Anda di halaman 1dari 19

PROPOSAL

PENGOLAHAN LIMBAH (KOTORAN PADAT DAN CAIR) SAPI

Limbah merupakan benda yang tidak diperlukan dan dibuang, limbah pada
umumnya mengandung bahan pencemar dengan konsentrasi bervariasi. Bila
dikembalikan ke alam dalam jumlah besar, limbah ini akan terakumulasi di alam
sehingga mengganggu keseimbangan ekosistem Alam. Penumpukan limbah di alam
menyebabkan ketidak seimbangan ekosistem tidak dikelola dengan baik.
Pengelolahan limbah ini merupakan upaya merencanakan melaksanakan,
memantau, dan mengevaluasi pendaya gunaan limbah, serta pengendalian dampak
yang ditimbulkannya.

Upaya pengelolahan limbah tidak mudah dan memerlukan pengetahuan tentang


limbah unsur-unsur yang terkandung serta penanganan limbah agar tidak
mencemari lingkungan selain itu perlu keterampilan mengelolah limbah menjadi
ekonomis dan mengurang jumlah limbah yang terbuang ke alam.

Untuk melakukan pengelolaan limbah terutama dari peternakan sapi memerlukan


teknilogi dan perencanaan yang matang dan juga peralatan modern. Hal ini
dikarenakan limbah ini dapat mencemari lingkungan. Pencemaran lingkungan yang
dimaksud terutama bau dan pencemaran air.

Dalam pengelolaan limbah ini diperlukan manajemen yang tepat baik manejemen
usaha dan pemasaran. Untuk manajemen usaha antara lain adalah manajemen tata
letak bangunan pengolahan limbah, manajemen perlatan dan menejemen
pengolahan itu sendiri. Pengolahan limbah ini bisa menghasilkan antara lain pakan
ternak, pakan ikan, pupuk organik dan media tanam jamur serta untuk media cacing
tanah (PAPRIKA MANJUR CING)

1. Tata letak bangunan


Tata letak bangunan diatur sedemikian rupa sehingga tidak menimbulkan
kesulitan di kemudian hari. Bangunan yang dibutuhkan antara lain ruang
penyimpanan limbah mentah, ruang mesin pengolahan limbah mentah, ruang
pengolahan limbah setengah jadi, ruang fermentasi, ruang
packing/pengemasan dan gudang serta ruang demo plot dan tempat parkir.
Pembangian ruang kurang lebih seperti dibawah ini.
Pos Jaga

Penyimpanan Limbah Mentah

Tempat Parkir

Ruang Mesin Pengolahan Limbah


Mentah

Ruang Mesin Pengolahan Limbah


Demplot Tanaman Setengah Jadi / Pencampuran
dengan Bahan Lainnya

Demplot Jamur Ruang Fermentasi

Demplot Ikan
Ruang Packing/Pengemasan

Demplot Ternak
(Unggas)

Gudang

Demplot Cacing
2. Peralatan dan Mesin
Dalam pengolahan limbah peternakan sapi diperlukan peralatan dan mesin
yang mendukung kegiatan pengolahan ini.
Peralatan-peralatan tersebut antara lain adalah :
1. Mesin Pres Kotoran Hewan
Mesin ini berfungsi untuk mengepres atau memisahkan antara kotoran
padat dan cair sehingga mudah dalam mengolah pada proses selanjunya.

2. Mesin Pencampur Limbah Padat dengan Bahan Liannya


Mesin ini berfungsi untuk mencampur limbah padat yang sudah terpisah
dengan air dengan bahan lain sebelum dilakukan fermentasi
3. Mesin Extruder
Mesin ini berfungsi untuk membuat hasil fermentasi menjadi bentul pelet
apung untuk pelet pakan ikan. Mesin ini juga bisa berfungsi untuk membuat
pelet untuk pakan ternak.

4. Mesin Chopper
Mesin ini tergolong multifungsi karena tidak hanya berfungsi untuk
merajang rumput saja, tetapi juga mampu merajang dedaunan kecil untuk
pakan ternak ataupun kompos sehingga ternak bisa mencerna makanan
dengan mudah sebab rumput atau dedaunan akan dipotong menjadi ukuran
yang paling kecil dan halus.
5. Peralatan Pendukung Lainnya
Peralatan lain yang dimaksud adalah perlatan manual antara lain
Sekop, kereta dorong, mesin jahit karung, oven listrik dll.

3. Proses Pembuatan Produk


1. Pakan Ternak (Unggas)

Untuk mensiasati harga pakan pabrikan yang tinggi maka diperlukan


formula pakan yang murah diperlukan kejelian untuk mencari bahan pakan
alternatif, yaitu kotoran sapi dan domba/kambing yang bisa diolah. Fase
layer (bertelur) merupakan masa produktif ayam petelur, termasuk ayam
kampung, yaitu umur sekitar 20 minggu hingga afkir (90-100 minggu), di
mana pada fase ini tidak 100% menggunakan pakan pabrikan, tetapi
menggunakan konsentrat yang dicampur dengan jagung, dedak dan
bungkil kelapa serta penambahan tepung kotoran sapi.

Untuk menjadikan kotoran sapi sebagai pakan ransum tambahan perlu


adanya pengolahan dahulu melalui beberapa tahapan agar bisa menjadi
bahan pakan bernutrisi sebelum diberikan ke ternak. Pengolahan tersebut
antara lain :

Teknik Pengolahan Kotoran Sapi

- Persiapan bahan, pilih kotoran sapi/kerbau/domba/kambing yang


masih segar atau sudah berumur tiga hari dan bebas dari campuran
tanah. Kemudian jemur kotoran tersebut selama satu hari untuk
mengurangi kadar airnya.
- Persiapan inokulan, persiapkan peralatan (corong, wadah penampung)
dan bahan inokulan (gula putih/merah atau mollase, bibit inokulan).
Masukkan air bersih (bebas dari lumpur atau kaporit) ke dalam wadah,
lalu campurkan irisan gula/mollase dengan perbandingan 1:100 dari
bobot air, jadi untuk 100 liter air digunakan 1 kg gula/mollase, lalu aduk
gula/mollase sampai larut. Masukkan bibit inokulan sebanyak 1 liter
atau 1% dari volume air dan aduk kembali. Kemudian tutup wadah
rapat-rapat, lalu diamkan 30-60 menit di tempat teduh.
- Proses inokulasi, hamparkan kotoran sapi dalam kondisi setengah
kering hingga setebal 3-4 cm di atas terpal. Siramkan cairan inokulan
dengan menggunakan sprayer ke permukaan kotoran sapi sampai
merata. Tebarkan lagi kotoran sapi setebal 3-4 cm di atas kotoran yang
telah terinokulasi, lalu siram lagi dengan larutan inokulan. Ulangi
hingga semua kotoran sapi terinokulasi.
- Fermentasi, bungkus dan ikat rapat-rapat semua kotoran sapi yang
terinokulasi dengan karung/plastik/terpal, lalu simpan dan tutup dalam
bak khusus fermentasi selama 5-6 hari.
- Pengeringan, setelah lima hari proses fermentasi, lalu kotoran sapi di
bongkar dan dijemur di bawah sinar matahari selama 3-4 hari (bila di
dataran rendah) atau 5-6 hari (bila di dataran tinggi).
- Penepungan, setelah kotoran cukup kering, lakukan penepungan
dengan menggunakan mixer. Tujuan penepungan agar bahan kotoran
sapi lebih lembut, sehingga mudah dicampur dengan bahan pakan
secara merata, lebih mudah dikonsumsi dan meningkatkan daya cerna.

2. Pakan Ikan

Membuat pakan alternatif merupakan salah satu upaya yang dapat


membantu meningkatkan pertumbuhan dan hasil panen dari budidaya ikan.

Tingginya harga pakan ikan yang dijual dipasaran saat ini cukup mahal
dengan kualitas yang seadaanya.

Oleh karena hal tersebut, membuat pakan ikan sediri merupakan langkah
yang dapat diambil para pembudidaya atau peternak ikan.

Cara pembuatan pakan ikan organik dari kotoran sapi tersebut yang
dijelaskan dibawah ini.

Bahan-bahan yang diperlukan:

- Kotoran ternak yang telah diangin-anginkan selama sekitar seminggu.


- Probiotik EM4 Perikanan
- Air matang
- Tetes tebu (molase)
- Alat penggiling
- Dedak/bekatul
- Tepung ikan
- dll

Cara pembuatan pakan ikan dari kotoran ternak:

- Sebelum seluruh bahan dicampur, aktifkan terlebih probiotik terlebih


dahulu, dengan cara mencampurkan probiotik, molase dan air matang.
Campuran tersebut diaerasi maksimum 2 jam dengan cara memasang
aerator
- Siramkan campuran probiotik yang telah diaktifkan ke kotoran ternak
dan bahan lainnya lalu aduk hingga tercampur
- Tutup wadah rapat, lalu biarkan bahan-bahan tersebut berfermentasi
selama 7-14 hari.
- Kemudian adonan di cetak dalam alat penggilingan
- Setelah dicetak menjadi pelet, kemudian dijemur hingga kering
- Setelah kering pelet bisa langsung diberikan sebagai pakan lele atau
disimpan dalam wadah kantong plastik kedap udara agar tidak mudah
rusak

3. Kompos
Kompos merupakan salah satu jenis pupuk organik. Kompos adalah
bahan-bahan organik (sampah organik) yang telah mengalami proses
pelapukan karena adanya interaksi antara mikroorganisme (bakteri
pembusuk) yang bekerja di dalamnya. Kotoran sapi merupakan salah satu
bahan yang mempunyai potensi untuk dijadikan kompos. Kotoran sapi
mengandung unsur hara antara lain nitrogen 0,33%, fosfor 0,11%, kalium
0,13%, kalsium 0,26%. Pupuk kompos merupakan bahan pembenah tanah
yang paling baik dan alami daripada bahan pembenah buatan/sintetis.
Pada umumnya pupuk organik mengandung hara makro N, P, K rendah,
tetapi mengandung hara mikro dalam jumlah cukup yang sangat diperlukan
untuk pertumbuhan tanaman.
Bahan :

- Kotoran sapi
- Sekam padi (opsional)
- Molases
- Air
- Dekomposer

Alat yang diperlukan :

- Mesin pengaduk
- Terpal untuk menutup adukan kompos
- Tempat teduh dari sinar matahari dan hujan untuk proses pembuatan
kompos dibagi menjadi 4 bagian. Bagian I proses pengadukan, bagian
II adukan umur 1 minggu, bagian III adukan umur 2 minggu dan bagian
IV kompos sudah jadi dan pengemasan kompos.
- Gudang untuk menyimpan kompos.
- Ember 2 buah untuk mengambil air dan mengencerkan molases.
- Karung untuk mengemas kompos.

Cara pembuatan :

- Bahan kompos disiapkan kotoran sapi dibawah dan sekam padi di


atasnya.
- Tambahkan dekomposer.
- Molasses diencerkan dan disiramkan merata di atas adukan.
- Aduk bahan kompos sampai rata.
- Atur kelembaban 60% dengan ciri bila digenggam tidak pecah, tidak
ada tetesan air dan tangan tidak basah.
- Apabila kurang lembab ditambah air secukupnya.
- Bahan yang sudah diaduk ditutup dengan terpal.
- Pembalikan dilakukan setiap minggu.
- Pengecekan proses pengomposan dilakukan pada hari ketiga, apabila
terasa panas, maka terjadi proses pengomposan.
- Proses pengomposan berlangsung selama 3 minggu.
- Setelah 3 minggu kompos sudah jadi diti dengan bahan kompos tidak
panas dan tidak bau.

Ciri-ciri kompos sudah jadi dan baik adalah:

- Warna kompos coklat kehitaman


- Aroma kompos yang baik tidak menyengat, tetapi mengeluarkan aroma
seperti bau tanah atau bau humus hutan
- Apabila dipegang dan dikepal, kompos akan menggumpal. Apabila
ditekan dengan lunak, gumpalan kompos akan hancur dengan mudah.

4. Pupuk Organik Cair (POC)

Pupuk organi cair dari limbah sapi terutama urine sapi sangat berpotesi
digunakan sebagai pupuk organic cair. Ternyata selain berfungsi sebagai
pupuk cair juga berfungsi sebagai ZPT (zat pengatur tumbuh) bagi
tanaman.

Pupuk organic urine sapi memiliki banyak kelebihan, diantaranya:


mempunyai kandungan senyawa seperti nitrogen, fosfor, kalium dan juga
air lebih banyak apabila dibandingkan dengan kotoran sapi padat.
Mempunyai kandungan zat perangsang tumbuh yang dapat digunakan
sebagai zat pengatur tumbuh (ZPT) pada tanaman dan mempunyai bau
khas urine ternak, bau khas ini dapat mencegah datangnya berbagai hama
tanaman. Pupuk Organik Cair (POC) dari urine sapi memiliki 3 fungsi
utama yaitu sebagai pupuk cair bagi tanaman, sebagai zat pengatur
tumbuh tanaman dan juga sebagai pestisida nabati.

Untuk membuat pupuk organic cair (POC) dari urine terlebih dahulu kita
siapkan alat dan bahan yang akan kita gunakan yaitu:

- Urine Sapi, diusahakan sudah bersih dari kotoran seperti bekas pakan
atau kotoran padat attau kotoran lainnya.
- Bioaktivator
- Tetes/Gula Merah
- Air kelapa/Air Kedelai. Tetes gula/ gula dan air kelapa/air kedelai
digunakan sebagai makanan bakteri pengurai agar berkembang biak.
Proses pembuatan pupuk organic cair (POC), Yaitu:

- Siapkan tong kapasitas 100 liter untuk tempat fermentasi.


- Masukkan tetes/gula merah 1 liter ke dalam tong.
- Masukkan bioaktivator 0.5 liter ke dalam tong.
- Masukkan air kelapa/air kedelai ke dalam tong kemudian diaduk aduk.
- Masukkan urine sedikit demi sedikit sambil diaduk sampai tercampur
sempurna.
- Tutup tong agar fermentasi berjalan sempurna (secara anaerob).
- Proses fermentasi dilakukan selama 2 minggu baru kemudian dibuka
untuk dilihat hasilnya.
- Jika sudah jadi, dikemas dalam derijen plastik sesuai pemasaran (5
liter, 10 liter, 20 liter).
- Pupuk organic cair siap digunakan untuk menyemprot tanaman. Sekitar
1-2 gelas air mineral (sekitar 250 ml) dimasukkan dalam tangki sprayer
14 liter.
- Penyemprotan dilakukan sesuai anjuran dari dinas terkait. Biasanya
pagi hari sebelum jam 9.00 WIB dan sore hari setelah jam 15.00 WIB.

5. Media Budidaya Jamur

Ada banyak jenis jamur yang kian laris dipasaran. Jamur merupakan salah
satu jenis bahan makanan yang kian digemari karena kelezatan dan
kandungan gizinya. Apalagi saat ini usaha yang banyak di gemari adalah
cara budidaya jamur tiram. Jamur akan tumbuh melalui spora atau bagian
mikroskopis yang akan sangat berbeda dengan beberapa tumbuhan lain
yang dapat tumbuh melalui biji. Spora ini sendiri sangat kecil hingga hanya
bisa di lihat menggunakan bantuan mikroskop. Akar dari spora tersebut
akan mulai tumbuh kedalam sebuah media kultur atau substrat. Ini akan
bereaksi dengan adanya bantuan enzim atau sebuah media sebagai
wadah pertumbuhan jamur.

Cara Budidaya Jamur dari Kotoran Sapi

Ada banyak cara dalam membudidayakan jamur salah satunya adalah


menggunakan media kotoran sapi, berikut langkah-langkahnya:
a. Pemilihan Bibit Jamur

Sebelum membudidayakan jamu, maka sebaiknya memilih bibit jamur


dan jenis jamur apa yang akan dibudidayakan terlebih dahulu. Ada
beberapa cara dalam melakukan budidaya termasuk pemilihan temoat
untuk melakukan dan media pembudidayaannya.

Karena ada banyak sekali jenis jamu yang bisa budidayakan. Jika
masih baru dalam budidaya jamur, maka berikut beberapa pilihan jenis
jamur yang sering di budidayakan dan tergolong mudah untuk di
lakukan di rumah.

- Oyster Mushroom atau jamur tiram adalah jamur yang laku di


pasaran dan memiliki rasa enak dan juga memiliki tekstur daging
yang lembut sehingga sangat populer sebagai bahan makanan yang
di soup atau di goreng.
- White Button Mushroom atau jamur kancing adalah jenis jamur yang
akan banyak sekali menghasilkan daging atau buah. Jamur ini akan
sangat enak dan lezat jika di tambahkan pada sup, cemilan kering
maupun bahan di dalam salad.
- Shiitake mushroom atau jamur shiitake ini adalah salah satu jenis
jamur yang memiliki tekstur yang hampir mirip degan daging hingga
sangat bagus sebagai salah satu bahan pengganti daging dan
memiliki aroma asap yang tajam.

- Magic Mushroom atau yang dikenal dengan jamur kotoran sapi ini
merupakan sebuah koloni jamur yag jika di konsumsi secara
sembarangan maka akan menyebabkan adanya efek halusinasi.

b. Pemilihan Substrat

Biasanya diperlukan alat injeksi dalam menumbuhkan jamur ke dalam


substrat. Namun ada berbagai macam jenis substrat yang bisa di
gunakan beserta beragam jenis bibit jamur tersebut.

Karena jenis jamur ada beragam, maka cara budidayanya juga tidak
terlalu sama salah satunya adalah cara budidaya jamur merang.
Substrat yang dipilih harus sesuia dengan pemilihan jenis jamur
tersebut. Seperti ketika memutuskan untuk menggunakan cara
budidaya jamur dari kotoran sapi.

Karena substrat adalah media penumbuhan jamur yang akan


menyamai habitat aslinya di alam bebas. Biasanya perlengkapan
penumbuhan jamur atau growing kits akan di lengkapi dengan kantong
pertumbuhan jamur atau growing bags yang tentunya telah tersedia
dan mudah di gunakan.

Namun jika melakukan petumbuhan sendiri seperti menggunakan


media kotoran sapi maka harus melakukannya secara manual. Selain
menggunakan growing bags, bisa menggunakan wadah lain untuk
meletaka subtrat agar jamur bisa tumbuh.

c. Persiapan Wadah

Tidak jauh berbeda dengan cara budidaya jamur kuping, dimana


membutuhkan wadah untuk meletakan media pertumbuhan jamur dan
membudidayakan jamur tersebut. Maka di dalam cara budidaya jamur
dari kotoran sapi ini juga memerlukan langkah yang sama, yaitu
pesiapan wadah.

Berikut langkah-langkahnya:

- Gunakan ember untuk mebagi otoran sapi yang sudah tua menjadi
beberapa potongan kecil.
- Tambahkan air sedikit kemudian campurkan kedalam pupuk kng
tersebut. Air di gunakan sebagai pelembab yang telah kering agar
lebih mudah untuk di gunakan sebagai media tumbuh.
- Jangan sampai terlalu basah, peras air jika terlalu banyak air, dan
tambahkan lebih banyak lagi kotoran tersebut.
- Usahakan konsetrasinya pas dimana tidak terdapat banyak air dan
tidak basah.

- Gunakan baki untuk meletakan media tumbuh, bisa berupa baki


penyimpanan plastik, kotak kayu maupun pot kecil. Semakin besar
ukuran wadah tersebut tentunya semakin banyak jamur yang bisa
ditampung. Usahakan tinggi wadah mencapai 3 inci.

d. Cara Penanaman dan Panen

Untuk cara penanaman atau cara budidaya jamur dari kotoran sapi
adalah sebagai berikut :

- Setelah media atau bahan untuk pertumbuhan jamur telah selesai


maka bisa menambahkan spora jamur tersebut kedalam pupuk
yang telah di lembabkan tadi. Lakukan pencampuran terhadap
spora dan media tumbuh tersebut secara merata lalu diamkan di
dalam wadah maupun kotak pertumbuhan. Untuk mengepak
secara baik, maka gunakan tangan untuk menekan campuran
tersebut dan memadatkannya.
- Jamur lebih mudah tumbuh di daerah yang lembab dan dingin.
Jagalah wadah atau kotak tumbuh itu tetap berada di lokasi
tumbuh yang lembab dan sejuk yang memiliki suhu sekitar 65
hingga 75 derajat Fahrenheit.
- Biasanya seseorang akan meletakkan baki atau kotak jamur di
ruangan yang tertutup dan lembab jauh dari paparan sinar
matahari langsung seperti basement atau ruang bawah tanah atau
membuat tempat sendiri. Lokasi ideal pertumbuhan jamur adalah
tempat yang minim cahaya dan sejuk.
- Agar menunjang pertumbuhan jamur, maka bisa menempatkan 1
hingga 2 inci jenis lumut gambut diatas kotoran sapi tersebut saat
spora mulai nampak sepeti web atau jarng laba-laba dan zat
tersebut bewarna putih. Alas bagian atas gambut tersebut
menggunakan koran dan asahi kras koran menggunakan media air
bersih. Gunakan spray penyemprot agar koran tidak langsung
rusak dan sobek.
- Pada masa ini harus membuat ruangan menjadi lebih lembab dan
sejuk.
- Jika berdomisili di daerah yang memiliki udara yang keing dan
panas maka pertimbangkanlah menggunakan alat pelembab udara
seperti humidifier agar bisa membantu melembabkan udara tempat
melakukan budidaya jamu tersebut.
- Dengan melakukan hal ini maka akan membantu dalam
pengoptimalan pertumbuhan jamur tersebut. Alat ini akan
membantu dalam mengatur kelmbaban tersebut.
- Lapisan teratas yang ditutupi koran tersebut harus tetap jaga
supaya tetap lembab. Gunakan sprai agar bisa selalu menyemprot
bagian atas jika mengalami kekeringan. Biasanya para petani akan
menyemprotkan 5 hingga 6 kali per hari. Selama kira-kira 10 hari
harus tetap rutin dalam menjaga kelembaban tersebut. hanya
perlu menciptakan kondisi berkabut tanpa harus menggunakan air
secara berlebihan.
- Jika jamur telah nampak dan mulai muncul maka bisa
mebersihkannya. Agar mempercepat pertumbuhan, maka
semprotkan dua kali sehari.
- Jika jamur telah berkembang dan tumbuh dengan ukuran idealnya,
maka sudah bisa memanennya. Petiklah jamur-jamur tersebut dan
kemudian bersihkan dari kotoran bekas dari media tanamnya.
Sesuaikan ukurannya dengan permintaan pasar. Tentunya bisa
melakukan pemanenan ulang karena jamur akan terus
berkembang dengan spora mereka.

6. Media Budidaya Cacing

Jika dulu budidaya cacing hanya dijadikan sebagai bagian dari hobi
khususnya untuk seseorang yang memiliki hobi memancing atau
memelihara burung kicau.

Namun kini salah satu jenis budidaya ini sudah berkembang dan bisa
dijadikan bisnis yang cukup menghasilkan.

Para peternak cacing juga mulai populer dan banyak dicari banyak orang
untuk berbagai kebutuhan para konsumen.
Selain itu, dengan biaya yang terbilang tidak terlalu banyak ini, anda juga
bisa memulai usaha ini dengan panduan yang kami berikan dalam cara
budidaya cacing dengan kotoran sapi berikut ini.

a. Siapkan Lokasi dan Lingkungan

Cara pertama yang harus anda lakukan untuk memulai budidaya


cacing dengan media kotoran sapi ini adalah mempersiapkan lahan
dan lokasi yang mendukung yang juga dilakukan dalam budidaya.

Sebenarnya, anda tidak perlu memanfaatkan lahan khusus sebab


tanah di halaman belakang rumah anda juga bisa dipakai untuk
budidaya cacing ini. Syarat terbaik untuk budidaya cacing adalah
lingkungan dengan hawa hangat, gelap dan juga kering. Sedangkan
untuk suhu terbaik adalah 4 hingga 27 derajat celcius.

Meski keadaan tanah tetap harus dijaga kelembabannya, namun tetap


tidak boleh terlalu basah sehingga pastikan juga area yang
dipersiapkan terlindungi dari air hujan dan juga terlindungi dari sinar
matahari langsung. Jika lokasi dan lingkungan yang dipersiapkan
sangat bagus, maka cacing juga bisa bertahan dalam suhu yang lebih
dingin namun tetap harus memperhatikan dari segi perawatannya.

b. Membuat Wadah Tempat Pemeliharaan

Wadah yang nantinya akan digunakan dalam budidaya cacing tidak


harus mahal dan mewah karena tidak akan memberikan manfaat
dalam budidaya ini termasuk dalam cara budidaya.

Anda juga bisa memilih berbagai macam material yang bisa digunakan
sebagai wadah budidaya mulai dari plastik hingga kayu. Akan tetapi
pilihan material yang terbaik adalah kayu karena bisa menyerap
kelembapan berlebih sekaligus insulator yang bagus tidak seperti
bahan plastik yang bisa membuat kompos basah.

Selain itu, beberapa barang yang anda miliki di sekitar rumah juga bisa
digunakan seperti contohnya kotak bekas, laci lemari dan sebagainya.
Semua wadah yang cukup besar bisa saja anda gunakan sebagai
tempat budidaya cacing, namun pastikan untuk menambah beberapa
lubang di bagian bawah wadah agar wadah bisa dipastikan tetap
lembab serta menghindari cacing tergenang air.

c. Membuat Campuran Isian Wadah

Langkah selanjutnya yang harus dilakukan adalah mempersiapkan isi


dari wadah budidaya cacing seperti dalam budidaya. Kotoran sapi,
sobekan koran, dedaunan dan juga sampah kebun bisa dicampur
menjadi satu karena merupakan bahan yang baik sebagai tempat
cacing berkembang biak.

Selain itu, cacing juga membutuhkan serat dalam proses makanan


yang bisa didapatkan dari kotoran sapi. Isi wadah sebanyak 3/4 bagian
dan goncangkan sedikit agar oksigen bisa masuk ke dalam sela sela isi
wadah sehingga cacing bisa tumbuh dan supaya bau dari kotoran sapi
tersebut bisa menguap.

d. Memilih Jenis Cacing

Berikutnya, silahkan pilih jenis cacing yang ingin dijadikan budidaya


anda. Sebenarnya, untuk memilih jenis cacing bisa disesuaikan dengan
kebutuhan konsumen di sekitar lokasi budidaya.

Apabila untuk kebutuhan memancing, maka cacing mammoth


canadians nightcrawler yang gemuk bisa dipilih. Cacing jenis ini juga
tidak terlalu banyak menghasilkan kotoran seperti cacing merah.
Namun cacing merah juga bisa dipilih karena baik untuk membuat
kompos dan juga menjadi standar tertinggi dari para petani.

e. Isi Wadah Dengan Rasio Tepat

Selanjutnya, anda bisa mengisi wadah dengan rasio cacing, kotoran


sapi serta makanan yang tepat. Sementara untuk aturan standarnya
adalah 2:1 antara berat dari cacing dalam hitungan pon dengan berat
makanan setiap hari. Perkiraan ini adalah untuk jumlah cacing sekitar
2.000 ekor sehingga wadah yang harus dipersiapkan juga cukup besar.

f. Memberi Makan Cacing


Seperti yang sudah diulas diatas, untuk memberi makanan cacing ini
juga tidak membutuhkan biaya banyak seperti budidaya lain karena
hanya perlu memberikan kotoran sapi dalam jumlah yang cukup.

Selain itu, anda juga bisa menambahkan dengan berbagai sampai


makanan asalkan bukan produk susu, daging, biji bijian dan juga
makanan berminyak. Bau menyengat yang dihasilkan dari kotoran sapi
tentu akan mengundang lalat berdatangan dan untuk mengakalinya,
anda bisa menggunakan bubuk kopi. Selain itu, tambahkan juga
dengan cangkang telur yang sudah dihaluskan atau sayuran yang juga
baik diberikan sebagai makanan cacing.

g. Letakkan Makanan Pada 1 Titik

Letakan makanan pada ast titik karena cacing nantinya akan datang
dan memakan makanan tersebut dan tidak perlu menyebar makanan.
Apabila wadah sudah penuh dengan kompos dan kotoran, maka
cacing bisa dipindahkan ke wadah baru dan memulai proses dari awal
kembali. Cacing sangat cepat bereproduksi sehingga anda harus
menyediakan wadah yang cukup agar budidaya bisa semakin
berkembang dan jumlah cacing yang diproduksi juga semakin banyak.

h. Pemindahan Bibit Cacing

Untuk memindahkan bibit cacing ke media lain, maka bisa dilakukan


dengan beberapa langkah seperti:

- Basahi tanah dalam wadah budidaya


- Pastikan pH tanah berada sekitar 5.5 hingga 7.5
- Isi setiap wadah dengan 50 hingga 100 ekor cacing
- Perhatikan hari pertama yang diperiksa 3 jam sekali untuk melihat
cacing keluar atau tidak
- Jika ada cacing keluar dan berusaha pergi, maka dikarenakan
kondisi wadah tidak nyaman dan mungkin kadar pH tidak sesuai
atau suhu yang terlalu panas atau terlalu dingin.

- Apabila cacing sudah tidak lagi keluar, maka menandakan cacing


sudah nyaman dalam lokasi baru tersebut namun tetap jauhi
dengan sinar matahari langsung atau lampu sebab cacing adalah
hewan yang sangat sensitif terhadap cahaya.

i. Membuat Sarang Bertelur

Supaya nantinya telur cacing lebih mudah dikumpulkan, maka anda


bisa membuat media tempat favorit cacing untuk bertelur yakni dengan
membuat campuran pupuk kandang, kertas, jerami dan campuran
kompos kering. Jangan dicacah terlalu lembut dna biarkan membentuk
gundukan pada wadah. Nantinya cacing yang akan bertelur akan
menuju ke area tersebut kemudian bertelur sehingga telur akan lebih
mudah untuk dikumpulkan saat akan mengganti media wadah.

j. Jaga Suhu Wadah

Menjaga suhu pada wadah dan suhu sekitar juga sangat penting untuk
dilakukan. Apabila suhu terlalu dingin, maka cacing akan mencoba
untuk keluar kemudian mengerut dan mati jika suhu juga terlalu panas.
Untuk itu, suhu harus dijaga antara 5 hingga 10 derajat celcius agar
cacing bisa tumbuh dengan baik dan menghindari banyak cacing yang
akan mati.

k. Cukupi Kebutuhan Oksigen

Agar cacing bisa mendapatkan oksigen yang cukup, maka anda bisa
menggemburkan isi wadah agar udara nantinya bisa masuk ke dalam
tanah. Selain itu, suhu juga akan berdampak pada kadar oksigen,
semakin hangat isi wadah atau banyak air, maka jumlah oksigen yang
terkandung didalamnya juga akan semakin sedikit.

l. Ganti Isi Wadah Secara Teratur

Isi wadah juga harus diganti dengan teratur yakni 6 bulan sekali. Anda
bisa menggunakan garpu tanah atau sisir tanah untuk semua isi wadah
untuk mengumpulkan cacing di satu sisi kemudian ambil isi wadah dan
pisahkan dari cacing dan gunakan untuk pupuk tanaman di halaman
anda. Sesudah itu, ganti isi wadah dengan yang baru dan masih segar.

m. Perawatan
Kotoran sapi yang merupakan sumber makanan untuk cacing ini juga
butuh perawatan dan juga penambahan, Setiap satu minggu sekali,
baung bagian teratas dari wadah atau media setebal 1 cm sebab pada
bagian tersebut merupakan bagian kotoran cacing menumpuk yang
disebut dengan cascing. Cascing tersebut nantinya bisa digunakan
kembali sebagai pupuk organik sehingga juga bisa memberikan
penghasilan tambahan. Cascing yang diperoleh seminggu sekali ini
nantinya akan ditempatkan pada tempat khusus dalam tempat
penampungan untuk menghindari telur cacing yang ikut terbuang dan
nantinya telur cacing tersebut nantinya akan menetas sehingga juga
harus diberikan makanan.

n. Penanggulangan Hama

Seperti jenis budidaya lainnya dalam budidaya cacing juga rentan


terhadap serangan hama dan akhirnya akan mengurangi hasil produksi
budidaya cacing. Jenis hama untuk budidaya cacing yang biasanya
mengganggu adalah jenis serangga seperti kumbang, lipan, semut,
kadal, kutu, lintah, tikus, ayam dan juga bebek meski semut menjadi
hama utama yang seringkali memangsa cacing. Untuk mengendalikan
hama tersebut, anda bisa menempatkan wadah budidaya pada rak
susun dan setiap kaki rak diberikan kapur anti serangga atau juga bisa
oli.

o. Panen Cacing

Panen cacing bisa dilakukan sebanyak 6 bulan sekali dimana anda


bisa panen cacing dan juga mengumpulkan pupuk organik yang juga
memiliki harga tinggi karena memiliki unsur hara yang bisa terurai
dengan sempurna. Untuk memisahkan cacing dari tanah tidak harus
dengan mengaduk tanah, namun gunakan petromaks atau lampu neon
yang diletakkan dekat dengan permukaan wadah dan cacing akan
keluar dengan sendirinya karena sensitif pada cahaya sehingga cacing
bisa diambil dengan mudah.

Anda mungkin juga menyukai