Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

PENTINGNYA KEBERSIHAN GIGI DAN MULUT SEJAK USIA


DINI
Dosen Pembimbing:
Heyni F .Kereh,S.Kep,NS.,M.M

Disusun Oleh :

Kelompok 15

Regif Pratama Putra 19180065


Rindiani Sepang 19180066
Ni Ketut Suartini 19180055
Servia Mokar 19180070
Anggun Cut Utami 19180006

AKADEMIK KEPERAWATAN RUMKIT TK III MANADO

T.A 2019-2020

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan. Karena oleh anugerahnya
semata sehingga makalah yang berjudul “PENTINGNYA KESEHATAN GIGI DAN
MULUT PADA USIA DINI”dapat terselesaikan .

Selanjutnya ucapan terima kasih dan penghargaan Penulis sampaikan kepada


dosen pengasuh mata kuliah “KOMUNIKASI” dan kepada seluruh teman – teman
kelompok XV yang telah membantu menyelesaikan makalah ini

Dalam penyusunan makalah ini, Penulis menyadari berbagai kelemahan,


kekurangan dan keterbatasan yang ada, sehingga tetap terbuka kemungkinan terjadinya
kekeliruan dan kekurangan disana sini dalam penulisan dan penyajian makalah ini.
Oleh Karena itu, dengan tangan terbuka, seraya kasih, Penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif dari para pembaca dalam rangka
penyempurnaan makalah ini.

Manado,09 Desember 2020

Penyusun

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………….i

DAFTAR ISI ………………………………..……………………….. ……. ii

BAB   I   PENDAHULUAN ……………………………………………….. 1

A. Latar Belakang…………………………………………………….2
B. Rumusan Masalah…………………………………………………2
C. Tujuan Penulisan…………………………………………………..2

BAB II PEMBAHASAN

A. Mulut dan bagian bagiannya……………………………………..…3


B. Karies…………………………………………...………………….3
C. Gingivitis…………………………………………………………...3
D. Penyebab gingivitis………………………………………………...3
E. Tanda dan gejala gingivitis………………………………………...3
F. Diagnosa…………………………………………………………..4
G. Pengobatan gingivitis …………………………………………….4
H. Pencegahan gingivitis……………………………………………..4
I. Memelihara kesehatan gigi………………………………………..4

BAB    III  PENUTUP………………………………………………………...4

BAB    IV   KESIMPULAN DAN SARAN ………………………………………………….5

DAFTAR  PUSTAKA    ………………………………………………………5

BAB I
PENDAHULUAN 
A. Latar Belakang
Kesehatan merupakan bagian terpenting dalam kehidupan manusia, sehat secara
jasmani dan rohani. Tidak terkecuali anak-anak, setiap orang tua menginginkan anaknya
bisa tumbuh dan berkembang secara optimal, hal ini dapat dicapai jika tubuh mereka
sehat. Kesehatan yang perlu diperhatikan selain kesehatan tubuh secara umum, juga
kesehatan gigi dan mulut, karena kesehatan gigi dan mulut dapat mempengaruhi
kesehatan tubuh secara menyeluruh. Dengan kata lain bahwa kesehatan gigi dan mulut
merupakan bagian integral dari kesehatan tubuh secara keseluruhan yang tidak dapat
dipisahkan dari kesehatan tubuh secara urnum.

Untuk mencapai kesehatan gigi dan mulut yang optimal, maka harus dilakukan
perawatan secara berkala. Perawatan dapat dimulai dari memperhatikan diet makanan,
jangan terlalu banyak makanan yang mengandung gula dan makanan yang lengket.

Pembersihan plaks dan sisa makanan yang tersisa dengan menyikat gigi, teknik
dan caranya jangan sampai merusak terhadap struktur gigi dan gusi. Pembersihan karang
gigi dan penambalan gigi yang berlubang oleh dokter gigi, serta pencabutan gigi yang
sudah tidak bisa dipertahankan lagi dan merupakan fokal infeksi. Kunjungan berkala ke
dokter gigi setiap enam bulan sekali balk ada keluhan ataupun tidak ada keluhan.

Dengan memperhatikan hal-hal tersebut, maka akan dicapai suatu kesehatan gigi
dan mulut yang optimal. Dengan demikian akan meningkatkan kesehatan tubuh secara
keseluruhan dan akan meningkatkan etos kerja yang lebih baik lagi. Sehingga kesehatan
jasmani dan rohani seperti yang diharapkan akan tercapai.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud mulut dan bagian-bagiannya?
2. Apakah pengertian dari karies?
3. Apakah pengertian gingivitis?
4. Apa penyebab terjadinya gingivitis?
5. Apa tanda dan gejala pada gingivitis?
6. Apakah diagnose pada gingivitis?
7. Bagaimana pengobatan gingivitis?
8. Bagaimana pencegahan gingivitis?
9. Bagaimana memelihara kesehatan gigi”

C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui apa yang di maksud dengan mulut serta bagian-bagiannya
2. Mengetahui pengertian dari karies
3. Mengetahui pengertian dari gingivitis
4. Mengetahui penyebab terjadinya gingivitis
5. Mengetahui tanda dan gejala yang terjadi pada gingivitis
6. Mengetahui diagonsa pada gingivitis
7. Mengetahui bagaimana pengobatan dan penanganan gingivitis
8. Mengetahui tentang pencegahan gingivitis
9. Mengetahui cara pemeliharaan gigi

BAB II
PEMBAHASAN

A. MULUT DAN BAGIAN-BAGIANNYA

Mulut dibentuk oleh 2 rahang, yakni rahang atas dan rahang bawah. Pada rahang ini terdapat
gigi dan gusi. Gigi dan mulut sendiri berfungsi mengunyah , berbicara, dan memberikan bentuk
yang harmonis pada muka.

  2.1 Bagian – bagian Gigi

Gigi tersusun atas lapisan-lapisan. Lapisan – lapisan pada gigi yakni :

Mahkota gigi atau corona, merupakan bagian yang tampak di atas gusi. Terdiri atas:

 Lapisan email, merupakan lapisan yang paling keras.


 Tulang gigi (dentin), di dalamnya terdapat saraf dan pembuluh darah.
 Rongga gigi (pulpa), merupakan bagian antara corona dan radiks.
 Leher gigi atau kolum, merupakan bagian yang berada di dalam gusi.
 Akar gigi atau radiks, merupakan bagian yang tertanam pada tulang rahang. Akar gigi
melekat pada tulang rahang dengan perantaraan semen gigi.
 Semen gigi melapisi akar gigi dan membantu menahan gigi agar tetap melekat pada gusi.
Terdiri atas:

-        Lapisan semen, merupakan pelindung akar gigi dalam gusi.

-        Gusi, merupakan tempat tumbuh gigi.

B. Karies
Karies gigi (Kavitasi)adalah sebuah penyakit infeksi yang merusak struktur gigi.
Penyakit ini menyebabkan gigi berlubang. Jika tidak ditangani, penyakit ini dapat
menyebabkan nyeri, penanggalan gigi, infeksi, berbagai kasus berbahaya, dan bahkan
kematian.,Jika tidak diobati oleh seorang dokter gigi, karies akan terus tumbuh dan pada
akhirnya menyebabkan gigi tanggal.Tergantung kepada lokasinya, pembusukan gigi
dibedakan menjadi:

1.    Pembusukan permukaan yang licin/rata.

Merupakan jenis pembusukan yang paling bisa dicegah dan diperbaiki, tumbuhnya paling
lambat. Sebuah karies dimulai sebagai bintik putih dimana bakteri melarutkan kalsium dari email
Pembusukan jenis ini biasanya mulai terjadi pada usia 20-30 tahun.

2.    Pembusukan lubang dan lekukan.


Biasanya mulai timbul pada usia belasan, mengenai gigi tetap dan tumbuhnya cepat.
Terbentuk pada gigi belakang, yaitu di dalam lekukan yang sempit pada permukaan gigi untuk
mengunyah dan pada bagian gigi yang berhadapan dengan pipi. Daerah ini sulit dibersihkan
karena lekukannya lebih sempit daripada bulu-bulu pada sikat gigi.

3.    Pembusukan akar gigi.

Berawal sebagai jaringan yang menyerupai tulang, yang membungkus permukaan akar
(sementum). Biasanya terjadi pada usia pertengahan akhir. Pembusukan ini sering terjadi karena
penderita mengalami kesulitan dalam membersihkan daerah akar gigi dan karena makanan yang
kaya akan gula. Pembusukan akar merupakan jenis pembusukan yang paling sulit dicegah.

4.    Pembusukan dalam email.

Pembusukan terjadi di dalam lapisan gigi yang paling luar dan keras, tumbuh secara
perlahan.

Setelah menembus ke dalam lapisan kedua (dentin, lebih lunak), pembusukan akan
menyebar lebih cepat dan masuk ke dalam pulpa (lapisan gigi paling dalam yang mengandung
saraf dan pembuluh darah).

Dibutuhkan waktu 2-3 tahun untuk menembus email, tetapi perjalanannya dari dentin ke
pulpa hanya memerlukan waktu 1 tahun. Karena itu pembusukan akar yang berasal dari dalam
dentin bisa merusak berbagai struktur gigi dalam waktu yang singkat.

Struktur gigi yang rusak tidak dapat sembuh sempurna, walaupun remineralisasi pada
karies yang sangat kecil dapat timbul bila kebersihan dapat dipertahankan. Untuk lesi yang kecil,
florida topikal dapat digunakan untuk merangsang remineralisasi. Untuk lesi yang besar dapat
diberikan perawatan khusus. Perawatan ini bertujuan untuk menjaga struktur lainnya dan
mencegah perusakan lebih lanjut.

Amalgam dapat digunakan sebagai media untuk penyembuhan karies. Secara umum,
pengobatan lebih awal akan lebih nyaman dan murah dibandingkan perawatan lanjut karena
lubang yang lebih buruk. Anestesi lokal, oksida nitro, atau obat lainnya dapat meredam nyeri.
Pembuangan bor dapat membuang struktur yang sudah berlubang. Sebuah alat seperti sendok
dapat membersihkan lubang dengan baik.N Ketika lubang sudah dibersihkan, maka diperlukan
sebuah teknik penyembuhan untuk mengembalikan fungsi dan keadaan estetikanya.

Material untuk penyembuhan meliputi amalgam, resin untuk gigi, porselin, dan emas.
Resin dan porselin dapat digunakan untuk menyamakan warna dengan gigi asal dan lebih sering
digunakan. Bila bahan di atas tidak dapat digunakan, maka diperlukan zat crown yang terbutat
dari emas, porselin atau porselin yang dicampur logam.

Pada kasus tertentu, diperlukan terapi kanal akar pada gigi. Terapi kanal gigi atau terapi
endodontik, direkomendasikan bila pulpa telah mati karena infeksi atau trauma. Saat terapi,
pulpa, termasuk saraf dan pembuluh darahnya, dibuang. Bekas gigi akan diberikan material
seperti karet yang disebut gutta percha. Pencabutan atau ekstraksi gigi juga menjadi pilihan
perawatan karies, bila gigi tersebut telah hancur karena proses pelubangan.

C. GINGIVITIS

Gingivitis adalah peradangan pada gusi (gingiva).Gingivitis sering terjadi dan bisa timbul
kapan saja setelah tumbuhnya gigi.

1. Penyebab

Gingivitis hampir selalu terjadi akibat penggosokan dan flosing (membersihkan gigi
dengan menggunakan benang gigi) yang tidak benar, sehingga plak tetap ada di sepanjang garis
gusi.

Plak merupakan suatu lapisan yang terutama terdiri dari bakteri. Plak lebih sering
menempel pada tambalan yang salah atau di sekitar gigi yang terletak bersebelahan dengan gigi
palsu yang jarang dibersihkan.

Jika plak tetap melekat pada gigi selama lebih dari 72 jam, maka akan mengeras dan
membentuk karang gigi (kalkulusflosing (benang gigi). Plak merupakan penyebab utama dari
gingivitis.

Faktor lainnya yang akan semakin memperburuk peradangan adalah:

-            kehamilan

-            pubertas

-            pil KB.

Obat-obat tertentu bisa menyebabkan pertumbuhan gusi yang berlebihan sehingga plak sulit
dibersihkan dan terjadilah gingivitis.

Obat-obatan tersebut adalah:

-            fenitoin (obat anti kejang)

-            siklosporin (diminum oleh penderita yang menjalani pencangkokan organ)

-            calcium channel blockers (misalnya nifedipin, obat untuk mengendalikan tekanan darah
dan kelainan irama jantung)

-            pil atau suntikan KB.

Kekurangan vitamin C bisa menyebabkan gingivitis, dimana gusi meradang dan mudah
berdarah.
Kekurangan niasin ( pellagra) juga bisa menyebabkan peradangan dan perdarahan gusi,
serta mempermudah terjadinya infeksi mulut.

Pada kehamilan, gingivitis bisa semakin memburuk. Hal ini terutama disebabkan oleh
perubahan hormonal.

Keadaan ini didukung oleh kurangnya menjaga kebersihan mulut karena wanita hamil
sering merasa mual di pagi hari.

Selama kehamilan, iritasi ringan (yang paling sering adalah pembentukan karang gigi) bisa
menyebabkan pertumbuhan berlebih dari jaringan gusi yang menyerupai benjolan. Keadaan ini
disebut tumor kehamilan. Jika terluka atau pada saat makan, jaringan gusi yang membengkak ini
mudah mengalami perdarahan.

Gingivitis deskuamativa merupakan suatu keadaan yang paling sering ditemukan pada
wanita pasca menopause.

Lapisan gusi yang paling luar terpisah dari jaringan dibawahnya. Gusi menjadi sangat
longgar sehingga lapisan terluarnya bisa digerakkan dengan kapas lidi.

Pada perikoronitis, yang membengkak adalah gusi pada sebuah gigi yang belum keluar
seluruhnya. Cairan, potongan makanan dan bakteri bisa terperangkap di dalam bagian gusi yang
menutupi gigi ini.

Bisa terjadi infeksi, yang selanjutnya bisa menyebar ke tenggorokan atau pipi.

2. Gejala

Pada gingivitis simplek, gusi tampak merah, bukan pink. Gusi membengkak dan mudah
digerakkan. Jika penderita menggosok gigi atau makan, gusi seringkali berdarah. Jika
gingivitisnya berat, maka pada saat bangun pagi bantal akan dipenuhi oleh bercak darah,
terutama jika pada saat tidur penderita bernafas melalui mulutnya.

Pembengkakan gusi

Gingivostomatitis herpetik akut merupakan infeksi virus pada gusi dan bagian mulut
lainnya, yang menimbulkan nyeri.

Gusi tampak berwarna merah terang dan terdapat banyak luka terbuka yang berwarna
putih atau kuning di dalam mulut.

Gingivitis pada leukemia merupakan tanda awal dari leukemia pada sekitar 25% penderita
anak-anak.
Penyusupan (infiltrasi) sel-sel leukemia ke dalam gusi menyebabkan gingivitis dan
berkurangnya kemampuan untuk melawan infeksi akan semakin memperburuk keadaan ini. Gusi
tampak merah dan mudah berdarah.

Perdarahan seringkali berlanjut sampai beberapa menit atau lebih karena pada penderita
leukemia, darah tidak membeku secara norma.

3. Diagnosa

Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik. Gusi yang
meradang tampak merah, membengkak dan mudah berdarah.

4. Pengobatan

Kondisi medis yang menyebabkan atau memperburuk gingivitis harus diatasi. Jika
penyebabnya adalah obat-obatan, maka pertumbuhan gusi yang berlebihan harus diangkat
melalui pembedahan. Jika terjadi kekurangan vitamin C dan niasin, maka diberikan tambahan
vitamin.

Gingivostomatitis herpetik akut biasanya membaik tanpa pengobatan dalam waktu 2


minggu. Bisa diberikan obat kumur anestetik untuk mengurangi rasa tidak nyaman ketika
penderita makan dan minum.

Tumor kehamilan diangkat melalui pembedahan, Tetapi tumor ini cenderung tumbuh
kembali selama kehamilan masih berlangsung.

Pada gingivitis deskuamativa diberikan terapi sulih hormon. Pilihan pengobatan lainnya
adalah tablet kortikosteroid atau salep kortikosteroid yang dioleskan langsung ke gusi.

Untuk mencegah terjadinya perdarahan pada leukemia, sebaiknya penderita membersihkan


giginya tidak dengan sikat gigi, tetapi menggunakan bantalan atau busa.

Obat kumur klorheksidin bisa diberikan untuk mengendalikan plak dan mencegah infeksi
mulut.

Pada perikoronitis, sisa makanan dan bakteri dibawah lipatan gusi dibersihkan oleh dokter
gigi.

Jika rontgen menunjukkan bahwa gigi geraham bawah tidak mungkin tumbuh secara
sempurna, maka gigi geraham atas dicabut dan diberikan antibiotik selama beberapa hari
sebelum gigi geraham bawah juga dicabut.
 

5. Pencegahan

Kondisi medis yang menyebabkan atau memperburuk gingivitis harus diatasi.Jika


penyebabnya adalah obat-obatan, maka pertumbuhan gusi yang berlebihan harus diangkat
melalui pembedahan.Jika terjadi kekurangan vitamin C dan niasin, maka diberikan tambahan
vitamin.Gingivostomatitis herpetik akut biasanya membaik tanpa pengobatan dalam waktu 2
minggu.Bisa diberikan obat kumur anestetik untuk mengurangi rasa tidak nyaman ketika
penderita makan dan minum.Tumor kehamilan diangkat melalui pembedahan, Tetapi tumor ini
cenderung tumbuh kembali selama kehamilan masih berlangsung.Pada gingivitis deskuamativa
diberikan terapi sulih hormon. Pilihan pengobatan lainnya adalah tablet kortikosteroid atau salep
kortikosteroid yang dioleskan langsung ke gusi.

Untuk mencegah terjadinya perdarahan pada leukemia, sebaiknya penderita


membersihkan giginya tidak dengan sikat gigi, tetapi menggunakan bantalan atau busa. Obat
kumur klorheksidin bisa diberikan untuk mengendalikan plak dan mencegah infeksi mulut. Pada
perikoronitis, sisa makanan dan bakteri dibawah lipatan gusi dibersihkan oleh dokter gigi.

Jika rontgen menunjukkan bahwa gigi geraham bawah tidak mungkin tumbuh secara
sempurna, maka gigi geraham atas dicabut dan diberikan antibiotik selama beberapa hari
sebelum gigi geraham bawah juga dicabut.

5. MEMELIHARA KESEHATAN GIGI

Pertama, biasakan diri untuk menyikat gigi minimal dua kali sehari, yaitu sesudah sarapan
dan sebelum tidur di malam hari. Ketika tidur, mulut tertutup dan menyebabkan air liur tidak
bersirkulasi, bakteri akan berkembang biak dua kali lipat lebih banyak. Bakteri yang semakin
banyak akan merusak gigi dan gusi. Oleh karena itu, sikat gigi sebelum tidur sangat penting
untuk menghindari terjadinya gangguan gigi dan gusi yang lebih buruk.

Kedua, sebaiknya segera menyikat gigi setelah mengonsumsi makanan yang manis dan
lengket. Sisa makanan manis yang tidak segera dibersihkan menjadi penyebab utama terjadinya
gigi berlubang. Begitu pula makanan yang lengket, makanan ini harus segera dibersihkan agar
tidak tertimbun dan semakin sulit dibersihkan nantinya.

Ketiga, pilihlah sikat gigi yang mempunyai bulu sikat yang lembut. Bbanyak orang yang
beranggapan bahwa semakin keras menyikat gigi akan semakin bersih hasilnya. Anggapan ini
salah karena menyikat gigi dengan keras akan menyebabkan terkikisnya email (lapisan
pelindung) gigi.

Keempat, terapkanlah cara menyikat gigi yang baik dan benar. Sikatlah gigi Anda dengan
arah ke atas lalu ke bawah atau dari arah gusi ke arah ujung gigi.

Kelima, sebaiknya Anda mengganti sikat gigi Anda tiga bulan sekali atau bila bulu sikat
sudah mekar. Penempatan sikat gigi pun harus diperhatikan. Letakkanlah sikat gigi di dalam
kamar mandi dengan wadah tertutup atau dimasukkan ke dalam lemari di balik cermin di kamar
mandi Anda untuk menghindari kontaminasi kuman dan bakteri.

Keenam, lakukanlah pemeriksaan secara rutin ke dokter gigi untuk mencegah timbulnya
plak dan karang gigi yang tertimbun tebal, karena akan semakin sulit dibersihkan.

Ketujuh, kurangi konsumsi makanan yang banyak mengandung gula dan makanan yang
bisa menimbulkan warna pada gigi, seperti teh dan kopi. Hentikan juga kebiasaan merokok
karena selain membuat gigi berwarna kuning, rokok juga dapat menyebabkan penyakit gusi dan
kanker mulut.

Kedelapan, jangan lupa untuk membersihkan lidah Anda ketika menyikat gigi. Permukaan
lidah menjadi tempat bertumbuhnya bakteri dan oleh karena itu sebaiknya dibersihkan untuk
mengurangi jumlah bakteri di dalam mulut.

Kesembilan, pergunakanlah benang floss untuk membersihkan sisa-sisa makanan yang


terselip di antara gigi.

Kesepuluh, pergunakanlah pasta gigi yang aman dan menyehatkan, seperti Tiens Herbal
Toothpaste. Pasta gigi ini diperkaya dengan nullipore (bahan anti bakteri/virus), kamperfull,
ekstrak tanaman krisan liar, vitamin A, vitamin B1, luteolin, inositol, dan ginsenoside yang
mampu memberikan fungsi pembersihan dan perlindungan menyeluruh, yang tentunya dapat
memberikan efek aman dan menyehatkan daripada menggunakan pasta gigi yang hanya
mengandung fluoride. Tiens Herbal Toothpaste mampu membersihkan dan mencegah kerusakan
gigi, mencegah stomatitis dan nyeri gigi, mencegah gusi bengkak dan berdarah, mengatasi bau
mulut dan mengatasi hemodia dan eritrisme.

 
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Gigi yang sehat adalah gigi yang rapih, bersih, sehat ,bercahaya dan didukung oleh gusi
yang sehat, yaitu gusi yang kencang dan berwarna merah muda . untuk mencapai kesehatan gigi
dan mulut yang optimal, maka harus dilakukan perawatan secara berkala, sehingga didapatakan
kondisi gigi dan jaringan rongga mulut yang sehat. Hal itu dapat dicapai dengan memeriksakan
gigi dan mulut ke dokter gigi setiap enam bulan sekali dan bukan hanya terdapat apabilan
keluahan saja .

B. SARAN

  Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan
dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, karena keterbatasan
pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah
ini.

Kami banyak berharap pada para pembaca dapat memberikan kritik dan saran yang
membangun kepada kamin demi sempurnanya makalah ini dan penulisan makalah ini
dikesempatan berikutnya.

Semoga makalah ini berguna bagi kami pada khususnya juga para pembaca pada
umumnya.

 
DAFTAR PUSTAKA

http://pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2009/06/kesehatan_gigi_dan_mulut.pdf

http://id.wikipedia.org/wiki/Gigi

http://www.infogigi.com/karies-akar/definisi-mengenai-karies-gigi.html#more-24

http://id.wikipedia.org/wiki/Karies_gigi

http://www.indonesiaindonesia.com/f/10639-gingivitis/

http://dokternasir.web.id/2009/03/menjaga-kesehatan-gigi-dan-mulut.html

Anda mungkin juga menyukai