Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

( Hubungan antara perkembangan dan belajar 1 )

Disusun oleh :

KELOMPOK 5

LUTVIAH KAMARUDIN 20090000202

HILDAN ARMANTA 20090000213

FARADILA RAHMAN 20090000224

UNIVERSITAS MERDEKA MALANG

FAKULTAS PSIKOLOGI

2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia Nya sehingga
dapat menyelesaikan Makalah ini. Makalah ini saya susun dengan tujuan untuk lebih
memahami tentang “HUBUNGAN ANTARA PERKEMBANGAN DAN BELAJAR 1”
penulisan makalah ini kami mendapat bantuan dari berbagai revisi materi dari dosen dan
website. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih terhadap semua pihak yang
turut memudahkan penulisan makalah ini. Kami sadar bahwa makalah ini jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun akan kami terima
dengan senang hati demi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata, semoga makalah ini
dapat berguna bagi saya dan bagi semuanya dan semoga apa yang saya bahas disini
dapat dijadikan tambahan ilmu pengetahuan teman-teman semua

Malang, 09 Oktober 2021


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................i

DAFTAR ISI ...........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................1

1.1 Latar belakang ...................................................................................................1


1.2 Rumusan Masalah .............................................................................................1
1.3 Tujuan Masalah .................................................................................................1

BAB II ISI ...............................................................................................................2

2.1 Pengertian Perkembangan .................................................................................2

2.2 Faktor – Faktor yang mempengaruhi perkembangan ........................................3

2.3 Perkembangan psiko-Fisik Siswa ......................................................................5

BAB III PENUTUP ...............................................................................................13

3.1 Kesimpulan ......................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................14


BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Belajar merupakan salah satu aktivitas psikis atau mental yang berlangsung dalam
interaksi aktif dalam lingkungan, yang menghasilkan dalam diri seorang anak, baik
dalam pemahaman, keterampilan dan nilai sikap. Perubahan itu relatif konstan dan
terbatas. Perumusan itu berlaku bagi segala macam kegiatan belajar dan tidak terbatas
pada salah satu bentuk tertentu. Setiap kegiatan belajar akan menghasilkan suatu
perubahan pada anak. Terjadinya perubahan tersebut karena adanya pertumbuhan dan
perkembangan. Dan jika seseorang tidak dapat mengikuti pertumbuhan dan
perkembangan itu maka belajar seseorang akan kurang maksimal. Karena
perkembangan adalah suatu perubahan-perubahan kearah yang lebih maju dan dewasa
dan perubahan-perubahan itu juga didukung dengan kematangan fisik seseorang atau
yang disebut dengan pertumbuhan. untuk itulah kami membuat makalah yang berjudul
“Hubungan antara perkembangan dengan belajar”, agar kita dapat lebih mudah
memahami hubungan antara perkembangan dengan belajar karena itu adalah salah satu
modal yang sangat penting kita kuasai saat kita akan mengajar atau belajar nanti.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian Perkembangan ?

2. Apa Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan ?

3. Bagaimana Proses Perkembangan Psiko- Fisik Siswa ?


1.3 Masalah

1. Mengetahui pengertian dari perkembangan

2. Mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi perkembangan

3. Mengetahui proses perkembangan psiko-fisik siswa

BAB II

ISI

2.1 PENGERTIAN PERKEMBANGAN

Perkembangan adalah suatu perubahan ke arah yang lebih maju, lebih dewasa. Secara
garis besarnya perkembangan adalah suatu proses, dalam perkembangan terdapat
beberapa aliran yaitu:

1. Aliran asosiasi

Para ahli yang mengikuti aliran asosiasi berpendapat bahwa hakikatnya perkembangan
itu adalah proses asosiasi. Salah satu tokoh yang terkenal adalah John Locke. Locke
berpendapat bahwa pada permukaan jiwa anak adalah bersih semisal selembar kertas
putih, yang kemudian sedikit demi sedikit terisi oleh pengalaman atau empiri. Dalam
hal ini Locke membedakan adanya dua macam pengalaman yaitu:

a. Pengalaman luar yaitu pengalaman yang diperoleh dengan melalui panca indra, yang
menimbulkan sensasi.

b. Pengalaman dalam yaitu pengalaman yang mengenai keadaan dan kegiatan batin
sendiri, yang menimbulkan ”reflexion”.

2. Aliran psikologi Gestalt

Bagi para ahli yang mengikuti aliran Gestalt perkembangan adalah proses differensiasi.
Dalam proses differensiasi itu yang primer adalah keseluruhan, sedangkan bagian-
bagiannya adalah sekunder; keseluruhan ada lebih dahulu baru disusul oleh bagian-
bagiannya. Kalau kita ketemu dengan seorang teman misalnya, dari kejauhan yang kita
saksikan terlebih dahulu bukanlah bajunya yang baru atau pulpennya yang bagus,atau
dahinya yang terluka, melainkan justru teman kita itu sebagai keseluruhan,sebagai
gestalt; baru kemudian menyusul kita saksikan adanya hal-hal khusus tertentu seperti
misalnya baju yang baru, vulpen yang bagus, dahi yang terluka, dan sebagainya.

3. Aliran sosiologis

Aliran ini menganggap bahwa perkembangan adalah proses sosialisasi . James Mark
Badwin menerangkan perkembangan sebagai proses sosialisasi dalam bentuk imitasi
yang berlangsung dengan adaptasi dan seleksi. Adaptasi dan seleksi berlangsung atas
dasar hukum efek (law off effect) tingkah laku pribadi diterangkan sebagai
imitasi.kebiasaan adalah imitasi terhadap diri sendiri, sedangkan adaptasi adalah
peniruan terhadap orang lain. Baldwin berpendapat, bahwa ada dua macam peniruan
yaitu:

a. Nondeliberate imitation

Misalnya anak anak-anak meniru gerakan-gerakan, sikap orang dewasa.

b. Deliberate imitation

Misalnya anak-anak berrmain “peranan sosial” yaitu misalnya menjadi ibu, penjual
kacang, menjadi kondektur menjadi penumpang kereta api, dan sebagainya. Proses
peniruan ini terjadi pada tiga taraf, yaitu:

1. Taraf yang pertama yaang disebut taraf proyektif (projective stage); pada taraf ini
anak mendapatkan kesan mengenai model (objek) yang ditiru.

2. Taraf yang kedua disebut taraf subyektif (subjective stage); pada taraf ini anak
cenderung untuk meniru gerak-gerakan, atau sikap model atau obyeknya.

3. Taraf ketiga disebut taraf eyektif (ejective stage); pada taraf ini anak telah menguasai
hal yang ditirunya itu; dia dapat mengerti bagaimana orang merasa, berangan-angan,
berpikir dan sebagainya.
2.2 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN

1. Nativisme

Aliran nativisme berpendapat bahwa perkembangan individu ditentukan oleh faktor-


faktor yang dibawa sejak lahir ( natus artinya lahir). Tokoh utama aliran ini adalah
Schopenhaur, pengikutnya Plato, Descartes, Lombroso dan lain-lain. Para ahli
mengikuti pendirian ini biasanya mempertahankan kebenaran konsepsi ini dengan
menunjukan berbagai kesamaan atau kemiripan antara orang tua dengan anak-anaknya.
Misalnya kalau ayahnya ahli musik kemungkinan besar anaknya menjadi ahli
musik.intinya keistimewaan-istimewaan yang dimiliki orang tua juga dimiliki anaknya.

2. Empirisme

Para ahli yang mengikuti pendirian Empirisme mempunyai pendapat yang langsung
bertentangan dengan pendapat aliran nativisme. Aliran Empirisme berpendapat bahwa
perkembangan itu semata-mata bergantung kepada faktor lingkungan, sedangkan dasar
tidak memainkan peranan sama sekali. Tokoh utama daripada aliran ini adalah John
Locke.

3. Konvergensi

Paham ini berpendapat, bahwa didalam perkembangan individu baik dasar atau
pembawaan maupun lingkungan memainkan peranan penting. Bakat kemungkinan telah
ada pada masing-masing individu, tetapi bakat yang tersedia perlu menemukan
lingkungan yang sesuai supaya dapat berkembang. Misalnya anak sulung, anak bungsu,
anak tunggal, anak yang semua saudaranya berlainan jenis dengan dia sendiri, dan
sebagainya, mereka itu menunjukan sifat-sifat yang khas bukan karena keturunan tetapi
kedudukan mereka dalam struktur keluarga yang khas, yang menyebabkan adanya sikap
yang khas dari orang-orang tua mereka serta anggota-anggota keluarga yang lain yang
lebih dewasa.

Kemiripan yang ada antara anak-anak dengan orang tua mereka tidaklah berakar pada
dasar atau keturunan, melainkan berakar pada lingkungan, yaitu peniruan dalam
perkembangannya anak menirukan orang-orang yang lebih dewasa dan pergaulannya
terutama dengan orang tuanya, maka yang dijadikan objek atau model peniruan adalah
orang tuanya.
Langeveld secara fenomenologis mencoba menemukan hal-hal yang memungkinkan
perkembngan anak menjadi dewasa, ada empat azas dalam perkembangan yaitu:

a. Asas biologis

b. Asas ketidak-berdayaan

c. Asas keamanan

d. Asas Eksplorasi

Kenyataan pertama anak adalah makhluk hidup, maka dia berkembang. Supaya
perkembangan anak berlangsung dalam rangka normal, maka keadaan biologisnya
harus normal. Anak yang keadaan biologisnya cacat akan menunjukan kelainan-
kelainan dalam perkembangan mereka. Terutama pada anak-anak yang masih muda
dipenuhinya secara normal kebutuhan-kebutuhan biologis merupakan hal yang mutlak,
anak yang kekurangan makanan misalnya akan penyakitan, hal ini akan mengakibatkan
lebih lambat perkembangannya.

Kenyataan kedua bahwa pada waktu dilahirkan anak manusia jauh sangat tidak berdaya
jika kita bandingkan dengan anak hewan. Kalau hewan hidup menggunakan instinkna
karena hal demikian secara hakikatnya diperlukan untuk menjamin keberadaan didunia
ini.

Kenyataan yang ketiga, karena ketidak-berdayannya itu pemenuhannya kebutuhan


biologis saja belumlah mencukupi bagi anak manusia.anak yang telah terpenuhi
kebutuhan-kebutuhan biologisnya masih membutuhkan yang lain, yaitu rasa aman, rasa
terlindungi, yang diterimanya dari pendidik. Inti dari perlindungan adalah kasih sayang
dari orang tua. Kurangnya kasih sayang dapat mengganggu perasaan. Perlu diingat,
bahwa pemberian perlindungan atau kasih sayang tidak boleh secara berlebihan akan
berakibat si anak selalu menggantungkan diri kepada pendidik dan tidak berani berdiri
diatas kedua kaki sendiri.

Kenyataan keempat, eksplorasi ( penjelajahan) dilakukan oleh si anak berbagai cara:


mula fungsi-fungsi jasmaniah (mulut, tangan, kaki, dan sebagainya) setelah anak
bertambah umurnya maka eksplorasi dilaksankan dengan fungsi-fungsi pancaindra
,kemudian fungsi-fungsi kejiwaan (angan-angan, fantasi, pikiran, dan sebagainya).
Didalam eksplorasi anak berkembang kearah kedewasaan. Kewajiban pendidik (orang
tua) untuk memberikan kesempatan kepada anak untuk melakukan eksplorasi.

2.3 PERKEMBANGAN PSIKO-FISIK SISWA

Perkembangan ialah proses perubahan kualitatif yang mengacu pada mutu fungsiorgan
jasmaniah,perkembangan itu terletak pada penyempurnaan fungsi psikologis yang
disandang
oleh organ-organ fisik. Menurut Reni Akbar Hawadi (2001), perkembangan secara luas
menunjuk pada keseluruhan proses perubahan dari potensi yang dimiliki individu dan
tampil dalam kualitas kemampuan, sifat dan ciri-ciri yang baru.Perkembangan pada
prinsipnya merupakan rentetanperubahan jasmani dan rohani (fisio-psikis) manusia
yang menuju ke arah yang lebih maju dan sempurna. Proses-proses perkembangan yang
berkaitan dengan kegiatan belajar diantaranya:

1.      Motor
Development (Perkembangan Motor) Siswa

Dalam psikologi, motor digunakan sebagai istilah yang menunjuk pada hal, keadaan,
dan kegiatan yang melibatkan pada otot-otot dan gerkan-gerakannya, juga kelenjar-
kelenjar dan sekresinya. Dapat pula dipahami sebagai segala keadaan yang menigkatkan
atau menghasilkan stimulasi / rangsangan terhadap organ-organ fisik. Motor
Development (perkembangan motor) merupakan perkembangan progresif dan
berhubungan dengan aneka ragam keterampilan fisik anak (motor skills). Keterampilan
motorik (Motor skill). Orang yang memiliki keterampilan motorik mampu melakukan
suatu gerak-gerik jasmani dalam
urutan tertentu, dengan mengadakan koordinasi antara gerak-gerik berbagai
anggota badan secara terpadu. 

Faktor-faktor yang mendorong perkembangan motor skills yang juga memungkinkan


campur tangan orang tua dan guru dalam mengarahkannya, yaitu:

a. Pertumbuhan dan perkembangan sistem syaraf


Pertumbuhan syaraf dan perkembangan kemampuannya membuat intelegensi anak
meningkat dan mendorong timbulnya pola-pola tingkahlaku baru. Semakin baik
perkembangan system syaraf seorang anak akan semakin baik dan beraneka ragam pula
pola-pola tingkah laku yang dimikinya 

b. Pertumbuhan otot-otot

Penigkatan tonus (tegangan otot) anak dapat menimbulakan perubahan dan penigkatan


aneka ragam kemampuan dan kakuatan jasmaninya. Pendayagunaan otot-otot tersebut
tergantung pada kualitas pusat system syaraf dalam otaknya

c. Perkembangan
dan pertumbuhan fungsi kelenjar-kelenjar endoktrin (endocrine glands).Kelenjar
endokrin secara umum merupakan kelenjar dalam tubuh yang memproduksi dalam
hormon yang disalurkan ke seluruh bagian dalam tubuh melalui aliran darah. Lawan
endokrin adalah eksokrin (excocrine) yang memiliki pembuluh tersendiri untuk
meyalurkan hasil sekresinya (proses pembuatan cairan atau getah)seperti kelenjar ludah
(Gleitman, 1987). Perubahan
fungsi kelenjar akan mengakibatkan berubahnya pola sikap dan tingkah laku seorang
remaja terhadap lawan jenisnya.

d.      Perubahan struktur jasmani

Pengaruh Perubahan fisik seseorang juga tampak pada sikap dan perilaku terhadap
orang lain, karena perubahan fisik itu sendiri mengubah konsep diri (self concept) siswa
tersebut. Self concept ialah totalitas sikap dan presepsi seseorang terhadap dirinya
sendiri. 

2.      Cognitive Development (Perkembangan Kognitif) Siswa

Cognitive berasal dari kata cognition yang pandannya Knowing, berarti mengetahui,


dalam arti yang luas cognition ialah perolehan, penataan dan penggunaan pengetahuan
(Neiser, 1976). Kognitif adalah perkembangan fungsi intelektual atau proses
perkembangan kemampuan atau kecerdasan otak anak. Istilah kognitif menjadi populer
sebagai salah satu
domain atau wilayah/ ranah psikologis manusia yang meliputi setiap prilaku mental
yang berhubungan dengan pemahaman, pertimbangan, pengolahan informasi, pemecah
masalah, kesenjangan, dan keyakinan. Aktivitas ranah kognitif juga mempengaruhi
bekal dan modal dasar perkembangan manusia, yakni kapasitas motor dan kapasitas
sensori. Aktifitas ranah kognitif manusia itu pada prinsipnya sudah berlangsung sejak
masa bayi, yakni rentang kehidupan antara 0-2 tahun.

Ranah Kognitif (cognitive domain) menurut Bloom Dan Kawan-Kawan adalah:

a. Pengetahuan: Mencakup ingatan akan hal-hal yang pernah dipelajari dan disimpan
dalam ingatan

b. Pemahaman: mencakup pengetahuan untuk menangkap makna dan arti dari bahan
yang dipelajari

c. Penerapan: mencakup kemampuan untuk menagkap kaidah atau metode bekerja pada
suatu kasus/ problem yang konkret atau baru

d. Analisis: mencakup kemampuan untuk merinci suatu kesatuan ke dalam bagian-


bagian, sehingga setruktur keseluruhan atau organisasinya dapat dipahami dengan baik

e. Sintesis: mencakup kemampuan untuk membentuk suatu kesatuan atau pola baru

f. Evaluasi: mencakup
kemampuan untuk membentuk suatu pendapat mengenai suatu atau beberapa hal,
bersama dengan pertanggungjawaban pendapat itu, yang berdasarkan kriteria tertentu.

Sedangkan perkembangan kognitif, menurut Jeen Piaget,


pakar disiplin psikologi kognitif dan psikologi anak mengklasikasikan
perkembangan kognitif anak menjadi empat tahapan, yaitu: 

a.     Tahap Sensori-Motor (0 – 2 tahun)

Pada umumnya bayi yang berusia dibawah usia 18 bulan, belum memiliki Object
permanence. Artinya benda apapun yang tidak ia lihat, tidak ia sentuh, atau tidak ia
dengar selalu dianggap tidak ada meskipun sesungguhnya benda itu ada ditempat lain.
Ketika seorang bayi berinteraksi dengan lingkungannya, ia akan mengasimilasi sekema
sensori motor sedemikian rupa dengan mengarahkan kemampuan akomodasi yang ia
miliki hingga mencapai ekuilibrium yang memuaskan kebutuhannya. Pada fase ini
aktivitas kognitif didasarkan pada pengalaman langsung dari panca indra.

b.   Tahap Praoperasional (2 – 7 tahun)

Pada tahap ini anak akan merepresentasikan dengan kata-kata dan gambar-gambar.
Kata-kata dan gamabar-gambar ini menunjukan adanya penigkatan pemikiran simbolis
dan melampaui hubungan informasi dan sensor dan tindak fisik. Perkembangan ini
bermula ketika anak telah memiliki penguasaan sempurna mengenai object permanence.

object permanence (ketetapan adanya benda)


adalah hasil dari munculnya kapasitas kognitif baru yang disebut dengan representation
atau  mental representation (gambaran mental). Representation adalah
sesuatu yang mewakili atau menjadi symbol atau wujudnya sesuatu yang lainnya.
Representasi mental  merupakan bagian penting dari sekema kognitif yang
memungkinkan anak berpikir dan menyimpulkan eksistensi sebuah benda atau
kejadian tertentu walaupun benda atau kejadian itu berada diluar pandangan,
pendengaran, atau jangkauan tangannya.

Represntasi mental juga memungkinkan anak untuk


mengembangkan deferred-imitation (peniruan yang tertunda), yakni
kapasitas menerima perilaku orang lain yang sebelumnya pernah ia lihat untuk
merespon lingkungan.  Perilaku-perilaku yang ditiru terutama
perilaku-perilaku orang lain (khususnya orang tua dan guru) yang pernah ia
lihat ketika orang itu merespon barang, orang, keadaan, dan kejadian yang
dihadapi pada masa lampau. Seiring munculnya kapasitas deferred imitation,
muncul pula gejala Insight-learning, yakni gejala belajar berdasarkan
tilikan akal. 

Sekema kognitif anak yang masih terbatas itu ialah bahwa pengamatan dan pemahaman
anak terhadap situasi lingkungan yang ia tanggapi sangat ditanggapi oleh
watak egocentrism. Maksudnya anak tersebut belum bisa memahami pandangan-
pandangan orang lain yang berbeda dengan pandangannya sendiri. Gejala ini
disebabkan masih terbatasnya conservation  (koservasi/pengekalan) yakni operasi
kognitif yang berhubungan dengan pemahaman anak terhadap aspek dan dimensi
kuantitatif materi lingkungan yang ia respon.

c.     Tahap konkret operasional


(7 – 11 tahun)

Anak saat ini dapat berfikir seara logis tentang peristiwa yang konkrit dan
mengklasifikasikan benda-benda ke dalam bentuk-bentuk yang berbeda. Pada fase ini
bentuk aktivitas dapat ditentukan dengan peraturan yang berlaku dan anak masih
berpikir harfiah sesuai dengan
tugas-tugas yang diberikannya.

Pada tahap konkret operasional terdapat system operasi kognitif yang meliputi:

1). Conservation

Conservation (konservasi/ pengekalan)adalah kemampuan anak dalam memahami aspek


aspek kumulatif materi, seperti volume dan jumlah.

2). Addition of classes

Addition of class(penambahan golongan benda) yakni kemampuan anak dalam


memahami cara mengombinasikan beberapa golonagan benda

3). Multiplication of classes                                      

Multiplication of classes(pelipat gandaan golongan benda),  yakni kemampuan yang


melibatkan pengetahuan mengenai cara mempertahankan dimensi-dimensi benda.

d.      Tahap formal operasional (11 – 15 tahun)

Pada fase ini, anak telah mampu mengembangkan pola-pola berpikir formal, mampu
berpikir logis, rasional, dan bahkan abstrak.Mampu menangkap arti simbolis, kiasan dan
menyimpulkan suatu berita dan sebagainya.

3.      Social and Moral Development


Social And Moral Development (perkembangan sosial dan moral) siswa adalah proses
perkambangan mental yang berhubungan dengan perubahan-perubahan cara anak dalam
berkomunikasi dengan obyek atau orang lain, baik sebagai individu maupun sebagi
kelompok.

Sedangkan menurut Bruno (1987) perkembangan sosial merupakan proses


pembentukan social-self (pribadi dalam masyarakat),yakni pribadi dalam keluarga,
budaya, bangsa dan seterusnya. Dan Perkembangan sosial hampir dapat dipastikan sama
dengan perkembangan moral, sebab perilaku moral pada umumnya merupakan unsur
fundamental dalam bertingkah laku sosial.

a.       Perkembangan social dan masyarakat versi piaget dan Kohlberg

Piaget dan Kohlberg menekankan bahwa pemikiran moral seorang anak, terutama
ditentukan oleh kematangan kapasitas kognitifnya.Sementara itu, lingkungan social
adalah pemasok materi mentah yang akan diolah oleh ranah kognitif anak tersebut
secara aktif.

Teori dua tahap perkembangan moral versi piaget, yang antara tahap pertama dan kedua
diselingi dengan masa transisi, yaitu;

1.      Realisme Moral,
(dalam tahap perkembangan kognitif pra-operasional) yang berlangsung pada usia
4-7 tahun dengan cirri khas: memusatkan pada akibat-akibat perbuatan,aturan-aturan
dipandang tak berubah, dan hukum atas pelanggaran bersifat
otomatis

2.      Masa Transisi,
(dalam tahap perkembangan konkret-operasional) yang berlangsung pada usia 7-10,
memiliki cirri khas: perubahan secara bertahap kearah pemikiran moral tahap ke
dua.

3.      Otonomi, Realisme


dan resiprositas moral, (dalam tahap perkembangan kognitif
formal-operasional), berlangsung pada usia 11- tahun keatas, dan memiliki cirri
khas: mempertimbangkan tujuan-tujuan perilaku moral dan menyadari bahwa aturan
moral adalah kesepakatan tradisiyang dapat berubah.

Adapun menurut Kohlberg, perkembangan social dan moral


manusia itu terjadi dalam tiga tingkatan besar, yakni;

1.      Tingkat moralitas Prakonvensional,


yaitu ketika manusia berada dalam perkembangan prayuwana (usia 4-10 tahun)
yang belum menganggap moral sebagai kesepakatan tradisi social. Yang mengalami
dua tahap perkembangan yaitu; memperhatikan ketaatan dan hukum dan
memperhatikan pemuasan kebutuhan

2.      Tingkatan moralitas konvensional,


yaitu ketika manusia menjelang dan mulai memasuki fase perkembangan yuwana
(usia 10-13 tahun) yang sudah menganggap moral sebagai kesepakatan tradisi
sosial. Mengalami dua tahap perkembangan; memperhatikan citra “anak baik” dan
memperhatikan hukum dan peraturan

3.      Tingkatan moralitas pasca


konvensional, yaitu ketika manusia memasuki fase perkembangan yuwana dan
pasca yuwana (usia 13 tahun ke atas)yang memandang lebih dari sekedar
kesepakatan tradisi sosial. Tingkatan ini juga mengalami dua tahap perkembangan
yaitu; memperhatikan hak perseorangan dan memperhatikan prinsip-prinsip etik.

b.      Perkembangan social dan moral versi teori belajar

Pendekatan teori belajar sosial terhadap proses perkembangan sosial dan moral
siswa ditekankan perlunya Conditioning (pembiasaan merespon) dan
Imitation (peniruan).

Conditioning. Menurut prinsip-prinsip kondisioning, prosedur belajar


dalam mengembangkan perilaku sosial dan moral, pada dasarnya sama dengan dengan
prosedur belajar dalam mengembangkan prilaku-perilaku lainnya, yakni dengan
reward (ganjaran/ member hukuman) dan punishment (hukuman/ member hukuman) 
Imitation. Prosedur lain yang juga penting dan menjadi bagian yang
integral dengan prosedur-prosedur belajar menurut teori belajar Social
learning, yaitu proses imitasi atau peniruan

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Perkembangan dan belajar sangatlah erat hubungannya, karena perkembangan akan


menunnjang suatu proses belajar seseorang. Jika seseorang tidak mampu mengikuti
perkembangan maka ia juga akan sulit dan kurang maksimal dalam belajar.
Perkembangan adalah suatu proses perubahan kearah yang lebih maju dan lebih dewasa,
ada tiga aliran perkembangan yaitu; aliran asosiasi, aliran psikologi Gestalt, aliran
sosiologis. Dan tiga faktor yang mempengaruhinya yaitu; nativisme, empirisme,
konvergensi.
Didalam perkembangan psikis-siswa terdapat tiga perkembangan yaitu; perkembangan
motor (fisik) siswa, perkembangan kognitif siswa, perkembangan sosial dan moral
siswa. Didalam perkembangan kognitif siswa terdapat tiga tahap, yaitu tahap sensori
motor, tahap praoperasional, tahap kongket-operasional, tahap formal operasional.

DAFTAR PUSTAKA

Desmita. 2007. Psikologi Perkembangan. Bandung:


Remaja Rosdakarya

Muhibbin Syah. 2011. Psikologi Belajar.


Jakarta: Rajawali Pers

W.S. Winkel. 1996. Psikologi pengajaran. Jakarta:


Grasindo

Zulkifli L. 2005. Psikologi Perkembangan.


Bandung: Remaja Rosdakarya
Suryabrata Sumadi, Psikologi Pendidikan, cet-11, jakarta: PT.Raja Grafindo Persada,
2002

Syah Muhibbin, Psikologi Belajar, Jakarta: Rajawali Pers, 2012

https://karyatulisku.com/hubungan-antara-perkembangan-dengan/

Anda mungkin juga menyukai