Anda di halaman 1dari 12

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN PADA CHRONIC KIDNEY DISEASE (CKD)

1. Pengkajian
a. Pengumpulan data
1) Identitas klien
Terdiri dari nama, no.rekam medis, tanggal lahir, umur, agama, jenis
kelamin, pekerjaan, status perkawinan, alamat, tanggal masuk,
diagnosa medis dan nama identitas penanggung jawab meliputi : nama,
umur, hubungan dengan pasien, pekerjaan dan alamat.
b. Pengumpulan Data Dasar
1) Keluhan utama
Biasanya Klien datang dengan keluhan utama yang didapat bervariasi,
mulai dari urine output sedikit sampai tidak dapat BAK, gelisah
sampai penurunan kesadaran, tidak selera makan (anoreksi), mual,
muntah, mulut terasa kering, rasa lelah, napas berbau (ureum), dan
gatal pada kulit (Muttaqin, 2011).
2) Riwayat kesehatan sekarang
Biasanya terjadi penurunan urine output, penurunan kesadaran,
perubahan pola napas, kelemahan fisik, adanya perubahan kulit,
adanya napas berbau ammonia, dan perubahan pemenuhan nutrisi.
Kemana saja klien meminta pertolongan untuk mengatasi masalah dan
mendapat pengobatan apa (Muttaqin, 2011).
3) Riwayat Kesehatan Dahulu
Biasanya ada riwayat penyakit gagal ginjal gagal akut, infeksi saluran
kemih, payah jantung, pengguanaan obat-obat nefrotoksik. Benign
Prostatic Hyperplasia, dan prostatektomi. Dan biasanya adanya riwayat
penyakit batu saluran kemih, infeksi system perkemihan yang
berulang, penyakit diabetes mellitus, dan penyakit hipertensi pada
masa sebelumnya yang menjadi presdiposisi penyebab. Penting untuk
dikaji mengenai riwayat pemakaian obat-obatan masa lalu dan adanya
riwayat alergi terhadap jenis obat kemudian dokumentasikan
(Muttaqin, 2011).
4) Riwayat Kesehatan Keluarga
Biasanya klien mempunyai anggota keluarga yang pernah menderita
penyakit yang sama dengan klien yaitu CKD, maupun penyakit
diabetes mellitus dan hipertensi yang bisa menjadi faktor pencetus
terjadinya penyakit CKD.
c. Pola-Pola Aktivitas Sehari-Hari
1) Pola aktivitas / istirahat
Gejala : kelelahan ekstrem, kelemahan, malaise. Gangguan tidur
(insomnia/gelisah atau samnolen). Tanda : kelemahan otot, kehilangan
tonus, penurunan rentang gerak.
2) Pola nutrisi Makan / cairan
Gejala : peningkatan berat badan cepat (edema), penurunan berat
badan (malnutrisi). Anoreksia, nyeri ulu hati, mual/muntah, rasa tidak
sedap pada mulut (pernafasan ammonia). Tanda : distensi abdomen,
pembesaran hati, perubahan turgor kulit edema, ulserasi gusi,
perdarahan gusi/lidah, penurunan otot, penurunan lemak sub kutan,
penampilan tidak bertenaga.
3) Pola eliminasi
Gejala : penurunan frekuensi urin, oliguria, anuria (gagal tahap lanjut,
abdomen kembung, diare atau konstipasi. Tanda : perubahan warna
urin, contoh : kuning pekat, merah, coklat berawan, oliguria , dapat
menjadi anuria.
4) Pola sirkulasi
Gejala : riwayat hipertensi lama atau berat, palpitasi, nyeri dada
(angina). Tanda : hipertensi, nadi kuat, edema jaringan umumdan
pitting pada kaki, telapak tangan, disritmia jantung, nadi lemah halus,
hipotensi, ortostatik menunjukkan hipovolemia, yang jarang pada
penyakit tahap akhir, pucat,kulit coklat kehijauan, kuning,
kecendrungan perdarahan.
5) Integritas ego
Gejala : faktor stress, contoh : financial, hubungan, persaan tidak
berdaya, tidak ada kekuatan. Tanda : menolak, ansietas, takut, marah,
mudah tersinggung, perubahan kepribadian.
6) Neurosensori
Gejala : sakit kepala, penglihatan kabur, kram otot/ kejang sindrom
“kaki gelisah”, rasa terbakar pada telapak kaki. Tanda : gangguan
status mental, contoh : penurunan lapang perhatian , ketidakmampuan
berkonsentrasi, kehilangan memori, kacau, penurunan tingkat
kesadaran, kejang, rambut tipis, kuku rapuh dan tipis.
7) Nyeri/kenyamanan
Gejala : nyeri panggul, sakit kepala, kram otot/ nyeri kaku (memburuk
saat malam hari) Tanda : perlu berhati-hati, distraksi, gelisah.
8) Pernafasan
Gejala : nafas pendek, dyspenia, nocturnal paroksimal, batuk dengan
atau tampa sputum kental dan banyak.
9) Keamanan
Gejala : kulit gatal, ada/berulangnya infeksi. Tanda : pruritus, demam
(sepsis, dehidrasi), normotemia dapat secara actual terjadi peningkatan
pada pasien yang mengalami suhu tubuh lebih rendah dari normal
(depresi respons imun), petekie, area ekimosis pada kulit.
10) Seksualitas
Gejala : penurunan libido, amenorea, infertilitas.
11) Interaksi Sosial
Gejala : kesulitan menentukan kondisi, contoh tidak mampu bekerja,
mempertahankan fungsi peran biasanya dalam keluarga.
12) Penyuluhan/ pembelajaran
Gejala : riwayat DM keluarga (risiko tinggi untuk gagal ginjal),
penyakit polikistik, nefitis herediter, kulkulus urinaria, malignansi.
Riwayat terpajan pada toksin, contoh obat, rancun lingkungan.
Penggunaan antibiotic nefrotoksik saat ini/berulang.

2. Pemeriksaan fisik
 Keadaan umum dan TTV
a) Keadaan umum klien lemah, letih dan terlihat sakit berat
b) Tingakat kesadaran klien menurun sesuai dengan tingkat uremia dimana
dapat mempengaruhi system saraf pusat
c) TTV : RR meningkat, tekanan darah didapati adanya hipertensi
 Kepala
a) Rambut : Biasanya klien berambut tipis dan kasar, klien sering sakit,
kepala, kuku rapuh dan tipis.
b) Wajah : Biasanya klien berwajah pucat
c) Mata : Biasanya mata klien memerah, penglihatan kabur, konjungtiva
anemis, dan sclera tidak ikterik.
d) Hidung : Biasanya tidak ada pembengkakkan polip dan klien bernafas
pendek dan kusmaul
e) Bibir:Biasanya terdapat peradangan mukosa mulut, ulserasi gusi,
perdarahan gusi, dan napas berbau
f) Gigi : Biasanya tidak terdapat karies pada gigi.
g) Lidah : Biasanya tidak terjadi perdarahan
 Leher
Biasanya tidak terjadi pembesaran kelenjar tyroid atau kelenjar getah
bening
 Dada / Thorak
Inspeksi : Biasanya klien dengan napas pendek, pernapasan kusmaul
(cepat/dalam)
Palpasi : Biasanya fremitus kiri dan kanan
Perkusi : Biasanya Sonor
Auskultasi : Biasanya vesicular
 Jantung
Inspeksi : Biasanya ictus cordis tidak terlihat
Palpasi : Biasanya ictus Cordis teraba di ruang inter costal 2 linea dekstra
sinistra
Perkusi : Biasanya ada nyeri
Auskultasi : Biasanya terdapat irama jantung yang cepat
 Abdomen
Inspeksi :Biasanya terjadi distensi abdomen, acites atau penumpukan
cairan, klien tampak mual dan muntah
Auskultasi : Biasanya bising usus normal, berkisar antara 5-35 kali/menit
Palpasi : Biasanya acites, nyeri tekan pada bagian pinggang, dan adanya
pembesaran hepar pada stadium akhir.
Perkusi : Biasanya terdengar pekak karena terjadinya acites.
 Genitourinaria
Biasanya terjadi penurunan frekuensi urine, anuria distensi abdomen, diare
atau konstipasi, perubahan warna urine menjadi kuning pekat, merah
coklat dan berwarna.
 Ekstremitas
Biasanya diadapatkan adanya nyeri panggul, oedema pada ekstermitas,
kram otot, kelemahan pada tungkai, rasa panas pada telapak kaki,
keterbatasan gerak sendi.
 Sistem Integumen
Biasanya warna kulit abu-abu, kulit gatal, kering dan bersisik adanya area
ekimosis pada kulit.
 Sistem Neurologi
Biasanya terjadi gangguan status mental seperti penurunan lapang
perhatian, ketidakmampuan konsentrasi, kehilangan memori, penurunan
tingkat kesadaran, disfungsi serebral, seperti perubahan proses piker dan
disorientasi. Klien sering didapati kejang, dan adanya neuropati perifer
(Muntaqqin, 2011).

3. Pemeriksaan penunjang
 Urine
a. Volume
Kurang dari 400 ml/24 jam (oliguria) atau urine tidak ada
(anuria)
b. Warna : biasanya didapati urine keruh disebabkan oleh pus,
bakteri, lemak, partikel koloid, fosfat atau urat.
c. Berat jenis : kurang dari 1,015 (menetap pada 1,010
menunjukkan kerusakan ginjal berat).
d. Osmolalitas : kurang dari 350 m0sm/kg (menunjukkan kerusakan
tubular)
e. Klirens Kreatinin : agak sedikit menurun.
f. Natrium : lebih dari 40 mEq/L, karena ginjal tidak mampu
mereabsorpsi natrium.
g. Proteinuri : terjadi peningkatan protein dalam urine (3-4+)
 Darah
a. Kadar ureum dalam darah (BUN) : meningkat dari normal.
b. Kreatinin : meningkat sampai 10 mg/dl (Normal : 0,5-1,5
mg/dl).
c. Hitung darah lengkap
-. Ht : menurun akibat anemia

-. Hb : biasanya kurang dari 7-8 g/dl

 Ultrasono Ginjal : menetukan ukuran ginjal dan adanya massa,


kista,obstrusi pada saluran kemih bagian atas.
 Pielogram retrograde : menunjukkan abnormalitas pelvis ginjal dan ureter
 Endoskopi ginjal : untuk menentukan pelvis ginjal, keluar batu, hematuria
dan pengangkatan tumor selektif
 Elektrokardiogram (EKG): mungkin abnormal menunjukkan
ketidakseimbangan elektrolit dan asam/basa.
 Menghitung laju filtrasi glomerulus : normalnya lebih kurang
125ml/menit, 1 jam dibentuk 7,5 liter, 1 hari dibentuk 180 liter (Haryono,
2013).

4. Diagnosis keperawatan
Menurut nanda nic-noc :
 Kelebihan volume cairan dan elektrolit berhubungan dengan penurunan
volume urin, kelebihan asupan cairan dan natrium, peningkatan aldosteron
sekunder dari penurunan GFR.
 Ketidakefektifan perfusi jaringan renal berhubungan dengan penurunan
suplai O2 dan nutrisi kejaringan sekunder terhadap penurunan COP.
 Risiko penurunan curah jantung berhubungan dengan ketidakseimbangan
cairan dan elektrolit, gangguan frekuensi, irama, konduksi jantung,
akumulasi/penumpukan urea toksin.
 Ketidakefektifan pola napas berhubungan dengan retensi cairan intertisial
dari edema paru, hiperventilasi dan respons asidosis metabolik.

5. Intervensi keperawatan
Berdasarkan teori rencana keperawatan yang dapat dilakukan untuk diagnosa
diatas adalah NANDA NIC-NOC International :
Tabel Intervensi Keperawatan Chronic Kidney Disease (CKD)

No Diagnosa NOC NIC


. Keperawatan
1. Kelebihan volume Tujuan dan Kriteria Hasil Fluid Management
cairan dan elektrolit 1. Electrolit and acid base 1) Pertahankan catatan
berhubungan dengan balance intake dan output yang
penurunan volume 2. Fluid balance akurat
urin, kelebihan asupan 3. Hydration 2) Pasang urin kateter jika
cairan diperlukan
3) Monitor hasil lab yang
Kriteria Hasil : sesuai dengan retensi cairan
1) Terbebas dari edema, (BUN , Hmt ,osmolalitas
efusi, anaskara urin)
2) Bunyi nafas bersih, 4) Monitor vital sign
tidak 5) Monitor indikasi retensi /
ada dyspneu/ortopneu kelebihan cairan (cracles,
3) Terbebas dari distensi CVP ,edema, distensi vena
vena jugularis, leher, asites)
4) Memelihara tekanan 6) Kaji lokasi dan luas
vena edema
sentral, tekanan kapiler 7) Monitor masukan
paru, output jantung dan makanan / cairan
vital sign DBN 8) Monitor status nutrisi
5) Terbebas dari 9) Berikan diuretik sesuai
kelelahan, interuksi
kecemasan atau bingung 10) Kolaborasi pemberian
obat:
11) Monitor berat badan
12) Monitor elektrolit
13) Monitor tanda dan
gejala dari odema
2. Ketidakefektifan Tujuan dan Kriteria Hasil Peripheral Sensation
perfusi jaringan renal 1. Circulation status Management
berhubungan dengan 2. Electrolite and Acid 1) Observasi status hidrasi
penurunan suplai O2 Base Balance (kelembaban membran
dan nutrisi kejaringan 3. Fluid Balance mukosa, TD ortostatik,
sekunder terhadap 4. Hidration dan keadekuatan dinding
penurunan COP. 5. Tissue Prefusion : renal nadi)
6. Urinari elimination 2) Monitor HMT, Ureum,
albumin, total protein,
Kriteria Hasil: serum osmolalitas dan
1) Tekanan systole dan urin
diastole dalam batas 3) Observasi tanda-tanda
normal cairan berlebih/ retensi
2) Tidak ada gangguan (CVP menigkat, oedem,
mental, orientasi kognitif distensi vena leher dan
dan kekuatan otot asites)
3) Na, K, Cl, Ca, Mg, 4) Pertahankan intake dan
BUN, output secara akurat
Creat dan Biknat dalam 5) Monitor TTV
batas normal Pasien Hemodialisis:
4) Tidak ada distensi vena 6) Observasi terhadap
leher dehidrasi, kram otot
5) Tidak ada bunyi paru dan aktivitas kejang
tambahan 7) Observasi reaksi
6) Intake output seimbang tranfusi
7) Tidak ada oedem 8) Monitor TD
perifer 9) Monitor BUN, Creat,
dan asites HMT dan elektrolit
8) Tdak ada rasa haus 10) Timbang BB sebelum
yang dan sesudah prosedur
abnormal 11) Kaji status mental
9) Membran mukosa 12) Monitor CT
lembab Pasien Peritoneal Dialisis:
Hematokrit dbn 13) Kaji temperatur, TD,
Warna dan bau urin denyut perifer, RR dan
dalam BB
batas normal 14) Kaji BUN, Creat pH,
HMT, elektrolit selama
prosedur
15) Monitor adanya
respiratory distress
16) Monitor banyaknya dan
penampakan cairan
17) Monitor tanda-tanda
infeksi
3. Risiko penurunan curah Tujuan dan Kriteria Hasil Cardiac Care
jantung berhubungan 1. Cardiac Pump 1) Evaluasi adanya nyeri
dengan effectiveness dada
ketidakseimbangan 2. Circulation Status 2) Catat adanya disritmia
cairan dan elektrolit, 3. Vital Sign Status jantung
gangguan frekuensi, 3) Catat adanya tanda dan
akumulasi/penumpukan Kriteria Hasil: gejala penurunan cardiac
urea toksin. 1) Tanda Vital dalam putput
rentang normal (Tekanan 4) Monitor status
darah, Nadi, respirasi) pernafasan yang
2) Dapat mentoleransi menandakan gagal jantung
aktivitas, tidak ada 5) Monitor balance cairan
kelelahan 6) Monitor respon pasien
3) Tidak ada edema paru, terhadap efek pengobatan
perifer, dan tidak ada antiaritmia
asites 7) Atur periode latihan
4) Tidak ada penurunan dan istirahat untuk
kesadaran menghindari kelelahan
5) AGD dalam batas 8) Monitor toleransi
normal aktivitas pasien
6) Tidak ada distensi vena 9) Monitor adanya
leher dyspneu, fatigue, tekipneu
7) Warna kulit normal dan ortopneu
10) Anjurkan untuk
menurunkan stress
11) Monitor TD, nadi,
suhu, dan RR
12) Monitor VS saat pasien
berbaring, duduk, atau
berdiri
13) Auskultasi TD pada
kedua lengan dan
bandingkan
14) Monitor TD, nadi, RR,
sebelum, selama, dan
setelah aktivitas
15) Monitor jumlah, bunyi
dan irama jantung
16) Monitor frekuensi dan
irama pernapasan
17) Monitor pola
pernapasan abnormal
18) Monitor suhu, warna,
dan kelembaban kulit
19) Monitor sianosis perifer
20) Monitor adanya
cushing triad (tekanan nadi
yang melebar,bradikardi,
peningkatan sistolik)
21) Identifikasi penyebab
dari perubahan vital sign
22) Jelaskan pada pasien
tujuan dari pemberian
oksigen
23) Sediakan informasi
untuk mengurangi stress
24) Kelola pemberian obat
anti aritmia, inotropik,
nitrogliserin dan
vasodilator untuk
mempertahankan
kontraktilitas jantung
25) Kelola pemberian
antikoagulan untuk
mencegah trombus perifer
26) Minimalkan stress
lingkungan
4. Ketidakefektifan pola Tujuan dan Kriteria Hasil Airway Management
napas berhubungan 1. Respiratory Status : Gas 1) Posisikan pasien untuk
dengan retensi cairan exchange memaksimalkan
intertisial dari edema 2. Keseimbangan asam ventilasi
paru, hiperventilasi dan Basa, Elektrolit 2) Pasang mayo bila perlu
respons asidosis 3. Respiratory Status : 3) Lakukan fisioterapi dada
metabolik. ventilation jika perlu
4. Vital Sign Status 4) Keluarkan sekret
dengan batuk atau suction
Kriteria Hasil: 5) Auskultasi suara nafas,
1) Mendemonstrasikan catat adanya suara
peningkatan ventilasi dan tambahan
oksigenasi yang adekuat 6) Berikan bronkodilator ;
2) Memelihara kebersihan 7) Barikan pelembab udara
paru paru dan bebas dari 8) Atur intake untuk
tanda tanda distress cairan mengoptimalkan
pernafasan keseimbangan.
3) Mendemonstrasikan 9) Monitor respirasi dan
batuk status O2
efektif dan suara nafas 10) Catat pergerakan
yang bersih, tidak ada dada,amati kesimetrisan,
sianosis dan dyspneu penggunaan otot tambahan,
(mampu mengeluarkan retraksi otot
sputum, mampu bernafas supraclavicular dan
dengan mudah, tidak ada intercostal
pursed lips) 11) Monitor suara nafas,
4) Tanda tanda vital seperti dengkur
dalam 12) Monitor pola nafas :
rentang normal bradipena, takipenia,
5) AGD dalam batas kussmaul,hiperventilasi,
normal cheyne stokes, biot
6) Status neurologis dalam 13) Auskultasi suara nafas,
batas normal catat area penurunan /
tidak adanya ventilasi
dan suara tambahan
14) Monitor TTV, AGD,
elektrolit dan ststus mental
15) Observasi sianosis
khususnya membran
mukosa
16) Jelaskan pada pasien
dan keluarga tentang
persiapan tindakan dan
tujuan penggunaan alat
tambahan (O2, Suction,
Inhalasi)
17) Auskultasi bunyi
jantung, jumlah, irama
dan denyut jantung

6. Implementasi
Implementasi merupakan langkah keempat dalam tahap proses keperawatan,
dengan melaksanakan berbagai strategi kesehatan (tindakan keperawatan) yang
telah direncanakan dalam rencana tindakan keperawatan.

7. Evaluasi
Hasil yang diharapkan setelah pasien gagal ginjal kronis mendapatkan intervensi
adalah sebagai berikut :
1. Tidak terjadi kelebihan volume cairan
2. Tidak terjadi penurunan curah jantung
3. Tidak mengalami cidera jaringan lunak (Munttaqin, 2011).
DAFTAR PUSTAKA
 Muttaqin, A dan Sari K. 2011. Asuhan Keperawatan Gangguan Sistem
Integumen.
Jakarta: Salemba Medika.
 Haryono, R. 2013. Keperawatan Medikal bedah : Sstem Perkemihan.
Yogyakarta: PT.Andi Offset.

Anda mungkin juga menyukai