Anda di halaman 1dari 7

ANALISIS PERSOALAN KEBIJAKAN PLS YANG DITETAPKAN

PEMERINTAH

MAKALAH

OLEH
Karisma Rizqi Nuryanti (210141840401)
Abdul Somad (210141840407)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


PASCASARJANA
PROGRAM PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH
OKTOBER 2021
DAFTAR ISI

PENDAHULUAN
1. Latar Belakang.................................................................................. 1
2. Rumusan Masalah............................................................................. 2
3. Tujuan Penulisan............................................................................... 2
PEMBAHASAN
1. 3
2. 5
a. 6
b.
c.
d.
e.
f.
PENUTUP.................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................. 12
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Pendidikan merupakan usaha yang dilakukan untuk mewujudkan cita-cita
Indonesia yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Namun banyak sekali masalah,
hambatan dan tantangan yang harus di hadapi pendidikan Indonesia terutama
dalam hal kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Oleh karena itu perlu
adanya perhatian ekstra khususnya pada regulasi pendidikan dengan
menggunakan aturan baku yang dipayungin oleh sistem pendidikan nasional.
Aturan-aturan inilah nanti yang akan disebut dengan kebijakan.
Kebijakan dapat diartikan secara sederhana sebagai seperangkat keputusan
yang dijadikan pedoman dalam melaksanakan suatu kegiatan. Kebijakan biasanya
diputuskan oleh seseorang, kelompok atau bahkan pemerintah untuk mengatasi
hambatan dalam melaksanakan suatu kegiatan untuk mencapai tujuan tertentu.
Maka dari itu kebijakan tidak bisa diputuskan secara tergesa-gesar.
Pada dunia pendidikan banyak sekali kebijakan-kebijakan yang telah dibuat.
Terutama kebijakan yang dibuat untuk pendidikan jalur formal dan non formal.
Namun kebijakan pendidikan di Indonesia selalu berganti-ganti. Bahkan
masyarakat pun sering memberi sindiran “ganti menteri ganti kebijakan”. Hal
tersebut dapat terjadi karena saat menteri baru mulai menjabat, dan melakukan
evaluasi terhadap kebijakan yang telah ditetapkan sebelumnya. Ditemukan
kelemahan-kelamahan dalam kebijakan tersebut sehingga menteri baru berusaha
untuk melakukan perbaikan kebijakan agar lebih sesuai dengan pendidikan di
Indonesia. Sehingga terkesan berganti-ganti jika posisi menteri digantikan oleh
orang baru.
Tidak dipungkiri lagi keberadaan menteri baru dengan kebijakan barunya
menimbulkan polemik di dunia pendidikan. Sebab tidak semua kebijakan yang
dibuat oleh pemerintah dipandang baik oleh masyarakat. Ada masyarakat yang
memandang bahwa kebijakan pemerintah merugikan, sehingga tidak sedikit yang
mengkritik bahkan menolah kebijakan yang sudah dibuat. Maka dari itu penulis
membuat makalah ini dengan tujuan untuk membahas secara lebih mendetail
mengenai persoalan kebijakan yang diterapkan di Indonesai. Khususnya
kebijakan yang diterapkan pada jalur pendidikan non formal. Bagaimana respon
para praktisi bahkan pengamat pendidikan melihat kebijakan baru tersebut.
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka dapat dibuat rumusan
masalah sebagai berikut:
a. Apa saja kebijakan
3. Tujuan Penulisan
PEMBAHASAN

1. Kebijakan yang Telah Dibuat oleh Pemerintah Berkaitan dengan


Pendidikan Luar Sekolah
Sebelum kita menganalisis kebijakan pendidikan luar sekolah yang telah
diterapkan oleh pemerintah. Terlebih dahulu kita harus mengetahui apa saja
kebijakan yang sudah dibuat, berikut penjelasannya:
a. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 mengenai Sistem Pendidikan
Nasional
b. Peraturan Pemerintah Nomor 73 Tahun 1991 mengenai Pendidikan Luar
Sekolah
c. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 mengenai Standar Nasional
Pendidikan
d. Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2008 mengenai Wajib Belajar
Pendidikan Dasar
e. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 mengenai Pengelolaan dan
Penyelenggaraan Pendidikan
f. Peraturan Presidan Nomor 82 tahun 2019 mengenai Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan
g. Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2021 mengenai Standar Nasional
Pendidikan (baru)
h. Permendikbud Nomor 45 Tahun 2019 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
2. Analisis Kebijakan Pendidikan Luar Sekolah yang Diterapkan di
Indonesia
Mencerdaskan kehidupan bangsa merupakan cita-cita bangsa Indonesia yang
dituangkan dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945. Maka dari itu
pemerintah berusaha semaksimal mungkin melakukan pembangunan nasional
dalam bidang pendidikan. Salah satunya adalah dibuatnya berbagai regulasi
pendidikan. Dengan tujuan agar pendidikan dapat menyesuaikan dengan
perkembangan zaman yang semakin maju.
Konsep pendidikan luar sekolah di Indonesia sendiri mulai muncul setelah di
keluarkannya UU No. 2 Tahun 1989 yang membahas tentang sistem pendidikan
nasional dan Peraturan Pemerintah (PP) No. 73 Tahun 1991 tentang pendidikan
luar sekolah. Pada saat itu istilah pendidikan formal, informal dan non-formal
tidak digunakan. Jalur pendidikan yang diakui pada saat itu hanya ada dua yaitu
pendidikan jalur sekolah dan jalur luar sekolah.
Selanjutnya Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional diperbarui menjadi
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003. Dimana pada undang-undang ini istilah
pendidikan formal, non formal dan informal mulai digunakan. Dari penjelasan ini
dapat dilihat bahwa pemerintah sangat menyadari peran pendidikan di luar sistem
persekolah formal sangat penting terlepas dari penyebutannya yaitu pendidikan
jalur luar sekolah maupun pendidikan non formal dan informal. Sehingga
pemerintah berusaha membuatkan aturan yang baku untuk pendidikan yang
sifatnya di luar sistem persekolah formal. Guna mendukung pendidikan
sepanjang hayat.
Selanjutnya berbicara mengenai PP yang membahas mengenai Standar
Nasional Pendidikan, dalam makalah ini ditulis dua kali. Karena PP tentang
Standar Nasional Pendidikan pada awalnya adalah PP Nomor 19 Tahun 2005
yang kemudian diganti menjadi PP Nomor 57 Tahun 2021. Pergantian ini
dilakukan sebab Standar Nasional yang ada kurang dirasa sesuai dengan
dinamika dan perkembangan ilmu pengetahuan serta teknologi guna
meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia. Selanjutnya di dalam PP Nomor 57
Tahun 2021 dijelaskan bahwa LKP (Lembaga Kursus dan Pelatihan) tidak
termuat lagi sebagai satuan sehingga tidak perlu dilakukan akreditasi.
Kebijakan ini pun sebenarnya masih menjadi perdebatan di antara praktisi
pendidikan non formal khususnya bagi penggiat LKP. Sebagain beranggapan
bahwa adanya akreditasi merupakan penjamin mutu dan kualitas dari lembaga
kursus yang diselenggarakan. Sehingga lembaga tersebut mendapat kepercayaan
dari masyarakat sebagai lembaga yang memiliki mutu terbaik sesuai tingkatan
akreditasinya. Namun menurut pengamat pendidikan non formal yang lain
menilai bahwa pemerintah memiliki rencana sendiri yaitu dibuatnya standar LKP
yang berbasis Industri. Sesuai dengan Keputusan Direktur Kursus Dan Pelatihan
Nomor : 0834/D5/BP/2020 tentang Peningkatan Kompetensi Pengelola Lembaga
Kursus dan Pelatihan Berstandar Industri. Dimana dengan diibuatnya peraturan
ini diharapkan lulusan dari kursus dapat diterima di Industri Dunia Usaha dan
Dunia Kerja (IDUKA).
Selanjutnya pada tahun 2019 dimana Pak Nadiem yang baru saja dilantik
muncul wacana untuk menggabungkan Kemenristek dan Kemendikbud dengan
keluarnya Surat Presiden Nomor R-14/Pres/03/2021 perihal Pertimbangan
Pengubahan Kementerian. Banyak sekali timbul pro dan kontra terkait
pengesahan integrasi dua kementerian tersebut. Dimana pendidikan masyarakat
tidak lagi berdiri sendiri melainkan dilebur kedalam pendidikan dasar dan
menengah. Tidak berhenti sampai disitu kemunculan Perpres RI Nomor 82 Tahun
2019 dan disusul dengan Permendikbud Nomor 45 Tahun 2019 juga tidak kalah
membuat para penggiat pendidikan non-formal sedikit “sport jantung” dimana
PAUD-dikmas dihapuskan. Kemudian untuk PAUD di gabungkan dengan
Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, sedangkan pendidikan non-
formal dijadikan satu dengan pendidikan formal.
Bagi penggiat pendidikan non-formal hal ini sedikit membuat khawatir.
Pada nyatanya walaupun pendidikan formal dan non-formal sama-sama jalur
pendidikan yang diakui oleh pemerintah namun lingkup pekerjaannya berbedaan.
Pendidikan non-formal memang di buat sebagai pelengkap, pengganti dan
penambah walaupun kini sudah ada upaya untuk mengganti image bahwa
pendidikan non-formal sebagai second choice. Namun dengan dilebur bersama
pendidikan formal seperti ini maka akan sulit melihat gap antara pendidikan
formal dan non-formal. Padahal pendidikan non-formal sendiri terkenal akan
konsep belajarnya yang fleksibel dan menyesuaikan dengan kebutuhan peserta
didiknya. Jika dilebur dengan sistem pendidikan formal tidak menutup
kemungkinan kedepannya konsep”fleksibel” ini akan hilang dan berganti dengan
peraturan sekolah yang sesuai dengan pendidikan formal.

Anda mungkin juga menyukai