bersifat terbuka dan sukarela, mandiri dan demokratis, serta hasil rapat anggota
merupakan keputusan tertinggi dalam koperasi. Hal ini sejalan dengan asas koperasi yang
bersifat kekeluargaan.

2.2 Tujuan Pendirian koperasi simpan pinjam di Desa Cepogo Kabupaten Boyolali,Jawa
Tengah
Berkaitan dengan hal tersebut koperasi hadir dalam rangka memenuhi permodalan petani
untuk usaha pertaniannya. Koperasi juga dapat berperan dalam kegiatan pemberdayaan
masyarakat. Sebelumnya telah dibahas, bahwa koperasi adalah wadah bagi masyarakat dalam
mengatasi permasalahan keuangan yang ada. berdasarkan hal tersebut koperasi dapat
menciptakan masyarakat yang berdaya dalammenghadapi permasalahan yang tengah
dihadapinya. Koperasi mampu memberikan kontribusi untuk mengatasi permasalahan keuangan
pada masyarakat petani. Hal tersebut juga diungkapkan oleh Harahap (2017) bahwa koperasi
adalah gerakan ekonomi rakyat maupun badan usaha yang berperan dalam mewujudkan
masyarakat yang maju, adil adil, dan makmur, oleh karena itu koperasi dianggap sebagai salah

4
satu strategi pemberdayaan untuk membantu masyarakat menyelesaikan permasalahan yang
mereka hadapi. Subandi (2009) mendefinisikan secara rinci makna dari koperasi itu sendiri,
yaitu: 1) Koperasi adalah suatu perkumpulan yang didirikan oleh orang-orang yang memiliki
kemampuan ekonomi terbatas, yang bertujuan untuk memperjuangkan peningkatan
kesejahteraan ekonomi anggotanya, 2) Melayani anggota yang macam pelayanannya sesuai
dengan macam koperasi, 3) Bentuk kerjasama di dalam organisasi koperasi bersifat terbuka dan
sukarela, 4) Masing-masing anggota koperasi mempunyai hak dan kewajiban yang sama, 5)
Masing-masing anggota koperasi berkewajiban untuk mengembangkan serta mengawasi
jalannya koperasi dan 6) Resiko dan keuntungan koperasi ditanggung dan dibagi secara adil.

2.3 Fungsi dan peran koperasi bagi perekonomian di Desa Cepogo,Kabupaten


Boyolali,Jawa Tengah.
Keberadaan koperasi di Indonesia memiliki peran penting bagi setiap lembaga dan
anggota yang menjalankannya, salah satunya untuk membangun perekonomian. Berikut adalah
beberapa peran koperasi dalam perekonomian Indonesia yang ada di Desa Cepogo,Kabupaten
Boyolali,Jawa Tengah yaitu;

1. Mengembangkan kegiatan usaha masyarakat contohnya koperasi menyediakan alat alat


pertanian seperti cangkul,traktor,zetor serta penyediaan bibit dan pupuk yang baik dengan harga
yang lebih murah sehingga usaha kegiatan petani menjadi lebih meningkat. Menyediakan
makanan ternak dengan harga yang terjangkau.

2. Meningkatkan taraf hidup masyarakat desa Cepogo

3. Selain menyediakan modal kepada masyarakat, Koperasi Simpan Pinjam (Kospin) juga
mengadakan dampingan kepada kelompok masyarakat yang disebut dengan kelompok
pendampingan. Bentuk pendampingan berupa pemberian pelatihan kepada kelompok anggota
Kospin . Pelatihan diadakan sesuai dengan permintaan anggota. Tema setiap kegiatan
pendampingan juga disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat, misalnya pelatihan tentang
ternak, pertanian dan lain sebagainya. Semua pembiayaan untuk pelatihan ditanggung pihak
Kospin. Pada pelatihan peternakan pihak Kospin mendatangkan narasumber ahli peternakan, dan
untuk biaya narasumber atau tutor ditanggung pihak Kospin .

Adapun fungsi dari koperasi di desa Cepogo,Kabupaten Boyolali,Jawa Tengah yaitu;

5
Fungsi Koperasi di Masyarakat

Berdasarkan UU No.25 tahun 1992 tentang perkoperasian, ada beberapa fungsi koperasi
bagi masyarakat dan negara, yaitu :

1. Meningkatkan Kemampuan Ekonomi Masyarakat

2. Membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi anggota pada


khususnya dan masyarakat pada umumnya. Untuk nantinya meningkatkan kesejahteraan
ekonomi dan sosialnya.

3. Meningkatkan Kualitas Hidup

Koperasi berperan secara aktif dalam upaya meningkatkan kualitas kehidupan anggota
dan masyarakat di sekitarnya yang membutuhkan.

4. Ketahanan Perekonomian Nasional

Koperasi bisa memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan ketahanan
perekonomian nasional, dengan koperasi sebagai guru utamanya.

5. Berasaskan Kekeluargaan

Salah satu fungsi koperasi yaitu mewujudkan dan mengembangkan perekonomian


nasional yang merupakan usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan dan demokrasi
ekonomi.

6. Meningkatkan pengetahuan masyarakat

Selain menyediakan modal kepada masyarakat Koperasi simpan pinjam (Kospin) juga
mengadakan kepada kelompok masyarakat yang disebut dengan kelompok dampingan berupa
pemberian pelatihan kepada kelompok yang menjadi anggota dari Kospin seperti pelatihan
tentang ternak, pertanian dan lain sebagainya. Dalam pelatihan ini pihak Kospin menanggung
semua biaya. Selain itu anggota Kospin Tekun juga memiliki kesempatan untuk program wisata
yang ada kaitannya dengan pertanian ataupun peternakan. Hal ini dimaksudkan agar anggota
yang berasal dari kelompok petani memiliki wawasan mengenai cara pengolahan pertanian
secara modern dan juga memiliki wawasan pengolahan teknologi untuk peternakan.

6
2.4 Syarat-Syarat Pendirian Koperasi

Dasar hukum mendirikan koperasi adalah Undang undang Nomor 25 tahun 1992 tentang
Perkoperasian,PP Nomor 4 tahun 1994 tentang persyaratan dan tata cara pengesahan akta
pendirian dan perubahan anggaran dasar koperasi,Kemudian Peraturan Menteri Nomor 01 tahun
2006 yaitu tentang petunjuk pelaksanaan pembentukan pengesahan akta pendirian dan perubahan
anggaran dasar koperasi. Koperasi merupakan usaha yang dibentuk oleh sekelompok orang atau
anggota masyarakat yang mempunyai kegiatan dan kepentingan ekonomi yang sama. Dalam
agenda pendirian koperasi sebaiknya didahului dengan penyuluhan kepada seluruh calon anggota
sehingga memiliki persepsi yang sama.

Mendirikan sebuah koperasi jumlah minimal anggotanya adalah 20orang. Dalam proses
pendiriannya awali dengan rapat pembentukan koperasi yang harus dihadiri oleh pejabat dinas
atau instansi yang membidangi permasalahan koperasi diwilayah setempat. Ada beberapa poin
penting yang wajib dibicarakan dalam rapat pembentukan koperasi tersebut antara lain:
kesepakatan nama dan tempat kedudukan koperasi, maksud dan tujuan, jenis koperasi dan bidang
usaha yang dilakoni, keanggotaan,rapat anggota, pengurus, pengawas dan pengelola, membahas
tentang permodalan, jangka waktu serta sisa hasil usaha. Hasil dari keputusan rapat tersebut akan
digunakan sebagai dasar pengajuan akta pendirian kenotaris.

Melalui notaries atau kuasa pendiri, berkas ijin pendirian koperasi simpan pinjam tersebut
diajukan kepejabat yang berwenang untuk dievaluasi. Beberapa bukti tertulis yang wajib
dilampirkan antara lain berupa salinan akta pendirian bermaterai, akta pendirian yang telah
ditandatangani notaris, surat bukti tersedianya modal, rencana kegiatan usaha kurang kurangnya
untuk 3 tahun kedepan,dan RAPB.

2.5 Kegiatan yang dilakukan oleh koperasi simpan pinjam di Desa


Cepogo,KabupatenBoyolali,JawaTengah
Dalam meningkatkan pengetahuan terhadap masyarakat selain menyediakan
modal,koperasi simpan pinjam mengadakan kelompok masyarakat yang disebut dengan
kelompok dampingan berupa pemberian pelatihan tentang ternak dan pertanian serta
memberikan kesempatan dalam program wisata yang berkaitan dengan pertanian atau peternakan

7
agar anggota yang berasal dari kelompok petani memiliki wawasan mengenai cara pertanian
secara modern serta memiliki wawasan pengolahan teknologi untuk peternakan.

Selain pemberian pelatihan koperasi simpan pinjam membantu pembiayaan tradisi bersih
desa sehingga kelestarian budaya tetap terjaga. Juga terlihat dari kegiatan silaturahim yang
bertujuan mempererat hubungan sosial masyarakat boyolali. Dari kegiatan tersebut koperasi
simpan pinjam memberikan dampak yang positif untuk mempererat keharmonisan masyarakat
antar dusun bahkan antar desa

Dalam tradisi yang bernama bersih desa,kegiatan yang dilakukan secara rutin setiap
tahunnya.Acara pesta besar besaran yang salah satunya adalah silaturahmi seperti Hari Raya Idul
Fitri yang dilakukan oleh desa Cepogo.

2.6 Hasil pemberdayaan masyarakat oleh koperasi simpan pinjam di Desa


Cepogo,Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah
1. Perubahan Perekonomian Masyarakat.

Adanya koperasi simpan pinjam,masyarakat mengalami perubahan dari segi


ekonomi.Dapat dilihat dari terciptanya kesejahteraan dari anggota kelompok masyarakat
boyolali.Seperti banyaknya investasi masyarakat dalam bentuk hewan ternak yang merupakan
hasil pinjaman maupun tabungan kelompok. Perubahan masyarakat dikategorikan sebagai bentuk
pemberdayaan masyarakat. Menurut Mustaqin 2017 pemberdayaan masyarakat bertujuan
memberikan peluang kepada masyarakat untuk mencapai pemecahan masalah yang dihadapi.
Koperasi simpan pinjam hadir membantu masyarakat mendapatkan akses permodalan sehingga
masyarakat dapat memenuhi kebutuhan mereka.

2. Peningkatan pengetahuan masyarakat .

Koperasi simpan pinjam mengadakan kelompok dampingan berupa pemberian pelatihan


tentang ternak serta tentang pertanian. Dalam pelatihan ini koperasi simpan pinjam menanggung
semua biaya. Selain itu masyarakat memiliki kesempatan untuk mendapatkan program pelatihan
berbasis wisata. Dimana pelatihan ini mampu membantu kelompok petani maupun peternak
memperoleh wawasan mengenai cara mengelola pertanian serta peternakan secara modern.

8
Dalam hal tersebut,koperasi simpan pinjam tidak hanya membantu dalam peningkatan
perekonomian masyarakat Boyolali tetapi juga terciptanya aksi pendidikan yang dilakukan
kepada masyarakat oleh koperasi simpan pinjam. Diungkapkan oleh kapitsa (dalam Sohail 2014)
pemberdayaan masyarakat berarti kekuatan untuk melakukan perubahan dalam masyarakat
dengan menggerakkan sumber daya manusia serta pemanfaatan peluang kepada masyarakat .
Penggerakan tersebut seperti adanya pendidikan dan pelatihan sedangkan pemanfaatan peluang
yaitu program wisata yang dilakukan oleh koperasi simpan pinjam sebagai sarana belajar bagi
masyarakat untuk dapat belajar dari pihak lain melalui wisata yang dilakukan.

3. Terjaganya tradisi masyarakat

Koperasi simpan pinjam juga turut membantu mengeluarkan biaya untuk membantu
masyarakat dalam tradisi yang disebut tradisi bersih desa. Dalam tradisi bersih desa ini terdapat
juga kegiatan yang dilakukan yaitu silaturahim untuk mempererat hubungan sosial kekerabatan
masyarakat Boyolali serta mempererat keharmonisan masyarakat antar dusun maupun antar desa.

Tradisi bersih desa ini dilakukan setiap tahunnya dan merupakan tradisi Akbar yang ada
di masyarakat . Sehingga adanya tradisi bersih desa mengeluarkan biaya yang cukup besar. Maka
masyarakat membutuhkan dana dari pihak lain. Sehingga masyarakat memilih memanfaatkan
koperasi simpan pinjam. Seperti yang diungkapkan oleh Dewi dan Widiastuti(2016).

Salah satu indikator masyarakat miskin telah mengalami pemberdayaan ekonomi dengan
meningkatkan kemampuan daya beli masyarakat untuk memenuhi kebutuhan hidup yang
meliputi makanan,pakaian,rumah,pendidikan dan kesehatan serta rekreasi. Sama halnya dengan
masyarakat boyolali. Masyarakat mampu untuk memenuhi kebutuhan yang lain untuk menjaga
tradisi. Selain itu ada beberap kelompok yang memanfaatkan hasil SHU yang dibagikan
kelompok dalam bentuk bingkisan berupa bahan makanan yang dikonsumsi untuk acara bersih
desa.

9
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Koperasi simpan pinjam merupakan lembaga keuangan yang berdiri atas keinginan serta
kepentingan masyarakat . Dalam menjalankan usahanya, semua tipe koperasi memegang asas
yang sama yaitu asas kekeluargaan. Hal ini ditujukan untuk membantu meningkatkan
kesejahteraan masyarakat Indonesia. Berkaitan dengan hal tersebut koperasi hadir dalam rangka
memenuhi permodalan petani untuk usaha pertaniannya. Koperasi juga dapat berperan dalam
kegiatan pemberdayaan masyarakat.

Keberadaan koperasi di Indonesia memiliki peran penting bagi setiap lembaga dan
anggota yang menjalankannya, salah satunya untuk membangun perekonomian. Berikut adalah
beberapa peran koperasi dalam perekonomian Indonesia yang ada di Desa Cepogo,Kabupaten
Boyolali,Jawa Tengah yaitu;

1. Mengembangkan kegiatan usaha masyarakat contohnya koperasi menyediakan alat alat


pertanian seperti cangkul,traktor,zetor serta penyediaan bibit dan pupuk yang baik dengan harga
yang lebih murah sehingga usaha kegiatan petani menjadi lebih meningkat. Menyediakan
makanan ternak dengan harga yang terjangkau.

2. Meningkatkan taraf hidup masyarakat desa Cepogo

3. Selain menyediakan modal kepada masyarakat, Koperasi Simpan Pinjam (Kospin) juga
mengadakan dampingan kepada kelompok masyarakat yang disebut dengan kelompok
pendampingan. Bentuk pendampingan berupa pemberian pelatihan kepada kelompok anggota
Kospin . Pelatihan diadakan sesuai dengan permintaan anggota. Tema setiap kegiatan

10
pendampingan juga disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat, misalnya pelatihan tentang
ternak, pertanian dan lain sebagainya. Semua pembiayaan untuk pelatihan ditanggung pihak
Kospin. Pada pelatihan peternakan pihak Kospin Tekun mendatangkan narasumber ahli
peternakan, dan untuk biaya narasumber atau tutor ditanggung pihak Kospin .

Adapun fungsi dari koperasi di desa Cepogo,Kabupaten Boyolali,Jawa Tengah yaitu;


Fungsi Koperasi di Masyarakat

Berdasarkan UU No.25 tahun 1992 tentang perkoperasian, ada beberapa fungsi koperasi
bagi masyarakat dan negara, yaitu :

1. Meningkatkan Kemampuan Ekonomi Masyarakat

2. Membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi anggota pada


khususnya dan masyarakat pada umumnya. Untuk nantinya meningkatkan kesejahteraan
ekonomi dan sosialnya.

3. Meningkatkan Kualitas Hidup

4. Ketahanan Perekonomian Nasional

5. Berasaskan Kekeluargaan

3.2 Saran
Koperasi Simpan Pinjam (Kospin) merupakan lembaga keuangan yang berdiri atas
keinginan masyarakat setelah program kerjasama antara LPTP Solo dengan BORDA Jerman.
Koperasi memiliki simpanan harian dan tahunan. Dengan adanya Koperasi Simpan Pinjam ini
masyarakat akan lebih mudah dalam mengakses permodalan untuk operasional usaha pertanian
dan peternakan. Dengan adanya Koperasi Simpan Pinjam (Kospin) maka masyarakat mengalami
perubahan dari segi ekonomi. Hal ini bisa dilihat dari kesejahteraan anggota suatu kelompok
dalam masyarakat. seperti terlihat dari banyaknya investasi masyarakat dalam bentuk hewan
ternak, yang merupakan hasil Pemberdayaan Masyarakat oleh Koperasi untuk Mewujudkan
Kesejahteraan bagi Komunitas Petani di Daerah Cepogo pinjaman maupun tabungan kelompok.
Banyak dampak lain yang terlihat dari segi ekonomi adalah adanya pedagang yang
mengembangkan usaha baru yang berada diluar boyolali. Kontribusi lainnya membantu

11
terjaganya tradisi masyarakat, dengan mengurangi beban pembiayaan untuk melaksanakan
tradisi bersih desa.

DAFTAR PUSTAKA

Daher, Irawan Syarifuddin . 2016. Pemberdayaan Masyarakat Melalui Koperasi Kasongan Usaha Bersama

(Kub) Di Desa Wisata Kasongan Bantul Yogyakarta . Jurnal Universitas Yogyakarta tersedia

journal.student.uny.ac.id/ojs/index.php/pls/article/viewFile/1394/1268.

Dewi, D.S & Widiastuti, T. (2016). Pemberdayaan Ekonomi Karyawan Pesantren Oleh Koperasi Al

Mawaddah Studi Kasus Pesantren Putri Al-Mawaddah. Jurnal Ekonomi Syariah Teori dan

Terapan, 3(3), 219-234

Fitriani. (2015). Penguatan Kapasitas Kelembagaan Gapoktan Melalui Pembentukan Koperasi Pertanian.

Masyarakat, Budaya, dan Politik, 28(2), 63-69

Harahap, F.I.N. (2017). Pemberdayaan Masyarakat Pemulung Sampah Sungai CitarumMelalui Koperasi

Bangkit Bersama. Jurnal Pendidikan dan Pemberdayaan Masyarakat. 4(2). 180-186.

http://dx.doi.org/10.21831/jppm.v4i2.15253

Mustangin, M. (2017). Perubahan iklim dan aksi menghadapi dampaknya: Ditinjau dari peran serta

perempuan Desa Pagerwangi. Jurnal Pendidikan dan Pemberdayaan Masyarakat, 4(1), 80-89.

http://dx.doi.org/10.21831/jppm.v4i1.13051

Raya, A.B, dkk. (2017). Tantangan Literasi Informasi Petani Di Era Informasi: Studi Kasus Petani di Lahan

Pasir Pantai Daerah Istimewa Yogyakarta. Jurnal Sosial Ekonomi Pertanian. 10(1), 10-16

12
Rufaidah, E. (2017). Pemberdayaan Perekonomian Masyarakat Melalui Koperasi Unit Desa Berbasis Usaha

Terbimbing. Akademika, 22 (2), 361-374.

Safri Miradj dan Sumarno. 2014. Pemberdayaan Masyarakat Miskin, Melalui Proses Pendidikan

Nonformal, Upaya Meningkatkan Kesejahteraan Sosial di Kabupaten Halmahera Barat. Jurnal.

Pendidikan dan Pemberdayaan Masyarakat. (Vol 3. No 1).

Halaman 102

http://journal.uny.ac.id/index.php/ jppm/article/view/2360/1959.

Setiawan, Tomi Uki, Ahmad Taufiq, Lusia Astrika. 2017. Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Koperasi

Pada Tambang Minyak Tradisional Desa Bangoan Kecamatan Jiken Kabupaten Blora. Journal of

Politic and Government Studies Volume 6 Nomor 4.

Subandi. (2009). Ekonomi Koperasi: Teori dan Praktik. Jakarta: Alfabeta

Supanggih, D & Widodo, S. (2013). Aksesibilitas Petani Terhadap Lembaga Keuangan: Studi Kasus Pada

Petani di Desa Sidodadi, Kecamatan Sukosewu, Kabupaten Bojonegoro). Agriekonomika, 2(3),

163-173

Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 Tentang Perkoperasian

13

Anda mungkin juga menyukai