Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Salah satu komponen yang penting dalam sistem pendidikan adalah adanya
peserta didik. Peserta didik adalah orang yang mempunyai kemampuan dasar baik
secara fisik dan psikis serta perlu dikembangkan melalui pendidikan baik itu
pendidikan di keluarga, sekolah, atau lingkungan. Dalam mengembangkan potensi
(kemampuan) dasar perlu adanya pendidik sebagai seseorang yang membantu
peserta didik dalam mengembangkan potensi yang dimiliki peserta didik agar
peserta didik menjadi manusia dewasa. sebagian orang mungkin memiliki gaya
belajar tertentu yang dominan digunakan dalam berbagai situasi, sehingga kurang
menggunakan gaya belajar yang lain. Gaya belajar dapat berubah tergantung pada
aktifitas belajar atau perubahan pengalaman. Namun, ketika gaya belajar berubah,
hal itu akan cenderung menetap untuk sementara waktu sehingga menjadi
kebiasaan.

Gaya belajar adalah seperangkat karateristik pribadi yang menjadikan


efektif pengajaran bagi beberapa siswa dan tidak efektif bagi yang lain.

a. Visual : daya tangkap maksimal mengamati dan menggambar


b. Auditory : daya tangkap maksimal mendengar dan berbicara
c. Kinesteti : daya tangkap maksimal dengan gerakan fisik (bergerak dan
berbuat)

Mengetahui gaya belajar peserta didik sangat besar manfaatnya diantaranya


dapat menciptakan gaya belajar yang menyenangkan bagi peserta didik,
menimbulkan motivasi belajar dan mengurangi konflik yang timbul sebagai akibat
dari belajar.

1
2

B. Rumusan Masalah
1. Jelaskan pengertian gaya belajar ?
2. Bagaimana klasifikasi gaya belajar?
3. Bagaimana Hubungan antara gaya belajar peserta didik dengan hasil belajar
peserta didik?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian gaya belajar?
2. Untuk mengetahui bagaimana klasifikasi gaya belajar?
3. Untuk mengetahui bagaimana Hubungan antara gaya belajar peserta didik
dengan hasil belajar peserta didik?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Gaya Belajar
Pada umumnya belajar merupakan aktivitas manusia dalam memperoleh
pengetahuan melalui lingkungan maupun bahan ajar. Setiap individu memiliki
caranya sendiri-sendiri untuk memperoleh pengetahuan. Cara belajar yang berbeda-
beda tersebut disebut gaya belajar.

Menurut Keef (1988) menyatakan bahwa gaya belajar berhubungan dengan


cara anak belajar, serta cara belajar yang disukai. Siswa pada umumnya akan sulit
memproses informasi dalam satu cara yang dirasa tidak nyaman bagi mereka. Siswa
memiliki kebutuhan belajar sendiri, belajar dengan cara yang berbeda, serta
memproses informasi dengan cara yang berbeda (Sugihartono, dkk, 2013). Deporter
(1999) dalam bukunya yang berjudul Quantum Learning mengatakan bahwa gaya
belajar adalah “kombinasi dari bagaimana seseorang dapat menyerap dan kemudian
mengatur serta mengolah informasi atau bahan pelajaran. Kemampuan menyerap
dan mengatur informasi bagi setiap orang berbeda-beda dan sangat mempengaruhi
gaya belajarnya. (Leny Hartati dalam Pengaruh Gaya Belajar Dan Sikap Siswa
Pada Pelajaran Matematika Terhadap Hasil Belajar Matematika).

Menurut Bunda Lucy dalam buku “Mendidik sesuai dengan Minat dan
Bakat Anak” (2010), gaya belajar adalah cara yang lebih kita sukai dalam
melakukan kegiatan berpikir, memproses, dan mengerti suatu informasi.
Gaya belajar bukanlah sesuatu yang statis. Gaya belajar dapat berubah
tergantung pada aktifitas belajar atau perubahan pengalaman. Namun, ketika gaya
belajar berubah, hal itu akan cenderung menetap untuk sementara waktu sehingga
menjadi kebiasaan. (Hilliard, 1998). Jadi sebagian orang mungkin memiliki gaya
belajar tertentu yang dominan digunakan dalam berbagai situasi, sehingga kurang
menggunakan gaya belajar yang lain. Namun sebagian orang yang lain mengkin
menggunakan gaya berbeda untuk situasi yang berbeda. (Sugihartono, dkk, 2013)

3
4

B. Klasifikasi gaya belajar


Mengenali gaya belajar peserta didik mempunyai manfaat bagi seorang
pendidik dalam melakukan proses pembelajaran karena dengan mengetahui gaya
belajar peserta didik kita mengetahui metode seperti apa yang tepat dalam mengajar
peserta didik, manfaat lainnya yaitu menciptakan gaya belajar yang menyenangkan
bagi peserta didik, menimbulkan motivasi belajar dan mengurangi konflik yang
timbul sebagai akibat dari belajar.
Gaya belajar ini tidak berarti bahwa peserta didik hanya memiliki salah satu
karakteristik gaya belajar tertentu sehingga tidak memiliki karakteristik gaya belajar
yang lain. Pengidentifikasian ini hanya sebagai pedoman bahwa peserta didik
memiliki salah satu karakteristik yang paling menonjol dalam gaya belajarnya
sehingga jika peserta didik tersebut mendapatkan rangsangan yang sesuai dengan
gaya belajar yang menonjol pada dirinya maka akan memudahkannya untuk
menyerap pelajaran.
Secara umum ada tiga jenis gaya belajar pada peserta didik yaitu visual,
auditory, dan kinestik (VAK). Teori dan metode ini pertama kali dikembangkan
oleh psikolog dan spesialis pengajar seperti Fernald, Keller, Orton, Gillingham,
Stillman dan Montessori, dimulai pada tahun 1920-an. Para ahli ini awalnya
mengajar anak-anak yang menderita disleksia. Mereka kesulitan untuk mengajar
anak-anak yang menderita disleksia, pembelajaran konvensional tidak mnjadikan
efektif terhadap anak-anak penderita disleksia. Adapun cirri-ciri individu dengan
karakteristik gaya belajar VAK yaitu sebagai berikut :
1) Visual. Belajar melalui melihat sesuatu. Kita suka melihat gambar atau
diagram. Kita suka pertunjukkan, peragaan atau menyaksikan video.
Contohnya, menggunakan metode ceramah secara umum, lalu catatlah siswa-
siswi yang mendengarkan dengan tekun hingga akhir. Perhatikan siswa-siswi
yang "kuat" bertahan berapa lama dalam mendengar, lalu klasifikasikan mereka
sementara mereka golongan orang-orang yang bukan tipe pembelajar yang
cenderung mendengarkan. 
5

2) Auditori. Orang yang mempunyai gaya belajar tipe ini biasanya sangat senang
bila mendengarkan kaset audio,ceramah-kuliah, diskusi, debat dan instruksi
(perintah) verbal. dengan proses belajar-mengajar seperti ini, Anda dapat
melihat para siswa yang memiliki kecenderungan belajar secara visual dan juga
memiliki kecenderungan spasial akan lebih tertarik dan sangat antusias.
3) Gaya belajar tipe ini melalui aktivitas fisik dan keterlibatan langsung. Orang
yang mempunyai gaya belajar seperti ini biasanya suka ”menangani”, bergerak,
menyentuh dan merasakan/mengalami sendiri Peserta didik yang memiliki
kemampuan gaya kinestik.

C. Hubungan antara gaya belajar peserta didik dengan hasil belajar peserta
didik

Hasil belajar peserta didik berkaitan dengan pencapaian peserta didik dalam
memperoleh kemampuan sesuai dengan tujuan khusus yang direncanakan. Tujuan
yang direncanakan ini bisa berupa nilai semester atau nilai ulangan harian. Namun
bukan hanya sekedar nilai semester atau nilai ulangan harian melainkan perubahan
tingkah laku (dari ketidak-tahuan) peserta didik. Hasil belajar ini terjadi karena
evaluasi yang dilakukan oleh guru.

Guru sebagai seseorang yang mengevaluasi hasil belajar peserta didik


sebaiknya melakukan perubahan jika hasil evaluasi menunjukkan hasil yang kurang
baik. Ada banyak strategi yang dapat dilakukan pendidik dalam meningkatkan hasil
belajar peserta didik, diantaranya :
1) Untuk peserta didik yang menonjol tipe visual
a) Gunakan materi visual seperti, gambar-gambar, diagram dan peta.
b) Gunakan warna untuk hal-hal penting.
c) Ajak peserta didik untuk membaca buku-buku berilustrasi.
d) Gunakan multi-media (contohnya: komputer dan video).
e) Ajak peserta didik untuk mencoba mengilustrasikan ide-idenya ke dalam
gambar.
6

2) Untuk peserta didik yang menonjol tipe auditory


a) Ajak peserta didik untuk ikut berpartisipasi dalam diskusi baik di dalam kelas
maupun di dalam keluarga.
b) Memotivasi peserta didik untuk membaca materi pelajaran dengan keras.
c) Gunakan musik untuk mengajarkan peserta didik.
d) Diskusikan ide dengan peserta didik secara verbal.
e) Biarkan peserta didik merekam materi pelajarannya ke dalam kaset dan
memotivasi peserta didik untuk mendengarkannya sebelum tidur.
3) Untuk peserta didik yang menonjol tipe kinestik
a) Jangan paksakan peserta didik untuk belajar sampai berjam-jam.
b) Ajak peserta didik untuk belajar sambil mengeksplorasi lingkungannya
(contohnya: saat mempelajari materi statistic, peserta didik diajak untuk
mengamati kendaraan roda empat yang melintas dalam waktu 30 menit, setelah
pengamatan selesai pendidik bisa menanyakan berapa kendaraan yang melintas
apabila waktu yang digunakan hanya 5 menit, nah disini peserta didik
mengetahui konsep rata-rata suatu data).
c) Gunakan warna terang untuk hal-hal penting dalam bacaan.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Peserta didik adalah orang yang mempunyai kemampuan dasar baik secara fisik dan
psikis serta perlu dikembangkan melalui pendidikan baik itu pendidikan di keluarga,
sekolah, atau lingkungan. Dalam mencapai proses pembelajaran yang optimal hasil
belajar peserta didik menjadikan tolak ukur berhasil tidaknya suatu proses pembelajaran.
Dalam mencapainya peserta didik pasti menggunakan berbagai macam gaya belajar
Gaya belajar adalah cara seseorang yang digunakan untuk memahami informasi
yang diberikan oleh pendidik. Cara ini bisa efektif untuk seorang individu tapi tidak
efektif untuk orang lain. Macam-macam gaya belajar secara umum ada 3, yaitu : visual,
auditori, dan kinestik Hasil belajar.

B. Saran

Untuk pendidik sebaiknya lebih memahami karakteristik gaya belajar peserta didik,
agar ada kecocokan antara gaya belajar peserta didik dengan metode yang digunakan oleh
pendidik.

7
DAFTAR PUSTAKA

Sugihartono, dkk. 2013. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press


Suyanto dan Jihad, Asep. 2013. Menjadi Guru Profesional. Jakarta: Esensi, devisi penerbit
Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai