Anda di halaman 1dari 19

ASUHAN KEPERAWATAN

HIV / AIDS PADA ANAK

disusun oleh :

KELOMPOK 1
1. Maryam Kulapupin
2. Ricky Djapandjatai
3. Yosepus Apalem
4. Margarita Longabilgair
5. Pelpina Lidia Tildjuir
6. Renghard Djamanmona
7. Maria Magdalena Mangar
8. Jubedora Baumasse
9. Listiany Dora Larwuy
10. Laurha Sarah Warkor
11. Melkianus H. Uir
12. Ruben Yunus Naroli
13. Julia Jomima Onarloy
14. Rosina Kassir
15. Zainab Belsigawai
16. Yulinana Dominggas Kubol
17. Timotius Gurgurem
18. Yanes Novi Laelaem

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PASAPUA


PROGRAM STUDI KEPERAWATAN
AMBON
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ...........................................................................................................................................1

BAB I : Pendahuluan
A. Latar Belakang ................................................................................................................................2
B. Tujuan .............................................................................................................................................2
C.
BAB II : Konsep Dasar
A. Pengertian .......................................................................................................................................3
B. Etiologi ............................................................................................................................................3
C. Patofisiologi .....................................................................................................................................3
D. Manifestasi Klinik ............................................................................................................................5
E. Penatalaksanaan Medis ..................................................................................................................5

BAB III : Asuhan Keperawatan


A. Pengkajian .......................................................................................................................................6
B. Pemeriksaan Fisik ............................................................................................................................7
C. Pemeriksaan Laboratorium .............................................................................................................8
D. Diagnosa Keperawatan ...................................................................................................................9
E. Rencana Tindakan Keperawatan .....................................................................................................9

Asuhan Keperawatan Anak dengan HIV/AIDS ..................................................................................12

BAB IV : Penutup
Kesimpulan ........................................................................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................................17

1
BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Infeksi HIV/AIDS ( Human immuno Deficiency Virus / Acquired Immune
Deficiency Syndrom ) pertama kali dilaporkan di Amerika pada tahun 1981 pada
orang dewasa homoseksual, sedangkan pada anak tahun 1983. enam tahun
kemudian ( 1989 ), AIDS sudah termasuk penyakit yang mengancam anak di
amerika. Di seluruh dunia, AIDS menyebabkan kematian pada lebih dari 8000
orang setiap hari saat ini, yang berarti 1 orang setiap 10 detik, karena itu infeksi
HIV dianggap sebagai penyebab kematian tertinggi akibat satu jenis agen
infeksius.
AIDS pada anak pertama kali dilaporkan oleh Oleske, Rubbinstein dan
Amman pada tahun 1983 di Amerika serikat. Sejak itu laporan jumlah AIDS pada
anak di Amerika makin lama makin meningkat. Pada bulan Desember di Amerika
dilaporkan 1995 maupun pada anak yang berumur kurang dari 13 tahun
menderita HIV dan pada bulan Maret 1993 terdapat 4480 kasus. Jumlah ini
merupakan 1,5 % dan seluruh jumlah kasus AIDS yang dilaporkan di Amerika. Di
Eropa sampai tahun 1988 terdapat 356 anak dengan AIDS. Kasus infeksi HIV
terbanyak pada orang dewasa maupun pada anak – anak tertinggi didunia adalah
di Afrika.
Sejak dimulainya epidemi HIV/ AIDS, telah mematikan lebih dan 25 juta
orang, lebih dan 14 juta anak kehilangan salah satu atau kedua orang tuanya
karena AIDS. Setiap tahun juga diperkirakan 3 juta orang meninggal karena
AIDS, 500 000 diantaranya adalah anak usia dibawah 15 tahun. Setiap tahun
pula terjadi infeksi baru pada 5 juta orang terutama di negara terbelakang atau
berkembang, dengan angka transmisi sebesar ini maka dari 37,8 juta orang
pengidap infeksi HIV/AIDS pada tahun 2005, terdapat 2,1 juta anak- anak
dibawah 15 tahun.
(WHO 1999)

B.     TUJUAN
1.   Mengetahui dan mempelajari tentang AIDS
2.   Mengetahui Asuhan Keperawatan yang bisa diberikan pada anak yang
menderita AIDS.

2
BAB II

KONSEP DASAR

A.    PENGERTIAN
1.      Acquired immunodeficiency syndrom (AIDS) suatu gejala penyakit yang
menunjukkan kelemahan atau kerusakan daya tahan tubuh atau gejala
penyakit infeksi tertentu / keganasan tertentu yang timbul sebagai akibat
menurunnya daya tahan tubuh (kekebalan) oleh virus yang disebut dengan
HIV. Sedang Human Imuno Deficiency Virus merupakan virus yang
menyerang sistem kekebalan tubuh manusia yang kemudian mengakibatkan
AIDS. HIV sistem kerjanya menyerang sel darah putih yang menangkal
infeksi. Sel darah putih tersebut termasuk dalam limfosit yang disebut dengan
T4 atau sel T penolong. ( T helper ), atau juga sel CD 4. HIV tergolong dalam
kelompok retrovirus sub kelompok lentivirus. Juga dapat dikatakan
mempunyai kemampuan mengopi cetak materi genetika sendiri didalam
materi genetik sel - sel yang ditumpanginya dan melalui proses ini HIV dapat
mematikan sel - sel T4. ( DEPKES: 1997 )
2.      AIDS adalah salah satu penyakit retrovirus epidemic menular, yang
disebabkan oleh infeksi HIV, yang pada kasus berat bermanifestasi sebagai
depresi berat imunitas seluler, dan mengenai kelompok resiko tertentu,
termasuk pria homoseksual, atau biseksual, penyalahgunaan obat intra vena,
penderita hemofilia, dan penerima transfusi darah lainnya, hubungan seksual
dan individu yang terinfeksi virus tersebut. ( DORLAN 2002 )
3.      AIDS merupakan bentuk paling hebat dari infeksi HIV, mulai dan
kelainan ringan dalam respon imun tanpa tanda dan gejala yang nyata
hingga keadaan imunosupresi dan berkaitan dengan berbagai infeksi yang
dapat membawa kematian dan dengan kelainan malignitas yang jarang
terjadi. (Centre for Disease Control and Prevention)

B.     ETIOLOGI
Resiko HIV utama pada anak-anak yaitu:
 Air susu ibu yang merupakan sarana transmisi
 Pemakaian obat oleh ibunya
 Pasangan sexual dari ibunya yang memakai obat intravena
 Daerah asal ibunya yang tingkat infeksi HIV nya tinggi
( DEPKES 1997 )

C.    PATOFISIOLOGI
Virus AIDS menyerang sel darah putih ( limfosit T4 ) yang merupakan
sumber kekebalan tubuh untuk menangkal berbagai penyakit infeksi. Dengan
memasuki sel T4 , virus memaksa limfosit T4 untuk memperbanyak dirinya
sehingga akhirnya menurun, sehingga menyebabkan tubuh mudah terserang
infeksi dari luar (baik virus lain, bakteri, jamur atau parasit). Hal ini menyebabkan

3
kematian pada orang yang terjangkit HIV / AIDS. Selain menyerang limfosit T4,
virus AIDS juga memasuki sel tubuh yang lain, organ yang sering terkena adalah
otak dan susunan saraf lainnya. AIDS diliputi oleh selaput pembungkus yang
sifatnya toksik ( racun ) terhadap sel, khususnya sel otak dan susunan saraf
pusat dan tepi lainnya yang dapat menyebabkan kematian sel otak. Masa
inkubasi dan virus ini berkisar antara 6 bulan sampai dengan 5 tahun, ada yang mencapai
11 tahun, tetapi yang terbanyak kurang dari 11 tahun. (DEPKES 1997)

PEMBAGIAN STADIUM PADA HIV/AIDS


Secara umum kronologis perjalanan infeksi HIV dan AIDS terbagi menjadi
4 stadium :
1.      Stadium HIV
Dimulai dengan masuknya HIV yang diikuti terjadinya perubahan serologik
ketika antibodi terhadap virus tersebut dan negatif menjadi positif. Waktu
masuknya HIV kedalam tubuh hingga HIV positif selama 1-3 bulan atau bisa
sampai 6 bulan ( window period )
2.      Stadium Asimptomatis ( tanpa gejala )
Menunjukkan didalam organ tubuh terdapat HIV tetapi belum menunjukan
gejala dan adaptasi berlangsung 5 - 10 tahun.
3.      Stadium Pembesaran Kelenjar Limfe
Menunjukan adanya pembesaran kelenjar limfe secara menetap dan merata (
persistent generalized lymphadenophaty ) dan berlangsung kurang lebih 1
bulan
4.      Stadium AIDS
Merupakan tahap akhir infeksi HIV. Keadaan ini disertai bermacam - macam
penyakit infeksi sekunder
CARA PENULARAN
HIV menular dengan beberapa cara yaitu :
1.      Hubungan seksual dengan penderita AIDS
Penularan dapat terjadi melalui hubungan tanpa alat pelindung dengan
penderita HIV. Air mani, cairan vagina dan darah dapat mengenai selaput
lendir sehinggga HIV yang ada dalam cairan tersebut masuk kedalam cairan
darah. Selain itu juga melalui lesi mikro pada di dinding alat tersebut yang
terjadi saat hubungan seksual.
2.      Darah dan produk darah yang tercemar HIV / AIDS
Sangat cepat menularkan HIV karena langsung masuk kedalam pembuluh
darah dan menyebar keseluruh tubuh
3.      Pemakaian alat kesehatan yang tidak steril.
Alat pemeriksa kandungan dan alat-alat lain yang menyentuh darah, cairan
vagina atau mani yang terinveksi HIV yang digunakan ke orang lain tanpa
disterilkan dulu.
4.      Alat-alat untuk menoreh kulit
Jarum, silet, alat tato, pemotong rambut.
5.      Menggunakan jarum suntik yang bergantian
Jarum suntik pada fasilitas kesehatan, pengguna narkoba sangat berpotensi
terjangkit HIV.
(CORWIN 2001)

4
D.    Manifestasi Klinis
Gejala mayor :
 Demam berkepanjangan lebih dari 3 bulan
 Diare kronis lebih dan 1 bulan berulang maupun terus menerus
 Penurunan berat badan lebih dan 10% dalam 3 bulan ( 2 dan 3 gejala
utama ).
Gejala minor
 Batuk kronis selama 1 bulan
 Infeksi pada mulut dan tenggorokan disebabkan jamur candida albican
 Pembengkakan kelenjar getah bening diseluruh tubuh yang menetap
 Munculnya herpes zosters berulang
 Bercak – bercak dan gatal- gatal diseluruh tubuh
( DEPKES 1997 )

E.PENATALAKSANAAN MEDIS
Belum ada penyembuhan untuk AIDS jadi yang dilakukan adalah
pencegahan seperti yang telah dijelaskan sebelumnya. Tapi apabila terinfeksi
HIV maka terapinya yaitu :
1.      Pengendalian infeksi oportunistik
Bertujuan menghilangkan, mengendalikan, dan pemulihan infeksi oportuniti,
nosokomial, atau sepsis, tindakan ini harus dipertahankan bagi pasien di
lingkungan perawatan yang kritis.
2.      Terapi AZT (Azitomidin)
Obat ini menghambat replikasi antiviral HIV dengan menghambat enzim
pembalik transcriptase.
3.      Terapi antiviral baru
Untuk meningkatkan aktivitas sistem immun dengan menghambat replikasi
virus atau memutuskan rantai reproduksi virus pada prosesnya. Obat-obatan
ini adalah: didanosina, ribavirin, diedoxycytidine, recombinant CD4 dapat
larut.
4.      Vaksin dan rekonstruksi virus, vaksin yang digunakan adalah interveron
5.      Menghindari infeksi lain, karena infeksi dapat mengaktifkan sel T dan
mempercepat replikasi HIV.
6.      Rehabilitasi bertujuan untuk memberi dukungan mental-psikologis,
membantu megubah perilaku resiko tinggi menjadi perilaku kurang berisiko
atau tidak berisiko, mengingatkan cara hidup sehat dan mempertahankan
kondisi hidup sehat.
7.      Pendidikan untuk menghindari alkohol dan obat terlarang, makan
makanan yang sehat, hindari sters, gizi yang kurang, obat-obatan yang
mengganggu fungsi imun. Edukasi ini juga bertujuan untuk mendidik keluarga
pasien bagaimana menghadapi kenyataan ketika anak mengidap AIDS dan
kemungkinan isolasi dari masyarakat.

5
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN

A.    PENGKAJIAN
Pada pengkajian anak HIV positif atau AIDS pada anak rata-rata dimasa
perinatal sekitar usia 9 –17 tahun.
Keluhan utama dapat berupa :
 Demam dan diare yang berkepanjangan
 Tachipnae
 Batuk
 Sesak nafas
 Hipoksia
Kemudian diikuti dengan adanya perubahan :
 Berat badan dan tinggi badan yang tidak naik
 Diare lebih dan satu bulan
 Demam lebih dan satu bulan
 Mulut dan faring dijumpai bercak putih
 Limfadenopati yang menyeluruh
 Infeksi yang berulang (otitis media, faringitis )
 Batuk yang menetap ( > 1 bulan )
 Dermatitis yang mnyeluruh
Pada riwayat penyakit dahulu adanya riwayat transfusi darah ( dari orang yang
terinfeksi HIV / AIDS ). Pada ibu atau hubungan seksual. Kemudian pada riwayat
penyakit keluarga dapat dimungkinkan :
 Adanya orang tua yang terinfeksi HIV / AIDS atau penyalahgunaan obat
 Adanya riwayat ibu selama hamil terinfeksi HIV ( 50 % TERTULAR )
 Adanya penularan terjadi pada minggu ke 9 hingga minggu ke 20 dari
kehamilan
 Adanya penularan pada proses melahirkan
 Terjadinya kontak darah dan bayi.
 Adanya penularan setelah lahir dapat terjadi melalui ASI
 Adanya kejanggalan pertumbuhan (failure to thrife )
Pada pengkajian faktor resiko anak dan bayi tertular HIV diantaranya :
 Bayi yang lahir dari ibu dengan pasangan biseksual
 Bayi yang lahir dari ibu dengan pasangan yang berganti-ganti
 Bayi yang lahir dan ibu dengan penyalahgunaan obat melalui vena
 Bayi atau anak yang mendapat tranfusi darah atau produk darah yang
berulang
 Bayi atau anak yang terpapar dengan alat suntik atau tusuk bekas yang tidak
steril
 Anak remaja yang berhubungan seksual yang berganti-ganti pasangan
Gambaran klinis pada anak nonspesifik seperti :
 Gagal tumbuh
 Berat badan menurun
 Anemia

6
 Panas berulang
 Limpadenopati
 Hepatosplenomegali
 Adanya infeksi oportunitis yang merupakan infeksi oleh kuman, parasit, jamur
atau protozoa yang menurunkan fungsi immun pada immunitas selular seperti
adanya kandidiasis pada mulut yang dapat menyebar ke esofagus, adanya
keradangan paru, encelofati dll

B.     PEMERIKSAAN FISIK
1.      Pemeriksaan Mata
·         Adanya cotton wool spot ( bercak katun wol ) pada retina
·         Retinitis sitomegalovirus
·         Khoroiditis toksoplasma
·         Perivaskulitis pada retina
·         Infeksi pada tepi kelopak mata.
·         Mata merah, perih, gatal, berair, banyak sekret, serta berkerak
·         Lesi pada retina dengan gambaran bercak / eksudat kekuningan,
tunggal / multiple
2.      Pemeriksaan Mulut
·         Adanya stomatitis gangrenosa
·         Peridontitis
·         Sarkoma kaposi pada mulut dimulai sebagai bercak merah datar
kemudian menjadi biru dan sering pada platum (Bates Barbara 1998 )
3.      Pemeriksaan Telinga
·         Adanya otitis media
·         Adanya nyeri
·         Kehilangan pendengaran
4.      Sistem pernafasan
·         Adanya batuk yang lama dengan atau tanpa sputum
·         Sesak nafas
·         Tachipnea
·         Hipoksia
·         Nyeri dada
·         Nafas pendek waktu istirahat
·         Gagal nafas
5.      Pemeriksaan Sistem Pencernaan
·         Berat badan menurun
·         Anoreksia
·         Nyeri pada saat menelan
·         Kesulitan menelan
·         Bercak putih kekuningan pada mukosa mulut
·         Faringitis
·         Kandidiasis esofagus
·         Kandidiasis mulut
·         Selaput lendir kering
·         Hepatomegali
·         Mual dan muntah
·         Kolitis akibat dan diare kronis

7
·         Pembesaran limfa
6.      Pemeriksaan Sistem Kardiovaskular
·         Suhu tubuh meningkat
·         Nadi cepat, tekanan darah meningkat
·         Gejala gagal jantung kongestiv sekuder akibat kardiomiopatikarena
HIV
7.      Pemeriksaan Sistem Integumen
·         Adanya varicela ( lesi yang sangat luas vesikel yang besar )
·         Haemorargie
·         Herpes zoster
·         Nyeri panas serta malaise
·         Aczematoid gingrenosum
·         Skabies
8.      Pemeriksaan sistem perkemihan
·         Didapatkan air seni yang berkurang
·         Annuria
·         Proteinuria
·         Adanya pembesaran kelenjar parotis
·         Limfadenopati
9.      Pemeriksaan Sistem Neurologi
·         Adanya sakit kepala
·         Somnolen
·         Sukar berkonsentrasi
·         Perubahan perilaku
·         Nyeri otot
·         Kejang-kejang
·         Encelopati
·         Gangguan psikomotor
·         Penururnan kesadaran
·         Delirium
·         Meningitis
·         Keterlambatan perkembangan
10.  Pemeriksaan Sistem Muskuluskeletal
·         Nyeri persendian
·         Letih, gangguan gerak
·         Nyeri otot ( Bates Barbara 1998 )

C.    PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Kemudian pada pemeriksaan diagnostik atau laboratorium didapatkan
adanya anemia, leukositopenia, trombositopenia, jumlah sel T4 menurun bila T4
dibawah 200, fase AIDS normal 1000-2000 permikrositer., tes anti body anti-HIV (
tes Ellisa ) menunjukan terinfeksi HIV atau tidak, atau dengan menguji antibodi
anti HIV. Tes ini meliputi tes Elisa, Lateks, Agglutination,dan western blot.
Penilaian elisa dan latex menunjukan orang terinfeksi HIV atau tidak, apabila
dikatakan positif harus dibuktikan dengan tes western blot.
Tes lain adalah dengan menguji antigen HIV yaitu tes antigen P24
( dengan polymerase chain reaction - PCR ). Kulit dideteksi dengan tes antibody (
biasanya digunakan pada bayi lahir dengan ibu terjangkit HIV ).

8
D.    DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosis atau masalah  keperawatan yang terjadi pada anak dengan HIV
/ AIDS antara lain :
1.      Resiko infeksi
2.      Kurang nutrisi
3.      Kurangnya volume cairan
4.      Gangguan intregitas kulit
5.      Perubahan atau gangguan membran mukosa
6.      Ketidakefektifan koping keluarga
7.      Kurangnya pengetahuan keluarga

E.     RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN


1.      Resiko infeksi
Resiko terjadinya infeksi pada anak dengan HIV /AIDS berhubungan dengan
adanya penurunan daya tahan tubuh sekunder AIDS.
o   Tujuan :
Meminimalkan resiko terhadap infeksi pada anak
o   Rencana tindakan keperawatan
1.      Kaji perubahan tanda-tanda infeksi ( demam, peningkatan nadi,
peningkatan kecepatan nafas, kelemahan tubuh atau letargi )
2.      Kaji faktor yang memperburuk terjadinya infeksi seperti usia,
status nutrisi, penyakit kronis lain
3.      Monitor tanda-tanda vital setiap 4 jam sekali, tanda vital
merupakan indikator terjadinya infeksi
4.      Monitor sel darah putih dan hitung jenis setiap hari untuk monitor
terjadinya neutropenia
5.      Ajarkan dan jelaskan pada keluarga dan pengunjung tentang
pencegahan secara umum ( universal ), untuk menyiapkan keluarga
dan pengunjung memutus rantai penularan
6.      Instruksikan ke semua pengunjung dan keluarga untuk cuci
tangan setiap sebelum dan sesudah memasuki ruangan pasien
7.      Kolaborasi dengan dokter tentang pemberian antibiotik, anyiviral,
antijamur,
8.      Lindungi individu dan resiko infeksi dengan universal precaution
2.      Kurang Nutrisi ( kurang dari kebutuhan )
Nutrisi kurang dan kebutuhan  tubuh berhubungan dengan anoreksia, diare,
nyeri
o   Tujuan :
Kebutuhan nutrisi dan pasien terpenuhi
o   Rencana tindakan keperawatan :
1.      Kaji status perubahan nutrisi dengan menimbang berat badan
setiap hari
2.      Monitor asupan dan keluaran setiap 8 jam sekali dan turgor kulit
3.      Berikan makanan tinggi kalori dan tinggi protein
4.      Rencanakan makanan enternal dan parenteral

9
3.      Kurangnya Volume Cairan
Kurangnya volume cairan tubuh pada anak berhubungan dengan adanya
infeksi oportunitis saluran pencernaan ( diare )
o   Tujuan :
Volume cairan tubuh dapat terpenuhi
o   Kriteria hasil :
a.    Asupan dan keluaran seimbang
b.    Kadar elektrolit tubuh dalam batas normal
c.    Nadi perifer teraba
d.    Penekanan darah perifer kembali dalam waktu kurang dan 3 detik
e.    Keluaran urin minimal 1-3 cc/kg BB per jam
o   Rencana tindakan keperawatan
1.      Berikan cairan sesuai indikasi dan toleransi
2.      Ukur masukan dan keluaran termasuk urin dan tinja
3.      Monitor kadar elektrolit dalam tubuh
4.      Kaji tanda vital turgor kulit, mukosa membran dan ubun-ubun
tiap 4 jam
5.      Monitor urin tiap 6-8 jam sesuai dengan kebutuhan
6.      Kolaborasi pemberian cairan intravena sesuai kebutuhan
4.      Gangguan intregitas kulit
Gangguan intregitas kulit berhubungan dengan diare yang berkelanjutan
( kontak yang berulang dengan feces yang bersifat asam )
o   Tujuan :
Tidak terjadi gangguan intregitas kulit
o   Kriteria hasil :
Tidak ada tanda – tanda kulit terganggu serta kulit utuh, bersih
o   Rencana tindakan keperawatan :
1.      Ganti popok dan celana anak apabila basah
2.      Bersihkan pantat dan keringkan setiap kali buang air besar
3.      Gunakan salep atau lotion
5.      Perubahan atau Gangguan Mukosa Membran Mulut
Gangguan mukosa membran mulut berhubungan dengan lesi mukosa
membran dampak dari jamur dan infeksi herpes
o   Tujuan :
Tidak terjadi gangguan mukosa mulut
o   Kriteria hasil
a         mukosa mulut lembab
b                    tidak ada lesi
c                     kebersihan mulut cukup
d                    anak dan orang tua mampu mendemonstrasikan tekhnik
kebersihan mulut
o   Rencana Tindakan Keperawatan
1.      Kaji membran mukosa
2.      Berikan pengobatan sesuai dengan saran dan dokter
3.      Lakukan perawatan mulut tiap 2 jam
4.      Gunakan sikat gigi yang lembut
5.      Oleskan garam fisiologis tiap 4 jam dan sesudah membersihkan
mulut

10
6.      Kolaborasi pemberian obat profilaksis ( ketokonazol, flukonazol )
selama pengobatan
7.      Gunakan antiseptik oral
8.      Check up gigi secara teratur
6.      Ketidakefektifan Koping Keluarga
Ketidakefektifan koping keluarga berhubungan dengan penyakit menahun dan
progresif
o   Tujuan :
Koping keluarga efektif
o   Kriteria hasil :
a         Orang tua mapu mengekspresikan secara verbal tentang rasa
takut
b        Orang tua mampu mengambil keputusan yang tepat
c         Orang tua tau cara memecahkan masalah serta menganalisis
kekuatan diri dan dukungan sosial
o   Rencana tindakan keperawatan
1.      Konseling keluarga
2.      Observasi ekspresi orang tua tentang rasa takut, bersalah, dan
kehilangan
3.      Diskusikan dengan orang tua tentang kekuatan diri dan
mekanisme koping dengan mengidentifikasi dukungan sosial
4.      Libatkan orang tua dalam perawatan anak
5.      Monitor interaksi orang tua dan anak
6.      Monitor tingkah laku orang
7.      Kurang pengetahuan
Kurangnya pengetahuan pada keluarga berhubungan dengan perawatan
anak yang kompleks dirumah
o   Tujuan :
Keluarga dapat mengungkapkan atau menjelaskan proses penyakit,
penularan, pencegahan dan perawatan
o   Kriteria hasil :
a         Orang tua mampu menjelaskan secara global tentang
diagnosism, proses penyakit dan kebutuhan home care
b                    Orang tua memahami daftar pengobatan, efek samping,
dan dosis obat
c         Orang tua memahami tentang kebutuhan perawatan yang
khusus bagi anak dan mengetahui bagaimana HIV menular
o   Rencana Tindakan keperawatan
1.      Kaji pemahaman tentang diagnosis, proses penyakit dan
kebutuhan home care
2.      Jelaskan daftar pengobatan, efek samping obat dan dosis
3.      Jelaskan dan demonstrasikan cara perawatan khusus
4.      Jelaskan cara penularan HIV dan bagaimana cara
pencegahannya
5.      Anjurkan cara hidup normal pada anak

11
ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN HIV/AIDS

KASUS:
Hari kamis TGL 12 September 2009 sekitar jam 10.30 WIB ibu Diah membawa
anaknya yang bernama Gunawan ke RS DR.KARIADI Semarang dengan alasan
keadaan anaknya semakin hari tamabah, parah berat badannya  menurun, nafsu
makannya berkurang, kurus,  demam secara terus menerus, diare,mual, muntah,
kulitnya merah-merah dan luka yang tidak sembuh-sembuh. Dari data pemeriksaan
Rumah Sakit, anak tersebut dikatakan terkena HIV/AIDS. Data ini didukung dari
tanda-tanda : anoreksia, feses cair, lesi kulit, luka sukar sembuh,

A.    PENGKAJIAN
ANALISA KASUS
NO DATA PENYEBAP MASALAH
1 DS: sistem imun menurun sehingga Tubuh Resiko terjadinya
·  demam secara terus mudahterserang infeksi dr luar (virus, infeksi
menerus bakteri jamur, parasit), maka jika terjadi
·  kulitnya merah-merah luka sukar untuk sembuh
·  luka yang tidak sembuh-
sembuh
DO:
·  lesi kulit
·  luka sukar sembuh

2 DS: terjadi gangguan pada Nutrisi kurang dan


·  berat badannya  menurun gastrointestinaldan kesulitanmenelan kebutuhan  tubuh
·  nafsu makannya berkurang sehingga nafsumakan berkurang serta
·  kurus mual, muntah
·  mual
·  muntah
DO:
·  anoreksia

3 DS: terjadi infeksi pada gastrointestinal bisa Kurangnya volume


·  diare menimbulkan diare cairan tubuh
DO:
·  feses cair

4 DS: system imun tubuh melemah Gangguan  integritas


·  kulitnya merah-merah menyebabkan tubuh tidak mampu untuk kulit
·  luka yang tidak sembuh- beradaptasi
sembuh
DO:
·  lesi kulit
·  luka sukar sembuh

12
B.     DIAGNOSA DAN INTERVENSI

NO DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI RASIONAL


1 Resiko terjadinya Tujuan : Bebas dar    Pertahankan  Mengurangi
infeksi pada anak iinfeksi oportuniskit teknik septik dan resiko
dengan HIV /AIDS Kriteria Hasil  :  antiseptik (cuci kontaminasi
tangan sebelum
berhubungan dengan ·  Mencapai masa silang
dan sesudah
adanya penurunan penyembuhan luka / tindakan)
system imun  tubuh lesi  Pantau tanda-
· Tidak demam dan tanda vital  Memberikan
bebas dari informasi data
pengeluaran / sekresi dasar upeneana,
purulen dantanda-  Kaji frekuensi / tindakan
tanda lain dari infeksi. kedalaman  Kongesti / distres
pernafasan,
pernafasan dapat
perhatikan
batuk mengidentifikasik
spasmedik an
kering pada perkembangan
inspirasi dalam PCP
 Periksa adanya
luka / lakuasi  Candidiasis oral,
infasif,dan ks, herpes CMU
tanda-tanda
dan Cyptococcus
inflamasi.
adalah penyakit
umum dan
 Gunakan memberi
sarung tangan pengaruh pada
dan shout membran kulit,
selama kontak perawatan infulsi
langsung yang aktual dapat
akresi / sekresi
mencegah
 Pantau studi
laboratorium, supsis 
JDL dan  Mencegah
periksa kultur / penularan
sensivitas lesi,
darah, urine
dan spuntum
 Berikan  Mengidentifikasi
antibiotik, proses infeksi
entijamun /
dan untuk
agen
antimikroba. menentukan
metode
perawatan
 Menghambat
proses infeksi

13
N DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
O
2 Nutris ikurang Tujuan : Kebutuhan  Kaji BB dasar    Anak resti GUT ditandai
dan kebutuhan  nutrisi  Observasi koordinasi dengan BBmenurunatau
tubuh padaanakterpenuhi menghisap dan penambahan BB sedikit dari
berhubungan Kriteria Hasil : refleks menelan  waktu lahir
dengan · Terlihatadanya ·    Insfeksi ·      Pola motorik
anoreksia pertumbuha BB rongga mulut oralabormaldamerusakpembe
anak ·   Anjurkan rian makan
·  Nila-nilai pemberianmakan ·         Sariawan merusak
laboratorium dalam alternatifdankonsu kemampuan makan
batas normal lkan ibumengenai ·   HIV ada pada kolestrum
·     Bebas dari tanda resiko menyusui serta ASI dan meskipun
malnutrisis / gagal ·       Tinjau terbata tetap ada beberapa
untuk tumbuh ulangdiet resiko pada bai
(GUT) sesuaiusia     Memberikan nutrisi
·     untuk mengetahui dantambahan optimaberdasarkan
cara pemberian makananpadat kebutuhan anak setelah
makandankebutuha dankemampuan pulang
n khusus untuk perkembanan ·       Tindakan efektif untuk
anak. · Berikan nistat infeksi jemu oral
sesuai indikasi ·      Kerusakan motorik dan
· Berikan adany infeksi memerlukan
makanan enteral / alternatif teknik pemberian
parenteral dengan makanan untuk memenuhi
tepat. kebutuhan diet.

N DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI RASIONAL


O
3 Kurangnya vol Tujuan : Kebutuhan  Kaji tanda-tanda     Indikasi dari volume cairan
ume cairan volumecairanterpenuhi vital sirkulasi
tubuh pada Kriteria Hasil  :  Catat pningkatan  Meningkatkan kebutuhan
anak · Membran mukosa suhu dandurasi metabolisme dan diaforesis
berhubungan lembab demam, berikan yang berlebihan
dengan  Anak tampak kompres hangat  Indikator tidak langsung dari
adanya infeksi rileks sesuai indikasi status cairan
oportunitis ·    Turgor kulit baik  Kajiturgor,        Mempertahankan
saluran ·  Tanda-tanda vital membranmukosa keseimbangan cairan,
pencernaan stabil dan rasa haus mengurangi rasa haus dan
(diare ) Haluaran adekuat.  Kaji intake dan melembabkan membran
output mukosa 
 Hilangkan makan  Mungkin dapat mengurangi
yang potensial diare
menyebabkan

14
diare  Mendukung / memperbesar
 Berikan cairan / volume sirkulasi, terutama
elektrolit melalui jika pemasukan oral tak
NGT / IV adekuat
 Pantau He / Hb  Bermanfaat dalam
 Berikan obat memperbaiki kebutuhan
sesuai indikasi cairan
seperti anti  Mengurangi insiden muntah,
ementik, anti menurunkan jumlah
diare, anti piretik keenceran feces dan
membantu mengurangi
demam

NO DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI RASIONAL

15
4 Gangguan Tujuan : Integritas  Kaji tiap hari,  Menentukan garis dasar
integritas kulit kulit kembali normal catatwarna, turgor perubahan dan melakukan
berhubungan Kriteria Hasil  : sirkulasidansensori intervensi yang tepat
dengan defisit  Tidak ada lagi  Pertahankan  Mempertahankan
imunologis, resti : lesi higiene kulit mis : kebersihan karena kulit
penurunan  Permukaan kulit masase dengan yang kering dapat menjadi
tingkat aktivitas, normal. lotion dan krim barier infeksi
perubahan  Mengurangi stress pada titik
sensasi,  Autr posisi secara tekanan, meningkatkan
malnutrisi, teratur, aliran darah, kejaringan
perubahan status gantiseprei sesuai meningkatkan proses
metabolisme. kebutuhan penyembuhan
 Pertahankan   Friksi kulit disebabkan kain
spraibersih, yang berkerut dan basah
kering dan tidak  Mencegah maserasi yang
berkeringat disebabkna oleh diare
 Bersihkan area   Kuku yang panjang
perianal meningkatkan resiko
 Guntin kuku anak kerusakan dermal
secara teratur   Menurunkan istemia
 Berikan matras / jaringan
tempat tidur busa   Digunakanpada
 Berikan obat- perawatan lesi kulit
obatan topikal /
sistemik sesuai
indikasi.

BAB IV
PENUTUP

Kesimpulan
Infeksi HIV/AIDS pertama kali dilaporkan di Amerika pada tahun 1981
pada orang dewasa homoseksual, sedangkan pada anak tahun 1983. Enam
tahun kemudian (1989), AIDS sudah termasuk penyakit yang mengancam anak
di Amerika. Di seluruh dunia, AIDS menyebabkan kematian pada lebih dari 8000
orang setiap hari saat ini, yang berarti 1 orang setiap 10 detik, karena itu infeksi
HIW dianggap sebagai penyebab kematian tertinggi akibat satu jenis agen
infeksius.

16
AIDS (Aquired immuno deficiency syndrom ) merupakan kumpulan gejala
akibat melemahnya daya tahan tubuh sebagai akibat dari infeksi virus HIV. Virus
ini mempunyai sistem kerja menyerang jenis sel darah putih yang menangkal
infeksi. Sehingga pada ornag yang mengidap HIV/AIDS akan mudah terserang
infeksi atau virus dari luar.
Cara paling efektiv dan efisien untuk menanggulangi infeksi HIV pada
anak secara universal adalah dengan mengurangi penularan dan ibu ke anaknya
(mother-to-child-transmision ( MTCT )). Upaya pencegahan transmisi HIV pada
anak menurut WHO dilakukan melalui 4 strategi, yaitu :
1.      Mencegah penularan HIV pada wanita usia subur
2.      Mencegah kehamilan yang tidak direncanakan pada wanita HIV
3.      Mencegah penularan HIV dan ibu HIV hamil ke anak yang akan
dilahirkannya dan memberikan dukungan.
4.      Layanan dan perawatan berkesinambungan bagi pengidap HIV

DAFTAR PUSTAKA

Mansjoer. dkk. 1999. Kapita Selekta Kedokteran, edisi 3 . FK UI : Jakarta


Munijaya, Gdde. 1999 . AIDS di Indonesia . Jakarta : EGC
http://childrenhivaids.wordpress.com/
http://www.who.int/hiv/paediatric/en/index.html.
Sudoyo, W.A 2006 . Buku Ajar Penyakit Dalam. Jakarta : FKUI
World Health Organization. Paediatric HIV and treadment of cildren living with
HIV.
www.google/AIDSpadaanak.com
www.google/asuhankeperawatananakdenganAIDS.com

17
18

Anda mungkin juga menyukai