Makalah
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan tugas pada mata kuliah
Logika Hukum
DISUSUN OLEH :
Nama NIM
Shafa Raihan F 0701520042
Desthia Nuramalina R 0701520043
Fathya Aprilianti 0701520044
Meisya Adistia 0701520045
Raza Zoraavara 0701520046
Ananda Triputra R 0701520049
Aqilla Nur Syaharani 0701520050
Farrell Muhammad A 0701520051
Loren Ghazalah 0701520052
Muhammad Hatta F 0701520053
Anna Maryam 0701520055
Aulia Nur Rahma 0701520056
Dinda Chairunissa U 0701520057
Muhammad Adli F 0701520058
Muhammad Fatih 0701520060
Muhammad Hafiz S 0701520061
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan
karunianya yang telah diberikan kepada penulis sehingga penulis dapat
menyelesaikan penulisan makalah berjudul “Penerapan Analogi Ditinjau Dari
Penjelasan Dan Komponen Terhadap Dasar – Dasar Logika”. Penulisan
makalah ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk
mendapatkan nilai Tugas Kelompok Semester 3 pada mata kuliah Logika Hukum
di Universitas Alazhar Indonesia.
1. Zuhad Aji Firmantoro, S.H., M.H. selaku dosen pada mata kuliah Logika
Hukum atas segala bimbingannya mulai dari pengajarannya melalui media
zoom dengan audio visual PPT dan pemberian materi penguatan melalui
E-learning secara rutin, sehingga penulis, yaitu dari penulis sangat
berterima kasih sebesar-besarnya, kepada Pak Zuhad. Karena dengan
begitu penulis menjadi mudah memahami materi yang disampaikan
beserta bahan materi yang diberikan.
2. Serta Serta penulis sendiri di dalam makalah ini, mengucapkan terima
kasih kepada kelompok yang terdiri dari Anna, Fatya, Aqilla, Hafizh,
Meisya, Shafa, Aulia, Loren, Hatta, Ananda, Farrel, Raza, Dinda, Destia,
Fatih, dan Adi yang telah saling bahu membahu dalam mengerjakan
makalah ini, sehingga proses mengerjakan menjadi lebih ringan dan lebih
terstruktur dalam pembagian pekerjaannya. Dari mulai mencari bahan
materi, pembuatan Persentasi, editing, sampai dengan finalisasi. Itu semua
tidak akan selesai dengan mudah jika tidak ada kerja sama yang baik
dalam rangka menyelesaikan makalah ini.
3. Kami ucapkan terima kasih Kepada Pemilik Pdf yang sudah dipublish
yang kami tidak bisa sebutkan namanya satu persatu karena keterbatasan
Penulis. Karena dengan begitu penulis dapat menambahkan insight penulis
i
terutama dalam hal bahan penguatan materi sesuai dengan pembelajaran
dan penjelasan yang disampaikan
4. Serta kami ucapkan terima kasih kepada kedua orang tua kami berdua
yang tidak kenal lelah dalam mendukung, mendoakan, memberikan
semangat kami dalam menuntut ilmu.
Akhir kata, penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan, Makalah ini bukan karya yang sempurna karena masih memiliki
banyak kekurangan, baik dalam hal isi maupun sistematika dan teknik
penulisannya. Oleh karena itu, penulis dengan senang hati menerima segala kritik
dan saran yang membangun demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini
dapat memberikan manfaat bagi para pembaca dan sekaligus bisa menjadi bahan
referensi dalam tugas pada mata kuliah Logika Hukum kedepan.
PENULIS
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................................................i
DAFTAR ISI...............................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
3.1 Kesimpulan................................................................................................................16
3.2 Saran...........................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................18
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam menjelaskan suatu hal yang baru kita terkadang kesulitan untuk
mencari kata yang tepat yang dapat membuat orang yang kita ajak bicara
paham akan apa yang sedang kita jelaskan, Dalam kaitan dengan logika,.
Dalam tataran logis, analogi terdefinisi dalam kontraposisi dengan
univokalitas dan equivokalitas. Analogi dalam kategori logika
memperlihatkan bahwa suatu sebutan dapat berbicara dalam tiga cara, yakni
secara univokal, secara equivokal dan secara analogis. Suatu sebutan
berbicara secara univokal ketika ia memiliki kesamaan nama atau konsep
(secundum idem nomen et secundum eadem rationem), atau definisi,
misalnya ketika kata ―hewan‖ digunakan untuk menunjuk kepada manusia
atau kepada monyet. Keduanya termasuk dalam kategori hewan. Suatu
sebutan berbicara secara equivokal ketika tersedia nama yang sama dengan
muatan konsep yang berbeda (secundum idem nomen et secundum diversam
rationem). Suatu sebutan berbicara secara analogis ketika dia menyampaikan
banyak hal di mana konsep dan definisinya beragam namun mengacu kepada
satu realitas yang sama (rationes et difisiones sunt diversae, sed attribuuntur
uni alcui eidem). Misalnya, kata ―sehat‖ mengungkapkan tubuh hewan, air
1
2
seni, dan makanan atau minuman tetapi tidak menurut satu makna yang
secara utuh sama dalam ketiga hal itu.
Metode menyamakan satu hal dengan hal yang lain inilah yang disebut
dengan analogi. Jika dalam penyimpulan generalisasi kita bertolak dari
sejumlah peristiwa pada penyimpulan, maka pada analogi kita bertolak dari
satu atau sejumlah peristiwa menuju kepada satu peristiwa lain yang sejenis.
Dalam berpikir,berbicara aja tentang dua hal yang berlainan. Dua hal yang
berlainan tersebut di bandingkan, jika dalam perbandigan tersebut hanya di
perhatikan persamaaanya saja tanpa melihat perbedaanya, maka tinmbul
analogi, yakni persamaan diantara dua perbedaan.
Oleh karena itu penting bagi kita untuk mengetahui analogi secara benar
agar tidak terjadi kekeliruan dalam membuat analogi. Dalam makalah ini
mencoba menjelaskan analogi dan beberapa hal yang berhubungan dengan
analogi berdasarkan beberapa referensi sehingga diperoleh suatu pemahaman
yang utuh. Dalam kehidupan sehari-hari seringkali kita menemukan
permasalahan dalam berinteraksi dan berkomunikasi dengan orang
3
lain. Permasalahan ini akibat dari logika bahasa yang sering kali salah.
Akibatnya pesan komunikasi tidak tersampaikan bahkan bisa berakibat fatal.
Misperseptions. Pertanyaannya kemudian adalah, bagiamanakah kita
berinteraksi yang baik dan benar? Tentunya kita sebagai mahkluk yang
berfikir, bisa menggunakan potensi akal. Diantaranya adalah menggunakan
logika. Berangkat dari permasalahan diatas, penulis mencoba menjelaskan
salah satu komponen ilmu logika yaitu Analogi sebagaimana akan dijelaskan
pada bab selanjutny
PEMBAHASAN
Analogi juga berkaitan dengan hukum atau yang disebut dengan analogi
hukum. Analogi hukum diartikan sebagai sebuah penafsiran pada suatu
peraturan-peraturan hukum melalui kiasan dalam kata-katanya yang ada di
dalam peraturan tersebut yang sesuai dengan asas hukum yang seolah-olah
memperluas keberlakuannya pada suatu peristiwa konkret yang belum ada
pengaturannya. Berdasarkan pendapat beberapa ahli, analogi hukum dapat
diterapkan pada hukum pidana dengan penerapan penafsiran dalam hukum
pidana yang hanya dapat bisa dilakukan jika terjadi kekosongan hukum untuk
4
5
Menurut Utrecht dalam analogi hukum dalam hal menarik garis pemisah
antara interpretasi ekstensif dan penerapan analogi:
I. Interpretasi Analogi: menjalankan UU setelah UU tersebut
dijelaskan.
Analogi: Menjelaskan suatu perkara dengan tidak menjalankan UU.
II. Interprestasi: menjalankan kaidah yang oleh UU tidak dinyatakan
dengan tegas.
Analogi: menjalankan kaidah tsb untuk menyelesaikan suatu perkara
yang tidak disinggung oleh kaidah, tetapi yang mengandung
kesamaan dengan perkara yang disinggung kaidah tersebut.
a. Analogi Induktif
b. Analogi Deklaratif
c. Pinjaman
Analogi ini digunakan untuk menjelaskan suatu hal lewat analogi yang
sifatnya “meminjam” persamaan atau perbedaan yang dimiliki hal tersebut
dengan hal lain yang dipakai untuk mengumpamakan hal tersebut.
d. Susunan
Analogi ini dipakai jika kamu ingin menyusun sebuah susunan
pengertian tentang sebuah hal tertentu melalui perumpamaan dalam hal
lain.
e. Palsu
10
Analogi ini dipakai untuk membuat sebuah hal yang terlihat seakan -
akan benar, meskipun analogi yang dipakai sama sekali tidak ada
hubungannya dengan hal tersebut.
1. Bila Anda ingin sukses di dalam kehidupan Anda, jangan takut untuk
merasa gagal, jangan takut untuk menerima penolakan, dan jangan
takut atas rasa sakit ketika Anda terjatuh. Anda harus mampu
bangkit lagi, berdiri lagi, berjuang, dan berani untuk melangkah lagi,
seperti seorang balita yang sedang belajar berjalan, tidak pernah
kenal lelah, dan tetap berdiri meskipun terjatuh berkali – kali.
Paragraf di atas menggambarkan gambaran yang serupa tentang
pergumulan hidup dengan seorang balita yang bangun dan bangun
setelah jatuh berkali-kali. Inilah yang ingin digambarkan dan
diharapkan oleh bagian ini dalam hidup Anda.
Jadi jika dilihat dari contoh kekeliruan yang terjadi pada analogi
induktif dan analogi deklaratif, analogi pincang bisa disimpulkan
sebagaimana sebuah analogi yang maknanya tidak benar-benar sesuai
dengan apa yang dikiaskan. Namun, bukan berarti keliru seluruhnya,
hanya kurang tepat saja. Analogi pincang terjadi bila orang yang
melakukannya tidak benar-benar memahami makna sebenarnya dari
benda atau hal yang dianalogikan.
16
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari hasil penjelasan dan komponen pembahasan dari awal hingga akhir
dapat dikatakan bahwa, logika yang merupakan ilmu untuk berpikir (analisa)
untuk mengarahkan kepada suatu cara berpikir yang benar dan dalam cara
berpikir tersebut terdapat analogi. Analogi dapat dimanfaatkan sebagai
penjelasan atau sebagai dasar penalaran yang sebagai penjelasan biasanya
disebut perumpamaan atau persamaan.
Bahwa satu-satunya jalan bagi seseorang yang berusaha untuk mencari
solusi dalam menghadapi masalah-masalah pokok pandangan dunia dan
masalah keyakinan adalah jalan logika atau metode rasional. Untuk
beranalogi harus memperhatikan faktor faktor tertentu agar tidak
menyebabkan suatu analogi itu menjadi analogi pincang. Analogi yang
pincang berarti berada dalam kesesatan berpikir. Analogi yang pincang hanya
di gunakan oleh orang yang tidak bertanggung jawab, untuk kepentingan
pribadi, dan menjatuhkan pendapat lawan. Maka dalam hal ini diringkas
menjadi beberapa point, yaitu sebagai berikut:
1. Analogi adalah kesimpulan yang ditarik dengan jalan menyampaikan
atau memperbandingkan suatu fakta khusus dengan fakta khusus lain.
2. Terdapat 3 unsur dalam penyimpulan analogi, yaitu peristiwa pokok
yang menjadi dasar analogi, persamaan principal yang menjadi
pengikat, dan ketiga fenomena yang hendak kita analogikan.
3. Macam analogi ada dua, yakni analogi induktif dan analogi deklaratif.
4. Dalam menilai keterpercayaan suatu analogi atau untuk menguji
apakah analogi yang dihasilkan cukup kuat untuk dipercaya
hendaknya melihat beberapa faktor-faktor berikut, yakni sedikit
banyaknya peristiwa sejenis yang dianalogikan, sedikit banyaknya
aspek-aspek yang menjadi dasar analogi, sifat dari analogi yang kita
17
18
.2 Saran
Audy, M. (2020, Juli 16). Pengertian Analogi dan Cara Penggunaannya Dalam Kalimat.
Retrieved 27 November 2021, from https://blog.typoonline.com/pengertian-
analogi-dan-cara-penggunaannya-dalam-kalimat/
kumparan.com. (2021, Juli 14). Apa Itu Analogi? Ini Pengertian dan Contohnya!
Retrieved 27 November 2021, from https://kumparan.com/berita-update/apa-
itu-analogi-ini-pengertian-dan-contohnya-1w8GKmSUvqH
Sari, R. S. (2016). Analisis Proses Berpikir Analogi Dalam Menyelesaikan Soal-Soal Materi
Limas dan Prisma Pada Siswa Kelas VII MTS Darul ‘Ulum Banda Aceh.
sastrawacana.com. (2020, April 28). engertian Analogi dan Jenisnya Menurut Para Ahli.
Retrieved 27 November 2021, from
https://www.sastrawacana.id/2020/04/pengertian-analogi-dan-jenisnya-
menurut.html
Weruin, U. U. (2017, Juni). Logika, Penalaran dan, Argumentasi Hukum. Jurnal Konstitusi,
14(2), 381-382.
Wijaya, P. (2021, Maret 23). Analogi Adalah; Arti, Tujuan, Macam, Ciri, & Contoh
Analogi. Retrieved 27 November 2021, from
https://reechadiana.blogspot.com/2021/03/analogi-materi-pembelajaran-
dalam-dasar.html
19
20