BAB 1 Tuminah
BAB 1 Tuminah
BAB I
PENDAHULUAN
dengan menggunakan cairan atau alat yang menimbulkan hangat pada bagian
tubuh yang memerlukan. Tindakan ini selain untuk melancarkan sirkulasi darah
otot, perut kembung, dan kedinginan. (Stevens, PJM, F, Bordui, WE, Van Der
hingga alat-alat kandungan kembali seperti prahamil. Lama masa nifas ini
kembali seperti keadaan sebelum hamil. Batas waktu nifas yang paling
singkat (minimum) tidak ada batas waktunya, bahkan bisa jadi dalam
semua sistem tubuh salah satu diantaranya yaitu perubahan pada sistem
lainnya yaitu timbulnya laktasi (Nengah dan Surinati, 2013). Laktasi adalah
dihisap oleh bayi secara adekuat, sehingga sisa ASI terkumpul pada sistem
biasanya timbul hanya pada satu payudara dan hanya sedikit rasa hangat
dirasakan atau tidak ada rasa hangat sama sekali. Dalam suatu penelitian 96
dari 100 ibu dilaporkan mengalami nyeri pada waktu-waktu tertentu. Hal
inI terjadi terutama antara hari ke-3 dan ke-7. Pada beberapa wanita, nyeri
dua jenis serabut, yaitu serabut A (delta) dan serabut C. Implus nyeri
spinal asendens yang paling utama, yaitu jalur spinothalamic tract (STT)
panas dengan suhu 40,50C –43 0C merupakan salah satu pilihan tindakan
yang digunakan untuk mengurangi dan bahkan mengatasi rasa nyeri (Potter
mempergunakan buli – buli panas atau kantong air panas secara konduksi
dimana terjadi pemindahan panas dari buli – buli ke dalam tubuh sehingga
meningkatkan sel darah putih secara total dan fenomena reaksi peradangan
Wahyuningsih, 2014).
melakukan asuhan yang dituangkan dalam Karya Tulis Ilmiah dengan judul
Nifas Dan Penurunan Skala nyeri pada penderita Phlebitis Di Rsia Sayang Ibu
Tahun 2016
Air Susu Ibu (ASI) merupakan nutrisi alamiah terbaik bagi bayi karena
mengandung kebutuhan energi dan zat yang dibutuhkan selama enam bulan
pemberian ASI eksklusif, salah satu kendala utamanya yakni produksi ASI
yang tidak lancar. Hal ini akan menjadi faktor penyebab rendahnya cakupan
pemberian ASI eksklusif kepada bayi baru lahir (Wulandari dan Handayani,
ASI (Air susu Ibu) adalah makanan terbaik dan alamiah untuk bayi. Air
susu Ibu (ASI) adalah makanan terbaik bayi pada awal usia kehidupan, hal ini
tidak hanya karena ASI mengandung cukup zat gizi tetapi karena ASI
memberikan ASI sampai bayi berusia 4 sampai 5 bulan ( Depkes RI, 2015 p. 1)
Cakupan ASI eksklusif di seluruh dunia hanya sekitar 36% selama periode
Provinsi NTB sebesar 79,7% dan terendah di Provinsi Maluku sebesar 25,2%
satu jam pertama setelah melahirkan dan melanjutkan hingga usia 6 bulan
memadai dan aman diberikan saat bayi memasuki usia 6 bulan dengan terus
Indonesia (SDKI) tahun 2012, jumlah AKB 32 per 1000 kelahiran hidup dan
Akaba 40 per 1.000 kelahiran hidup. Jumlah kasus kematian ibu di Provinsi
Jawa Tengah pada tahun 2015 sebanyak 619 kasus. Dengan demikian Angka
Kematian ibu Provinsi Jawa Tengah 111,16 per 100.000 kelahiran hidup pada
tahun 2015. Angka Kematian Bayi di Provinsi Jawa Tengah tahun 2015
sebesar 10 per 1.000 kelahiran hidup (Profil Kesehatan Jawa Tengah, 2015).
Air Susu Ibu (ASI) secara dini serta pemberian ASI Ekslusif. Hal ini ini
dibuktikan oleh data World Health Organization (WHO) (2003) dalam profil
dengan faktor nutrisi yaitu sebesar 53 %. Beberapa penyakit yang timbul akibat
pemberian ASI Eksklusif pada tahun 2012 sebesar 25,06 %, tahun 2013
sebesar 57,67 %, tahun 2014 60,7 %, dan pada tahun 2015 sebesar 61,6 %.
setiap bayi memperoleh haknya yaitu mendapat ASI sesuai dengan tujuan
Sustaiable Development Goal’s (SDG’s) ke -3. Target ke-2 yaitu pada tahun
2030, mengakhiri kematian bayi dan balita yang dapat dicegah (Dinkes prov
Kebumen pada bayi usia 0-6 bulan pada tahun 2011 sebesar 49,46%, tahun
2012 sebesar 54,58%, tahun 2013 61,17%, tahun 2014 59,3%, tahun 2015
diantaranya adalah, produksi ASI kurang (32%), ibu bekerja (16%), masalah
pada puting susu (28%), pengaruh iklan pada susu formula (16%), pengaruh
orang lain terutama keluarga (4%). Oleh karena itu dukungan untuk pemberian
ASI sangat diperlukan dari keluarga, masyarakat dan petugas kesehatan untuk
73,3%. Faktor mental dan psikologis ibu menyusui sangat besar pengaruhnya
terhadap proses menyusui dan kelancaran produksi ASI. Seorang ibu yang
mengalami stress, perasaan tertekan dan tidak nyaman saat menyusui dapat
melahirkan ASI yang diproduksi oleh ibu hanya sedikit bahkan tidak keluar
(Sholihah, 2010). Produksi ASI kurang salah satunya dapat disebabkan karena
tidak dilakukannya persiapan puting susu terlebih dahulu dan kurangnya reflek
oksitosin. Salah satu cara untuk meningkatkan refleks oksitosin adalah dengan
produksi ASI. Kompres hangat payudara selama pemberian ASI akan dapat
dari kompres hangat payudara antara lain, stimulasi refleks let down, mencegah
produksi ASI pada ibu post partum, pijat punggung dapat mempercepat
9
pengeluaran ASI, karena dasar dari teknik pijat punggung adalah untuk
merangsang refleks oksitosin. Penelitian lain menunjukan hasil bahwa ibu post
payudara dapat menstimulasi refleks let down (Patel & Gedam, 2013 dalam
seperti jumlah ASI yang dapat di produksi hanya sedikit. Berdasarkan hal
Kebumen
Saking pentingnya ASI bagi bayi, maka para ahli menyarankan agar ibu
menyusui bayinya selama 6 bulan sejak kelahiran, yang dikenal dengan istilah
ASI Eksklusif. Dalam era globalisasi, banyak ibu yang bekerja. Keadaan itu
sering menjadi kendala bagi ibu untuk memberikan ASI Eksklusif kepada
supaya ibu yang bekerja juga dapat memberikan ASI Eksklusif kepada
bayinya, maka ibu memerlukan pengetahuan dan cara pemberian ASI yang
benar ( Dwi, 2009 p. 27) Dr. Dien Sanyoto Besar, Sp.A. menerangkan bahwa
bayi yang baru lahir harus lanngsung diberi ASI, maksimal satu jam setelah
10
lahir. Namun dalm kenyataanya, bayi diberi susu formula lantaran ASI belum
keluar
pelayanan kepada lansia. Adapun hasil pencapaian dari tiap perbulan di Panti
Jompo Thresna Werdha Kota Lubuklinggau tahun 2010 dapat di lihat dari tabel
1.1
TABEL 1.1
REKAPITULASI PENGHUNI PANTI
TRESNA WERDHA KOTA LUBUKLINGGAU
TAHUN 2010/ 2012
30
25
20
15 laki-laki
Column1
10
0
tahun 2010 tahun 2011 tahun 2012
(sumber : daftar penghuni panti tresna werdha Kota Lubuklinggau)
11
Panti Tresna Werdha pada tahun 2010 berjumlah 45 orang terdiri dari laki-laki
terdiri dari laki-laki 16 orang dan perempuan 24 orang. Sedangkan pada tahun
orang.
yang kotor dan kurang kebersihannya dan sangat jauh dari program yang
(PHBS). Hal ini juga dipengaruhi oleh kurangnya pengetahuan dan sikap
masyakarat, dalam hal ini seluruh penghuni Panti Thresna Werdha akan
dengan cara tertentu, sikap sering muncul dalam bentuk pasangan, satu
Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Di Panti Jompo Thresna Werdha Kota
Post Partum di Ruang Ummu Anisa Rumah Sakit Siti Aisyah Kota
benar.