disusun oleh :
KELOMPOK 1
1. Maryam Kulapupin
2. Ricky Djapandjatai
3. Yosepus Apalem
4. Margarita Longabilgair
5. Pelpina Lidia Tildjuir
6. Renghard Djamanmona
7. Maria Magdalena Mangar
8. Jubedora Baumasse
9. Listiany Dora Larwuy
10. Laurha Sarah Warkor
11. Melkianus H. Uir
12. Ruben Yunus Naroli
13. Julia Jomima Onarloy
14. Rosina Kassir
15. Zainab Belsigawai
16. Yulinana Dominggas Kubol
17. Timotius Gurgurem
18. Yanes Novi Laelaem
BAB I : Pendahuluan
A. Latar Belakang ................................................................................................................................2
B. Tujuan .............................................................................................................................................2
C.
BAB II : Konsep Dasar
A. Pengertian .......................................................................................................................................3
B. Etiologi ............................................................................................................................................3
C. Patofisiologi .....................................................................................................................................3
D. Manifestasi Klinik ............................................................................................................................5
E. Penatalaksanaan Medis ..................................................................................................................5
BAB IV : Penutup
Kesimpulan ........................................................................................................................................16
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Infeksi HIV/AIDS ( Human immuno Deficiency Virus / Acquired Immune
Deficiency Syndrom ) pertama kali dilaporkan di Amerika pada tahun 1981 pada
orang dewasa homoseksual, sedangkan pada anak tahun 1983. enam tahun
kemudian ( 1989 ), AIDS sudah termasuk penyakit yang mengancam anak di
amerika. Di seluruh dunia, AIDS menyebabkan kematian pada lebih dari 8000
orang setiap hari saat ini, yang berarti 1 orang setiap 10 detik, karena itu infeksi
HIV dianggap sebagai penyebab kematian tertinggi akibat satu jenis agen
infeksius.
AIDS pada anak pertama kali dilaporkan oleh Oleske, Rubbinstein dan
Amman pada tahun 1983 di Amerika serikat. Sejak itu laporan jumlah AIDS pada
anak di Amerika makin lama makin meningkat. Pada bulan Desember di Amerika
dilaporkan 1995 maupun pada anak yang berumur kurang dari 13 tahun
menderita HIV dan pada bulan Maret 1993 terdapat 4480 kasus. Jumlah ini
merupakan 1,5 % dan seluruh jumlah kasus AIDS yang dilaporkan di Amerika. Di
Eropa sampai tahun 1988 terdapat 356 anak dengan AIDS. Kasus infeksi HIV
terbanyak pada orang dewasa maupun pada anak – anak tertinggi didunia adalah
di Afrika.
Sejak dimulainya epidemi HIV/ AIDS, telah mematikan lebih dan 25 juta
orang, lebih dan 14 juta anak kehilangan salah satu atau kedua orang tuanya
karena AIDS. Setiap tahun juga diperkirakan 3 juta orang meninggal karena
AIDS, 500 000 diantaranya adalah anak usia dibawah 15 tahun. Setiap tahun
pula terjadi infeksi baru pada 5 juta orang terutama di negara terbelakang atau
berkembang, dengan angka transmisi sebesar ini maka dari 37,8 juta orang
pengidap infeksi HIV/AIDS pada tahun 2005, terdapat 2,1 juta anak- anak
dibawah 15 tahun.
(WHO 1999)
B. TUJUAN
1. Mengetahui dan mempelajari tentang AIDS
2. Mengetahui Asuhan Keperawatan yang bisa diberikan pada anak yang
menderita AIDS.
2
BAB II
KONSEP DASAR
A. PENGERTIAN
1. Acquired immunodeficiency syndrom (AIDS) suatu gejala penyakit yang
menunjukkan kelemahan atau kerusakan daya tahan tubuh atau gejala
penyakit infeksi tertentu / keganasan tertentu yang timbul sebagai akibat
menurunnya daya tahan tubuh (kekebalan) oleh virus yang disebut dengan
HIV. Sedang Human Imuno Deficiency Virus merupakan virus yang
menyerang sistem kekebalan tubuh manusia yang kemudian mengakibatkan
AIDS. HIV sistem kerjanya menyerang sel darah putih yang menangkal
infeksi. Sel darah putih tersebut termasuk dalam limfosit yang disebut dengan
T4 atau sel T penolong. ( T helper ), atau juga sel CD 4. HIV tergolong dalam
kelompok retrovirus sub kelompok lentivirus. Juga dapat dikatakan
mempunyai kemampuan mengopi cetak materi genetika sendiri didalam
materi genetik sel - sel yang ditumpanginya dan melalui proses ini HIV dapat
mematikan sel - sel T4. ( DEPKES: 1997 )
2. AIDS adalah salah satu penyakit retrovirus epidemic menular, yang
disebabkan oleh infeksi HIV, yang pada kasus berat bermanifestasi sebagai
depresi berat imunitas seluler, dan mengenai kelompok resiko tertentu,
termasuk pria homoseksual, atau biseksual, penyalahgunaan obat intra vena,
penderita hemofilia, dan penerima transfusi darah lainnya, hubungan seksual
dan individu yang terinfeksi virus tersebut. ( DORLAN 2002 )
3. AIDS merupakan bentuk paling hebat dari infeksi HIV, mulai dan
kelainan ringan dalam respon imun tanpa tanda dan gejala yang nyata
hingga keadaan imunosupresi dan berkaitan dengan berbagai infeksi yang
dapat membawa kematian dan dengan kelainan malignitas yang jarang
terjadi. (Centre for Disease Control and Prevention)
B. ETIOLOGI
Resiko HIV utama pada anak-anak yaitu:
Air susu ibu yang merupakan sarana transmisi
Pemakaian obat oleh ibunya
Pasangan sexual dari ibunya yang memakai obat intravena
Daerah asal ibunya yang tingkat infeksi HIV nya tinggi
( DEPKES 1997 )
C. PATOFISIOLOGI
Virus AIDS menyerang sel darah putih ( limfosit T4 ) yang merupakan
sumber kekebalan tubuh untuk menangkal berbagai penyakit infeksi. Dengan
memasuki sel T4 , virus memaksa limfosit T4 untuk memperbanyak dirinya
sehingga akhirnya menurun, sehingga menyebabkan tubuh mudah terserang
infeksi dari luar (baik virus lain, bakteri, jamur atau parasit). Hal ini menyebabkan
3
kematian pada orang yang terjangkit HIV / AIDS. Selain menyerang limfosit T4,
virus AIDS juga memasuki sel tubuh yang lain, organ yang sering terkena adalah
otak dan susunan saraf lainnya. AIDS diliputi oleh selaput pembungkus yang
sifatnya toksik ( racun ) terhadap sel, khususnya sel otak dan susunan saraf
pusat dan tepi lainnya yang dapat menyebabkan kematian sel otak. Masa
inkubasi dan virus ini berkisar antara 6 bulan sampai dengan 5 tahun, ada yang mencapai
11 tahun, tetapi yang terbanyak kurang dari 11 tahun. (DEPKES 1997)
4
D. Manifestasi Klinis
Gejala mayor :
Demam berkepanjangan lebih dari 3 bulan
Diare kronis lebih dan 1 bulan berulang maupun terus menerus
Penurunan berat badan lebih dan 10% dalam 3 bulan ( 2 dan 3 gejala
utama ).
Gejala minor
Batuk kronis selama 1 bulan
Infeksi pada mulut dan tenggorokan disebabkan jamur candida albican
Pembengkakan kelenjar getah bening diseluruh tubuh yang menetap
Munculnya herpes zosters berulang
Bercak – bercak dan gatal- gatal diseluruh tubuh
( DEPKES 1997 )
E.PENATALAKSANAAN MEDIS
Belum ada penyembuhan untuk AIDS jadi yang dilakukan adalah
pencegahan seperti yang telah dijelaskan sebelumnya. Tapi apabila terinfeksi
HIV maka terapinya yaitu :
1. Pengendalian infeksi oportunistik
Bertujuan menghilangkan, mengendalikan, dan pemulihan infeksi oportuniti,
nosokomial, atau sepsis, tindakan ini harus dipertahankan bagi pasien di
lingkungan perawatan yang kritis.
2. Terapi AZT (Azitomidin)
Obat ini menghambat replikasi antiviral HIV dengan menghambat enzim
pembalik transcriptase.
3. Terapi antiviral baru
Untuk meningkatkan aktivitas sistem immun dengan menghambat replikasi
virus atau memutuskan rantai reproduksi virus pada prosesnya. Obat-obatan
ini adalah: didanosina, ribavirin, diedoxycytidine, recombinant CD4 dapat
larut.
4. Vaksin dan rekonstruksi virus, vaksin yang digunakan adalah interveron
5. Menghindari infeksi lain, karena infeksi dapat mengaktifkan sel T dan
mempercepat replikasi HIV.
6. Rehabilitasi bertujuan untuk memberi dukungan mental-psikologis,
membantu megubah perilaku resiko tinggi menjadi perilaku kurang berisiko
atau tidak berisiko, mengingatkan cara hidup sehat dan mempertahankan
kondisi hidup sehat.
7. Pendidikan untuk menghindari alkohol dan obat terlarang, makan
makanan yang sehat, hindari sters, gizi yang kurang, obat-obatan yang
mengganggu fungsi imun. Edukasi ini juga bertujuan untuk mendidik keluarga
pasien bagaimana menghadapi kenyataan ketika anak mengidap AIDS dan
kemungkinan isolasi dari masyarakat.
5
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
Pada pengkajian anak HIV positif atau AIDS pada anak rata-rata dimasa
perinatal sekitar usia 9 –17 tahun.
Keluhan utama dapat berupa :
Demam dan diare yang berkepanjangan
Tachipnae
Batuk
Sesak nafas
Hipoksia
Kemudian diikuti dengan adanya perubahan :
Berat badan dan tinggi badan yang tidak naik
Diare lebih dan satu bulan
Demam lebih dan satu bulan
Mulut dan faring dijumpai bercak putih
Limfadenopati yang menyeluruh
Infeksi yang berulang (otitis media, faringitis )
Batuk yang menetap ( > 1 bulan )
Dermatitis yang mnyeluruh
Pada riwayat penyakit dahulu adanya riwayat transfusi darah ( dari orang yang
terinfeksi HIV / AIDS ). Pada ibu atau hubungan seksual. Kemudian pada riwayat
penyakit keluarga dapat dimungkinkan :
Adanya orang tua yang terinfeksi HIV / AIDS atau penyalahgunaan obat
Adanya riwayat ibu selama hamil terinfeksi HIV ( 50 % TERTULAR )
Adanya penularan terjadi pada minggu ke 9 hingga minggu ke 20 dari
kehamilan
Adanya penularan pada proses melahirkan
Terjadinya kontak darah dan bayi.
Adanya penularan setelah lahir dapat terjadi melalui ASI
Adanya kejanggalan pertumbuhan (failure to thrife )
Pada pengkajian faktor resiko anak dan bayi tertular HIV diantaranya :
Bayi yang lahir dari ibu dengan pasangan biseksual
Bayi yang lahir dari ibu dengan pasangan yang berganti-ganti
Bayi yang lahir dan ibu dengan penyalahgunaan obat melalui vena
Bayi atau anak yang mendapat tranfusi darah atau produk darah yang
berulang
Bayi atau anak yang terpapar dengan alat suntik atau tusuk bekas yang tidak
steril
Anak remaja yang berhubungan seksual yang berganti-ganti pasangan
Gambaran klinis pada anak nonspesifik seperti :
Gagal tumbuh
Berat badan menurun
Anemia
6
Panas berulang
Limpadenopati
Hepatosplenomegali
Adanya infeksi oportunitis yang merupakan infeksi oleh kuman, parasit, jamur
atau protozoa yang menurunkan fungsi immun pada immunitas selular seperti
adanya kandidiasis pada mulut yang dapat menyebar ke esofagus, adanya
keradangan paru, encelofati dll
B. PEMERIKSAAN FISIK
1. Pemeriksaan Mata
· Adanya cotton wool spot ( bercak katun wol ) pada retina
· Retinitis sitomegalovirus
· Khoroiditis toksoplasma
· Perivaskulitis pada retina
· Infeksi pada tepi kelopak mata.
· Mata merah, perih, gatal, berair, banyak sekret, serta berkerak
· Lesi pada retina dengan gambaran bercak / eksudat kekuningan,
tunggal / multiple
2. Pemeriksaan Mulut
· Adanya stomatitis gangrenosa
· Peridontitis
· Sarkoma kaposi pada mulut dimulai sebagai bercak merah datar
kemudian menjadi biru dan sering pada platum (Bates Barbara 1998 )
3. Pemeriksaan Telinga
· Adanya otitis media
· Adanya nyeri
· Kehilangan pendengaran
4. Sistem pernafasan
· Adanya batuk yang lama dengan atau tanpa sputum
· Sesak nafas
· Tachipnea
· Hipoksia
· Nyeri dada
· Nafas pendek waktu istirahat
· Gagal nafas
5. Pemeriksaan Sistem Pencernaan
· Berat badan menurun
· Anoreksia
· Nyeri pada saat menelan
· Kesulitan menelan
· Bercak putih kekuningan pada mukosa mulut
· Faringitis
· Kandidiasis esofagus
· Kandidiasis mulut
· Selaput lendir kering
· Hepatomegali
· Mual dan muntah
· Kolitis akibat dan diare kronis
7
· Pembesaran limfa
6. Pemeriksaan Sistem Kardiovaskular
· Suhu tubuh meningkat
· Nadi cepat, tekanan darah meningkat
· Gejala gagal jantung kongestiv sekuder akibat kardiomiopatikarena
HIV
7. Pemeriksaan Sistem Integumen
· Adanya varicela ( lesi yang sangat luas vesikel yang besar )
· Haemorargie
· Herpes zoster
· Nyeri panas serta malaise
· Aczematoid gingrenosum
· Skabies
8. Pemeriksaan sistem perkemihan
· Didapatkan air seni yang berkurang
· Annuria
· Proteinuria
· Adanya pembesaran kelenjar parotis
· Limfadenopati
9. Pemeriksaan Sistem Neurologi
· Adanya sakit kepala
· Somnolen
· Sukar berkonsentrasi
· Perubahan perilaku
· Nyeri otot
· Kejang-kejang
· Encelopati
· Gangguan psikomotor
· Penururnan kesadaran
· Delirium
· Meningitis
· Keterlambatan perkembangan
10. Pemeriksaan Sistem Muskuluskeletal
· Nyeri persendian
· Letih, gangguan gerak
· Nyeri otot ( Bates Barbara 1998 )
C. PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Kemudian pada pemeriksaan diagnostik atau laboratorium didapatkan
adanya anemia, leukositopenia, trombositopenia, jumlah sel T4 menurun bila T4
dibawah 200, fase AIDS normal 1000-2000 permikrositer., tes anti body anti-HIV (
tes Ellisa ) menunjukan terinfeksi HIV atau tidak, atau dengan menguji antibodi
anti HIV. Tes ini meliputi tes Elisa, Lateks, Agglutination,dan western blot.
Penilaian elisa dan latex menunjukan orang terinfeksi HIV atau tidak, apabila
dikatakan positif harus dibuktikan dengan tes western blot.
Tes lain adalah dengan menguji antigen HIV yaitu tes antigen P24
( dengan polymerase chain reaction - PCR ). Kulit dideteksi dengan tes antibody (
biasanya digunakan pada bayi lahir dengan ibu terjangkit HIV ).
8
D. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosis atau masalah keperawatan yang terjadi pada anak dengan HIV
/ AIDS antara lain :
1. Resiko infeksi
2. Kurang nutrisi
3. Kurangnya volume cairan
4. Gangguan intregitas kulit
5. Perubahan atau gangguan membran mukosa
6. Ketidakefektifan koping keluarga
7. Kurangnya pengetahuan keluarga
9
3. Kurangnya Volume Cairan
Kurangnya volume cairan tubuh pada anak berhubungan dengan adanya
infeksi oportunitis saluran pencernaan ( diare )
o Tujuan :
Volume cairan tubuh dapat terpenuhi
o Kriteria hasil :
a. Asupan dan keluaran seimbang
b. Kadar elektrolit tubuh dalam batas normal
c. Nadi perifer teraba
d. Penekanan darah perifer kembali dalam waktu kurang dan 3 detik
e. Keluaran urin minimal 1-3 cc/kg BB per jam
o Rencana tindakan keperawatan
1. Berikan cairan sesuai indikasi dan toleransi
2. Ukur masukan dan keluaran termasuk urin dan tinja
3. Monitor kadar elektrolit dalam tubuh
4. Kaji tanda vital turgor kulit, mukosa membran dan ubun-ubun
tiap 4 jam
5. Monitor urin tiap 6-8 jam sesuai dengan kebutuhan
6. Kolaborasi pemberian cairan intravena sesuai kebutuhan
4. Gangguan intregitas kulit
Gangguan intregitas kulit berhubungan dengan diare yang berkelanjutan
( kontak yang berulang dengan feces yang bersifat asam )
o Tujuan :
Tidak terjadi gangguan intregitas kulit
o Kriteria hasil :
Tidak ada tanda – tanda kulit terganggu serta kulit utuh, bersih
o Rencana tindakan keperawatan :
1. Ganti popok dan celana anak apabila basah
2. Bersihkan pantat dan keringkan setiap kali buang air besar
3. Gunakan salep atau lotion
5. Perubahan atau Gangguan Mukosa Membran Mulut
Gangguan mukosa membran mulut berhubungan dengan lesi mukosa
membran dampak dari jamur dan infeksi herpes
o Tujuan :
Tidak terjadi gangguan mukosa mulut
o Kriteria hasil
a mukosa mulut lembab
b tidak ada lesi
c kebersihan mulut cukup
d anak dan orang tua mampu mendemonstrasikan tekhnik
kebersihan mulut
o Rencana Tindakan Keperawatan
1. Kaji membran mukosa
2. Berikan pengobatan sesuai dengan saran dan dokter
3. Lakukan perawatan mulut tiap 2 jam
4. Gunakan sikat gigi yang lembut
5. Oleskan garam fisiologis tiap 4 jam dan sesudah membersihkan
mulut
10
6. Kolaborasi pemberian obat profilaksis ( ketokonazol, flukonazol )
selama pengobatan
7. Gunakan antiseptik oral
8. Check up gigi secara teratur
6. Ketidakefektifan Koping Keluarga
Ketidakefektifan koping keluarga berhubungan dengan penyakit menahun dan
progresif
o Tujuan :
Koping keluarga efektif
o Kriteria hasil :
a Orang tua mapu mengekspresikan secara verbal tentang rasa
takut
b Orang tua mampu mengambil keputusan yang tepat
c Orang tua tau cara memecahkan masalah serta menganalisis
kekuatan diri dan dukungan sosial
o Rencana tindakan keperawatan
1. Konseling keluarga
2. Observasi ekspresi orang tua tentang rasa takut, bersalah, dan
kehilangan
3. Diskusikan dengan orang tua tentang kekuatan diri dan
mekanisme koping dengan mengidentifikasi dukungan sosial
4. Libatkan orang tua dalam perawatan anak
5. Monitor interaksi orang tua dan anak
6. Monitor tingkah laku orang
7. Kurang pengetahuan
Kurangnya pengetahuan pada keluarga berhubungan dengan perawatan
anak yang kompleks dirumah
o Tujuan :
Keluarga dapat mengungkapkan atau menjelaskan proses penyakit,
penularan, pencegahan dan perawatan
o Kriteria hasil :
a Orang tua mampu menjelaskan secara global tentang
diagnosism, proses penyakit dan kebutuhan home care
b Orang tua memahami daftar pengobatan, efek samping,
dan dosis obat
c Orang tua memahami tentang kebutuhan perawatan yang
khusus bagi anak dan mengetahui bagaimana HIV menular
o Rencana Tindakan keperawatan
1. Kaji pemahaman tentang diagnosis, proses penyakit dan
kebutuhan home care
2. Jelaskan daftar pengobatan, efek samping obat dan dosis
3. Jelaskan dan demonstrasikan cara perawatan khusus
4. Jelaskan cara penularan HIV dan bagaimana cara
pencegahannya
5. Anjurkan cara hidup normal pada anak
11
ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN HIV/AIDS
KASUS:
Hari kamis TGL 12 September 2009 sekitar jam 10.30 WIB ibu Diah membawa
anaknya yang bernama Gunawan ke RS DR.KARIADI Semarang dengan alasan
keadaan anaknya semakin hari tamabah, parah berat badannya menurun, nafsu
makannya berkurang, kurus, demam secara terus menerus, diare,mual, muntah,
kulitnya merah-merah dan luka yang tidak sembuh-sembuh. Dari data pemeriksaan
Rumah Sakit, anak tersebut dikatakan terkena HIV/AIDS. Data ini didukung dari
tanda-tanda : anoreksia, feses cair, lesi kulit, luka sukar sembuh,
A. PENGKAJIAN
ANALISA KASUS
NO DATA PENYEBAP MASALAH
1 DS: sistem imun menurun sehingga Tubuh Resiko terjadinya
· demam secara terus mudahterserang infeksi dr luar (virus, infeksi
menerus bakteri jamur, parasit), maka jika terjadi
· kulitnya merah-merah luka sukar untuk sembuh
· luka yang tidak sembuh-
sembuh
DO:
· lesi kulit
· luka sukar sembuh
12
B. DIAGNOSA DAN INTERVENSI
13
N DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
O
2 Nutris ikurang Tujuan : Kebutuhan Kaji BB dasar Anak resti GUT ditandai
dan kebutuhan nutrisi Observasi koordinasi dengan BBmenurunatau
tubuh padaanakterpenuhi menghisap dan penambahan BB sedikit dari
berhubungan Kriteria Hasil : refleks menelan waktu lahir
dengan · Terlihatadanya · Insfeksi · Pola motorik
anoreksia pertumbuha BB rongga mulut oralabormaldamerusakpembe
anak · Anjurkan rian makan
· Nila-nilai pemberianmakan · Sariawan merusak
laboratorium dalam alternatifdankonsu kemampuan makan
batas normal lkan ibumengenai · HIV ada pada kolestrum
· Bebas dari tanda resiko menyusui serta ASI dan meskipun
malnutrisis / gagal · Tinjau terbata tetap ada beberapa
untuk tumbuh ulangdiet resiko pada bai
(GUT) sesuaiusia Memberikan nutrisi
· untuk mengetahui dantambahan optimaberdasarkan
cara pemberian makananpadat kebutuhan anak setelah
makandankebutuha dankemampuan pulang
n khusus untuk perkembanan · Tindakan efektif untuk
anak. · Berikan nistat infeksi jemu oral
sesuai indikasi · Kerusakan motorik dan
· Berikan adany infeksi memerlukan
makanan enteral / alternatif teknik pemberian
parenteral dengan makanan untuk memenuhi
tepat. kebutuhan diet.
14
diare Mendukung / memperbesar
Berikan cairan / volume sirkulasi, terutama
elektrolit melalui jika pemasukan oral tak
NGT / IV adekuat
Pantau He / Hb Bermanfaat dalam
Berikan obat memperbaiki kebutuhan
sesuai indikasi cairan
seperti anti Mengurangi insiden muntah,
ementik, anti menurunkan jumlah
diare, anti piretik keenceran feces dan
membantu mengurangi
demam
15
4 Gangguan Tujuan : Integritas Kaji tiap hari, Menentukan garis dasar
integritas kulit kulit kembali normal catatwarna, turgor perubahan dan melakukan
berhubungan Kriteria Hasil : sirkulasidansensori intervensi yang tepat
dengan defisit Tidak ada lagi Pertahankan Mempertahankan
imunologis, resti : lesi higiene kulit mis : kebersihan karena kulit
penurunan Permukaan kulit masase dengan yang kering dapat menjadi
tingkat aktivitas, normal. lotion dan krim barier infeksi
perubahan Mengurangi stress pada titik
sensasi, Autr posisi secara tekanan, meningkatkan
malnutrisi, teratur, aliran darah, kejaringan
perubahan status gantiseprei sesuai meningkatkan proses
metabolisme. kebutuhan penyembuhan
Pertahankan Friksi kulit disebabkan kain
spraibersih, yang berkerut dan basah
kering dan tidak Mencegah maserasi yang
berkeringat disebabkna oleh diare
Bersihkan area Kuku yang panjang
perianal meningkatkan resiko
Guntin kuku anak kerusakan dermal
secara teratur Menurunkan istemia
Berikan matras / jaringan
tempat tidur busa Digunakanpada
Berikan obat- perawatan lesi kulit
obatan topikal /
sistemik sesuai
indikasi.
BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
Infeksi HIV/AIDS pertama kali dilaporkan di Amerika pada tahun 1981
pada orang dewasa homoseksual, sedangkan pada anak tahun 1983. Enam
tahun kemudian (1989), AIDS sudah termasuk penyakit yang mengancam anak
di Amerika. Di seluruh dunia, AIDS menyebabkan kematian pada lebih dari 8000
orang setiap hari saat ini, yang berarti 1 orang setiap 10 detik, karena itu infeksi
HIW dianggap sebagai penyebab kematian tertinggi akibat satu jenis agen
infeksius.
16
AIDS (Aquired immuno deficiency syndrom ) merupakan kumpulan gejala
akibat melemahnya daya tahan tubuh sebagai akibat dari infeksi virus HIV. Virus
ini mempunyai sistem kerja menyerang jenis sel darah putih yang menangkal
infeksi. Sehingga pada ornag yang mengidap HIV/AIDS akan mudah terserang
infeksi atau virus dari luar.
Cara paling efektiv dan efisien untuk menanggulangi infeksi HIV pada
anak secara universal adalah dengan mengurangi penularan dan ibu ke anaknya
(mother-to-child-transmision ( MTCT )). Upaya pencegahan transmisi HIV pada
anak menurut WHO dilakukan melalui 4 strategi, yaitu :
1. Mencegah penularan HIV pada wanita usia subur
2. Mencegah kehamilan yang tidak direncanakan pada wanita HIV
3. Mencegah penularan HIV dan ibu HIV hamil ke anak yang akan
dilahirkannya dan memberikan dukungan.
4. Layanan dan perawatan berkesinambungan bagi pengidap HIV
DAFTAR PUSTAKA
17
18